THT
Hans Winata Bahari 2006.04.0.0100
J uvenile Nasopharyngeal
Angiofibroma
vs
Nasal Polyp
1
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
Tumor jinak yang
kaya akan
pembuluh darah
Invasif lokal,
menyebar secara
submucosa
Tampilan klinis
ganas
Histologis jinak
2
Nasal Polyps
Penonjolan mukosa
kavum nasi
Panjang dan
bertangkai
BATASAN
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
3
Nasal Polyps
ETIOLOGI
Idiopatik
Diduga karena adanya
ketidakseimbangan
dalam sex hormon dan
sistem pituitary
androgenital
Idiopatik
Teori penyebab:
Radang kronis
Alergi yang berulang
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
4
Nasal Polyps
PATOGENESIS
Tumor pertama kali
tumbuh dibawah
mukosa di postero
lateral nasofaring, atap
nasofaring
Tidak menginvasi
tulang tapi sifatnya
mendestruksi tulang
melalui tekanan yang
dihasilkan (tumor
tumbuh expansif
Alergi bakteri yang berulang dan lama
Perubahan mukosa perilimfangitis,
periphlebitis
Aliran kembali cairan interstisial
terhambat
Oedema yang berlangsung lama
Penonjolan mukosa
Makin lama makin panjang dan
bertangkai
Polip
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
5
Nasal Polyps
INSIDENSI
Terjadi paling sering
pada laki-laki
Average age of onset
= 15 years (10-25)
Laki-laki > wanita
Dewasa muda > anak
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
6
Nasal Polyps
LOKASI
Berasal dari bagian
superior foramen
sfenopalatina
Beberapa orang percaya
awalnya dari fossa
pterigopalatina
Cavum nasi, choane,
sinus paranasalis
Jarang pada concha
nasi dan septum nasi
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
7
Nasal Polyps
HISTOLOGI
Makroskopis
Pembesaran lunak,
berlobus, berwarna
merah keabu-abuan
Laki-laki > wanita
Dewasa muda > anak
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
8
Nasal Polyps
HISTOLOGI
Terdiri dari jaringan
ikat edematous
Didapatkan pembuluh
darah yang bervariasi
dalam bentuk dan
distribusinya
Dinding pembuluh
darah dilapisi satu
endotel tanpa tunika
muskularis
Terdiri dari jaringan ikat
yang diregangkan cairan
interstisial dengan
saluran limfe yang lebar
Sedikit pembuluh darah
dan sarag
Terdapat tumpukan
limfosit, plasma sel, dan
eosinofil
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
9
Nasal Polyps
TAMPILAN KLINIS
Epistaksis berulang dan
hebat
Sifat tumor yang
tumbuh ekspansif
Lateral: OM
Anterior:
Rhinolaliaoclusa
Keluar dari vestibulum
nasi
Menutup ostium sinus
paranasalis: pansinusitis
Menutup fisura
olfactoria: Hiposmia
Anosmia
Ekspansi keluar: Frog
face
Obstruksi nasi: tergantung
dari ukuran dan banyaknya
polip
Rhinorrhea: encer,
mucopurulen bila ada infeksi
Suara bindeng, batuk,
gangguan penciuman
(bertambah secara lambat)
10
TAMPILAN KLINIS
Masuk ke orbita: gangguan
n II
Ke bawah: mendesak
palatum molle bombans
sukar bernafas dan
gangguan menelan
Ke atas: mendesak basis
cranii
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
11
Nasal Polyps
DIAGNOSIS
Laki-laki, usia 10-20
tahun
Ax: epikstasis berulang,
profus. Buntu hidung
kronik
DP:
Inspeksi: Frog Face
RA/RP: tumor nasofaring
dengan permukaan licin
berlobus, warna merah
keabu-abuan
Penunjang: Radiologis
dan angiografi, Biopsi (dx
pasti)
Dewasa muda
Ax: Buntu hidung kronik,
rinorrhea, bindeng, batuk,
gangguan penciuman
DP:
Inspeksi: Dorsum nasi tampak
melebar
RA/RP: tampak polip
multiple/soliter
Penunjang: endoskopi nasal
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
12
Nasal Polyps
Terapi
Obat-obatan hormonal
Estrogen
Radiasi
Operasi
Polip kecil:
Antibiotik,
kotikosteroid
(oral/intranasal)
Polib besar/ multipel:
Ekstraksi polyp (cara
paliatif)
Ethmoidectomy (kalau
dari sinus ethmoidalis)
Operasi Caldwell Luc
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
13
Nasal Polyps
TERAPI
Midfacial degloving and Transmandibular
approach
Angiofibroma Nasopharyngeal Juvenil
14
Nasal Polyps
KOMPLIKASI
Perdarahan profus
Perluasan ke kavum
kranii
Jarang
Biasanya akibat
adanya obstruksi nasi
dan ostium tuba
otitis media, sinusitis
paranasalis