Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar- benarnya taqwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan beriman (QS. Ali imron : 102)
BIRO ASISTENSI AGAMA ISLAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
LEMBAR MUTABAAH AMAL HARIAN PEKAN I LIBURAN Amalan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Sholat Wajib Sholat Rowatib Sholat Dhuha Qiyamul Lail Puasa Sunnah Infaq
PEKAN II LIBURAN Amalan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Sholat Wajib Sholat Rowatib Sholat Dhuha Qiyamul Lail Puasa Sunnah Infaq
PEKAN III LIBURAN Amalan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Sholat Wajib Sholat Rowatib Sholat Dhuha Qiyamul Lail Puasa Sunnah Infaq
PEKAN IV LIBURAN Amalan Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Sholat Wajib Sholat Rowatib Sholat Dhuha Qiyamul Lail Puasa Sunnah Infaq
PEKAN I LIBURAN
BIRRUL WALIDAIN (Berbuat baik pada orang tua)
WAKTU
..// 2011
TILLAWAH
Qs.Luqman 14-15 Qs.Al Isra 23-24
TAUSYAH Sepeninggal Sulaiman bin Abdul Malik, khalifah ketujuh Bani Umayyah, rakyat membaiat Umar bin Abdul Aziz menjadi penerus dinasti yang dibangun oleh Mua'wiyah bin Abu Sufyan. Sebelum menjadi khalifah, Umar pernah menjabat Gubernur Madinah. Beliau mempunyai beberapa orang anak, di antaranya Abdul Malik bin Umar. Dia masih muda tetapi ketaqwaan dan kezuhudannya selalu menghiasi lembaran hidupnya. Alkisah, ketika Umar sampai di rumah, sepulang mengurusi jenazah Sulaiman, datanglah Abdul Malik menghampirinya. Ia bertanya, Wahai amirul mukminin, gerangan apakah yang membaringkan Anda di siang bolong ini? Umar bin Abdul Aziz sempat kaget, tatkala putranya memanggilnya dengan Amirul Mukminin, bukan dengan panggilan ayah. Ini mengisyaratkan putranya ingin mempertanyakan tanggung jawab ayahnya sebagai pemimpin negara, bukan tanggung jawab sebagai kepala keluarga. Aku letih dan butuh istirahat, jawab sang ayah. Pantaskah Anda beristirahat padahal banyak rakyat yang tertindas? Wahai anakku, semalam suntuk aku menjaga pamanmu. Nanti, setelah shalat Zhuhur aku akan mengembalikan hak-hak orang yang teraniaya. Wahai amirul mukminin, siapakah yang menjamin Anda hidup sampai Zhuhur, jika Allah mentaqdirkanmu mati sekarang? Mendengar ucapan sang anak, Umar tambah terperanjat. Beliau memerintahkan anaknya mendekat, maka diciumlah pemuda itu sambil berkata Segala puji bagi Allah yang telah memberiku seorang anak yang telah membantuku menegakkan agama. Selanjutnya beliau perintah juru bicaranya mengumumkan kepada seluruh rakyat. Barang siapa yang merasa dianiaya, hendaknya mengadukan nasibnya kepada khalifah. Itulah salah satu cuplikan kehidupan Abdul Malik, seorang pemuda yang shaleh dan bertanggung jawab. Meskipun Allah memberinya usia relatif singkat, kurang dari dua puluh tahun, namun hidupnya diwarnai oleh ketaqwaan, ibadah dan amar ma'ruf nahi mungkar. Dia tidak segan menegur ayahnya saat dilihatnya lalai dalam menjalankan amanah. Dia tidak sungkan menasihati ayahnya agar selalu teguh pada hukum Allah dalam setiap gerak serta langkahnya. Dia tahu semua itu adalah kewajiban yang harus disampaikan dan bentuk implementasi birul walidain (bakti kepada ibu bapak). Birul walidain adalah hak setiap orang tua. Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu bapaknya (QS 29:8). Ia tidak hanya berupa taat, patuh atau turut kepada kehendak orang tua, sebagaimana dipahami oleh sebagian orang. Namun ia lebih dari itu. Birul walidain adalah nasihat anak kepada orang tua manakala mereka sedang meniti jalan dosa. Allah bercerita tentang nabi-Nya Ibrahim AS yang menasihati ayahnya ketika sang ayah menyembah berhala, Wahai ayahku, janganlah kamu menyembah syetan. Sesungguhnya syetan itu durhaka kepada Allah Yang Maha Pemurah. Wahai ayahku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Allah,maka kamu menjadi kawan bagi syetan (QS. 19:144-145) Mungkin masih banyak diantara kita yang orang tuanya masih terperangkap dalam dosa. Sayangnya banyak pula diantara orang-orang muda yang bergelut dalam da'wah membiarkan orang tuanya tersesat. Padahal mereka lebih berhak dida'wahkan ketimbang orang lain. Birul walidain juga menuntut mu'asyarah bil ma'ruf (bergaul dengan baik) kepada orang tua. Allah berpesan, Dan bergaullah kepada kedua nya di dunia dengan baik (QS 31:15). Dalam sejarah dakwah, banyak sekali kita temukan tokoh-tokoh simpatik yang melegendakan karena baktinya kepada kedua orang tua. Saad bin Abi Waqqas, sebagai contoh, meskipun ibunya musyrik dan mengancam mogok makan jika anaknya tidak mau kembali ke agama semula, beliau tetap menghormati ibunya dan memperlakukannya dengan baik. Bukan sesuatu yang terpuji, jika seseorang muslim, apalagi da'iyah, yang tidak menghormati dan menghargai orang tuanya. Hanya karena beda visi dalam memandang Islam, orang tua divonis kafir atau musyrik. Banyak sekali contoh kesenjangan yang sebetulnya tidak akan terjadi jika anak mampu menempatkan permasalahan secara wajar. Sebagai contoh kasus pernikahan atau walimah. Banyak orang tua tidak setuju pemisahan antara undangan pria dan wanita. Itu terjadi karena selama ini tradisi yang ada membenarkan dicampurnya undangan laki-laki dan wanita pada satu ruangan. Apatah lagi tradisi tersebut dilegalisir oleh sebagian orang yang dianggap berilmu dan shalih. Kalau saja hubungan sang anak dengan orang tuanya baik, tentunya dia akan mendapatkan kemudahan dalam menghidupkan salah satu sunah Rasulullah SAW, tanpa harus timbul konflik berkepanjangan. Kita yakin semua orang tua menginginkan anak yang shalih dan bakti seperti Abdul Malik bin Umar. Kita semua tidak pernah mendambakan anak durhaka. Namun yang menjadi pertanyaan, Apakah kita sudah berbakti kepada orang tua sehingga mengharap keturunan yang baik? Bukankah ada pepatah, Bagaimana mungkin bayangan akan lurus jika tongkatnya bengkok? Dan bagaimana mungkin pula anak akan berbakti jika orang tuanya durhaka. Ingat pesan Rasulullah saw, Berbaktilah kepada kedua orang tua kalian, niscaya akan berbakti pula anak-anak kalian (HR. Thabrani). Sebagai orang yang sedang meniti jalan dakwah, kita dituntut berlaku bijaksana dalam menghadapi berbagai keganjilan yang ada pada orang tua. Jika mereka belum mau shalat, menutup aurat, dan belum siap menghidupkan sunah Rasulullah saw, kewajiban kita hanya mengingatkan mereka dan tidak ada hak untuk memaksakan kehendak. Kalau saja Sa'ad bin Abi Waqqas, Asma binti Abu Bakar diperintahkan untuk berbuat baik kepada ibu mereka yang musyrik, apalagi kita yang mempunyai orang tua yang muslim, tentu mereka lebih berhak untuk dihormati dan dihargai. Kemungkaran dan kebatilan yang dilegalisir sekarang ini, adalah hasil dari upaya musuh-musuh Islam yang