Anda di halaman 1dari 21

STATUS UJIAN

Pembimbing :
Dr. Ayesha, Sp.KJ
Disusun oleh :
Raini 030.08.197
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN
PERIODE 7 JULI s/d 16 AGUSTUS 2014
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2014

STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama

: Ny. I

Jenis Kelamin

: Perempuan

Umur

: 41 th

Tempat/Tanggal Lahir

Agama

: Islam

Suku bangsa /warga Negara

: Jawa/Indonesia.

Status Pernikahan

: Menikah

Pendidikan Terakhir

: Tamat SMA

Pekerjaan

: Tidak bekerja

Alamat

: Jln

Tanggal Masuk RS.MM

: IGD tanggal 27 Juli 2014


R. PICU tanggal 27 juli 2014
R.Cempaka tanggal 1 Agustus 2014

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Autoanamnesa di Ruang Arimbi, RS.Marzoeki Mahdi
pada tanggal 2 Agustus 2014 pada pukul 10:00 WIB
pada tanggal 4 agustus 2014 pada pukul 09.30 WIB
Alloanamnesa dengan suami Pasien
A. Keluhan Utama
Pasien marah-marah, dan mengamuk dirumah sejak 1 bulan SMRS.
1

Keluhan Tambahan
Pasien suka jalan jalan, tidak mau tidur didalam rumah.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poli Psikiatri RSJSH tanggal 8 Juli 2014 diantar oleh
keluarganya dengan keluhan marah-marah, dan mengamuk dirumah sejak 1 bulan
SMRS.
6 tahun SMRS saat pasien hamil anak ke 3 suami mengatakan pasien sering
mendengar suara dari ibunya yang sudah meninggal bahwa ibu berada di samping
pasien dan menjaga pasien. Tetapi setelah anak ke 3 lahir suara-suara tersebut hilang.
3 bulan SMRS pasien lembali sering mendengar suara suara yang
mengomentari dan menyuruh pasien untuk melakukan sesuatu. Lalu pasien segera
menulis isi suara-suara tersebut dalam buku sehingga aktivitas yang sedang dilakukan
segera ditinggalkan untuk menulis. Suara-suara tersebut dikenal pasien sebagai suara
ayahnya yang berkomunikasi dengan pasien dari kampung, suara tersebut selalu
mengomentari setiap apa yang dilakukan pasien. Misalnya pada saat pasien akan
minum obat, Suara tersebut mengatakan untuk tidak meminum obat dan menyuruh
lebih baik untuk merokok. Pasien takut bila menolak melakukan perintah tersebut
karena suara ayahnya dapat memukul mata hati pasien. Pasien mengatakan suara yang
didengarnya tidak bisa hilang. Pasien mendengar suara-suara tersebut pada saat
sedang sedang beraktivitas atau sedang sendirian di kamar..
2 bulan SMRS Setiap mendengar musik pasien joget joget,.Ketika dibawa ke
gereja pasien tiba-tiba mengatakan bahwa tuhan itu adalah ayah kandung pasien dan
pasien menghina tuhan. Pasien juga pernah mengatakan bahwa dia adalah tuhan.
Kemudian pasien dibawa ke psikiater RSU Bekasi dan diberi obat sebanyak 3 buah
dan dikatakan mengalami gangguan jiwa. Pasien tidak mau meminum obat. Obat
2

tersebut dibuang oleh pasien Menurut pasien suara ayahnya yang menyuruh untuk
tidak meminum obat tersebut.
1 bulan SMRS suami mengatakan pasien marah marah dan mengamuk tanpa
alasan yang jelas. Pasien marah karena suami berselingkuh dengan tetangga. Pasien
tahu suami berselingkuh karena membaca isi hati suami. Menurut pasien sudah sejak
lama dapat membaca isi hati dan pikiran orang lain. Selain itu pasien jalan jalan
didepan rumah siang dan malam sambil memegang kayu. Pasien tidak mau tidur
didalam rumah, karena takut suaminya akan membunuhnya.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya
Berdasarkan alloanamnesa, pasien tidak pernah mengalami hal seperti
ini dan belum pernah dirawat.
2. Riwayat Penyakit Medis
Pasien menyangkal kecelakaan,

terjatuh

atau

terbentur

yang

mengakibatkan luka / cedera pada daerah kepala, tidak pernah mengalami


demam tinggi sampai kejang, penyakit berat lainnya seperti diabetes melitus
maupun darah tinggi.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol
Penggunaan obat obatan seperti pil BK, esstacy ataupun jenis obatobatan terlarang yang lain disangkal Pasien mengatakan tidak pernah
meminum minuman alkohol seperti bir bintang, anggur cap orang tua, atau
minuman keras merek topi miring. Pasien merokok sejak SMA, merokok 3
batang/ hari dan bertambah hingga 3 bungkus /hari semenjak mengalami
keluhan.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan perinatal
3

Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara, pasien adalah anak
yang memang diharapkan oleh kedua orang tuanya. Pasien .
2. Masa Kanak Awal (0 3 tahun)
Pasien tidak mengingat masa kanaknya
3. Masa Kanak Pertengahan (3 11 tahun)
Pasien mengatakan pernah tinggal kelas selama duduk di bangku
sekolah, pasien merupakan siswa dengan prestasi di sekolah dengan nilai rata
rata, tidak terlalu menonjol.
4. Masa Kanak Akhir (pubertas dan remaja)
a. Hubungan Sosial
Pasien dekat dengan saudara kandungannya. Pasien hanya memiliki sedikit
teman baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar. Pasien mudah
tersinggung dan marah..
b. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah sampai tamat SMP. Pasien tidak bisa melanjutkan lagi
sekolahnya karena tidak ada biaya.
c. Perkembangan kognitif dan motorik

Pasien masih bisa membaca dan menulis dengan cukup baik.

Tidak terdapat disfungsi otak dan ganguan perkembangan spesifik.

d. Problem emosi atau fisik khusus remaja

Ayah pasien mengatakan pada saat pasien kelas 3 SMA, pasien


mulai mengalami penurunan prestasi dalam belajar.

Pasien jarang masuk ke sekolah, sering membolos tidak masuk ke


sekolah.

Pasien sering bertengkar dengan teman satu sekolahnya sampai


nyaris dikeluarkan dari sekolah.

Pasien tidak mempunyai ketakutan tertentu terhadap sesuatu, tidak


kuatir akan dihukum dan tidak merasa sekitpun salah.
4

Pasien tidak menggunakan obat obatan seperti pil BK , esstaccy


maupun obat obat terlarang.

Pasien merokok sejak SMP kelas I sebanyak dua bungkus rokok


dalam sehari karena ajakan temannya.

Pasien tidak mengkonsumi minuman berakohol seperti topi miring,


anggur cap orang tua.

Pasien tidak pernah merasa rendah diri dan tidak mengalami


persoalan berat.

e. Riwayat Psikoseksual:
Pasien mengatakan mulai jatuh cinta pada saat berumur 15 tahun

dengan teman pasien semasa SMP.


Pasien juga pernah beberapa kali berganti pacar.
Pasien mengatakan tidak pernah berhubungan seksual sebelum

menikah.
Pasien menikah dengan pria yang dia sukai selama ini, diusia 20
tahun.

f. Latar Belakang Agama

Pasien beragama islam dan tidak taat beribadah

5. Masa dewasa
a. Riwayat Pekerjaan

Tahun 2006 Pasien bekerja sebagai buruh pabrik sablon sebagai


karyawan lepas selama 2 bulan, karena bangkrut pasien di PHK.

