Anda di halaman 1dari 2

STASE ANAK

1. KEJANG DEMAM
Adalah kejang disertai demam akibat infeksi
ekstra kranial. Panas yang berperan pada kejang
demam :
- Infeksi sal.pernapasan
- Infeksi sal.pencernaan
- Iinfeksi sal. Kemih
Gambaran klinis:
- Bentuk tonik, klonik
- tidak ada mioklonik, spasme, dan absans
Klasifikasi:
1. KD Sederhana
- Lama kejang < 15 menit
- kejang umum/ kedua belah tubuh
- serangan kejang 1x pada satu periode demam
- tidak ada kelainan neurologi pasca kejang
2. KD Kompleks
- Lama kejang > 15 menit
- Kejang fokal/sebelah tubuh
- Serangan kejang >1x dalam 24 jam
- Ada kelainan neurologis pada kejang
3. KD plus (FS +)
- KD pada anak umur > 6 tahun
- KD bersamaan bersamaan dengan epilepsi
- Serangan kejang yang sering > 13x/tahun
- Phenotype KD
- Mutasi pada channel sodium & GABA
2. EPILEPSI
adalah jika mengalami kejang sebanyak 2 kali atau
lebih tanpa tanpa suatu penybab yang jelas.
Kejang bukan disebabkan demam tinggi, trauma
kepala, radang otak, tumor otak, kekurangan gula
darah atau elektrolit. Kejang pada epilepsi
sebagian besar hanya berlangsung beberapa detik
sampai kurang dari 5 menit dan sebagian besar
berhenti sendiri.
Penyebab:
1. Gangguan perkembangan otak yang dapat
terjadi sebelum lahir, pada saat persalinan
(anak lahir kurang oksigen), maupun setelah
lahir
2. Keadaan yang menyebabkan kerusakan
jaringan otak seperti trauma kepala,
perdarahan, tumor, infeksi otak (ensefalitis)
atau meningitis.
Jenis-jenis kejang pada epilepsi:
Kejang umum (saat serangan anak tidak sadar)
a.Tonik-klonik
serangan dimulai dengan anak menangis,
tubuh, tangan dan kaki tampak kaku ( 30 60
detik), kadang disertai lidah tergigit dan
mengompol. Napas tampak berat dan dapat
berhenti beberapa detik. Biasanya
berlangsung 1-2 menit, setelah serangan anak
tampak bingung, lelah, dan anak kembali
tidur.
b.Tonik
tubuh, tangan, dan kaki tampak kaku.
c.Klonik
tubuh, tangan, dan kaki kelojotan
d.Mioklonik
Gerakan seperti hentakan pada tangan dan
kaki. Anak seperti kaget tiba-tiba terdapat
gerakan-gerakan pada tangan/kaki. Jika
serangan hebat, benda apapun yang sedang
dipegang anak terlempar/terjatuh.
e.Absans
Hilang kesadaran beberapa detik, anak
tampak bengong, apapun yang sedang
dikerjakan (menulis, membaca, mengerjkan
sesuatu) terhenti selama beberapa detik,
sering disertai mata kosong dan menatap ke
satu arah, berkedip-kedip atau mulut
mengecap-ngecap, setelah serangan aktivitas
berlangsung normal kembali. Serangan dapat
berlangsung beberapa kali sehari. Anak sering
tmapak bengong/melamun/tidak perhatian.
f.Atonik
Otot-otot kehilangan kekuatan beberapa
detik. Anak tiba-tiba jatuh lemas/seperti
pingsan atau tiba-tiba kepala terjatuh
sehingga dapat membentur sesuatu.
Kejang fokal/parsial
Kejang fokal dibagi menjadi kejang fokal
sederhana, fokal kompleks, fokal menjadi
umum.
a.Kejang fokal sederhana
Selama serangan anak masih tetap sadar dan
tahu apa yang terjadi/bisa menceritakan apa
yang dialaminya. Kejang dapat berupa kejang
tonik ata tonik-klonik.
b.Kejang fokal kompleks
Selama serangan anak tidak sadar, tidak tahu
apa yang sedang dikerjakan, biasanya dimulai
dengan pandangan mata kosong, mulut
mengecap-ngecap/mengunyah, diikuti
gerakan repetitif, otomatik, tidak bertujuan
seperti berulang-ulang memungut dan
meletakkan sesuatu, mondar mandir tanpa
tujuan. Aktifitas hampir sama tiap kali
serangan. Serangan hany berlangsung 1
sampai 2 menit, anak tetap tidak sadar sampai
beberapa waktu setelah serangan dan tidak
ingat apa yang terjadi. Selain itu naak tidak
dapat mengontrol perubahan perilakunya.
b.Kejang menjadi umum
Gejala dapat berupa gerakan-gerakan pada
jari tangan di satu sisi, menyebar ke lengan
dan tubuh di sisi yang sama kemudian
meyebar ke seluruh tubuh. Awal serangan
dapat berupa kejang fokal sederhana maupun
kompleks. Anak yang besar dapat merasakan
dan memberitahu oranglain di sekitarnya jika
akan kejang.
Berdasarkan gejala:
a. Motorik
Kejang dapat berupa gerakan-gerakan
kaku/kelojotan yang mengenai anggota tubuh
atau tubuh satu sisi. Gerakan dapat berawal
dari jari kaki/tangan, menyebar ke
lengan/tungkai kemudian tubuh di satu sisi.
b. Sensorik
Serangan dapat juga berupa merasakan
sensasi tertentu seperti
melihat/mencium/merasakan/mambaui
sesuatu atau merasa diri berbeda.
c. Otonom
Tiba-tiba nyeri perut, mual, rasa tidak enak di
perut, berdebar-debar, berkeringat, dan
sebagainya.
d. Emosi
Tiba-tiba marah atau takut terhadap sesuatu.
e. Emosi
Tiba-tiba marah atau takut terhadap sesuatu
f. Memori
Tiba-tiba seperti pernah berada di suatu
tempat/mengalami kejadian yang tidak asing
(de ja vu).
3. BRONKOPNEUMONIA
- Demam
- Batuk dengan napas cepat
- Sesak napas yg didahului batuk pilek 1 minggu
sebelumnya
- Ronki auskultasi
- Kepala terangguk-angguk
- Pernapasan cuping hidung
- Tarikan dinding dada bag.bawah ke dalam
- Merintih
- Sianosis
4. TB PADA ANAK
- Berkurangnya BB 2 bulan berturut-turut tanpa
sebab yang jelas/gagal tumbuh
- Riwayat kontak (+) dengan pasien TB dewasa
- Uji tuberkulin positif ( 10 mm, pada keadaan
imunosupresi 5 mm)
- Batuk kronik 3 minggu dengan/tanpa wheeze
- Demam (> 2 minggu) tanpa sebab yang jelas
- Pembengkakan progresif atau deformitas
tulang/sendi punggung, panggul, lutut, falang
- Tidak ada nafsu makan, berkeringat malam
- Pembesaran kelenjar limfe, leher, aksila,
inguinal
- Pembengkakan progresif
- Pengukuran BB/U atau lebih baik BB/TB
5. ASMA
Adalah keadaan inflamasi kronik dengan
penyempitan saluran pernapasan yang reversibel.
- Sesak dapat bersamaan dengan batuk dan pilek
- Riwayat wheezing berulang
- Kadang tidak berhubungan dengan batuk/pilek
- Hiperinflasi dinding dada
- Ekspirasi memanjang
- Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
- Berespon baik terhadap brokodilator

Anda mungkin juga menyukai