Anda di halaman 1dari 23

PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan')
adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses.
Termodinamika berhubungan dekat dengan mekanika statistik di mana banyak
hubungan termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi proses perubahan
wujud atau pertukaran energi, termodinamika klasik tidak berhubungan dengan
kinetika reaksi (kecepatan suatu proses reaksi berlangsung). Karena alasan ini,
penggunaan istilah "termodinamika" biasanya merujuk pada termodinamika
setimbang. Dengan hubungan ini, konsep utama dalam termodinamika adalah
proses kuasistatik, yang diidealkan, proses "super pelan". Proses termodinamika
bergantung-waktu dipelajari dalam termodinamika tak-setimbang.
Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Kumpulan
benda-benda yang sedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang berada
di sekeliling (di luar) sistem disebut lingkungan.
Prinsip-prinsip Termodinamika dapat dirangkum dalam 3 Hukum yaitu :
Hukum Termodinamika I :
berkenaan dengan kesetimbangan termal atau Konsep Temperatur.
Hukum Termodinamika I :
- konsep energi dalam dan menghasilkan prinsip kekekalan energi.
- menegaskan ke ekivalenan perpindahan kalor dan perpindahan kerja.
Hukum Termodinamika II :
memperlihatkan arah perubahan alami distribusi energi dan memperkenalkan
prinsip peningkatan entropi.

Hukum termodinamika pertama menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan
dan dimusnahkan tetapi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Prinsip tersebut juga di kenal dengan istilah konservasi energi. Hukum pertama
dapat dinyatakan secara sederhana ;selama interaksi antara sistem dan lingkungan,
jumlah energi yang diperoleh sistem harus sama dengan energi yang dilepaskan
oleh lingkungan.
Enegi dapat melintasi batas dari suatu sistem tertutup dalam dua bentuk yang
berbeda : panas (heat) dan kerja (work).
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan:
1. Dapat memahami Hukum pertama termodinamika dan konsep-konsepnya.
2. Dapat memahami panas, transfer energy panas, konsep kalor, panas jenis, dan laju
aliran kalor secara kuasistatik.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud Termodinamika?
2. Jelaskan tentang Hukum Pertama Termodinamika!
3. Apakah yang dimaksud dengan panas dan bagaimana mentransfer energy panas?
4. Bagaimana proses usaha adiabatic?
5. Apa sajakah bentuk-benyuk usaha mekanik?
6. Jelaskan tentang panas jenis dan laju kalor secara kuasistatik!





BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TRANSFER ENERGI PANAS
Transfer energi panas biasanya terjadi pada banyak proses kimia dan proses
lainnya. Transfer panas seringkali terjadi dalam bentuk kombinasi diantara
berbagai unit operasi, seperti pengeringan kayu atau makanan, pembakaran bahan
bakar, dan evaporasi. Transfer energi terjadi karena perbedaan temperatur dan
aliran panas dari temperatur yang tinggi ke yang rendah.
Dalam termodinamika, panas didefinisikan sebagai energi yang terkandung dalam
batasan sistem, dan energi tersebut mengalir karena perbedaan temperatur anatara
siatem dengan lingkungan. Hukum kedua termodinamika panas selalu mengalir
melewati batasan sistem menuju temperatur yang lebih rendah. Akan tetapi
termodinamika tidak menjelaskan bagaimana energi panas tersebut ditransfer. Ini
adalah tugas dari perpindahan panas untuk menjelaskannya. Terdapat tiga macam
jenis perpindahan panas, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
2.1.1 Perpindahan Energi Panas Konduksi
Perpindahan ini dapat terjadi pada benda padat, cair, maupun gas. Laju
perpindahan kalor melalui konduksi dapat dihitung secara makroskopik
berdasarkan Hukum Fourier.
Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari misalnya, ketika kita membuat
kopi atau minuman panas, lalu kita mencelupkan sendok untuk mengaduk
gulanya. Biarkan beberapa menit, maka sendok tersebut akan ikut panas. Panas
dari air mengalir ke seluruh bagian sendok. Atau contoh lain misalnya saat kita
membakar besi logam dan sejenisnya. Walau hanya salah satu ujung dari besi
logam tersebut yang dipanaskan, namun panasnya akan menyebar ke seluruh
bagian logam sampai ke ujung logam yang tidak ikut dipanasi. Hal ini
menunjukkan panas berpindah dengan perantara besi logam tersebut.
2.1.2 Perpindahan Energi Panas Radiasi
Perpindahan panas radiasi adalah pengetahuan mengenai transfer energi dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Tidak seperti perpindahan konduksi,
gelombang elektromagnetik tidak memerlukan medium untuk perambatan
energinya. Oleh karena kemampuannya merambat di ruangan vakum, radiasi
panas menjadi dominan pada transfer panas di ruang hampa dan di luar angkasa
Sebagai contoh, ketika matahari bersinar terik pada siang hari, maka kita akan
merasakan gerah atau kepanasan. Atau ketika kita duduk dan mengelilingi api
unggun, kita merasakan hangat walaupun kita tidak bersentukan dengan apinya
secara langsung. Dalam kedua peristiwa di atas, terjadi perpindahan panas yang
dipancarkan oleh asal panas tersebut sehingga disebut dengan Radiasi.
2.1.3 Perpindahan Energi Panas Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas karena perpindahan zat. Peristiwa konveksi
(aliran zat) terjadi pada perubahan suhu suatu zat. Zat cair atau gas yang terkena
panas molekul-molekulnya bertambah besar dan beratnya tetap, sehingga akan
bergerak ke atas. Gerakan ke atas ini akan diikuti oleh gerakan zat lain secara
terus-menerus sehingga terjadi aliran zat karena panas. Dari peristiwa aliran
inilah, maka panas dapat merambat secara konveksi.
Contoh ketika kita memanaskan air menggunakan kompor, kalor mengalir dari
nyala api (suhu lebih tinggi) menuju dasar wadah (suhu lebih rendah). Karena
mendapat tambahan kalor, maka suhu dasar wadah meningkat. Ingat ya, yang
bersentuhan dengan nyala api adalah bagian luar dasar wadah. Karena terdapat
perbedaan suhu, maka kalor mengalir dari bagian luardasar wadah (yang
bersentuhan dengan nyala api) menuju bagian dalamdasar wadah (yang
bersentuhan dengan air). Suhu bagian dalam dasar wadah pun meningkat. Karena
air yang berada di permukaan wadah memiliki suhu yang lebih kecil, maka kalor
mengalir dari dasar wadah (suhu lebih tinggi) menuju air (suhu lebih rendah).
2.2 BENTUK-BENTUK USAHA MEKANIK
2.2.1 Konsep Energi dan Hubungan Usaha-Energi
Aspek yang penting dari semua jenis energi adalah bahwa jumlah dari semua jenis
energi, energy total, tetap sama setelah proses apapun dengan jumlah sebelumnya:
yaitu energi dapat didefinisikan sedemikian sehingga energy merupakan
besaran yang kekal. Mendefinisikan energi dengan cara tradisional sebagai
kemampuan untuk melakukan kerja. Definisi yang sederhana ini tidak terlalu
tepat, dan tidak valid untuk semua jenis energi. Pada bagian ini kita hanya
membahas mengenai energi kinetik dan energi potensial.
Sebuah benda yang sedang bergerak memiliki kemampuan untuk melakukan kerja
dan dengan demikian dapat dikatakan mempunyai energi. Energi gerak yang
disebut energi kinetik. Energi kinetik berbanding lurus dengan massa benda dan
berbanding lurus dengan kuadrat laju. Dan dapat dituliskan:
EK = mv
2

Hubungan antara usaha dan energi kinetik, dimana kita dapat nyatakan usaha total
yang dilakukan pada sebuah benda sama dengan perubahan energi kinetiknya.
Dan dapat dituliskan
W
tot
= EK = EK
2
- EK
1

Jika usaha total yang dilakukan pada benda adalah positif, maka energi kinetik
benda bertambah. Jika usaha total yang dilakukan pada benda adalah negatif,
maka energi kinetik benda berkurang. Jika usaha total yang dilakukan pada benda
sebesar nol, energi kinetiknya tetap konstan.
Energi potensial adalah energi yang dihubungkan dengan gaya-gaya yang
bergantung pada posisi atau konfigurasi benda dan lingkungannya. Energi
potensial gravitasi sebuah benda sebagai hasil kali berat, mg, dan ketinggiannya,
y, di atas tingkat acuan tertentu. Dan dapat dituliskan
EP
grav
= mgy
Pada umumnya perubahan energi potensial yang dihubungkan dengan suatu gaya
tertentu, sama dengan negatif dari usaha yang dilakukan oleh gaya tersebut jika
benda dipindahka dari titk pertama ke titik kedua, yang secara matematis dapat
dirumuskan
W
G
= - EP
Secara alternatif, kita dapat mendefinisikan perubahan energi potensial sebagai
usaha yang dibutuhkan oleh gaya eksternal untuk memindahkan benda tanpa
percepatan antara dua titik. Dan dapat dirumuska secara metematis
W
ext
= EP
Energi potensial elastik berbanding lurus dengan kuadrat panjang rentangannya,
dan dapat dirumuskan sebagai berikut
EP
elastic
= kx
2

Dalam membahas konsep energi, juga akan dibahas mengenai gaya konservatif
dan gaya non konservatif. Gaya-gaya seperti gravitasi, dimana usaha yang
dilakukan tidak bergantung pada lintasan tetapi hanya pada posisi awal dan akhir,
disebut gaya-gaya konservatif. Gaya non konservatif contohnya gaya gesekan, ini
disebabkan karena dibutuhkan usaha yang lebih besar untuk mengatasi gesekan,
karena jaraknya lebih jauh dan tidak seperti gaya gravitasi, gaya gesekan selalu
memiliki arah yang berlawanan dengan arah gerak benda.
Prinsip kekekalan energi mekanik untuk gaya-gaya konservatif : Jika hanya
gaya-gaya konservatif yang bekerja, energi mekanik total dari sebuah sistem tidak
bertambah maupun berkurang pada proses apa pun. Energi tersebut tetap konstan
(kekal). Yang dapat dituliskan
E
2
= E
1
= konstan
EK
2
+EP
2
= EK
1
+EP
1


2.2.2 ENERGI
Jika sebuah benda menempuh jarak sejauh S akibat gaya F yang bekerja pada
benda tersebut maka dikatakan gaya itu melakukan usaha, dimana arah gaya F
harus sejajar dengan arah jarak tempuh S.
USAHA adalah hasil kali (dot product) antara gaya dan jarak yang ditempuh.

W = F S = |F| |S| cos q

q = sudut antara F dan arah gerak

Satuan usaha/energi : 1 Nm = 1 Joule = 10
7
erg
Dimensi usaha energi: 1W] = [El = ML2T-2


Kemampuan untuk melakukan usaha menimbulkan suatu ENERGI (TENAGA).

Energi dan usaha merupakan besaran skalar.

Beberapa jenis energi di antaranya adalah:
1. ENERGI KINETIK (E
k
)
E
k trans
= 1/2 m v
2

E
k rot
= 1/2 I w
2

m = massa
v = kecepatan
I = momen inersia
w = kecepatan sudut
2. ENERGI POTENSIAL (E
p
)
E
p
= m g h
h = tinggi benda terhadap tanah


3. ENERGI MEKANIK (E
M
)E
M
= E
k
+ E
p

Nilai E
M
selalu tetap/sama pada setiap titik di dalam lintasan suatu benda.
Pemecahan soal fisika, khususnya dalam mekanika, pada umumnya didasarkan
pada HUKUM KEKEKALAN ENERGI, yaitu energi selalu tetap tetapi
bentuknya bisa berubah; artinya jika ada bentuk energi yang hilang harus ada
energi bentuk lain yang timbul, yang besarnya sama dengan energi yang hilang
tersebut.
E
k
+ E
p
= E
M
= tetap
E
k1
+ E
p1
= E
k2
+ E
p2



2.2.3 Energi Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang berkaitan dengan gerak atau kemampuan
untuk bergerak. Ada dua macam energi mekanik yaitu ; energi kinetik dan energi
potensial.
a. Energi kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya atau
kelajuannya. Energi kinetik dirumuskan :
EK = energi kinetik (joule atau J), m = massa (kg), v = kelajuan
b. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda karena posisinya. Energi
potensial dapat dirumuskan:
EP = energi potensial gravitasi (joule atau J), m = massa (kg), g = percepatan
gravitasi (m/s2), h = ketinggian benda dari acuan (m).

Konsep Energi dan Perubahannya dalam keseharian
a. Konversi energy
Konversi energi adalah perubahan bentuk energi dari bentuk satu ke bentuk
lainnya.
b. Konverter energi
Konverter energi adalah alat atau benda yang melakukan konversi energi.
Beberapa konverter energi yaitu:
1. Setrika listrik mengubah energi listrik menjadi kalor
2. Ayunan mengubah energi kinetik menjadi energi potensial energi potensial
menjadi energi kinetik
3. Rem mobil mengubah energi kinetik menjadi energi kalor.

2.3 KONSEP KALOR
2.3.1 Pengertian Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu
dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang
dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah
maka kalor yang dikandung sedikit.
Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor
1. massa zat
2. jenis zat (kalor jenis)
3. perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Q = m.c.(t2 t1)
Dimana :
Q adalah kalor yang dibutuhkan (J)
m adalah massa benda (kg)
c adalah kalor jenis (J/kgC)
(t2-t1) adalah perubahan suhu (C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis
Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang
digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U
adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu
kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c)
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
benda sebesar 1 derajat celcius.
H = Q/(t2-t1)
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg
zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor
jenis adalah kalorimeter.
c = Q/m.(t2-t1)
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru
H = m.c
Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap.
Dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.


Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu
sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah
semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya
mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud
menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan
kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5)
2.4 USAHA ADIABATIK
2.4.1 Proses Adiabatik
Proses adiabatic adalah proses yg terjadi pd suatu sistem apabila selama
berlangsungnya proses tidak ada panas (kalor) yg masuk atau keluar.
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar
(dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas
sama dengan perubahan energi dalamnya (W = U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume
masing-masing p
1
dan V
1
mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan
volume gas berubah menjadi p
2
dan V
2
, usaha yang dilakukan gas dapat
dinyatakan sebagai.

Dimana adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar
gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari
1 ( > 1).


Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p V dengan bentuk kurva yang
mirip dengan grafik p V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan
yang lebih curam.
2.5 ENERGI DALAM
2.5.1 Energi Dalam
Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam.
Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat
mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha,
gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas
tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.
Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam
keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata
dari seluruh partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu
mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi
kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di dalam
gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding dengan
suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan
perubahan energi dalam gas. Secara matematis, perubahan energi dalam gas
dinyatakan sebagai

untuk gas monoatomik :
untuk gas diatomic :
Dimana adalah perubahan energi dalam gas, adalah jumlah mol gas, adalah
konstanta umum gas (R = 8,31 J mol1 K1, dan _T adalah perubahan suhu gas
(dalam kelvin).
2.5.2 Energi internal dari suatu sistem termodinamika tertutup

Ini penjumlahan di atas dari semua komponen perubahan energi dalam berasumsi
bahwa energi panas menunjukkan positif ditambahkan ke dalam sistem atau kerja
yang dilakukan pada sistem, sementara energi negatif menunjukkan kerja dari
sistem terhadap lingkungan. Biasanya hubungan ini dinyatakan dalam istilah yang
sangat kecil menggunakan istilah diferensial masing-masing. Hanya energi
internal adalah diferensial yang tepat. Untuk sistem hanya menjalani proses
termodinamika, yaitu sistem tertutup yang hanya dapat bertukar panas dan kerja,
perubahan energi internal.


