Anda di halaman 1dari 9

1

Pendahuluan
Tujuan pembangunan kesehatan
menurut UU No. 23 tahun 1992
tentang kesehatan yaitu
meningkatnya kesadaran keamanan
hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud kesehatan yang optimal.
Dan yang menjadi indikator penting
untuk mengukur derajat kesehatan
suatu negara adalah Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB).
Data terbaru mengenai angka
kematian ibu tahun 2007 di
Indonesia adalah tercatat sebanyak
288 kematian per 100.000 kelahiran.
Sedangkan target yang diinginkan
tercapai tahun 2015 adalah 102
kematian per 100.000 kelahiran, oleh
karena itu masih banyak hal yang
harus dibenahi.
1
Akan tetapi dalam waktu 50
tahun terakhir ini dilakukan
pengawasan kepada wanita hamil
secara terartur dan tertentu. Dan hal
tersebut membuahkan hasil yaitu
angka mortalitas dan morbiditas
menurun. Dalam pengawasan
tersebut hubungan antara dokter
dengan wanita hamil tersebut harus
terjalin. Dikarenakan dokter berperan
sebagai seseorang yang melakukan
pendekatan kepada wanita hamil
untuk memberikan pengertian
mengenai kehamilan yang sedang
dikandungnya. Bukan hanya
persiapan fisik yang harus
dipersiapkan, akan tetapi persiapan
mental juga penting untuk
dipersiapkan. Oleh karena itu
antenatal care harus diusahakan
agar: 1) wanita hamil sampai akhir
kehamilan sekurang kurangnya
harus sama sehatnya atau lebih sehat;
2) adanya kelainan fisik ataupun
psikologik harus ditemukan dini dan
diobati; 3) wanita melahirkan tanpa
kesulitan dan bayi yang dilahirkan
sehat pula fisik dan mental. Harus
dijelaskan kepada wanita hamil
tersebut mengenai perlunya
dilakukan pemeriksaan secara
teratur; makin tua usia kehamilan
semakin cepat pemeriksaan harus
diulang. Selain itu hal tersebut juga
tergantung dari apa yang ditemukan
dalam pemeriksaan, misalnya ketika
seorang wanita hamil ditemukan
kelainan jantung maka harus lebih
sering dilakukan pemeriksaan
dibandingkan dengan wanita hamil
yang sehat tanpa kelainan.
2
2

Generasi muda merupakan
generasi penerus bangsa. Bagaimana
kondisi suatu bangsa ke depan
tergantung bagaimana generasi muda
yang dimiliki bangsa tersebut. Oleh
karena itu generasi muda merupakan
aset terpenting dan harus diberikan
perhatian khusus dalam berbagai
aspek. Salah satu kepentingan
dilakukannya perhatian tersebut
adalah untuk meningkatkannya
kualitas hidup. Perhatian tersebut
khususnya diberikan terhadap
generasi sejak janin, termasuk Berat
Bayi Lahir (BBL). Karena kualitas
hidup seseorang dapat ditentukan
dari masa pertumbuhan dan masa
perkembangan saat bayi.
3
Besarnya angka BBLR di
Indonesia sangat perlu menjadi
sorotan utama. Perlu dilakukan
program yang dijalankan oleh
pemerintah yang bertujuan agar
akses pelayanan kesehatan
masyarakat berjalan optimal,
khusunya pelayanan bagi ibu hamil
sampai ibu hamil tersebut
melahirkan. Ditingkatkanya
pelayanan kesehatan masyarakat
khususnya bagi ibu hamil tersebut
diharapkan dapat meningkatkan
status kesehatan masyarakat,
sehingga anak yang dikandung oleh
ibu hami tersebut dapat terlahir
dengan sehat (mengurangi BBLR).
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan
pengaruh frekuensi ANC pada ibu
hamil terhadap kelahiran bayi
dengan berat lahir rendah.

Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan
penelitian analitik korelatif dengan
pendekatan observasional.
Pengolahan data menggunakan studi
case control untuk mengetahui
adanya hubungan antar variabel
bebas dan variabel tergantung,
dimana efek diidentifikasikan pada
saat ini, kemudian faktor risiko
diidentifikasikan pada saat lalu.
Populasi dalam penelitian ini
adalah data frekuensi ANC dari ibu
yang melahirkan bayi di RSUD
Sleman. Sampel penelitian adalah
subyek yang memenuhi kriteria
penelitian yaitu:

a. Kriteria inklusi:
Bayi yang dilahirkan di
RSUD Sleman
3

Riwayat ANC diketahui
b. Kriteria eksklusi:
Adanya faktor risiko
terjadinya BBLR yaitu :
1. Faktor ibu
a. Hipertensi dan Penyakit
ginjal kronik,
b. Penderita diabetes
melitus berat,
c. Toksemia,
d. Hipoksia ibu,
e. Drug abuse,
f. Preeklamsi/eklamsia
2. Faktor uterus dan plasenta
a. Kelainan pembuluh
darah (hemangioma),
b. Insersi tali pusat yang
tidak normal,
c. Uterus bikornis,
d. Infark plasenta,
e. Transfusi dari kembar
yang satu ke kembar
yang lain,
f. Sebagian plasenta lepas
3. Faktor janin
a. Kehamilan ganda,
b. Kelainan kromosom,
c. Cacat bawaan,
d. Mengalami infeksi
kandungan (Toksoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus,
Hepatitis/HIV, TORCH).
Sampel dalam penelitian ini
adalah data ANC pasien RSUD
Sleman pada tahun 2013 yang
memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi.
Besar sampel diukur dengan
menggunakan rumus (Dahlan, 2010):

{

[ ]
}



{

[ ]
}


= 51,567 52
Sehingga jumlah sampel
untuk tiap kelompok adalah 52
(kelompok kasus sebanyak 52 dan
kelompok kontrol sebanyak 52).
Pengambilan sampel pada penelitian
ini menggunakan purposive
sampling. Pengambilan ini dilakukan
melalui tempat yang dapat dijangkau
oleh peneliti dalam hal tenaga dan
waktu.
Pengumpulan data sekunder
dengan mengambil data rekam medis
di RSUD Sleman. Data diambil
4

dengan teknik purposive sampling
Dengan ini diharapkan penelitian
mendapatka data dengan jumlah
yang cukup representative.
Setelah data terkumpul
kemudian dilakukan analisis. Cara
pengolahan dan analisi data
menggunakan program komputer,
berikut langkah langkah
analisisnya
4
:
1. Analisis univariat
Analisis univariat digunakan
untuk menggambarkan distribusi
masing masing, baik variabel
bebas maupun variabel terikat.
Data dari analisis univariat
dibahas secara deskriptif.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan
untuk mengidentifikasi ada
tidaknya hubungan antara dua
variabel yaitu variebel independen
dengan variabel dependen. Uji
hipotesis yang digunakan adalah
uji Chi-square untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antara dua
variabel. Juga dilakukan
perhitungan secara statistik Odss
Ratio (OR) dengan Confidence
interval 95% untuk mengetahui
perbandingan antara BBLR
dengan Non BBLR .
Uji hipotesis langsung
memasukan data dalam aplikasi
SPSS menggunakan Uji Chi-square.
Dimana dalam interpretasinya
dianggap bermakna bila nilai p <
0,05.

Hasil
Tempat yang dipilih untuk
penelitan adalah RSUD Sleman.
Rumah Sakit Umum Daerah Sleman
adalah milik pemerintah kabupaten
Sleman yang terletak di Jalan
Bhayangkara Nomor 48, Triharjo,
Sleman, Yogjakarta. Berdiri diatas
tanah sekitar 20.116 m
2
dengan luas
bangunan yang ada 6.993 m
2
. Dan
dikarenakan rumah sakit tersebut
merupakan rumah sakit daerah maka
sangat fleksibel dalam penggunaan
Jamkesmas. Kurang lebih hampir
80% dari pasien yang berobat ke
RSUD Sleman adalah pengguna
Jamkesmas.
Subyek penelitian ini adalah
data frekuensi antenatal care yang
didapat dalam rekam medik ibu yang
melahirkan di RSUD Sleman periode
1 Januari 2011 31 Desember 2012
5

dan dilakukan pengambilan data
pada bulan Maret 2103. Data
mengenai frekuensi antenatal care
dan berat badan lahir bayi rendah
didapatkan dari data rekam medis
pasien dengan jumlah 52 sampel,
selanjutnya dibandingkan dengan
kontrol yaitu data dari bayi dengan
berat badan lahir cukup sejumlah 52
sampel (1:1).
Pengambilan sampel dengan
cara mengambil 100 kasus terbaru
tahun 2012, kemudian dipilih sampel
yang sesuai dengan kriteria inklusi
dan eklusi yang telah ditentukan
sebelumnya. Setelah itu dilakukan
analisis statistik Odds Ratio (OR)
secara komputerisasi (SSPS) dan
dilakukan uji Chi Square untuk
menganalisis variabel yang diteliti
dengan tingkat kepercayaan p<0,05
dan Confidence Interval (CI=95%).
1. . Analisis Univariat
a. Frekuensi ANC
Gambar 3.


b. Berat Badan Lahir Rendah
Gambaran angka kejadian
bayi yang dilahirkan dengan berat
rendah di RSUD Sleman pada tahun
2012
Tahun Jumlah
kejadian
BBLR
Jumlah
persalinan
Insidensi
%
2012 265 1915 13,8%

Berdasarkan tabel 5 di atas
didapatkan bahwa insidensi kejadian
BBLR pada tahun 2012 adalah
13,8% dan sisanya sebanyak 1650
bayi (96,2%) yang lahir bukan
BBLR.

2. Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan antar satu
variabel dengan variabel yang lain
untuk membuktikan hipotesis
penelitian. Variabel independen yaitu
frekuensi ANC dan variabel
dependen adalah BBLRdibuktikan
hubungannya dengan uji Chi-Square.
Apabila tidak memenuhi syarat
untuk uji Chi square maka dilakukan
uji statistik lain.
Berdasarkan hasil uji Chi-
Square dapat dilihat bahwa hasil uji
0
10
20
30
40
50
60
Teratur Tidak
Teratur
BBLR
Tidak BBLR
6

statistik chi-square didapatkan
p=0,046 nilai p < 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara
frekuensi ANC pada ibu hamil
dengan kelahiran bayi dengan berat
lahir rendah di RSUD Sleman.
Nilai odd ratio didapatkan
4,545 dengan CI 95% 0,916 22.549
hasil ini memberikan suatu simpulan
bahwa nilai Odds Ratio, secara
statistik,sama dengan 1. Dengan kata
lain secara statistik, terdapat
perbandingan yang sama antara
kejadian BBLR maupun tidak BBLR
dengan ANC teratur maupun tidak
teratur.

Pembahasan
Berdasarkan hasil uji statistik
chi-square didapatkan p =0,046 Nilai
p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara
frekuensi antenatal care pada ibu
hamil dengan bayi yang lahir dengan
berat badan lahir rendah. Dan dari
perhitungan odd ratio didapatkan
hasil sebesar 4,545 dengan
Confidence interval 95 % (0,916
22,549) yang artinya CI95%
memotong angka 1 dan membuat
hasil odd ratio = 1 yang artinya
terdapat perbandingan yang sama
antara kejadian BBLR maupun tidak
BBLR dengan ANC teratur maupun
tidak teratur .
Berdasarkan teori ANC adalah
suatu program terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan
medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan
dan persalinan yang aman dan
memuaskan. Kebijakan Program
ANC dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan yaitu : satu kali
pada trimesters 1, satu kali pada
trimester 2, dan dua kali pada
trimester 3. Kemudian dalam
pelayanan tersebut dilakuakn
penimbangan berat badan,
pengukuran tekanan darah,
pengukuran tinggi fundus uteri
(TFU), memberikan imunisasi
tetanus toxoid lengkap, memberikan
tablet besi minimal 90 tablet selama
kehamilan. Keuntungan antenatal
care sangat besar bagi ibu hamil
karena dapat mengetahui risiko dan
komplikasi sehingga ibu hamil dapat
diarahkan untuk melakukan rujukan
ke rumah sakit. Dengan antenatal
care dapat dilakukan pengawasan
7

yang lebih intensif, dan pengobatan
agar risiko dapat dikendalikan, serta
melakukan rujukan untuk
mendapatkan tindakan yang adekuat.
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa antenatal care berhubungan
terhadap berat badan lahir rendah
meski kemungkinannya sama antara
ibu dengan ANC teratur dengan ibu
yang ANC secara tidak teratur untuk
melahirkan bayi dengan BBLR.
Didapatkan dalam penelitian Fitrah
(2010) bahwa ibu yang melakukan
ANC minimal 4 kali mempunyai
peluang untuk tidak melahirkan bayi
dengan BBLR sebesar 1,8 kali
dibandingkan dengan ibu yang
melakukan antenatal care kurang dari
4 kali (CI 95% : 1,463-2,82 nilai
p=0,00. Selain itu dalam penelitian
sebelumnya yang mendukung adanya
hubungan antara antenatal care
dengan kejadian BBLR adalah
penelitian yang dilakukan oleh
Rahmat (2011) mengenai hubungan
antenatal care (ANC) dengan
kejadian bayi berat lahir rendah di
Kabupaten Wonosobo, diketahui
bahwa ibu yang memiliki status
ANC yang inadekuat lebih sering
dijumpai pada ibu yang melahirkan
bayi dengan berat lahir rendah
dibandingkan bayi yang berat lahir
normal (bukan BBLR). Pada
penelitian lainnya yang dilakukan
oleh Duma (2008) mengenai
hubungan kualitas perawatan ANC
dengan kejadian BBLR di Kabupaten
Sleman didapatkan bahwa kualititas
perawatan antenatal care yang buruk
menjadi faktor resiko terjadinya
BBLR.
Dengan temuan diatas dan
didukung dengan hasil penelitian
sebelumnya yang menguatkan bahwa
kunjungan antenatal care
berpengaruh terhadap berat badan
lahir rendah, maka untuk mencegah
terjadinya BBLR ibu hamil harus
melakukan antenatal care minimal 4
kali selam kehamilan. Pentingnya
kunjungan antenatal care atau
kunjungan pemeriksaan kehamilan
kemungkinan karena dengan
melakukan pemeriksaan kehamilan
ibu hamil akan meningkatkan
kewaspadaan dalam memelihara
kesehatan janin maupun kesehatan
ibu sendiri karena dalam
pemeriksaan kehamilan, ibu hamil
mendapat layanan pemeriksaan
seperti vaksinasi tetanus toxoid,
8

penjelasan tanda tanda
komplikasi,menerima pil besi, dan
pemeriksaan tekanan darah. Ke
semua pelayanan tersebut sangat
bermanfaat bagi kualitas bayi yang
akan dilahirkan juga bagi kesehatan
ibu sendiri.
Karena terdapat perbandingan
yang sama antara kejadian BBLR
maupun tidak BBLR dengan ANC
teratur maupun tidak teratur, maka
sangat mungkin bahwa faktor lain
sangat berpengaruh. Ditemukan pada
44 ibu hamil yang melakukan ANC
secara teratur dengan bayi BBLR
beberapa faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini seperti
usia ibu, status pendidikan, dan lain
lain. Didapatkan dari 44 ibu tersebut
data 18 ibu berusia > 35 tahun dan 3
ibu berusia < 20 tahun, hal tersebut
menunjukan bahwa kemungkinan
penyebab dari BBLR yang terjadi
pada ibu tersebut kemungkinan dapat
dikarenakan usia yang terlalu muda
atau terlalu tua. Dalam penelitian
Widya (2012) yang meneliti
mengenai hubungan usia ibu dengan
kejadian BBLR di RSUD Sleman
didapatkan hasil bahwa usia ibu yang
< 20 tahun dan > 35 tahun menjadi
salah satu penyebab terjadinya
BBLR di RSUD Sleman.
Simpulan
Berdasarkan data dan hasil
yang diperoleh pada penelitian ini,
didapatkan bahwa terdapat hubungan
antara frekuensi antenatal care pada
ibu hamil terhadap kelahiran bayi
dengan berat lahir rendah di RSUD
Sleman pada tahun 2012 ditunujukan
dengan uji Chi Square dengan
p=0,046 (p < 0,05), dan berdasarkan
perhitungan Odd Ratio dengn CI95%
yang memotong 1 yang artinya
secara statistik, terdapat
perbandingan yang sama antara
kejadian BBLR maupun tidak BBLR
dengan ANC teratur maupun tidak
teratur.

Daftar Pustaka
1. SKRT, (2007) Diskusi
Kecenderungan Kematian
Ibu Dan Bayi Terkait Dengan
Angka Kelahiran Di
Indonesia : Jakarta
2. Wiknjosastro, H. Ed. (1999)
Ilmu Kebidanan, Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
Prawirhardjo : Jakarta.
9

3. Khasanah, (2003)
Pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi.
Available from :
http://www.indoblack.com/do
cument/masalah-
perkembangan-dan-
pertumbuhan-pada -bayi
4. Dahlan, Sopiyudin. (2010)
Besar Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. Salemba Medika :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai