Anda di halaman 1dari 19

Nama : Marselya Ulfa

NPM : 1102007171
Kelp : B5
1. Menjelaskan perubahan tubuh setelah mati
!N!"#"$%
Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang berupa tanda
kematian yaitu perubahan yang terjadi pada tubuh mayat.
Perubahan yan& terja'i setelah kematian
Tanda-tanda tersebut dikenal sebagai tanda pasti kematian berupa lebam mayat, kaku
mayat, penurunan suhu tubuh pembusukan, mumifikasi dan adiposera.
!. an'a kematian ti'ak pasti
1. Pernafasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi, auskultasi.
!. Terhentinya sirkulasi, dinilai selama 1" menit, nadi karotis tidak teraba.
#. Kulit pucat, karena terjadinya spasme agonal sehingga $ajah tampak kebiruan.
%. Tonus otot menghilang dan relaksasi. &enyebabkan kulit menimbul sehingga
memembuat orang tampak lebih muda.
". Pembuluh darah retina mengalami segmentasi yang bergerak ke arah tepi retina.
'. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam 10 menit dan masih dapat
dihilangkan dengan meneteskan air.
1. Berhentinya sistim pernafasan 'an sistim sirkulasi.
(ecara teoritis, diagnosis kematian sudah dapat ditegakkan jika jantung dan paru
berhenti selama 10 menit. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mendengarkannya melalui
stetoscope pada daerah precordial dan laryn) dimana denyut jantung dan suara nafas dapat
dengan mudah terdengar. Kadang-kadang jantung tidak segera berhenti berdenyut setelah
nafas terhenti, selain disebabkan ketahanan hidup sel tanpa oksigen yang berbeda-beda dapat
juga disebabkan depresi pusat sirkulasi darah yang tidak adek$at, denyut nadi yang
menghilang merupakan indikasi bah$a pada otak terjadi hipoksia. (ebagai contoh pada
kasus judicial hanging dimana jantung masih berdenyut selama 1" menit $alaupun korban
sudah diturunkan dari tiang gantungan.
2. Kulit yan& pu(at
Kulit muka menjadi pucat, ini terjadi sebagai akibat berhentinya sirkulasi darah
sehingga darah yang berada di kapiler dan *enula diba$ah kulit muka akan mengalir ke
bagian yang lebih rendah sehingga $arna kulit muka tampak menjadi lebih pucat. Pada mayat
yang mati akibat kekurangan oksigen atau keracunan +at-+at tertentu (misalnya karbon
monoksida $arna semula dari raut muka akan bertahan lama dan tidak cepat menjadi pucat.
). *elaksasi +t+t
Pada saat kematian sampai beberapa saat sesudah kematian, otot-otot polos akan
mengalami relaksasi sebagai akibat dari hilangnya tonus. ,elaksasi pada stadium ini disebut
relaksasi primer. -kibatnya rahang turun keba$ah yang menyebabkan mulut terbuka, dada
menjadi kolap dan bila tidak ada penyangga anggota gerakpun akan jatuh keba$ah. ,elaksasi
dari otot-otot $ajah menyebabkan kulit menimbul sehingga orang mati tampak lebih muda
dari umur sebenarnya, sedangkan relaksasi pada otot polos akan mengakibatkan iris dan
sfincter ani akan mengalami dilatasi. .leh karena itu bila menemukan anus yang mengalami
dilatasi harus hati-hati menyimpulkan sebagai akibat hubungan seksual perani/anus corong.
,. Perubahan pa'a mata
Perubahan pada mata meliputi hilangnya reflek kornea dan reflek cahaya yang
menyebabkan kornea menjadi tidak sensitif dan reaksi pupil yang negatif. Knight mengatakan
hilangnya reflek cahaya pada kornea ini disebabkan karena kegagalan kelenjar lakrimal untuk
membasahi bola mata. Kekeruhan pada kornea akan timbul beberapa jam setelah kematian
tergantung dari posisi kelopak mata. 0ila kelopak mata tetap terbuka sclera yang ada disekitar
kornea akan mengalami kekeringan dan berubah menjadi kuning dalam beberapa jam yang
kemudian berubah menjadi coklat kehitaman. -rea yang berubah $arna ini berbentuk
trianguler dengan basis pada perifer kornea dan puncaknya di epikantus. -rea ini
disebuttaches noires de la sclerotiques yang pertama kali digambarkan oleh (omner pada
tahun 11##. Knight mengatakan iris masih bereaksi dengan stimulasi kimia sampai % jam
sesudah kematian somatik, tetapi reflek cahaya segera hilang bersamaan dengan iskemik pada
batang otak. Pupil biasanya pada posisi mid midriasis yang disebabkan oleh karena relaksasi
dari muskulus pupilaris $alaupun ada sebagian ahli yang menganggap ini sebagai proses
rigor mortis. 2iameter pupil sering dihubungkan dengan sebab kematian seperti lesi di otak
atau intoksikasi obat seperti keracunan morphin dimana se$aktu hidup pupil menunjukan
kontraksi. (etelah kematian tekanan intra okuler akan turun, tekanan intra okuler yang turun
ini mudah menyebabkan kelainan bentuk pupil sehingga pupil kehilangan bentuk sirkuler
setelah mati dan ukurannya pun menjadi tidak sama
B. an'a kematian pasti
penurunan suhu, li*or mortis, rigor, dekomposisi
an'a-tan'a kematian pasti:
1. 3ebam mayat (li*or mortis.
(etelah kematian klinis maka erittosit akan menempati tempat terba$ah akibat
gaya gra*itasi membentuk bercak merah ungu pada bagian terba$ah tubuh kecuali
bagian tubuh yang tertekan alas keras.
2arah tetap cair karena adanya fibrinolisin yang berasal dari endotel pembuluh
darah. 3ebam mayat mulai tampak !0-#0 menit pasca mati, dan menetap setelah 1-1!
jam. (ebelum $aktu ini lebam mayat masih memucat pada penekanan dan bisa
berpindah jika posisi mayat diubah. &emucatnya lebam akan lebih sempurna atau
perubahan posisi mayat dilakukan dalam ' 4am pertama setelah mati klinis.
3ebam mayat bisa memperkirakan sebab kematian, misalnya lebam ber$arna
merah terang pada keracunan 5. atau 56, $arna kecoklatan pada keracunan anilin,
nitrit, nitrat, sulfonal7 mengetahui perubahan posisi mayat, dan memperkirakan saat
kematian.
Pada lebam mayat darah terdapat dalam pembuluh darah, untuk membedakan
dengan resapan darah akibat trauma (ekstra*asasi dilakukan irisan dan kemudian
disiram dengan air, maka pada lebam mayat $arna merah darah akan hilang atau
pudar, sedangkan pada resapan darah tidak menghilang.
!. Kaku mayat (rigor mortis
Kelenturan otot setelah mati dipertahankan karena metabolisme tingkat seluler
masih berjalan karena pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan energi.
8nergi ini digunakan untuk mengubah -2P menjadi -TP, selama masih ada -TP
maka serabut aktin dan miosin tetap lentur, jika cadangan glikogen habisa sehingga
tidak terbentuk -TP makan otot akan menjadi kaku.
Kaku mayat dilakukan dengan pemeriksaan pada persendian. &ulai tampak
setelah ! jam pasca mati yang dimulai dri luar tubuh ke dalam tubuh (sentripetal.
(etelah mati klinis 1! jam kaku mayat sudah menjadi lengkap, dan dipertahankan
setelah itu maka kaku mayat akan menghilang sesuai urutan yang sama.
Kaku mayat digunakan untuk menunjukan tanda pasti kematian dan
memperkirakan saat kematian.
.akt+r yan& 'apat memper(epat kaku mayat a'alah:
- -kti*itas fisik sebelum mati
- (uhu tubuh yang tinggi
- Tubuh yang kurus
- (uhu lingkungan yang tinggi
er'apat kekakuan pa'a mayat yan& menyerupai kaku mayat yaitu:
a. 5ada*eric spasm (instantaneous rigor
Kekakuan otot yang terjadi pada saat kematian dan menetap. 5ada*eric spasm
timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer.
Penyebabnya adalah kehabisan cadangan glikogen dan -T. yang bersifat
setempat pada saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat
sebelum meninggal.
b. 9eat stiffening
Kekakuan otot akibat koagulasi protein oleh panas. .tot-otot ber$arna merah
muda, kaku, tetapi rapuh (mudah robek. Keadaan ini dapat dijumpai pada korban
mati terbakar. Pada heat stiffening serabut-serabut ototnya memendek sehingga
menimbulkan fle)i leher, siku, paha, dan lutut, membentuk sikap petinju
(pugilistic attitude.
c. 5old stiffening
Kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin, sehingga terjadi pembekuan cairan
tubuh, termasuk cairan sendi, pemadatan jaringan lemak subkutan dan otot,
sehingga bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga sendi.
#. Penurunan suhu tubuh (algor mortis
Penurunan suhu tubuh terjadi karena proses pemindahan panas dari suatu
benda ke benda yang lebih dingin, melalui cara radiasi, konduksi, e*aporasi, dan
kon*eksi.
Kecepatan penurunan suhu dipengaruhi oleh suhu keliling, aliran, dan
kelembapan udara, bentuk tubuh, posis tubuh, pakaian. (elain itu suhu saat mati perlu
diketahui untuk perhitungan perkiraan saat kematian. Penurunan suhu tubuh akan
lebih capat pada suhu keliling yang rendah, lingkungan berangin dengan kelembapan
rendah, tubuh yang kurus, posisi terlentang, tidak berpakaian atau berpakaian tipis,
dan pada umumnya orang tua serta anak kecil.
%. Pembusukan (decomposition, putrefaction
Proses degradasi jaringan yang terjadi akibat autolisis dan kerja bakteri.
-utolisis adalah pelunakkan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaaan
steril. -utolisis timbulk akibat kerja digestif oleh en+im yang dilepaskan sel pasca
mati dan hanya dapat dicegah dengan pembekuan jaringan.
(etelah seseorang meninggal, bakteri yang normal hidup dalam tubuh segera
masuk ke jaringan. 2arah merupakan media terbaik bagi bakteri tersebut untuk
bertumbuh. (ebagian besar bakteri berasal dari usus dan yang terutama adalah
5lostridium $elchii. Pada proses pembusukan ini terbentuk gas-gas alkana, 9!s, dan
956 serta asam amino dan asam lemak.
Pembusukan baru tampak kira-kira !% jam pasca mati berupa $arna kehijauan
pada perut kanan ba$ah, yaitu daerah sekum yang isinya lebih cair dan penuh dengan
bakteri serta terletak dengan dinding perut. :arna kehijauan ini disebabkan oleh
terbentuknya sulf-met-hemoglobin. (ecara bertahap $arna kehijauan ini akan
menyebar ke seluruh perut dan dada, dan bau busukpun mulai tercium. Pembuluh
darah ba$ah kulit akan tampak seperti melebar dan ber$arna hijau kehitaman.
(elanjutnya kulit ari akan terkelupas atau membentuk gelembung berisi cairan
kemerahan berbau busuk.
Pembentukkan gas di dalam tubuh, dimulai di dalam lambung dan usus, akan
mengakibatkan tegangnya perut dan keluarnya cairan kemerahan dari mulut dan
hidung. ;as yang terdapat di dalam jaringan dinding tubuh akan mengakibatkan
terabanya derik (krepitasi. ;as ini akan menyebabkan pembengkakan tubuh yang
menyeluruh, tetapi ketegangan terbesar terdapat di daerah dengan jaringan longggar,
seperti skrotum dan payudara. Tubuh berada dalam sikap seperti petinju (pugilistic
atitude, yaitu kedua lengan dan tungkai dalam sikap setengah fleksi akibat
terkumpulnya gas pembusukan di dalam rongga sendi.
(elanjutnya, rambut dengan mudah dicabut dan kuku mudah terlepas, $ajah
menggembung dan ber$arna ungu kehijauan, kelopak mata membengkak, pipi
tembem, bibir tebal, lidah membengkan dan sering terjulur diantara gigi. Keadaan
seperti ini sangat berbeda dengan $ajah asli korban, sehingga tidak dapat lagi dikenali
oleh keluarga.
9e$an pengerat akan merusak tubuh mayat dalam beberapa jam pasca mati,
terutama bila mayat dibiarkan tergeletak di daerah rumpun. 3uka akibat gigitan
binatang pengerat khas berupa lubang-lubang dangkal dengan tepi bergerigi.
