Anda di halaman 1dari 4

Pemkab Inhu Bungkam,

Warga Desa Batusawar Desak Kapolres Inhu


Rengat warta riau
Setidaknya, ada kasus pengrusakan tugu batas desa maupun penyerobotan hutan wilayah hukum desa
Batusawar bisa saja menjadi potensi konflik yang jadi bom waktu dan sewaktu-waktu bisa meledak.
Namun sayang, sepertinya tidak ada langkah maju yang dilakukan Pemda maupun dari Kepolisian,
konflik itu seiring waktu terus membara.
Perangkat desa Batusawar Kecamatan Rakit Kulim hingga kini terus dijanjikan oleh oknum Polres Inhu
untuk menyelesaikan kasus pengrusakan tugu tapal batas desa Batusawar - desa Morong/Tanjung
Danau yang diduga kuat dilakukan oleh oknum warga desa Tanjung Danau Kecamatan Sungai Lala.
Mereka telah melaporkan secara resmi ke Polres Inhu yang dipasilitasi oleh pak Marjan dari Polres Inhu.
Namun hingga kini hal tersebut belum juga ada penyelesaiannya. Warga Batusawar mendesak Kapolres
Inhu untuk segecepatnya menyelesaikannya seperti yang diserukan oleh Presiden RI kepada Pemda di
daerah untuk menyelesaikan permasalahan sengketa tanah dan lahan untuk menghindari konflik
horizontal. Hal ini diungkapkan oleh M. Rayo, Ketua BPD Batusawar.
Hendry, S. Sos, Kepala Bagian Adm. Pemerintahan Umum Sekretariat Pemerintah Daerah (Kabag Pem.
Umum Setda) Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), atau lebih dikenal Bagian Tapem (Tata Pemerintahan)
menjelaskan bahwa masalah tugu batas desa Morong/Tanjung Danau dengan desa Batusawar yang
dirusak oleh beberapa orang warga desa Tanjung Danau dirinya mengaku tidak tahu itu tupoksi instansi
mana di Pemkab Inhu. Tugu batas desa Morong dengan desa Batusawar dibuat oleh Pemkab Inhu pada
tahun 2001, kemudian ketika desa Morong dimekarkan menjadi desa Morong di utara dan desa Tanjung
Danau di selatan pada tahun 2004 silam, tugu batas kedua desa itu dirusak oleh beberapa warga desa
Tanjung Danau yang tidak bertanggung jawab. Kemudian, setelah proses yang begitu panjang hamper
dua tahun desa Batusawar melaporkan ke Pemkab Inhu, barulah pada bulan September 2012 Pemkab
Inhu mengambil keputusan yaitu berdasarkan Surat tersebut Nomor: 389/ADM.PUM/IX/2012 tanggal
September 2012 Prihal Pemasangan Kembali Tugu Batas Desa Tanjung Danau dengan desa Batusawar.
Surat tersebut meminta pihak Suratman, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Desa (Bapemas Pemdes) Inhu untuk segera melaksanakan isi keputusan tersebut, namun Suratman
berkilah, seolah-olah pihaknya tidak berdaya untuk menjalankannya. Suratman hanya mengaku bahwa
pihaknya hanya sifat membina. Lantas apa motif berbagai instansi terkait di Pemkab Inhu yang seolah-
olah melemparkan tanggung jawabnya ? Jika tidak mampu menjalankan amanat rakyat yang ditugaskan
Bupati Inhu, ya silahkan saja mengundurkan diri dari jabatan sekarang ini. Selain instansi di Pemkab
Inhu, Polsek Kelayang/Rakit Kulim juga dilibatkan dalam hal ini. Namun proses hokum bagai jalan di
tempat, kapan action nyata dari pihak-pihak tersebut ? Setidaknya inilah permintaan warga dan
perangkat desa Batusawar kepada Kepala Bapemas Pemdes Inhu dan Kabag Tapem. Berikut ini
kronologis yang diceritakan oleh warga dan perangkat desa Batusawar.
Uang Rp 40,000,000.00 (empat puluh juta rupiah) untuk jasa keamanan lahan warga desa Batusawar
sudah diterima oleh Bujang dan Arel, kedua orang ini adalah pemuda Batusawar yang berdomisili di
Rengat. Menurut rencana uang tersebut akan diserahkan ke Polsek Kelayang karna desa Batusawar
dalam Kecamatan Rakit Kulim masih di bawah Polsek Kelayang. Ketika itu Kapolsek Kelayang dijabat oleh
AKP Rekson, namun Rekson membantah dan pihaknya tidak pernah menerima uang tersebut. Tapi
kenapa Bujang dan Arel justru bersikeras mengaku bahwa uang tersebut telah diserahkannya ? Sejak
Kapolsek Kelayang/Rakit Kulim, AKP Rekson mutasi ke Polda Riau, laporan perangkat desa Batusawar
dalam peristiwa pengancaman dan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan oleh warga Tanjung
Danau yaitu saudara Yundra cs di lokasi wilayah hokum administrasi desa Batusawar hingga kini belum
juga ditindaklanjuti oleh Polsek Kelayang/Rakit Kulim.
M. Rayo,Ketua BPD Batusawar menceritakan prihal kezaliman beberapa warga desa Tanjung Danau.
Warga desa Tanjung Danau tersebut yakni saudara Yundra dan Matdari. Kezaliman Yundra dan Matdari
didukung pulaoleh Ketua BPD dan Kades Tanjung Danau. Atas kezaliman itu, para petinggi dan instansi
terkait di Pemkab Inhu tidak banyak berbuat. Ada yang melempar tanggung jawab dan ada pula oknum
PNS-nya sebagai provokator agar aksi Yundra cs berjalan mulus. Bupati Inhu telah menetapkan bahwa
tugu batas desa Tanjung Danau dengan desa Batusawar tetap pada tugu batas desa yang dibangun
Pemkab Inhu tahun 2001. Surat tersebut Nomor: 389/ADM.PUM/IX/2012 tanggal September 2012
Prihal Pemasangan Kembali Tugu Batas Desa Tanjung Danau dengan desa Batusawar. Saat Bapemas
Pemdes Inhu, Bagian Tapem/Pem. Umum Setda, Camat RakitKulim,Camat Sungai Lala, Polsek Kelayang,
Polsek Pasir Penyu/Sungai Lala dan Babinsa ke lokasi memasang tugu baru tersebut mereka dihadang
oleh Yundra cs. Namun semua tim ini tidak berani bertindak, walaupun ada warga Tanjung Danau yang
anarkis. Dan kemudian tugu yang baru dibuat dirusak oleh beberapa wargaTanjung Danau yang
diprovoksi Yundra. Yundra dan Matdari menyerobot wilayah hukum administrasi desa Batusawar.
M. Rayo bercerita, masih kezaliman Yundra cs jauh sebelumnya sudah terjadi kasus yang
menghebohkan, yakni kasus pengancaman dengan senjata tajam dan perbuatan tidak menyenangkan
yang dialami oleh beberapa warga desa Batusawar Kecamatan Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu
(Inhu) yang dilakukan oleh saudara Yundra cs warga desa Tanjung Danau Kecamatan Sungai Lala, Inhu
pada tanggal 9 April 2012 di lokasi lahan warga desa Batusawar hingga kini belum juga ditindaklanjuti
oleh Polsek Kelayang, Inhu. Kecamatan Rakit Kulim masih dibawah Polsek Kelayang, oleh karena itu
perangkat desa Batusawar melaporkannya ke Polsek Kelayang. Kapolsek Kelayang saat itu yakni AKP
Rekson. Seminggu sesudah peristiwa tersebut AKP Rekson mutasi ke Polda Riau dan beliau digantikan
AKP Bangun. Namun Bangun hingga kini tidak juga menindaklanjuti laporan perangkat desa Batusawar
tersebut.
Kejadian pengancaman dengan senjata tajam dan perbuatan tidak menyenangkan terjadi beberapa saat
setelah warga Batusawar istirahat makan siang. Kemudian datanglah saudara Yundra cs membawa
puluhan warga desa Tanjung Danau untuk menghentikan kegiatan warga desa Batusawar
menggaraplahan desa Batusawar sendiri. Seperti diketahui, Yundra berdua dengan rekannya yakni
saudara Matdari menggaraplahan wilayah hokum administrasi desa Batusawar. Untuk mempertahankan
wilayah desa Batusawar yang digarapYundra bersama Matdari tersebut, maka Yundra mengupah
puluhan warga desa Tanjung Danau untuk mengusir aktifitas warga Batusara tersebut. Saatitu juga,
Yundra cs mengancam dengan senjata tajam kepada warga desa Batusawar agar menghentikan kegiatan
menggaraplahan lokasi tersebut. Karna di lokasi lawan tidak seimbang dan warga desa Batusawar hanya
beberapa orang saja yang membawa parang untuk bekerja menggarap lahannya, sementara Yundra cs
semuanya membawa senjata tajam berupa parang panjang berkilat-kilat sambil mengacungkan parang
kea rah warga desa Batusawar.
Kemudian warga desa Batusawar menghubungi warga dan perangkat desa untuk masuk ke lokasi, dan
perangkat desa segera menghubungi anggota Polsek Kelayang. Alhasil hamper seluruh warga desa yang
laki-laki pergi ke lokasi. Saat hamper mendekati lokasi, warga Batusawar sebahagian dibeperbolehkan
masuk ke lokasi konplik tersebut. Warga Batusawar masuk ke lokasi didampingi oleh tiga orang anggota
Polsek Kelayang. Karna diduga tidak mengantongi surat penangkapan untuk menangkapYundra cs, maka
ketiga anggota Polsek Kelayang hanya menanyakan dan wawancara kepada Yundra cs. Keesokan harinya
perangkat desa Batusawar maporkan hal tersebut ke Polsek Kelayang, namun Polsek Kelayang tidak
memberinya Surat Tanda Penerimaan Laporan (STPL) Polisi sebagai bukti. Namun beberapa hari
kemudian pada malam harinya, Polsek Kelayang yang dipimpin langsung oleh Kapolsek Kelayang,AKP
Rekson melakukan penangkapan kepada Yundra di desa Tanjung Danau. Setelah Yundra ditangkap dan
situasi masih dilokasi desa Tanjung Danau, tiba-tiba datang salah seorang warga Tanjung Danau yakni
Masnur. Karna Masnur saat itu ingin mencalonkan diri menjadi Kades Tanjung Danau maka Masnur
selalu berbuat sesuat di tengah warga desa Tanjung Danau. Yundra sudah ditangkap dan masih di lokasi
desa Tanjung Danau. Atas permintaan Masnur, maka Kapolsek Rekson melepaskan Yundra yang sudah
ditangkap dan Yundra tidak jadi dibawa ke kantor Polsek Kelayang. Masnur berjanji keesokan harinya ia
akan membawa Yundra cs ke Polsek Kelayang.
Keesokan Masnur membawa Yundra cs ke kantor Polsek Kelayang, di kantor Yundra tidak berkutik.
Namun sayang AKP Rekson beberapa hari kemudian mutasi ke Polda Riau. Penggantinya AKP Bangun
sampai hari ini tidak juga menindaklanjuti kasus ini. Semua warga desa dan perangkat desa Batusawar
berharap agar Kapolda Riau segera bertindak tegas agar STPL Polisi diberikan kepada sipelapor dan
kasus ini diperoses sesuai dengan hokum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada 27 Juni 2012 diadakan Pilkades Tanjung Danau, dan Masnur kalah telak oleh lawannya. Karna
Yundra dan kelompoknya tidak memilih Masnur, dan hal itu akhirnya diketahui oleh Masnur bahwa
Yundra cs berkianat. Tak lama kemudian, Masnur didampingi oleh Baharuddin warga desa Tanjung
Danau asal desa Batusawar membuat pernyataan di depan kamera bahwa Masnur meminta agar Yundra
ditangkap karna ia mengetahui persis bahwa Yundra benar melakukan pengancaman dengan senjata
tajam dan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan Yundra terhadap beberapa warga desa
Batusawar pada tanggal 9 April 2012 tersebut.
Baharuddin saat dihubungi berharaf agar kasus Yundra cs perlu ketegasan Polisi, melalui pemberitaan
di media ini agar Kapolres Inhu dan Propam Polda Riau segera bertindak tegas terhadap kinerja
jajarannya di daerah, haraf Baharuddin.
Konfirmasi ke Camat Rakit Kulim, Nursasman, beliau membenarkan sudah terjadi pengrusakan tugu
batas desa Batusawar dengan Morong/Tanjung Danau dan peristiwa terjadinya pengancaman dan
perbuatan tidak menyenangkan tersebut. Kami menyampaikan surat resmi ke Bupati Inhu dan semua
institusi terkait, jelasnya.
Wakil Bupati Inhu,Harman Harmaini, SH, MM berulangkali kami berbincang-bincang atas kezaliman
Yundra cs yang didukung oleh Ketua BPD dan Kades Tanjung Danau, Harman berharaf agar Yundra cs
segera diperoses sesuai dengan hukum yang berlaku, karna tugu tapal batas tersebut salah satu bukti
hukum dan salah satu aset daerah, dan masalah pengancaman dan perbuatan tidak menyenangkan itu
harus didesak terus Kapolsek Kelayang dan minta STPL tersebut, tegas Wabub. (Harmaein)

Anda mungkin juga menyukai