Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Air
Air adalah zat yang tudak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari
hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H
2
O. Air merupakan suatu larutan yang
bersifat universal (Linsley, 1991).
Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan bagi kehidupan
Manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,
pertanian, industri dan perikanan. Air yang dapat diminum adalah air yang bebas dari
bakteri berbahaya dan ketidak murnian secara kimiawi. Air minum harus bersih dan
jernih, tidak berbau dan tidak berwarna, dan tidak mengandung bahan tersuspensi atau
kekeruhan (Adiono, 1987).
Manusia sejak dahulu kala sudah menyadari betapa pentingnya peranan air.
Secara global tubuh manusia dewasa mengandung air sebanyak 50 70 % dari bobot
tubuhnya. Bila tubuh air kehilangan air sebanyak 15 % dari bobot tubuhnya akan
mengakibatkan kematian. Dalam tubuh manusia air diperlukan untuk melarutkan
berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Sebagai contoh, oksigen perlu dilarutkan
dahulu, sebelum dapat memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli.
Demikian pula dengan zat makanan yang hanya dapat diserap apabila dapat larut dalam
cairan yang meliputi selaput lendir usus. Air sebagai bahan pelarut, membawa segala
jenis makanan keseluruh tubuh dan mengambil kembali segala buangan untuk
dikeluarkan dari tubuh (Soemirat, 1994 )

Karena kebutuhan air sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia, maka
penyediaan air baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas mutlak diupayakan
ditengah-tengah kehidupan manusia baik secara individu maupun kelompok. Dari
kualitasnya air dapat memenuhi kriteria atau standar air minum. Kualitas air minum perlu
diperhatikan sebelum dikonsumsi, sebab air yang tidak bersih atau kualitas rendah dapat
merugikan kesehatan manusia (Mahida, 1986)

Universitas Sumatera Utara
2.2. Syarat-syarat air
Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan air minum yaitu :
1. Syarat Fisik
Menurut azwar (1996) syarat fisik dari air ialah :
- Tidak boleh berwarna
- Tidak boleh berasa
- Tidak boleh berbau
- Harus jernih
- Suhu sebaiknya dibawah suhu udara, sejuk (25
0
C)
2. Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-
zat kimia dan mineral, terutama oleh zat-zat kimia dan mineral yang berbahaya bagi
kesehatan. Selanjutnya diharapkan pula zat ataupun bahan kimia yang terdapat didalam
air minum, tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat penyimpanan air,
sebaliknya zat ataupun bahan kimia dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, hendaknya
harus terdapat dalam kadar yang sewajarnya dalam sumber air minnum tersebut. (Azwar.,
1996).
3. Syarat Biologi
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama
sekali tidak boleh mengandung bakteri golongan coli melebihi batas-batas yang telah
ditetukan yaitu 1 coloni/100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar dan
tanah. Air yang mengandung golongan coli dengan kadar yang melebihi batas yang telah
ditentukan, dianggap telah terkontaminasi dengan kototan manusia. Dengan demikian
dalam pemeriksaan bakteriologi, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung
bakteri pathogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan coli.
(Sutrisno,2002).





Universitas Sumatera Utara
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang seratus persen murni dalam
air sesuai dengan syarat air yang baik untuk kesehatan, oleh karena itu air yang ada
dipersyaratan yang telah ditentukan atau paling tidak mendekati syarat-syarat yang
dikehendaki. Pada umumnya, persyaratan air minum pada beberapa negara berbeda-beda,
tergantung kepada kondisi negara masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2.3. Kaporit
Menurut Surbakti (1987), kalsium hipoklorit, [Ca(ClO)
2
] disebut pula kaporit. Di
Indonesia untuk mendensifeksi air minum banyak digunakan kaporit. Harga lebih murah
selain itu kaporit lebih stabil dan dapat disimpan lebih lama dari pada serbuk
pengelantang.
Pada desinfektan dengan kaporit, pH air yang didesinfeksikan harus diatur agar
desinfeksi dari kaporit dapat maksimal. Diketahui bahwa dalam larutan kaporit, terdapat
HClO. HClO akan mengeluarkan atom-atom oksigen. Makin banyak HClO yang
terbentuk, makin banyak pula atom oksigen yang lepas. Ini berarti daya desinfeksi makin
besar.
Bila kaporit dilarutkan dalam air, maka reaksi kimianya berlangsung bertahap
sebagai berikut :
Ca(ClO)
2
+2H
2
O 2HClO +Ca(OH)
2
2HClO 2HCl +2O
2