3ar*a lalat akan dijumpai setelah pembentukkan gas pembusukan nyata, yaitu
kira-kira #'-%1 jam pasca mati. Kumpulan telur lalat telah dapat ditemukan beberapa
jam pasca mati, di alis mata, sudut mata, lubang hidung, dan diantara bibir. Telur lalat
tersebut kemudian akan menetas menjadi lar*a dalam $aktu !% jam. 2engan
identifikasi spesies lalat dan mengukur panjang lar*a, maka dapat diketahui usia lar*a
tersebut, yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan saat mati, dengan asumsi
bah$a lalat secepatnya meletakkan telur setelah seseorang meninggal (dan tdak lagi
dapat mengusir lalat yang hinggap.
-lat dalam tubuh akan mengalami pembusukan dengan kecepatan yang
berbeda. Perubahan $arna yang terjadi pada lambung terutama di daerah fundus,
usus, menjadi ungu kecoklatan. &ukosa saluran napas menjadi kemerahan,
endokardium dan intima pembuluh darah juga kemerahan, akibat hemolisis darah.
Pembusukan akan timbul lebih cepat bila suhu keliling optimal (!'," derajat
celcius hingga sekitar suhu normal tubuh, kelembapan dan udara yang cukup, banyak
bakteri pembusuk, tubuh gemuk atau menderita penyakit infeksi dan sepsis. &edia
tempat mayat dapat juga berperan. &ayat yang terdapat di udara akan lebih cepat
membusuk dibandingkan dengan yang terdapat dalam air atau dalam tanah.
Perbandingan kecepatan pembusukan mayat yang berada dalam tanah < air < udara
adalah 1 < ! < 1. 0ayi baru lahir umumnya lebih lambat membusuk, karena hanya
memiliki sedikit bakteri dalam tubuhnya dan hilangnya panas tubuh yang cepat pada
bayi akan menghambat pertumbuhan bakteri.
". -diposera
Terbentuknya bahan yang ber$arna keputihan, lunak, atau berminyak, berbau
tengik yang terjadi di dalam jaringan lunak tubuh pasca mati. 2ulu disebut sebagai
saponifikasi, tetapi istilah adiposera lebih disukai karena menunjukkan sifat-sifat
diantara lemak dan lilin.
-diposera terutama terdiri dari asam-asam lemak tak jenuh yang terbentuk
oleh hidrolisis lemak dan mengalami hidrogenisasi sehingga terbentuk asam lemak
jenuh pasca mati yang tercampur dengan sisa-sisa otot, jaringan ikat, jaringan saraf
yang termumifikasi dan kristal-kristal sferis dengan gambaran radial.
-diposera dapat terbentuk di sembarang lemak tubuh, bahkan di dalam hati, tetapi lemak
superfisial yang pertama kali terkena. 0iasanya perubahan berbentuk bercak, dapat terlihat di
pipi, payudara, atau bokong, bagian tubuh atau ekstremitas.
Perkiraan saat kematian
1. Perubahan pada mata. 0ila mata terbuka pada atmosfer yang kering, sklera di kiri-
kanan kornea akan ber$arna kecoklatan dalam beberapa jam berbentuk segitiga
dengan dasar di tepi kornea (taches noires scleroti=ues. Kekeruhan kornea terjadi
lapis demi lapis. Kekeruhan yang terjadi pada lapis terluar dapat dihilangkan dengan
meneteskan air, tetapi kekeruhan yang telah mencapai lapisan lebih dalam tidak dapat
dihilangkan dengan tetesan air. Kekeruhan yang menetap ini terjadi sejak kira-kira '
jam pasca mati.
0aik dalam keadaan mata tertutup maupun terbuka, kornea menjadi keruh kira-kira
10-1! jam pasca mati dan dalam beberapa jam saja fundus tidak tampak jelas.
(etelah kematian tekanan bola mata menurun, memungkinkan distorsi pupil pada
penekanan bola mata. Tidak ada hubungan antara diameter pupil dengan lamanya
mati.
Perubahan pada retina dapat menunjukkan saat kematian hingga 1" jam pasca mati.
9ingga #0 menit pasca mati tampak kekeruhan makula dan mulai memucatnya diskus
optikus. Kemudian hingga 1 jam pasca mati, makula lebih pucat dan tepinya tidak
tajam lagi.
(elama ! jam pertama pasca mati, retina pucat dan daerah sekitar diskus menjadi
kuning. :arna kuning juga tampak di sekitar makula yang menjadi lebih gelap. Pada
saat itu pola *askular koroid yang tampak sebagai bercak-bercak dengan latar
belakang merah dengan pola segmentasi yang jelas, tetapi pada kira-kira # jam pasca
mati menjadi kabur dan setelah " jam menjadi homogen dan lebih pucat.
Pada kira-kira ' jam pasca mati, batas diskus kabur dan hanya pembuluh-pembuluh
besar yang mengalami segmentasi yang dapat dilihat dengan latar belakang kuning-
kelabu.
2alam $aktu >-10 jam pasca mati akan mencapai tepi retina dan batas diskus akan
sangat kabur. Pada 1! jam pasca mati diskus hanya dapat dikenali dengan adanya
kon*ergensi beberapa segmen pembuluh darah yang tersisa. Pada 1" jam pasca mati
tidak ditemukan lagi gambaran pembuluh darah retina dan diskus, hanya makula saja
yang tampak ber$arna coklat gelap.
!. Perubahan dalam lambung. Kecepatan pengosongan lambung sangat ber*ariasi,
sehingga tidak dapat digunakan untuk memberi petunjuk pasti $aktu antara makan
terakhir dan saat mati. 6amun keadaan lambung dan isinya mungkin membantu
dalam membuat keputusan. 2itemukannya makanan tertentu (pisang, kulit tomat, biji-
bijian dalam isi lambung dapat digunakan untuk menyimpulkan bah$a korban
sebelum meninggal telah makan makanan tersebut.
#. Perubahan rambut.
2engan mengingat bah$a kecepatan tumbuh rambut 0,%mm/hari, panjang rambut
kumis dan jenggot dapat digunakan untuk memeprkirakan saat kematian. 5ara ini
hanya dapat digunakan bagi pria yang mempunyai kebiasaan mencukur kumis atau
jenggotnya dan diketahui saat terakhir ia mencukur.
%. Pertumbuhan kuku. (ejalan dengan hal rambut tersebut di atas, pertmbuhan kuku
yang diperkirakan sekitar 0,1mm/ hari dapat digunakan untuk memperkirakan saat
kematian bila diketahui saat terakhir yang bersangkutan memotong kuku.
