Anda di halaman 1dari 8

1

Kesalahan Pembuatan Gigi Tiruan Lengkap


yang Berhubungan dengan Keluhan Pasien


Ringkasan
Keadaan tidak bergigi dianggap merupakan hasil dari kesehatan yang buruk
dan dapat mengganggu kualitas kehidupan. Meskipun orang dewasa yang kehilangan
gigi jumlahnya berkurang, namun populasi orang yang kehilangan semua giginya
masih ditemukan. Penelitian retrospektif telah dilakukan dengan informasi yang
diperoleh dari literature (1984-2004) tentang pasien yang mengalami masalah dengan
gigi tiruannya yang baru, untuk mengetahui penyebab utamanya. Terdapat hubungan
antara kesalahan konstruksi dan desain gigi tiruan dengan keluhan pasien. Simpulan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kebanyakan kasus pasien yang memakai
gigi tiruan lengkap terdapat kesalahan dalam desainnya. Dokter gigi harus teliti dalam
mengevaluasi kesalahan-kesalahan gigi tiruan pada perluasan sayap dan relasi
vertikal dan horizontal rahang atas dan rahang bawah.
Kata kunci: keadaan tidak bergigi, gigi tiruan lengkap, kesalahan konstruksi

Pendahuluan
Di Negara Barat, keadaan tidak bergigi terjadi pada sekitar sepersepuluh atau
seperlima dari populasi keseluruhan, setengahnya yaitu populasi diatas 65 tahun. Ini
menggambarkan perubahan yang menurun dari populasi yang tinggi pada beberapa
dekade yang lalu. Kehilangan gigi secara alami berhubungan dengan status ekonomi
sosial yang rendah.
Kehilangan gigi dan resorpsi tulang alveolar yang terus menerus mempunyai
dampak pada fungsi dan penampilan. Teknik pembuatan gigi tiruan lengkap, yang
tidak mempunyai standar universal menghasilkan keberhasilan yang tinggi. Dua
pertiga dari 118 responden yang disurvei dalam penelitian ini mengungkapkan bahwa
2

51% responden lebih puas dengan gigi tiruan rahang atas daripada rahang bawah.
Pada individu yang memakai gigi tiruan sepanjang hari, 5 % tidak puas dengan salah
satu gigi tiruannya.
Banyak praktisi yang akan mengalami situasi seperti ini, ketika pasien dengan
gigi tiruan lengkap yang baru mengalami kesulitan adaptasi yang berkelanjutan. Hal
ini dapat menyebabkan pertemuan yang panjang yang mungkin tidak akan
menyelesaikan masalah pasien. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat
beberapa faktor pasien yang menghambat keberhasilan perawatan, seperti usia, jenis
kelamin, status psikologis dan medis.
Tantangan perawatan untuk pasien tersebut digambarkan sebagai kombinasi
dari fungsi, kenyamanan dan estetis. Seringkali tidak ada kesepakatan yang
menyeluruh antara pasien dan dokter gigi untuk kesesuaian gigi tiruan. Perbedaan
persepsi kebutuhan pasien membuat penanganan menjadi lebih sulit. Suatu gigi tiruan
yang kualitasnya buruk mungkin dapat diterima oleh satu orang, sementara yang
kualitasnya baik mungkin menjadi kegagalan pada pasien lain dan telah menjadi
sumber kebingungan. Hal ini telah menyebabkan banyak dokter gigi memilih
perawatan yang tepat pada pembuatan dan penyediaan gigi tiruan dengan kualitas
yang baik agar pasien dapat beradaptasi pada semua hal, terlepas dari kualitasnya.
Oleh karena itu, jurnal ini merupakan tinjauan dari literatur yang terpilih pada
perawatan lanjutan dari gigi tiruan lengkap konvensional termasuk literatur dari
Medline dari tahun 1984 hingga 2004.
Beberapa penulis mengutip keluhan yang paling sering terjadi pada pasien
dengan pemakaian gigi tiruan lengkap adalah tentang estetik, retensi dan stabilitas,
kenyamanan saat makan, dan penumpukkan sisa makanan di bawah alat.
Faktor yang paling sering terjadi untuk menentukan keberhasilan atau
kegagalan suatu gigi tiruan lengkap adalah estetik. Biasanya penampilan dari gigi
tiruan menjadi pertimbangan mereka untuk memakainya. Keyakinan pasien tentang
penampilan seharusnya dari gigi tiruan tidak selalu sama dengan persepsi dokter gigi.
Harapan pasien juga menjadi focus yang penting untuk dokter gigi. Pasien biasanya
3

