Anda di halaman 1dari 128

i

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN


TERHADAP PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA
(STUDI DI POLRES MATARAM)
SKRIPSI
Untuk Memenuh Se!"#"n S$"%"t -S$"%"t
Untuk Mem&e%'(eh Ge("% Ke)"%*"n""n
D"("m I(mu Hukum
O(eh +
ENI PUR,ANINGSIH
NIM- ./0.00..1.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNI2ERSITAS BRA,IJAYA FAKULTAS
HUKUM
MALANG
3..1
LEMBAR PERSETUJUAN
FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA
(Stu4 4 P'(%e) M"t"%"m)
ii
O(eh +
ENI PUR,ANINGSIH
NIM- ./0.00..1.
D)etu*u &"4" t"n##"( 05 Jun 3..1
Pem!m!n# Ut"m"
En H " % *"t6 S-H-6M-Hu m-
NIP- 050 785 937
Pem!m!n# Pen4"m&n#
A!4u( M"4*46S-H-6M-Hum-
NIP- 050 :73 ::9
Men#et"hu
Ketu" B"#"n
Hukum P4"n"
Set$";"n N'e%4"*")"kt6S-H-6M-H
NIP- 050 159 5:.
i
LEMBAR PENGESAHAN
FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA
(Stu4 4 P'(%e) M"t"%"m)
iii
D)u)un O(eh +
ENI PUR,ANINGSIH
NIM- ./0.00..1.
Sk%&) n te("h 4)"hk"n '(eh 4')en &em!m!n# &"4" t"n##"( 5. Jun 3..1-
Pem!m!n# Ut"m"
En H " % *"t6 S-H-6M-Hu m-
NIP- 050 785 937
Pem!m!n# Pen4"m&n#
A!4u( M"4*46S-H-6M-Hum-
NIP- 050 :73 ::9
Ketu" M"*e() Pen#u*
K'e)n' A46S-H-6M-S-
NIP- 05. 750 175
Ketu" B"#"n
Hukum P4"n"
Set$";"n N ' e%4"*")"kt6S-H-6M-H
NIP- 050 159 5:.
Men#et"hu
Dek"n F"ku(t") Hukum
He%m"n Su%$'kum'%'6S-H-6M-S-
NIP- 050 /83 8/0
ii
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, petunjuk dan hidayahnya kepada penulis sehingga
penulis dapat sampai pada tahap ini, khususnya dengan selesainya penulisan
skripsi ini.
Segenap penghargaan dan ucapan terima kasih, penulis persembahkan
kepada Ayah, Ibu dan Adik-adikku yang telah mendukung baik dari segi moral
maupun materiil serta kasih sayang dan kesabaran yang tiada pernah terhenti, dan
atas semangat serta doa yang tiada pernah henti yang tercurah untuk penulis.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
membantu kelancaran penelitian serta penyelesaian skripsi ini, dengan berbagai
nasihat motivasi, masukan dan kritik kepada penulis, di antaranya kepada:
. !ekan "akultas #ukum $niversitas %ra&ijaya 'alang, %apak #erman
Suryokumoro, S.#., '.S., Atas dukungan moral untuk kelancaran proses
penulisan skripsi ini.
(. )embantu !ekan I "akultas #ukum $niversitas %ra&ijaya 'alang, %apak
Sihabudin, !*. S.#., ',#., yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
+. ,etua %agian #ukum )idana %apak Setia&an -oerdajasakti, S.#., '.#.,
yang telah memberikan masukan dan dukungan dalam proses
penyelesaian skripsi penulis.
.. !osen )embimbing $tama Ibu /ni #arjati, S.#.,'.#um., yang ditengah
kesibukannya mengajar, masih menyempatkan &aktu untuk membimbing
penulis dengan sabar dan penuh perhatian, terima kasih atas bimbingan
dan motivasinya.
0. !osen )embimbing )endamping %apak Abdul 'adjid, S.#., '.#um.,
yang ditengah kesibukannya mengajar, masih menyempatkan &aktu untuk
membimbing penulis dengan sabar dan penuh perhatian, terima kasih atas
bimbingan dan motivasinya selama ini.
1. Segenap !osen "akultas #ukum $niversitas %ra&ijaya 'alang yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas saran, kritik
iii
v
dan ilmu yang telah diberikan.
2. %apak I)!A Sunarto, Ibu %riptu Sri *ahayu, %apak !inondar Al&i, %apak
/ko #adi )rayitno dan segenap Anggota ,epolisian *esor 'ataram
terutama %agian Satuan *eskrim dan $nit *), yang telah membantu
penulis dalam memberikan data-data mengenai korban kekerasan dalam
rumah tangga di )olres 'ataram.
3. %apak Suryanto, S.#., '. #um., %apak )utu Su&ike, S.#., #akim
)engadilan -egeri 'ataram yang telah meluangkan &aktunya untuk
memberi in4ormasi dan penjelasan berkaitan dengan penulisan skripsi ini.
5. %apak Aris Ismadi, S.#., %apak 6udi Ali, S.#., 7aksa dari ,ejaksaan
-egeri 'ataram yang telah meluangkan &aktu memberikan in4ormasi dan
penjelasan berkaitan dengan skripsi ini.
8. Ibu 9ina, %apak Agus, %apak Ilman anggota 9%# A)I, 'ataram yang
telah meluangkan &aktu memberikan in4ormasi dan data-data berkaitan
dengan masalah kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga.
. )ara korban dan )elaku ,ekerasan terhadap perempuan dalam rumah
tangga atas penuturan pengalaman, bantuan in4ormasi sehubungan dengan
penelitian ini.
(. Teman-teman 'ahasis&a "akultas #ukum $niversitas %ra&ijaya 'alang
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dengan sabar dan tanpa
pamrih telah memberikan dukungan dan motivasi serta ikut membantu
penulis didalam menyelesaikan skripsi ini.
+. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya penelitian ini.
)enulis menyadari sepenuhnya bah&a skripsi ini masih jauh dari
sempurna. :leh karena itu diharapkan saran dan kritik yang bersi4at membangun
untuk peningkatan dan perbaikan dalam penelitian selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap penelitian ini dapat memberikan man4aat
kepada semua pihak.
'alang, 7uni (883
)enulis
iv
vi
DAFTAR ISI
9embar )ersetujuan ............................................................................................. i
9embar )engesahan ........................................................................................... ii
,ata )engantar .................................................................................................... iii
!a4tar Isi.............................................................................................................. v
!a4tar tabel .......................................................................................................... vii
!a4tar %agan ....................................................................................................... viii
!a4tar 9ampiran .................................................................................................. i;
Abstraksi ............................................................................................................. ;
BAB I PENDAHULUAN
A. 9atar %elakang ........................................................................................
%. *umusan 'asalah ................................................................................... 5
<. Tujuan )enelitian .................................................................................... 8
!. 'an4aat )enelitian .................................................................................. 8
. 'an4aat Teoritis ..............................................................................
(. 'an4aat )raktis ...............................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan $mum Tentang ,ekerasan !alam *umah Tangga
. )engertian kekerasan dalam berbagai perspekti4 ............................. +
(. 9ingkup ,ekerasan !alam *umah Tangga ..................................... 2
%. Tinjauan Tentang ,ekerasan !alam *umah Tangga !alam
%erbagai )erspekti4 ................................................................................. 3
. ,!*T dalam perspekti4 Agama....................................................... (8
(. ,!*T dalam perspekti4 Sosial ........................................................ ((
+. ,!*T dalam perspekti4 #ukum ...................................................... (.
<. "aktor = 4aktor )enyebab Timbulnya ,ekerasan !alam
*umah Tangga ........................................................................................ (0
!. )engaturan ,ekerasan Te rhadap )erempuan !alam *umah Tangga
'enurut #ukum )ositi4 di Indonesia ...................................................... +.
/. Tugas, &e&enang )olri !alam 'enangani ,asus ,ekerasan
Terhadap )erempuan !alam *umah Tangga ...........................................(
BAB III METODE PENELITIAN
A. )endekatan )enelitian ..............................................................................+
%. 9okasi )enelitian .......................................................................................
<. 7enis dan Sumber !ata ..............................................................................
!. )opulasi dan Sampel ................................................................................0
/. Teknik )engumpulan !ata .......................................................................1
". Teknik Analisis !ata ................................................................................1
>. Sistematika )enulisan ...............................................................................2
BAB I2 PEMBAHASAN
A. >ambaran $mum dan Struktur :rganisasi )olres 'ataram ....................5
%. *ealita ,asus ,ekerasan Terhadap )erempuan !alam *umah
Tangga di $nit *), )olres 'ataram .....................................................00
v
vii
<. "aktor-4aktor )enyebab Terjadinya Tindak ,ekerasan
Terhadap )erempuan !alam *umah Tangga di )olres
'ataram ..................................................................................................1.
. ,urangnya ,omunikasi Antara Suami Isteri ...................................10
(. Tidak Ada ,eharmonisan !alam *umah Tangga ...........................11
+. ,esalahan Isteri ................................................................................11
.. ,etidakmampuan Suami Secara /konomi .......................................11
0. Adanya )erselingkuhan 6ang !ilakukan :leh Suami ....................11
1. )engaruh 'inuman ,eras ................................................................12
2. Akibat Adanya ,a&in )aksa dari )ihak ,eluarga...........................12
!. $paya yang dilakukan oleh )olres 'ataram dalam menanggulangi
kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga ....................20
. 'elakukan kerja sama dengan )sikiater atau )sikolog ...................20
(. 'emberikan pendidikan gender bagi aparat )olres 'ataram..........21
+. 'engirim aparat )olres 'ataram untuk mengikuti seminar-
seminar dan penyuluhan tentang ,!*T ..........................................21
.. 'eningkatkan pro4esionalisme kerja aparat )olres 'ataram ..........21
0. 'elakukan kerja sama dengan 9%# dan 9S'-9S' yang
menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah
tangga ...............................................................................................22
/. ,endala yang dihadapi oleh )olres 'ataram dalam menanggulangi
tindak kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga..................22
. ,orban ..............................................................................................22
(. Alat bukti pendukung .......................................................................23
+. )ihak ketiga ......................................................................................38
.. 'edia massa .....................................................................................38
0. Sarana dan prasarana ........................................................................3
1. )ro4esionalisme penegak hukum.....................................................3(
2. 'asyarakat dan budaya ....................................................................3+
3. Adanya saksi yang berbentuk alternati4 ...........................................30
5. ,etentuan yang tumpang tindih .......................................................32
8. )enjatuhan saksi pidana yang terlampau ringan ..............................33
BAB 2 PENUTUP
A. ,esimpulan ..............................................................................................58
%. Saran ........................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
viii
Tabel )enerapan Aturan #ukum Terhadap ,asus-kasus ,ekerasan
Terhadap )erempuan ..........................................................................01
Tabel ( !ata jumlah kasus ,!*T yang masuk di $nit *), )olres
'ataram Tahun (881-(882 ................................................................05
Tabel + !ata 7umlah )elaku ,ekerasan !alam *umah Tangga di
Wilayah hukum )olres 'ataram Tahun (881-(882 ..........................18
Tabel . !ata 7umlah )elaku ,asus ,ekerasan Terhadap
perempuan?Istri %erdasarkan $mur di Wilayah #ukum )olres
'ataram Tahun (881 Sampai dengan (882 .......................................1
Tabel 0 !ata 7umlah ,orban ,ekerasan !alam *umah Tangga !i
Wilayah #ukum )olres 'ataram Tahun (881-(882 ..........................1(
Tabel 1 !ata 7umlah ,orban ,asus ,ekerasan Terhadap )erempuan
%erdasarkan $mur !i Wilayah #ukum )olres 'ataram Tahun
(881 Sampai !engan (882 .................................................................1+
Tabel 2 !ata kasus ,ekerasan Terhadap )erempuan !alam *umah
Tangga yang masuk ke 9%# A)I, -T% dari Tahun (881-
(882 ....................................................................................................1.
vii
DAFTAR BAGAN
i;
%agan I Struktur :rganisasi )olres 'ataram......................................................08
viii
;
DAFTAR LAMPIRAN
A- SURAT-SURAT
. Surat )enetapan )embimbing Skripsi
B- UNDANG-UNDANG
i;
;i
ABSTRAKSI
/-I )$*WA-I->SI#, 8.88838, #ukum )idana, "akultas #ukum
$niversitas %ra&ijaya 'alang, 7unii (883, "aktor-4aktor )enyebab Terjadinya
,ekerasan Terhadap )erempuan !alam *umah Tangga @ Studi di )olres
'ataramA, /ni #arjati, S.#.,'.#um.,Abdul 'adjid, S.#., '.#um.
!alam penulisan skripsi ini, penulis membahas mengenai "aktor-4aktor
)enyebab Terjadinya ,ekerasan Terhadap )erempuan !alam *umah Tangga
@Studi di )olres 'ataramA. ,arena di )olres 'ataram ini telah menangani banyak
kasus kekerasan khususnya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui 4aktor-
4aktor yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan terhadap perempuan dalam
rumah tangga, $paya apa saja yang dilakukan oleh )olres 'ataram dalam
menanggulangi tindak kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga, serta
,endala apa saja yang dihadapi oleh )olres 'ataram dalam menanggulangi
tindak kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di &ilayah )olres 'ataram.
Sedangkan di dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk
membahas permasalahan yang diatas adalah yuridis Sosiologis. #al i ni dilakukan
untuk mengkaji implementasi atau penerapan aturan-aturan hukum positi4 guna
mendapatkan suatu paparan kesimpulan yang berdasarkan landasan data lapang
guna terpenuhinya prasarat ilmiah. ,emudian seluruh data di analisis dengan
menggunakan teknik analisis data deskripti4 kualitati4.
#asil penelitian ini, menunjukkan bah&a banyak 4aktor yang melatar
belakangi terjadinya tindak pidana kekerasan terhadap perempuan dalam rumah
tangga antara lain B kurangnya komunikasi antara suami dan istri, tidak ada
keharmonisan dalam rumah tangga, kesalahan istri, ketidakmampuan suami secara
ekonomi, adanya perselingkuhan yang dilakukan suami, pengaruh minuman keras
dan akibat adanya ka&in paksa dari pihak keluarga. ,emudian dalam
menanggulangi kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga upaya
yang dilakukan oleh )olres 'ataram adalah melakukan kerja sama dengan
)sikiater atau )sikolog, memberikan pendidikan gender bagi aparat )olres
'ataram, mengirim aparat )olres 'ataram untuk mengikuti seminar-seminar dan
penyuluhan tentang ,!*T, meningkatkan pro4esionalisme kerja aparat )olres
'ataram serta melakukan kerja sama dengan 9%# dan 9S'-9S' yang
menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga. ,emudian
kendala yang di alami oleh )olres 'ataram dalam menanggulangi tindak
kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga antara lain dari korban
sendiri, alat bukti pendukung, pihak ketiga, media massa, sarana dan prasarana,
pro4esionalisme penegak hukum, masyarakat dan budaya, adanya saksi yang
berbentuk alternati4, ketentuan yang tumpang tindih, serta penjatuhan saksi pidana
yang terlampau ringan.
Adapun saran bagi Aparat )olres 'ataram agar lebih meningkatkan
pelayanan serta kinerjanya dan melakukan tindakan pencegahan dengan
melakukan sosialisasi internal, meningkatkan kerja sama dengan 9S' maupun
9%# yang khusus menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah
tangga, serta diharapkan kepada pemerintah dalam pembentukkan tata hukum atau
sistem perundangan supaya lebih berpihak kepada nasib perempuan.
;
BAB I
PENDAHULUAN
A- LATAR BELAKANG MASALAH
Tuhan menciptakan makhluk berlainan jenis, ada laki-laki dan ada
perempuan. ,edua makhluk ini dikaruniai kelebihan dan kekurangan, dimana
masing-masing didasarkan pada kemampuan dan kapasitasnya. )erempuan
diciptakan sebagai makhluk yang lemah yang dilindungi oleh kaum laki-laki.
)erempuan sebagai makhluk yang lemah dari segi 4isik, sangat membutuhkan
adanya perlindungan dari berbagai pihak.
)erempuan lemah dari segi 4isik maksudnya adalah bah&a meskipun
dalam berbagai hal perempuan bisa melakukan apa saja yang dilakukan oleh kaum
laki-laki, namun mereka memiliki keterbatasan dalam melakukan tindakan
perlindungan terhadap dirinya, terutama mengantisipasi tindakan kekerasan bila
hal tersebut dilakukan oleh kaum laki-laki.
)erempuan dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya
kerap kali menjadi obyek tindakan kekerasan. ,ekerasan yang dialami oleh kaum
perempuan ada yang bersi4at 4isik, mental @psikisA, seksual serta penelantaran
dalam rumah tangga. ,ekerasan yang bersi4at 4isik maksudnya adalah kekerasan
yang mengakibatkan rasa sakit, yaitu jatuh sakit ataupun luka berat, sedangkan
kekerasan yang si4atnya mental @psikisA adalah perbuatan yang mengakibatkan
ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak,
rasa tidak percaya, atau penderitaan psikis berat pada seseorang. ,ekerasan
seksual meliputi pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang

(
yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut, dan pemaksaan hubungan
seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain
untuk tujuan komersial dan atau tujuan tertentu. )enelantaran rumah tangga yaitu
setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya,
padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau
perjanjian &ajib memberikan kehidupan, pera&atan, atau pemeliharaan kepada
orang tersebut.
Salah satu persoalan yang sering muncul kepermukaan dalam kehidupan
masyarakat adalah tentang kejahatan pada umumnya, terutama mengenai
kejahatan dengan kekerasan. 'asalah kejahatan merupakan masalah abadi dalam
kehidupan umat manusia, karena ia berkembang sejalan dengan perkembangan
tingkat peradaban manusia.
Sejarah perkembangan masyarakat sejak sebelum, selama dan sesudah
abad pertengahan telah ditandai oleh berbagai usaha manusia untuk
mempertahankan kehidupannya dan hampir sebagian besar memiliki unsur
kekerasan sebagai 4enomena dalam dunia realita. %ahkan kehidupan umat
manusia pada abad (8 ini masih ditandai pula oleh eksistensi kekerasan sebagai
suatu 4enomena didalam usaha untuk mencapai tujuan kelompok tertentu dalam
masyarakat atau tujuan yang bersi4at perorangan. %erkaitan dengan masalah
kejahatan, maka kekerasan sering merupakan pelengkap dari bentuk kejahatan itu
sendiri. %ahkan, ia membentuk suatu ciri tersendiri dalam khasanah tentang studi
kejahatan.
!idalam rumah tangga, ketegangan maupun kon4lik merupakan hal yang
biasa terjadi. )erselisihan pendapat, perdebatan, pertengkaran, saling mengejek
+
atau bahkan memaki merupakan hal yang umum terjadi. Tapi semua itu dapat
menjadi bagian dari bentuk kekerasan dalam rumah tangga yang secara spesi4ik
mengacu pada pengertian kekerasan terhadap perempuan yang ada dalam
!eklarasi )enghapusan ,ekerasan Terhadap )erempuan @)%%, 55+A.
,ekerasan suami terhadap istri dapat disebabkan oleh beberapa 4aktor,
baik yang timbul dari dalam maupun dari luar. "aktor-4aktor yang menyebabkan
terjadinya kekerasan suami terhadap istri adalah sebagai berikut :
. "akta bah&a laki-laki dan perempuan tidak diposisikan setara dalam
masyarakat.
(. 'asyarakat masih membesarkan anak lelaki dengan didikan yang
bertumpu pada kekuatan 4isik, yaitu menumbuhkan keyakinan bah&a
mereka harus kuat dan berani serta tidak toleran.
+. %udaya mengondisikan perempuan atau istri tergantung kepada laki-laki
atau kepada suami, khususnya secara ekonomi.
.. )ersepsi tentang kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga yang
dianggap harus ditutup karena termasuk &ilayah privasi suami-istri dan
bukan sebagai persoalan sosial.
0. )emahaman yang keliru terhadap ajaran agama tentang penghormatan
pada posisi suami, tentang aturan mendidik istri, dan tentang ajaran
kepatuhan istri kepada suami.
1. ,ondisi kepribadian dan psikologis suami yang tidak stabil dan tidak
benar

.
,ekerasan terhadap perempuan sudah termasuk dalam tindakan

"athul !jannah. ,ekerasan Terhadap Isteri, 9kiS, 6ogyakarta, #al:(.
.
pelanggaran terhadap hak asasi manusia. ,ekerasan dalam pandangan ilmu
semakin menggejala dan menyebar luas 4rekuensi kejahatan yang diikuti dengan
kekerasan dalam masyarakat, semakin tebal keyakinan masyarakat akan penting
dan seriusnya kejahatan semacam ini.
Terhadap isu tentang kejahatan dengan kekerasan ini, ada dua persoalan
yang perlu dijernihkan yaitu pertama : Apakah kekerasan itu sendiri merupakan
suatu kejahatan, dan kedua : Apa yang dimaksud dengan kejahatan kekerasan C.
)ersoalan pertama telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang pada hakikatnya
menekankan bah&a tidak semua kekerasan merupakan kejahatan. ,arena ia
bergantung pada apa yang merupakan tujuan dari kekerasan itu sendiri dan
bergantung pada persepsi kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat, apakah
kelompok berdasarkan ras, agama dan ideologi. Sedangkan yang dimaksud
kejahatan kekerasan adalah jika kekerasan yang digunakan sedemikian rupa
sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan, baik 4isik ataupun psikis adalah
kekerasan yang bertentangan dengan hukum
(
.
<'nt'h k")u) keke%")"n te%h"4"& &e%em&u"n ()t%) $"n# te%*"4 4"("m
%um"h t"n##" "4"("h )e!"#" !e%kut +
. Salah satu contoh kasus yang terjadi adalah seperti yang dialami oleh -arti
@nama samaranA, &arga 9ingkungan %endega, Tanjung ,arang, 'ataram,
-usa Tenggara %arat ini, lidahnya menjulur keluar sekitar lima sentimeter,
sedang kedua lengannya lemas. )ara tetangga akhirnya memba&a guru sebuah
sekolah dasar itu berobat ke Dtukang pijatD. Sebelumnya, dia sempat ke dokter
(
*omli Atma Sasmita, Teori dan ,apita Selekta ,riminologi. )T.*apika Aditama, %andung,55(,
#al:00.
0
spesialis telinga hidung dan tenggorokan dan diberi obat meski kondisi lidah
dan tangannya tidak bisa pulih seperti semula.
-arti merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga @,!*TA, yang
dilakukan oleh #asan @nama rekaanA, suaminya. Suaminya memukul -arti,
gara- garanya #asan menanyakan serti4ikat rumah yang ternyata oleh
-arti dipinjamkan ke rekan sesama guru untuk agunan bank. #asan yang juga
guru mata pelajaran agama sebuah S! di 'ataram jadi emosi dan
melayangkan tinju ke &ajah -arti. Setelah peristi&a itu #asan umumnya
tinggal bersama istri mudanya, tidak tahu bah&a -arti sakit. )erlakuan
kasar itu acap kali
terjadi, sebab -arti mengaku sering pusing dan pandangannya kabur
+
.
(. "enomena kekerasan terhadap perempuan juga terjadi di strata ekonomi
menengah ke atas. Seperti yang dialami oleh #amidah @(2A, &arga + Ilir
)alembang. ,asus ini mencuat ke permukaan "ebruari 553, setelah suaminya
Ibrahim <uti :mar alias %ram @08A yang bekerja di kantor ,edutaan /mirat
Arab di %onn, 7erman dengan paksa menggunduli rambut #amidah. !alam
persidangan di )engadilan -egeri )alembang, #amidah juga mengaku sering
dianiaya suaminya ketika mereka hidup bersama di %onn, bahkan kadangkala
dipaksa melakukan hubungan seksual secara kasar
.
.
+. !i harian )elita edisi 5 -ovember lalu, ada berita yang mengulas kebiadaban
,usyadi alias /ngkus, .8, yang menjadi ustad di )ondok )esantren *iyadatul
'ualimin ,ecamatan 9emahsugih, 'ajalengka, 7a&a %arat. !engan alasan
akan mengobati dan mempercantik istrinya, /ngkus memukuli, menendang,
+
Internet &&&.6ahoo.co m. http:?? Suara )embauran !aily, )erempuan dan "enomena, Sarah
@diakses tanggal (0 4ebruari (883 jam (8.88 WI%A.
.
Internet &&&.>oogle.co m. http:?? >iji.net, ,ekerasan Terhadap )erempuan meningkat 88
E.Sis&ono @diakses tanggal (0 4ebruari (883 jam (8.88 WI%A.
1
menginjak-injak, menyiramkan air panas dan mencekik leher istrinya. %ahkan
dia juga menarik janin berusia tiga bulan yang dikandung istrinya. Akibatnya,
ibu yang sudah mempunyai anak tujuh itupun meninggal.
.. )ada tanggal 0 "ebruari (882, !rs 7A, '', yang tinggal ,ompleks
)andan&angi, ,ec. 'argacinta ,ota %andung, membunuh istrinya. Ia pukul
kepala istrinya dengan sepotong kayu hingga tak sadarkan diri. ,emudian ia
menusuk leher, dagu, dan lengan kiri istrinya dengan 0 tusukan gunting. 7A,
curiga istrinya telah berselingkuh.
0. !i ,ec 'undu ,ab <irebon, -urhayati,5, seorang ibu muda beranak satu,
mengalami luka parah dan sekujur tubuhnya melepuh akibat dibakar hidup-
hidup oleh suaminya sendiri.