Tahun 2007 pasien bekerja sebagai karyawan kontrak di pabrik


garmen selama 2 minggu dan kontrak tidak diperpanjang.

b. Aktivitas sosial

Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki banyak teman, jarang


dapat berteman dengan baik. Menurut keluarga pasien tidak mudah
5

bergaul dengan orang lain karena pengetahuan pasien sempit


sehingga susah untuk berbaur.
c. Kehidupan Seksual masa dewasa
Pasien belum pernah berhubungan seks sebelum menikah.
Pasien menikah pada usia 20 tahun (tahun 1992) dengan seorang
pria berumur 25 tahun. Mereka bertemu saat pasien bekerja saling
jatuh cinta kemudian menikah. Pasien dan suami sering bertengkar.
Suami pasien orang yang kasar karena suka memukul pasien

semenjak pacaran.
Pasien belum mempunyai anak.

d. Riwayat kemiliteran
Pasien tidak mempunyai riwayat pendidikan militer.
E. Riwayat Keluarga
Terdapat keluarga yang memiliki keluhan seperti pasien yaitu paman pasien.
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Sejak lahir pasien diasuh oleh ibu
dan ayahnya. Pasien setelah menikah hidup terpisah dari kedua orangtuanya.

Pohon Keluarga:

F. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal bersama suami dan 3 orang anaknya dirumah kontrakan.
Dengan lingkungan rumah yang padat, satu sama lain rumah saling berdekatan.
Sumber pendapatan berasal dari suami bekerja sebagai karyawan koperasi dan
tukang tambal ban. Penghasilan sehari hari digunakan untuk mencukupi
kehidupan sehari hari .Pasien dan anak perempuannya hidup dalam keadaan
ekonomi yang cukup.
G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya Dan Kehidupan
7

1. impiaan:
Pasien ingin bercita cita ingin menjadi orang yang sukses.
2. Fantasi:
Pasien bisa pulang dan suami bertobat.
3. Sistem nilai:
Merasa senang karena ada anak yang menemani pasien di rumah.
4. Dorongan kehendak:
Pasien merasa malas untuk mencari pekerjaan lagi.
Pasien hanya mau membantu pekerjaan rumah anak perempuannya
seperti mengisi bak air, memasak atau mencuci pakaian.
5. Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuat
bahagia atau senang:
Pasien merasa tergangu dengan bisikan dan kemampuan pasien membaca
isi pikiran orang lain. Pasien senang jika bisa berkumpul dengan suami dan
anak-anaknya.

II. STATUS MENTAL


Dilakukan pada tanggal 23 juli 2014 di ruang cempaka RSJSH pada pukul 10.00
WIB
A. Deskripsi Umum
1.

Kesadaran
Compos Mentis

3. Penampilan Umum

Pasien seorang wanita berumur 41 tahun, berperawakan pendek, kulit


sawo matang, rambut berwarna hitam panjang sepinggang.
8

Pasien memakai kaos berwarna merah coklat dan celana pendek warna
coklat.

Pasien memakai sendal jepit berwarna orange

Kebersihan dan kerapihan diri baik.

3. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Sebelum wawancara, pasien sedang duduk di bangku ruang cempaka.

Selama wawancara, pasien duduk, menjawab pertanyaan dengan baik,


intonasi jelas, volume suara sedang. Kontak mata dengan pewawancara
cukup.

Selama wawancara pasien kooperatif dalam menjawab pertanyaan,


dan banyak tersenyum.

Setelah wawancara, pasien duduk kembali di bangku ruangan


cempaka.

4. Pembicaraan

Pasien menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan artikulasi


yang jelas.

5. Sikap Terhadap Pemeriksa

: kooperatif.

B. Alam Perasaan
1. Afek

: terbatas

2. Mood

: Disforik

3. Keserasian

: serasi antara emosi dan isi pembicaraan.

4. Empati

: dapat diraba rasakan

C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan :
Taraf Pendidikan

: Tamat SMA
9

Pengetahuan Umum

: Baik
(pasien dapat menyebutkan nama presiden
indonesia saat ini)

Kecerdasan

: Baik
(pasien mampu mengikuti gambar yang
memberikan dan menjumlahkan angka angka)

2. Daya konsentrasi
:
Baik ( pasien dapat mengurangi 100 dengan 7 secara berurut ).
3. Orientasi :
Daya Orientasi Waktu

: Baik
(pasien dapat menyebutkan sekarang
siang

atau

malam

dan

dapat

menyebutkan bulan dan tahun)


