Anda di halaman 1dari 11

A.

MANAJEMENT UMUM


Dr. SP. Siagian Dalam buku Filsafat Administrasi Manajemen dapat didefinisikan sebagai
kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian
tujuan melalui orang lain. Prof. Dr. H. Arifin Abdulrachman Dalam buku Kerangka Pokok-
Pokok Management diartikan sebagai - kegiatan-kegiatan/aktivitas-aktivitas, - proses, yakni
kegiatan dalam rentetan urutan-urutan, - insitusi/orang-orang yang melakukan kegiatan atau
proses kegiatan. Ordway Tead Menurut Ordway Tead yang disadur oleh Drs. HE. Rosyidi
dalam buku Organisasi dan Manajemen mendefinisikan proses dan kegiatan pelaksanaan
usaha memimpin dan menunjukkan arah penyelenggaraan tugas suatu organisasi di dalam
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Marry Parker Follet Manajemen adalah sebagai
seni dalam menyelesaikan pekerjaan PENGERTIAN DAN PROSES PRODUKSI
PENGERTIAN DAN PROSES PRODUKSI
I.
1. Pengertian Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana sesungguhnya
sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah untuk memperoleh
suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan barang
atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi itu
dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah kegunaan
(Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara,
metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan
faktor produksi yang ada.
Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa
dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan
dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
I.
1. Jenis-Jenis Proses Produksi
Jenis-jenis proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses
produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk,
proses assembling, proses transportasi dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari,
2002). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk
akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan
proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).
Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan
terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir.
Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan
baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2002).
Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: (1) volume atau jumlah
produk yang akan dihasilkan, (2) kualitas produk yang diisyaratkan, (3) peralatan yang
tersedia untuk melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-
faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi.
Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit,
2002):
1.
1. Proses produksi terus-menerus
Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk
dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada
umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output
direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan
produk bersifat standar.


Topik :ManajemenProduksi


BAB I

PENDAHULUAN


Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan dagang yang menghasilkan barang dagangannya sendiri maka
diperlukan adanya proses produksi. Pada proses produksi tentu tidak bisa dilakukan dengan
sembarangan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan konsumen maka
perusahaan harus memanajemen proses produksi mulai dari tahap awal sampai tahap akhir
sehingga mendapatkan suatu barang yang berfungsi bagi calon konsumennya.

Perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu langkah-langkah atau susunan-susunan
yang akan dilakukan pada proses produksi.


Rumusan Masalah :

1. Apa itu proses produksi?

2. Bagaimana susunan produksi yang baik?

3. Apa sistem produksi?

4. Apa saja fasilitas yang diperlukan dalam proses produk






BAB II

PEMBAHASAN


Manajemen Produksi merupakan salah satu bidang manajemen yang penting bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Ketika mutu produk atau jasa menjadi kunci dalam
memenangi persaingan bisnis, peran manajemen produksi terasa semakin penting bagi
perusahaan. Kegiatan produksi yang buruk dapat mengakibatkan pemborosan dalam bentuk
menumpuknya persediaan. Kegiatan produksi yang buruk juga dapat berakibat pada
rendahnya mutu produk atau jasa yang dihasilkan. Banyak contoh perusahaan yang gagal
bersaing di pasar karena lemah dalam pengelolaan produksi. Di lain pihak, ada juga
perusahaan yang berhasil memenangi persaingan karena mengelola kegiatan produksinya
dengan baik.

Perancangan Sistem Produksi

Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus mempertimbangkan rancangan produk
(jasa), volume produksi, proses produksi, lokasi dan tata letak, serta rancangan kerja.

Rancangan produk (jasa). Rancangan produk dipelajari oleh bagian produksi untuk
mengetahui berbagai aspek yang berkaitan dengan proses produksi. Misalnya, apakah
teknologi yang dimiliki saat ini mampi memproduksi produk yang diusulkan. Jika tidak
memungkinkan, apakah teknologi yang ada harus diganti sebagian atau seluruhnya.