prosesnya sudah berjalan lama. Dan untuk mengembalikannya kepada Al-Haq tentunya butuh waktu lama. Itulah yang disampaikan Umar bin Abdul Aziz kepada anaknya ketika sang anak bertanya kenapa kemungkaran yang ada tidak dicegah secepatnya. Kata Umar, Hai anakku, umat telah melepaskan ikatan Islam sedikit demi sedikit. Jika aku hapuskan dalam sehari saja, aku khawatir umat akan memberontak dan darah tertumpah. Demi Allah hancurnya dunia lebih ringan bagiku dari pada tertumpahnya setitik darah karena diriku . Allahu alam bi showwab. Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua dan Pahalanya 1. Merupakan amal yang paling utama Sesungguhnya kebaikan yang paling utama adalah seseorang memelihara hubungan baik dengan orang tuanya (HR.Muslim). 2. Ridha Allah bergantung pada ridho orang tua Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a., bahwa rasulullah SAW. Bersabda: Ridho Allah bergantung pada ridho orang tua dan murka Allah bergantung pada murka orang tua (HR.Bukhari). 3. Akan diluaskan rizki dan dipanjangkan umur Barangsiapa yang ingin dilapangkan rizkinya dan ingin dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturrohimnya (HR.Bukhari no.5985)
Bentuk-bentuk Bakti Kepada Orang Tua 1. Bergaul bersama keduanya dengan cara yang baik 2. Berkata pada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut 3. Tawadhu (rendah hati) dan tidak sombong dihadapan orang tua 4. Mendoakan kedua orang tua 5. Mentaati perintah orang tua selam tidak bertentangan dengan syariat dan aqidah.
Bentuk Bakti Kepada Orang Tua yang Telah Meninggal Dunia 1. Mendoakan kedua orang tua dan memohonkan ampun bagi keduanya. 2. Memohon ampun kepada Allah (taubatan nasuha) bila kita pernah berbuat durhaka kepada keduanya diwaktu mereka masih hidup. 3. Membayarkan hutang-hutangnya. 4. Melaksanakan wasiatnya sesuai syariat. 5. Menyambung silaturrohiim kepada orang yang keduanya juga pernah menyambungnya. 6. Menyambung kebiasaan baik orang tua semasa hidup misalnya sholat berjamaah dimasjid, infaq, shodaqoh dll.
Semoga dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai Islam ini, Allah SWT senantiasa melimpahkan Ridho-Nya dalam setiap langkah kita. Amin
PEKAN II LIBURAN
KETIKA IBLIS BERBICARA
WAKTU ..// 2011
TILLAWAH QS. Al Hijr : 27-44
TAUSYAH Iblis Terpaksa Bertamu Kepada Rasulullah SAW (dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas)
Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari luar rumah: Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku. Rasulullah bersabda: Tahukah kalian siapa yang memanggil? Kami menjawab: Allah dan rasulNya yang lebih tahu. Beliau melanjutkan, Itu Iblis, laknat Allah bersamanya. Umar bin Khattab berkata: Izinkan aku membunuhnya wahai Rasulullah. Nabi menahannya: Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik. Ibnu Abbas RA berkata: Pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi. Iblis berkata: Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin Rasulullah SAW lalu menjawab: Salam hanya milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa keperluanmu? Iblis menjawab: Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa. Siapa yang memaksamu? Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku dan berkata: Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin. Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.
1. Orang Yang Dibenci Iblis Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci? Iblis segera menjawab: Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku benci. Siapa selanjutnya? Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT. lalu siapa lagi? Orang Aliim dan wara (Loyal) Lalu siapa lagi? Orang yang selalu bersuci. Siapa lagi? Seorang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain. Apa tanda kesabarannya? Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang -orang yang sabar. Selanjutnya apa? Orang kaya yang bersyukur. Apa tanda kesyukurannya? Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya. Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu? Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam. Umar bin Khattab? Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur. Usman bin Affan? Aku malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya. Ali bin Abi Thalib? Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu. (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadapAllahSWT)
2. Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat? Aku merasa panas dingin dan gemetar. Kenapa? Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat. Jika seorang umatku berpuasa? Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka. Jika ia berhaji? Aku seperti orang gila. Jika ia membaca al-Quran? Aku merasa meleleh laksana timah diatas api. Jika ia bersedekah? Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji. Mengapa bisa begitu? Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya. Apa yang dapat mematahkan pinggangmu? Suara kuda perang di jalan Allah. Apa yang dapat melelehkan tubuhmu? Taubat orang yang bertaubat. Apa yang dapat membakar hatimu? Istighfar di waktu siang dan malam. Apa yang dapat mencoreng wajahmu? Sedekah yang diam diam. Apa yang dapat menusuk matamu? Shalat fajar. Apa yang dapat memukul kepalamu? Shalat berjamaah. Apa yang paling mengganggumu? Majelis para ulama. Bagaimana cara makanmu? Dengan tangan kiri dan jariku. Dimanakah kau menaungi anak anakmu di musim panas? Di bawah kuku manusia.
3. Manusia Yang Menjadi Teman Iblis Nabi lalu bertanya : Siapa temanmu wahai Iblis? Pemakan riba. Siapa sahabatmu? Pezina. Siapa teman tidurmu? Pemabuk. Siapa tamumu? Pencuri. Siapa utusanmu? Tukang sihir. Apa yang membuatmu gembira? Bersumpah dengan cerai. Siapa kekasihmu? Orang yang meninggalkan shalat jumaat Siapa manusia yang paling membahagiakanmu? Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja.
4. Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang Ikhlas Rasulullah SAW lalu bersabda : Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu. Iblis segera menimpali: Tidak,tidak.. tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas. Siapa orang yang ikhlas menurutmu? Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.
5. Iblis Dibantu oleh 70.000 Anak-Anaknya Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki 70.000 syaithan. Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk menggangu anak anak muda, sebagian untuk menganggu orang -orang tua, sebagian untuk menggangu wanta wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid. Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjamaah. Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di mata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya terhapus. Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus. Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya. Syaithan juga berkata, keluarkan tanganmu, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi kukunya. Mereka, anak anakku selalu meyusup dan berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka. Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa. Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.
6. Cara Iblis Menggoda Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku? Akulah mahluk pertama yang berdusta. Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku. Tahukah kau Muhammad? Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah bahwa aku benar benar menasihatinya. Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gossip) dan Namimah (Adu domba) kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku. Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi semua anak anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, CERAI. Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya kemukanya. Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya lihat kiri dan kananmu, iapun menoleh. pada saat iatu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku katakan shalatmu tidak sah Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras. Jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya sebelum imam. Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai. Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika mnguap, syaithan akan masuk ke dalamdirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. Dan iapun semakin taat padaku. Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku memerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat. Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan. Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan menjadikanku debu. Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari islam? 10 Hal Permintaan Iblis kepada Allah SWT Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu? 10 macam Apa saja? Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman, Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan. (QS Al-Isra :64) Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari makanan haram dan yang bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah. Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan. Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal. Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku. Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku. Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku. Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman tidurku. Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku. Allah berfirman, Orang -orang boros adalah saudara saudara syaithan. (QS Al-Isra : 27). Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia. Allah menjawab, silahkan, dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat. Iblis berkata : Wahai muhammad, aku tak bisa menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan menggoda. Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun!!! Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah ditentukan sengsara. Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya. Rasulullah SAW lalu membaca ayat : Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT (QS Hud :118 - 119), juga membaca, Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku (QS Al-Ahzab : 38) Iblis lalu berkata: Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.
Masyaallah, sungguh laknat Iblis itu, dia benar-benar memiliki berbagai cara bahkan ribuan untuk menggoda manusia. Sebagai manusia yang ingin bisa bahagia di akhirat nantinya, maka kita perlu memahami dan mengerti tentang siapa itu Iblis. Seperti dalam cerita tadi, seseorang yang telah benar-benar selama 70 tahun saja bisa terkena rayuan Iblis, bagaimana dengan kita??? Yang mungkin amal yang kita miliki masih belum ada apa-apanya di mata Allah... Untuk itu, marilah di sisa waktu yang kita yang tak pasti sekarang ini lebih menikmati amal kita dengan segala daya upaya yang kita miliki agar tak selalu termakan rayuan Iblis...
PEKAN III LIBURAN
PRIBADI MUSLIM BERPRESTASI
WAKTU
..// 2011
TILLAWAH QS. Ali Imran : 110
TAUSYAH Sekiranya kita hendak berbicara tentang Islam dan kemuliaannya, ternyata tidaklah cukup hanya berbicara mengenai ibadah ritual belaka. Tidaklah cukup hanya berbicara seputar shaum, shalat, zakat, dan haji. Begitupun jikalau kita berbicara tentang peninggalan Rasulullah SAW, maka tidak cukup hanya mengingat indahnya senyum beliau, tidak hanya sekedar mengenang keramah- tamahan dan kelemah-lembutan tutur katanya, tetapi harus kita lengkapi pula dengan bentuk pribadi lain dari Rasulullah, yaitu : beliau adalah orang yang sangat menyukai dan mencintai prestasi! Hampir setiap perbuatan yang dilakukan Rasulullah SAW selalu terjaga mutunya. Begitu mempesona kualitasnya. Shalat beliau adalah shalat yang bermutu tinggi, shalat yang prestatif, khusyuk namanya. Amal-amal beliau merupakan amal-amal yang terpelihara kualitasnya, bermutu tinggi, ikhlas namanya. Demikian juga keberaniannya, tafakurnya, dan aneka kiprah hidup keseharian lainnya. Seluruhnya senantiasa dijaga untuk suatu mutu yang tertinggi. Ya, beliau adalah pribadi yang sangat menjaga prestasi dan mempertahankan kualitas terbaik dari apa yang sanggup dilakukannya. Tidak heran kalau Allah Azza wa Jalla menegaskan, "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah ..." (QS. Al Ahzab [33] : 21) Kalau ada yang bertanya, mengapa sekarang umat Islam belum ditakdirkan unggul dalam kaitan kedudukannya sebagai khalifah di muka bumi ini? Seandainya kita mau jujur dan sudi merenung, mungkin ada hal yang tertinggal di dalam menyuritauladani pribadi Nabi SAW. Yakni, kita belum terbiasa dengan kata prestasi. Kita masih terasa asing dengan kata kualitas. Dan kita pun kerapkali terperangah manakala mendengar kata unggul. Padahal, itu merupakan bagian yang sangat penting dari peninggalan Rasulullah SAW yang diwariskan untuk umatnya hingga akhir zaman. Akibat tidak terbiasa dengan istilah-istilah tersebut, kita pun jadinya tidak lagi merasa bersalah andaikata tidak tergolong menjadi orang yang berprestasi. Kita tidak merasa kecewa ketika tidak bisa memberikan yang terbaik dari apa yang bisa kita lakukan. Lihat saja shalat dan shaum kita, yang merupakan amalan yang paling pokok dalam menjalankan syariat Islam. Kita jarang merasa kecewa andaikata shalat kita tidak khusyuk. Kita jarang merasa kecewa manakala bacaan kita kurang indah dan mengena. Kita pun jarang kecewa sekiranya shaum Ramadhan kita berlalu tanpa kita evaluasi mutunya. Kita memang banyak melakukan hal-hal yang ada dalam aturan agama tetapi kadang-kadang tidak tergerak untuk meningkatkan mutunya atau minimal kecewa dengan mutu yang tidak baik. Tentu saja tidak semua dari kita yang memiliki kebiasaan kurang baik semacam ini. Akan tetapi, kalau berani jujur, mungkin kita termasuk salah satu diantara yang jarang mementingkan kualitas. Padahal, adalah sudah merupakan sunnatullah bahwa yang mendapatkan predikat terbaik hanyalah orang-orang yang paling berkualitas dalam sisi dan segi apa yang Allah takdirkan ada dalam episode kehidupan dunia ini. Baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi, Allah Azza wa Jalla selalu mementingkan penilaian terbaik dari mutu yang bisa dilakukan. Misalnya saja shalat, "Qadaflahal muminuun. Alladziina hum fii shalaatihim" (QS. Al Muminuun [23] : 1-2). Amat sangat berbahagia serta beruntung bagi orang yang khusyuk dalam shalatnya. Artinya, shalat yang terpelihara mutunya, yang dilakukan oleh orang yang benar-benar menjaga kualitas shalatnya. Sebaliknya, "Fawailullilmushalliin. Alladziina human shalatihim saahuun" (QS. Al Maauun [107] : 4-5). Kecelakaanlah bagi orang- orang yang lalai dalam shalatnya! Amal baru diterima kalau benar-benar bermutu tinggi ikhlasnya. Allah Azza wa Jalla berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh, kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat serta menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus" (QS. Al Bayyinah [98] : 5). Allah pun tidak memerintahkan kita, kecuali menyempurnakan amal-amal ini semata-mata karena Allah. Ada riya sedikit saja, pahala amalan kita pun tidak akan diterima oleh Allah Azza wa Jalla. Ini dalam urusan ukhrawi. Demikian juga dalam urusan duniawi produk-produk yang unggul selalu lebih mendapat tempat di masyarakat. Lebih mendapatkan kedudukan dan penghargaan sesuai dengan tingkat keunggulannya. Para pemuda yang unggul juga bisa bermamfaat lebih banyak daripada orang-orang yang tidak memelihara dan meningkatkan mutu keunggulannya. Pendek kata, siapapun yang ingin memahami Islam secara lebih cocok dengan apa-apa yang telah dicontohkan Rasul, maka bagian yang harus menjadi pedoman hidup adalah bahwa kita harus tetap tergolong menjadi orang yang menikmati perbuatan dan karya terbaik, yang paling berkulitas. Prestasi dan keunggulan adalah bagian yang harus menjadi lekat menyatu dalam perilaku kita sehari-hari. Kita harus menikmati karya terbaik kita, ibadah terbaik kita, serta amalan terbaik yang harus kita tingkatkan. Tubuh memberikan karya terbaik sesuai dengan syariat dunia sementara hati memberikan keikhlasan terbaik sesuai dengan syariat agama. Insya Allah, di dunia kita akan memperoleh tempat terbaik dan di akhirat pun mudah-mudahan mendapatkan tempat dan balasan terbaik pula. Tubuh seratus persen bersimbah peluh berkuah keringat dalam memberikan upaya terbaik, otak seratus persen digunakan untuk mengatur strategi yang paling jitu dan paling mutakhir, dan hati pun seratus persen memberikan tawakal serta ikhlas terbaik, maka kita pun akan puas menjalani hidup yang singkat ini dengan perbuatan yang Insya Allah tertinggi dan bermutu. Inilah justru yang dikhendaki oleh Al Islam, yang telah dicontohkan Rasulullah SAW yang mulia, para sahabatnya yang terhormat, dan orang-orang shaleh sesudahnya. Oleh sebab itu, bangkitlah dan jangan ditunda-tunda lagi untuk menjadi seorang pribadi muslim yang berprestasi, yang unggul dalam potensi yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada setiap diri hamba-hambanya. Kitalah sebenarnya yang paling berhak menjadi manusia terbaik, yang mampu menggenggam dunia ini, daripada mereka yang ingkar, tidak mengakui bahwa segala potensi dan kesuksesan itu adalah anugerah dan karunia Allah SWT, Zat Maha Pencipta dan Maha Penguasa atas jagat raya alam semesta dan segala isinya ini! Ingat, wahai hamba-hamba Allah, "Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang maruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah ... (QS.Ali Imron :110).