Daya Orientasi Tempat

: Baik
(pasien mengetahui dirinya berada di
Rumah Sakit)

Daya Orientasi Personal

: Baik
(pasien

mengetahui

siapa

yang

memeriksanya).
4.Daya ingat:
Daya Ingat Jangka Panjang

: Baik
(masih ingat tempat pasien bersekolah
waktu SD dimana )

Daya Ingat Jangka Pendek

: Baik
(pasien ingat sarapan dengan lauk pauk
apa saja)

Daya Ingat Sesaat

: Baik
10

(pasien mampu mengingat nama


pemeriksa setelah beberapa menit)
5. Pikiran Abstrak

: Baik
(Saat wawancara pasien tahu persamaan
antara bola dengan jeruk)

6.Kemampuan Menolong Diri

: baik

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi

: Halusinasi auditorik (Berupa suara- suara yang berkata kotor

seperti pelacur dan lain-lain, tetapi pasien tidak tahu kata-kata tersebut
ditujukan kepada siapa.)
Ilusi

: Tidak ada

2. Depersonalisasi

: Tidak ada

Derealisasi

: Tidak ada

E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas

: kurang
Pasien tidak spontan bicara dan ketika
menjawab pertanyaan yang diberikan

Kontinuitas Pikiran

: koheren

Hendaya Berbahasa

: Tidak ada.
Pasien tidak menggunakan bahasa yang tidak
dimengerti/kata kata baru yang hanya pasien
11

mengerti (neologisme) atau pasien mengunakan


bahasa secara lazim sesuai dengan tata bahasa.
2. Isi Pikir
Preokupasi
Waham

: Tidak ada
: Riwayat waham kejar ( pasien merasa ada
setan yang mengikuti pasien

F. Pengendalian Impuls

:Kurang
selama wawancara pasien sering pergi untuk
membuang ludah.

G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial
Baik (ketika diberi pertanyaan mengenai apakah marah-marah pada orang tua
itu baik atau tidak, pasien menjawab hal tersebut tidak baik).
2. Uji daya nilai
Baik (pasien mengatakan bahwa apabila ditengah jalan pasien melihat dompet
pasien akan mengembalikan kepada pemiliknya.)
3. Penilaian realita
Terganggu, karena terdapat halusinasi auditorik dan adanya waham kejar.
H. Tilikan

: Derajat I
Pasien

tidak

menyadari

kalau

pasien

mengalami ganguan jiwa.


I. Taraf Dapat Dipercaya

: Dapat dipercaya

12

IV. STATUS FISIK


Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 23 Juli 2014.
Jam 10.00 wib
A. Status Internus
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Frekuensi napas
Frekuensi nadi
Suhu
Status gizi
Kulit
Kepala

: Baik
: Kompos mentis
: 120/80 mmHg
: 22x/menit
: 86 x/menit
: afebris
: Kesan gizi cukup(normal)
BB 152 cm BB =42 kg: IMT = 18,2
: sawo matang
: Tidak ada deformitas

Rambut
Mata
THT
Gigi dan mulut
Leher
Jantung
Paru
Abdomen
Ekstremitas

: Hitam, panjang, bergelombang.


: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Pembesaran KGB (-)
: Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
: Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/: Buncit, supel, bising usus normal, hepatomegali (-)
: Akral hangat, edema (-)

B. Status Neurologis
GCS

: 15 (E4,V5,M6)

Kaku kuduk

: (-)

Pupil

: Bulat, isokor

Kesan parase nervus kranialis

: (-)

Motorik

: Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme


(-), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan
keseimbangan dan koordinasi

Sensorik

: Tidak ada gangguan sensibilitas


13

Reflex fisiologis

: Normal

Reflex patologis

: (-)

Gejala ekstrapiramidal

: (-)

Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal


Stabilitas postur tubuh

: Normal

Tremor di kedua tangan

: (-)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Pasien adalah seorang perempuan berusia 41 tahun dirawat di RSJ dr. soeharto
Heerdjan dengan keluhan marah-marah dan mengamuk dirumah, jalan-jalan siang
dan malam disekitar rumah, Tidak mau tidur didalam rumah sejak 1 bulan SMRS.
Sudah 1 bulan pasien sering merasa marah tanpa sebab yang jelas, gampang
tersinggung, sulit tidur. Pasien telah 3 bulan SMRS pasien tidak minum obat.
Halusinasi auditorik(+),Waham dikendalikan (+).
Pasien pernah dibawa ke psikiater di RS umum bekasi karena keluhan yang sama
bulan mei 2014.
Pada status mental ditemukan :
- Penampilan
Pasien berumur 41 tahun, berpenampilan fisik sesuai dengan usianya. ,Rambut hitam
panjang, warna kulit sawo matang, kebersihan dan perawatan baik.
- Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan pemeriksadengan baik. Pasien menjawab
pertanyaan dengan intonasi jelas, volume suara terdengar jelas .Pasien menjawab
pertanyaan namun kadang terdengar jawaban pasien tidak berhubungan atau aneh.
( asosiasi longgar). Pemeriksa masih dapat menangkap maksud dari pembicaraan
pasien. Kontak mata dengan pewawancara cukup baik.
Selama wawancara terlihat gerakan pasien yang menggerakan jari jari tangannya
seperti menghitung uang dan pasien menggoyang-goyangkan kakinya. (stereotipik)
14

- Kesadaran Compos mentis


- Gangguan alam perasaan berupa
Afek

: terbatas

Mood

: Euthym

Keserasian

: serasi antara emosi dan isi pembicaraan

- Gangguan Alam pikiran berupa:


- Gangguan isi pikir :

Waham dikendalikan

Preokupasi : tidak ada

- Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik berupa komentar dan perintah


- Gangguan Alam Perbuatan (-)
Pengendalian impuls baik
- Daya Nilai Realita : Terganggu
- Tilikan
: Derajat I
- Taraf dapat dipercaya
: Dapat dipercaya
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis Aksis I : skizofrenia tipe paranoid
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak memiliki riwayat
cedera kepala, riwayat tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang
dapat secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak.
Oleh karena itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Pada pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif, Sehingga
diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif
(F10-19) dapat disingkirkan.
Diagnosis lebih diberatkan pada F20.0 skizofrenia paranoid.
15

Digolongkan dalam :
Gangguan psikosis karena ada hendaya berat dalam menilai realitas yang
ditandai dengan:

Waham: waham kejar pasien yakin kalau ada yang ingin dibunuh
Halusinasi: Halusinasi auditorik berupa komentar mengenai kegiatan
yang dilakukan oleh pasien serta suara yang menyuruh pasien untuk

memukul orang lain.


Perilaku terdisorganisasi: marah-marah, sulit tidur, tidak mau mandi,

berkeliaran diluar rumah.


Gejala Negatif : afek terbatas, kesulitan dalam pemikiran abstrak,
kurangnya spontanitas dan arus pikir percakapan, perilaku yang
steriotipik.

Psikosis fungsional oleh karena:


Tidak ada penurunan kesadaran neurologik.
Tidak ada fungsi organik spesifik yang dinilai memiliki hubungan etiologi
dengan gangguan tersebut

Diagnosis aksis II : ganguan kepribadian dissosial


Pada pasien ditemukan gangguan kepribadian dissosial F60.2 karena pada
saat pasien ditemukan gejala:

Pasien jarang masuk ke sekolah, sering membolos tidak masuk ke


sekolah.

Pasien sering bertengkar dengan teman satu sekolahnya sampai


nyaris dikeluarkan dari sekolah. Namun pasien tak pernah merasa
takut dan jera dengan perbuatannya karena pasien merasa dirinya
tidak bersalah.

16

Pasien tidak mempunyai ketakutan tertentu terhadap sesuatu, tidak


kuatir akan dihukum dan tidak merasa sekitpun salah.

Pasien tidak terlalu dekat dengan saudara kandungannya dan tidak


bisa berteman lama dengan orang,

Pasien selalu berganti ganti teman. Baik di sekolah maupun di


lingkungan sekitar jarang mempunyai sahabat atau teman dekat..

