Anda di halaman 1dari 6

JOURNAL READING

Magnetic Resonance Imaging for The Detection of Myocardial Fibrosis


in Scleroderma







Pembimbing :
dr. Markus B Rahardjo, Sp. Rad


Oleh :
1. Erli Nur Ramdhan G1A212095
2. Noviana G1A212096
3. Muarif G1A212097





SMF ILMU RADIOLOGI
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2013
LEMBAR PENGESAHAN
JOURNAL READING
Magnetic Resonance Imaging for The Detection of Myocardial Fibrosis
in Scleroderma


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian
Kepaniteraan Klinik SMF Radiologi
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo
Purwokerto


Disusun Oleh :
1. Erli Nur Ramdhan G1A212095
2. Noviana G1A212096
3. Muarif G1A212097




Telah disetujui dan disahkan
Pada tanggal, Maret 2013




Pembimbing :




dr. Markus B Rahardjo, Sp. Rad
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan penulisan tugas journal reading yang
berjudul Magnetic Resonance Imaging for The Detection of Myocardial Fibrosis
in Scleroderma. Penulisan tugas ini merupakan salah satu tugas dalam
kepaniteraan klinik SMF Ilmu Radiologi. Kami berharap tugas ini dapat
bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman dan pengetahuan terhadap teknologi
kedokteran terutama penggunaan (Magnetic Resonance Imaging (MRI) dalam
membantu menegakkan diagnosis maupun skrining suatu penyakit. Dalam
kesempatan ini, kami ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada:
1. dr. Markus B Rahardjo, Sp. Rad selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan masukan dalam penyusunan journal reading ini.
2. Teman-teman ko-ass Radiologi serta semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan journal reading ini.
Kami menyadari, dalam penyusunan journal reading ini masih banyak
kekurangan. Namun, kami telah berusaha menyusun journal reading ini dengan
komprehensif berdasarkan berbagai referensi jurnal yang terkait. Oleh karena itu,
kami mengharapkan masukan untuk menyampurnakan hasil penyususnan journal
reading ini.


Purwokerto, Maret 2013

Penyusun






MAGNETIC RESONANCE IMAGING UNTUK MENDETEKSI FIBROSIS
MIOKARDIAL PADA SKLERODERMA

Seorang wanita 65 tahun dengan scleroderma yang sudah menyebar
menunjukan terjadinya sesak nafas yang meningkat pada saat ekspirasi, kelelahan,
dan kira-kira enam minggu memiliki riwayat palpitasi. Dia memiliki riwayat
scleroderma terkait fibrosis paru, yang secara klinis stabil, tetapi tidak ada
penyakit jantung iskemik atau kardiomiopati. Pemeriksaan fisik mengungkapkan
regio pedis edema dan distensi vena leher, yang berkaitan dengan gagal jantung
kanan. EKG sering menunjukkan denyut atrium dan ventrikel yang premature,
blok bundle-branch, dan blok fasikular anterior kiri. Terdapat bukti disfungsi
diastolic biventrikel pada Echocardiografi dua dimensi. Enzim jantung
menunjukkan hasil dalam kisaran normal pada saat pengukuran.
Pada MRI jantung, gradient echo menunjukkan daerah hipokinetik dan
diskinetik yang melibatkan dinding bebas ventrikel kanan, serta aneurisma dari
ventrikel kanan dan saluran pengaliran pada ventrikel kanan (gambar 1A dan 1B).
fraksi ejeksi ventrikel kiri sebesar 54%; volume akhir diastolic dan akhir sistolik
masing-masing adalah 66 cm
3
dan 44 cm
3
. Fraksi ejeksi ventrikel kana sebesar
47,5%, dengan volume akhir diastolic dan akhir sistolik ventrikel kanan masing-
masing adalah 83 cm
3
dan 44 cm
3
. Pada MRI dengan Gadolinium tampak
peningkatan area miokardium dari ventrikel kanan dan septum interventrikular
(gambar 1C), yang kemungkinan disebabkan oleh fibrosis miokard. Tidak ada
bukti peningkatan intensitas sinyal pada gambaran T
2
.
Fibrosis miokard, dengan ciri khas jantung yang melibatkan sklerosis
sistemik, menyumbangkan mayoritas manifestasi jantung pada pasien dengan
scleroderma. Deteksi dan konfirmasi histologist sulit dilakukan karena biasanya
asimptomatik. Tentu saja, temuan nonspesifik dengan teknik noninvasive dan
dengan distribusi yang merata untuk seluruh miokardium. Diagnosis dini dan
akurat dari miokard sangat penting, terutama jika pengobatan dianggap dapat
mencegah konsekuensi kematian. Karena sifatnya yang noninvasif, resolusi
spasial tinggi, dan kurangnya nefrotoksisitas. MRI jantung dengan kontras lambat
merupakan teknik yang lebih unggul dari teknik lain dalam deteksi miokardium
yang melibatkan penyakit sistemik yang luas yang mempengaruhi jantung, seperti
amyloidosis3, dan sarcoidosis. Dalam pasien kami, cine jantung MRI
mengungkapkan beberapa aneurisma di dinding ventrikel kanan, yang tersebar di
wilayah nonvascular dan berhubungan dengan peningkatan yang berlebihan.
Temuan ini, dalam berhubungan dengan tingkat enzim jantung yang normal dan
tidak adanya peningkatan kadar berat dari T2 yang menunjukkan fibrosis miokard
bukan miokarditis. Dalam hal ini khususnya pada kelompok pasien, pemberian
kontras lambat pada MRI kemungkinan terbukti menjadi alat yang berguna untuk
skrining miokard fibrosis, memantau perkembangan kondisi, dan kemungkinan
mengevaluasi dampak dari intervensi terapeutik.










A B









C

Gambar 1. MRI jantung menunjukkan fibrosis miokard
Gambaran dari sumbu panjang ventrikel kanan pada akhir diastole (Panel A) dan
pada akhir sistol (Panel B) menunjukkaan bentuk yang tidak teratur dari dinding
bebas ventrikel kanan (area hitam dan abu-abu gelap), dengan aneurisma
(panah) yang membesar selama kedua diastole dan sistol. Sebuah kontras lambat
pada pencitraan dengan MRI di bidang sumbu yang pendek (panel C)
menunjukkan peningkatan peninggian (daerah abu-abu putih dan cahaya) dari
ventikel kanan miokardium (panah) dan septum interventrikular (panah)
disebabkan fibrosis miokardium

Anda mungkin juga menyukai