1. )ada tangga l+ -opember, 9anggeng Santoso,.(, &arga ,ec 7i&an, ,ab
'adiun nekat mencoba membunuh istrinya sendiri, Supatmi, .0. <aranya
dengan memberikan kapsul yang diisi dengan jarum, paku, isi staples, pecahan
kaca, serta bunga kecubung. )erbuatan nekat itu dilakukan lantaran tergoda
ingin menikahi &anita idaman lain @WI9A, sementara Supatmi tidak mau
dicerai, demi anak tunggalnya
0
.
2. ,asus ,!*T juga terjadi di )apua,yaitu yang terjadi di perumahan Abepura.
Seorang suami memukul dan menganiaya istrinya yang berbadan ramping.
Tubuh perempuan muda itu nyaris menjadi DsansakD. Sekujur tubuhnya,
termasuk kepala, tangan, dan badannya menjadi sasaran pemukulan dan
tendangan sang suami. Sang suami ternyata sedang teler berat. Ia baru saja
pulang setelah semalam begadang dengan teman-temannya sambil menegak
0
Internet &&&.6ahoo.com . http:?? >iji.net, )erempuan dan 4enomena kekerasan, Sarah @diakses
tanggal (0 4ebruari (883 jam (8.88 WI%.
2
minuman keras di salah satu night club di ,ota 7ayapura. 6akomina @nama
samaranA, +0 tahun, menjadi sasaran amukan suaminya yang baru saja pulang
dalam keadaan mabuk berat
1
.
<ontoh kasus diatas sesungguhnya merupakan sepenggal kisah dari
puluhan, bahkan ratusan dan mungkin ribuan, kasus kekerasan dalam rumah
tangga yang terkuak ke publik. Apa yang dialami para perempuan korban
kekerasan dalam rumah tangga diatas seakan menjelaskan betapa posisi
perempuan atau istri sangat lemah. Istri seakan tidak boleh menolak apapun
keinginan suami, apalagi sudah ada kriteria baku terhadap perempuan, yaitu
menjadi ibu rumah tangga, pendamping suami yang selalu berkutat dengan asap
dapur, bumbu, setrika, memandikan bocah dan mendidik anak, menghibur suami
di kala penat dan letih bekerja, hingga melayani kebutuhan seksual
2
.
,asus-kasus di atas, diyakini hanyalah bagian kecil dari gunung es
kekerasan yang di alami perempuan. ,asus-kasus di atas merupakan kasus
kekerasan terhadap perempuan yang terjadi di lingkup rumah tangga @,!*TA.
)adahal, ketika di ruang publik, perempuan juga rentan mengalami kekerasan.
<atatan akhir tahun ,omisi -asional Anti ,ekerasan Terhadap )erempuan
@,omnas )erempuanA tahun (880 menunjukkan adanya (8.+5 kasus kekerasan
terhadap perempuan yang ditangani oleh lembaga mitra ,omnas )erempuan,
meningkat dari angka ..8(8 kasus pada tahun (88.. 'emang kian tahun,
semakin banyak kasus kekerasan terhadap perempuan yang terungkap. !ata
terbaru yang dikeluarkan ,omnas )erempuan pada 2 'aret (882 mencatat adanya
1
Internet &&&.6ahoo.com . http:?? Suara )embauran , )enghapusan ,ekerasan !alam *umah
Tangga. -eni $tami Adiningsih, @diakses tanggal (0 4ebruari (883 jam (8.88 WI%A.
2
Internet &&&.6ahoo.co m. http:?? Suara )embauran !aily, )erempuan dan "enomena, Sarah
@diakses tanggal (0 4ebruari (883 jam (8.88 WI%A.
3
((.0( kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani (02 lembaga di +(
propinsi. ,asus kekerasan dalam rumah tangga @,!*TA menempati angka
tertinggi yakni 1.285 kasus atau 21 E
3
.
Angka di atas belum bisa dianggap sebagai data valid tentang kasus
kekerasan terhadap perempuan, terlebih untuk ,!*T, sebab angka tersebut hanya
mencakup kasus ,!*T dengan korban perempuan dan anak. )adahal, siapapun
bisa menjadi korban, termasuk laki-laki. #otma Tua #asibuan,(5, misalnya.
Wajahnya disiram air cuka oleh istrinya, Sarinem. Akibatnya #otma menjadi buta
dan &ajahnya hancur, penuh parut yang sulit untuk diperbaiki
5
.
)erempuan selaku korban dari tindakan kekerasan dalam rumah tangga
perlu diberikan perlindungan @protekA yang si4atnya intensi4, karena dia selaku
korban tindakan kekerasan sangat membutuhkan adanya perlindungan dari
berbagai pihak, terutama dari pihak pemerintah, khususnya dari aparat penegak
hukum yaitu )olisi, 7aksa, #akim, agar pelaku tindak pidana ini diberikan
hukuman yang sepantasnya. )embinaan dan penyuluhan hukum serta optimalisasi
peran dan 4ungsi masing-masing didalam keluarga dan masyarakat sangatlah
diperlukan sehingga harapan untuk tetap membina dan me&ujudkan keluarga
yang harmonis, tenteram dan damai tetap dilestarikan, sehingga keinginan ini
akan berjalan apabila proses penyelesaian berbagai kasus yang ada harus
menunjukkan keadilan yang sama.
%erangkat dari 4enomena yang kerap terjadi belakangan ini dan sering
dialami oleh perempuan yang dan tidak pernah terselesaikan secara hukum dan
3
Internet &&&.>oogle.com . http:?? Suara )embauran !aily, ,ekerasan !alam *umah
TanggaTerhadap Isteri. )udji Susilo&ati, S.)si @diakses tanggal (0 4ebruari (883 jam (8.88 WI%A.
5
Internet &&&.>oogle.co m. http:?? >iji.net, ,ekerasan Terhadap )erempuan meningkat 88
E.Sis&ono @diakses tanggal (0 4ebruari (883 jam (8.88 WI%A.
5
secara adil, sehingga menimbulkan gejala sosial yang sangat kompleks. Isu
kekerasan terhadap perempuan semakin gencar dan menjadi 4enomenal
dikalangan perempuan de&asa ini. Isu ini menjadi aktual ketika kita melihat
dimedia masa terutama di televisi yang dengan gamblang dan terbuka
mengungkapkan isu-isu kekerasan yang dialami oleh artis-artis perempuan kita
maupun orang-orang diluar dunia selebritis.
Ada beberapa pertanyaan yang kemudian muncul, apakah hal ini terjadi
karena kekerasan tidak bertentangan dengan &ajah bangsa kita yang terkenal
dengan budaya timur yang halus, sopan dan memiliki toleransi. Apakah kondisi
ini disebabkan mitos-mitos yang menyatakan bah&a laki-laki menjadi sejatinya
lelaki jika ia berhasil menunjukkan kekuasaan terhadap perempuan. Sementara itu
perempuan menjadi perempuan sejati jika ia bisa menegaskan kelembutan,
kemanjaan, kepasrahan sekaligus pengakuan atas kekuasaan laki-laki terhadapnya.
'aka penulis perlu untuk mengangkat permasalahan tersebut dengan tema utama
=FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DALAM RUMAH TANGGA>
B- RUMUSAN MASALAH
%ertitik tolak dari &acana latar belakang tersebut diatas, maka
permasalahan yang diangkat dalam karya ilmiah ini adalah :
. "aktor-4aktor apa saja yang menyebabkan tindak kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga C
8
(. $paya apa saja yang dilakukan oleh )olres 'ataram dalam
menanggulangi tindak kekerasan terhadap perempuan dalam rumah
tangga C
+. Apa saja kendala yang dihadapi oleh )olres 'ataram dalam
menanggulangi tindak kekerasan terhadap perempuan dalam rumah
tangga C
<- TUJUAN PENELITIAN
%erkaitan dengan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
. $ntuk mendeskripsikan dan menganalisis 4aktor-4aktor penyebab
timbulnya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga.
(. $ntuk mengetahui dan menganalisis upaya yang dilakukan oleh )olres
'ataram dalam menanggulangi adanya tindak kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga.
+. $ntuk mengetahui dan menganalisis kendala apa saja yang dialami oleh
)olres 'ataram dalam menanggulangi tindak kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga.
D- MANFAAT PENELITIAN
!engan adanya penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan
memberikan mampu memberikan man4aat dalam hal :

. 'an4aat Teoritis
a. )enelitian ini digunakan untuk mengaktualisasikan ilmu yang telah
didapat dibangku kuliah dan kenyataan-kenyataan yang ada dan terjadi
di masyarakat.
b. !apat untuk dijadikan dasar dan bahan in4ormasi untuk penelitian
lebih lanjut bagi mahasis&a yang ingin meneliti tentang kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah tangga.
c. $ntuk mengembangkan teori-teori tentang kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga.
(. 'an4aat )raktis
a. %agi )enulis
'endapatkan man4aat yang sebesar-besarnya dari penelitian ini yaitu
bertambahnya pengetahuan tentang kasus-kasus kekerasan dalam
rumah tangga terutama kekerasan terhadap perempuan yang terjadi
di&ilayah )olres 'ataram, serta untuk mendapatkan pengetahuan
lebih banyak lagi tentang 4aktor-4aktor penyebab serta latar belakang
pelaku melakukan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah
tangga, dan kendala serta upaya )enyidik )olres 'ataram dalam
menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga.
b. %agi )erempuan korban kekerasan dalam rumah tangga
Sebagai bahan acuan bagi para korban kekerasan dalam rumah tangga,
terutama perempuan, apabila terjadi masalah kekerasan dalam rumah
tangga,
(
c. %agi Aparat )enegak #ukum
Sebagai tambahan &a&asan bagi Aparat )enegak #ukum, dalam
menjalankan aturan hukum dengan baik dalam kasus kekerasan dalam
rumah tangga, terutama kasus kekerasan terhadap perempuan dalam
rumah tangga.
d. %agi )emerintah
)emerintah dapat memberikan perhatian yang lebih serius bagi korban
kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga dengan
memberikan perlindungan serta penga&asan bagi para korban.
)emerintah juga dapat mengupayakan langkah-langkah pencegahan
tindak pidana kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga,
misalnya dengan peningkatan kerja jaringan dalam advokasi maupun
ajudikasi kasus, memperbanyak pusat layanan penanganan korban,
sosialisasi $ndang-$ndang ,!*T kepada semua lapisan masyarakat
secara sistematis dan kritis, serta membangun pusat-pusat in4ormasi
dan komunikasi.
e. %agi 'asyarakat
'asyarakat dapat mengetahui apa yang dimaksud kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga, serta dapat mengetahui pentingnya
bekerja sama dengan pihak ,epolisian dalam mengungkap terjadinya
kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga, yang perlu
untuk segera mendapatkan penanganan agar tidak terulang lagi hal
yang sama terhadap orang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A- Tn*"u"n Umum Tent"n# Keke%")"n D"("m Rum"h T"n##"-
Agar pembuatan suatu karya ilmiah menjadi lengkap dan sempurna, sangat
perlu kiranya digambarkan sebuah landasan teori mengenai kajian yang diteliti.
!alam tinjauan pustaka ini ada beberapa hal yang perlu untuk diketahui berkaitan
dengan obyek kajian yang diteliti.
0- Pen#e%t"n keke%")"n 4"("m !e%!"#" &e%)&ekt?-
a. )engertian kekerasan dalam perspekti4 ,riminologi.
!ari sudut pandang kriminologi, *omli Atmasasmita memandang
kekerasan sebagai segala sesuatu yang dipergunakan sedemikian rupa
sehingga mengakibatkan kerusakan baik secara 4isik maupun psikis adalah
merupakan kekerasan yang bertentangan dengan hukum kekerasan ini
menunjukkan pada tingkah laku yang pertama-tama harus bertentangan
dengan undang-undang, baik tindakan nyata dan memiliki akibat-akibat
kerusakan pada benda atau 4isik atau mengakibatkan kematian pada
seseorang. !e4inisi ini sangat luas karena menyangkut perbuatan
FmengancamG disamping suatu tindakan nyata.
b. )engertian kekerasan dalam perspekti4 6uridis
A )engertian kekerasan sebagaimana yang diatur dalam )asal 35 juncto
pasal 58 ,$#), menyebutkan bah&a pasal 35 ,$#)
Fmembuat orang jadi pingsan atau tidak berdaya lagi @lemahA,
+
.
disamakan dengan menggunakan kekerasan
8
.
)asal 58 ,$#) , 9uka berat berarti :
a. 7atuh sakit atau mendapat luka yang tidak dapat memberi harapan
akan sembuh sama sekali atau menimbulkan bahaya mautB
b. Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau
pekerjaan pencarianB
c. ,ehilangan salah satu pancaindraB
d. 'endapat cacat berat @verminkingAB
e. 'enderita sakit lumpuhB
4. Terganggunya daya pikir selama empat 'inggu lebihB
g. >ugurnya atau matinya kandungan seseorang perempuan

.
'enurut )asal 35 juncto )asal 58 ,$#) kekerasan hanya
menunjuk pada penggunaan 4isik, sedangkan yang dimaksud dengan
ancaman kekerasan adalah tindakan yang membuat rasa takut, cemas atau
kha&atir. )ada pasal diatas dapat dijelaskan bah&a melakukan kekerasan
artinya mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara
tidak syah. 'isalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam
senjata atau alat, menyepak, menendang, menarik rambut, mendorong
sampai jatuh dan sebagainya. Akibatnya orang itu pingsan atau tidak
berdaya
(
.
(A )engertian kekerasan dalam *$$ ,$#) adalah setiap perbuatan
penyalahgunaan kekuatan 4isik dengan atau tanpa menggunakan sarana
8
'oeljanto, Kt"! Un4"n#- Un4"n# Hukum P4"n"n, %umi Aksara, 7akarta, 551, #al:+1

Ibid.
(
-ursyahbani ,acasungkana, Teropong, edisi H, April = 'ei (88(.
0
secara mela&an hukum dan menimbulkan bahaya bagi badan, nya&a,
kemerdekaan, penderitaan 4isik, seksual, psikologis, termasuk
menjadikan orang pingsan atau tidak berdaya
+
.
c. )engertian kekerasan dalam perspekti4 %ahasa
. !alam kamus %ahasa Indonesia ,ontemporer, kekerasan diartikan
dengan perihal yang bersi4at, berciri keras, paksaan, perbuatan
seseorang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau
menyebabkan kerusakan 4isik atau barang orang lain, atau ada
paksaan
.
.
(. !alam ,amus Webster kekerasan dide4inisikan sebagai penggunaan
kekuatan 4isik untuk melukai atau menganiaya, perlakuan atau
prosedur kasar serta keras. !ilukai oleh atau terluka dikarenakan
penyimpangan, pelanggaran, atau perkataan tidak senonoh dan kejam.
Sesuatu yang kuat, bergolak atau hebat dan cenderung menghancurkan
atau memaksa. )erasaan atau ekspresi yang berapi-api, juga termasuk
hal-hal yang timbul dari aksi atau perasaan tersebut, dan suatu
bentrokan atau kerusuhan.
d. )engertian ,ekerasan oleh beberapa Tokoh
A 'enurut -ettler, sebagaimana dikutip Aroma /lmina 'artha,
kekerasan atau Viglent Crime adalah :
F. . . peristi&a dimana orang secara ilegal dan secara sengaja melukai
secara 4isik, atau mengancam untuk melakukan tindakan kekerasan
+
'oeljanto, Kt"! Un4"n#-Un4"n# Hukum P4"n"n, %umi Aksara, 7akarta, 551, #al:+1
.
W.7.S )oer&adarminta, ,amus %esar %ahasa Indonesia, !epartemen )endidikan dan
,ebudayaan, %alai )ustaka,7akarta,552, #al:.3..
1
kepada orang lain, dimana bentuk-bentuk penganiayaan, perampokan,
perkosaan dan pembunuhan merupakan contoh klasik dari kejahatan
kekerasan yang seriusG
0
.
(A 'enurut Soedjono Soekamto, kejahatan kekerasan adalah suatu istilah
yang dipergunakan bagi terjadinya cidera mental atau 4isik. ,ejahatan
kekerasan merupakan bagian dari proses kekerasan yang kadang-
kadang diperbolehkan, sehingga jarang disebut sebagai kekerasan.
'asyarakat biasanya membuat kategori-kategori tertentu mengenai
tingkah laku yang dianggap keras. Semakin sedikit terjadinya
kekerasan dalam suatu masyarakat semakin besar kekha&atiran yang
ada bila itu terjadi
1
.
+A 'enurut 'ansour "aIih, kekerasan adalah suatu serangan terhadap
4isik maupun integritas mental seseorang
2
.
)andangan tersebut menunjuk pengertian kekerasan pada obyek
4isik maupun psikis. #anya saja titik tekannya pada bentuk penyerangan
secara 4isik seperti melukai atau menimbulkan luka cacat atau
ketidaknormalan pada 4isik. !apat pula yang terjadi adalah kekerasan 4isik
yang berlanjut pada aspek psikis seperti misalnya stres. Istilah kekerasan
digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik yang terbuka atau
tertutup, dan baik yang bersi4at menyerang atau bertahan yang disertai
penggunaan kekerasan pada orang lain
3
. !alam Skripsi ini, pengertian
0
Aroma /lmina 'arta. )erempuan, ,ekerasan dan #ukum. $II )ress 6ogyakarta (88+, #al:(.
1
Ibid.
2
/ko )rasetyo dan Suparman 'arJuki. )erempuan dalam &acana )erkosaan dan kekerasan
dalam perspekti4 analisa >ender ),%I. 6ogyakarta, 552, #al:2.
3
Thomas Santoso. Teori -teori kekerasan, >halia Indonesia, 7akarta, (88(, #al:.
2
yang dianut adalah menurut -ettler.
3- Ln#ku& Keke%")"n D"("m Rum"h T"n##".
a. 6ang termasuk lingkup rumah tangga meliputi :
. Suami, istri, dan anak.
(. :rang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang
sebagaimana dimaksud pada huru4 a karena hubungan darah,
perka&inan, persusuan, pengasuhan, dan per&alian yang menetap
dalam rumah tangga.
+. :rang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam
rumah tangga tersebut
b. 6ang termasuk lingkup kekerasan dalam rumah tangga adalah :
. ,ekerasan "isik adalah adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa
sakit, atau luka berat.
(. ,ekerasan )sikis adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan,
hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak,
rasa tidak berdaya, dan?atau penderitaan psikis berat pada seseorang.
+. ,ekerasan SeksualB )emaksaan hubungan seksual yang dilakukan
terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut,
dan )emaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam
lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial
dan?atau tujuan tertentu.
.. )enelantaran *umah Tangga, yaitu Setiap orang dilarang
menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal
menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau
3
perjanjian ia &ajib memberikan kehidupan, pera&atan, atau
pemeliharaan kepada orang tersebut
5
.
B- Tn*"u"n tent"n# Keke%")"n D"("m Rum"h T"n##" D"("m Be%!"#"
Pe%)&ekt?-
,ekerasan dalam rumah tangga terutama terhadap kaum perempuan bukan
lagi hal baru. 'emang tidak ada de4inisi tunggal dan tegas yang mende4inisikan
kekerasan dalam rumah tangga ini. 'eskipun demikian, biasanya secara umum
diterima bah&a yang termasuk dalam tindakan kekerasan adalah melakukan
kontrol, kekerasan dan pemaksaan yang meliputi tindakan seksual, psikologis, dan
ekonomi yang dilakukan individu terhadap individu lainnya didalam hubungan
rumah tangga atau hubungan yang intim @karibA
(8
.
Tindakan ini dapat terjadi pada setiap individu tanpa memperdulikan latar
belakang ras, jenis atau kelompok sosial dan ekonomi tertentu. )ada dasa&arsa
sekarang ini hak-hak asasi perempuan telah mencapai tingkat yang paling
signi4ikan dan sangat tinggi di era modern termasuk di Indonesia. Secara historis
perempuan selalu berada diba&ah laki-laki. ,aum perempuan tidak ada bedanya
lagi dengan budak yang semuanya dibungkus dengan ornamen dogmatis.
,ebebasan untuk berkreasi, berinovasi, juga menentukan jalan hidupnyapun harus
dibatasi oleh sekat-sekat hanya dalam konteks dapur, sumur dan kasur, serta tidak
dianggap layak untuk terlibat dalam dunia kepublikan. 'asyarakat tradisional
yang kental dengan masyarakat patriarkhi juga masyarakat modern yang telah
5
$ndang- undang *I -omor (+ Tahun (88. tentang )enghapusan ,ekerasan !alam *umah
Tangga, <itra $mbara, %andung, (882 #al:+.
(8
#armona !aulay, Artikel ,!*T F*enungan #ari ,artiniG ( April, (880 .
5
me&arisi nilai-nilai patriarkhi akan selalu menganggap bah&a dominasi laki-laki
adalah suatu hal yang benar dan telah mendapat legitimasi, khususnya budaya
(
.
,orban dari kekerasan dalam rumah tangga akan merasakan akibat dalam
berbagai bentuk yaitu akibat medis, emosional maupun per4eksionalitas. ,alau
kita ingin melihat kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan data yang terjadi di
masyarakat Indonesia, kita akan mengalami kesulitan. #al ini disebabkan oleh
beberapa 4aktor yaitu :
. ,ekerasan dalam rumah tangga ini menjadi &ilayah privasi yang seolah-olah
kalau diberitahukan akan membuka aib rumah tangga yang akan
mempermalukan korban sendiri.
(. ,eterbukaan korban kekerasan dalam rumah tangga biasanya tidak mendapat
respon positi4 dari lingkungan sekitar keluarga dekat.
+. Adanya ketergantungan emosi, ekonomi dan ketergantungan lainnya, sehingga
dominasi suami dan perlakuan kasar tersebut dianggap dan diyakini sebagai
hukuman yang harus diterima karena kesalahan atau tidak menjalankan peran
sebagai istri dengan maksimal dan ideal dari kacamata suami
((
.
,ekerasan terhadap perempuan tidak hanya didalam rumah @domestikA
tetapi juga terjadi diluar rumah. *elasi yang berpotensi membuat kekerasan
tersebut adalah relasi personal, relasi kerja, relasi masyarakat, bahkan situasi
kon4lik. %entuk-bentuk kekerasan adalah seperti perkosaan, penganiayaan
terhadap perempuan dalam rumah tangga atau kekerasan dalam rumah tangga
(
'amnun, Ku(tu%"( 4"n tn4"k"n keke%")"n te%h"4"& &e%em&u"n, %uletin %ini )aringan,
(880, #al:+.
((
"arha <iciek. Ikht"% Men#"t") Keke%")"n 4"("m Rum"h T"n##", 9embaga ,ajian Agama
dan 7ender, 7akarta, 555. #al : (0-(2
(8
dapat terjadi dimana saja di belahan dunia, tidak membedakan kultur, agama, ras
dan latar belakang pendidikan dan sebagainya.
!ari berbagai perspekti4 secara sederhana, kekerasan dalam rumah tangga
bisa dide4inisikan sebagai sebuah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh suami
terhadap istri dan pun sebaliknya. 'elihat lebih jauh tentang kekerasan dalam
rumah tangga, dari berbagai de4inisi menggambarkan begitu jelas bah&a tindakan
yang melanggar hak secara umum dan hak istri secara khusus dapat terjadi
dimana-mana.
$ntuk mengetahui lebih jauh tentang jenis dan dampak kekerasan dalam
rumah tangga sebagai bentuk dan &ujud dari perilaku suami yang tidak
menghargai hak asasi manusia, maka dianggap perlu untuk melihat arti kekerasan
dalam rumah tangga dalam berbagai perspekti4 yang antara lain :
a. ,!*T dalam perspekti4 Agama
%ah&a kekerasan dalam rumah tangga dalam perspekti4 Islam
menggambarkan secara implisit bah&a agama hadir dimuka bumi ini dengan
ajaran memba&a kasih sayang, perdamaian dan pengakuan terhadap hak-hak
asasi manusia. )esan-pesan keadilan dan pengakuan hak asasi manusia
tercermin dalam bentuk hak-hak. )erempuan diberikan kesempatan untuk
berekspresi bukan hanya dalam hal mengurus rumah tangga dan berdagang,
tetapi juga turut andil dalam persoalan politik. <erminan dari sejarah masa
silam semestinya dijadikan sandaran bagi umat beragama agar tidak terlalu
jauh menempatkan benih kecurigaan terhadap perilaku dan sikap perempuan
@istriA yang berakibat ruang berekspresi menjadi tertutup, sehingga sangatlah
&ajar terjadi perla&anan dari istri, dan semua itu bisa dilakukan oleh
(
perempuan @istriA karena dibatasi oleh perspekti4 yang menghadirkan
perempuan tidak berdaya dan muncul kecenderungan tindak kekerasan yang
dilakukan oleh suami dengan berbagai alasan.
!alam konsep-konsep Fiqih ada tahapan-tahapan sanksi yang harus
diberikan kepada pihak istri, apabila istri melakukan pelanggaran atau masuk
dalam kategori Nusyus, misalnya suami harus memberikan peringatan kepada
istri sampai dengan tiga kali. Tetapi apabila istri tetap membangkang maka
harus dipukul. !alam kitab fiqih klasik konsep nusyus diartikan sebagai
tindakan pembangkangan yang dilakukan istri terhadap suami. )emahaman
yang kurang terhadap ajaran agama juga bisa menyebabkan terjadinya
kekerasan dalam rumah tanggal. #al ini disebabkan adanya beberapa hadist
yang apabila kurang dipahami dan dimengerti maksud yang tersirat dari
kandungannya, akan menimbulkan pena4siran yang salah arah dan bahkan hal
itu pula yang menyebabkan timbulnya kekerasan dan menjadi acuan dalam
masyarakat sehingga mereka menganggap bah&a kekerasan atau tindakan
kekerasan yang dilakukan terhadap istri bukanlah suatu hal yang melanggar
hukum. Terkait dengan hal ini *asulullah pernah menyatakan dalam hadistnya
yang diri&ayatkan oleh Ibnu 'ajjah :
Artinya : F!ari Aisyah, bah&asanya *asulullah SAW. %ersabda :Gkalau
sekiranya aku memerintahkan seseorang bersujud kepada orang lain, tentu aku
((
perintahkan seorang &anita sujud kepada suaminya. !an sekiranya seorang
laki-laki memerintahkan istrinya supaya berpindah dari gunung merah ke
gunung hitam, dan gunung hitam ke gunung merah, tentu ke&ajibannya
adalah dia melakukannyaG.
!ari gambaran hadist diatas, dapat dikatakan bah&a seorang suami
memiliki hak penuh atas seorang istri. %ila seorang suami telah memenuhi
ke&ajibannya maka dia akan berhak untuk mendapatkan haknya, yaitu
mendapatkan perlakuan lemah lembut dan penuh kasih sayang dari suaminya.
'enurut )enelitian yang dilakukan oleh 6ayasan 9embaga ,onsumen
Indonesia @69,IA, mengapa orang melakukan tindakan kekerasan, salah
satunya karena didorong oleh rasa keagamaan. !engan kata lain banyak dalil-
dalil keagamaan secara tekstual sebenarnya tidak mendorong terjadinya
kekerasan, namun sangat memungkinkan dita4sirkan untuk melegitimasi
tindak kekerasan.
b. ,!*T dalam perspekti4 Sosial
,ekerasan dalam rumah tangga bisa terjadi dan bisa dilakukan oleh suami
karena memiliki kekuasaan penuh. )andangan ini sudah terimplikasi pada
pandangan sosial politik masyarakat Indonesia secara umum, yang
menganggap perempuan @istriA sebagai ibu rumah tangga, tidak &ajib untuk
terlibat dan bahkan dilarang untuk masuk ke&ilayah sosial politik.
!engan demikian, posisi perempuan @istriA baik dalam kehidupan rumah
tangga maupun kehidupan diluar menjadi sangat lemah, karena ide yang
masuk selalu memojokkan peran perempuan yang hanya di &ilayah domestik
semata. !alam rangka memperbaiki tatanan yang sudah ada, sangat diperlukan
(+
keari4an dan melihat berbagai 4enomena kekerasan yang dilatarbelakangi oleh
berbagai stigma, seolah- olah perempuan @istriA tugas dan ke&ajibannya
adalah hanya urusan domestik, maka segala urusan sosial politik yang
mendominasi adalah pihak laki-laki @suamiA.
,!*T baik yang dilakukan oleh suami maupun istri pada dasarnya adalah
tindakan yang mela&an hak asasi manusia. ,!*T adalah cerminan
ketidakberhargaan perempuan dimata suaminya. )osisi istri harus
diberdayakan. Salah satu penyebab perempuan tidak berdaya adalah karena ia
tergantung atau tidak bisa mandiri, terutama dalam bidang pemenuhan
kebutuhan hidup sehari- hari dalam rumah tangga. ,etidakmandirian
ekonomi ini pada dasarnya bukan merupakan kesalahan dari istri, sebab dalam
aturan perka&inan yang kita anut, ketika laki-laki dan perempuan terikat
dalam sebuah perka&inan, maka tanggung ja&ab ekonomi menjadi ke&ajiban
laki- laki dan sekaligus menjadi hak perempuan untuk mendapatkannya,
karena perempuan disini menjalankan 4ungsi reproduksinya. ,etergantungan
inilah yang menyebabkan sering kali seorang istri tidak berani
memperingatkan suaminya yang berbuat salah. #al ini kemudian membuat
masyarakat beranggapan kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri
mereka adalah suatu tindakan ke&ajaran atau lumrah. ,arena dalam rumah
tangga persoalan pasti ada dan sudah menjadi hal yang biasa apabila terjadi
pertengkaran kecil.
)ersoalan rumah tangga yang benar-benar dianggap sebagai bentuk yang
patut untuk dibahas bersama adalah apabila terjadi suatu perselingkuhan yang
dianggap tidak lagi menjadi persoalan pribadi tetapi menjadi persoalan umum
karena menyangkut norma kesusilaan.
(.
c. ,!*T dalam perspekti4 #ukum
)ersoalan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga sudah sejak
lama terjadi, namun tidak mendapat liputan atau tanggapan dari masyarakat
banyak. $ntuk kasus-kasus publik seperti pemerkosaan dan pembunuhan
terhadap perempuan sudah disediakan instrumennya. Sedangkan untuk kasus
domestik seperti kasus kekerasan dalam rumah tangga memang masih menjadi
kekerasan besar sampai saat ini.
Secara umum istilah kekerasan terhadap perempuan tidak pernah dipakai
dalam dunia hukum, akan tetapi inti dari kekerasan terhadap perempuan sudah
cukup terlihat dalam ,$#) maupun *ancangan ,$#), tetapi tidak
menggunakan kekerasan, yang dipakai adalah kekerasan kesusilaan. -amun
disisi lain, dalam penegakan hak asasi perempuan, sesungguhnya Indonesia
telah memiliki $$ -omor 2 Tahun 53. Tentang *ati4ikasi ,onvensi
)enghapusan Segala %entuk !iskriminasi Terhadap )erempuan. -amun
sayangnya pemerintah masih setengah hati dalam me&ujudkan pelaksanaan
$ndang-undang ini. Selama ini penyelesaian kasus-kasus ,!*T hanya
mengacu pada pasal-pasal dalam ,$#). )adahal pasal-pasal tersebut kurang
mengadopsi atau kurang memberikan keadilan pada korban.
!ikeluarkannya $$ *I -omor (+ Tahun (88. tentang )enghapusan
,ekerasan !alam *umah Tangga diharapkan dapat memberikan perlindungan
terhadap perempuan, terutama para istri dari aneka bentuk kekerasan, dimana
secara jelas dalam pasal $$ *I -omor (+ Tahun (88. dijelaskan bah&a
kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang
terutama perempuan, yang mengakibatkan timbulnya kesengsaraan atau
(0
penderitaan 4isik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga
termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan pemaksaan.
Satu hal yang menjadi masalah penting dalam ,!*T adalah kurangnya
pemihakan hukum terhadap kaum perempuan. $ntuk persoalan ,!*T, oleh
hukum kita tidak dimasukkan sebagai tindakan yang mela&an hukum.
Ilustrasi yang sering dikemukakan oleh kalangan pembela perempuan, ,!*T
sering dianggap sebagai peristi&a biasa dalam kehidupan rumah tangga.
Sudah menjadi rahasia umum bah&a persoalan yang terjadi dalam rumah
tangga tidak boleh diba&a keluar, karena dianggap sebagai rahasia keluarga.
7ika istri menceritakan tindakan ini pada orang lain, meskipun pada orang tua
sendiri, hal ini dianggap sebagai perbuatan yang melanggar etika kehidupan
rumah tangga. )ersoalan yang demikian adalah persoalan yang menjadi
agenda besar bagi dunia hukum.
<- F"kt'% @ ?"kt'% Pen$e!"! Tm!u(n$" Keke%")"n D"("m Rum"h T"n##"-
,ekerasan dengan kejahatan sudah menjadi sebuah polemik yang serius
pada masa sekarang. ,ejahatan biasa dilakukan oleh masyarakat, dengan tidak
memperdulikan akibat yang akan ditimbulkan. ,ejahatan biasanya sering dialami
oleh kaum perempuan dimana dalam hal ini perempuan adalah obyek dari
kejahatan. Ada beberapa 4aktor yang menjadi latar belakang timbulnya kejahatan
yaitu :
a. The Enternal quest for the couses of crime @ adanya tuntutan sebagai penyebab
dari timbulnya kejahatanA.
b. The Contitusional School of criminology @adanya sekolah hukum yang
mempelajari kejahatanA.
c. Geography and Criminal Causation @4akta letak geogra4is dari suatu daerah
yang menjadi penyebab dari timbulnya kejahatanA.
(1
d. Economic factor and crime causation @4aktor ekonomi sebagai penyebab dari
timbulnya kejahatanA.
e. Modern Sociological Theories @adanya teori-teori sosial moderenA.
4. Minority tensios as factors in crime @adanya tekanan dan ketegangan kecilA.
g. Home and Community Influence @)engaruh rumah dan lingkunganA.
h. Emotional istur!ances as factor criminality @adanya emosi yang labilA.
i. Teori Sosiologi tentang tingkah laku kejahatan.
j. ,riminalitas dan perkembangan masyarakat.
k. "ro#en Home dan hubungannya dengan emotional immanurity sebagai sebab
kejahatan
(+
.
!i Indonesia kekerasan dalam rumah tangga terutama terhadap kaum
perempuan @istriA bukan lagi hal yang baru. -amun ironisnya tindakan kekerasan
tersebut masih ditutup-tutupi, karena selain dianggap sebagai &ilayah pribadi
yang tidak boleh dicampuri orang lain, juga lebih dipandang sebagai aib, sehingga
dinilai tabu untuk dibuka kepada khalayak umum. !ari berbagai kasus yang
terjadi semua dilatarbelakangi oleh berbagai 4aktor. -amun secara garis besar ada
empat 4aktor mendasar yang menjadi penyebab dari timbulnya kekerasan dalam
rumah tangga, di antaranya yaitu
(.
:
. Sosial %udaya
'asyarakat Indonesia pada umumnya masih mempertahankan budaya
timur dengan kuat, dimana mereka akan selalu enggan untuk terbuka dengan
segala sesuatu yang menurut mereka bersi4at pribadi. #al ini juga yang
mengakibatkan kekerasan dalam rumah tangga kurang dapat terselesaikan dengan
tuntas. ,arena sebagian besar masyarakat menganggap bah&a tindak kekerasan
dalam rumah tangga adalah sebuah &ilayah pribadi yang tidak boleh dicampuri
oleh pihak lain.. %ahkan ada beberapa daerah yang menganggap kekerasan dalam
rumah tangga dianggap lumrah dan &ajar, yang kesemuanya dilatarbelakangi oleh
(+
Soedjono, !oktrin-doktrin kriminologi, Alumni, %andung, 52+, #al 0- 0+.
(.
%arda -a&a&i Ari4, Bun#" R"m&" Ke!*"kk"n Hukum P4"n", )T. <itra Aditya %akti,
%andung, 551, #al:(12
(2
budaya bah&a suami berhak mengatur apa saja tentang istri dan anak-anaknya,
sehingga jika suami tidak puas dengan apa yang diinginkannya, maka tindakan
4isikpun dapat dilakukan.
(. Tingkat )endidikan
%erbagai bentuk kekerasan yang dilakukan oleh suami dalam rumah
tangga, selain dilatarbelakangi oleh FbudayaG buruk seperti disebutkan
sebelumnya, disamping itu juga disebabkan oleh minimnya pengetahuan kedua
pasangan suami istri tersebut. Sang suami selain karena si4at ego yang
dimilikinya, juga karena masih berpendapat bah&a kekerasan adalah cara terbaik
untuk membuat istri patuh.
#al ini tidak jarang disebabkan karena minimnya pengetahuan dan
pendidikan suami, hal ini biasanya terdapat pada &arga pedesaan. -amun
demikian, tentu bukanlah jaminan bah&a suami yang status pendidikannya lebih
tinggi benar-benar memperlakukan istri secara baik, seperti halnya kasus-kasus
kekerasan yang terekspos diberbagai media. 9alu minimnya pendidikan istri juga
bisa menyebabkan terjadinya kekerasan tersebut. Si Istri biasanya tidak berani
mengucapkan kata FtidakF kepada suaminya, termasuk dalam hal ini pengetahuan
akan norma hukum yang berlaku, yang mengatur tentang hak dan ke&ajiban
suami serta istri. 'ereka seakan- akan patuh pada budaya leluhur bah&a
tugas seorang perempuan @istriA semata-mata mengurus suami dan anak-anaknya.
+. Sosial /konomi
Adanya budaya dalam masyarakat kita bah&a istri bergantung sepenuhnya
kepada suami. Istri hanya bertugas untuk mengurus suami, anak-anak dan rumah.
Sedangkan mencari na4kah adalah tugas utama dari suami. !engan adanya
(3
ketergantungan semacam ini perlakuan kasar dianggap dan diyakini sebagai
sebuah hukuman yang harus diterima karena kesalahan atau karena tidak
menjalankan peran sebagai istri dengan maksimal dan ideal dari kacamata suami.
.. Strata Sosial
)erbedaan status sosial antara suami dan istri juga menjadi hal yang
mendasar dari timbulnya kekerasan dalam rumah tangga. !imana apabila salah
satu pihak berasal dari status sosial yang lebih tinggi, akan memiliki ego yang
tinggi juga, yang biasanya akan ter&ujud dalam bentuk sikap meremehkan atau
memandang rendah pasangannya. #al ini akan berakibat pada ketidakberdayaan
masing-masing pihak yang menjadi korban.
Sebagai payung hukum, sejumlah hal penting diatur dalam $ndang-undang
-o. (+ Tahun (88. tentang )enghapusan ,ekerasan !alam *umah Tangga,
termasuk terobosan hukum dalam melindungi korban ,!*T. )ada bagian
pertimbangan $ndang-undang disebutkan sejumlah alasan lahirnya $ndang-
undang ini, yaitu bah&a
(0
:
. Setiap &arga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebas dari segala
bentuk kekerasan sesuai dengan 4alsa4ah )ancasila dan $$! 5.0B
(. Segala bentuk kekerasan, terutama ,!*T, merupakan pelanggaran #A'
dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk diskriminasi
yang harus dihapusB
+. ,orban ,!*T, yang kebanyakan adalah perempuan, harus mendapat
perlindungan dari negara dan ?atau masyarakat agar terhindar dan terbebas
dari kekerasan atau ancaman kekerasan. )enyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat dan martabat kemanusiaan.
(0
,omnas )erempuan, )eta ,ekerasan )erempuan , 7akarta, Ameepro, (88(, hal : (8.
(5
!alam kenyataannya kasus ,!*T banyak terjadi, sedangkan sistem hukum
di Indonesia belum menjamin perlindungan terhadap korban ,!*T. !ari sini
jelas bah&a $ndang-$ndang ini memberikan konsekuensi bah&a segala bentuk
kekerasan terutama ,!*T, merupakan pelanggaran #A' dan karena korban
harus mendapatkan perlindungan dari negara dan?atau masyarakat. !engan
demikian $ndang-$ndang ini menjadi tonggak diterobosnya batas domestik-
publik dalam penegakan #A' di Indonesia dan menegaskan kembali peran
negara dalam menegakkan #A'. !ari pengertian tersebut, $$ ini menjabarkan
bentuk ,!*T, yaitu kekerasan 4isik, psikis, seksual dan penelantaran rumah
tangga.
Selanjutnya secara garis besar tindak kekerasan terhadap istri terjadi
karena beberapa 4aktor. Adapun 4aktor-4aktor tersebut adalah sebagai berikut:
$% "udaya &atriar#i%
%udaya yang mendudukan laki-laki sebagai makhluk superior dan
perempuan sebagai makhluk in4erior @lemahA, selain itu pemahaman yang
keliru terhadap ajaran agama sehingga menganggap laki-laki boleh
menguasai perempuan. ,ekerasan juga dapat terjadi karena peniruan anak
laki-laki yang hidup bersama ayah yang suka memukul, biasanya akan
meniru perilaku ayahnya.
'% Interpretasi yang #eliru terhadap a(aran agama%
Sering kali ajaran agama yang menempatkan laki-laki sebagai pemimpin
perempuan di interpretasikan sebagai pembolehan dalam mengontrol dan
menguasai istrinya, secara berlebihan atau tidak se&ajarnya.
+8
)% &engaruh *ole Model
9aki-laki sebagai pelaku sering kali mengekspresikan kemarahan mereka
dengan melakukan tindak kekerasan karena pengalaman yang diperoleh
dari keluarga asalnya. Anak laki-laki yang tumbuh di dalam lingkungan
keluarga dimana ayah sering memukul atau berperilaku kasar terhadap
ibunya pada umumnya cenderung akan meniru pola tersebut kepada
pasangannya
(1
.
)ada akhirnya, alasan dari situasi perempuan menjadi korban kekerasan
laki-laki mencakup interaksi kompleks dari aspek biologis, sosio-kultural,
ekonomis, psikologis dan politis:
a. 9aki-laki secara 4isik lebih kuat daripada perempuan, dan ada
kemungkinan tingkat agresivitas yang lebih tinggi memiliki dasar biologis
pula. !alam masyarakat, laki-laki juga dibiasakan untuk melatih dan
menggunakan 4isiknya, sekaligus berkelahi, menggunakan senjata, dan
menggunakan intimidasi kekuatan sejak masa kanak-kanak.
b. !alam masyarakat ada tradisi panjang mengenai dominasi laki-laki
terhadap perempuan, dan toleransi penggunaan kekuatan oleh laki-laki.
c. Tradisi tersebut juga tertampilkan dari "ilm, pornogra4i, musik rock, dan
media pada umumnya.
d. *ealitas ekonomi memaksa perempuan untuk menerima penganiayaan dari
orang pada siapa ia bergantung.
e. )ada tingkat individual, 4aktor psikologis berinteraksi dengan hal-hal yang
telah disebutkan di atas untuk menjelaskan bah&a sebagian laki-laki
(1
'u4idah <h., )aradigma >ender /disi *evisi, %anyu 'edia, 'alang, (88., #al. 08.
+
melakukan kekerasan dan sebagian perempuan menjadi korban kekerasan ,
sementara sebagian laki -laki yang lain tidak melakukan kekerasan tersebut
dan sebagian perempuan lain juga tidak menjadi sasaran kekerasan
(2
.
-amun secara umum ada beberapa hal yang membuat masyarakat terutama
korban tidak melaporkan diri ke ,epolisian yaitu
(3
:
. ,orban malu karena peristi&a ini telah mencemarkan dirinya, baik secara
4isik, psikologis, maupun sosiologis.
(. ,orban merasa bah&a proses peradilan pidana terhadap kasus ini belum
tentu dapat membuat dipidananya pelaku.
+. ,orban kha&atir bah&a dengan diprosesnya kasus ini akan memba&a
cemar yang lebih tinggi pada dirinya @misalnya melalui publikasi media
massa, atau cara pemeriksaan aparat hukum yang dirasanya membuat
semakin terlukaA.
.. ,orban kha&atir akan pembalasan dari pelaku @terutama jika pelaku
adalah orang yang dekat dengan dirinyaA.
0. Sulitnya untuk membuktikan di pengadilan, khususnya dalam kasus
perkosaan, terutama bila peristi&a ini hanya diketahui oleh perempuan
korban dan pelakunya sendiri.
$ntuk mengatasi hal ini maka dibutuhkan peran keluarga atau orang-orang
terdekat dari korban untuk memberikan motivasi kepada korban untuk terbuka
dan mau membuka diri agar permasalahan yang dihadapinya dapat teratasi, karena
akan membantu aparat penegak hukum dalam upaya penanggulangan tindak
(2
/. ,risti )oer&andari, ,ekerasan terhadap )erempuan Tinjauan )sikologis "eministik, dalam
Archie Sudiarti 9, )emahaman %entuk- bentuk Tindak ,ekerasan terhadap )erempuan dan
Alternati4 )emecahannya, 7akarta, (888, #al. 3.
(3
Aroma /lmina 'artha, 6ogyakarta: $II )ress, (88+, #al. 18 = 1.
+(
kekerasan dalam rumah tangga. ,arena sikap menutup diri dan tidak mau terbuka
adalah kendala utama yang selalu ditemui dalam setiap kasus yang terjadi.
,ejahatan juga merupakan perilaku menyimpang yang dapat dijumpai
dalam masyarakat. Akan tetapi perilaku tersebut juga bergantung pada penanaman
perilaku tertentu dalam budaya atau masyarakat tertentu. Setiap orang memiliki
peluang dan kesempatan yang sama untuk melakukan kejahatan dan juga
memiliki peluang yang sama untuk menjadi korban kejahatan. ,esimpulan yang
diperoleh oleh penulis berdasarkan &a&ancara yang dilakukan dengan pelaku dari
tindak kekerasan dalam rumah tangga adalah bah&a ada banyak hal yang terjadi
dalam kehidupan rumah tangga yang kadangkala baik korban ataupun pelaku
sendiri tidak menyadari bah&a hal yang selama ini dianggap sepele kadang bisa
juga menjadi pemicu dari timbulnya permasalahan yang mereka hadapi dalam
kehidupan berumah tangga. )enyebab dari timbulnya permasalahan tersebut
adalah
(5
:
. 9atar %elakang )endidikan
*endahnya tingkat pendidikan masing-masing pasangan suami istri bisa
juga menjadi pemicu dari timbulnya keretakan dalam rumah tangga. #al
ini terbukti dari beberapa kasus yang dihadapi oleh pelaku dari ,!*T
yang berhasil di&a&ancara oleh penulis. !imana mereka mengatakan
bah&a permasalahan yang mereka hadapi sering tidak dapat terselesaikan
bahkan masalah lain yang timbul setelah istri mereka melaporkan diri
adalah timbulnya rasa malu serta berkurangnya perasaan sayang dan
menghormati antara keduanya karena si suami menganggap bah&a sang
(5
Aroma /lmina 'arta, 6ogyakarta, $II )ress (88+, #al. 1+ = 1..
++
istri telah melakukan perbuatan yang membuat mereka malu yaitu
membuka aib rumah tangga sendiri kepada umum meskipun hal itu
semata-mata untuk mendapatkan keadilan.
(. "aktor /konomi
*endahnya tingkat pendidikan selain berdampak pada rendahnya tingkat
kesadaran hukum juga berdampak kepada kondisi ekonomi. *endahnya
tingkat pendidikan dari pasangan suami istri mengakibatkan tidak bisa
mendapatkan pekerjaan dengan gaji atau upah yang layak. #al ini tentu
saja merupakan masalah yang rumit mengingat masalah yang dihadapi
oleh masing-masing pelaku adalah mereka mengaku pusing dengan
tuntutan istri dan anak-anak mereka. ,ebutuhan hidup mereka terlalu
banyak dan tidak sebanding dengan pendapatan yang diperolehnya.
+. "aktor 9ingkungan
,ondisi tempat tinggal dan lingkungan pergaulan kadangkala memba&a
&arna tersendiri dalam kehidupan seseorang. #al ini terbukti dengan kasus
yang dialami oleh A!, dimana dari sosok pribadi yang bersahaja dan
simpatik A! bisa berubah karena hasutan dari para tetangga dan
lingkungan pergaulannya. >aya hidup yang tidak sesuai dengan tingkat
pendapatan juga menjadi hal yang memicu permasalahan ini. 'anusia
memang tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. 'ereka selalu
merasa tidak puas dengan apa yang mereka miliki dan adakalanya sering
melakukan tindakan apa saja yang asalkan apa yang mereka lakukan
terpenuhi.
+.
.. "aktor )sikologis
)erasaan tertekan dan stres karena tidak dapat memenuhi keinginan dari
orang-orang tersayang membuat para pelaku depresi. )erasaan yang
mereka pendam ibarat bom &aktu yang bisa saja se&aktu-&aktu meledak.
)erasaan inilah yang meluap manakala perselisihan antara suami-istri itu
terjadi.
D- Pen#"tu%"n Keke%")"n Te%h"4"& Pe%em&u"n D"("m Rum"h T"n##"
Menu%ut Hukum P')t? 4 In4'ne)"-
,eluarga yang merupakan institusi terkecil tidak lagi mampu me&ujudkan
tujuan luhurnya dan tidak lagi mampu memberikan kebahagiaan yang kemudian
menimbulkan kekerasan, baik 4isik ataupun non 4isik. !idalam ,$#) kekerasan
dalam rumah tangga tidak diatur secara khusus, namun dalam hal ini penulis
mempergunakan pasal +0, +0(, +0+, +0. dan +01 ,$#) tentang penganiayaan
sebagai dasar hukum yang utama. Selanjutnya bunyi pasal-pasal tersebut adalah
sebagai berikut :
. )asal +0
A )enganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun
delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah
(A 7ika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan
pidana penjara paling lima tahun.
+A 7ika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh
tahun.
.A !engan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.
+0
0A )ercobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dapat dipidana.
(. )asal +0(
A ,ecuali yang disebut dalam pasal +0+ dan pasal +01, maka penganiayaan
yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaaan, jabatan atau pencarian diancam sebagai penganiayaan ringan,
dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak
tiga ratus rupiah.
)idana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu
terhadap orang yang bekerja padanya, atau yang menjadi ba&ahannya.
(A )ercobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.
+. )asal +0+
A )enganiayaan dengan rencana lebih dahulu, diancam dengan pidana paling
lama empat tahun.
(A 7ika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah dikenakan
pidana penjara paling lama tujuh tahun.
+A 7ika perbuatan yang mengakibatkan mati, dia dikenakan pidana penjara
paling lama sembilan tahun.
.. )asal +0.
A %arang siapa yang sengaja melukai berat orang lain diancam, karena
melakukan penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama
delapan tahun.
(A 7ika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana
penjara paling lama sepuluh tahun.
+1
0. )asal +01
)idana yang ditentukan dalam pasal +0,+0(,+0+, +0. dan +00 dapat ditambah
dengan sepertiga :
A %agi yang melakukan kejahatan itu terhadap ibunya, bapaknya yang sah,
istrinya atau anaknyaB
(A 7ika kejahatan itru dilakukan terhadap seorang pejabat ketika atau karena
menjalankan tugasnya yang sahB
+A 7ika kejahatan itu dilakukan dengan memberikan bahan yang berbahaya
bagi nya&a atau kesehatan untuk dimakan atau diminum.
$ntuk lebih jelasnya, penulis akan menguraikan intisari mengenai pasal-
pasal yang mengatur larangan kekerasan dala rumah tangga, yaitu yang tersebut
dalam $$ *I -omor. (+ Tahun (88. tentang )enghapusan ,ekerasan !alam
*umah Tangga. )asal-pasal tersebut adalah sebagai berikut :
. )asal 0
Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap
orang dalam lingkup rumah tangganya, dengan cara :
a. ,ekerasan "isikB
b. ,ekerasan )sikisB
c. ,ekerasan SeksualB
d. )enelantaran *umah TanggaB
(. )asal 1
,ekerasan "isik sebagaimana dimaksud dalam pasal 0 huru4 a adalah
perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, atau luka berat.
+2
+. )asal 2
,ekerasan psikis sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 0 huru4 b adalah
perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri,
hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan?atau
penderitaan psikis berat pada seseorang.
.. )asal 3
,ekerasan seksual sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 0 huru4 c
meliputi :
a. )emaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang
menetap dalam lingkup rumah tangga tersebut.
b. )emaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dlam lingkup rumah
tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial dan?atau tujuan
tertentu.
0. )asal 5
a. Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah
tangganya, padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena
persetujuan atau perjanjian ia &ajib memberikan kehidupan, pera&atan,
atau pemeliharaan kepada orang tersebut.
b. )enelantaran sebagaimana yang dimaksud dalam ayat @A juga berlaku
bagi setiap orang yang mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan
cara membatasi dan?atau melarang untuk bekerja yang layak didalam atau
diluar rumah sehingga korban berada diba&ah kendali orang tersebut.
,ebijakan hukum pidana dalam ,$#) yang mengatur tentang kekerasan
dalam rumah tangga belum diatur secara khusus, akan tetapi berbagai upaya telah
+3
dilakukan oleh )emerintah baik oleh pihak %,,%-, !epartemen Agama,
)emerintah !aerah, 9S' dan Instansi terkait lainnya belum membuahkan hasil
yang memuaskan. !an untuk mengupayakan penghapusan kekerasan terhadap
perempuan ini, pemerintah Indonesia telah membuat berbagai peraturan
diantaranya $$ -omor 2 Tahun 53. tentang pengesahan konvensi )%%
mengenai )enghapusan Segala %entuk !iskriminasi Terhadap Wanita.
Indonesia juga mendukung resolusi majelis umum )%% -omor .3?8.
Tahun 55+ yang menyatakan mengutuk setiap bentuk kekerasan terhadap
perempuan, baik yang dilakukan dalam -egara, masyarakat, dan didalam
keluarga. )roses penyusunan konsep ,$#) tidak berangkat dari titik nol.
Sistematika dan materi konsep ini bersumber dari ,$#) @WvSA yang berlaku
dengan penyesuaian dan penambahan delik baru. ,ubijakkan penyusunan delik-
delik @kriminalisasiA didalam konsep selama ini mengambil dari tiga sumber
bahan yang sudah ada sebelumnya yaitu dari
+8
:
a. ,$#) @WvSA yang masih berlaku.
b. ,onsep %AS tahun 522 dan
c. $$ diluar ,$#)
Seperti yang telah dijelaskan bah&a ,$#) tidak mengenal istilah
kekerasan terhadap istri, kekerasan dalam keluarga, atau kekerasan dalam rumah
tangga @,!*TA, sehingga tidak ada pasal-pasal yang secara eksplisit yang
mengaturnya. 'eski demikian dapat diupayakan penggunaan pasal-pasal
penganiayaan, dan pasal +01 ,$#) @penganiayaan pada Ibu, bapak, istri, suami
atau anak maka hukumannya ditambah sepertiganyaA.
+8
Soerjono Soekanto. )engantar )enelitian #ukum, $niversitas Indonesia, 7akarta, 531 hal: 8
+5
%agi pelaku tindak kekerasan dalam rumah tangga, ketentuan pidananya
adalah seperti yang tercantum dalam pasal ..-0+ $$ -omor (+ Tahun (88.
tentang )enghapusan ,ekerasan !alam *umah Tangga diba&ah ini, yaitu :
P")"( //
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan 4isik dalam lingkup rumah
tangga sebagaimana dimaksud dalam )asal 0 huru4 a dipidana dengan pidana
penjara paling lama 0 @limaA tahun atau denda paling banyak *p
0.888.888,88.
(2) Apabila mengakibatkan korban mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 8 @sepuluhA tahun atau denda paling
banyak *p +8.888.888,88.
(3) Apabila mengakibatkan matinya korban, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 0 @lima belasA tahun atau denda paling banyak *p .0.888.888,88.
(4) Apabila dilakukan oleh suami terhadap istri atau sebaliknya yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan,
dipidana dengan pidana penjara paling lama . @empatA bulan atau denda paling
banyak *p0.888.888,88.
P")"( /7
(1) Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup
rumah tangga, dipidana dengan pidana penjara paling lama + @tigaA tahun atau
denda paling banyak *p 5.888.888,88.
.8
@(A )erbuatan dilakukan oleh suami terhadap istri atau sebaliknya yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan dipidana
dengan pidana penjara paling lama . @empatA bulan atau denda paling banyak
*p +.888.888,88.
P")"( /:
Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan seksual, dipidana dengan
pidana penjara paling lama ( @dua betasA tahun dan?atau denda paling banyak *p
+1.888.888,88.
P")"( /8
Setiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah tangganya
melakukan hubungan seksual, dipidana dengan pidana penjara paling singkat .
@empatA tahun dan pidana penjara paling lama 0 @lima belasA tahun atau denda
paling sedikit *p (.888.888,88 atau denda paling banyak *p +88.888.888,88.
P")"( /1
!alam hal perbuatan mengakibatkan korban mendapat luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya pikir atau keji&aan
sekurang-kurangnya selama . @empatA 'inggu terus menerus atau @satuA tahun
tidak berturut-turut, gugur atau matinya janin dalam kandungan, atau
mengakibatkan tidak ber4ungsinya alat reproduksi, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 0 @limaA tahun dan pidana penjara paling lama (8 @dua
puluhA tahun atau denda paling sedikit *p (0.888.888,88 dan denda paling banyak
*p 088.888.888,88 .
.
P")"( /9
!ipidana dengan pidana penjara paling lama + @tigaA tahun atau denda paling
banyak *p 0.888.888,88 @lima betas juta rupiahA, setiap orang yang :
a. 'enelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangganya sebagaimana
dimaksud dalam )asal 5 ayat @AB
b. 'enelantarkan orang lain sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 5 ayat
@(A.
!engan adanya kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
diharapkan tindak kejahatan dengan kekerasan yang dilakukan terhadap
perempuan dapat diatasi. !iharapkan dengan disusunnya kebijakan-kebijakan
tersebut dapat memberikan dampak positi4 terhadap kaum perempuan yang
selama ini merasa bah&a segala kebijakan hukum yang ada tidak berpihak kepada
mereka.
)enerapan sanksi dalam $ndang-undang ,!*T si4atnya tidak kumulati4,
hal ini membuat penerapan hukum di -egara kita masih bersi4at elastis, artinya
disesuaikan dengan kondisi yang ada. )enerapan $ndang-undang anti ,!*T
disertai dengan diterapkan sanksi-sanksi hukum yang si4atnya kumulati4. #al ini
dimungkinkan apabila kita mengingat bah&a pelaku memiliki tanggung ja&ab
baik secara lahir maupun batin terhadap keluarganya. Adanya sanksi yang si4atnya
alternati4 memberikan sedikit toleransi kepada pelaku untuk tetap dapat
melaksanakan ke&ajiban dan tanggung ja&abnya terhadap keluarganya.
.(
E. Tu#")6 ,e;en"n# P'(% D"("m Men"n#"n K")u) Keke%")"n Te%h"4"&
Pe%em&u"n D"("m Rum"h T"n##"-
)erkembangan kemajuan masyarakat yang cukup pesat, seiring dengan
4enomena supremasi hukum dan hak asasi manusia, telah melahirkan berbagai
paradigma baru dalam melihat tujuan, tugas, 4ungsi, &e&enang dan tanggung
ja&ab kepolisian yang menyebabkan tumbuhnya berbagai tuntutan dan harapan
masyarakat terhadap pelaksanaan tugas kepolisian yang meningkat dan lebih
berorientasi kepada masyarakat yang dilayani.
We&enang penyidik ):9*I yang diberikan oleh ,$#A) dalam praktek
sehari-hari sangatlah penting dan vital si4atnya terhadap kinerja )olri dalam
mengungkapkan suatu pidana, terutama kasus kekerasan dalam rumah tangga
@,!*TA terhadap perempuan. Salah satu tugas dari kepolisian antara lain
mengenai perlindungan terhadap perempuan dari korban kekerasan yang terjadi
di dalam rumah tangga. #al ini sesuai dengan )asal 1 dan 5 $$ -omor. (+
Tahun (88. tentang )enghapusan ,ekerasan !alam *umah Tangga.
Tugas dan &e&enang serta tanggung ja&ab dari ,epolisian -egara
*epublik Indonesia, sesuai dengan yang diatur dalam ,$#) dan $ndang-undang
-o. ( Tahun (88(, maka jelaslah bah&a merupakan suatu ke&ajiban aparat
kepolisian untuk melindungi masyarakat.
%erdasarkan ketentuan di atas maka korban seharusnya secara cepat sudah
berada dalam situasi yang terlindungi dan aman dari tindakan kekerasan lebih
lanjut. )elaksanaan perlindungan ini dilakukan pada tempat lain di luar tempat
tinggal aslinya atau di rumah aman milik pemerintah, pemerintah daerah atau
milik masyarakat.
BAB III METODE
PENELITIAN
$ntuk mendapatkan hasil atau data yang obyekti4, maka diperlukan
adanya metode penelitian yang tepat yang sesuai dengan masalah yang diteliti.
A- Pen4ek"t"n Pene(t"n
!alam penelitian ini penulis menggunakan metode yang disebut dengan
penelitian yuridis sosiologis untuk mengkaji implementasi atau penerapan aturan-
aturan hukum positi4 guna mendapatkan suatu paparan kesimpulan yang
berdasarkan landasan data lapang, guna terpenuhinya prasarat ilmiah
+
. !alam
penulisan karya ilmiah hukum ini penulis mengambil kajian yuridis berupa
$ndang-undang -omor 2 Tahun 53. tentang )engesahan ,onvensi )%%
mengenai )enghapusan Segala %entuk !iskriminasi Terhadap Wanita, $ndang-
undang -omor (+ Tahun (88. tentang )enghapusan ,ekerasan Terhadap
)erempuan !alam *umah Tangga.
Sedangkan dalam kajian sosiologis yaitu dengan menganalisis pelaksanaan
$ndang-undang -omor 2 Tahun 53. tentang )engesahan ,onvensi )%%
mengenai )enghapusan Segala %entuk !iskriminasi Terhadap Wanita dan
$ndang-undang -omor (+ Tahun (88. tentang )enghapusan ,ekerasan Terhadap
)erempuan !alam *umah Tangga.
+
Amiruddin, Kainal, Asika. )engantar 'etodelogi )enelitian #ukum, *aja >ri4indo )ersada,
7akarta, (88., hal: (..
.+
..
B- L'k") Pene(t"n
$ntuk mendapatkan data yang akurat, maka penulis mengadakan penelitian
lapangan. %erdasarkan ruang lingkup permasalahan yang diuraikan diatas, maka
lokasi yang dipilih untuk diteliti adalah ,epolisian *esort 'ataram, yang
ber&enang menangani kasus-kasus Tindak )idana di&ilayah hukum 'ataram
terutama $nit *), @*uang )elayanan ,hususA dalam hal ini yang ber&enang
menangani kasus tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. Adapun dasar
pertimbangan memilih tempat tersebut yaitu karena berdasarkan data 9%# A)I,
yang ada bah&a di ,ota 'ataram, kasus kekerasan terhadap perempuan dalam
rumah tangga setiap tahun semakin meningkat secara signi4ikan, yaitu tahun
(881-(882 adalah (+ kasus
+(
.
<- Jen) 4"n Sum!e% D"t"
. 7enis data :
a. !ata )rimer +&rimary data, !asic data-, yaitu data yang diperoleh
langsung dari sumber pertama dilapangan
++
@langsung dari para
perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga , pelaku dari tindak
kekerasan dalam rumah tangga, )olres 'ataram, )engadilan -egeri
'ataram, 9%# A)I,, stakeholder yang berkaitan dengan masalah iniA,
yaitu berupa in4ormasi atau keterangan mengenai "aktor-4aktor
)enyebeb Terjadinya ,ekerasan Terhadap )erempuan !alam *umah
Tangga.
b. !ata Sekunder +secondary data-, yaitu data yang diperoleh melalui
+(
9%# A)I,.
++
%ambang Sunggono.'etode )enelitian #ukum. *aja >ri4indo )ersada, 7akarta, (88+, hal:( .
.0
dokumen-dokumen resmi @ data dari )olres 'ataram, data dari
)engadilan -egeri 'ataram, dan data dari 9%# A)I, 'ataramA.
(. Sumber !ata
a. !ata primer berasal dari *esponden @perempuan korban dan pelaku
dari tindak kekerasan dalam rumah tangga, )ejabat )olres 'ataram,
#akim )engadilan -egeri 'ataram, 9%# A)I, dan stakeholder yang
berkaitan dengan masalah iniA.
b. !ata sekunder berasal dari penelusuran bahan-bahan kepustakaan,
laporan-laporan resmi @laporan tahunan jumlah kasus kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah tangga di )olres 'ataram,
)engadilan -egeri 'ataram, 9%# A)I,, )erpustakaan $nibra&,
)!I# dan penelusuran dari media cetak serta internetAs.
D- P'&u(") 4"n S"m&e(
(. )opulasi
)opulasi adalah keseluruhan atau himpunan obyek dengan ciri yang
sama
+.
. )opulasi dalam penelitian ini adalah seluruh perempuan korban
dan pelaku tindak kekerasan dalam rumah tangga, )ejabat )olres
'ataram,#akim )engadilan -egeri 'ataram, 9%# A)I, 'ataram.
(. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian atau sebagian dari populasi
+0
. Sedangkan
sampel responden diambil secara purposive sampling% Teknik penentuan
sampel berdasarkan pada pertimbangan tertentu yaitu mereka yang
+.
Ibid, hal: (.
+0
%urhan Asho4a. 'etode )enelitian #ukum. *ineke <ipta, 7akarta, (88(, hal:5.
.1
dianggap berkaitan pelaksanaan penelitian ini yaitu :
a. korban
b. )elaku dari tindak kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga
c. #akim )engadilan -egeri 'ataram
d. )ejabat )olres 'ataram
e. )impinan 9%# A)I,.
*esponden yang diambil adalah sebanyak 5 orang, yang terdiri atas .
orang pelaku, . orang korban, . orang )olisi , ( orang #akim, ( orang
7aksa dan + orang dari 9%#.
E- Teknk Pen#um&u("n D"t"
. $ntuk mendapatkan data primer yang berkaitan dengan kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga ini, penulis melakukan &a&ancara secara
langsung dengan pihak-pihak yang terkait yaitu korban, pelaku tindak
kekerasan dalam rumah tangga, ,asat *eskrim )olres 'ataram dan
anggota, #akim pengadilan -egeri 'ataram.
(. $ntuk mendapatkan data sekunder yang berkaitan dengan kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah tangga ini, penulis membaca, menyalin,
mem4otokopi literatur yang berupa buku, dokumen, serta menelusuri
internet.
F- Teknk An"()) D"t"
%erbagai in4ormasi dan data yang diperoleh dalam penelitian ini akan
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskripti4 kualitati4, yaitu data
.2
primer dianalisis dengan menguraikan data-data yang diperoleh dari pengalaman
*esponden, pengalaman stakeholder yang berkaitan dalam penyelesaian
permasalahan kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga. Sedangkan
data sekunder dianalisis dengan menggunakan data-data dari )olres 'ataram,
)engadilan -egeri 'ataram, 9%# A)I, 'ataram dan dari studi pustaka
@literaturA berupa buku, dokumen dan penelusuran internet lalu akan dilakukan
suatu analisa dan selanjutnya akan diambil kesimpulan.
G- S)tem"tk" Penu()"n
Sistematika penulisan skripsi disusun dalam 0 %ab, dibagi dalam sub bab,
yang dirinci sebagai berikut :
%ab I : )endahuluan
!alam %ab ini memuat tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan man4aat penelitian.
%ab II : ,ajian )ustaka
!alam %ab ini penulis memberikan beberapa kajian teoritik dan kajian pustaka
yang berkaitan dengan masalah yang penulis teliti yaitu : Tinjauan umum tentang
kekerasan dalam rumah tangga, yang memuat tentang pengertian kekerasan dalam
berbagai perspekti4 dan lingkup kekerasan dalam rumah tangga. ,emudian
Tinjauan tentang kekerasan dalam rumah tangga dalam berbagai perspekti4, yang
memuat tentang ,!*T dalam perspekti4 Agama, ,!*T dalam perspekti4 Sosial,
,!*T dalam perspekti4 #ukum, "aktor-4aktor penyebab timbulnya kejahatan,
dasar hukum kekerasan dalam rumah tangga, dan pengaturan kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga menurut hukum positi4 di Indonesia.
.3
%ab III : 'etode )enelitian
!alam bab ini memuat metode penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data,
populasi dan sampel teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
%ab IH : #asil )enulisan dan )embahasan
!alam bab ini penulis memberikan pemaparan tentang hasil penelitian yang
diperoleh secara sistematis, lugas dan jujur, yang berupa : >ambaran umum dan
struktur organisasi )olres 'ataram, *ealita tentang kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga, "aktor-4aktor yang menyebabkan tindak
kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga di )olres 'ataram, $paya
yang dilakukan oleh )olres 'ataram dalam menanggulangi tindak kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah tangga, dan ,endala yang dihadapi oleh )olres
'ataram dalam menanggulangi tindak kekerasan terhadap perempuan dalam
rumah tangga.
%ab H : )enutup
!alam bab ini berisikan tentang kesimpulan dari permasalahan yang ada
berdasarkan data-data yang diperoleh penulis dan juga berisi saran-saran penulis.
BAB I2
PEMBAHASAN
A- G"m!"%"n Umum 4"n St%uktu% O%#"n)") P'(%e) M"t"%"m
,ota 'ataram merupakan daerah yang terletak di )ropinsi -usa Tenggara
%arat, yang berada di ,abupaten 9ombok %arat. ,ota 'ataram juga merupakan
Ibu ,ota )ropinsi dari -usa Tenggara %arat, dengan luas &ilayah 1,+8 km(, dan
dengan jumlah penduduk sebanyak +01.2.3 ji&a.
,epolisian *esort 'ataram @selanjutnya )olres 'ataramA merupakan
kesatuan &ilayah kepolisian di tingkat ,abupaten yang berada di jalan 9angko
-o.2 'ataram, adapun lokasi )olres 'ataram ini sangatlah strategis karena
berdekatan dengan )engadilan -egeri 'ataram dan ,antor )ajak 'ataram.
!isebelah barat berdekatan dengan ,antor 7amsostek 'ataram, disebelah timur
berdekatan dengan ,antor )os Ampenan, dan disebelah utara berdekatan dengan
*umah Sakit %ayangkara 'ataram. $ntuk saat ini )olres 'ataram dipimpin oleh
seorang ,apolres yakni A,%) !rs. Triyono %asuki )ujono
.
.5
08
Adapun instruktur :rganisasi )olres 'ataram yang digambarkan dalam
bentuk bagan adalah sebagai berikut:
B"#"n I
St%uktu% O%#"n)") P'(%e) M"t"%"m
KAPOLRES
,AKAPOLRES
BAG- OPS-
BAG- BINAMITRA BAG- MIN
SI
TELEMATIKA
SI
P5D
TAUD
SPK
SAT
INTELKAM
SAT
RESKRIM
SAT
SAMAPTA
SAT
LANTAS
SAT
NARKOBA
KAPOLSEKTA
Sumber: !ata Sekunder )olres 'ataram, (883.
,eterangan dari bagian-bagian yang terdapat dalam struktur organisasi
)olres 'ataram tersebut adalah sebagai berikut:
. ,apolres : kepala kepolisian resort, bertugas mengajukan pertimbangan
dan saran kepada ,apolda atau ,apol&il mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan bidang-bidang tugasnya.
(. Wakapolres : &akil kepala kepolisian resort, bertugas mengajukan
pertimbangan dan saran kepada ,apolres mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan bidang tugasnya dan menyiapkan rencana dan
program kerja ,apolres.
+. %ag.:ps : bagian operasional, bertugas untuk memantau secara akti4 dan
terns-menenis tentang situasi keamanan, ketertiban masyarakat dalam
&ilayahnya.
.. %ag. %ina mitra : bagian pembinaan, bertugas memberikan penyuluhan
kepada masyarakat.
0. %ag. 'in : bagian administrasi, bertugas menyelenggarakan administrasi
personil dan menyelenggarakan pera&atan personil.
1. Si Telernatika : seksi telekomunikasi dan elektronika, bertugas memonitor
dan mengadakan observasi serta deteksi pelanggaran hukum yang
berkenaan dengan kegiatan komlak dari masyarakat.
2. Si )+! : seksi pelayanan pengaduan dan penegakan disiplin. bertugas
menyelenggarakan penegakan hukum, disiplin, tata tertib dan pengamanan
dilingkungan )olresta te rmasuk dalam rangka operasi-operasi
khusus satuan 4ungsional )olresta sampai pada )olsekta -)olsekta yang
ada.
3. Taud : tata urusan dalam, bertugas melaksanakan korespondensi,
dokumentasi, termasuk melaksanakan dinas urusan lainnya.
5. S), : sentral pelayanan kepolisian, bertugas melaksanakan pelayanan
masyarakat.
8. Sat Intelkam : satuan intelijen keamanan. bertugas menyelenggarakan
upaya-upaya untuk mengidenti4ikasi sumber-sumber ancaman ,amtibmas,
khususnya kriminalitas.
. Sat *eskrim : satuan reserse kriminal, bertugas memberikan bimbingan
atau pelaksanaan 4ungsi *eserse dan melaksanakan 4ungsi kriminalistik
lapangan dalam rangka pembuktian secara ilmiah kasus-kasus kejahatan
yang ada di lapangan di &ilayah )olres %anyu&angi.
(. Sat lantas : satuan lalu lintas, bertugas menjalankan 4ungsi teknis lain
lintas penegakan hukum, pendidikan lalu lintas, registrasi dan kegiatan
yang berhubungan dengan pengaturan ketertiban lalu lintas.
+. Sat -arkoba : satuan narkotika dan obat-obatan, bertugas memberikan
bimbingan teknis atas pelaksanaan 4ungsi pada tingkat )olres serta
menyelenggarakan pembinaan dan bimbingan anak-anak pelajar dan
pemuda tamtama dalam rangka mencegah dan menanggulangi peredaran
narkoba dan kenakalan remaja.
.. )olisi Sektor ,ota @ polsek A, bertugas menyelenggarakan 4ungsi *eserse
kepolisian melalui upaya penyelidikan dan penyidikan terhadap setiap
tindak pidana.
):9*I sebagai )enyidik utama dalam hukum pidana Indonesia memiliki
&e&enang yang sangat penting dan luas dalam hal ke&ajibannya melakukan
penyidikan kasus pidana. Sedangkan yang bertanggung ja&ab dalam penyidikan
kasus tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga di )olres 'ataram yakni
Satuan *eskrim? Sat reskrim.
Sat *eskrim bertugas menyelenggarakan?membina 4ungsi penyelidikan dan
penyidikan tindak pidana, dengan memberikan pelayanan?perlindungan khusus
kepada korban?pelaku remaja, anak-anak dan perempuan serta menyelenggarakan
4ungsi identi4ikasi, baik untuk kepentingan penyidikan maupun pelayanan umum.
!i dalam Sat *eskrim terdapat $nit *), yang menangani kasus-kasus
perempuan dan anak.
*uang )elayanan ,husus @*),A adalah ruang khusus yang tertutup dan
aman di ,esatuan )olri di mana perempuan dan anak korban kekerasan dalam
rumah tangga dan kekerasan atau pelecehan seksual dapat melaporkan kasusnya
dengan aman kepada )ol&an yang empatik, penuh pengertian dan pro4esional.
,asus yang ditangani *), yaitu kasus yang bersi4at sangat pribadi di mana
korban lebih nyaman berkomunikasi dengan )ol&an yang sesama perempuan.
'isalnya dalam setiap kasus perkosaan, korban selalu mengalami stres dan
trauma, sehingga besar kemungkinan mereka akan memproyeksikan sikap dan
emosi negati4nya pada kaum laki-laki. Situasi tersebut sangat tidak
menguntungkan dalam proses pemeriksaan dan penyidikan oleh )olisi jika yang
memeriksa adalah )olisi pria. :leh karena itu banyak alasan dan pihak yang
menyarankan perlunya )ol&an untuk penanganan kasus perkosaan. %eberapa
keuntungan yang bisa diharapkan dari peran )ol&an dalam penyidikan kasus-
kasus kekerasan dan perkosaan terhadap perempuan adalah
+1
:
. #ambatan yang berupa jarak psikologis antara pemeriksa dengan korban
+1
Aroma /lmina 'arta. )erempuan, ,ekerasan dan #ukum. $II )ress 6ogyakarta (88+, #al:(0.
dapat dengan mudah diatasi. 7arak psikologis ini dapat dikurangi jika
penerima laporan dan pemeriksa adalah )ol&an. Setidak-tidaknya rasa
malu dan sungkan dapat dihilangkan, sehingga proses pemeriksaan dapat
berjalan lancar.
(. ,omunikasi antara korban dengan )ol&an pemeriksa akan lebih mudah
terjalin, sebab proses terciptanya empati @kemampuan untuk dapat
menghayati dan merasakan seperti apa yang dirasakan orang lainA lebih
mudah terbentuk. !engan demikian maka akan lebih cepat timbul
kepercayaan korban terhadap pemeriksa dan diharapkan akan terjalin
komunikasi dan kerja sama yang baik dalam proses pemeriksaan tersebut.
+. Sebagai akibat dari terjalinnya komunikasi dan kerja sama yang baik,
maka dengan sendirinya dapat di harapkan di peroleh in4ormasi yang
maksimal. #anya perlu di perhatikan, khususnya bagi para )ol&an
pemeriksa agar berpandangan obyekti4 @tidak subyekti4 dan larut dalam
emosiA dan tetap berpedoman pada ketentuan yang sudah ada.
)enerimaan laporan?pengaduan dari masyarakat dalam masalah perempuan
dan anak korban kekerasan di ,antor )olisi, akan dilayani oleh )ol&an 6anmas
yang di perbantukan pada *), atau )ol&an Sense A&ak *), yang
melaksanakan 4ungsi 6anmas, untuk dibuatkan laporan )olisi. Terhadap kasus
yang tidak memenuhi unsur pidana dapat dilakukan upaya bantuan melalui kerja
sama dengan 4ungsi lain di lingkungan )olri @!okkes, )sikologi, %intalA, instansi
terkait dan 'itra ,erja?9S'. %ila kasus yang ditangani memenuhi unsur-unsur
pidana maka untuk penyelesaiannya akan digunakan jalur tugas Serse sesuai
,$#A).
'engingat bah&a a&ak *),, bisa terdiri dari pengemban 4ungsi Serse dan
6anmas maka diperlukan koordinasi yang harmonis?terpadu antara pembina
kedua 4ungsi tersebut dalam rangka memaksimalkan kinerja *),. Apabila jarak
)olsek - )olres masih terjangkau, maka semua kasus kekerasan seksual
penanganannya ditarik dari )olsek ke *), )olres. !alam hal diperlukan #T<,
@#ubungan Tata <ara ,erjaA lintas sektoral dengan Instansi?9SIH di luar )olri
@jaringan kerja samaA, tetap berpedoman kepada #T<, yang berlaku di
lingkungan )olri.
B- Re"(t" K")u) Keke%")"n Te%h"4"& Pe%em&u"n D"("m Rum"h T"n##"
4 Unt RPK P'(%e) M"t"%"m
!alam menangani kasus-kasus ,!*T, )olres 'ataram menggunakan
$ndang-undang -o. (+ Tahun (88. tentang )enghapusan ,ekerasan !alam
*umah Tangga sebagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tindak
pidana khusus. Sedangkan untuk kasus yang berkaitan dengan tindak pidana
terhadap perempuan yang terjadi diluar lingkup suatu rumah tangga digunakan
,$#) sebagai peraturan perundang-undangan umum. Serta digunakan pula
$ndang-undang -o. (+ Tahun (88( tentang )erlindungan Anak untuk kasus yang
berkaitan dengan tindak pidana terhadap anak yang juga bersi4at khusus, seperti
yang terlihat dalam tabel berikut ini :
T"!e( 0
Pene%"&"n Atu%"n Hukum Te%h"4"&
K")u)-k")u) Keke%")"n Te%h"4"& Pe%em&u"n
-o. 7enis ,asus ,$#) $$ -o.(+
Tahun (88.
$$ -o.(+
Tahun (88(
. ,ekerasan "isik
- )enganiayaan +0-+01
)asal ..
)asal 38
(. ,ekerasan )sikis - )asal .0
+ ,ekerasan Seksual
- )erkosaan
- )encabulan
(30
(58
)asal .1
)asal 3
)asal 3(
.. )enelantaran
*umah Tangga
- )asal .5
Sumber : !ata Sekunder, diolah April (883
!ari tabel diatas dapat diketahui bah&a dalam menangani kasus-kasus yang
berkaitan dengan ,!*T, pihak )olres 'ataram menggunakan pasal-pasal dalam
$ndang-undang -o. (+ Tahun (88. tentang )enghapusan ,ekerasan !alam
*umah Tangga. Selain itu digunakan pula ,$#) karena tindak pidana tersebut
bisa dilakukan oleh orang yang tidak berada dalam lingkup rumah tangga. !alam
kasus kekerasan 4isik, atau perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit,
dan atau luka berat, selain menggunakan pasal .. $ndang-undang ),!*T
digunakan pula pasal +0-+01 ,$#) tentang penganiayaan serta pasal 38 $$)A.
!igunakannya peraturan perundang-undangan tersebut karena bersi4at lebih
spesi4ik, ancaman hukumannya lebih berat dan unsur-unsurnya memenuhi.
,etentuan pidana dalam pasal .. $ndang-undang ),!*T sebagai peraturan
perundang-undangan khusus memberikan ancaman pidan a dengan pidana
penjara maksimal 0 tahun dan minimal . bulan, serta pidana denda
maksimal *p.
.0.888.888,88 @empat puluh lima juta rupiahA dan minimal *p.0.888.888,88 @lima
juta rupiahA.
,$#) sebagai peraturan yang bersi4at lebih umum memberikan ancaman
pidana bagi pelaku penganiayaan diluar lingkup rumah tangga dengan pidana
penjara maksimal 0 @lima belasA tahun dan minimal + @tigaA bulan, serta
memberikan pidana denda maksimal sebanyak *p. +88,88 @tiga ratus rupiahA.
,emudian dalam pasal 38 $$)A, pelaku diancam dengan hukuman penjara
minimal + @tigaA tahun 1 @enamA bulan dan maksimal 8 @sepuluhA tahun, serta
memberikan pidana denda minimal *p. 28. 888.888, 88 @tujuh puluh juta rupiahA
dan denda maksimal sebanyak *p. (88.888.888,88 @dua ratus juta rupiahA.
,emudian hal yang sama juga terlihat dalam kasus kekerasan seksual yang mana
selain menggunakan pasal .1 $ndang-undang ),!*T juga menggunakan pasal
(30 tentang perkosaan dan pasal (58 tentang perbuatan cabul dalam ,$#) dan
pasal 3-3( $$)A.
Sedangkan dalam kasus kekerasan psikis atau perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan
untuk bertindak, dan mengakibatkan rasa tidak berdaya, dan?atau penderitaan
psikis berat pada seseorang dan penelantaran rumah tangga atau uatu keadaan
yang menyebabkan pelarangan untuk bekerja, pemaksaan bekerja atau eksploitasi,
hanya digunakan pasal-pasal dalam $ndang-undang ),!*T saja yaitu pasal .0
untuk kekerasan psikis dan pasal .5 untuk penelantaran rumah tangga.
Selama ini masalah rumah tangga sering dipandang sebagai &ilayah
domestik yang bersi4at sangat pribadi. 'araknya kasus-kasus kekerasan dalam
rumah tangga membuktikan bah&a penyelesaian permasalahan dalam rumah
tangga lebih banyak menggunakan kekerasan, baik yang dalam bentuk 4isik,
psikologis, pemaksaan seksual, maupun penelantaran rumah tangga, akhirnya
menjadi &ilayah pribadi yang sukar ditembus oleh pihak-pihak yang ingin turut
menyelesaikan persoalan tersebut. ,orban ,!*T umumnya berhadapan dengan
berbagai persoalan, mulai dari kesulitan pembuktian, struktur hukum, yang belum
berperspekti4 gender, hingga budaya hukum yang menganggap bah&a
mengungkap ,!*T adalah aib dan cenderung menyalahkan korban
+2
.
Selama tahun (880 atau sejak disahkan dan diundangkannya $ndang -
undang -o. (+ Tahun (88. tentang )enghapusan ,ekerasan Terhadap )erempuan
!alam *umah Tangga tanggal (( September (88., jumlah pengaduan tindak
pidana ,!*T yang diterima oleh )olres 'ataram selalu mengalami peningkatan.
!ari keempat jenis tindak pidana ,!*T yang termuat dalam $ndang -undang
),!*T yaitu antara lain : kekerasan 4isik, kekerasan psikis, kekerasan seksual
dan penelantaran rumah tangga, jumlah pengaduan yang banyak diterima oleh
pihak )olres 'ataram yaitu pengaduan ,!*T dengan jenis kekerasan 4isik,
kekerasan psikis dan penelantaran rumah tangga. Sedangkan untuk ,!*T dengan
jenis kekerasan seksual belum ada yang melakukan pengaduan
+3
.
+2
*ika Saras&ati, )erempuan dan )enyelesaian ,ekerasan !alam *umah Tangga, )T.<itra
Aditya %akti, %andung, (881, hal :0-0+.
+3
Wa&ancara dengan /ko #adi )rayitno, ,asat *eskrim )olres 'ataram, tanggal 81 7anuary
(883, diolah.
!ata kasus ,!*T yang masuk di )olres 'ataram dapat dilihat dalm tabel
berikut ini :
T"!e( 3
D"t" *um("h k")u) KDRT $"n# m")uk 4 Unt RPK P'(%e) M"t"%"m
T"hun 3..:-3..8
Tahun ,ekerasan
"isik
,ekerasan
)sikis
,ekerasan
Seksual
)enelantaran
*umah Tangga
jumlah
(881 +0 3 0 05
(882 .( + 3 3 3
Sumber : !ata Sekunder, diolah April (883
!ari tabel diatas dapat dilihat bah&a jumlah kasus-kasus ,!*T yang
ditangani oleh pihak )olres 'ataram selama tahun (881 adalah 05 kasus yang
terdiri dari beberapa jenis ,!*T, yaitu antara lain kekerasan 4isik sejumlah +0
kasus, kekerasan psikis sejumlah 3 kasus, sedangkan untuk kekerasan seksual 0
kasus, dan jumlah penelantaran rumah tangga adalah sebanyak kasus. Tahun
(882 kasus ,!*T yang masuk ke )olres 'ataram sebanyak 3 kasus, antara lain
kekerasan 4isik sejumlah .( kasus, kekerasan psikis sejumlah + kasus, sedangkan
untuk kekerasan seksual 3 kasus, dan jumlah penelantaran rumah tangga adalah
sebanyak 3 kasus.
!ari kasus-kasus tersebut semuanya mendapatkan penanganan yang berbeda
dalam proses penyidikannya tergantung dari jenis kekerasan yang dilakukan
pelaku. 'isalnya dalam memperoleh alat bukti yang digunakan untuk pembuktian
masing-masing jenis kekerasan berbeda yaitu dalam kekerasan 4isik dan kekerasan
seksual diperlukan visum et repertum dari pihak rumah sakit, untuk kekerasan
psikis diperlukan keterangan dari psikolog dan untuk penelantaran rumah tangga
selama ini belum didapatkan bukti yang cukup kuat untuk menjerat pelaku
penelantaran rumah tangga. )roses penanganan penelantaran rumah tangga
dilakukan dalam dua proses yaitu proses damai dan proses hukum.
Apabila anggapan umum menyatakan tempat yang berbahaya adalah di luar
rumah, namun bagi perempuan 4aktanya tidak demikian. )erempuan dan anak
justru lebih banyak yang mengalami kekerasan dalam lingkup rumah tangga, baik
dalam kaitannya dengan perannya sebagai istri atau anggota keluarga lain.
!i ba&ah ini akan dicantumkan jumlah pelaku kasus penganiayaan?
kekerasan dalam rumah tangga berdasarkan jenis kelamin dalam kurun &aktu
tahun (881 sampai dengan tahun (882.
T"!e( 5
D"t" Jum("h Pe("ku Keke%")"n D"("m Rum"h T"n##"
4 ,("$"h hukum P'(%e) M"t"%"m T"hun 3..:-3..8
N' T"hun
Jen) Ke("mn
P%" ,"nt"
. (881 5 -
(. (882 . -
Sumber : !ata Sekunder )olres 'ataram, diolah, (883
Tabel di atas menunjukkan bah&a pelaku kekerasan dalam rumah tangga
terhadap istri adalah pria. !i Tahun (881 terdapat 5 kasus serta pelaku kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah tangga yang masuk di $nit *),, sedangkan
tahun (882 terdapat . kasus pelaku, dari tabel di atas dapat dilihat bah&a 4aktor
4isik sangat dominan di dalam kasus kekerasan terhadap perempuan terutama istri,
seperti telah diuraikan penulis pada tinjauan pustaka yakni yang mendasari semua
bentuk kekerasan adalah ketidakseimbangan kekuasaan dan kekuatan antara
pelaku kekerasan dan korbannya, di mana pria secara 4isik lebih kuat
dibandingkan &anita. #al ini seperti diperkuat pendapat Aristoteles yang di
dasarkan pada teorinya yaitu leant nature
).
.
!i ba&ah ini akan dicantumkan jumlah pelaku kasus kekerasan terhadap
istri berdasarkan umur di &ilayah hukum )olres 'ataram dalam kurun &aktu
tahun (881 sampai dengan (882.
T"!e( /
D"t" Jum("h Pe("ku K")u) Keke%")"n Te%h"4"& &e%em&u"nAI)t%
Be%4")"%k"n Umu% 4
,("$"h Hukum P'(%e) M"t"%"m T"hun 3..: S"m&" 4en#"n 3..8
N'- Umu% T"hun 3..: T"hun 3..8
. +8-.8 Tahun 0 3
(. .-08 Tahun . 1
Sumber: !ata Sekunder )olres 'ataram, diolah, (883
%erdasarkan tabel di atas secara umum, umur antara +8-.8 tahun lebih
dominan daripada tahun-tahun lainnya. )ada tahun (881 pada umur +8-.8 tahun
ada 0 orang dan umur .-08 tahun sebanyak . orang, sedangkan di tahun (882
pada umur +8-.8 tahun sebanyak 3 orang, dan di umur .-08 tahun sebanyak 1
orang. !ari tabel di atas bah&a terjadinya kasus kekerasan terhadap istri lebih
banyak dilakukan oleh orang yang berumur +8 sampai dengan .8 tahun. !ari
penelitian yang dilakukan oleh Sutherland dibuktikan bah&a tidak ada umur
+5
Ibid, #al. (3
tertentu yang memegang peranan untuk semua jenis kejahatan, akan tetapi
kelompok umur tertentu hanyalah memegang peranan pada kejahatan tertentu
sedangkan kelompok umur yang lain pada kejahatan yang lain
.8
.
!i ba&ah ini akan dicantumkan jumlah korban kekerasan dalam rumah
tangga berdasarkan jenis kelamin di &ilayah hukum )olres 'ataram dalam kurun
&aktu (881 sampai dengan (883. Selanjutnya dapat dilihat dalam tabel 0 sebagai
berikut:
T"!e( 7
D"t" Jum("h K'%!"n Keke%")"n D"("m Rum"h T"n##"
D ,("$"h Hukum P'(%e) M"t"%"m T"hun 3..:-3..8
N' T"hun
Jen) Ke("mn
P%" ,"nt"
. (881 - 5
(. (882 - .
Sumber : !ata Sekunder )olres 'ataram, diolah, (883
Tabel di atas menunjukkan bah&a korban penganiayaan adalah perempuan
sebagai korban kekerasan. #al ini dikarenakan pria secara 4isik lebih dominan
daripada &anita, karena itu kenapa banyak kasus penganiayaan ? kekerasan dalam
rumah tangga cenderung lebih banyak perempuan sebagai korbannya
dibandingkan laki-laki. Selain itu perempuan sebagai korban kekerasan biasanya
takut melaporkan karena malu dan tidak tahu kemana harus melapor.
!i ba&ah ini akan dicantumkan jumlah korban kasus kekerasan terhadap
perempuan berdasarkan umur di &ilayah hukum )olres 'ataram dalam kurun
.8
#asil &a&ancara dengan %riptu Sri *ahayu )aryamin, unit *eskrim )olres 'ataram.
&aktu (881 sampai dengan (882, selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 1
sebagai berikut:
T"!e( :
D"t" Jum("h K'%!"n K")u) Keke%")"n Te%h"4"& Pe%em&u"n Be%4")"%k"n
Umu% D ,("$"h Hukum P'(%e) M"t"%"m T"hun 3..: S"m&" Den#"n 3..8
N'- Umu% T"hun 3..: T"hun 3..8
. (-+8 Tahun 0 3
(. +-.8 Tahun . 1
Sumber : !ata Sekunder )olres 'ataram, diolah, (883
%erdasarkan data di atas secara umum, korban umur antara ( sampai
dengan +8 tahun lebih banyak. Tahun (881 korban umur (-+8 tahun sebanyak 0
orang dan korban umur +-.8 tahun sebanyak . orang, sedangkan di tahun (882
mengalami peningkatan pada umur (-+8 tahun sebanyak 3 orang, dan di umur
+-.8 tahun sebanyak 1 orang. #al ini dikarenakan &anita pada usia (-+8 tahun
masih memiliki /go yang tinggi merasa mempunyai kedudukan yang sama
dengan suami sehingga suami merasa tidak dihormati dan akibatnya suami mudah
melakukan kekerasan. Sedangkan korban di usia +-.8 tahun lebih sedikit
jumlahnya, hal ini dikarenakan di usia tersebut istri lebih bisa mengontrol emosi,
lebih bijak dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam rumah
tangganya.
)ada dasarnya dari jumlah yang masuk serta data yang diperoleh pihak
)olres 'ataram tersebut belum dapat dijadikan pedoman terhadap tingkat
terjadinya tindak pidana kekerasan terhadap istri di dalam rumah tangga yang
sebenarn ya terjadi, karena pada kenyataannya kasus yang terjadi jumlahnya
lebih
dari itu.
Seperti data kasus kekerasan terhadap perempuan yang masuk ke 9%#
A)I, -T% dari Tahun (881-(882, bisa dikatakan lebih banyak dibanding yang di
laporkan ke )olres 'ataram, seperti yang terlihat pada tabel berikut :
T"!e( 8
D"t" k")u) Keke%")"n Te%h"4"& Pe%em&u"n D"("m Rum"h T"n##" $"n#
m")uk ke LBH APIK NTB 4"% T"hun 3..:-3..8
-o. 7enis ,asus (881 (882
,ekerasan 4isik 00 1(
( ,ekerasan psikis + (8
+ ,ekerasan seksual 3 .
. )enelantaran rumah tangga 3 (2
7umlah 5. (+
!ata diperoleh dari 9%# A)I, -T% (883, diolah.
!ari tabel di atas dapat kita lihat bah&a kasus yang mendominasi ,!*T
adalah kekerasan 4isik. %entuk-bentuk yang muncul di permukaan adalah
merupakan bentuk aplikasi dari arogansi si4at suami terhadap istri yang dilihat
dari berbagai perspekti4 akan menimbulkan gejala sosial yang berkepanjangan.
<- F"kt'%-?"kt'% Pen$e!"! Te%*"4n$" Tn4"k Keke%")"n Te%h"4"&
Pe%em&u"n D"("m Rum"h T"n##" 4 P'(%e) M"t"%"m
,ekerasan dalam keluarga tidak dapat dipandang lagi sebagai masalah antar
individu, tetapi merupakan masalah sosial dalam masyarakat yang berkaitan
dengan segala bentuk penyiksaan, kekerasan, kekejaman, dan pengabaian
terhadap martabat manusia. ,ekerasan terhadap perempuan merupakan re4leksi
dari kekuasaan laki-laki dan merupakan per&ujudan kerentanan perempuan di
hadapan laki-laki, bahkan merupakan gambaran dari ketidakadilan
.
.
*asa rendah diri dan keinginan perempuan untuk didominasi, serta mitos
bah&a kekerasan adalah suatu hal yang tidak terelakkan dalam hubungan
perempuan laki-laki. !i samping asumsi- asumsi tertentu yang hidup
dalam masyarakat mengenai pembagian peran perempuan dan laki-laki, salah satu
hal yang turut melegitimasi kekerasan terhadap perempuan adalah
pena4siran terhadap pemahaman agama.
Adapun 4aktor-4aktor yang melatar belakangi terjadinya tindak kekerasan
dalam rumah tangga yang terjadi di )olres 'ataram menurut ,%: @,aur %in
:psA )olres 'ataram Ipda Sunarto, diantaranya adalah
.(
:
$% /urangnya #omuni#asi antara suami dan istri%
,omunikasi dalam keluarga merupakan 4aktor yang menentukan
keharmonisan keluarga. ,esetaraan dalam komunikasi tampaknya
dipengaruhi pula oleh penguasaan sumber ekonomi, sosial, dan budaya
yang melingkupi keluarga. ,ebiasaan suami yang suka main perintah
menimbulkan kekesalan pada istri, sehingga memunculkan respons dalam
percakapan yang seringkali mengakibatkan pemukulan terhadap istri.
)erbedaan pendapat terhadap suatu pokok persoalan keluarga yang
mengakibatkan pemukulan terhadap istri.
.
#asil &a&ancara dengan %riptu Sri *ahayu, )auryamin *eskrim )olres 'ataram, 'ataram 82
7anuari (883, diolah.
.(
#asil &a&ancara dengan I)!A Sunarto ,%: @,aur %in :)SA unit *eskrim )olres 'ataram, 81
7anuari (883, diolah.
'% Tida# ada #eharmonisan dalam rumah tangga
Antara suami istri sering terjadi percekcokan dan perselisihan yang terus
menerus berlangsung, sehingga dalam perselisihan tersebut seringkali
menyebabkan suami menjadi marah dan sering menyakiti dan memukul
istri.
)% /esalahan Istri
,etidak patuhan istri terhadap suami , terlalu mudah cemburu, melalaikan
pekerjaan rumah tangga, hal seperti ini menimbulkan terjadinya tindak
kekerasan terhadap istri. Sehingga pihak suami meyakini melakukan
tindak kekerasan terhadap istri adalah dibenarkan. #al ini diyakini juga
oleh pihak istri. Sehingga apabila mereka mengalami tindak kekerasan
dan suaminya akan cenderung tidak membantah, diam dan hanya
menangis
0% /etida#mampuan suami secara e#onomi%
,urangnya rasa tanggung ja&ab akan kebutuhan rumah tangga, tidak
memberi na4kah pada istri, tidak mempunyai pekerjaan? pengangguran.
#al ini dapat memicu terjadinya tindak kekerasan. ,arena istri sering
menuntut kebutuhannya terpenuhi.
1% 2danya perseling#uhan yang dila#u#an suami
)ada saat diketahui istri, si istri menuntut pemutusan hubungan dengan
WI9 suami. Akan tetapi hal yang memang telah seharusnya dilakukan
sang Suami didasarkan pada ikatan perka&inan yang telah ada. 6ang
tertutup oleh egoisme suami menjadikan pemukulan terhadap istri.
1. &engaruh minuman #eras
Setelah Suami pulang dari acara kumpul-kumpul dan karena ajakkan
teman serta pengaruh lingkungan sekitar, biasanya mereka pulang dengan
keadaan mabuk. Istri yang menasehati agar jangan minum karena tidak
baik untuk kesehatannya langsung dipukul. Walaupun pemukulan
tersebut dilakukan tanpa sadar dan karena pengaruh minuman keras serta
karena sang suami sudah teler berat.
3% 2#i!at adanya #a4in pa#sa dari piha# #eluarga%
%udaya masyarakat 'ataram yang sering memaksakan anaknya ka&in
paksa dengan pasangan yang dipilih oleh orang tua, juga kerap memicu
terjadinya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga. )ernikahan
yang dipaksakan tersebut menyebabkan tidak adanya landasan cinta yang
kuat, sehingga suami dan istri tidak memiliki rasa kepercayaan yang besar
terhadap pasangannya, yang akhirnya mengakibatkan sering terjadinya
pertengkaran, dan pemukulan oleh sang Suami.
'enurut Ipda Sunarto 4aktor-4aktor penyebab terjadinya kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah tangga ini lebih dominan pada kurangnya
komunikasi antara kedua pasangan suami dan istri, dan juga karena para korban
enggan untuk melaporkan tindak kekerasan yang dialaminya. 'ereka baru mau
melaporkan kekerasan itu, apabila kekerasan yang dialaminya tersebut sudah
parah atau melebihi %atas toleransi yang semestinya
.+
.
.+
#asil &a&ancara dengan I)!A Sunarto ,%: @,aur %in :)SA unit *eskrim )olres 'ataram, 81
7anuari (883, diolah.
!apat disimpulkan bah&a ada perbedaan kekuatan dan kekuasaan antara
perempuan dan laki-laki, dalam arti ada perbedaan FhakG dan kemampuan untuk
melakukan pengendalian terhadap satu sama lain
..
- #al ini dapat menimbulkan
terjadinya tindak kekerasan, dimana seharusnya persamaan hak harus dihargai
antara satu dengan lainnya.
#al-hal seperti ini sudah menjadi perilaku yang biasa dimana setiap tingkah
laku suami dianggap sebagai suatu tindakan yang lumrah dilakukannya selaku
kepala rumah tangga. %eberapa hal yang menonjol adalah bah&a pelaku
kekerasan merasa dirinya memiliki hak untuk mendidik, mengajari, atau
mendisiplinkan pasangannya dengan cara yang diinginkannya. 'ereka merasa
untuk memperoleh pelayanan, pendampingan, dan kepatuhan total dari istri atau
pasangannya tersebut, yaitu dengan melakukan kekerasan.
)elaku kekerasan cenderung membesar-besarkan kekurangan yang dimiliki
pasangan hidupnya, menuntut yang tidak realistis, meminimalkan kesalahan dan
kekurangan yang dimilikinya atau bahkan tidak mengakuinya. Sebagian pelaku
terkesan tidak mampu atau tidak mau mengendalikan diri dalam melampiaskan
emosi negati4nya, dan sebagian lain secara eksplisit memperlihatkan perendahan
serta penghinaan pada perempuan pasangan hidupnya.
!ari prilaku yang ditampilkan pelaku kekerasan terhadap istri
memperlihatkan beberapa karakteristik B
. 'enolak mengakui bah&a ia menghadapi masalah dan melakukan
kekerasan, serta cenderung mengurangi menghilangkan detil penting,
berbohong mengenai 4rekuensi dan keparahan tindakan kekerasannya.
(. Tidak mampu bere4leksi dan melihat kesalahan dan kekurangan diri, sibuk
..
,omnas )erempuan, )eta ,ekerasan )erempuanm 7akarta, Ameepro, (88(, #al. 3 = 3(.
menyalahkan pihak lain di luar dirinya, terutama istri atau pasangan hidup
yang menjadi korban kekerasannya. !engan sendirinya hampir semua
pelaku juga tidak merasa bertanggung ja&ab atas apa yang telah terjadi,
dan atas akibat dari tindakannya.
+. 'elihat tingkah laku yang ditampilkannya sebagai suatu hal yang &ajar,
seharusnya, tidak perlu dipertanyakan benar dan sesuai. Tindakannya
merupakan konsekuensi &ajar dari tidak ditaati kemauannya, atau tidak
terpenuhinya keinginannya.
.. 'enginternalisasi peran tradisional laki-laki yang harus menjadi kepala
keluarga, dalam arti harus didengar, ditaati dan diikuti kata-katanya. la
bereaksi sangat cemas sekaligus marah bila pasangan atau anak
menyatakan pandangan berbeda. Ia kemudian melakukan langkah-langkah
apapun, termasuk cara-cara kekerasan untuk mengendalikan mereka.
cukup banyak pelaku kekerasan menganggap istri dan anak adalah hak
milik yang dapat diperlakukan sesuai dengan kemauannya.
0. #ampir semua bentuk emosi negati4 dipahami dan diekspresikan dalam
bentuk kemarahan. ,ecemasan akan terlihat kelemahannya ditutupi
dengan prilaku agresi4 dan kemarahan
.0
.
!engan adanya kondisi seperti itu semakin membuat posisi istri semakin
terpojokkan. ,arena adanya kondisi demikian maka setiap &aktu si istri akan
selalu dibayang-bayangi oleh perasaan takut akan mengalami kekerasan yang bisa
saja menderanya se&aktu-&aktu, menurut ilmu kriminologi bah&a salah satu
4aktor dari terjadinya kekerasan pada umumnya adalah adanya 4aktor sosiologis
.0
#asil &a&ancara dengan %apak !inondar Al&i, )enyidik pada *), )olres 'ataram, 81
7anuari (883.
dimana kejahatan terjadi karena adanya pengaruh kuat dari lingkungan serta
pergaulan. )erasaan takut dan trauma akan membuat mereka yang menjadi korban
akan mengalami depresi yang berakibat pada timbulnya rasa tidak percaya dan
memilih untuk tidak memberitahukan pada siapapun akan penderitaan yang
dialaminya, terutama pada pihak ,epolisian.
,ejahatan dengan kekerasan dalam kehidupan masyarakat sudah biasa
terjadi dan sering kali dianggap sebagai suatu bentuk penyimpangan perilaku dari
masyarakat itu sendiri. )erilaku menyimpang juga bergantung pada penanaman
perilaku tertentu dalam budaya atau masyarakat tertentu. ,ekerasan yang terjadi
pada perempuan khususnya pada istri tidak sepenuhnya murni dari kemauan si
suami untuk melakukannya. #al ini terbukti dengan hasil &a&ancara penulis
dengan beberapa pelaku dan korban dari tindak kekerasan terhadap perempuan
dalam rumah tangga. 7a&aban yang diperoleh pun beragam. Seperti hasil
&a&ancara dengan korban dan pelaku dari tindak kekerasan terhadap perempuan
dalam rumah tangga berikut:
#asil &a&ancara dengan korban kekerasan terhadap perempuan dalam
rumah tangga adalah sebagai berikut
.1
:
. Sari @bukan nama sebenarnyaA, (+ Tahun. 'engatakan bah&a
permasalahan yang terjadi dalam rumah tangganya adalah masalah
ekonomi. ,ehidupan rumah tangganya sangat k urang, apalagi setelah
anak-anaknya mulai bersekolah, yang secara otomatis kebutuhan hidup
semakin besar. )enghasilan suaminya yang tidak seberapa tidak cukup
.1
#asil &a&ancara dengan Sari, !e&i, Indah dan I4a @bukan nama sebenarnyaA korban dari
tindak pidana kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga pada tanggal 3, 5, 7anuari
(883.
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. #al inilah yang membuat
Sari menjadi pusing dan bingung, yang kemudian dilampiaskannya dengan
ngomel dan marah-marah, yang pada akhirnya memicu pertengkaran dia
dan suaminya. ,arena pertengkaran tersebut, biasanya karena emosi
Suaminya mengeluarkan kata-kata yang kasar dan bahkan memukulnya.
(. !e&i @bukan nama sebenarnyaA, (5 Tahun. )ermasalahannya adalah !e&i
diberitahu oleh temannya bah&a suaminya mempunyai WI9 @&anita
idaman lainA. 'endengar berita itu !e&i tidak langsung percaya. !ia
langsung menanyakan kepada suaminya. ,etika ditanya suaminya tidak
langsung mengakui, tetapi setelah ditanya terus, suaminya kemudian
mengaku. 'endengar pengakuan dari suaminya tersebut, !e&i menjadi
marah dan emosi, yang kemudian memicu pertengkaran antara mereka dan
akhirnya !e&i di pukul dan ditampar oleh suaminya.
+. Indah @bukan nama sebenarnyaA, +1 Tahun. )ermasalah yang dihadapi oleh
Indah adalah masalah keuangan. ,arena suaminya hanya tamatan S'),
sehingga keahlian yang dimiliki juga terbatas, yang kemudian berimbas
pada pekerjaan dan penghasilan yang diterimanya. ,ehidupan yang sulit
ditambah lagi dengan permintaan anak-anak yang banyak, maka membuat
Indah menjadi pusing. ,arena bingung dan tidak tau lagi harus bagaimana
maka Indah melampiaskannya dengan sering ngomel dan marah-marah
pada suaminya, yang kemudian menimbulkan percekcokkan mulut dan
akhirnya emosi suami jadi naik kemudian memukulnya.
.. I4a @bukan nama sebenarnyaA (2 Tahun. Suaminya adalah seorang
peminum dan penjudi, yang kerjaannya setiap hari mabuk dan berjudi.
$ang gaji setiap bulan selalu habis untuk membeli minuman keras dan
berjudi. )ada suatu hari saat Suaminya pulang malam dalam keadaan teler
berat, I4a yang sudah tidak tahan dan malu atas kelakuan suaminya
tersebut, ngomel dan marah -marah. 'endengar omelan dari I4a, suaminya
yang sedang teler langsung memukul dan menamparnya.
#asil &a&ancara dengan pelaku dari tindak kekerasan terhadap perempuan
dalam rumah tangga adalah sebagai berikut
.2
:
. Ali @bukan nama sebenarnyaA (0 tahun. Ali mengatakan bah&a apa yang
terjadi dalam rumah tangganya bukanlah hal yang dia inginkannya.
'engapa demikian, Ali mengatakan bah&a apapun permasalahan yang
terjadi dalam rumah tangganya, penyelesaiannya tergantung dari besar
atau kecilnya masalah yang mereka hadapi. -amun menurut Ali bah&a
permasalahan yang mereka hadapi cukup rumit, karena permintaan materi
dari istrinya cukup besar ditambah lagi dengan tuntutan dari anak-
anaknya. Sehingga biasanya Ali selalu marah-marah dan biasanya secara
tidak sadar mengeluarkan kata-kata yang kasar terhadap istrinya bahkan
Ali sempat memukul istrinya dengan memberikan tamparan yang cukup
keras.
(. Adi @bukan nama sebenarnyaA, (3 tahun. )ermasalahan yang dihadapi oleh
Adi adalah, !ia memiliki dua orang anak dimana keduanya masih sekolah
dan membutuhkan biaya yang melebihi pendapatannya perbulan.
!itambah lagi istrinya tidak bekerja. $ntuk mengatasi tuntutan hidup Adi
mencoba untuk menambah penghasilan dengan mencari pekerjaan
.2
#asil &a&ancara dengan Ali, Adi, %udi dan !ayat @bukan nama sebenarnyaA pelaku tindak
pidana kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga pada tanggal (, +,. 7anuari (883.
sampingan. -amun Adi tidak mendapatkan upah yang bisa mencukupi
kebutuhan hidup keluarganya mengingat bah&a Adi hanya tamatan S')
sedangkannya istrinya juga tamatan S') dan tidak memiliki keahlian apa-
apa. 'encari pekerjaan tambahan bukannya merubah dan memperbaiki
keadaan akan tetapi malah menambah masalah baru dalam keluarganya.
$ntuk membantu menyelesaikan masalahnya Adi telah meminta bantuan
dari keluarga besarnya namun permasalahan tersebut hanya reda pada saat
itu juga, beberapa hari setelah didamaikan pertengkaran kembali terjadi.
,arena hal itu Adi dibuat hilang kesabaran oleh istrinya. Adi kemudian
memukul istrinya, sehingga istrinya melaporkan diri ke ,epolisian.
+. %udi @bukan nama sebenarnyaA, (1 tahun. %udi adalah seorang suami yang
dikenal sangat penyabar dan sangat penyayang. %ahkan oleh tetangganya
%udi dijuluki sebagai suami takut istri. 7ulukan itu tidak begitu
dihiraukannya. ,ehidupan keluarga %udi berjalan kondusi4 seperti
keluarga lain pada umumnya. -amun hal itu mengalami perubahan yang
menurut diakui oleh %udi bah&a karena cibiran tetangga dan perasaan
bersalah yang sangat besar sehingga suasana yang kondusi4 dalam
keluarganya menjadi terganggu perasaan tersebut membuat %udi menjadi
minder ditambah dengan penghasilan yang diperolehnya setiap bulan tidak
dapat melebihi pendapatan yang diperoleh oleh istrinya ditambah juga
dengan kebiasaan buruk istrinya yang menyukai hidup me&ah dan sikap
dominan yang berlebihan membuat %udi merasa posisinya sebagai seorang
suami tidak dihargai sama sekali. %atas kesabaran %udi mencapai puncak
ketika saat itu dia bertengkar hebat dengan istrinya, %udi yang amarahnya
sudah memuncak tidak bisa menguasai diri sehingga pemukulan terhadap
istrinya terjadi. ,arena merasa tersakiti maka istri %udi melaporkan diri
namun tidak berselang lama laporannya kemudian dicabut.
.. !ayat @bukan nama sebenarnyaA, .8 Tahun. )ermasalahan yang terjadi
adalah !ayat sering diajak oleh teman-temannya untuk pergi bermain
bilyar hampir setiap malam. !i tempat bilyar tersebut, !ayat diajakkin
minum, karena merasa tidak enak menolak ajakkan tersebut, !ayat pun
ikut minum. )ulang dari acara main bilyar itu, biasanya !ia sudah mabuk.
!ayat yang sudah teler dan mabuk berat diantar oleh temannya pulang
kerumah. Sampai dirumah, Istrinya marah-marah sambil teriak-teriak.
,arena sudah capek dan ngantuk, !ayat ingin langsung tidur, tetapi sang
istri terus ngomel dan marah-marah, karena tidak tahan mendengar omelan
tersebut, secara tidak sadar dia memukul istrinya sampai memar, sehingga
pada akhirnya istrinya mengadu pada orang tuanya dan kemudian
melaporkannya ke )olisi.
#al inilah yang patut kita pelajari dan telaLah dengan baik, bah&a terkadang
perempuan dengan segala kapasitas yang dimilikinya adakalanya secara sadar
sering melakukan tindakan yang kadangkala disadari atau tidak bisa menimbulkan
kerugian bagi dirinya. Apa yang dimiliki oleh perempuan baik itu kelebihannya
ataupun kekurangannya kadang menjadi 4aktor pendukung dari tindak kejahatan
yang menimpa mereka. )erempuan adakalanya tidak menyadari bah&a perilaku
mereka sering menimbulkan sebuah 4enomena khas dimana segala tindakan yang
mereka lakukan bisa menimbulkan suatu hal yang secara langsung atau tidak
langsung akan menimbulkan kerugian bagi diri mereka. )ermasalahan dalam
kehidupan rumah tangga misalnya. ,adang perempuan juga ikut andil dalam hal
terciptanya suasana kekeluargaan yang tidak kondusi4 itu.
!ari kasus yang dijelaskan diatas kita dapat hubungkan dengan teori
kriminologi yang mengatakan bah&a kejahatan bukanlah ba&aan sejak lahir
melainkan timbul karena adanya pengaruh dari kondisi lingkungan, kondisi
ekonomi, pengaruh pergaulan serta 4aktor-4aktor lain. %erbicara mengenai
kekerasan, kekerasan sering dianggap sebagai pelengkap dari bentuk kejahatan itu
sendiri. %ahkan telah menjadi ciri tersendiri dalam khasanah studi kejahatan.
!ari hasil &a&ancara dengan pelaku dan korban tindak kekerasan dalam
rumah tangga, penulis dapat melihat suatu 4enomena dimana tindak kekerasan
yang dilakukan oleh suami tidak lepas dari peran serta istri. 'engapa demikian,
ini patut kita bahas bersama mengingat bah&a 4aktor penyebab dari timbulnya
suatu tindak kejahatan tidak terlepas dari peran korban. Istri dalam hal ini selaku
korban kadangkala sering melakukan tindakan yang membuat suami selaku kepala
rumah tangga sering merasa tidak nyaman, tidak tenang yang berujung pada
timbulnya depresi atau tekanan yang membuat suami atau pelaku melakukan
tindakan kekerasan sebagai bentuk luapan emosi yang terpendam.
D- U&"$" $"n# 4("kuk"n '(eh P'(%e) M"t"%"m 4"("m men"n##u("n# k")u)
keke%")"n te%h"4"& &e%em&u"n 4"("m %um"h t"n##"-
$paya yang dilakukan oleh )olres 'ataram dalam menanggulangi kasus
kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga antara lain
.3
:
. 'elakukan kerjasama dengan )sikiater atau )sikolog untuk mendapatkan
.3
#asil &a&ancara dengan %riptu Sri *ahayu, )auryamin *eskrim )olres 'ataram 82 7anuari
(883, diolah.
keterangan yang jelas dari korban kekerasan terhadap perempuan dalam
rumah tangga, dimana para korban ini cenderung tertutup mengenai
masalah mereka.
(. 'emberikan pendidikan >ender bagi Aparat )olres 'ataram.
Sebagian besar Aparat )enegak hukum masih menganggap bah&a ,!*T,
khususnya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga adalah
masalah keluarga, maka untuk itu diperlukan adanya pendidikan gender
dimana hal tersebut dapat menjadikan aparat hukum di )olres 'ataram ini
peka terhadap keadilan dan kesetaraan gender sehingga aparat penegak
hukum )olres 'ataram dapat menjalankan perannya dalam menegakkan
hukum tanpa harus melihat siapa yang menjadi para pihak, dan kekerasan
bagaimanapun, dimanapun dan dalam hubungan apapun tetap harus
ditindak.
+. 'engirim Aparat )olres 'ataram untuk mengikuti seminar-seminar dan
penyuluhan tentang ,!*T, khususnya kekerasan terhadap perempuan
dalam rumah tangga, supaya &a&asan dan pengetahuan mereka tentang
kekerasan terhadap perempuan menjadi luas dan berkembang, sehingga
pada akhirnya dalam melaksanakan tugasnya akan lebih baik.
.. 'eningkatkan )ro4esionalisme kerja Aparat )olres 'ataram
,eterampilan dan kemampuan penegak hukum dalam hal ini aparat )olres
'ataram dalam menyelesaikan setiap perkara merupakan hal yang
penting, terutama dalam kasus kekerasan terhadap perempuan dalam
rumah tangga mengingat $ndang-undang ),!*T merupakan hal yang
baru dan khusus, dimana untuk menanganinyapun dibutuhkan penegak
hukum yang khusus pula. )enegak hukum di )olres 'ataram ini, bisa
dikatakan telah mampu bertindak pro4esional namun hanya beberapa
orang saja, untuk itu supaya kemampuan mereka bertambah, maka harus
dimulai dengan rasa tanggung ja&ab pro4esi yang tinggi dalam
melaksanakan tugas dan ke&ajibannya, terutama dalam menangani kasus
kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga.
0. 'elakukan kerja sama dengan 9%# dan 9S'-9S' 6ang menangani
kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga, untuk sama-
sama menyelesaikan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dalam
rumah tangga, serta bekerja sama untuk mensosialisasikan dan memberi
pengertian kepada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga
untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya kepada pihak kepolisian.
E. Ken4"(" $"n# 4h"4"& '(eh P'(%e) M"t"%"m 4"("m men"n##u("n#
tn4"k keke%")"n te%h"4"& &e%em&u"n 4"("m %um"h t"n##"-
,endala yang dihadapi oleh )olres 'ataram dalam menanggulangi tindak
kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga antara lain :
. ,orban
!alam proses penyidikan, korban kurang terbuka dalam memberikan
keterangan pada penyidik sehingga penyidik mengalami kesulitan dalam
menentukan langkah apa yang dapat diambil serta kesulitan dalam
menentukan bentuk kekerasan serta pasal yang dapat diterapkan pada
pelaku. Selain itu adakalanya korban tidak datang saat diperiksa, seperti
dalam kasus yang dilaporkan di )olres 'ataram pada tanggal 3 -ovember
(882 dimana korban -- yang merupakan istri pelaku tidak datang
sehingga kasus ini hingga saat ini belum dapat diselesaikan, disamping itu
terkadang korban sendiri yang akhirnya meminta kasus yang sedang
ditangani dicabut dengan alasan pelaku telah dimaa4kan dan pelaku adalah
tulang punggung keluarga
.5
.
(. Alat %ukti )endukung
!alam proses penyidikan, pihak penyidik dalam hal ini )olres 'ataram
seringkali menghadapi kendala dalam hal alat bukti terutama untuk
kekerasan psikis dan penelantaran dalam rumah tangga. 'engenai
kekerasan psikis saat ini telah digunakan Visum et *epertum &si#iatri#
+VE* &si#iatri#- yang dibuat oleh psikiater, dimana dalam H/* )sikiatrik
akan disimpulkan mengenai akibat adanya suatu kekerasan psikis .!imana
kekerasan psikis menurut $ndang-undang yang tertuang dalam pasal 2
$ndang-undang ),!*T.
-amun dalam H/* )sikiatrik tidak dijelaskan sejauh mana akibat yang
timbul yang akan mempengaruhi korban. 'elihat keadaan psikis
seseorang sangatlah tergantung pada kondisi dan situasi saat korban
dihadapkan pada psikiater dan seringkali psikis seseorang akan tergantung
dengan kondisi sekitarnya yang menenangkan. Sebagai contoh perkara
yang dilaporkan pada )olres 'ataram tanggal 3 September (882 dimana
korban melaporkan Suaminya sebagai pelaku kekerasan psikis . 'enurut
laporan korban, saat bertengkar pelaku melempar piring ke tembok dan
sering mengancam korban mengenai pengasuhan anak. !an hasilnya H/*
.5
#asil &a&ancara dengan %apak !inondar Al&i, )enyidik pada *), )olres 'ataram, 81
7anuari (883
)sikiatrik menyatakan bah&a tidak terjadi trauma pada korban sehingga
H/* )sikiatrik dalam hal ini tidak mendukung. Sehingga kasus ini sampai
sekarang masih dalam proses dan pihak penyidik mengalami kesulitan
mengenai alat bukti H/* )sikiatrik ini
08
-
!ari kasus di atas dapat dianalisa, dari kondisi korban dimana saat dia
mengalami ancaman maka psikisnya akan terganggu dan mengalami
ketakutan. -amun saat ancaman itu selesai dan ia telah dihadapkan pada
orang lain yang mau mendengar keluhannya dan mau melindunginya
dalam hal ini pihak ,epolisian maka tentu saja ji&anya juga akan kembali
tenang. !an saat dia dihadapkan pada psikiater maka psikiater akan
menemukan kondisi korban sudah tenang sehingga H/* )sikiatrik juga
akan menyatakan bah&a kondisi korban baik-baik saja dan tidak
mengalami trauma. !isinilah letak kesulitan )enyidik dalam mencari bukti
kekerasan psikis dimana yang dilihat adalah ji&a seseorang, dimana ji&a
seseorang akan mudah sekali berubah oleh situasi dan kondisi di
sekitarnya.
!emikian pula dengan bukti untuk tindak pidana penelantaran dalam
rumah tangga yang juga sulit diperoleh, dimana seseorang yang mena4kahi
atau tidak keluarganya tentu saja hanya korban yang tahu pasti, karena
penelantaran keluarga adalah hal yang hanya dalam satu keluarga saja
yang mengetahui, sehingga akan sulit untuk menentukan bukti karena
penelantaran rumah tangga adalah berhubungan dengan ke&ajiban suami
kepada keluarganya dan tentu saja tidak ada bukti misalnya kuitansi jika
08
#asil &a&ancara dengan %riptu Sri *ahayu, )auryamin *eskrim )olres 'ataram 82 7anuari
(883, diolah.
seseorang kepala keluarga mena4kahi keluarganya.
+. )ihak ,etiga
)ihak ketiga merupakan orang yang berada diantara para pihak yang
bersengketa, baik dalam lingkungan keluarga maupun dari luar keluarga
kedua belah pihak, misalnya 9embaga S&adaya 'asyarakat @9S'A yang
bergerak di bidang kesetaraan gender. )ihak ketiga ini kadangkala sangat
berpengaruh pada kondisi sebuah kasus, misalnya pada kasus ,!*T yang
mana dalam hal ini korban didampingi oleh pihak 9S' yang mencoba
membantu terselesaikannya kasus tersebut, terkadang malah memperkeruh
masalah. !imana pihak 9S' terkadang melakukan Intervensi pada ,asus
tersebut
0
. Selain itu terkadang pihak keluarga meminta permasalahan
,!*T itu diselesaikan secara damai karena menurut mereka hal tersebut
adalah permasalahan keluarga dan merupakan aib yang harus ditutupi dari
publik
0(
.
.. 'edia 'assa
'edia massa sebagai pihak di luar perkara mempunyai peranan dalam
publikasi dan pemberian in4ormasi pada masyarakat luas. 'asyarakat
memang membutuhkan in4ormasi tentang berbagai hal dari media,
termasuk diantaranya pemberian mengenai kejahatan-kejahatan yang
terjadi dalam masyarakat, termasuk juga kejahatan dalam rumah tangga.
-amun seringkali media menjadi penghambat dalam terselesaikannya
kasus ,!*T dimana jika terjadi kasus ,!*T media langsung
0
#asil &a&ancara dengan %apak !inondar Al&i, )enyidik pada *), )olres 'ataram, 81
7anuari (883.
0(
#asil &a&ancara dengan 9ina, 9%# A)I, 'ataram, 82 januari (883.
memberitakannya, di sini akan menjadi sebuah masalah jika tersangka
dalam kasus tersebut belum tertangkap sehingga tersangka yang
mengetahui dari media bah&a ia adalah tersangka atas sebuah kejahatan
dimungkinkan dapat melarikan diri. !imana dengan tersangka yang
melarikan diri tersebut akan mempersulitkan proses penyidikan. Tersangka
yang kabur akan masuk dalam !a4tar )encarian :rang @!):A, yang
kemudian akan menambah berat dan lamanya proses penyidikan kasus
,!*T tersebut, sehingga penyelesaian kasus itupun menjadi terhambat
0+
.
0. Sarana dan )rasarana
Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai maka penegak hukum
dalam hal ini )olres 'ataram tidak dapat menjalankan tugas dan
ke&ajibannya dengan baik dan lancar. Sarana dan prasarana tersebut bisa
berupa tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang
baik, peralatan yang memadai, serta keuangan yang cukup. )endanaan
merupakan hal yang penting, dimana dengan pendanaan yang cukup
dimungkinkan akan mempermudah dan memperlancar dalam mencari baik
data maupun hal-hal lain yang dibutuhkan oleh penegak hukum dalam hal
ini )olres 'ataram. !alam setiap penanganan kasus, penyidik tidak
memiliki alokasi dana tersendiri, begitu juga dalam kasus ,!*T. )ihak
penyidik tidak memiliki dana untuk permintaan H/* atau pemanggilan
)sikiater, sehingga beban untuk itu diserahkan pada korban, sedangkan
korban sendiri yang mayoritas menengah ke ba&ah menyatakan jika biaya
H/* dan H/* )sikiatrik terlalu mahal. 7angankan untuk dana pembuatan
0+
#asil &a&ancara dengan %riptu Sri *ahayu, )auryamin *eskrim )olres 'ataram 82 7anuari
(883, diolah.
H/* dan H/*) sikiatrik untuk membuat berkas pemeriksaan sehari-hari
para penyidik harus mengambil uang pribadi untuk menyelesaikan berkas
perkara
0.
. )endanaan merupakan penghambat dalam terselesaikannya
kasus ,!*T karena H/* dan H/* )sikiatrik merupakan hal yang sangat
penting dalam pembuktian kasus ,!*T tersebut.
1. )ro4esionalisme )enegak #ukum
,emampuan dan keterampilan penegak hukum dalam hal ini )olres
'ataram dalam menyelesaikan setiap perkara merupakan hal yang
penting, terutama dalam kasus ,!*T, mengingat $ndang-undang
),!*T merupakan hal yang baru dan khusus, dimana untuk
menanganinyapun dibutuhkan penegak hukum yang khusus pula. )enegak
hukum di ,ota 'ataram dalam hal ini yang ada di )olres 'ataram, bisa
dikatakan telah mampu bertindak pro4esional namun hanya beberapa
orang saja, pemahaman tentang ,!*T ini tidak dimiliki oleh semua
penegak hukum, hanya beberapa orang saja yang diberikan kesempatan
untuk mengetahui lebih banyak, serta mendapatkan pendidikan dan
pemahaman tentang ,!*T khususnya kekerasan terhadap perempuan
dalam rumah tangga melalui seminar dan penyuluhan.
!imana )enyidik yang ada di )olres 'ataram tidak semua memahami
tentang $ndang-undang ,!*T, hal ini terbukti dari adanya penyidik yang
tidak mengetahui secara pasti mengenai bah&a tidak semua pasal dalam
$ndang-undang ),!*T adalah merupakan delik aduan
00
.
0.
#asi l &a&ancara dengan %apak !inondar Al&i, )enyidik pada *), )olres 'ataram, 81 7anuari
(883.
00
#asil &a&ancara dengan Ilman, 9%# A)I, 'ataram2 7anuari (883, diolah.
2. 'asyarakat dan %udaya
%udaya dan masyarakat merupakan dua hal yang terkait erat, karena
budaya terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat. $ntuk itu dalam
mengetahui berjalan tidaknya penegak hukum dalam hal ini pihak )olres
'ataram dalam menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dalam
rumah tangga, perlu juga dilihat dari sisi masyarakat dan budaya.
'asyarakat beranggapan bah&a kasus ,!*T khususnya kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah tangga merupakan hal yang privat dan
hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak yang bersengketa saja.
#al ini juga dipengaruhi oleh budaya masyarakat terutama di ,ota
'ataram, yang mana mayoritas penduduknya adalah masyarakat Sasak
dan %ima, yang masih memegang teguh budaya patrilineal yang dianut,
yang menganggap seorang istri mempunyai kedudukan yang lebih rendah
dibandingkan dengan seorang suami.
'asyarakat masih menganggap bah&a membuka permasalahan keluarga
sama artinya dengan membuka aib keluarga, dimana hal tersebut akan
menjadikan keluarga tersebut dijauhi dan dikucilkan masyarakat. #al ini
seperti yang terjadi pada salah satu korban kekerasan terhadap perempuan
dalam rumah tangga Intan @bukan nama sebenarnyaA dimana karena ia
melaporkan suaminya kepada pihak )olres 'ataram maka !ia dianggap
telah mencemarkan nama baik keluarga sehingga ia dihindari dan
dikucilkan oleh para tetangga dan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya
bahkan anaknya juga dikucilkan oleh keluarga dari Intan dan suaminya
sendiri
01
.
%udaya patriarki yang menganggap perempuan harus tunduk pada laki-
laki dalam hal ini seorang istri harus tunduk dan patuh pada suami
mengakibatkan adanya kekerasan dalam rumah tangga sebagai hal yang
&ajar terjadi dalam kehidupan keluarga, dengan alasan untuk mendidik,
kekerasan itupun dilegalkan oleh budaya
02
.
Selain itu budaya masyarakat yang mudah memaa4kan memang sangat
baik untuk kehidupan bermasyarakat, namun dalam hal ,!*T khususnya
kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga tidaklah dapat
dikatakan bah&a budaya mudah memaa4kan dari masyarakat
menyelesaikan semua masalah, dimana dalam $ndang-undang ),!*T
sangat jelas bah&a ,!*T khususnya kekerasan terhadap perempuan
dalam rumah tangga merupakan kejahatan yang harus diselesaikan secara
hukum, namun disini dalam prakteknya seringkali permasalahan yang
telah dilaporkan dan bahkan telah diproses oleh pihak )olres 'ataram
akan dihentikan atau dicabut oleh para pihak dengan alasan telah saling
memaa4kan dan berdamai kembali
03
.
!ari beberapa hal tersebut dapat mengakibatkan penegak hukum dalam hal
ini pihak )olres 'ataram akan mengalami kendala karena masyarakat
sendiri yang harusnya mendukung dan melaksanakan $ndang-undang
malah menganggap $ndang-undang tersebut tidak diperlukan dalam
kehidupan keluarga mereka, disini pihak )olres 'ataram juga akan
01
#asil &a&ancara dengan Agus, 9%# A)I, 'ataram, 2 7anuari (883, diolah.
02
#asil &a&ancara dengan 9ina, 82 7anuari (883, diolah.
03
#asil &a&ancara dengan Ilman, 9%# A)I, 'ataram2 7anuari (883, diolah.
kesulitan jika harus berhadapan dengan budaya masyarakat yang
seringkali bertentangan dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh
hukum
3. Adanya Sanksi yang %erbentuk Alternati4
!alam $ndang-undang ),!*T, diatur mengenai ketentuan pidana yang
dapat diterapkan pada pelaku. !alam semua pasal ketentuan pidana itu,
sanksi yang diberikan adalah alternati4, sebagai contoh pasal .. $ndang-
undang ),!*T yang berbunyi :
FSetiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan 4isik dalam lingkup
rumah tangga sebagaimana dimaksud dalam )asal 0 huru4 a dipidana
dengan pidana penjara paling lama 0 @limaA tahun atau denda paling
banyak *p0.888.888,88 @lima belas juta rupiahA.
!alam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat @A mengakibatkan
korban mendapat jatuh sakit atau luka berat, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 8 @sepuluhA tahun atau denda paling banyak
*p+8.888.888,88 @tiga puluh juta rupiahA.
!alam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat @(A mengakibatkan
matinya korban, dipidana dengan pidana penjara paling lama 0 @lima
belasA tahun atau denda paling banyak *p.0.88 8.888,88 @empat puluh lima
juta rupiahA.
!alam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat @A dilakukan oleh
suami terhadap istri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit
atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian
atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana penjara paling lama .
@empatA bulan atau denda paling banyak *p0.888.888,88 @lima juta
rupiahAG.
Adanya kata FatauG bermaksud jika bukan pidana penjara maka pidana
denda yang diberikan. !imana hal ini dapat menjadi celah tersendiri bagi
penegak hukum dalam hal ini pihak )olres 'ataram, yang dimana jika
suatu kasus ,!*T khususnya kekerasan terhadap perempuan dalam
rumah tangga akan dapat diselesaikan dengan denda, yang kemudian sama
saja dengan kasus -kasus pelanggaran lainnya yang akan selesai setelah
dibayarnya denda, seperti pendapat seorang 7aksa di ba&ah ini.
5san#si dalam 6ndang7undang /*T !isa disalahguna#an oleh
seseorang, dimana (i#a saya yang (adi pela#u ma#a saya a#an
meya#in#an Ha#im, !ah4a saya menyesal dan a#an mem!ayar ganti
#erugian atas apa yang saya la#u#an, dan itu yang ter!ai# untu#
#eluarga saya8
1.
#al Senada juga disampaikan oleh seorang #akim, yang menyatakan
bah&a :
5Ha#im a#an memutus#an yang ter!ai# untu# terda#4a, dan (i#a
dengan denda itu !ermanfaat untu# #edua !elah piha#, #enapa tida#%
2sal#an itu yang ter!ai# ma#a denda (uga !isa diguna#an se!agai
san#si pidana8
9:
Sehingga dari sini dapat dikatakan, bah&a tidak menutup
kemungkinan seorang terdak&a akan membayar denda sebagai pengganti
pidana penjara. !isini bagi orang yang mampu akan mudah melakukan
,!*T terutama kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga,
karena dengan sanksi denda maka ia akan bebas, jika hal ini terjadi maka
keinginan $ndang-undang ),!*T sebagai Schoc# Therapy baik untuk
05
#asil &a&ancara dengan %apak Aris Ismadi, 7aksa pada ,ejaksaan -egeri 'ataram, 85 7anuari
(883, diolah.
18
#asil &a&ancara dengan %apak Sury anto S.#, '. #um, #akim )- 'ataram, 85 7anuari (883,
diolah.
pihak yang bermaslah dengan hukum maupun untuk masyarakat tidak
dapat ter&ujud secara e4ekti4.
5. ,etentuan 6ang Tumpang Tindih
Adanya ketentuan mengenai ;e< Spesialis erogat ;e<Generalis yang
berati $ndang-undang yang khusus mengesampingkan $ndang-undang
yang umum nampaknya tidak mutlak diterapkan dalam perkara ,!*T
khususnya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga. #al ini
nampak dari beberapa kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah
tangga yang terjadi setelah diundangkan $ndang-undang ),!*T pada
:ktober (881 masih tetap menggunakan dasar ,$#), seperti perkara -o.
038?)id.%?)- 'trm. 6ang telah diputus pada tanggal 1 September (882,
pelaku didak&akan dan diputus telah melanggar pasal +0 @+A ,$#)
dengan pidana penjara 2 tahun. )erkara ini sebenarnya masuk dalam
kategori kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga karena
terdak&a yang bernama Ilham @bukan nama sebenarnyaA telah melakukan
kekerasan 4isik pada Istrinya yang bernama Sisi @bukan nama sebenarnyaA,
hal tersebut terjadi karena Ilham yang tidak bekerja dan suka memukul
Sisi. Sisi yang sudah tidak tahan bermaksud untuk pulang ke rumah orang
tuanya namun dilarang oleh Ilham, dalam kondisi marah Ilham
menyiramkan bensin ke tubuh Sisi dan membakarnya, akibatnya Sisi
mengalami luka bakar yang cukup serius. )erkara tersebut terjadi pada
tahun (881
1
.
7ika melihat uraian kejadian kasus tersebut maka hukum yang digunakan
1
!ata )rimer, )- 'ataram, 83 7anuari (883, diolah.
sebagai acuan adalah seharusnya adalah $ndang-undang ),!*T, namun
yang digunakan disini adalah ,$#). !alam hal ini seringkali 7aksa
)enuntut $mum menggunakan dak&aan alternati4 6aitu !ak&aan
)ertama menggunakan pasal +0 ,$#) dan !ak&aan ,edua
menggunakan $ndang-undang ),!*T atau sebaliknya, kedua peraturan
tersebut digunakan sebagai dak&aannya dan untuk keputusan mana yang
digunakan sebagai acuan dilihat di persidangan mana yang terbukti
menurut #akim
1(
- !alam $ndang-undang ),!*T sendiri tidak
disebutkan bah&a dengan diundangkannya $ndang-undang ),!*T maka
pasal-pasal dalam ,$#) yang berhubungan dengan masalah ,!*T tidak
berlaku lagi, sehingga 7aksa lebih memilih keduanya digunakan sebagai
dasar dak&aan
1+
.
Saling tumpang tindihnya $ndang-undang ),!*T dengan ,$#)
mengakibatkan tidak maksimalnya pelaksanaan $ndang-undang ),!*T
sendiri, dimana )enegak #ukum dalam hal ini aparat )olres 'ataram
masih juga menggunakan ,$#) sebagai dasarnya. #al ini tentu saja akan
menjadikan keberadaan $ndang-undang ),!*T kurang maksimal dalam
pelaksanaannya.
8. )enjatuhan Sanksi )idana yang terlampau *ingan
!alam $ndang-undang ),!*T memang terdapat batas minimal
pemberian sanksi pidana, namun hanya pada pasal .2 dan .3 yang
mengatur tentang Tindak )idana ,ekerasan Seksual dalam rumah tangga,
1(
#asil &a&ancara dengan %apak )utu Su&ike S.#, #akim pada )engadilan -egeri 'ataram, 85
7anuari (883, diolah.
1+
#asil &a&ancara dengan 6udi Ali, 7aksa dari ,ejaksaan -egeri 'ataram, 85 7anuari (883,
diolah.
namun untuk tindak pidana yang lainnya tidak ada batas minimal
pemberian sanksi pidananya. 7ika kita melihat dari kasus ,!*T yang
terjadi di kota 'ataram, maka tindak kekerasan terhadap perempuan yang
banyak terjadi adalah kekerasan 4isik, dimana tidak ada batas minimal
pemberian sanksi pidananya. Sehingga #akim dapat menentukan batas
minimal pemberian saksi adalah hari
1.
.
,arena saksi yang diberikan pada terdak&a jauh dari sanksi maksimal
yang ditentukan dalam $ndang-undang ),!*T, hal tersebut dikarenakan
tidak ada batas minimal dari pemberian saksi pidananya. !engan
hukuman yang ringan tersebut maka masyarakat cenderung meremehkan
$ndang-undang ),!*T ini, sehingga dapat dimungkinkan kasus-kasus
kekerasan dalam rumah tangga khususnya kasus kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga akan semakin meningkat dan para pihak
yang terlibat dalam perkara ini tidak menjadikan saksi pidana sebagai
Schoc# Therapy yang cukup e4ekti4.
1.
#asil &a&ancara dengan Aris Ismadi, 7aksa dari ,ejaksaan -egeri 'ataram 85 7anuari (883.
BAB 2
KESIMPULAN DAN SARAN
A- Ke)m&u("n
. )ada intinya 4aktor-4aktor penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga dilatarbelakangi oleh kurangnya
komunikasi antara suami dan istri dalam keluarga yang merupakan
penentu keharmonisan keluarga, tidak ada keharmonisan dalam rumah
tangga, kesalahan istri, ketidakmampuan secara ekonomi, adanya
perselingkuhan yang dilakukan oleh suami dan pengaruh minuman keras
serta akibat adanya ka&in paksa dari pihak keluarga.
(. $paya yang dilakukan oleh )olres 'ataram dalam menanggulangi kasus
tindak kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga yaitu :
a. 'elakukan kerja sama dengan )sikiater atau )sikolog untuk
mendapatkan keterangan yang jelas dari korban kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga, dimana para korban ini cenderung
tertutup mengenai masalah mereka.
b. 'emberikan pendidikan >ender bagi Aparat )olres 'ataram.
Sebagian besar Aparat )enegak hukum masih menganggap bah&a
,!*T, khususnya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga
adalah masalah keluarga, maka untuk itu diperlukan adanya pendidikan
gender dimana hal tersebut dapat menjadikan aparat hukum di )olres
'ataram ini peka terhadap keadilan dan kesetaraan gender sehingga
aparat penegak hukum )olres 'ataram dapat menjalankan perannya
58
5
dalam menegakkan hukum tanpa harus melihat siapa yang menjadi
para pihak, dan kekerasan bagaimanapun, dimanapun dan dalam
hubungan apapun tetap harus ditindak.
c. 'engirim Aparat )olres 'ataram untuk mengikuti seminar-seminar
dan penyuluhan tentang ,!*T, khususnya kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga, supaya &a&asan dan pengetahuan
mereka tentang kekerasan terhadap perempuan menjadi luas dan
berkembang, sehingga pada akhirnya dalam melaksanakan tugasnya
akan lebih baik.
d. 'eningkatkan )ro4esionalisme kerja Aparat )olres 'ataram
,eterampilan dan kemampuan penegak hukum dalam hal ini aparat
)olres 'ataram dalam menyelesaikan setiap perkara merupakan hal
yang penting, terutama dalam kasus kekerasan terhadap perempuan
dalam rumah tangga mengingat $ndang-undang ),!*T merupakan
hal yang baru dan khusus, dimana untuk menanganinyapun dibutuhkan
penegak hukum yang khusus pula. )enegak hukum di )olres 'ataram
ini, bisa dikatakan telah mampu bertindak pro4esional namun hanya
beberapa orang saja, untuk itu supaya kemampuan mereka bertambah,
maka harus dimulai dengan rasa tanggung ja&ab pro4esi yang tinggi
dalam melaksanakan tugas dan ke&ajibannya, terutama dalam
menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga.
e. 'elakukan kerja sama dengan 9%# dan 9S'-9S' 6ang menangani
kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga, untuk sama-
sama menyelesaikan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dalam
5(
rumah tangga, serta bekerja sama untuk mensosialisasikan dan memberi
pengertian kepada perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga
untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya kepada pihak kepolisian.
+. ,endala yang dihadapi :leh )olres 'ataram dalam menanggulangi kasus
tindak kekerasan dalam rumah tangga yaitu :
a. ,orban
!alam proses penyidikan, korban kurang terbuka dalam memberikan
keterangan pada penyidik sehingga penyidik mengalami kesulitan
dalam menentukan langkah apa yang dapat diambil serta kesulitan
dalam menentukan bentuk kekerasan serta pasal yang dapat diterapkan
pada pelaku. Selain itu adakalanya korban tidak datang saat diperiksa.
b. Alat %ukti )endukung
!alam proses penyidikan, pihak penyidik dalam hal ini )olres 'ataram
seringkali menghadapi kendala dalam hal alat bukti terutama untuk
kekerasan psikis dan penelantaran dalam rumah tangga. 'engenai
kekerasan psikis saat ini telah digunakan Visum et *epertum &si#iatri#
+VE* &si#iatri#- yang dibuat oleh psikiater, dimana dalam H/*
)sikiatrik akan disimpulkan mengenai akibat adanya suatu kekerasan
psikis. !emikian pula dengan bukti untuk tindak pidana penelantaran
dalam rumah tangga yang juga sulit diperoleh, dimana seseorang yang
mena4kahi atau tidak keluarganya tentu saja hanya korban yang tahu
pasti, karena penelantaran keluarga adalah hal yang hanya dalam satu
keluarga saja yang mengetahui, sehingga akan sulit untuk menentukan
bukti karena penelantaran rumah tangga adalah berhubungan dengan
5+
ke&ajiban suami kepada keluarganya dan tentu saja tidak ada bukti
misalnya kuitansi jika seseorang kepala keluarga mena4kahi
keluarganya.
c. )ihak ,etiga
)ihak ketiga merupakan orang yang berada diantara para pihak yang
bersengketa, baik dalam lingkungan keluarga maupun dari luar keluarga
kedua belah pihak, misalnya 9embaga S&adaya 'asyarakat @9S'A
yang bergerak di bidang kesetaraan gender. )ihak ketiga ini kadangkala
sangat berpengaruh pada kondisi sebuah kasus, misalnya pada kasus
,!*T yang mana dalam hal ini korban didampingi oleh pihak 9S'
yang mencoba membantu terselesaikannya kasus tersebut, terkadang
malah memperkeruh masalah. !imana pihak 9S' terkadang
melakukan Intervensi pada ,asus tersebut. Selain itu terkadang pihak
keluarga meminta permasalahan ,!*T itu diselesaikan secara damai
karena menurut mereka hal tersebut adalah permasalahan keluarga dan
merupakan aib yang harus ditutupi dari publik.
d. 'edia 'assa
'edia massa sebagai pihak di luar perkara mempunyai peranan dalam
publikasi dan pemberian in4ormasi pada masyarakat luas. 'asyarakat
memang membutuhkan in4ormasi tentang berbagai hal dari media,
termasuk di antaranya pemberian mengenai kejahatan-kejahatan yang
terjadi dalam masyarakat, termasuk juga kejahatan dalam rumah tangga.
-amun seringkali media menjadi penghambat dalam terselesaikannya
kasus ,!*T dimana jika terjadi kasus ,!*T media langsung
5.
memberitakannya, di sini akan menjadi sebuah masalah jika tersangka
dalam kasus tersebut belum tertangkap sehingga tersangka yang
mengetahui dari media bah&a ia adalah tersangka atas sebuah kejahatan
dimungkinkan dapat melarikan diri. !imana dengan tersangka yang
melarikan diri tersebut akan mempersulitkan proses penyidikan.
Tersangka yang kabur akan masuk dalam !a4tar )encarian :rang
@!):A, yang kemudian akan menambah berat dan lamanya proses
penyidikan kasus ,!*T tersebut, sehingga penyelesaian kasus itupun
menjadi terhambat.
e. Sarana dan )rasarana
Tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai maka penegak
hukum dalam hal ini )olres 'ataram tidak dapat menjalankan tugas dan
ke&ajibannya dengan baik dan lancar. Sarana dan prasarana tersebut
bisa berupa tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil,
organisasi yang baik, peralatan yang memadai, serta keuangan yang
cukup.
4. )ro4esionalisme )enegak #ukum
,emampuan dan keterampilan penegak hukum dalam hal ini )olres
'ataram dalam menyelesaikan setiap perkara merupakan hal yang
penting, terutama dalam kasus ,!*T, mengingat $ndang-undang
),!*T merupakan hal yang baru dan khusus, dimana untuk
menanganinyapun dibutuhkan penegak hukum yang khusus pula.
)enegak hukum di ,ota 'ataram dalam hal ini yang ada di )olres
'ataram, bisa dikatakan telah mampu bertindak pro4esional namun
50
hanya beberapa orang saja, pemahaman tentang ,!*T ini tidak
dimiliki oleh semua penegak hukum, hanya beberapa orang saja yang
diberikan kesempatan untuk mengetahui lebih banyak, serta
mendapatkan pendidikan dan pemahaman tentang ,!*T khususnya
kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga melalui seminar
dan penyuluhan.
g. 'asyarakat dan %udaya
%udaya dan masyarakat merupakan dua hal yang terkait erat, karena
budaya terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat. $ntuk itu
dalam mengetahui berjalan tidaknya penegak hukum dalam hal ini
pihak )olres 'ataram dalam menangani kasus kekerasan terhadap
perempuan dalam rumah tangga, perlu juga dilihat dari sisi masyarakat
dan budaya. 'asyarakat beranggapan bah&a kasus ,!*T khususnya
kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga merupakan hal
yang privat dan hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak yang
bersengketa saja.
h. Adanya Sanksi yang %erbentuk Alternati4
!alam $ndang-undang ),!*T, diat ur mengenai ketentuan pidana
yang dapat diterapkan pada pelaku. !alam semua pasal ketentuan
pidana itu, sanksi yang diberikan adalah alternati4.
i. ,etentuan 6ang Tumpang Tindih
Adanya ketentuan mengenai ;e< Spesialis erogat ;e<Generalis yang
berati $ndang-undang yang khusus mengesampingkan $ndang-undang
yang umum nampaknya tidak mutlak diterapkan dalam perkara ,!*T
51
khususnya kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga.
j. )enjatuhan Sanksi )idana yang terlampau *ingan
!alam $ndang-undang ),!*T memang terdapat batas minimal
pemberian sanksi pidana, namun hanya pada pasal .2 dan .3 yang
mengatur tentang Tindak )idana ,ekerasan Seksual dalam rumah
tangga, namun untuk tindak pidana yang lainnya tidak ada batas
minimal pemberian sanksi pidananya. 7ika kita melihat dari kasus
,!*T yang terjadi di kota 'ataram, maka tindak kekerasan terhadap
perempuan yang banyak terjadi adalah kekerasan 4isik, dimana tidak
ada batas minimal pemberian sanksi pidananya. Sehingga #akim dapat
menentukan batas minimal pemberian saksi adalah hari.
,arena saksi yang diberikan pada terdak&a jauh dari sanksi maksimal
yang ditentukan dalam $ndang-undang ),!*T, sehingga dapat
dimungkinkan kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga khususnya
kasus kekerasan terhadap perempuan dalam rumah tangga akan
semakin meningkat dan para pihak yang terlibat dalam perkara ini tidak
menjadikan saksi pidana sebagai Schoc# Therapy yang cukup e4ekti4.
B- S"%"n
. %agi Aparat )olres 'ataram untuk lebih meningkatkan pelayanan serta
kinerjanya terhadap masyarakat terutama terhadap korban kekerasan
terhadap perempuan dalam rumah tangga dengan memberikan dukungan
kepada pelapor untuk melakukan tindakan pencegahan dengan cara
melakukan sosialisasi internal.
52
(. )erlunya untuk meningkatkan kerja sama dengan 9S' maupun 9%# yang
khusus menangani kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dalam
rumah tangga.
+. !iharapkan kepada )emerintah dalam pembentukan tata hukum atau
sistem )erundang-undangan supaya lebih berpihak kepada nasib
perempuan.
53
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin, Kainal, Asika. &engantar Metodelogi &enelitian Hu#um, *aja
>ri4indo )ersada, 7akarta.
Aroma /lmina 'artha, 6ogyakarta: $II )ress, (88+,
%arda -a&a&i Ari4, "unga *ampai /e!i(a##an Hu#um &idana, )T. <itra Aditya
%akti, %andung, 551.
%ambang Sunggono.'etode )enelitian #ukum. *aja >ri4indo )ersada, 7akarta,
(88+.
%urhan Asho4a. Metode &enelitian Hu#um. *ineke <ipta, 7akarta, (88(.
/ko )rasetyo dan Suparman 'arJuki. &erempuan dalam 4acana &er#osaan dan
#e#erasan dalam perspe#tif analisa Gender &/"I. 6ogyakarta, 552.
/. ,risti )oer&andari, /e#erasan terhadap &erempuan Tin(auan &si#ologis
=eministi#, dalam Archie Sudiarti 9, &emahaman "entu#7!entu# Tinda#
/e#erasan terhadap &erempuan dan 2lternatif &emecahannya, 7akarta,
(888.
"athul !jannah. ,ekerasan Terhadap Isteri, 9kiS, 6ogyakarta.
"arha <iciek. I#htiar Mengatasi /e#erasan dalam *umah Tangga, 9embaga
,ajian Agama dan 7ender, 7akarta, 555.
,omnas )erempuan, )eta ,ekerasan )erempuan , 7akarta, Ameepro, (88(.
'amnun, /ultural dan tinda#an #e#erasan terhadap perempuan, %uletin %ini
)aringan.
'u4idah <h., )aradigma >ender /disi *evisi, %anyu 'edia, 'alang, (88..
'oeljanto, ,itab $ndang-$ndang #ukum )idanan, %umi Aksara, 7akarta, 551.
*omli Atma Sasmita, Teori dan /apita Sele#ta /riminologi. )T.*apika Aditama,
55
%andung,55(.
Soedjono, !oktrin-doktrin kriminologi, Alumni, %andung, 52+.
Soerjono Soekanto. &engantar &enelitian Hu#um, 6niversitas Indonesia, 7akarta,
531.
Thomas Santoso. Teori7teori #e#erasan, >halia Indonesia, 7akarta, (88(.
W.7.S )oer&adarminta, /amus "esar "ahasa Indonesia, !epartemen )endidikan
dan ,ebudayaan, %alai )ustaka,7akarta,552.
PERUNDANG-UNDANGAN
$ndang-undang *I -omor (+ Tahun (88. tentang &enghapusan /e#erasan
alam *umah Tangga, <itra $mbara, %andung, (882.
MAJALAH
-ursyahbani ,acasungkana, Teropong, edisi H, April = 'ei (88(.
#armona !aulay, Artikel ,!*T F*enungan Hari /artiniG ( April, (880.
INTERNET
Internet &&&.6ahoo.co m . http:?? Suara )embauran !aily, )erempuan dan
"enomena, Sarah.
Internet &&&.>oogle.com. http:?? >iji.net, ,ekerasan Terhadap )erempuan
meningkat 88 E.Sis&ono.
Internet &&&.6ahoo.co m . http:?? >iji.net, )erempuan dan 4enomena kekerasan,
Sarah .
Internet &&&.6ahoo.co m. http:?? Suara )embauran , )enghapusan ,ekerasan
88
!alam *umah Tangga. -eni $tami Adiningsih.
@Internet &&&.6ahoo.co m . http:?? Suara )embauran !aily, )erempuan dan
"enomenanya, Sara.
Internet &&&.>oogle.com. http:?? Suara )embauran !aily, ,ekerasan !alam
*umah Tangga Terhadap Isteri. )udji Susilo&ati, S.)si.
Internet &&&.>oogle.com. http:?? >iji.net, ,ekerasan Terhadap )erempuan
meningkat 88 E.Sis&ono.
8
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 35 TAHUN 3../
TENTANG
PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA6
Menm!"n#+
a. %ah&a setiap &arga negara berhak mendapatkan rasa aman dan bebas dari segala bentuk
kekerasan sesuai dengan 4alsa4ah )ancasila dan $ndang-$ndang !asar -egara *epublik
Indonesia Tahun 5.0B
b. bah&a segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah tangga, merupakan
pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk
diskriminasi yang harus dihapusB
c. bah&a korban kekerasan dalam rumah tangga, yang kebanyakan adalah perempuan, harus
mendapat perlindungan dari negara dan?atau masyarakat agar terhindar dan terbebas dari
kekerasan atau ancaman kekerasan, penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan derajat
dan martabat kemanusiaanB
d. bah&a dalam kenyataannya kasus kekerasan dalam rumah tangga banyak terjadi,
sedangkan sistem hukum di Indonesia belum menjamin perlindungan terhadap korban
kekerasan dalam rumah tanggaB
e. bah&a berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huru4 a, huru4 b, huru4 c,
dan huru4 d, perlu dibentuk $ndang-$ndang tentang )eng hapusan ,ekerasan dalam *umah
TanggaB
Men#n#"t : )asal (8, )asal (, )asal (3A, )asal (3%, )asal (3! ayat @A dan ayat @(A, )asal
(3/, )asal (3", )asal (3>, )asal (3#, )asal (3I, )asal (37, dan )asal (5 $ndang-
$ndang !asar -egara *epublik Indonesia Tahun 5.0B
Den#"n Pe%)etu*u"n Be%)"m"
DE,AN PER,AKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
4"n
8(
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN+
Menet"&k"n + UNDANG-UNDANG TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN
DALAM RUMAH TANGGA-
BAB I KETENTUAN
UMUM P")"( 0
!alam $ndang-$ndang ini yang dimaksud dengan:
. ,ekerasan dalam *umah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama
perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara 4isik,
seksual, psikologis, dan?atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara mela&an hukum
dalam lingkup rumah tangga.
(. )enghapusan ,ekerasan dalam *umah Tangga adalah jaminan yang diberikan oleh
negara untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga, menindak pelaku
kekerasan dalam rumah tangga, dan melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga.
+. ,orban adalah orang yang mengalami kekerasan dan?atau ancaman kekerasan dalam
lingkup rumah tangga.
.. )erlindungan adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberikan rasa aman kepada
korban yang dilakukan oleh pihak keluarga, advokat, lembaga sosial, kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan
pengadilan.
0. )erlindungan Sementara adalah perlindungan yang langsung diberikan oleh kepolisian
dan?atau lembaga sosial atau pihak lain, sebelum dikeluarkannya penetapan perintah
perlindungan dari pengadilan.
1. )erintah )erlindungMan adalah penetapan yang dikeluarkan oleh )engadilan untuk
memberikan perlindungan kepada korban.
2. 'enteri adalah menteri yang lingkup tugas dan tanggung ja&abMnya di bidang
8+
pemberdayaan perempuan.
P")"( 3
@A 9ingkup rumah tangga dalam $ndang- $ndang ini meliputi:
a. suami, isteri, dan anakB
b. orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud
pada huru4 a karena hubungan darah, perka&inan, persusuan, pengasuhan, dan per&alian,
yang menetap dalam rumah tanggaB dan?atau
c. orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.
@(A :rang yang bekerja sebagaimana dimaksud huru4 c dipandang sebagai anggota keluarga
dalam jangka &aktu selama berada dalam rumah tangga yang bersangkutan.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
P")"( 5
)enghapusan kekerasan dalam rumah tangga dilaksanakan berdasarkan asas:
a. )enghormatan hak asasi manusiaB
b. keadilan dan kesetaraan genderB
c. nondiskriminasiB dan
d. perlindungan korban.
P")"( /
)enghapusan kekerasan dalam rumah tangga bertujuan:
a. mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tanggaB
b. melindungi korban kekerasan dalam rumah tanggaB
c. menindak pelaku kekerasan dalam rumah tanggaB dan
d. memelihara keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera.
BAB III
8.
LARANGAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
P")"( 7
Setiap orang dilarang melakukan kekerasan dalam rumah tangga terhadap orang dalam lingkup
rumah tangganya, dengan cara:
a. kekerasan 4isikB
b. kekerasan psikisB
c. kekerasan seksualB atau
d. penelantaran rumah tangga.
P")"( :
,ekerasan 4isik sebagaimana dimaksud dalam )asal 0 huru4 a adalah perbuatan yang
mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.
P")"( 8
,ekerasan psikis sebagaimana dimaksud dalam )asal 0 huru4 b adalah perbuatan yang
mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak,
rasa tidak berdaya, dan?atau penderitaan psikis berat pada seseorang.
P")"( 1
,ekerasan seksual seb agaimana dimaksud dalam )asal 0 huru4 c
meliputi:
a. pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam
lingkup rumah tangga tersebutB
b. pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya
dengan orang lain untuk tujuan komersial dan?atau tujuan tertentu.
P")"( 9
@A Setiap orang dilarang menelantarkan orang dalam lingkup rumah tangganya, padahal
menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan atau perjanjian ia &ajib
memberikan kehidupan, pera&atan, atau pemeliharaan kepada orang tersebut.
80
@(A )enelantaran sebagaimana dimaksud ayat @A juga berlaku bagi setiap orang yang
mengakibatkan ketergantungan ekonomi dengan cara membatasi dan?atau melarang untuk
bekerja yang layak di dalam atau di luar rumah sehingga korban berada di ba&ah kendali
orang tersebut.
BAB I2
HAK- HAK
KORBAN P")"( 0.
,orban berhak mendapatkan:
a. perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, advokat, lembaga
sosial, atau pihak lainnya baik sementara maupun berdasarkan penetapan perintah
perlindungan dari pengadilanB
b. pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medisB
c. penanganan secara khusus berkaitan dengan kerahasiaan korbanB
d. pendampingan oleh pekerja sosial dan bantuan hukum pada setiap tingkat proses
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -undanganB dan
e. pelayanan bimbingan rohani.
BAB 2
KE,AJIBAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT
P")"( 00
)emerintah bertanggung ja&ab dalam upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga.
P")"( 03
@A $ntuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam )asal , pemerintah:
a. merumuskan kebijakan tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tanggaB
b. menyelenggarakan komunikasi, in4ormasi, dan edukasi tentang kekerasan dalam rumah
tanggaB
c. menyelenggarakan advokasi dan sosialisasi tentang kekerasan dalam rumah tanggaB
d. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sensiti4 gender dan isu kekerasan dalam
81
rumah tangga serta menetapkan standar dan akreditasi pelayanan yang sensiti4 gender.
@(A )elaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pad a ayat @A dilakukan oleh menteri.
@+A 'enteri dapat melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam melakukan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat @(A.
P")"( 05
$ntuk penyelenggaraan pelayanan terhadap korban, pemerintah dan pemerintah daerah sesuai
dengan 4ungsi dan tugas masing- masing dapat melakukan upaya:
a. penyediaan ruang pelayanan khusus di kantor kepolisianB
b. penyediaan aparat, tenaga kesehatan, pekerja sosial, dan pembimbing rohaniB
c. pembuatan dan pengembangan sistem dan mekanisme kerja sama program pelayanan
yang melibatkan pihak yang mudah diakses oleh korbanB dan
d. memberikan perlindungan bagi pendamping, saksi, keluarMga, dan teman korban.
P")"( 0/
$ntuk menyelenggarakan upaya sebagaimana dimaksud dalam )asal +, pemerintah dan
pemerintah daerah sesuai dengan 4ungsi dan tugas masing- masing, dapat melakukan kerja sama
dengan masyarakat atau lembaga sosial lainnya.
P")"( 07
Setiap orang yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga
&ajib melakukan upaya-upaya sesuai dengan batas kemampuannya untuk:
a. mencegah berlangsungnya tindak pidanaB
b. memberikan perlindungan kepada korbanB
c. memberikan pertolongan daruratB dan
d. membantu proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan.
BAB 2I
PERLINDUNGAN
82
P")"( 0:
@A !alam &aktu ; (. @satu kali dua puluh empatA jam terhitung sejak mengetahui atau
menerima laporan kekerasan dalam rumah tangga, kepolisian &ajib segera memberikan
perlindungan sementara pada korban.
@(A )erlindungan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat @A diberikan paling lama 2 @tujuhA
hari sejak korban diterima atau ditangani.
@+A !alam &aktu ; (. @satu kali dua puluh empatA jam terhitung sejak pemberian perlindungan
sebagaimana dimaksud pada ayat @A, kepolisian &ajib meminta surat penetapan perintah
perlindungan dari pengadilan.
P")"( 08
!alam memberikan perlindungan sementara, kepolisian dapat bekerja sama dengan tenaga
kesehatan, pekerja sosial, rela&an pendamping, dan?atau pembimbing rohani untuk mendampingi
korban.
P")"( 01
,epolisian &ajib memberikan keterangan kepada korban tentang hak korban untuk mendapat
pelayanan dan pendampingan.
P")"( 09
,epolisian &ajib segera melakukan penyelidikan setelah mengetahui atau menerima laporan
tentang terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.
P")"( 3.
,epolisian segera menyampaikan kepada korban tentang:
a. identitas petugas untuk pengenalan kepada korbanB
b. kekerasan dalam rumah tangga adalah kejahatan terhadap martabat kemanusiaanB dan
c. ke&ajiban kepolisian untuk melindungi korban.
P")"( 30
83
@A !alam memberikan pelayanan kesehatan kepada korban, tenaga kesehatan harus:
a. memeriksa kesehatan korban sesuai dengan standar pro4esinyaB
b. membuat laporan tertulis hasil pemeriksaan terhadap korban dan visum et repertum atas
permintaan penyidik kepolisian atau surat keterangan medis yang memiliki kekuatan
hukum yang sama sebagai alat bukti.
@(A )elayanan keseMhatan sebagaimana dimaksud pada ayat @A dilakukan di sarana kesehatan
milik pemerintah, Mpemerintah daeMrah, atau masyarakat.
P")"( 33
@A !alam memberikan pelayanan, pekerja sosial harus:
a. melakukan konseling untuk menguatkan dan memberikan rasa aman bagi korbanB
b. memberikan in4ormasi mengenai hak -hak korban untuk mendapatkan perlindungan dari
kepolisian dan penetapan perintah perlindungan dari pengadilanB
c. mengantarkan korban ke rumah aman atau tempat tinggal alternati4B dan
d. melakukan koordinasi yang terpadu dalam memberikan layanan kepada korban dengan
pihak kepolisian, dinas sosial, lembaga sosial yang dibutuhkan korban.
@(A )elayanan pekerja sosial sebagaimana dimaksud pada ayat @A dilakukan di rumah aman
milik pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat.
P")"( 35
!alam memberikan pelayanan, rela&an pendamping dapat:
a. mengin4ormasikan kepada korban akan haknya untuk mendapatkan seorang atau beberapa
orang pendampingB
b. mendampingi korban di tingkat penyidikan, penuntutan atau tingkat pemeriksaan
pengadilan dengan c. membimbing korban untuk secara objekti4 dan lengkap
memaparkan kekerasan dalam rumah tangga yang dialaminyaB
c. mendengarkan secara empati segala penuturan korban sehingga korban merasa aman
didampingi oleh pendampingB dan memberikan dengan akti4 penguatan secara psikologis
dan 4isik kepada korban.
85
P")"( 3/
!alam memberikan pelayanan, pembimbing rohani harus memberikan penjelasan mengenai hak,
ke&ajiban, dan memberikan penguatan iman dan taI&a kepada korban.
P")"( 37
!alam hal memberikan perlindungan dan pelayanan, advokat &ajib:
a. memberikan konsultasi hukum yang mencakup in4ormasi mengenai hak-hak korban dan
proses peradilanB
b. mendampingi korban di tingkat penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan dalam sidang
pengadilan dan membantu korban untuk secara lengkap memaparkan kekerasan dalam
rumah tangga yang dialaminyaB atau
c. melakukan koordinasi dengan sesama penegak hukum, rela&an pendamping, dan pekerja
sosial agar proses peradilan berjalan sebagaimana mestinya.
P")"( 3:
@A ,orban berhak melaporkan secara langsung kekerasan dalam rumah tangMga kepada
kepolisian baik di tempat korban berada maupun di tempat kejadian perkara.
@(A ,orban dapat memberikan kuasa kepada keluarga atau orang lain untuk melaporkan
kekerasan dalam rumah tangga kepada pihak kepolisian baik di tempat korban berada
maupun di tempat kejadian perkara.
P")"( 38
!alam hal korban adalah seorang anak, laporan dapat dilakukan oleh orang tua, &ali, pengasuh,
atau anak yang bersangkutan yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -
undangan yang berlaku.
P")"( 31
,etua pengadilan dalam tenggang &aktu 2 @tujuhA hari sejak diterimanya permohonan &ajib
8
mengeluarkan surat penetapan yang berisi perintah perlindungan bagi korban dan anggota keluarga
lain, kecuali ada alasan yang patut.
P")"( 39
)ermohonan untuk memperoleh surat perintah perlindungan dapat diajukan oleh:
a. korban atau keluarga korbanB
b. teman korbanB
c. kepolisianB
d. rela&an pendampingB atau
e. pembimbing rohani.
P")"( 5.
@A )ermohonan perintah perlindungan disampaikan dalam bentuk lisan atau tulisan.
@(A !alam hal permohonan diajukan secara lisan, panitera pengadilan negeri setempat &ajib
mencatat permohonan tersebut.
@+A !alam hal permohonan perintah perlindungan diajukan oleh keluarga, teman korban,
kepolisian, rela&an pendamMping, atau pembimbing rohani maka korban harus memberikan
persetujuannya.
@.A !alam keadaan tertentu, permohonan dapat diajukan tanpa persetujuan korban.
P")"( 50
@A Atas permohonan korban atau kuasanya, pengadilan dapat mempertimbangkan untuk:
a. menetapkan suatu kondisi khususB
b. mengubah atau membatalkan suatu kondisi khusus dari perintah perlindungan.
@(A )ertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat @A dapat diajukan bersama- sama dengan
proses pengajuan perkara kekerasan dalam rumah tangga.
P")"( 53
@A )erintah perlindungan dapat diberikan dalam &aktu paling lama @satuA tahun.
@(A )erintah perlindungan dapat diperpanjang atas penetapan pengadilan.

@+A )ermohonan perpanjangan )erintah )erlindungan diajukan 2 @tujuhA hari sebelum berakhir
masa berlakunya.
P")"( 55
@A )engadilan dapat menyatakan satu aMtau lebih tambahan perintah perlindungan.
@(A !alam pemberian tambahan perintah perlindungan, pengadilan &ajib mempertimbangkan
keterangan dari korban, tenaga kesehatan, pekerja sosial, rela&an pendamping, dan?atau
pembimbing rohani.
P")"( 5/
@A %erdasarkan pertimbangan bahaya yang mungkin timbul, pengadilan dapat menyatakan satu
atau lebih tambahan kondisi dalam perintah perlindungan.
@(A !alam pemberian tambahan kondisi dalam perintah perlindungan, pengadilan &ajib
mempertimbangkan keterangan dari korban, tenaga kesehatan, pekerja sosial, rela&an
pendamping, dan?atau pembimbing rohani.
P")"( 57
@A ,epolisian dapat menangkap untuk selanjutnya melakukan penahanan tanpa surat perintah
terhadap pelaku yang diyakini telah melanggar perintah perlindungan, &alaupun
pelanggaran tersebut tidak dilakukan di tempat polisi itu bertugas.
@(A )enangkapan dan penahanan sebagaimana dimaksud pada ayat @A &ajib diberikan surat
perintah penangkapan dan penahanan setelah ; (. @satu kali dua puluh empatA jam.
@+A )enangguhan penahanan tidak berlaku terhadap penahanan sebagaimana dimaksud ayat @A
dan ayat @(A.
P")"( 5:
@A $ntuk memberikan perlindungan kepada korban, kepolisian dapat menangkap pelaku dengan
bukti permulaan yang cukup karena telah melanggar perintah perlindungan.
@(A )enangkapan sebagaimana dimaksud pada ayat @A dapat dilanjutkan dengan penahanan yang
(
disertai surat perintah penahanan dalam &aktu ; (. @satu kali dua puluh empatA jam.
P")"( 58
@A ,orban, kepolisian atau rela&an pendamping dapat mengajukan laporan secara tertulis
tentang adanya dugaan pelanggaran terhadap perintah perlindungan.
@(A !alam hal pengadilan mendapatkan laporan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat @A,
pelaku diperin tahkan menghadap dalam &aktu + ; (. @tiga kali dua puluh empatA jam guna
dilakukan pemeriksaan.
@+A )emeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat @(A dilakukan oleh pengadilan di tempat
pelaku pernah tinggal bersama korban pada &aktu pelanggaran diduga terjadi.
P")"( 51
@A Apabila pengaMdilan mengetahui bah&a pelaku telah melanggar perintah perlindungan dan
diduga akan melakukan pelanggaran lebih lanjut, maka )engadilan dapat me&ajibkan pelaku
untuk membuat pernyataan tertulis yang isinya berupa kesanggupan untuk mematuhi perintah
perlindungan.
@(A Apabila pelaku tetap tidak mengindahkan surat pernyataan tertulis tersebut sebagaimana
dimaksud pada ayat @A, pengadilan dapat menahan pelaku paling lama +8 hari.
@+A )enahanan sebagaimana dimaksud pada ayat @(A disertai dengan surat perintah penahanan.
BAB 2II PEMULIHAN
KORBAN P")"( 59
$ntuk kepentingan pemulihan, korban dapat memperoleh pelayanan dari :
a. tenaga kesehatanB
b. pekerja sosialB
c. rela&an pendampingB dan?atau
d. pembimbing rohani.
+
P")"( /.
@A Tenaga kesehatan &ajib memeriksa korban sesuai dengan standar pro4esinya.
@(A !alam hal korban memerlukan pera&atan, tenaga kesehatan &ajib memulihkan dan
merehabilitasi kesehatan korban.
P")"( /0
)ekerja sosial, rela&an pendamping, dan?atau pembimbing rohani &ajib memberikan pel ayanan
kepada korban dalam bentuk pemberian konseling untuk menguatkan dan?atau memberikan rasa
aman bagi korban.
P")"( /3
!alam rangka pemulihan terhadap korban, tenaga kesehatan, pekerja sosial, rela&an pendamping
dan?atau pembimbing rohani dapat melakukan kerja sama.
P")"( /5
,etentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan upaya pemulihan dan kerja sama diatur dengan
)eraturan )emerintah.
BAB 2III KETENTUAN
PIDANA P")"( //
@A Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan 4isik dalam lingkup rumah tangga
sebagaimana dimaksud dalam )asal 0 huru4 a dipidana dengan pidana penjara paling lama 0
@limaA tahun atau denda paling banyak *p0.888.888,88 @lima belas juta rupiahA.
@(A !alam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat @A mengakibatkan korban mendapat
jatuh sakit atau luka berat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 8 @sepuluhA tahun
atau denda paling banyak *p+8.888.888,88 @tiga puluh juta rupiahA.
@+A !alam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat @(A mengakibatkan matinya korban,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 0 @lima belasA tahun atau denda paling banyak
*p.0.888.888,88 @empat puluh lima juta rupiahA.
.
@.A !alam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat @A dilakukan oleh suami terhadap
isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana
penjara paling lama . @empatA bulan atau denda paling banyak *p0.888.888,88 @lima juta
rupiahA.
P")"( /7
@A Setiap oran g yang melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga
sebagaimana dimaksud pada )asal 0 huru4 b dipidana dengan pidana penjara paling lama +
@tigaA tahun atau denda paling banyak *p5.888.888,88 @sembilan juta rupiahA.
@(A !alam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat @A dilakukan oleh suami terhadap
isteri atau sebaliknya yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari, dipidana dengan pidana
penjara paling lama . @empatA bulan atau denda paling banyak *p+.888.888,88 @tiga juta
rupiahA.
P")"( /:
Setiap orang yang melakukan perbuatan kekerasan seksual sebagaimana dimaksud pada )asal 3
huru4 a dipidana dengan pidana penjara paling lama ( @dua belasA tahun atau denda paling
banyak *p+1.888.888,88 @tiga puluh enam juta rupiahA.
P")"( /8
Setiap orang yang memaksa orang yang menetap dalam rumah tangganya melakukan hubungan
seksual sebagaimana dimaksud dalam )asal 3 huru4 b dipidana dengan pidana penjara paling
singkat . @empatA tahun dan pidana penjara paling lama 0 @lima belasA tahun atau denda paling
sedikit *p(.888.888,88 @dua belas juta rupiahA atau denda paling banyak *p+88.888.888,88 @tiga
ratus juta rupiahA.
P")"( /1
0
!alam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam )asal .1 dan )asal .2 mengakibatkan korban
mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya
pikir atau keji&aan sekurang-kurangnya selama . @empatA minggu terus menerus atau @satuA
tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya janin dalam kandungan, atau mengakibatkan tidak
ber4ungsinya alat reproduksi, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 0 @limaA tahun dan
pidana penjara paling lama (8 @dua puluhA tahun atau denda paling sedikit *p(0.888.888,88 @dua
puluh lima juta rupiahA dan denda paling banyak *p088.888.888,88 @lima ratus juta rupiahA.
P")"( /9
!ipidana dengan pidana penjara paling lama + @tigaA tahun atau denda paling banyak
*p0.888.888,88 @lima belas juta rupiahA, setiap orang yang:
menelantarkan orang lain dalam lingkup rumah tangganya sebagaimana dimaksud dalam )asal 5
ayat @AB
@A menelantarkan orang lain sebagaimana dimaksud )asal 5 ayat @(A.
P")"( 7.
Selain pidana sebagaimana dimaksud dalam %ab ini hakim dapat menjatuhkan pidana tambahan
berupa:
a. pembatasan gerak pelaku baik yang bertujuan untuk menjauhkan pelaku dari korban
dalam jarak dan &aktu tertentu, maupun pembatasan hak-hak tertentu dari pelakuB
b. penetapan pelaku mengikuti program konseling di ba&ah penga&asan lembaga tertentu.
P")"( 70
Tindak pidana kekerasan 4isik sebagaimana dimaksud dalam )asal .. ayat @.A merupakan delik
aduan.
P")"( 73
Tindak pidana kekerasan psikis sebagaimana dimaksud dalam )asal .0 ayat @(A merupakan delik
aduan.
1
P")"( 75
Tindak pidana kekerasan seksual sebagaimana dimaksud dalam )asal .1 yang dilakukan oleh
suami terhadap isteri atau sebaliknya merupakan delik aduan.
BAB IB KETENTUAN
LAIN- LAIN P")"( 7/
)enyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan dilaksanakan menurut ketentuan
hukum acara pidana yang berlaku, kecuali ditentukan lain dalam $ndang-undang ini.
P")"( 77
Sebagai salah satu alat bukti yang sah, keterangan seorang saksi korban saja sudah cukup untuk
membuktikan bah&a terdak&a bersalah, apabila disertai dengan suatu alat bukti yang sah lainnya.
BAB B KETENTUAN
PENUTUP P")"( 7:
$ndang-$ndang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan $ndang- $ndang ini
dengan menempatkannya dalam 9embaga -egara *epublik Indonesia.
!isahkan di 7akarta
pada tanggal (( September (88.
)*/SI!/- */)$%9I, I-!:-/SIA,
ttd
'/>AWATI S:/,A*-: )$T*I
!iundangkan di 7akarta
pada tanggal (( September (88.
2
S/,*/TA*IS -/>A*A */)$%9I, I-!:-/SIA,
ttd
%A'%A-> ,/S:W:
9/'%A*A- -/>A*A */)$%9I, I-!:-/SIA TA#$- (88. -:':* 50

Anda mungkin juga menyukai