Anda di halaman 1dari 7

Definisi stroke

Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat
lokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit). Gejala-gejala ini
berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian
Epidemiologi
Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu di dunia dan kematian ketiga tersering di
negara maju, setelah penyakit jantung dan kanker, insidensi tahunan adalah 2 per 1000 populasi.
Duapertiga stroke terjadi di negara berkembang. pada masyarakat mayoritas mengalami stroke
iskemik yaitu sekitar 80 % dan 20% mengalami stroke hemoragik. Insiden stroke meningkat
seiring pertambahan usia.
Etiologi
Trombosis arteri (atau vena) pada SSP dapat disebabkan oleh satu atau lebih dari trias Virchow:
- Abnormalitas dinding pembuluh darah, umumnya penyakit degeratif, dapat juga
inflamasi (vaskulitis) atau trauma (diseksi).
- Abnormalitas darah, misalnya polisitemia,
- Gangguan aliran darah
Embolisme dapat merupakan komplikasi dari penyakit degeneratif arteri SSP, atau dapat juga
berasal dari jantung:
- Penyakit katup jantung,
- Fibrilasi atrium,
- Infark miokard yang baru terjadi
Penyebab tersering stroke adalah penyakit arterial, baik aterosklerosis pada pembuluh darah
besar (dengan tromboemboli) maupun penyakit pembuluh darah kecil (lipohialiosis).
Kemungkinan berkembangnya penyakit degeneratif arteri yang signifikan meningkat pada
beberapa faktor risiko vaskular :
1. Umur
2. Riwayat penyakit vaskular dalam keluarga
3. Hipertensi
4. Diabetes melitus
5. Merokok
6. Hiperkolesterolemia
7. Alkohol
8. Kontrasepsi oral
9. Fibrinogen plasma
Patofisiologi
Ketika arteri tersumbat secara akut oleh trombus atau embolus, maka area SSP yang diperdarahi
akan mengalami infark jika tidak ada perdarahan kolateral yang adekuat. Di sekitar zona nekrotik
sentral, terdapat penumbra iskemik yang tetap viabel untuk suatu waktu, artinya fungsinya
dapat pulih jika aliran darah baik kembali.
Iskemia SSP dapat disertai oleh pembengkakan karena dua alasan:
- Edema sitotoksik - akumulasi air pada sel-sel glia dan neuron yang rusak,
- Edema vasogenik akumulasi cairan ekstraselular akibat perombakan sawar darah-otak.
Edema otak dapat menyebabkan perburukan klinis yang berat beberapa hari setelah stroke
mayor, akibat peningkatan tekanan intrakranial dan kompresi struktur-struktur di sekitarnya.
Klasifikasi stroke
Dikenal bermacam-macam klasifikasi stroke. Semuanya berdasarkan atas gambaran klinik,
patologi anatomi, sistem pembuluh darah dan stadiumnya. Dasar klasifikasi yang berbeda-beda
ini perlu, sebab setiap jenis stroke mempunyai cara pengobatan, preventif dan prognosis yang
berbeda, walaupun patogenesisnya serupa.
Ada dua klasifikasi umum Stroke : iskemik dan hemoragik, stroke iskemik terjadi akibat
penyumbatan aliran darah arteri yang lama ke bagian otak. Stroke hemoragik terjadi akibat
perdarahan dalam otak.
Stroke iskemik
Penyumbatan arteri yang menyebabkan stroke iskemik akibat trombus (bekuan darah di arteri
serebril) atau embolis (bekuan darah yang berjalan ke otak dari tempat lain di tubuh).
Stroke Trombotik
Stroke trombotik terjadi akibat oklusi aliran darah, biasanya karena aterosklerosis berat.
Seringkali, individu mengalami satu atau lebih serangan iskemik sementara (transient ischemic
attac, TIA) sebelum stroke trombotik yang sebenarnya terjadi, TIA adalah gangguan fungsi otak
singkat yang reversibel akibat hipoksia serebral. TIA mungkin terjadi ketika pembuluh darah
aterosklerotik mengalami spasme, atau saat kebutuhan oksigen otak meningkat dan kebutuhan ini
tidak dapat dipenuhi karena aterosklerosis yang berat. Berdasarkan definisi, TIA berlangsung
kurang dari 24 jam. TIA yang sering terjadi menunjukkan kemungkinan terjadinya stroke
trombotik yang sebenarnya.
Stroke trombotik biasanya berkembang dalam periode 24 jam. Selama periode perkembangan
stroke, individu dikatakan mengalami stroke in evolution. Pada akhir periode tersebut, individu
dikatakan mengalami stroke lengkap (completed stroke).
Stroke embolik
Stroke embolik berkembang setelah oklusi arteri oleh embolus yang terbentuk di luar otak.
Sumber umum embolus yang menyebabkan stroke adalah jantung setelah infark miokardium
atau fibrilasi atrium, dan embolus yang merusak arteri karotis komunis atau aorta.