". Perubahan dalam cairan serebrospinal. Kadar nitrogen asam amino kurang dari 1% mg
? menunjukkan kematian belum le$at 10 jam, kadar nitrogen non-protein kurang
dari 10 mg? menunjukkan kematian belum !% jam, kadar kreatin kurang dari " mg?
dan 10 mg? masing-masing menunjukkan kematian belum mencapai 10 jam dan #0
jam.
'. 2alam cairan *itreus terjadi peningkatan kadar Kalium yang cukup akurat untuk
memperkirakan saat kematian antara !% jam hingga 100 jam pasca mati.
>. Kadar semua komponen darah berubah setelah kematian, sehingga analisis darah
pasca mati tidak memberikan gambaran konsentrasi +at-+at tersebut semasa hidupnya.
Perubahan tersebut diakibatkan oleh akti*itas en+im dan bakteri, serta gangguan
permeabilitas dari sel yang telah mati.
(elain itu gangguan fungsi tubuh selama proses kematian dapat menimbulkan
perubahan dalam darah yang dapat digunakan untuk memperkirakan saat mati dengan
lebih tepat.
1. ,eaksi supra*ital
,eaksi jaringan tubuh sesaat pasca mati klinis yang masih sama dengan reaksi tubuh
seseorang yang hidup.
0eberapa uji dapat dilakukan terhadap mayat yang masih segar, misalnya rangsang
listrik masih dapat menimbulkan kontraksi otot mayat hingga @0-1!0 menit pasca
mati dan mengakibatkan sekresi kelenjar keringat sampai '0-@0 menit pasca mati,
sedangkan trauma masih dapat menimbulkan perdarahan ba$ah kulit sampai 1 jam
pasca mati.
*!UM!"#"$%
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan (ruda paksa, sedangkan yang di maksud dengan
luka adalah suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.
0erdasarkan sidat dan penyebabnya, kekerasan dapat disebabkan atas kekerasan yang
bersifat<
- &ekanik
Kekerasan oleh benda tajam
Kekerasan oleh benda tumpul
Tembakan senjata api
- Aisika
(uhu
3istrik dan petir
Perubahan tekanan udara
-kustik
,adiasi
- Kimia
-sam atau basa kuat
#UK! !K%B! K/K/*!0!N B/N1! UMPU#
3uka yang terjadi akibat kekerasan benda tumpul bisa berupa memar (kontusio, hematome,
luka lecet (ekskoriasi, abrasi, dan luka terbuka atau robek (*ulnus laseratum.
Memar 2 3emat+ma
&emar adalah suatu perdarahan dalam jaringan ba$ah kulit/kutis akibat pecahnya
kapiler dan *ena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. 3uka memar kadangkala
member petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya.
Pada bayi, hematome cenderung lebih mudah terjadi karena sifat kulit yang
longgardan masih tipisnya jaringan lemak subkutan, demikian pula pada usia lanjut
sehubungnya dengan menipisnya jaringan lemak subkutan dan pembuluh darah yang kurang
terlindung.
Bmur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan $arnanya. Pada
saat timbul, memar ber$arna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah %-"
hari akan ber$arna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning dalam >-10 hari, dan
akhirnya menghilang dalam 1%-1" hari.
Pada lebam mayat, darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang tersayat
sehingga bila dialiri air, penampang sayatan akan tampak bersih. (edangkan pada hematom
penampang sayatn tetap ber$arna merah kehitaman. Tetapi harus diingat bah$a pada
pembusukan juga terjadi ekstra*asasi darah yang dapat mengacaukan pemeriksaan ini.
#uka le(et 4eksk+riasi 2 abrasi5
3uka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing.
(esuai dengan mekanisme terjadinya, lika lecet diklasifikasikan sebagai luka lecet
gores (scratch, luka lecet serut (gra+e, luka lecet tekan (impression dan luka lecet geser
(friction abrasion.
#uka le(et &+res diakibatkan oleh benda runcing (misalnya kuku jari yang menggores kulit
yang menggesar lapisan permukaan kulit (epidermis didepannya dan menyebabkan lapisan
tersebut terangkat sehingga dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.
#uka le(et serut adalah *ariasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan
permukaan kulit lebih lebar. -rah kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan
epitel.
#uka le(et tekan disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Karena kulit adalah
jaringan yang lentur, maka bentuk kula lecet tekan belum tentu sama dengan bentuk
permukaan benda tumpul tersebut, tetapi masih memungkinkan identifikasi benda penyebab
yang mempunyai bentuk yang khas.
#uka le(et &eser disebabkan oleh tekananlinier pada kulit disertai gerakan bergeser.
&isalnya pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut. 3uka lecet geser yang terjadi
semasa hidup mungkin sulit dibedakan dari luka lecet yang terjadi segera pasca kematian.
#uka r+bek
&erupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan kulit teregang ke
satu arah dan bila batas elstisitas kulit terlampaui makan akan terjadi robekan pada kulit.
3uka ini mempunyai ciri yang umumnya tidak beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak
jembatan jaringan antara kedua tepi luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, sering tampak
luka lecet atau luka memar di sisi luka.
Pen(ekikan 4Manual 0tan&ulati+n5
-dalah penekanan leher dengan tangan yang menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas
tertekan dan terjadi penyempitan saluran nafas sehingga udara pernafasan tidak dapat le$at.
!0.%K0%!
ermin+l+&i
-sfiksia berasal dari bahasaCunani, yaitu terdiri dari DaE yang berarti DtidakE, dan
Dsphin)E yang artinya DnadiE. 4adi secara harfiah, asfiksia diartikan sebagai Dtidak ada nadiE
atau Dtidak berdenyutE. Pengertian ini sering salah dalam penggunaannya. -kibatnya sering
menimbulkan kebingungan untuk membedakan dengan status anoksia lainnya.
1efinisi !sfiksia
-sfiksia atau mati lemas adalah suatu keadaan berupa berkurangnya kadar oksigen
(.
!
dan berlebihnya kadar karbon dioksida (5.
!
secara bersamaan dalam darah dan
jaringan tubuh akibat gangguan pertukaran antara oksigen (udara dalam al*eoli paru-paru
dengan karbon dioksida dalam darah kapiler paru-paru. Kekurangan oksigen disebut hipoksia
dan kelebihan karbon dioksida disebut hiperkapnia.