2.6 HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum
universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan
perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling
umum dari hukum pertamatermodinamika ini berbunyi:
Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan
jumlahenergi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi
dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang
melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan
kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan
oleh Rudolf Clausiuspada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut
'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan dengan
lingkungannya pada suatu proses adiabatik."

2.7 PANAS JENIS
Panas jenis adalah Jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan
suhu dari suatu bahan bermassa m sebesar satu derajat
dinamakan panas jenis dari bahan tersebut. Sehingga, jika panas sejumlah Q
ditambahkan kesuatu bahan bermassa m yang mempunyai panas jenis c.
Di dalam sistem MKS, satuan untuk panas adalah kilokalori
dand i d e f i n i s i k a n s e d e mi k i a n h i n g g a p a n a s j e n i s a i r
a d a l a h s a t u y a n g b e r ma k n a b a h wa a p a b i l a s a t u
k i l o k a l o r i p a n a s d i b e r i k a n k e p a d a s a t u kilogram air, maka suhu
air akan naik sebesar satu derajat Celsius. Apabiladua at au l ebi h z at
dengan s uhu yang ber bedabeda di campur kan, mer eka akan
setimbang termal setelah beberapa saat karena panas akan mengalir dari
zat bersuhu lebih tinggi ke zat yang bersuhu lebih rendah sampai semua zat
mempunyai suhu yang sama.

Jika bahan-bahan penyusun sistem diisolasi s edemi ki an hi ngga t i dak ada
per t ukar an panas dengan l i ngkungannya, proses tersebut dinamakan
adiabatik. Karena panas merupakan satu bentuk dar i ener gi , hokum
kekekal an ener gi mens yar at kan bahwa unt uk s uat u proses
adiabatik jumlah seluruh perpindahan panas antar penyusun
system harus sama dengan nol.

Catatan: jika panas ditambahkan kepada suatu sistem, maka
Tak > Taw
Dan Q bernilai positif;
jika panas diambil dari sistem maka
Tak < Taw
Dan Q bernilai negatif.
Di dalam percobaan ini, sepotong daging ayam (atausosis) seberat mA akan
dipanasi pada suhu TL.

Daging ayam yang panas ini kemudian dimasukkan ke dalam air bermassa ma
dengan suhu Ta yang telah diketahui. Jika Ta < TA panas akan mengalir dari
daging ke air sampai suhu setimbang Ts dicapai. Maka jumlahan perpindahan
panas sama dengan nol.


2.7 RESERVOIR ENERGI PANAS
(Thermal Energy Reservoirs)
Perlu diketahui istilah reservoir energi panas (Thermal Energy Reservoir) atau
lebih umum disebut dengan reservoir. Reservoir mempunyai pengertian adalah
suatu benda/zat yang mempunyai kapasitas energi panas (massa x panas jenis)
yang besar. Artinya reservoir dapat menyerap/ menyuplai sejumlah panas yang
tidak terbatas tanpa mengalami perubahan temperatur. Contoh dari benda/zat
besar yang disebut reservoir adalah samudera, danau dan sungai untuk benda
besar berujud air dan atmosfer untuk benda besar berujud udara.Sistem dua-fasa
juga dapat dimodelkan sebagai suatu reservoir, karena sistem dua-fasa dapat
menyerap dan melepaskan panas tanpa mengalami perubahan temperatur.

Dalam praktek, ukuran sebuah reservoir menjadi relatif. Misalnya, sebuah
ruangan dapat disebut sebagai sebuah reservoir dalam suatu analisa panas yang
dilepaskan oleh pesawat televisi.

Reservoir yang menyuplai energi disebut dengan source dan reservoir yang
menyerap energi disebut dengan sink.

http://nopput.blogspot.com/2012/10/panas-dan-hukum-pertama-termodinamika.html

hukum termodinamika
Bab I
Pendahuluan
Hukum kekekalan energi adalah salah satu dari hukum-hukum kekekalan yang
meliputi energi kinetik dan energi potensial. Hukum ini adalah hukum pertama dalam
termodinamika. Hukum Kekekalan Energi yaitu (Hukum I Termodinamika) berbunyi:
"Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan
ataupun dimusnahkan (konversi energi)". Hukum pertama termodinamika adalah suatu
pernyataan mengenai hukum universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan
perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum
dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi: Kenaikanenergi internal dari
suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas yang ditambahkan
ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem
terhadap lingkungannya.
Bab II
Konsep dasar Termodinamika
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott
Joule yang melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa
panas dan kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama
diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E,
yang disebut 'energi', yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang
dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik."
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika,
yaitu:
Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan
sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan
perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan
total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang
dilakukan terhadap sistem.
Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan
bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk
meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut,
semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.
Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna
pada temperatur nol absolut bernilai nol.

Termodinamika juga berhubungan dekat dengan mekanika statistik di
mana banyak hubungan termodinamika berasal. Pada sistem di mana terjadi
proses perubahan wujud atau pertukaran energy.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan
lingkungan:
* sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan lingkungan.
Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung gas terisolasi.
* sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem tertutup
di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan
lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau keduanya biasanya
dipertimbangkanh sebagai sifat pembatasnya:
- pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
- pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
* sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan
lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka. Dalam kenyataan, sebuah
sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit
pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis
sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari
sistem. Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini
disebut dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem). Untuk keadaan termodinamika
tertentu, banyak sifat dari sistem dispesifikasikan. Properti yang tidak tergantung
dengan jalur di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut, ini disebut fungsi
keadaan dari sistem. Bagian selanjutnya dalam hal ini hanya mempertimbangkan
properti, yang merupakan fungsi keadaan. Jumlah properti minimal yang harus
dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari sistem tertentu ditentukan oleh Hukum
fase Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan dengan properti sistem yang lebih besar,
dari jumlah minimal tersebut. Pengembangan hubungan antara properti dari keadaan
yang berlainan dimungkinkan.Persamaan keadaan adalah contoh dari hubungan
tersebut.
Hukum I Termodinamika berkaitan dengan Hukum Kekekalan Energi untuk
sebuah sistem yang sedang melakukan pertukaran energi dengan lingkungan dan
memberikan hubungan antara kalor, energi, dan kerja (usaha). Hukum I Termodinamika
menyatakan bahwa untuk setiap proses, apabila kalor ditambahkan ke dalam sistem dan
sistem melakukan usaha, maka akan terjadi perubahan energi. Jadi, dapat dikatakan
bahwa Hukum I Termodinamika menyatakan adanya konsep kekekalan energi. Energi
dalam sistem merupakan jumlah total semua energi molekul pada sistem. Apabila usaha
dilakukan pada sistem atau sistem memperoleh kalor dari lingkungan, maka energi
dalam pada sistem akan naik. Sebaliknya, energi dalam akan berkurang apabila sistem
melakukan usaha pada lingkungan atau sistem memberi kalor pada lingkungan. Dengan
demikian, perubahan energi dalam pada sistem yang tertutup merupakan selisih kalor
yang diterima dengan usaha yang dilakukan oleh sistem. Secara matematis, Hukum
Pertama Termodinamika dituliskan sebagai berikut.
Q = U + W .. (11)
dengan: Q = kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem,
U = U2 U1 = perubahan energi dalam sistem, dan
W = usaha yang dilakukan sistem.
Perjanjian tanda yang berlaku untuk Persamaan (1-1) tersebut adalah sebagai berikut.
1. Jika sistem melakukan kerja maka nilai W berharga positif.
2. Jika sistem menerima kerja maka nilai W berharga negatif
3. Jika sistem melepas kalor maka nilai Q berharga negatif
4. Jika sistem menerima kalor maka nilai Q berharga positif
1. Perubahan Energi Dalam
Perubahan energi dalam U tidak bergantung pada proses bagaimana keadaan sistem
berubah, tetapi hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir sistem
tersebut. Telah diketahui bahwa proses-proses dalam termodinamika terbagi atas
empat jenis, yaitu isotermal, isokhorik, isobarik, dan adiabatik. Perubahan energi dalam
terjadi pada setiap proses tersebut dijelaskan sebagai berikut.
a. Proses Isotermal merupakan suatu proses yang terjadi dalam sistem pada suhu tetap.
Besar usaha yang dilakukan sistem proses isotermal ini adalah W = nRT In (V
2
/V
1
). Oleh
karena T = 0, menurut Teori Kinetik Gas, energi dalam sistem juga tidak berubah (U =
0) karena perubahan energi dalam bergantung pada perubahan suhu. Ingatlah kembali
persamaan energi dalam gas monoatomik yang dinyatakan dalam persamaan U = 3/2
nRT. Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses
isotermal ini dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = U + W = 0 + W
Q = W = nR T ln (V
2
/V
1
) (1 -10)

b. Proses Isokhorik Dalam proses isokhorik perubahan yang dialami oleh sistem berada
dalam keadaan volume tetap. Diketahui bahwa besar usaha pada proses isokhorik
dituliskan W = pV = 0. Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika
untuk proses ini dituliskan sebagai
Q = U + W = U + 0
Q = U = U
2
- U
1
(1-11)
Dari Persamaan (1-11) dapat diyatakan bahwa kalor yang diberikan pada sistem hanya
digunakan untuk mengubah energi dalam sistem tersebut. Jika persamaan energi dalam
untuk gas ideal monoatomik disubstitusikan ke dalam Persamaan (1-11), didapatkan
perumusan Hukum Pertama Termodinamika pada proses isokhorik sebagai berikut.
Q = U = 3/2 nR T (1-12)
Q = U
2
- U
1
= 3/2 nR (T
2
T
1
) (1-13)

c. Proses Isobarik Jika gas mengalami proses isobarik, perubahan yang terjadi pada gas
berada dalam keadaan tekanan tetap. Usaha yang dilakukan gas dalam proses ini
memenuhi persamaan W = P V = p(V
2
V
1
). Dengan demikian, persamaan Hukum
Pertama Termodinamika untuk proses isobarik dapat dituliskan sebagai berikut.
Q = U + W
Q = U + p(V
2
V
1
) (9-14)
Untuk gas ideal monoatomik, Persamaan (1-14) dapat dituliskan sebagai :
Q = 3/2 nR (T
2
T
1
) + p (V
2
V
1
) (1-15)

d. Proses adiabatic Dalam pembahasan mengenai proses adiabatik, diketahui bahwa
dalam proses ini tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem sehingga Q = 0.
Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk proses adiabatik ini dapat dituliskan
menjadi
Q = U + W
0 = U + W
W = - U = - (U
2
- U
1
) (1-16)

Berdasarkan Persamaan (1-16) tersebut, dapat disimpulkan bahwa usaha yang dilakukan
oleh sistem akan mengakibatkan terjadinya perubahan energi dalam sistem di mana
energi dalam tersebut dapat bertambah atau berkurang dari keadaan awalnya.
Persamaan Hukum Pertama Termodinamika untuk gas ideal monoatomik pada proses
adiabatik ini dituliskan sebagai :
W = - U = - 3/2 nR (T
2
T
1
) (1-17)

Energi dalam secangkir kopi hanya bergantung pada keadaan termodinamikanya
(seberapa banyak kopi dan air yang dikandungnya, dan berapa suhunya). Energi tersebut
tidak bergantung pada proses persiapan kopinya, yaitu lintasan termodinamika yang
membawanya ke keadaan yang sekarang. (Sumber: Fisika Universitas, 2000)
2. Kapasitas Kalor.
Kapasitas kalor gas adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu gas
sebesar 1C, untuk volume tetap disebut CV dan untuk tekanan tetap disebut Cp. Secara
matematis, kapasitas kalor (C) dinyatakan dengan persamaan :
C = Q/T (118)
Pada gas, perubahan suhu dapat dilakukan dengan proses isobarik atau proses isokhorik.
Dengan demikian, kapasitas kalor gas dapat dibedakan menjadi dua, yakni kapasitas
kalor pada tekanan tetap (Cp) dan kapasitas kalor pada volume tetap (V). Perumusan
kedua pada kapasitas kalor tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
C
p
= Q
P
/T dan C
V
= Q
V
/T (119)
Jika besaran Q
P
dan Q
V
dimasukkan ke dalam persamaan Hukum Pertama
Termodinamika, akan didapatkan persamaan berikut.
a. Pada proses isokhorik
Q
V
= U + W (120)
Oleh karena dalam proses ini volume sistem tetap (U = 0) maka usaha sistem W = 0
sehingga didapatkan persamaan :
Q
V
= U (121)
b. Pada proses isobaric
Q
P
= U + W
Oleh karena dalam proses ini tekanan sistem tetap ( p + 0), usaha sistem W = p V.
Dengan demikian, persamaan Hukum Pertama Termodinamika dapat dituliskan
Q
P
= U + p V (122)
Dengan melakukan substitusi Persamaan (121) ke Persamaan (122) dapat dituliskan
persamaan
Q
p
= U + p V atau Q
p
Q
V
= p V (123)
Selanjutnya, jika Persamaan (919) disubstitusikan Persamaan (123) akan diperoleh
persamaan
(C
p
T) (C
V
T) = p V
(C
p
C
V
)T = p V
C
p
C
V
= p V / T (124)
Berdasarkan persamaan keadaan gas ideal pV = nRT, Persamaan (124) dapat dituliskan
menjadi
C
p
C
V
= nR (125)
Untuk gas monoatomik, energi dalam gas dinyatakan dengan persamaan :
U = 3/2 nRT
Dengan demikian, kapasitas kalor pada proses isokhorik (Q
V
= U) dapat dituliskan
sebagai :
C
V
= 3/2 nR (126)
Umumnya memasak melibatkan proses isobarik. Hal ini disebabkan karena tekanan
udara di atas panci, wajan, atau dalam oven microwave tetap konstan sementara
makanan dipanaskan. (Sumber: Fisika Universitas, 2000)
Besar C
p
dapat ditentukan dari Persamaan (125) sehingga diperoleh :
C
p
= C
V
+ nR
C
p
= 3/2 nR + nR
C
p
= 5/2 nR (127)