Stroke hemoragik
Stroke hemoragik terjadi apabila pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan iskemia
(penurunan aliran) dan hipoksia di sebelah hilir. Penyebab stroke hemoragik adalah hipertensi,
pecahnya aneurisma, atau malformasi arteriovenosa (hubungan yang abnormal). Hemoragi
dalam otak secara signifikan meningkatkan tekanan intrakranial, yang memburuk cedera otak
yang dihasilkannya. Perdarahan otak dibagi dua, yaitu :
a. Perdarahan intraserebral. Pecahnya pembuluh darah (mikroaneurisma) terutama karena
hipertensi mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang
menekan jaringan otak, dan menimbulkan edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi
cepat, dapat mengakibatkan kematian mendadak karena herniasi otak. Perdarahan
intraserebral yang disebabkan karena hipertensi, sering dijumpai di daerah putamen,
talamus, pons, dan serebelum.
b. Perdarahan subaraknoid. Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau
AVM. Aneurisma yang pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi dan
cabang-cabangnya yang terdapat di luar parenkim otak. Pecahnya arteri dan keluarnya ke
ruang subaraknoid menyebabkan TIK meningkat mendadak, meregannya srtuktur peka
nyeri, dan vasospasme pembuluh darah serebral yang pembuluh darah serebral yang
berakibat disfungsi otak global (sakit kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal
(hemiparese, gangguan hemi sensorik, afasia, dan lain-lain).
Pecahnya arteri dan keluarnya darah ke ruang subaraknoid mengakbiatkan terjadinya
peningkatan TIK yang mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehingga timbul
nyeri kepala hebat. Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangannya
selaput otak lainnya. Peningkatan TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan
subhialoid pada retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan subaraknoid dapat
mengakibatkan vasospasme pembuluh darah serebral. vasospasme ini dapat
mengakibatkan disfungsi otak global (sakit kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal
(hemiparese, gangguan hemisensorik, afasia, dan lain-lain).
Klasifikasi modifikasi Marshall :
Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya :
1. Stroke iskemik
a. Transient ischemic attack (TIA)
b. Trombosis serebri
c. Emboli serebri
2. Stroke hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subaraknoid
Berdasarkan stadium/pertimbangan waktu :
1. Transient Ischemic Attack (TIA)
Merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak dan menghilang dalam 30
menit sampai kurang 24 jam.
2. Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
Defisit neurologis membaik kurang dari 1 minggu.
3. Stroke-in-evolution
Perjalanan stroke berlangsung perlahan meskipun akut. Kondisi stroke di mana defisit
neurologisnya terus bertambah berat.
4. Completed stroke
Gangguan neurologis maksimal sejak awal serangan dengan sedikit perbaikan. Kondisi
stroke dimana defisit neruologisnya pada saat onset lebih berat, dan kemudiannya dapat
membaik/menetap.
Berdasarkan sistem pembuluh darah :
1. Sistem karotis
2. Sistem vertebro-basiler
Manifestasi klinis
- Gejala TIA dapat mencakup kebas sementara pada wajah atau ekstremitas, slurring of
word, kebingungan, pusing, dan perubahan atau gangguan penglihatan. Jika beberapa dari
gejala tersebut terjadi, individu harus segera mencari bantuan medis.
- Pada CVS, area otak yang mengalami iskemia menentukan gejala klinis yang terjadi,
aktivitas mental, emosi, bicara, penglihatan, atau gerakan dapat terpengaruh. Banyak
perubahan bersifat ireversibel, namun beberapa bersifat reversibel.
o Arteri serebri media (MCA)
Gejala-gejalanya antara lain hemiparese kontralateral, hipestesi kontralateral,
hemianopsia ipsilateral, agnosia, afasia, dan disfagia. Karena MCA memperdarahi
motorik ekstremitas atas maka kelemahan tungkai atas dan wajah biasanya lebih
berat daripada tungkai bawah.
o Arteri serebri anterior
Umumnya menyerang lobus frontalis sehingga menyebabkan gangguan bicara,
timbulnya refleks primitive (grasping dan sucking reflex), penurunan tingkat
kesadaran, kelemahan kontralateral (tungkai bawah lebih berat dari pada tungkai
atas), defisit sensorik kontralateral, demensia, dan inkontinensia uri.
(4,8)

