Anda di halaman 1dari 1

Arti Taqwa

Dalam huruf Arab, kata TAQWA dibangun oleh 4 huruf, yaitu : Ta, Qof, Wau, danAlif. Ta singkatan
dari Tawadlu, Qof singkatan dari Qonaah, Wau singkatan dariWara', dan Alif singkatan dari Inabat.
Tawadlu berarti merendah, tidak angkuh, tidak sombong, jujur, dan tidak takjub pada diri sendiri.
Qanaah artinya pasrah pada Allah, menerima apa adanya-menerima apa pun yang terjadi pada
hidupnya adalah upaya yang terbaik bagi dirinya.Qanaah berarti berbaik sangka pada Allah dan pada
siapapun. Wara' artinya artinya waspada---Wara' artinya senantiasa menjaga kebersihan hati,
perilaku, dan ucapan. Wara' akan merefleksikan sikap welas asih tanpa pilih kasih. Wara' berarti
lembut, halus, hening, dan tidak berisik. Inabat artinya berasal dari Allah dan kembali pada Allah.
Inabat berarti membiarkan diri kita untik digunakan Allah untuk memenuhi tujuan Allah. Inabat
berarti tidak pernah menentang kehendak Allah.

Aku baru menyadari bahwa dalam kata TAQWA itu terkandung niali-nilai ISLAM. Dengan jalan TAQWA
itu maka aku dapat mencapai gelar ULUL ALBAB. Siapakah ULUL ALBAB itu ? Ternyata jawabannya
aku temukan dalam Al-Qur'an :
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi ULUL ALBAB."
(Q.S 3:190).

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka me3mikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau mennciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka." (Q.S 3 :191)

Jadi ULUL ALBAB itu adalah orang yang telah mampu mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk,
dan berbaring. Berarti ULUL ALBAB itu adalah orang yang dapat mengingat Allah dalam segala
aktifitas. Bagaimana mungkin aku dapat mengingat sesuatu yang aku tidak tahu. Aku hanya dapat
mengingat sesuatu yang aku tahu. Berarti, kalau aku ingin ingat pada sesuatu,maka aku harus tahu
dulu yang akan aku ingat. Dengan demikian,ULUL ALBAB dapat dicapai, apabila aku telah mampu
mengenal-Nya melalui jalan TAQWA. sesuatu yang sangat logis. Memang Al-Qur'an itu luar biasa, bagi
vyang tahu.

Selama aku tidak Tawadlu, Qanaah, Wara' dan Inabat, selama itu pula aku tak akan sampai pada
yang maha suci, yang bersemayam di dalam 'Ars, di Rumah-Nya Baitullah. Berarti, untuk memasuki
Rumah-Nya, segala atribut, gelar kehormatan, harta, tahta, pakaian, kebesaran, dan segala bungkus-
bungkus luar yang aku miliki, harus aku tinggalkan. Aku harus pasrah, dan tidak terikat pada apa pun,
daripada Allah itu sendiri.

Ternyata, begitu aku berupaya mengalahkan diriku sendiri, merendah, pasrah, menyadari bahwa
sejujurnya aku belum tahu, berbaik sangka kepada siapa pun orang yang aku temui, aku lepaskan
sifat pilih kasihku, aku singkapkan batas-batas yang menghalangi silaturahmiku, sebagai jalan yang
dapat mengantarkan aku kepada tujuan hidupku, aku menekan sedalam-dalamnya segala
keinginanku untuk memamerkan apa yang "aku tahu" menurut persepsiku, aku perangi keinginanku
untuk selalu bertanya berbicara, aku selalu mengingat dan menjalankan apa yang diwasiatkan oleh
Guruku: hidup bergantung pada Allah berfikir positif, lapang dada, dan mengalir bersama
Allah. Ternyata... Subhanallah, Agama itu ada rasanya. Ternyata ilmu sejati itu tak akan pernah
didapat olehku, bila aku belum berhasil memenggal EGOku. Maha Suci Allah Yang Maha Agung.


Sumber : "Bertamu di Rumah-Nya" oleh Syaiful Karim diterbitkan oleh Pustaka Fauzan.

Anda mungkin juga menyukai