Bab III
Penerapan Hukum I Termodinamika.
Sadi Carnot ialah seorang ilmuwan yang lahir di Paris, Prancis. Sebagian besar
waktunya ia gunakan untuk menyelidiki mesin uap. Pada 1824, ia mempublikasikan esai
yang berjudul Rflexions sur la puissance motrice du feu et sur les machines propres
dvelopper cette puissance. Penemuannya menjadi dasar ilmu termodinamika dan
memberikan manfaat besar terhadap kehidupan manusia.(Sumber: www.all
iographies.com)
Siklus Carnot dan Efisiensi Mesin.
Keadaan suatu sistem dalam termodinamika dapat berubah-ubah, berdasarkan
percobaan besaran-besaran keadaan sistem tersebut. Namun, besaran-besaran keadaan
tersebut hanya berarti jika sistem berada dalam keadaan setimbang. Misalnya, jika di
amati suatu gas yang sedang memuai di dalam tabung, temperatur dan tekanan gas
tersebut di setiap bagian tabung dapat berubah-ubah. Oleh karena itu,tidak dapat
menentukan suhu dan temperatur gas saat kedua besaran tersebut masih berubah. Agar
dapat menentukan besaran-besaran keadaan gas, gas harus dalam keadaan reversibel.
Apakah yang dimaksud dengan proses reversible, Proses reversibel adalah suatu proses
dalam sistem di mana sistem hampir selalu berada dalam keadaan setimbang. Gambar
dibawah merupakan perubahan gas pada siklus reversible.
Gambar 8. Perubahan keadaan gas dalam siklus reversibel.
Dari grafik pV tersebut, suatu gas mengalami perubahan keadaan dari A ke B.
Diketahui bahwa pada keadaan A sistem memiliki tekanan p
1
dan volume V
1
. Pada
tekanan B, tekanan sistem berubah menjadi p
2
dan volumenya menjadi V
2
. Jika gas
tersebut mengalami proses reversibel, keadaan gas tersebut dapat dibalikkan dari
keadaan B ke A dan tidak ada energi yang terbuang. Oleh karena itu, pada proses
reversibel, kurva pV yang dibentuk oleh perubahan keadaan sistem dari A ke B dan dari
B ke A adalah sama. Dalam kenyataannya, sulit untuk menemukan proses reversibel
karena proses ini tidak memperhitungkan energi yang hilang dari dalam sistem
(misalnya, gesekan). Namun, proses reversibel memenuhi Hukum Pertama
Termodinamika. Yang dimaksud Siklus termodinamika adalah proses yang terjadi pada
sistem sehingga akhirnya sistem kembali pada keadaan awalnya. Prinsip siklus
termodinamika ini kali pertama dijelaskan oleh seorang insinyur Perancis bernama Sadi
Carnot dan disebut siklus Carnot. Siklus Carnot adalah suatu siklus ideal reversibel yang
terdiri atas dua proses isotermal dan proses adiabatik. seperti terlihat pada Gambar 9.
gambar 9. Siklus Carnot.
Siklus Carnot ini merupakan salah satu prinsip dasar siklus termodinamika yang
digunakan untuk memahami cara kerja mesin Carnot. Perhatikanlah Gambar 10.
Gambar 10. Siklus Carnot pada mesin Carnot.
Pada gambar tersebut suatu gas ideal berada di dalam silinder yang terbuat dari
bahan yang tidak mudah menghantarkan panas. Volume silinder tersebut dapat diubah
dengan cara memindahkan posisi pistonnya. Untuk mengubah tekanan gas, diletakkan
beberapa beban di atas piston. Pada sistem gas ini terdapat dua sumber kalor yang
disebut reservoir suhu tinggi (memiliki suhu 300 K) gas memiliki temperatur tinggi (300
K), tekanan tinggi (4 atm), dan volume rendah (4 m
3
).Berikut urutan keempat langkah
proses yang terjadi dalam siklus Carnot.
a. Pada langkah, gas mengalami ekspansi isotermal. Reservoir suhu tinggi menyentuh
dasar silinder dan jumlah beban di atas piston dikurangi. Selama proses ini berlangsung,
temperatur sistem tidak berubah, namun volume sistem bertambah. Dari keadaan 1 ke
keadaan 2, sejumlah kalor (Q
1
) dipindahkan dari reservoir suhu tinggi ke dalam gas.
b. Pada langkah kedua, gas berubah dari keadaan 2 ke keadaan 3 dan mengalami proses
ekspansi adiabatik. Selama proses ini berlangsung, tidak ada kalor yang keluar atau
masuk ke dalam sistem. Tekanan gas diturunkan dengan cara mengurangi beban yang
ada di atas piston. Akibatnya, temperatur sistem akan turun dan volumenya bertambah.
c. Pada langkah ketiga, keadaan gas berubah dari keadaan 3 ke keadaan 4 melalui proses
kompresi isotermal. Pada langkah ini, reservoir suhu rendah (200 K) menyentuh dasar
silinder dan jumlah beban di atas piston bertambah. Akibatnya tekanan sistem
meningkat, temperaturnya konstan, dan volume sistem menurun. Dari keadaan 3 ke
keadaan 4, sejumlah kalor (Q
2
) dipindahkan dari gas ke reservoir suhu rendah untuk
menjaga temperatur sistem agar tidak berubah.
d. Pada langkah keempat, gas mengalami proses kompresi adiabatik dan keadaannya
berubah dari keadaan 4 ke keadaan1. Jumlah beban di atas piston bertambah. Selama
proses ini berlangsung, tidak ada kalor yang keluar atau masuk ke dalam sistem, tekanan
sistem meningkat, dan volumenya berkurang. Menurut kurva hubungan pV dari siklus
Carnot, usaha yang dilakukan oleh gas adalah luas daerah di dalam kurva pV siklus
tersebut. Oleh karena siklus selalu kembali ke keadaannya semula, Usiklus = 0 sehingga
persamaan usaha siklus (Wsiklus) dapat dituliskan menjadi
W
siklus
= Q
siklus
= (Q
1
Q
2
) (128)
dengan:
Q
1
= kalor yang diserap sistem, dan
Q
2
= kalor yang dilepaskan sistem.
Ketika mesin mengubah energi kalor menjadi energi mekanik (usaha). Perbandingan
antara besar usaha yang dilakukan sistem (W) terhadap energi kalor yang diserapnya
(Q
1
) disebut sebagai efisiensi mesin. Persamaan matematis efisiensi mesin ini dituliskan
dengan persamaan :
= (W/Q
1
) x 100 % (129)
dengan = efisiensi mesin.
Oleh karena usaha dalam suatu siklus termodinamika dinyatakan dengan
W = Q
1
Q
2