o Arteri serebri posterior
Menimbulkan gejalah seperti hemianopsia homonymous kontralateral, kebutaan
kortikal, agnosia visual, penurunan tingkat kesadaran, hemiparese kontralateral,
gangguan memori.
o Arteri vertebrobasiler (sirkulasi posterior)
Umumnya sulit dideteksi karena menyebabkan deficit nervus kranialis, serebellar,
batang otak yang luas. Gejalah yang timbul antara lain vertigo, nistagmus,
diplopia, sinkop, ataksia, peningkatan refleks tendon, tanda Babynski bilateral,
tanda serebellar, disfagia, disatria, dan rasa tebal pada wajah. Tanda khas pada
stroke jenis ini adalah temuan klinis yang saling berseberangan (defisit nervus
kranialis ipsilateral dan deficit motorik kontralateral).
o Arteri karotis interna (sirkulasi anterior)
Gejala yang ada umumnya unilateral. Lokasi lesi yang paling sering adalah
bifurkasio arteri karotis komunis menjadi arteri karotis interna dan eksterna.
Adapun cabang-cabang dari arteri karotis interna adalah arteri oftalmika
(manifestasinya adalah buta satu mata yang episodik biasa disebut amaurosis
fugaks), komunikans posterior, karoidea anterior, serebri anterior dan media
sehingga gejala pada oklusi arteri serebri anterior dan media pun dapat timbul.
o Lakunar stroke
Lakunar stroke timbul akibat adanya oklusi pada arteri perforans kecil di daerah
subkortikal profunda otak. Diameter infark biasanya 2-20 mm. Gejala yang timbul
adalah hemiparese motorik saja, sensorik saja, atau ataksia. Stroke jenis ini
biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit pembuluh darah kecil seperti
diabetes dan hipertensi.
Diagnosis
Penegakan diagnosis stroke iskemik maupun hemoragik berdasarkan pada hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, juga dengan bantuan skor stroke: skor stroke
Siriraj, skor Gadjah Mada
Tabel 1. Skor Stroke Siriraj
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3 x
penanda ateroma) -12
Dimana:
Derajat kesadaran : 0 = kompos mentis; 1 = somnolen; 2 =
sopor/koma
Muntah : 0 = tidak ada; 1 = ada
Nyeri kepala : 0 = tidak ada; 1 = ada
Ateroma : 0 = tidak ada; 1 = salah satu atau lebih
(diabetes, angina, penyakit pembuluh darah)
Hasil:
Skor > 1 : perdarahan supratantorial
Skor < 1 : infark serebri

Tabel 2. Skor Stroke Gadjah Mada
Penurunan Kesadaran Nyeri Kepala Babinski Jenis Stroke
+ + + Perdarahan
+ - - Perdarahan
- + - Perdarahan
- - + Iskemik
- - - Iskemik

Pemeriksaan penunjang
1. CT-Scan

Anda mungkin juga menyukai