memiliki harapan tinggi yang tidak realistis untuk gigi tiruan mereka, yang seringnya
percaya bahwa gigi tiruan akan sebanding dengan gigi asli. Telah dinyatakan juga
bahwa harapan tinggi dari gigi tiruan ini lebih banyak terjadi pada kelompok usia
yang lebih tua.
Praktisi yang mempunyai pertemuan lebih sedikit dan pemilihan estetiknya
ditentukan oleh pasien menambah jumlah pasien yang puas. Hal ini berarti ketika
hasil estetiknya memuaskan, gigi tiruan akan sukses secara keseluruhan. Semua
setuju dengan pentingnya estetik pada keberhasilan gigi tiruan yang menyatakan
bahwa, penampilan yang baik sangat berhubungan secara psikologis dengan
kenyamanannya dimana dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan.
Ketika pasien mengalami kesulitan dengan gigi tiruannya, klinisi harus secara
kritis menilai faktor yang mempengaruhi dukungan gigi tiruan tersebut. Faktor ini
mungkin dapat menjelaskan mengapa terdapat perbedaan antara persepsi dokter gigi
dan pasien dimana letak kesulitan tersebut.
Kehilangan gigi asli dan resorpsi tulang alveolar yang terus menerus
mempunyai dampak yang signifikan pada penampilan. Hal ini memungkinkan untuk
memulihkan penampilan tersebut dengan gigi tiruan lengkap. Resorpsi tulang pada
rahang atas biasanya sering terjadi pada bagian bukal dan ini menyebabkan
penurunan dukungan bibir. Papilla insisivum merupakan petunjuk untuk permukaan
vestibulum gigi insisiv yang ditempatkan 8-10 mm ke anterior dari foramen
insisivum. Posisi gigi anterior mempengaruhi retensi dan stabilitas dari gigi tiruan,
pola bicara.
Proses dari perkembangan pola estetik untuk gigi tiruan anterior dimulai dari
tahap pencatatan rahang. Gigitan lilin harus sesuai untuk memposisikan gigi secara
bukolingual dan bidang oklusinya.
Jumlah gigi yang menunjukkan orientasi bidang oklusal dan inklinasi
labiolingual mempunyai pengaruh pada estetik gigi tiruan. Jika bidang oklusi terlalu
rendah, atau gigi anterior diatur terlalu datar, maka gigi akan terlalu terlihat. Jika
4

orientasi dari bidang oklusal tidak sejajar dengan garis interpupil, maka senyumnya
akan terlihat bengkok.
Posisi labiolingual dari gigi anterior, dalam hal ini servikal gigi, merupakan
hal yang penting untuk dukungan bibir. Jika sayap labial gigi tiruan terlalu tebal akan
menyebabkan tumpukan dibawah hidung. Kita dapat menempatkan servikal gigi
dekat dengan linggir dan memposisikan tepi insisal lebih ke labial. Hal ini akan
meningkatkan dukungan bibir.
Beberapa tinjauan menunjukkan konsep utama dari penampilan alamai atau
supernormal. Kemiringan 100 derajat nasolabial dan 140 derajat mentolabial harus
menjadi tujuan untuk penampilan ekstra oral. Tepi insisal dari gigi rahang atas harus
mengikuti garis bibir dan kurva terbalik harus dihindari. Garis tengah gigi harus
bertepatan dengan garis tengah wajah dan lurus vertical. Jarak gusi ke bibir 4 mm
atau lebih dapat menjadi tidak estetik. Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan
sebagari pedoman dasar estetik pada pembuatan gigi tiruan.

Fonetik
Keberadaan gigi tiruan lengkap dapat mengubah derajat resonansi suara. Jika
perubahan dalam permukaan kontak membutuhkan modifikasi kebiasaan lidah yang
tergantung pada kemampuan adaptasi tiap pasien, cacat suara akan terjadi.
Perlu diingat bahwa lidah pada pasien yang menggunakan gigi tiruan lengkap
mempunyai fungsi ganda dalam artikulasi dan mengontrol gigi tiruannya. Jika gigi
tiruan longgar, akan menyebabkan penurunan fungsi dalam kualitas artikulasinya.
Mulut kering dapat menyebabkan kelonggaran gigi tiruan dan juga akan
mempengaruhi kemampuan berbicara karena hilangnya lubrikasi dari mukosa mulut.
Sejumlah suara dipengaruhi oleh posisi gigi, ketebalan sayap dan dukungan bibir.
Tetapi kadang sulit untuk menentukkan apakah fonetik akan meningkatkan adaptasi
pasien ke bentuk baru dari gigi tiruan.


5

Freeway space
Pengukuran tinggi wajah saat oklusi dan istirahat dilakukan untuk
mendapatkan nilai freeway space. Selain mengukur freeway space, klinisi harus
menilai secara visual. Jika terlalu banyak gigi yang terlihat, atau pasien kesulitan
untuk menempatkan bibir secara bersamaan, kemungkinan kurangnya freeway space.
Pasien harus diminta untuk berbicara dan jika pelafalan suara salah, hal ini
menunjukkan kurangnya freeway space. Jika freeway space terlalu tinggi, pasien
akan terlihat lebih tertutup dan gigi yang terlihat akan lebih sedikit.
Jika retensi gigi tiruan memuaskan, maka perubahan dapat dibuat tanpa
membuat kembali gigi tiruan. Menghilangkan dan mengganti gigi anterior dapat
merubah cetakan, bentuk atau inklinasi gigi. Jika bidang oklusal salah, akan membuat
gigi terlihat lebih banyak atau banyaknya sisa dari permukaan halus yang terlihat,
maka semua gigi harus diganti dan hubungan rahang dicatat kembali.
Gulungan lilin dapat ditambahkan pada dasar gigi tiruan dan harus dipotong
ke level yang diinginkan. Ketika keluhannya yaitu terlalu sedikit gigi yang terlihat,
lilin dapat ditambahkan ke permukaan oklusal gigi hingga jumlah lilin terlihat.
Catatan oklusi sentrik yang baru harus dibuat dan teknisi harus diintruksikan
untuk mengganti dan memasang kembali gigi ke posisi baru. Apabila keluhan pasien
yaitu longgarnya gigi tiruan, hal yang harus diperiksa adalah perpanjangan peripheral,
batas posterior paatal, adaptasi bagian dasar, oklusi, bentuk dari permukaan yang
dipoles dan posisi gigi. Terdapatnya rasa sakit yang berhubungan dengan
perpanjangan yang berlebihan di bagian peripheral, longgarnya gigi tiruan merupakan
hasil dari kegagalan untuk mendapatkan batas peripheral. Faktor etiologi lainnya
yaitu adaptasi yang buruk dari gigi tiruan ke jaringan dibawahnya. Hal ini harus
dicurigai jika pasien mengeluhkan penumpukan sisi makanan dibawah gigi tiruan.
Pelebaran dari gigi tiruan harus diperiksa, area dibawah pelebarannya dimodifikasi
menggunakan green stick compound. Bagian posterior dari rahang atas gigi tiruan
harus diperiksa, penambahan green stick compound dilakukan bila kurang. Daerah
6

yang biasanya kurang pelebaran pada rahang bawah gigi tiruan adalah distolingual
pouch dan bagian retro molar pad.
Penyebab lain dari longgarnya gigi tiruan mungkin karena gigi melalu batas
zona netral. Jika gigi tiruan tidak stabil ketika makan dan berbicara, ini kemungkinan
penyebabnya. Jika hal ini dicurigai, maka klinisi harus memotong bagian lingual dari
gigi posterior untuk meningkatkan ruang lidah dan mengontrol selama beberapa
minggu.
Gambaran lain untuk memeriksa lebar permukaan yang dipoles disekitar
tuberositas maksilla. Ketika mulut terbuka lebar, prosesus koronoid rahang bawah
dapat melewati batas zona netral. Jika permukaan gigi tiruan yang dipoles ini tebal,
maka gigi tiruan dapat bergeser. Jika hal ini dicurigai, maka ketebalan dari
permukaan yang dipoles harus dikurangi secara bertahap hingga pasien dapat
membuka mulut tanpa goyangnya gigi tiruan.
Jika permukaan yang dipoles sudah memuaskan, maka masalahnya mungkin
berhubungan dengan oklusi. Periksa oklusi pada keadaan sentrik dan eksentrik. Jika
terdapat penguncian atara cusp ketika gerakan eksentrik, maka gigi tiruan dapat
bergeser. Kontak ini harus disesuaikan hingga artikulasi yang seimbang didapatkan.
Pada saat ini, banyak orang dewasa yang kehilangan seluruh gigi pada rahang
atas sedangkan rahang bawahnya hanya kehilangan sebagian gigi. Biasanya mereka
memiliki gigi tiruan rahan atas tetapi tidak untuk rahang bawahnya. Masalah yang
biasa terjadi pada kombinasi ini adalah terdapatnya flabby tissue pada rahang atas
anterior. Hal ini dapat membuat gigi tiruan rahang atasnya menjadi tidak stabil,
karena flabby tissue bergerak selama fungsi.
Bagian anterior dari rahang atas merupakan bagian terlemah dari lengkung
rahang atas untuk melawan tekanan dan ketika gigi anterior rahang bawah oklusi
dengan dukungan dasar, trauma tidak dapat dihindari. Sisa gigi anterior rahang bawah
lainnya tampaknya akan ekstrusi seiring dengan proses resorpsi tulang, dan
kehilangan tulang yang berlebihan terjadi pada bagian posterior linggir dibawah dasar
gigi tiruan. Kelima perubahan ini mungkin merupakan sindrom yang sangat khas.
7

Perubahannya yaitu kehilangan tulang dari daerah anterior linggir rahang atas,
pertumbuhan yang berlebih dari tuberositas, hyperplasia papilla pada palatum, ektrusi
gigi anterior bawah, dan kehilangan tulang dibawah dasar gigi tiruan. Ini disebut
sindrom kombinasi. Keadaan ini terjadi pada 26 persen pasien yang memakai gigi
tiruan.
Kesulitan yang lainnya yaitu kurangnya kontak oklusal untuk menjaga
stabilisasi gigi tiruan rahang atas. Ketika molar dan premolar hilang, tekanan oklusal
langsung diarahkan ke bagian anterior dari gigi tiruan rahang atas, yang
menghasilkan tekanan yang menyimpang, yang dapat membuat gigi tiruan bergerak
kea rah posterior. Tantangan klinisnya yaitu menentukkan berapa banyak kontak
oklusa yang dibutuhkan untuk mengatasi keadaan ini, dan ini berbeda tiap pasiennya.
Pilihan perawatan untuk rahang bawah harus diperhatikan, yaitu pembuatan
gigi tiruan lepasan, perluasan lengkung rahang yang menyempit menggunakan
jembatan kantilever, perluasan lengkung rahang yang sempit dengan implant dengan
mahkota atau jembatan.
Munculnya implant merupakan pilihan bagi pasien yang kehilangan semua
gigi. Kegunaan implant tersebut untuk stabilisasi protesa untuk mengontrol gigi
tiruan lengkap konvensional. Hal ini dapat membantu meningkatkan fungsi berbicara
pada pasien dan memungkinkan untuk meningkatkan kepuasan pasien dengan
penampilannya.

Simpulan
Ada banyak cara agar kualitas gigi tiruan dapat ditingkatkan, dan dokter gigi
harus dapat menilai kualitas dari gigi tiruan dalam hal estetik, dukungan, retensi,
stabilisasi, oklusi, dimensi vertical dan perluasan dasar gigi tiruan.
Tidak ada metode yang secara pasti dapat memperkirakan hasil dari
perawatan gigi tiruan lengkap dan terdapat banyak masalah yang berhubungan
dengan perawatan tersebut. Selain keterampilan klinisi dan teknisi, wawancara
tentang kebiasaan dan psikologis pasien dan teknik komunikasi juga diperlukan.
8

Gigi tiruan lengkap yang terbaik bahkan tidak dapat memberikan kemampuan
optimal untuk berbicara, mengunyah dan bersosialisasi. Resorpsi linggir yang terus
menerus, dapat menurunkan kemampuan bicara jika gigi tiruan tidak dijaga retensi
dan stabilisasinya. Kenyamanan gigi tiruan dapat menjaga kenyamanan dalam
mengunyah dan mempengaruhi pemasukan nutrisi. Keadaan tidak bergigi juga dapat
mempengaruhi psikologi, emosional, dan kesehatan mulut dan kesehatan umum
pasien.
Pasien dengan gigi tiruan lengkap biasanya mengalami kelonggaran pada gigi
tiruan mereka, estetik, kesulitan pada saat makan, dan akumulasi sisa makanan di
bawah dasar alat.
Kesalahan yang paling sering dialami pada gigi tiruan lengkap berhubungan
dengan retensi yang kurang dan relasi rahang secara vertical dan horizontal. Terdapat
hubungan yang signifikan antara kurangnya retensi dan relasi intermaksila yang
kurang tepat dan keluhan pasien tentang longgarnya gigi tiruan dan kesulitan pada
saat makan.
Klinisi harus cermat dalam menilai kesalahan gigi tiuran pada relasi rahang
vertical dan horizontal sebelum menyimpulkan bahwa keluhan pasien berhubungan
dengan umur, jenis kelamin atau kondisi umum medis.

Anda mungkin juga menyukai