Pasien mudah untuk marah, dan mudah untuk pasien memukul


orang lain yang membuat dia marah atau emosi.

Diagnosis aksis III


Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi
medik yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan tak
ada diagnosis pada aksis III.
Diagnosis aksis IV

Ditemukan factor pencetus atau stressor berupa masalah kepergiaan istrinya


dengan lelaki lain. Meninggalkan pasien dengan anak perempuannya.

Diagnosis aksis V
Skala GAF :
GAF HLPY

: 7O
( beberapa gejala ringan dan menetap dengan,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
masih baik)

Fungsi Pekerjaan

:pasien bekerja membantu pekerjaan rumah.

Fungsi sosial/keluarga

:pasien dapat bekomunikasi dan berinteraksi


dengan keluarga dan lingkungan
17

Fungsi perawatan diri

: pasien masih dapat merawat dirinya sendiri.

GAF Current

: 58
(Gejala sedang moderat, disabilitas sedang)

Fungsi pekerjaan
Fungsi sosial/keluarga

: pasien saat ini tidak bekerja.


: pasien mengalami gangguan dalam komunikasi
dengan keluarga dan lingkungan sekitarnya.

Fungsi perawatan diri

: pasien tidak dapat merawat dirinya sendiri.

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL


Aksis I

: Skizofrenia tipe paranoid

Aksis II

: Ganguan kepri badian dissosial

Aksis III

: Tidak ada diagnosis

Aksis IV

: Masalah kepergian istrinya dengan lelaki lain.

Aksis V

: GAF HLPY

: 7O

( beberapa gejala ringan dan menetap dengan, disabilitas ringan


dalam fungsi, secara umum masih baik)
GAF Current

: 58

(Gejala sedang moderat, disabilitas sedang)

VIII. DAFTAR PROBLEM


Organobiologis

: Tidak terdapat faktor herediter

Psikologis

: waham kejar
halusinasi auditorik berupa komentar dan perintah.

Sosiobudaya

: Hendaya dalam fungsi sosial

18

IX.PROGNOSIS
Ad vitam

: Bonam

Ad fungtionam

: Dubia ad bonam

Ad sanationam

: Dubia

A. Faktor yang memperingan :


o Tidak terdapat faktor herediter
o Diketahuinya faktor pencetus timbulnya gangguan
o Pasien pernah bekerja
B. Faktor yang memperberat :

Bukan serangan yang pertama


Terdapat gejala negatif
Berpisah dengan istri (Tidak terikat dalam perkawinan lagi)
Pasien tidak patuh minum obat Sering putus obat..

X. PENATALAKSANAAN

Psikofarmaka
Haloperidol

:
3x5 mg

Risperidone

2x2 mg

Clorpromazine

1x100 mg

Trihexsifenydil

3 x 2 mg

Psikoterapi :
Psikoterapi suportif:
Memberikan pasien kesempatan untuk menceritakan masalahnya dan
meyakinkan pasien bahwa ia sanggup menghadapi masalah yang ada.

19

Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan jangan
bosan untuk minum obat karna obat yang diberikan merupakan
pengontrol agar tidak timbulnya gejala atau bisa mengurangi gejala
yang dirasakan pasien.

Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidak


menimbulkan ketergantungan, justru sebagai pengontrol agar gejala
yang dialami pasien bisa terkontrol dan pasien bisa menjalani
kegiatan sehari hari seperti sebelum sakit.

Memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali


melakukan aktivitas

seperti sebelum sakit kalau gejala yang

dirasakan pasien bisa terkontrol.

Sosioterapi :
- Memberi saran kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan
pasien dan selalu memberi dukungan kepada pasien.
-

Mengikut sertakan pasien dalam kegiatan RSJSH agar dapat


berinteraksi dengan baik, dengan orang lain,

Menganjurkan pasien untuk lebih mendalami agama sesuai dengan


kepercayaannya

Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke Puskesmas


yang terdekat dan mengambil obat secara teratur

20

Anda mungkin juga menyukai