Anda di halaman 1dari 2

Glomerulonefritis Kronik

6.2.1 Etiologi:

Terjadi apabila terdapat destruksi yang progresif, perlahan pada glomeruli, dengan
kehilangan fungsi ginjal yang progresif. Dalam beberapa kasus, ia melibatkan serangan
spesifik terhadap system imun, tapi pada kebanyakan kasus, penyebabnya tidak diketahui.
Kerusakan glomeruli mengganggu abilitas ginjal untuk memfiltrasi cairan dan bahan eksresi
dengan baik. Ini mengakibatkan adanya darah dan protein dalam urin. Kondisi ini boleh
terjadi setelah sembuh dari RPGN. pasien dengan GNC tidak memiliki riwayat penyakit
ginjal, dan kelainan yang pertama- tama muncul adalah gagal ginjal kronis.. penyebab
termasuk: Diabetic nephropathy/sclerosis, Focal segmental glomerulosclerosis, IgA
nephropathy (Berger's disease), Lupus nephritis, Membranous glomerulonephritis,
Mesangial proliferative disorder, Nephritis associated with disorders such as amyloidosis,
multiple myeloma, or immune disorders, including AIDS.
6.2.2 Epidemiologi:

Glomerulonefritis kronis adalah jarang dan hanya mempengaruhi 4 dari setiap
100.000 orang. Dua puluh sampai lima puluh persen individu dengan glomerulonefritis akut
akhirnya akan mengembangkan glomerulonefritis kronis. Sekitar 25% dari individu dengan
glomerulonefritis kronis tidak memiliki riwayat penyakit ginjal, dan dalam kasus ini,
gangguan yang pertama muncul sebagai gagal ginjal kronis. Di AS, glomerulonefritis kronis
bertanggung jawab untuk 10% dari semua pasien dialisis

6.2.3 Anamnesis:
Individu dengan glomerulonefritis kronis dapat melaporkan perasaan kelemahan atau
ketidaknyamanan (malaise), meningkatnya iritabilitas dan kebingungan, rasa logam di mulut,
ekskresi dalam jumlah besar urin (poliuria), buang air kecil yang berlebihan pada malam hari
(nokturia), sakit kepala, pusing, dan gangguan pencernaan. Jika penyakit itu telah
berkembang, individu mungkin mengeluh kesulitan bernapas (dispnea) dan nyeri di dada
(angina).
1


6.2.4 Pemeriksaan fisik:

Pemeriksaan dapat mengungkapkan penurunan berat badan, retensi cairan (edema),
dan paling sering, tekanan darah tinggi (hipertensi). Hal ini tidak biasa bagi individu dengan
glomerulonefritis kronis memiliki mimisan; tanda-tanda penyumbatan pembuluh darah
(arteriosclerosis); pembesaran jantung (kardiomegali), dan perdarahan (hemorrhage) ke
ginjal, paru-paru, jaringan mata (retina), dan otak (serebrum ). Pemeriksaan fisik dari
belakang (fundus) mata dapat mengungkapkan perubahan pembuluh darah dan edema dari
cakram optik (papiledema).

Anda mungkin juga menyukai