maka Persamaan (130) dapat dituliskan menjadi :
= (Q
1
- Q
2
/ Q
1
) x 100 %
(130)
Pada mesin Carnot, besarnya kalor yang diserap oleh sistem (Q
1
) sama dengan
temperatur reservoir suhu tingginya (T
1
). Demikian juga, besarnya kalor yang dilepaskan
sistem (Q
2
) sama dengan temperatur reservoir suhu rendah mesin Carnot tersebut. Oleh
karena itu, Persamaan (130) dapat dituliskan menjadi :
(131)
Dari Persamaan (131) tersebut, dapat disimpulkan bahwa efisiensi mesin Carnot dapat
ditingkatkan dengan cara menaikkan temperatur reservoir suhu tinggi atau menurunkan
temperatur reservoir suhu rendah.

Lokomotif Uap
Lokomotif uap ini bekerja dengan menggunakan hukum pertama
termodinamika. Saat panas dihasilkan oleh batubara atau kayu yang dibakar dalam
mesin lokomotif, sebagian energi menaikkan suhu air (yang mendidih dan menghasilkan
uap) dalam mesin. Sisa energi dipakai guna mengekspansikan uap untuk menghasilkan
kerja dan menggerakkan lokomotif. (Sumber: Fisika Universitas, 1998)
Didalam cylinder mesin uap terdapat piston yang mempunyai piston rod yang
dihubungkan dengan cross head yang berada diluar cylinder. Cross head dihubungkan
oleh connecting rod dengan crank shaft (tidak tampak pada gambar), sehingga apabila
piston bergerak kian kemari maka crank shaft dapat berputar. Slide valve yang
mempunyai valve rod digerakkan oleh crank shaft melalui eksentrik, sehingga slide valve
dapat bergerak kian kemari sambil membuka dan menutup dua buah lubang uap yang
berhubungan dengan cylinder. Valve box dimana slide valve berada mempunyai dua
saluran, saluran pemasukan yang dihubungkan dengan boiler untuk menyalurkan uap
dengan tekanan tinggi (warna merah), dan saluran pembuangan yang dihubungkan
dengan cerobong untuk membuang uap bekas (warna biru).

Pada waktu piston mencapai posisi paling kiri, maka slide valve akan membuka
lubang uap cylinder bagian kiri sehingga uap dari boiler dapat masuk kedalam cylinder
pada bagian kiri dari piston dan mendorong piston kekanan, sementara itu lubang uap
sebelah kanan dihubungkan dengan saluran pembuangan sehingga uap bekas dapat
terbuang keluar melalui cerobong. Sebelum akhir langkah piston, lubang uap tersebut
sudah ditutup oleh slide valve sehingga pasokan uap terhenti namun piston tetap
bergerak kekanan karena ekpansi dari uap. Pada waktu piston mencapai posisi paling
kanan, maka slide valve akan membuka lubang uap cylinder bagian kanan sehingga uap
dari boiler dapat masuk kedalam cylinder pada bagian kanan piston dan mendorong
piston kekiri, sementara itu lubang uap sebelah kiri dihubungkan dengan saluran
pembuangan sehingga uap bekas dapat terbuang melalui cerobong. Sebelum akhir
langkah piston, lubang uap tersebut sudah ditutup oleh slide valve sehingga pasokan
uap terhenti namun piston tetap bergerak kekanan karena ekpansi dari uap. Karena
cross head dengan crank shaft dihubungkan oleh connecting rod, maka gerakan kian
kemari dari piston tersebut akan diubah menjadi gerakan putaran dari crank shaft.
Demikian selama ada pasokan uap dari boiler maka mesin uap akan merubah menjadi
tenaga mekanis dengan gerakan putaran dari crank shaft.


Bab IV
Kesimpulan
Dalam kehidupan sehari-hari Termodinamika banyak sekali di aplikasikan dalam
kehidupan nyata, mulai dari hal-hal yang sederhana hingga pada hal yang
kompleks. Prinsip siklus termodinamika ini kali pertama dijelaskan oleh seorang insinyur
Perancis bernama Sadi Carnot dan disebut siklus Carnot. Siklus Carnot adalah suatu
siklus ideal reversibel yang terdiri atas dua proses isotermal dan proses adiabatic. Siklus
Carnot ini merupakan salah satu prinsip dasar siklus termodinamika yang digunakan
untuk memahami cara kerja mesin Carnot. selain pada siklus Carnot juga dapat kita lihat
aplikasinya pada lokomotif uap, yaitu mesin uap pertama yang bias menjadi alat
transportasi yang merupakan cikal bakal kereta api modern yang saat ni dapat kita
rasakan manfaat nya sampai saat ini.
http://afaysum.blogspot.com/2013/06/bab-i-pendahuluan-hukumkekekalan-
energi.html

Anda mungkin juga menyukai