-sfiksia yang diakibatkan oleh karena adanya obstruksi pada saluran pernafasan
disebut asfiksia mekanik.
/ti+l+&i !sfiksia
2ari segi etiologi, asfiksia dapat disebabkan oleh hal berikut<
F Penyebab -lamiah, misalnya penyakit yang menyumbat saluran pernafasan seperti
laryngitis difteri, tumor laring, asma bronkiale, atau menimbulkan gangguan
pergerakan paru seperti fibrosis paru, pneumonia, 5.P2.
F Trauma mekanik, yang menyebabkan asfiksia mekanik, misalnya trauma yang
mengakibatkan emboli, pneumotoraks bilateral, sumbatan atau halangan pada saluran
napas dan sebagainya. 8mboli terbagi atas ! macam, yaitu emboli lemak dan emboli
udara. 8mboli lemak disebabkan oleh fraktur tulang panjang. 8mboli udara
disebabkan oleh terbukanya *ena jugularis akibat luka.
F Keracunan bahan yang menimbulkan depresi pusat pernafasan, misalnya barbiturate,
narkotika.
$ejala !sfiksia
-da % stadium gejala / tanda dari asfiksia, yaitu<
F Aase dispneu / sianosis
Pada fase dispneu / sianosis asfiksia berlangsung kira-kira % menit. Aase ini terjadi
akibat rendahnya kadar oksigen dan tingginya kadar karbon dioksida. Tingginya kadar
karbon dioksida akan merangsang medulla oblongata sehingga terjadi perubahan pada
pernapasan, nadi dan tekanan darah. Pernapasan terlihat cepat, berat, dan sukar. 6adi
teraba cepat. Tekanan darah terukur meningkat.
F Aase kon*ulsi
Aase kon*ulsi asfiksia terjadi kira-kira ! menit. -$alnya berupa kejang klonik lalu
kejang tonik kemudian opistotonik. Kesadaran mulai hilang, pupil dilatasi, denyut
jantung lambat, dan tekanan darah turun.
F Aase apneu
Aase apneu asfiksia berlangsung kira-kira 1 menit. Aase ini dapat kita amati berupa
adanya depresi pusat pernapasan (napas lemah, kesadaran menurun sampai hilang dan
relaksasi spingter.
F Aase akhir / terminal / final
Aase akhir asfiksia ditandai oleh adanya paralisis pusat pernapasan lengkap.
2enyut jantung beberapa saat masih ada lalu napas terhenti kemudian mati.
$ambaran P+stm+rtem pa'a !sfiksia
Karena asfiksia merupakan mekanisme kematian, maka secara menyeluruh untuk semua
kasus akan ditemukan tanda-tanda umum yang hampir sama, yaitu<
Pada pemeriksaan luar<
- &uka dan ujung-ujung ekstremitas sianotik ($arna biru keunguan yang disebabkan tubuh
mayat lebih membutuhkan 9b5.
!
daripada 9b.
!
.
- TardieuGs spot pada konjungti*a bulbi dan palpebra. TardieuGs spot merupakan bintik-bintik
perdarahan (petekie akibat pelebaran kapiler darah setempat.
- 3ebam mayat cepat timbul, luas, dan lebih gelap karena terhambatnya pembekuan darah
dan meningkatnya fragilitas/permeabilitas kapiler. 9al ini akibat meningkatnya kadar
5.
!
sehingga darah dalam keadaan lebih cair. 3ebam mayat lebih gelap karena
meningkatnya kadar 9b5.
!
dan akti*itas fibrinolisin dalam darah sehingga darah sukar
membeku dan mudah mengalir. Tingginya fibrinolisin ini sangat berhubungan dengan
cepatnya proses kematian.
- 0usa halus keluar dari hidung dan mulut. 0usa halus ini disebabkan adanya fenomena
kocokan pada pernapasan kuat.
Pada pemeriksaan dalam<
.rgan dalam tubuh lebih gelap H lebih berat dan ejakulasi pada mayat laki-laki akibat
kongesti / bendungan alat tubuh H sianotik serta pada pengirisan banyak
mengeluarkan darah.
2arah termasuk dalam jantung ber$arna gelap dan lebih cair karena fibrinolisin darah
yang meningkat pasca kematian.
Petekie dapat ditemukan pada mukosa usus halus, epikardium pada bagian belakang
jantung daerah aurikulo*entrikular, subpleura *iseralis paru terutama di lobus ba$ah
pars diafragmatika da fisura interlobaris, kulit kepala sebelah dalam terutama daerah
otot temporal, mukosa epiglottis dan daerah subglotis.
0usa halus pada hidung dan mulut yang timbul akibat peningkatan akti*itas
pernafasan disertai sekresi selaput lender saluran nafas bagian atas. Keluar masuknya
udara yang cepat dalam saluran yang sempit akan menimbulkan busa yang kadang
bercampur darah akibat pecahnya kapiler.
8dema paru sering terjadi pada kematian yang berhubungan dengan hipoksia.
Kelainan lain yang berhubungan dengan kekerasan seperti fraktur laring, fraktur
tulang lidah dan resapan darah pada luka.
#UK! !K%B! K/K/*!0!N B/N1! !6!M
;ambaran umum luka yang diakibatkannya adalah tepid an dinding luka yang rata,
berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik.
3uka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau luka sayat, luka tusuk dan luka
bacok.
(elain gambaran umum luka diatas, luka iris atau sayat dan luka bacok mempunyai
kedua sudut luka lancip dan dalam luka tidak melebihi panjang luka. (udut luka yang lancip
dapat terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan akibat pergeseran senjata se$aktu ditarik
atau akibat bergeraknya korban. 0ila dibarengi gerak memutar, dapat menghasilkan luka
yang tidak selalu segaris.
Pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukkan perkiraan benda penyebab, apakah
berupa pisau bermata satu atau bermata dua. 0ila satu sudut luka lancip dan yang lain tumpul
berarti benda penyebabnya adalah benda tajam bermata satu. 0ila kedua sudut luka lancip,
luka tersebut dapat diakibatkan oleh benda tajam bermata dua. 0enda tajam bermata satu
dapat menimbulkan luka tusuk dengan kedua sudut luka lancip apabila hanya bagian ujung
benda saja yang menyentuh kulit, sehingga sudut luka dbentuk oleh ujung dan sisi tajamnya.
#UK! !K%B! /MB!K!N 0/N6!! !P%
(enjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil perledakan mesiu,
dapat melontarkan proyektil (anak peluru yang berkecepatan tinggi melalui larasnya.
-kibat yang ditimbulkan oleh anak peluru pada sasaran tergantung pada berbagai faktor <
0esar dan bentuk anak peluru
0alistik (kecepatan, energi klinik, stabilitas anak peluru.
DkerapuhanE anak peluru
Kepadatan jaringan sasaran
Iulnerebilitas jaringan sasaran.
Tembakan yang mengenai tubuh akan menimbulkan luka tembak yang gambarannya
tidak hanya terjadi sebagai akibat terjangan anak peluru pada sasaran, tetapi juga oleh produk
ikutan yang terjadi saat tembakan dilepaskan yaitu partikel logam akibat gesekan anak peluru
dengan laras, butir mesiu yang tidak sempurna terbakar, asap serta panas akibat ledakan
mesiu dan pada luka tembak yang terjadi akibat tembak tempel, kerusakan jaringan akibat
moncong laras yang juga menekan sasaran.
3uka tembak masuk dibedakan menjadi luka tembak masuk jarak jauh, luka tembak
masuk jarak dekat, luka tembak masuk jarak sangat dekat dan luka tembak tempel.
3uka tembak masuk jarak jauh hanya dibentuk oleh komponen anak peluru, sedangkan luka
tembak masuk jarak dekat dibentuk oleh komponen anak peluru dan butir-butir mesiu yang
tidak habis terbakar. 3uka tembak masuk jarak sangat dekat dibentuk oleh komponen anak
peluru, butir mesiu, jelaga, dan panas/ api.
3uka tembak masuk jarak dekat
;ambaran luka ditimbulkan oleh kekerasan anak peluru dan butir-butir mesiu yang
tidak habis terbakar, sehingga disamping lubang luka dan kelim lecet, ditemukan pula kelim
tatoo yang merupakan bintik-bintik ber$arna hitam di sekitar lubang luka.
3uka tembak masuk jarak sangat dekat
;ambaran luka ditimbulkan oleh kekerasan anak peluru, sisa mesiu yang tidak habis
terbakar, asap serta udara panas yang keluar pada suatu penembakan. -kan tampak lubang
luka yang dikelilingi oleh kelim lecet, kelim tatoo, kelim jelaga dan kelim api.
3uka tembak masuk tempel atau kontak dibentuk oleh seluruh komponen tersebut diatas
(yang akan masuk ke dalam saluran luka dan jejas laras. (aluran luka akan ber$arna hitam
dan jejas laras akan tampak mengelilingi luka tembak masuk sebagai luka lecet jenis tekan
yang terjadi sebagai akibat tekanan berbalik dari udara hasil ledakan mesiu.
-pabila setelah mengenai sasaran, anak peluru masih memiliki tenaga untuk meneruskan
lintasannya dan menembus ke luar tubuh maka akan terjadi luka tembak luar.
-nak peluru yang menembus kulit akan menyebabkan terjadinya lubang dikelilingi
bagian yang kehilangan kulit ari berupa kelim lecet. (elain itu +at yang melekat pada anak
peluru seperti minyak pelumas, jelaga dan elemen mesiu (Pb, (b, 0a akan terusap pada tepi
lubang sehingga terbentuk kelim kesat yang terdapat tepat di tepi lubang (pada luka tembak
masuk jarak jauh. 0utir-butir mesiu yang tidak habis terbakar akan tertanam pada kulit
disekitar kelim lecet, membentuk kelim tatoo (pada luka tembak masuk jarak dekat, dan
jelaga/asap yang keluar dari ujung laras senjata akan membentuk kelim jelaga, sedangkan api
yang ikut keluar akan membentuk kelim api (berupa hiperemis atau jaringan yang terbakar
pada luka tembak masuk jarak sangat dekat.
Bjung laras yang menempel pada kulit saat senjata api ditembakkan akan membentuk
luka lecet tekan yang mengelilingi kelim lecet dengan sekitar byang menonjol dikenal
sebagai jejak laras.
0ila seluruh lingkaran laras senjata menempel tegak lurus pada kulit, maka butir
mesiu, jelaga, api, semuanya langsung masuk ke dalam saluran luka. Tekanan balik gas panas
yang ikut masuk ke dalam saluran dapat mengakibatkan peregangan kulit yang sangat besar
dan memberikan gambaran luka seperti bintang. 0ila tidak seluruh lingkaran laras senjata
menempel pada permukaan kulit maka akan terbentuk gambaran luka tembak masuk yang
merupakan kombinasi luka tembak masuk tempel dan luka tembak masuk jarak sangat dekat.
;ambaran luka tembak masuk jarak jauh dapat juga ditemukan pada korban yang tertembak
pada jarak yang dekat/ sangat dekat, apabila di atas permukaan kulit terdapat penghalang
(pakaiaan tebal, helm, dll sehingga butir mesiu yang tidak habis terbakar, jelaga dan api
tertahan oleh penghalang tersebut.
Pada tempat anak peluru meninggalkan tubuh korban akan ditemukan luka tembak
keluar. 3uka tembak keluar umumnya lebih besar dari luka tembak masuk akibat terjadinya
deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru dan terikutnya jaringan tulang yang pecah
keluar dari luka tembak keluar. Pada anak peluru yang menmbus tulang pipih, seperti tulang
atap tengkorak akan terbentuk corong yang membuka searah dengan gerak anak peluru.
3uka tembak keluar mungkin lebih kecil dari luka tembak masuk bila terjadi pada
luka tembak tempel/ kontak, atau pada anak peluru yang telah kehabisan tenaga pada saat
akan keluar meninggalkan tubuh. 0entuk luka tembak keluar tidak khas dan sering tidak
beraturan.
(enjata api dengan anak peluru berkecepatan tinggi (J100 m/s seperti pada senapan
berburu, senapan militer, dan senapan mesin memberikan luika tembak masuk dengan daya
rusak hebat terutama jarak dekat.
/N$$/#!M
en&&elam 'alam air ta7ar 4hip+t+nik5
Pada keadaan ini terjadi absorpsi cairan yang massif. Karena konsentrasi elektrolit
dalam air ta$ar lebih rendah daripada konsentrasi dalam darah, maka akan terjadi hemodilusi
darah dimana air masuk ke dalam aliran darah sekitar al*eoli dan mengakibatkan pecahnya
sel darah merah (hemolisis
-kibat pengenceran darah yang terjadi, tubuh mencoba mengatasi keadaan ini dengan
melepaskan ion kalium dari serabut otot jantung sehingga kadar ion kalium dalam plasma
meningkat, terjadi perubahan keseimbangan ion KK dan 5aKK dalam serabut otot jantung
dapat mendorong terjadinya fibrilasi *entrikel dan penurunan tekanan darah, yan kemmudian
menyebabkan timbulnya kematian akibat anoksia otak. Kematian terjadi dalam $aktu "
menit.
Pemeriksaan luar jena8ah ten&&elam
&ayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur da benda-benda asing lain
yang terdapat dalam air.
0usa halus pada hidung dan mulut, kadang berdarah
&ata setengah terbuka atau tertutup, jarang pendarahan atau pembendungan.
Kutis anserine pada kulit permukaan anterior tubuh terutama pada ekstremitas akibat
kontraksi otot erector pili yang dapat terjadi karena rangsang dingin air.
:asher $omanGs hand dimana telapak tangan dan kaki ber$arna keputihan dan berkeriput
yangdisebabkan karena imbibisi cairan ke dalam kutis dan biasanya membutuhkan $aktu
lama
5ada*eric spasme, merupakan tanda intra*ital yang terjadi pada $aktu korban berusaha
menyelamatkan diri dengan memegang apa saja dalam air.
3uka-luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki akibat gesekan pada benda-benda
dalam air. Puncak kepala mungkin terbentur dasar $aktu tenggelam, tetapi dapat pula
terjadi luka post mortal akibat benda-benda atau binatang dalam air.
1ia&n+sis ten&&elam
0ila mayat masih segar (belum terdapat pembusukkan, maka diagnosis kematian
akibat tenggelam dapat dengan mudah ditegakkan melalui pemeriksaan luar, pemeriksaan
dalam, pemeriksaan laboratorium.
0ila mayat sudah membusuk, maka diagnosis kematian akibat tenggelam dibuat
berdasarkan adanya diatom yang cukup banyak pada paru-paru yang bila disokong oleh
penemuan diatom pada ginjal, otot skelet atau sumsum tulang, maka diagnosis akan menjadi
pasti.
M ! %:
1. 0+mati( 'eath 4systemi( 'eath2(lini(al 'eath5 : pernapasan 'an pere'aran
'arah telah berhenti
2. 9ellular 'eath 4m+le(ular 'eath5 :Kematian pasti 4kematian tin&kat sel5
Tanda-tanda kematian yang dapat diperiksa
dalam stadium somatic death <
L 9ilang pergerakan dan sensibilitas.
L 0erhenti pernapasan.
L 0erhenti denyut jantung dan peredaran
darah.
Tanda-tanda cellular death <
1. Menurunnya suhu mayat
4!*$"* M"*%0 5.
2. imbulnya lebam mayat
4#%:"* M"*%0 5.
). erja'inya kaku mayat
4*%$"* M"*%0 5
,. Perubahan pa'a kulit
5. Perubahan pa'a mata
;. Pr+ses pembusukan 'an ka'an&-ka'an& a'a pr+ses mummifikasi 'an a'ip+(ere
L 3ilan&nya sensibilitas //$ 4ele(tr+ /n(hephal+&rapy5.
L Berhentinya pernapasan :
M !us(ultat+ir : 'en&an stet+sk+p 'i'aerah laryn< 'an 'i'en&arkan terus menerus
selama 5 sampai 10 menit.
M est 'ari =%N0#"= : $elas berisi air 'iletakkan 'i'aerah epi&astrium
bila permukaan air ber&erak> berarti k+rban masih hi'up.
M Mirr+r test letakkan sebuah (ermin 'i'epan luban& hi'un& 'an mulut> bila (ermin
menja'i buram> berarti k+rban masih bernafas.
Berhentinya 'enyut jantun& 'an pere'aran 'arah
'iperiksa 'en&an (ara :
M !us(ultat+ir stet+sk+p pa'a pre(ar'ial 'en&ar terus-menerus selama 5 sampai
10 menit.
M est M!$NU0 : 6ari tan&an 'iikat 'en&an seutas tali aliran 'arah ?en+us 4-5>
tetapi aliran 'arah arterial 4@5> ben'un&an 'istal 'ari ikatan syan+ti( A pa'a
'aerah ikatan tampak pu(at. 0ebaliknya bila ti'ak terja'i perubahan 7arna> berarti
pere'aran 'arah su'ah ti'ak a'a.
M est %9!*1 'en&an menyuntikkan larutan i(ar' se(ara sub(utan. Bila (ir(ulasi
masih a'a> maka 'aerah sekitar suntikan ber7arna kunin& kehijauan.
M !rteri *a'ialis 'iin(isi. Bila (ir(ulasi masih a'a> maka 'arah akan keluar se(ara
pulsatif
P/NU*UN!N 0U3U 6/N!0!3 4!*$"* M"*%05
0etelah sese+ran& menin&&al :
L Pr+'uksi panas berhenti
L Pen&eluaran panas berlan&sun& terus
K!KU M!B!
4*%$"* M"*%05
.ase ri&+r m+rtis ini 'iba&i 'alam ) ba&ian :
1. Kaku mayat belum len&kap.
Mula-mula kaku mayat terlihat pa'a Mm. "rbi(ularis +((uli> kemu'ian +t+t-+t+t
rahan& ba7ah> +t+t-+t+t leher> e<tremitas atas> th+ra<s> ab'+men 'an e<tremitas
ba7ah. .ase ini berlan&sun& ) jam.
2. Kaku mayat len&kap.
Kaku mayat len&kap ini 'ipertahankan selama 12 jam.
). Kaku mayat mulai men&hilan&.
Urut-urutan hilan&nya kaku mayat sama seperti pa'a 7aktu timbulnya> terke(uali +t+t
rahan& ba7ah yan& palin& akhir menja'i lemas. .ase ini berlan&sun& selama ; jam.
P8686TB-6 (--T K8&-TN-6
L (ampai sekarang belum ada cara yang dapat dipakai untuk menentukan dengan tepat saat
kematian seseorang, jadi selalu masih adaDrangeE hanya saja makin sempit DrangeE ini
makin baik.
L Perlu diingat bah$a saat kematian seorang korban terletak diantara saat korban terakhir
dilihat dalam keadaan masih hidup dan saat korban ditemukan setelah keadaan mati.
Tanda-tanda yg dapat dipakai untuk memperkirakan saat kematian <
L Penurunan suhu mayat.
L 3ebam mayat
L Kaku mayat
L Proses pembusukan
L 9al-hal lain yang ditemukan baik pada pemeriksaan di TKP maupun pada $aktu melakukan
otopsi.
Cang dapat ditemukan pada $aktu .topsi <
1. 3ar*a lalat
M (iklus <
L Telur (1 M 1% jam
L 3ar*a (@ M 1! hari
L Kepompong ( J1! hari
L 3alat de$asa.
M (yarat pemeriksaan <
L Tidak boleh ada kepompong /de$asa
L 2icari lar*a lalat yang paling besar
Cang dapat ditemukan pada $aktu .topsi <
1. 3ar*a lalat
M 0ila umur lar*a sudah ditentukan maka dapat ditentukan ,lama korban telah meninggal.
&isalnya < 2idapatkan lar*a yang berumur # hari.
(aat kematian korban adalah < (# hari K 1 hari O % hari yang lalu Cang dapat ditemukan pada
$aktu .topsi
2. Pr+ses pen(ernaan makanan 'alam lambun&.
M Bila 'itemukan :
L #ambun& tak berisi makanan
L *e(tum penuh 'en&an fe(es
L Kan'un& seni penuh 1iperkirakan k+rban menin&&al 7aktu
masih pa&i sebelum ban&un
M Bila lambun& 'itemukan berisi makanan kasar artinya
k+rban menin&&al 'alam 7aktu 2 C , jam setelah makan
terakhir.
M Bila 'itemukan lambun& tak terisi makanan> 'u+'enum
'an ujun& atas usus halus berisi makanan yan& telah
ter(erna> berarti k+rban menin&&al 'alam 7aktu
D 2 - , jam setelah makan terakhir.
). *ambut 'an jen&&+t
M 3arus 'iketahui saat terakhir k+rban men(ukur rambut2jen&&+t.
M *ambut pa'a +ran& hi'up mempunyai ke(epatan tumbuh 0>5
mm2hari 'an setelah menin&&al ti'ak tumbuh la&i.
M Pemeriksaan ini hrs 'ilakukan 'lm 2, jam pertama bila D 2, jam
kulit men&kerut 'an rambut 'apat lebih mun(ul 'iatas kulit sehin&&a
se+lah-2 rambut masih tumbuh.
M *ambut lepas setelah 1, hari
,. Kea'aan kuku :
kuku akan terlepas setelah 21 hari
2. menjelaskan ?isum et repertum
:isum et repertum disingkat :e* adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter
dalam ilmu kedokteran forensik atas permintaan penyidik yang ber$enang mengenai hasil
pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga
bagian tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di ba$ah sumpah, untuk kepentingan
pro yustisia.
Iisum et repertum kemudian digunakan bukti yang sah secara hukum mengenai
keadaan terakhir korban penganiayaan, pemerkosaan, maupun korban yang berakibat
kematian dan dinyatakan oleh dokter setelah memeriksa (korban. Khusus untuk perempuan
*isum et repertum termasuk juga pernyataan oleh dokter apakah seseorang masih pera$an
atau tidak.
6enis :isum et repertum
-. Untuk orang hidup
Ie, 0iasa, perlukaan (termasuk keracunan
Ie, 3anjutan, kejahatan susila
Ie, (ementara, psikiatrik
0. Untuk Orang Mati
Ie, jena+ah
#ima ba&ian tetap :e*
-da lima bagian tetap dalam laporan Iisum et repertum, yaitu<
Pr+ 6ustisia. Kata ini diletakkan di bagian atas untuk menjelaskan bah$a *isum et
repertum dibuat untuk tujuan peradilan. Ie, tidak memerlukan materai untuk dapat
dijadikan sebagai alat bukti di depan sidang pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum.
Pen'ahuluan. Kata pendahuluan sendiri tidak ditulis dalam Ie,, melainkan langsung
dituliskan berupa kalimat-kalimat di ba$ah judul. 0agian ini menerangkan penyidik
pemintanya berikut nomor dan tanggal, surat permintaannya, tempat dan $aktu
pemeriksaan, serta identitas korban yang diperiksa.
Pemberitaan. 0agian ini berjudul P9asil PemeriksaanP, berisi semua keterangan
pemeriksaan. Temuan hasil pemeriksaan medik bersifat rahasia dan yang tidak
berhubungan dengan perkaranya tidak dituangkan dalam bagian pemberitaan dan
dianggap tetap sebagai rahasia kedokteran.
Kesimpulan. 0agian ini berjudul PkesimpulanP dan berisi pendapat dokter terhadap
hasil pemeriksaan, berisikan<
1. 4enis luka
!. Penyebab luka
#. (ebab kematian
%. &ayat
". 3uka
'. TKP
>. Penggalian jena+ah
1. 0arang bukti
@. Psikiatrik
Penutup. 0agian ini tidak berjudul dan berisikan kalimat baku P2emikianlah *isum
et repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan
dengan mengingat sumpah sesuai dengan kitab undang-undang hukum acara
pidana/KB9-PP.
1asar hukum
2alam KB9-P pasal 1E; dan 1E7. (adopsi< .rdonansi tahun 1@#> nomor #"0 pasal 1
Pasal 1E;< Keterangan ahli adalah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang
pengadilan.
Pasal 1E74(5< Surat keterangan dari seorang ahli yang dimuat pendapat berdasarkan
keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi
daripadanya.
Kedua pasal tersebut termasuk dalam alat bukti yang sah sesuai dengan ketentuan dalam
KU3!P.
:isum et repertum pa'a perlukaan
1erajat luka
luka derajat satu< yang tidak menyebabkan gangguan pada pekerjaan
luka derajat dua< yang menyebabkan gangguan sementara pada pekerjaan
luka derajat tiga< sesuai definisi luka berat pada KB9P
:isum et repertum pa'a k+rban kejahatan susila
terdapat beberapa luka pada bagian tertentu. dan terdapat beberapa ciri khusus dalam bagian!
tertentu korban. biasanya korban akan mengalami depresi atau tekanan ji$a.
:isum et repertum jena8ah 'an psikatrik

Anda mungkin juga menyukai