+
Ca(ClO)
2
+2H
2
O Ca(OH)
2
+2HCl +2O
2

J adi bila kaporit dilarutkan kedalam air maka akan menghasilkan atom-atom
oksigen. Atom-atom oksigen inilah yang sebenarnya aktif membunuh bakteri-bakteri,
karena bakteri-bakteri dioksidasi.
Sifat umum kaporit cair :
Kaporit cair (NaOCl) merupakan bahan oksidasi yang kuat, berwarna kuning
kehijau-hijauan, berbau, dapat dilarutkan dalam airdan diuraikan dengan air panas.
Biasanya mengandung kadar khlorin (dalam berat) sebesar 14 15 %, bersama-sama
dalam sejumlah kecil kaustik soda. Kaporit cair berasal dari pengenceran larutan sodium
Universitas Sumatera Utara
hydroxid karena NaOCl tidak stabil dalam udara jika tidak bercampur dengan sodium
hydroxid.
Kaporit cair bersifat korosif yang tinggi pada kulit, paling banyak pada logam.
Senyawa ini harus tersimpan dalam lubang kaca atau kotak barang pecah belah, dan
dalam ruangan pendingin, ruangan gelap dan jauh dari asam atau bahan makan, karena
dengan perlahan-lahan menguraikan senyawa dalam tempat penyimpanan dan diubah
dengan mempergunakan cahaya panas, dan juga dari logam dengan senyawa asam.
Kaporit cair digunakan sebagai pembasmi kuman, menghilangkan bau dan juga sebagai
pemutih.
Khlorin banyak digunakan pada pengolahan air limbah sebagai oksidasi dan
mengontrol bau dan rasa serta menghilangkan warna. Pembubuhan kaporit cair bertujuan
membasmi mikroba, diantaranya untuk mencegah akibat adanya pertumbuhan mikroba.
Khlorin telah terbukti hanya merupakan desinfektan yang ideal. Bila dimasukkan
dalam air akan mempunyai pengaruh yang segera membinasahkan kebanyakan mikroba.
yang berkurang dalam air. Secara umum kebanyakan air mengalami desinfeksi yang
cukup baik bila residu khlorin bebas sebanyak kira-kira 0,2 mg/L diperoleh setelah
khlorinasi selama 10 menit. Residu yang lebih besar dapat menimbulkan bau yang tidak
enak, sedangkan yang lebih kecil tidak dapat diandalkan. Khlorin akan sangat efektif bila
pH air rendah.
2.4. Klorin
Klorin bebas memiliki warna khas (hijau) dan bau yang tajam. Sudah sejak lama
klorin dikenal sebagai deodorant dan desinfektan yang sangat baik, yang dijadikan
standard an pengolahan air minum diseluruh lingkungan.
Menurut linsley (1991), klorin telah terbukti merupakan desinfektan yang ideal,
bila di masukkan kedalam air akan mempunyai pengaruh yang segera akan
membinasakan kebanyakan makhluk mikroskopis.
Dua jenis reaksi akan terjadi bila klorin dimasukkan kedalam air, yaitu hidrolisis
dan ionisasi.
Reaksi hidrolisisnya adalah :
Cl
2
+H
2
O HOCI + CI
-
+ H
+

Gas klorin Asam hipoklorit
Universitas Sumatera Utara
Reaksi ionisasi adalah :
HOCI OCI + H
+

Asam hipoklorit ion hipoklorit
Menurut Santika (1991), ion klorida (CI
-
) tidak aktif sedangkan CuI
2
, HOCI, dan
OCI
-
dianggap sebagai bahan yang aktif. HOCI yang tidak terionisasi adalah zat
pembasmi yang paling efisien bagi bakteri.
Secara umum, kebanyakan air akan mengalami desinfeksi cukup baik bila residu
klorin bebas banyak sebanyak kira-kira 0,2 mg/ I diperoleh setelah klorinasi selama 10
menit. Residu klorin yang lebih besar dapat menimbulkan bau yang tidak enak,
sedangkan yang lebih kecil tidak dapat diandalkan. Klorin akan sangat efektif bila PH air
rendah. (Linsley, 1991).
Dampak Negatif Dari Chlorine Di Dalam air
Chlorine merupakan senyawa desinfektan, yang banyak digunakan dalam proses
pengolahan air. Desinfektan ini bekerja dengan baik untuk membunuh bakteri, fungi dan
virus. Namun desinfektan ini juga dapat menimbulkan efek negative terhadap kesehatan
manusia selain dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak enak pada air. Sebagai contoh
Chlorine dapat bersifat merusak atau korosif pada kulit dan peralatan, selain itu Chlorine
juga berpotensi merusak sistem pernafasan manusia dan hewan.
2.5. Desinfeksi
Yang dimaksud dengan desinfeksi adalah pembunuhan terhadap semua mikroba
yang membahayakan. Zat-zat yang dipergunakan untuk usaha desinfeksi ini dinamakan
desinfektan. (Surbakti., 1987)
Lebih dari 50 persen bakteri pathogen di dalam air akan mati dalam waktu 2 hari
dan 90 persen akan mati dalam satu minggu. Oleh karena itu, waduk-waduk penampung
sebenarnya cukup efektif untuk mengendalikan bakteri. Walaupun demikian, beberapa
jenis bakteri patogen mungkin masih tetap hidup selam adua tahun atau lebih, karena itu
dibutuhkan desinfeksi. (Linsley., 1995)
Desinfekasi merupakan salah satu proses dari pengolahan air, yang mana proses
desinfeksi adalah suatu proses atau usaha agar kuman patogen yang ada didalam air
punah atau hilang.
Universitas Sumatera Utara
Bahan bahan desinfeksi yang dipakai tadak boleh membahayakan, dapat
diterima masyarakat pemakai, serta mempunyai efek desinfeksi untuk waktu yang cukup
lama. Beberapa cara desinfeksi yang dapat dilakukan yaitu dengan :
- Penggunaan ozon (ozonisasi)
- Penyinaran dengan sinar ultra violet
- Perebusan
- Penambahan senyawa klor (klorinasi)
Cara-cara desinfeksi yang dikemukakan diatas tidak semuanya efektif untuk skala
industri, hanya klorinasi yang umum digunakan, terhadap air minum dalam kemasan
secara ekonomis.
2.5.1 klorinasi
Klorinasi merupakan desinfeksi yang paling umum digunakan. Klorin yang
digunakan dapat berupa bubuk, cairan atau tablet. Bubuk klorin biasanya berisi kalsium
hipoklorit, sedangkan cairan klorin, berisi natrium hipoklorit. Desinfeksi air minum yang
mempergunakan gas chlorine atau preparat chlorine disebut klorinasi. Sasaran klorinasi
terhadap air minum adalah penghancuran bakteri melalui daya germisidal dari klorin
terhadap bakteri.
Menurut santika (1991), senyawa-senyawa klor yang biasanya digunakan adalah :
- Gas klor
- Senyawa hipoklorit, dapat berbentuk :
- Ca(OCI)
2
/ kaporit
- CaOCI / serbuk kelantang
Menurut Hammer (1986) sifat-sifat klor adalah :
- Klor lebih berat dari udara
- Bersifat racun
- Bila bereaksi dengan air akan bersifat korosif
- Klor berbau merangsang dan spesifik




Universitas Sumatera Utara
2.5.2. Tahap Pelaksanaan Klorinasi
Tahap pelaksanaan klorinasi pada pengolahan air, yaitu :
a. Tahap Pre Chorinasi
Yaitu tahap pemberian liquid chlorine yang bertujuan untuk :
- Menghilangkan polutan dalam air seperti rasa dan bau
- Semua zat yang dioksidasi teroksidasi seperti besi, mangan.
- Mencegah molekul organic seperti warna
- Mencegah pertumbuhan jamur
- Mencegah pertumbuhan alga (ganggang)
b. Tahap post Chlorinasi
Yaitu tahap pemberian liquid chlorine yang bertujuan untuk membunuh mikroba
yang masih terikat dalam air terutama mikroba pathogen. Konsentrasi klor yang
ditambahkan adalah 0,5 mg/ml. Sisa klor yang diinginkan dalam reservoir agar
memenuhi syarat kesehatan sebagai air yang layak diminum berkisar antara 0,2 0,5
mg/I. (Moersidik, 1999)
2.6. Penentuan Kadar Chlorine
Adapun pemeriksaan Chlorine dalam air dapat dianalisa dengan cara sebagai
berikut :
Dengan menggunakan alat komperator
Pemeriksa klor dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama komperator. Air yang
akan diperiksa diambil sebanyak 10 cc dan ditempatkan didalam dua tabung yang
terpisah. Salah satu dari tabung ini diberikan tablet N-dietil-p-penilendiamin (DPD) dan
kemudian didiamkan beberapa menit, sedangkan yang lain tidak diberikan perlakuan.
Lihat perubahan warna yang terjadi pada tabung yang telah diberikan N-dietil-p-
penilendiamin (DPD) dan kemudian sesuaikan warna ini dengan warna yang ada pada
komperator mulai dari warna merah muda sampai warna merah tua. Bila warna tersebut
sama dengan warna yang ada pada komperator dan menunjukkan angka misalnya 0,2
ppm maka kadar klor yang ada dalam air adalah 0,2 ppm.



Universitas Sumatera Utara
2.7. Pengolahan Air Di PT. Coca-cola Bootling Indonesia-Medan
Proses pengolahan air di PT. Coca-cola Bootling Indonesia Unit Medan adalah
sebagai berikut :
Air dipompakan dari sumur bor (deep well) dan masuk kedalam degasifier.
Sebelum air dimasukkan kedalam degasifier, diinjeksi terlebih dahulu dengan H
2
SO
4

dengan konsentrasi 3.5 4 % yang berfungsi untuk menurunkan alkalinitas. Karena
apabila alkalinitas air tinggi atau lebih besar dari 85 ppm, maka akan mempengaruhi rasa
minuman. Di dalam degasifier, ada 4 buah blower yang berfungsi menghilangkan gas-gas
yang mengganggu yang terdapat didalam air dengan cara mendesak gas-gas tersebut
keluar dari degasifier, lalu air akan dialirkan menuju tanki flokulator. Sebelum masuk
tanki flokulator. Air akan diinjeksi dengan Ca(OH)
2
, yang berfungsi sebagai flokulant
atau pengendap, dengan cara menaikkan PH. Karena semakin besar PH maka kecepatan
pengendapan akan semakin besar. Dan juga diinjeksikan dengan PAC (Poly Aluminium
Chloride). PAC disini bertindak sebagai koagulan atau penggumpal, yang berguna untuk
menggumpalkan partikel-partikel pengganggu sehingga dengan adanya kapur, maka akan
membentuk endapan. Kapur memiliki berat jenis yang besar dan dikarenakan adanya
gaya gravitasi, maka endapan tersebut akan mengendap kebagian bawah tangki
flokulator, dan pada bagian atas tangki akan diperoleh air yang jernih. J arak antara
permukaan air dijaga agar 1 1,25 meter untuk mempertahankan kejernihan air. Air
jernih dalam tangki flokulator dialirkan ke Sand filter untuk menyaring partikel-partikel
yang ikut terapung didalam air. Sebelum air mengalir ke Sand filter, terlebih dahulu air
diinjeksikan dengan Ca(OCI)
2
atau kaporit.
Yang berfungsi sebagai desinfekatan dan untuk mengoksidasi logam yang
terdapat di air. Ada 4 tangki Sand filter dan sebagai penyaring (filter) digunakan kerikil
dengan ukuran :
1. Lapisan I dengan ukuran 2 3 mm
2. Lapisan II dengan ukuran 1 2 mm
3. Lapisan III dengan ukuran 0,5 1 mm
Lapisan penyaring tersebut mempunyai tinggi

dari tinggi sand filter. Setiap hari
setelah selesai produksi dilakukan bachwash atau pencucian ulang pada tangki-tangki
sand filter yang berguna untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak diinginkan
Universitas Sumatera Utara
yang ada dalam sand filter. Kemudian dari tangki sand filter, air dialirkan ke tangki
penyimpanan (stroge tank). Dimana setelah air sampai pada ketinggian maksimum,
pompa dari sumur bor akan berhenti secara otomatis, dan akan hidup setelah mencapai
ketinggian minimum. Dari stroge tank, air dialirkan ke buffer tank berfungsi sebagai
tangki penahan air dan juga sebagai penyimpanan dan pendistribusian air. Dari buffer
tank ini, air akan melewati carbon filter tank untuk menyerap klorin. Kadar klorin harus
<0,1 mg/I karena lebih dari ini akan menyebabkan bau dan rasa yang tidak enak pada air
minum. Setelah melewati carbon filter tank air akan didistribusikan ke paramix
(pencampuran) untuk menjadi prodak.






















Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai