Anda di halaman 1dari 2

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Morbus Hansen atau juga dikenal dengan nama lepra dan kusta
merupakan penyakit yang telah menjangkit manusia sejak lebih dari 4000
tahun yang lalu. Kata lepra merupakan terjemahan dari bahasa Hebrew,
zaraath, yang sebenarnya mencakup beberapa penyakit kulit lainnya.
Nama Morbus Hansen ini sesuai dengan nama yang menemukannya, yaitu
r. !erhard "rmauwer Hansen pada tahun 1#$4 %&ol' et al., (00#).
*enyakit ini merupakan penyakit kronik granulomatosa yang
terutama mengenai kulit, saluran pernapasan atas dan sistem sara' peri'er.
*enyebabnya adalah Mycobacterium leprae yang bersi'at intraseluler
obligat, dan pada tahun (00+ telah ditemukan penyebab baru yaitu
Mycobacterium lepramatosis. Kusta dahulu dikenal dengan penyakit yang
tidak dapat sembuh dan diobati, namun sejak tahun 1+#0, dimana program
Multi Drug Treamtment %M,) mulai diperkenalkan, kusta dapat
didiagnosis dan diterapi secara adekuat, tetapi sayangnya meskipun telah
dilakukan terapi M, secara adekuat, risiko untuk terjadi kerusakan
sensorik dan motorik yaitu disabilitas dan de'ormitas masih dapat terjadi
sehingga timbul gejala tangan lunglai dan mutilasi jari. Keadaan tersebut
yang membuat timbulnya stigma negati' terhadap penyakit kusta %Kosasih,
(00$).
B. Tujuan Penulisan
*enulisan re'erat ini bertujuan untuk lebih memahami tanda dan
gejala Morbus Hansen %Kusta) serta bagaimana cara mencegah penularan
dan penatalaksanaannya agar dapat menurunkan jumlah penderita dan
mencegah kecacatan pada pasien yang sudah menderita penyakit kusta.
(
C. Manfaat
Man'aat dari penulisan re'erat ini dijabarkan sebagai berikut -
1. iharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi
instansi kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
di masa mendatang terutama untuk .umah /akit 0mum Margono
/oekarjo *urwokerto.
(. iharapkan menjadi bahan pembelajaran yang baik
mengenai penyakit Kusta %Morbus Hansen) bagi Mahasiswa
Kepaniteraan Klinik .umah /akit 0mum Margono /oekarjo
*urwokerto.

Anda mungkin juga menyukai