Volume produksi. Manajemen harus mempertimbangkan kapasitas produksi yang
dimiliki. Misalnya, apakah fasilitas produksi yang dimiliki mampu menghasilkan produk
dalam jumlah yang sesuai dengan yang diharapkan. Kemudian, berapa jumlah yang
diproduksi agar tidak terjadi kelebihan produksi,. Kelebihan produksi berarti
menumpuknya persediaan, yang berdampak buruk bagi keuangan perusahaan.

1. Proses produksi. Ketika merancang sistem produksi, manajemen harus
mempertimbangkan proses produksi yang paling efisien. Misalnya, apakah proses
produksi memerlukan dukungan teknologi baru, atau cukup hanya dengan
memodifikasi teknologi yang telah ada. Selain masalah efisiensi, proses produksi harus
mampu memenuhi tuntutan dari rancangan produk. Dengan demikian, produk yang
dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diaharapkan.

Lokasi dan tata letak. Setelah proses produksi dipilih, langkah selanjutnya adalah
merancang lokasi dan tata letak dari proses produksi. Lokasi dan tata letak didesain
sedemikian rupa sehingga efisien. Misalnya, gudang penyimpananbahan baku dan
barang jadi sebaiknya berdekatan dengan lokasi proses produksi. Keputusan lokasi dan
tata letak juga harus memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku. Pemerintah
biasanaya memiliki peraturan yang berkaitan dengan lokasi pabrik atau industri.

Rancangan pekerjaan. Tahap akhir dari perancangan sistem produksi adalah
menentukan pembagian kerja, membuat standar kerja, dan sebagainya. Melalui
rancangan pekerjaan, ditetapkan cara yang terbaik untuk melaksanakan pekerjaan. Pada
tahap ini juga ditentukan para pelaksana dari sistem operasi.

A.Jenis-jenis teknik pengolahan dan pengawetan makanan
1.Pendinginan
Pendiginan adalah penyimpanan bahan pangan di atas suhu pembekuan bahan yaitu -2
sampai +10
0
C. Cara pengawetan dengan suhu rendah lainya yaitu pembekuan.
Pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan dalam keadaan beku yaitu pada suhu 12
sampai -24
0
C. Pembekuan cepat (quick freezing) di lakukan pada suhu -24 sampai -
40
0
C. Pendinginan biasanya dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari
atau minggu tergantung pada macam bahan panganya, sedangkan pembekuan dapat
mengawetkan bahan pangan untuk beberapa bulan atau kadang beberapa tahun.
Perbedaan lain antara pendinginan dan pembekuan adalah dalam hal pengaruhnya
terhadap keaktifan mikroorganisme di dalam bahan pangan. Penggunaan suhu rendah
dalam pengawetan pangan tidak dapat membunuh bakteri, sehingga jika bahan pangan
beku misalnya di keluarkan dari penyimpanan dan di biarkan mencair kembali
(thawing), pertumbuhan bakteri pembusuk kemudian berjalan cepat kembali.
Pendinginan dan pembekuan masing-masing juga berbeda pengaruhnya terhadap rasa,
tekstur, nilai gizi, dan sifat-sifat lainya. Beberapa bahan pangan menjadi rusak pada
suhu penyimpangan yang terlalu rendah.

2.Pengeringan
pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air
dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui
penggunaan energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai
batas sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya. Keuntungan
pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume bahan menjadi lebih kecil
sehingga mempermudah dan menghemat ruang pengangkutan dan pengepakan,
berat bahan juga menjadi berkurang sehingga memudahkan transpor, dengan
demikian di harapkan biaya produksi menjadi lebih murah. Kecuali itu, banyak
bahan-bahan yang hanya dapat di pakai apabila telah di keringkan, misalnya
tembakau, kopi, the, dan biji-bijian. Penyedotan uap air ini daoat juga di lakukan
secara vakum. Pengeringan dapat berlangsung dengan baik jika pemanasan terjadi
pada setiap tempat dari bahan tersebut, dan uap air yang di ambil berasal dari semua
permukaan bahan tersebut. Factor-faktor yang mempengaruhi pengeringan terutama
adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan, aliran udara, tekanan uap di
udara, dan waktu pengeringan.
3.Pengemasan
Pengemasan merupakan bagian dari suatu pengolahan makanan yang berfungsi untuk
pengawetan makanan, mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air. Teknologi
pengemasan perkembangan sangat pesat khususnya pengemas plstik yang dengan
drastic mendesak peranan kayu, karton, gelas dan metal sebagai bahan pembungkus
primer.
Berbagai jenis bahan pengepak seperti tetaprak, tetabrik, tetraking merupakan jenis
teknologi baru bagi berbagai jus serta produk cair yang dapat dikemas dalam keadaan
qaseptiis steril. Sterilisasi bahan kemasan biasanya dilakukan dengan pemberian cairan
atau uap hydrogen peroksida dan sinar UV atau radiasi gama.
Jenis generasi baru bahan makanan pengemas ialah lembaran plstik berpori yang disebut
Sspore 2226, sejenis platik yang memilki lubang lubang . Plastik ini sangat penting
penngunaanya bila dibandingkan dengan plastic yang lama yang harus dibuat lubang
dahulu. Jenis plastic tersebut dapat menggeser pengguanaan daun pisang dan kulit
ketupat dalam proses pembuatan ketupat dan sejenisnya.
4.Pengalengan
Namun, karena dalam pengalengan makanan digunakan sterilisasi komersial (bukan
sterilisasi mutlak), mungkin saja masih terdapat spora atau mikroba lain (terutama yang
bersifat tahan terhadap panas) yang dapat merusak isi apabila kondisinya
memungkinkan. Itulah sebabnya makanan dalam kaleng harus disimpan pada kondisi
yang sesuai, segera setelah proses pengalengan selesai.
Pengalengan didefinisikan sebagai suatu cara pengawetan bahan pangan yang dipak
secara hermetis (kedap terhadap udara, air, mikroba, dan benda asing lainnya) dalam
suatu wadah, yang kemudian disterilkan secara komersial untuk membunuh semua
mikroba patogen (penyebab penyakit) dan pembusuk. Pengalengan secara hermetis
memungkinkan makanan dapat terhindar dan kebusukan, perubahan kadar air,
kerusakan akibat oksidasi, atau perubahan cita rasa.

PENETAPAN PROSES PRODUKSI DAN KONSEP
1. Mengerti dan memahami tentang apa yang dimaksudkan dengan produk, yang bisa
diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen (perusahaan) kepada konsumen.
Untuk dapat mencapai maksud tersebuty maka sudah selayaknya perusahaan
memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi bisnis,
diantaranya pembedaan (diferensiasi), biaya rendah (kepemimpinan biaya) , respon
cepat (rapid respon) atau konmbinasi diantaranya ketiga strategi tersebut. Tahapan
strategi pada awal pertumbuhan, kematangan dan penurunan. Penjelasan dari proses
tersebut ada priode:
- Perkenalan (introduction), masih menyesuaikan pasar dan banyak biaya untuk
melakukan 1) Riset, 2) Pengembangan produk, 3) Modifikasi proses, dan 4)
Pengembangan pemasok.
- Pertumbuhan (growth), desain produk sudah dalam keadaan stabil sehingga perlu
peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif dan perlu peningkatan kapasitas agar
dapat memenuhi permintaan konsumen.
- Kematangan (maturity), dimana pesaing sudah dapat dipastikan dan memerlukan
inovasi, pengendalian biaya harus lebih baik, meningkatkan keuntungan dengan
pembatasan lini produk.
- Penurunan (decline), produk ketinggalan dan hampir mati (kurang laku), maka
dimungkinkan untuk perlu menghentikan produksi produk tersebut dan menggantinya
dengan desain produk baru.

2. Mengerti dan memahami berbagai keadaan yang bisa memunculkan kesempatan untuk
penciptaan produk baru, dengan menganalisa produk berdasarkan nilai (product by value
analysis). Berdasarkan prinsip paretoyaitu focus pada permasalahan yang sedikit tetapi
penting, maka memilih desain produk yang cocok seharusnya mengacu pada prinsip
tersebut. Sehingga perlu menerapkan analisa produk berdasarkan nilai (product by value
analysis) yaitu mengurutkan produk dari nilai yang tertinggi ke nilai yang terendah,
berdasarkan kontribusi nilai uang dari masing-masing produk bagi perusahaan. Analisis
tersebut juga mengurutkan kontribusi pendapatan total tahunan dari tiap produk, sehingga
apabila kontribusi per-unit rendah kemungkinan akan terlihat berbeda jika tingkat
penjualannya tinggi.
3. Mengerti dan memahami system pengembangan produk. Produk yang dihasilkan
perusahaan, dalam perjalanannya tentu akan mengalami tahapan sesuai siklus hidupnya,
sehingga pemilihan produk, pendefinisian produk maupun desain produk perlu secara terus
menerus diperbaharui. Oleh karenanya mengetahui bagaimana menciptakan dan
mengembangkan produk baru hingga berhasil sudah merupakan suatu kewajiban perusahaan
yang ingin terus hidup. Peluang penciptaan produk baru harus terus digali. Keadaan yang
memberikan peluang munculnya produk-produk baru diantaranya adalah:

1). Pemahaman konsumen

2). Perubahan ekonomi

3). Perubahan sosiologis dan demografis

4). Perubahan Teknologi

5). Perubahan Politik atau Peraturan (undang-undang)

Perubahan yang lain seperti adanya: a. Praktek di pasar, b. Standar profesi,
c. Supplier, dan d. Distributor



4. Mengerti dan memahami berbagai isu yang berkaitan dengan desain produk, mengerti
dan memahami persaingan berdasarkan waktu, mengerti dan memahami dokumentasi
produksi, mengerti dan memahami konsep desain jasa, mengerti dan memahami tentang
pengertian kualitas, mengerti dan memahami konsep ISO, mengerti dan memahami
konsep TQM, mengerti dan memahami konsep pengawasan atau inspeksi.



Pentingnya produk baru bagi perusahaan, adalah upaya mengantisipasi
kompetitor. Perusahaan perlu terus menerus melakukan upaya penciptaan produk baru
atau pembaharuan produk untuk dapat mengimbangi persaingan yang dihadapi,
diantaranya produk substitusi maupun perubahan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Walaupun pada kenyataannya seringkali produk baru banyak yang gagal untuk dapat
dipasarkan, akan tetapi usaha yang terus-menerus untuk memperkenalkan produk baru
(promosi) harus tetap dilakukan. Oleh karenanya seleksi produk, pendefinisian produk
maupun desain produk sangat penting dilakukan terus menerus sehingga manajer
operasi dan organisasinya harus memahami benar resiko kegagalan yang mungkin
terjadi. Dan harus menampung banyak produk baru, sementara aktifitas yang dijalankan
tetap dilakukan


Sistim pengembangan produk bukan hanya demi keberhasilan suatu produk tetapi
juga untuk kepentingan masa depan perusahaan. Oleh karena itu dalam melakukan
pengembangan produk memerlukan tahapan sebagai berikut:

Ide yang bisa berasal dari berbagai sumber dari dalam perusahaan misalnya dari
bagian riset dan pengembangan, dan dari luar melalui pemahaman perilaku konsumen,
persaingan, teknologi, pekerja, persediaan. Tahapan ini menjadi dasar untuk memasuki
pasar dan biasanya mengikuti strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan.

Kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk dapat merealisasikan ide. Dengan
melakukan koordinasi dari berbagai bagian yang terkait di perusahaan yang
bersangkutan.

Permintaan konsumen, untuk bisa menang dalam persaingan dilakukan dengan cara
mengidentifikasi posisi dan manfaat produk yang diinginkan konsumen melalui atribut
tentang produk.

Spesifikasi fungsional: Bagaimana suatu produk bisa berfungsi? Dengan melalui
identifikasi karakteristik engineering produk, kemungkinan untuk bisa diperbandingkan
dengan produk dari pesaingnya.

Spesifikasi produk: Bagaimana produk tersebut dibuat? Melalui spesifikasi fisik seperti
menurut ukuran, dimensi, dll. Review desain:
Apakah spesifikasi produk sudah yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan konsumen ?
Test pasar: Apakah produk sudah memenuhi harapan konsumen? Untuk memastikan
prospek ke depannya adalah melalui perjualan dalam jumlah besar. Perkenalan di
pasar dengan memproduksi secara massal untuk dipasarkan, dengan promosi dan
pameran.

Evaluasi: untuk mengukur sukses atau gagal, karena apabila gagal secara cepat bisa
diganti produk lain yang lebih menguntungkan secara ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai