Anda di halaman 1dari 61

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fraktur adalah masalah yang akhir-akhir ini sangat banyak menyita perhatian masyarakat.
Kecelakaan lalu-lintas merupakan pembunuh nomor tiga di Indonesia, setelah penyakit jantung
dan stroke. Pada kecelakaan lalu lintas banyak yang sebagian korban yang mengalami fraktur.
Banyak pula kejadian alam yang tidak terduga yang banyak menyebabkan fraktur.9
engan mobilitas yang tinggi disektor lalu lintas dan faktor kelalaian manusia sebagai salah satu
penyebab paling sering terjadinya kecelakaan yang dapat menyebabkan fraktur. Penyebab yang
lain dapat karena kecelakaan kerja, olah raga dan rumah tangga.
!,9

"ibia merupakan tulang panjang yang paling sering mengalami cedera. #empunyai permukaan
subkutan yang paling panjang, sehingga paling sering terjadi fraktur terbuka. aya pemuntir
menyebabkan fraktur spiral pada kedua tulang kaki dalam tingkat yang berbeda, daya angulasi
menimbulkan fraktur melintang atau oblik pendek, biasanya pada tingkat yang sama. Pada cedera
tak langsung, salah satu dari fragmen tulang dapat menembus kulit, cedera langsung akan
menembus atau merobek kulit di atas fraktur. Kalau kulit diatasnya masih utuh, keadaan ini
disebut fraktur tertutup. Kecelakaan sepeda motor adalah penyebab yang paling la$im. Banyak
diantara fraktur itu disebabkan oleh trauma tumpul, dan resiko komplikasinya berkaitan langsung
dengan luas dan tipe kerusakan jaringan lunak.%ika tidak dapat menangani dan mera&at fraktur
dengan cermat, akan dapat menyebabkan kecacatan yang berat.9


1.2 Tujuan
"ujuan penulisan referat ini ada ', yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
!. "ujuan umum( untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pada fraktur terbuka.
'. "ujuan khusus( untuk menyelesaikan tugas laporan kasus dari kepaniteraan klinik di )#F Ilmu
Bedah *)+ r. #ohammad )aleh, Probolinggo.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, tulang ra&an sendi, tulang
ra&an epifisis baik bersifat total ataupun parsial yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang
berlebihan, sering diikuti oleh kerusakan jaringan lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai
pembuluh darah, otot dan persarafan. "rauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma
langsung dan trauma tidak langsung. "rauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang
dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. "rauma tidak langsung, apabila trauma dihantarkan ke daerah
yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur
pada kla,ikula, pada keadaan ini biasanya jaringan lunak tetap utuh.!,-
Fraktur ekstremitas ba&ah adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang ra&an yang
terjadi pada ekstremitas ba&ah yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. "rauma yang
menyebabkan fraktur dapat berupa trauma langsung, misalnya sering terjadi benturan pada
ekstremitas ba&ah yang menyebabkan fraktur pada tibia dan fibula.!
Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui
kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi. luka pada kulit
dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit atau dari luar oleh karena tertembus
misalnya oleh peluru atau trauma langsung .chairuddin rasjad,'//01.
Fraktur kruris merupakan fraktur yang terjadi pada tibia dan fibula. Fraktur kruris merupakan fraktur
yang sering terjadi dibandingkan dengan fraktur pada tulang panjang lainnya. Periosteum yang
melapisi tibia agak tipis terutama pada daerah depan yang hanya dilapisi kulit sehingga tulang ini
mudah patah dan biasanya fragmen frakturnya bergeser karena berada langsung diba&ah kulit
sehingga sering juga ditemukan fraktur terbuka.2
Fraktur Kominutif 3dalah fraktur yang mencakup beberapa fragmen, atau terputusnya keutuhan
jaringan dengan lebih dari dua fragmen tulang. 4eglected adalah kata dari bahasa inggris yang berarti
terlantar5 terbengkalai.9



2.2 Anat!i Ti"ia #an $i"ula


6ambar 7s tibia dan fibula-
7s tibia merupakan os longum yang terletak di sisi medial region cruris. Ini merupakan tulang
terpanjang kedua setelah os femur. "ulang ini terbentang ke proksimal untuk membentuk articulation
genu dan ke distal terlihat semakin mengecil. 7s fibula atau calf bone terletak sebelah lateral dan
lebih kecil dari tibia. 89tremitas pro9imalis fibula terletak agak posterior dari caput tibia, diba&ah
articulation genus dan tulang ini tidak ikut membentuk articulation genus.:
Fascia cruris merupakan tempat perleketan musculus dan bersatu dengan perosteum. Ke pro9imal
akan melanjutkan diri ke fascia lata, dan akan melekat di sekitar articulation genus ke os patella,
ligamentum patellae, tuberositas tibiae dan capitulum fibulae. Ke posterior membentuk fascis poplitea
yang menutupi fossa poplitea. isini tersusun oleh serabut-serabut trans,ersal yang ditembus oleh
,ena saphena par,a. Fascia ini menerima serabut-serabut tendo m.biceps femoris femoris disebelah
lateral dan tendo m. )artorius, m.gracilis, m.semitendinosus, dan m.semimembranosus disebelah
medial. Ke anterior, fascia ini bersatu dengan perosteum tibia serta perostenium capitulum fibulae dan
malleolus fibulae. Ke distal, faascia ini melanjutkan diri ke raetinaculum mm.e9tensorum superior
dan retinaculum mm. fle9orum. Fascia ini menjadi tebal dan kuat dibagian pro9imal dan anterior
cruris, untuk perlekatan m.tibialis anterior dan m.e9tensor digitorum longus. "etapi, fascia ini tipis
dibagian posterior yang menutupi m.gastrocnemeus dan m.soleus. disisi lateral cruris, fascia ini
membentuk septum intermusculare anterius dan septum intermusculare posterius. #usculus di region
cruris
dibedakan menjadi tiga kelompok. ;aitu .a1 kelompok anterior, .b1 kelompok posterior dan .c1
kelompok lateralis.
:

!. #usculus di region anterior
!. #. tibialis anterior
'. #. e9tensor hallucis longus
2. #. e9tensor digitorum longus dan m.peroneus tertius

#usculus regio cruris posterior kelompok superficialis
!. #.
gastrocnemius
'. #.
soleus
2. #.
plantaris

#usculus regio cruris posterior kelompok profunda
!. #.
popliteus
'. #. fle9or hallucis
longus
2. #. fle9or digitorum
longsu
:. #. tibialis
posterior
#usculus region cruris lateralis
!. #. peroneus
longus
'. #. peroneus
bre,is

2.% Etilgi
"ulang bersifat relatif rapuh, namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan
tekanan. Fraktur dapat terjadi akibat(
!. Peristi&a trauma
)ebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan, yang dapat berupa
pemukulan, penghancuran, penekukan, pemuntiran, atau penarikan. Bila terkena kekuatan langsung,
tulang dapat patah pada tempat yang terkena, jaringan lunaknya juga pasti rusak. Bila terkena
kekuatan tak langsung, tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang
terkena kekuatan itu, kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur mungkin tidak ada.

'. Fraktur kelelahan atau tekanan
Keadaan ini paling sering ditemukan pada tibia atau fibula atau metatarsal, terutama pada atlet,
penari, dan calon tentara yang jalan berbaris dalam jarak jauh.
2. Fraktur patologik
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah .misalnya oleh tumor1 atau
kalau tulang itu sangat rapuh .misalnya pada penyakit Paget1.
aya pemuntir menyebabkan fraktur spiral pada kedua tulang kaki dalam tingkat yang berbeda< daya
angulasi menimbulkan fraktur melintang atau oblik pendek, biasanya pada tingkatyang sama. Pada
cedera tak langsung, salah satu dari fragmen tulang dapat menembus kulit< cedera langsung akan
menembus atau merobek kulit diatas fraktur. Kecelakaan sepeda motor adalah penyebab yang paling
la$im.!,'

2.& Klasifikasi $raktur Ter"uka
klasifikasi yang dianut adalah menurut 6ustilo, #erko& dan "empleman .!99/1
"IP8 !
=uka kecil kurang dr !cm panjangnya, biasanya karena luka tusukan dari fragmen tulang yang
menembus kulit. terdapat sedikit kerusakan jaringan lunak, tanpa penghancuran dan fraktur tidak
kominutif.
"IP8 '
=aserasi kulit melebihi !cm tidak banyak terdapat kerusakan jaringan lunak, a,ulsi kulit, serta fraktur
kominutif sedang dan kontaminasi sedang.
"IP8 2
"erdapat kerusakan yang hebat dari jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur neuro,askuler
dengan kontaminasi yang hebat. tipe ini biasanya di sebabkan oleh karena trauma dengan kecepatan
tinggi.
tipe 2 di bagi dalam 2 subtipe(
"IP8 2 a
%aringan lunak cukup menutup tulang yang patah &alaupun terdapat laserasi yang hebat ataupun
adanya flap. fraktur bersifat segmental atau komunitif yang hebat
"IP8 2 b
Fraktur di sertai dengan trauma yang hebat dengan kerusakan dan kehilangan jaringan, terdapat
pendorongan periost, tulang terbuka, kontaminasi yang hebat serta fraktur komunitif yang hebat.
"IP8 2 c
Fraktur terbuka yang disertai dengan kerusakan arteri yang memerlukan perbaikan tanpa
memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak.!

2.' Negle(te# $raktur
4eglected fraktur adalah yang penanganannya lebih dari -' jam. sering terjadi akibat
penanganan fraktur pada e9tremitas yang salah oleh bone setter. +mumnya terjadi pada yang
berpendidikan dan berstatus sosioekonomi yang rendah.9
4eglected fraktur dibagi menjadi beberapa derajat, yaitu(
a. erajat ! ( fraktur yang telah terjadi antara 2 hari -2 minggu
b. erajat ' ( fraktur yang telah terjadi antara 2 minggu -2 bulan
c. erajat 2 ( fraktur yang telah terjadi antara 2 bulan > ! tahun
d. erajat : ( fraktur yang telah terjadi lebih dari satu tahun
2.) Pe!eriksaan $isik
Pada pemeriksaan a&al penderita, perlu diperhatikan adanya(
)yok, anemia atau perdarahan.
Kerusakan pada organ-organ lain, misalnya otak, sumsum tulang belakang atau organ-
organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen.
Faktor predisposisi, misalnya pada fraktur patologis .penyakit Paget1.

Pada pemeriksaan fisik dilakukan(
=ook .Inspeksi1
- eformitas( angulasi . medial, lateral, posterior atau anterior1, diskrepensi
.rotasi,perpendekan atau perpanjangan1.
- Bengkak atau kebiruan.
- Fungsio laesa .hilangnya fungsi gerak1.
- Pembengkakan, memar dan deformitas mungkin terlihat jelas, tetapi hal yang penting
adalah apakah kulit itu utuh. Kalau kulit robek dan luka memiliki hubungan dengan fraktur,
cedera itu terbuka .compound1.
Feel .palpasi1
Palpasi dilakukan secara hati-hati oleh karena penderita biasanya mengeluh sangat nyeri. ?al-hal
yang perlu diperhatikan(
- "emperatur setempat yang meningkat
- 4yeri tekan< nyeri tekan yang superfisisal biasanya disebabkan oleh kerusakan jaringan
lunak yang dalam akibat fraktur pada tulang.
- Krepitasi< dapat diketahui dengan perabaan dan harus dilakukan secara hati-hati.
- Pemeriksaan ,askuler pada daerah distal trauma berupa palpasi arteri radialis, arteri
dorsalis pedis, arteri tibialis posterior sesuai dengan anggota gerak yang terkena. *efilling
.pengisian1 arteri pada kuku.
- @edera pembuluh darah adalah keadaan darurat yang memerlukan pembedahan.
#o,e .pergerakan1
- 4yeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.
- 6erakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada sendinya.
- Pada penderita dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat sehingga uji
pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu juga dapat menyebabkan kerusakan
pada jaringan lunak seperti pembuluh darah dan saraf.!,',2,9

2.* Pe!eriksaan Penunjang
)inar -A
engan pemeriksaan klinik kita sudah dapat mencurigai adanya fraktur. Balaupun demikian
pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta eksistensi fraktur. +ntuk
menghindari nyeri serta kerusakan jaringan lunak selanjutnya, maka sebaiknya kita mempergunakan
bidai yang bersifat radiolusen untuk imobilisasi sementara sebelum dilakukan pemeriksaan radiologis.
"ujuan pemeriksaan radiologis(
+ntuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi.
+ntuk konfirmasi adanya fraktur.
+ntuk mengetahui sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmen serta pergerakannya.
+ntuk mengetahui teknik pengobatan.
+ntuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak.
+ntuk menentukan apakah fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler.
+ntuk melihat adanya keadaan patologis lain pada tulang.
+ntuk melihat adanya benda asing.
Pemeriksaan dengan sinar-A harus dilakukan dengan ketentuan C*ules of "&oC(
ua pandangan
Fraktur atau dislokasi mungkin tidak terlihat pada film sinar-A tunggal dan sekurang-kurangnya harus
dilakukan ' sudut pandang .3P D =ateral57bliEue1.
ua sendi
Pada lengan ba&ah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur atau angulasi. "etapi angulasi tidak
mungkin terjadi kecuali kalau tulang yang lain juga patah, atau suatu sendi mengalami dislokasi.
)endi-sendi diatas dan di ba&ah fraktur keduanya harus disertakan dalam foto sinar-A.
ua tungkai
Pada sinar-A anak-anak epifise dapat mengacaukan diagnosis fraktur. Foto pada tungkai yang tidak
cedera akan bermanfaat.
ua cedera
Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari ! tingkat. Karena itu bila ada fraktur
pada kalkaneus atau femur perlu juga diambil foto sinar-A pada pel,is dan tulang belakang.
ua kesempatan
)egera setelah cedera, suatu fraktur mungkin sulit dilihat, kalau ragu-ragu, sebagai akibatresorbsi
tulang, pemeriksaan lebih jauh !/-!: hari kemudian dapat memudahkan diagnosis.
Pencitraan Khusus
+mumnya dengan foto polos kita dapat mendiagnosis fraktur, tetapi perlu dinyatakan apakah fraktur
terbuka atau tertutup, tulang mana yang terkena dan lokalisasinya, apakah sendi juga mengalami
fraktur serta bentuk fraktur itu sendiri. Konfigurasi fraktur dapat menentukan prognosis serta &aktu
penyembuhan fraktur, misalnya penyembuhan fraktur trans,ersal lebihlambat dari fraktur oblik
karena kontak yang kurang. Kadang-kadang fraktur atau keseluruhan fraktur tidak nyata pada sinar-A
biasa. "omografi mungkin berguna untuk lesi spinal atau fraktur kondilus tibia. @" atau #*I
mungkin merupakan satu-satunya cara yang dapat membantu, sesungguhnya potret transeksional
sangat penting untuk ,isualisasi fraktur
secara tepat pada tempat yang sukar. *adioisotop scanning berguna untuk mendiagnosis fraktur-
tekanan yang dicurigai atau fraktur tak bergeser yang lain.
!,',9

2.+ Diagnsis
#enegakkan diagnosis fraktur dapat secara klinis meliputi anamnesis lengkap dan melakukan
pemeriksaan fisik yang baik, namun sangat penting untuk dikonfirmasikan dengan melakukan
pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen untuk membantu mengarahkan dan menilai secara
objektif keadaan yang sebenarnya.!,',2,F

2., Penatalaksanaan
Prinsip penanganan fraktur terbuka.9
!. )emua fraktur terbuka dikelola secara emergensi .
'. =akukan penilaian a&al akan adanya cedera lain yang dapat
mengancam ji&a .
2. Berikan antibiotika yang sesuai dan adekuat .
:. =akukan debridement dan irigasi luka .
F. =akukan stabilisaasi fraktur .
G. =akukan rehabilitasi ektremitas yang , mengalami fraktur
Ta-a./Ta-a. Penanganan $raktur Ter"uka
!. pembersihan luka
pembersihan luka dilakukan dengan cara irigasi dengan cairan 4a@l fisiologis secara mekanis untuk
mengeluarkan benda asing yang melekat.
'. eksisi jaringan yang mati dan tersangka mati .debridemen1
semua jaringan yang kehilangan ,askularisasinya merupakan daerah tempat pembenihan bakteri
sehingga diperlukan eksisi secara operasi pada kulit, jaringan subkutaneus, lemak, fascia, otot dan
fragmen' yang lepas
2. pengobatan fraktur itu sendiri
fraktur dengan luka yang hebat memerlukan suatu fraksi skeletal atau reduksi terbuka dengan fiksasi
eksterna tulang. fraktur grade II dan III sebaiknya difiksasi dengan fiksasi eksterna.



:. penutupan kulit
apabila fraktur terbuka diobati dalam &aktu periode emas .G-- jam mulai dari terjadinya kecelakaan1,
maka sebaiknya kulit ditutup. hal ini dilakukan apabila penutupan membuat kulit sangat tegang. dapat
dilakukan split thickness skin-graft serta pemasangan drainase isap untuk mencegah akumulasi darah
dan serum pada luka yang dalam. luka dapat dibiarkan terbuka setelah beberapa hari tapi tidak lebih
dari !/ hari. kulit dapat ditutup kembali disebut delayed primary closure. yang perlu mendapat
perhatian adalah penutupan kulit tidak dipaksakan yang mengakibatkan sehingga kulit menjadi
tegang.
F. pemberian antibiotic
pemberian antibiotik bertujuan untuk mencegah infeksi. antibiotik diberikan dalam dosis yang
adekuat sebelum, pada saat dan sesuadah tindakan operasi
G. pencegahan tetanus
semua penderita dengan fraktur terbuka perlu diberikan pencegahan tetanus. pada penderita yang
telah mendapat imunisasi aktif cukup dengan pemberian toksoid tapi bagi yang belum, dapat
diberikan 'F/ unit tetanus imunoglobulin .manusia1.0

2.10 K!.likasi
!. perdarahan, syok septik sampai kematian
'. septikemi, toksemia oleh karena infeksi piogenik
2. tetanus
:. gangrene
F. perdarahan sekunder
G. osteomielitis kronik
-. delayed union
0. non union dan malunion
9. kekakuan sendi
!/. Komplikasi lain oleh karena pera&atan yang lama1.'




2.11 Prgnsis
)emua patah tulang terbuka adalah kasus ga&at darurat. engan terbukanya barier jaringan lunak,
maka patah tulang tersebut terancam untuk terjadinya infeksi. )eperti kita ketahui bah&a periode G
jam sejak patah tulang terbuka, luka yang terjadi masih dalam stadium kontaminasi .golden periode1
dan setelah &aktu tersebut, luka berubah menjadi luka infeksi.


























BAB III
LAP12AN KASUS
%.1 Status Pasien
3. I84"I"3) P848*I"3
4ama ( )dr. I?
+mur ( '/ tahun
%enis kelamin ( =aki-laki
Pekerjaan ( s&asta
3gama ( Islam
3lamat ( Probolinggo
)tatus perka&inan ( Belum #enikah
)uku ( %a&a
"anggal #*) ( !5!/5'/!2
4o. *eg ( :-F/F2

B. 343#48)3
Keluhan utama ( 4yeri pada kaki kiri
*i&ayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan nyeri pada kaki kiri sejak kemarin setelah jatuh dari sepeda motor .2/5/95'/!21
karena menghindari kendaraan lain. Pasien jatuh membentur trotoar. )etelah jatuh pasien dalam
keadaan sadar. Kaki kirinya terdapat luka dan tidak bisa digerakkan, kemudian pasien diba&a ke *)
Bonolangan, pulang paksa karena masalah biaya. ?ari selasa .!5!/5'/!21 pukul !/.// BIB pasien
datang ke +6 *)+ dr.#.)aleh dalam keadaan sadar, kaki kiri terdapat luka sudah tertutup kasa,
nyeri dan tidak dapat digerakkan

*i&ayat penyakit dahulu
- *i&ayat trauma sebelumnya tidak ditemukan
- Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya

*i&ayat pengobatan
- setelah K== dira&at di *) &onolangan, dipasang spalk
*i&ayat Keluarga
- # .-1
- ?ipertensi .-1

@. P*I#3*; )+*H8;
Kesadaran ( compos mentis
3ir&ay ( tidak ada gangguan jalan nafas
Breathing ( Pernafasan '/ 95mnt
@irculation ( tekanan darah !2/50/ mm?g, 4adi G: 95mnt
isability ( 6@) 8: HF #G
89posure ( )uhu 2-I@

. )8@743*; )+*H8;

)tatus 6eneralis
a5i5c5d ( -5-5-5-
Ke.ala / Le-er
simetris tidak teraba adanya benjolan, trakea terletak di tengah, tidak teraba pembesaran K6B
T-ra3
Paru 4
Inspeksi ( simetris dalam stasis dan dinamis
Palpasi ( ,ocal fremitus kanan dan kiri sama kuat
Perkusi ( sonor pada kedua lapang paru
3uskultasi ( suara nafas ,esikuler, *h -5-, Bh -5-

Jantung
Inspeksi ( tidak tampak pulsasi ictus cordis
Palpasi ( teraba ictus cordis
Perkusi ( redup
Batas atas ( I@) II parasternal sinistra
Batas kanan( I@) IH sterna de9tra
Batas kiri ( I@) H midcla,icula sinistra
3uskultasi ( suara jantung )! D )' tunggal
A"#!en
Inspeksi ( distensi .-1
Palpasi ( distensi, nyeri tekan .J1
Perkusi ( dalam batas normal.
3uskultasi ( Bising usus meningkat
Ekstre!itas
@ruris )inistra terdapat luka tertutup kasa dan terpasang spalk.

)tatus =okalis ( *egio cruris sinistra

=ook ( luka terbuka >29:cm, fragmen tulang terekspose, bleeding .J1
Feel ( 4yeri tekan setempat .J1, sensibilitas .J1, suhu rabaan hangat, 3H4 distal 4ormal,
arteri dorsalis pedis teraba lemah dibandingkan bagian yang sehat.
#o,e( 6erakan aktif dan pasif terhambat, 6erakan abduksi tungkai kiri terhambat, gerakan
adduksi tungkai kiri terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak ada, tampak
gerakan terbatas, keterbatasan pergerakan sendi-sendi distal .karena terasa nyeri saat
digerakkan1.

Pemeriksaan Penunjang
- Foto A-ray
"erdapat Fraktur cominutif tibia dan fibula .)1









- =aboratorium(
=aboratorium
?b K !:./ g5dl
=ekosit K !!.'//5cmm
hematokrit K :/L
"rombositK '-0./// 5cmm
Kalsium !,' mm
@lorida 9-,0 mm
Kalium :,! mmol
4atrium !2F,0 mmol
6) K !/F mg5l
B+4 K !',F mg5dl
Kreatinin /,9mg5dl

F. I3647)3
7pen Fraktur @ruris )inistra !52 tengah grade 23, tipe cominutif-neglected

6. P=344I46 I3647)3
ebridement J 7*IF



%.2 Tin#akan
-+6 (
Infus *= ': tpm
@eftria9one ! gr i,
Ketorolac 2/mg i,
dr.;anuar, )p.7" ,isite di ugd (
Pro debridement J 7*IF
- Operasi :
?ari5"anggal ( )elasa, ! oktober '/!2
Baktu mulai ( Pk. !'.2/ BIB
Baktu selesai ( Pk. !2.2/ BIB
=ama 7perasi ( G/ menit
"empat ( Kamar 7perasi, *)+. r. #oh. )aleh Probolinggo
Klasifikasi ( 7perasi Kotor
iagnosa Pre 7peratif (
7pen Fraktur @ruris )inistra !52 tengah grade 23, tipe cominutif-neglected
iagnosa 7peratif ( Idem
"indakan ( ebridement J 7*IF tibia
- I*43 Bedah (
Pasien masuk I*43 Bedah . *uang Bougen,ille1 Pk.!'.2/, keadaan pasien stabil.
Inter,ensi yang diberikan (
- Infus *= M ':tpm
- @eftria9one 29!gram
- Ketorolac
- *anitidine
%.% Pe!"a-asan Kasus
Berdasarkan anamnesis, pasien nyeri pada kaki kiri setelah jatuh dari sepeda motor .2/5/95'/!21
karena menghindari kendaraan lain. Pasien jatuh membentur trotoar. )etelah jatuh pasien dalam
keadaan sadar. Kaki kirinya terdapat luka dan tidak bisa digerakkan, kemudian pasien diba&a ke *)
Bonolangan, pulang paksa karena masalah biaya. ari hal diatas dapat disimpulkan bah&a nyeri pada
kaki kiri dan false mo,ement merupakan salah satu tanda fraktur. +ntuk trauma kepala dan multiple
trauma disangkal, karena setelah kecelakaan pasien sadar penuh sampai datang ke *)+ dr.#.)aleh.
sesuai dengan tinjauan teori, bah&a open fraktur harus ditangani dengan operasi @I"7 dalam periode
sebelum golden period untuk meminimalisir infeksi dengan debridement yang mengubah luka kotor
menjadi luka bersih. "etapi pasien ini penanganan pada open fraktur itu sendiri ! hari setelah
kecelakaan, maka dapat digolongkan sebagai neglected .terlantar5terbengkalai1. Berbeda hal nya
dengan neglected close fraktur, yaitu penanganan fraktur tertutup lebih dari -' jam setelah trauma.
ari pemeriksaan fisik
=ook ( luka terbuka >29:cm, fragmen tulang terekspose, bleeding .J1
Feel ( 4yeri tekan setempat .J1, sensibilitas .J1, suhu rabaan hangat, 3H4 distal 4ormal, arteri
dorsalis pedis teraba lemah dibandingkan bagian yang sehat.
#o,e( 6erakan aktif dan pasif terhambat, 6erakan abduksi tungkai kiri terhambat, gerakan adduksi
tungkai kiri terhambat, sakit bila digerakkan, gangguan persarafan tidak ada, tampak gerakan terbatas,
keterbatasan pergerakan sendi-sendi distal .karena terasa nyeri saat digerakkan1. ?asil Pemeriksaan
ini memperkuat dugaan sementara fraktur.

+ntuk menegakkan diagnose diperlukan pemeriksaan penunjang yang mana menunjukkan fraktur
cominutif pada cruris.



Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka dapat ditegakkan
diagnose ( 7pen Fraktur @ruris )inistra !52 tengah grade ', tipe cominutif-neglected






BAB I5
KESI6PULAN
Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui
kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri sehingga timbul komplikasi berupa infeksi. luka pada kulit
dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit atau dari luar oleh karena tertembus
misalnya oleh peluru atau trauma langsung.
Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang memerlukan penanganan yang terstandar
untuk mengurangi resiko infeksi. selain mencegah infeksi juga diharapkan terjadi penyembuhan
fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak. beberapa hal yang penting untuk dilakukan dalam
penanggulangan fraktur terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan segera, secara hati-hati,
debrideman yang berulang-ulang, stabilisasi fraktur, penutupan kulit dan bone grafting yang dini serta
pemberian antibiotik yang adekuat.
?ubungan dengan dunia luar dapat terjadi karena penyebab rudapaksa merusak kulit, jaringan lunak
dan tulang atau Fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit. Klasifikasi yang dianut
adalah menurut 6ustilo, #erko& dan "empleman .!99/1 )emua patah tulang terbuka adalah kasus
ga&at darurat. Karena itu penanganan patah tulang terbuka harus dilakukan sebelum golden periode
terlampaui agar sasaran akhir penanganan patah tulang terbuka tercapai.











DA$TA2 PUSTAKA
!. 3pley, 6raham, )olomon =ouis. Buku ajar 7rtopedi dan Fraktur )istem 3ppley 8disi
ketujuh. %akarta ( Bidya #edika < '//:.
'. *asjad, @hairuddin. Pengantar Ilmu Bedah 7rtopedi. %akarta ( ;arsif Batampone<
'//-
2. )jamsuhidajat, *, Bim de %ong. Buku 3jar Ilmu Bedah. 8disi '. %akarta ( Penerbit Buku
Kedokteran 86@, '//F.
:. )nell, *ichard ). 3natomim Klinik 8disi G. %akarta ( 86@< '//G
F. )#F Ilmu Bedah 7rthopaedi dan traumatologi. Pedoman iagnosis dan "erapi. )urabaya(
*)+ r. )oetomo D FK +nair< '//0.
G. )oft tissue co,erage in open fractures of tibia. 3,ailable from (
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC342193/ iunduh tgl
:5!/5'/!2
-. 7perati,e stabili$ation of open long bone fractures. 3,ailable from(
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3!3"23/ iunduh tgl
-5!/5'/!2
0. Infection *ates in 7pen Fractures of the "ibia. 3,ailable from(
http(55&&&.ncbi.nlm.nih.go,5pmc5articles5P#@2'/FF9G5 iunduh tgl -5!/5'/!2
9. Penanganan Fraktur "erbuka. 3,ailable from(
repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II. #i$n%$h tgl
&/1"/2"13

Anda mungkin juga menyukai