PEKAN IV LIBURAN
AGAR ESOK TAK LAGI KELAM
WAKTU
..// 2011
TILLAWAH QS. Ar Rad: 11
TAUSYAH Memang tak mudah menata masa depan. Seperti juga tidak gampang menyikapi masa lalu. Segalanya perlu keseriusan. Harus ada kehendak yang kokoh, kemauan yang bertenaga, untuk bertindak dan bersikap sebijak mungkin. Langkah berikut insya Allah bisa sedikit kerangka bagaimana seharusnya kita menyambung kebaikan masa lalu dengan kebaikan masa depan. Atau menghapus keburukan hari kemarin dengan kebaikan kebaikan hari ini dan juga hari kemudian: YAKINI SEGALA SESUATU TERJADI ATAS IZIN ALLAH SWT Hidup ini pemberian. Bahkan segala yang melengkapi dan menopangnya juga pemberian. Allah sajalah yang Maha Pencipta. Apa yang kita terima dari beragam warna hidup ini, adalah tanda-tanda kekuasan Allah semata. Tugas kita hanya berusaha sebaik mungkin. Berusahalah mengejar apa-apa yang bermanfaat untuk dirimu. Janganlah engkau bersikap lemah. Bila engkau ditimpa sesuatu, janganlah engkau berkata seandainya aku berbuat begini atau begitu, tetapi katakan segalanya adalah telah Allah tentukan. Apa yang Ia kehendaki pasti Ia lakukan. Karena sesungguhnya kata-kata seandainya itu bisa membuka pintu syetan. (HR Ibnu Majah) PERBANYAK ISTIHGFAR Seluruh hidup kita mestinya kita hiasi dengan istighfar. Terlalu sedikit karya dan amal yang telah kita kumpulkan. Tidak ada hari lewat, kecuali pasti celah-celah keburukan. Bilapun kita telah merasa berbuat banyak kebaikan, tetap saja kita harus memohon ampunan. Setidaknya untuk perasaan telah berbuat banyak kebaikan itu sendiri. Istighfar juga bermanfaat sebagai pencerah hati sehingga bisa melangkah ke depan lebih baik. Maka Aku katakan kepada mereka, mohonlah ampun kepada Tuhan kalian, Sesungguhnya Dia Maha Pengampun (QS Nuh : 10) MANFAATKAN KESEMPATAN SEKECIL APAPUN UNTUK BERBUAT BAIK Sekecil apapun kesempatan untuk berbuat baik harus kita lakukan. Melakukan hal-hal yang bermanfaat dan membuang jauh apa yang tidak berguna. Selagi umur masih ada, selagi waktu masih tersedia. Seringkali kesempatan tidak datang untuk yang kedua kali. Kita harus ingat sebesar apa yang telah kita kumpulkan di dunia, sebesar itu pula apa yang akan kita bawa ke hadapan Allah SWT. BUATLAH RENCANA YANG BAIK Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan berrtakwalah kepada Allah. Sesunguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al Hasyr : 18) SELALU BERDOA KEPADA ALLAH Doa adalah kekuatan, bahkan intinya. Usaha dan ikhtiar kita takada artinya tanpa doa. Doa merupakan sandaran bagi tegak berdirinya kita. Bagi lempeng lurus langkah kita. Doa juga merupakan penyambung harapan-harapan kita kepada Allah SWT, sampai akhir hayat kita. Yang tidak pernah berdoa kepada Allah berarti tidak pernah berharap kepada-Nya. Dan yang tidak pernah berharap kepada-Nya, Allah pun tidak berharap kepada orang itu. Takut dosa dan senntiasa berharap kepada Allah sesungguhnya inti dari segala dasar kehidupan. Dengan takut dosa kita akan mendekat kepada Allah. Dengan berharap kepada Allah kita pun akan mendekat kepada-Nya. Kini, tinggal bagaimana kita berjuang secara sungguh-sunguh. Untuk menatap hari esok yang lebih menjanjikan. Sebagian dari warna masa depan itu, kembali kepada pilihan- pilihan kita hari ini. (dikutip dari majalah Tarbawi edisi 36 th. 3)