Di Amerika persyaratan akan pelaporan segmen usaha bermula tahun 1964 ketika ada kebutuhan olehSEC agar perusahaan publik melaporkan usahanya pada setiap segmen operasi. Tahun 1967, APBmengeluarkan Statement No.2 mengenai A Disclosure of Supplemental Financial Information by Diversified Companies Pernyataan ini sifatnya bukan suatu keharusan namun disarankan.
2. LINGKUP STANDAR PELAPORAN SEGMEN
Standar pelaporan segmen pertama kali ditetapkan dalam (FASB Statement No.14) yang berlaku untuk seluruh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap menurut prinsip akuntansi yang berlakuumum. Pernyataan ini kemudian diubah dengan FASB Statement No.21 yang mengecualikan berlakunyaFASB Statement No.14 bagi perusahaan non publik. Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur malalui PSAK No.5 : menjelaskan pelaporaninformasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan, khususnya yang beroperasi dalam industridan wilayah yang berbeda. Dalam pelaporan informasi keuangan menurut segmen, perusahaan menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan menunjuk-kan komposisi masing-masing wilayah geografis yang dilaporkan.Informasi segmen harus mengungkap : 1.penjualan atau pendapatan operasi lain-nya, dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan daripelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain. 2. hasil segmen 3. aktiva segmen yang digunakan 4. dasar penetapan harga antar segmen
3. IDENTIFIKASI TANGGUNG JAWAB PELAPORAN SEGMEN Dalam Statement No.14, suatu perusahaan dapat mengungkapkan salah satu informasi berikut ini: - Operasi pada berbagai industry - Operasi domestik dan luar negeri - Penjualan ekspor - Konsumen yang utama
Tanggung jawab pelaporan perusahaan pada setiap ke empat aspek di atas ditentukan melalui pengujiankhusus untuk itu.
Operasi pada Industri yang Berbeda Untuk menentukan apakah informasi mengenai operasi pada industri yang berbeda harus dilaporkan,perusahaan harus mengidentifikasi segmen industrinya. Segmen industry didefinisikan sebagaisuatu komponen dari suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan produk atau jasa atau suatu group produk yang saling terkait atau jasa yang utamanya kepada konsumen yang tidak terafiliasi untuk memperoleh laba. Segmen industri diidentifikasi melalui analisis produk dan jasa dimana perusahaan memperolehpendapatan utamanya dan mengelompok-kan produk dan jasa ini ke 2
dalam segmen industri tertentu.Umumnya, titik awal untuk menentukan segmen industri perusahaan adalah untuk mengidentifikasi pusatlaba dimana informasi mengenai pendapatan dan profitabilitas dikumpulkan untuk tujuan perencanaandan pengendalian internal.Suatu segmen industri pelaporan adalah suatu segmen industri atau group segmen industri yang sangatterkait dimana informasi yang demikian perlu dilaporka. Segmen industri ditetapkan sebagai segmenyang perlu pelaporan jika memenuhi uji pendapatan 10 % ( 10 percent revenue test), atau uji aktiva 10 %( 10 % asset test ), atau uji laba usaha 10 % ( 10 percent operatigprfit test) untuk setiap tahun-nyadimana laporan keuangan tahuanan disusun. Ketiga cara pengujian ini diperlihatkan padaPeraga 15-1, yang mengikhtisarkan pengujian atas pengungkapan yang diperlukan dalam keempat area pelaporan.
Uji pendapatan 10 % Suatu segmen industri merupakan segmen pelaporan jika pendapatan-nya adalah 10 % atau lebih daripendapatan gabungan dari seluruh segmen industri.Pendapatan mencakup : - penjualan - transfer antar segmen .- bunga, termasuk bunga atas piutang dagang antar segmen, dimasukkan dalam pendapatan jikaaktiva dimana bunga tersebut diperoleh dimasuk-kan dalam aktiva yang dapatdiidentifikasisuatu segmen. Akan tetapi bunga yang timbul dari pinjaman dan uang muka antar segmen tidak dimasukkan dalam pendapatan kecuali untuk bunga dari suatu segmen yang operasiutamanya dalam bidang keuangan.
Uji aktiva 10 % Suatu segmen industri merupakan segmen pelaporan jika aktiva yang dapat diidentifikasi adalah 10 %atau lebih dari gabungan aktiva yang dapat diidentifikasi seluruh segmen industri.Aktiva yang dapat diidentifikasi suatu segmen industri terdiri dari : 1 Aktiva berwujud dan tidak berwujud suatu segmen. 2Aktiva yang digunakan oleh lebih dari satu segmen industri dialokasikan pada segmen- segmentersebut dengan basis yang masuk akal. 3Goodwill dari suatu investasi perusahaan pada suatu segmen dimasukkan dalam aktivayang dapat diidentifikasi segmen tersebut. 4 aktiva yang dipelihara untuk tujuan umum perusahaan (dengan kata lain, aktiva tida digunakanoleh suatu segmen industri tertentu seperti gedung kantor pusat atau surat-surat berharga) danuang muka dan pinjaman antar segmen tidak dimasukkan dalam perhitungan. (akan tetapipinjaman dan uang muka antar segmen dimasukkan dalam aktiva yang dapat diidentifikasi suatusegmen yang operasinya dibidang keuangan). 5 Penilaian aktiva atas penyusutan, piutang tak tertagih, surat-surat berharga, dan seterusnyadiperhitungkan untuk tujuan ini.
Uji laba Usaha 10 % Suatu segmen industri merupakan suatu segmen pelaporan jika jumlah absolut laba usaha atau rugiusaha adalah 10 % atau lebih jumlah yang lebih besar, dalam jumlah absolut, atas: 1.Gabungan laba usaha seluruh segmen industri yang tidak mencakup rugi usaha, atau 2.Gabungan rugi usaha seluruh segmen industri. 3.Laba usaha mencakup beban-beban yang berhubungan dengan transfer atau penjualan antarsegmen dan beban dialokasikan antar segmen dengan basis yang masuk akal. 3
4.Pendapatan yang diperoleh kantor pusat yang bukan segmen operasi, beban umum perusahaan,beban bunga (kecuali segmen yang operasinya di bidang keuangan), pajak penghasilan domestik,dan luar negeri, pos-pos luar biasa, hak kepemilikan minoritas, dan efek kumulatif perubahanakuntansi dikeluarkan dari perhitungan laba usaha. 5.Beban dan pendapatan bunga antar segmen dari suatu segmen industri yang operasinya di bidangkeuangan dimasukkan dalam perhitungan laba usaha
Ilustrasi Uji 10 % untuk Segmen Industri Pelaporan PT Paku Buwono memiliki empat segmen industri dimana data pendapatan, aktiva, dan pendapatanuntuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007.
Uji pendapatan Uji pendapatan 10 % ditetapkan dengan menentukan jumlah pendapatan setiap segmen industri dandengan membandingkan-nya dengan 10 % dari gabungan pendapatan seluruh segmen industri.Pengukian ini diilustrasikan pada PT Paku Buwono sebagai berikut (dalam 000): Pendapatan Segmen Industri Uji nilai (10%xRp420.000) Apakah Segmen Pelaporan Memenuhi Uji Pendapatan? Makanan Rp 150.000 Rp 42.000 Ya Kertas 170.000 42.000 Ya Tembaga 40.000 < 42.000 Tidak Keuangan 60.000 42.000 Ya Jumlah Rp 420.000 Segmen makanan, kertas, dan keuangan merupakan segmen pelaporan menurut uji pendapatan .
Uji aktiva Uji aktiva 10 % melibatkan perbandingan antara jumlah total aktiva yang dapat diidentifikasi seluruhsegmen industri dengan 10 % dari gabungan aktiva yang dapat diidentifikasi seluruh segmen industri.Anggaplah seluruh aktiva PT Paku Buwono digunakan untuk masing- masing segmen industri danbukan untuk tujuan umum perusahaan. FASB Statement No.14 menyebutkan bahwa uang muka danpinjaman antar segmen hanya dapat dimasuk-kan dalam aktiva yang dapat diidentifikasi suatusegmen keuangan. Dengan demikian, Rp.50.000.000 pinjaman kepada Segmen Tembaga (lihatPeraga 15-2) tidak dimasuk-kan dalam perhitungan aktiva yang dapat diidentifikasi Segmen Kertas.Perhitungan untuk PT Paku Buwono adalah sebagai berikut (dalam 000) : Aktiva yang Dapat Diidentifikasi Segmen Industri Uji Nilai (10%xRp1.010.000) Apakah Segmen Pelaporan Memenuhi Uji Aktiva? Makanan Rp. 200.000 Rp. 101.000 Ya Kertas 250.000 101.000 Ya Tembaga 60.000 < 101.000 Tidak Keuangan 500.000 101.000 Ya Rp. 1.010.000
Segmen Makanan, Kertas, dan Keuangan ketiganya memenuhi uji aktiva 10 % sebagai segmenindustri pelaporan.
4
Uji Laba Usaha Dalam menerapkan uji laba usaha untuk menentukan segmen pelaporan, jumlah absolute masing-masing laba usaha atau rugi usaha dibandingkan dengan 10 % dari yang terbesar antara laba usahagabungan seluruh segman usaha yang merugi. Pengujian untuk PT Paku Buwono diilustrasikandibawah ini : Laba Usaha Segmen Industri Rugi Usaha Segmen Industri Uji Nilai (10%xRp130.000) Apakah Segmen Pelaporan Memenuhi Uji Laba Usaha? Makanan Rp 25.000 Rp 13.000 Ya Kertas 55.000 13.000 Ya Tembaga Rp 20.000 < 13.000 Ya Keuangan 50.000 13.000 Ya Rp 130.000 Rp 20.000 Seluruh segmen PT Paku Buwono merupakan segmen pelaporan menurut ujilaba usaha 10 %
Penilaian Ulang Segmen Pelaporan Segmen industry yang memenuhi satu atau lebih uji 10% masih harus dievaluasi kembali sebelum penentuan akhir sebagai segmen pelaporan dibuat. Suatu segmen yang hanya memenuhi satu pengujian di tahun mendatang, tidak perlu dipertimbangkan sebagai segmen pelaporan. Selan itu, segmen pelaporan harus menyajikan suatu bagiab substansional dari total operasi perusahaan. Jika pendapatan gabungan dari penjualan kepada pihak tidak terafiliasi suatu segmen industry adalah kurang dari 75% dari gabungan pendapatan dari penjualan kepada pihak tidak terafiliasiseluruh segmen industry, maka tambahan segmen harus diidentifikasi sebagai segmen pelaporan untuk mencapai total sampai 75%. Serupa dengan itu, jika jumlah segemen pelaporan adalah lebih dari 10% , maka mungkin bagi perusahaan untuk menggabungkan segmen industry yang saling terkait menjadi satu segmen yang lebih besar sebagai segmen pelaporan. Pengujian 75% untuk penentuan akhir suatu segmen pelaporan dapat diilustrasika pada contoh PT Paku Buwono dengan menganggap bahwa Segmen Tembaga bukan merupakan segmen pelaporan menurut salah satu uji 10%. Dengan asumsi ini, pengujian 75% harys diterapkan untuk memastikan bahwa segmen makanan, kertas, dan keuangan telah memperhitungkan bagian yang substansial dari total operasi seluruh perusahaan. Pengujian diterapkan sebagai berikut (dalam 000): Gabungan Pendapatan dari Pihak tidak Terafiliasi pada Segmen Industri Pelaporan Gabungan Pendapatan dari Pihak tidak Terafiliasi pada Seluruh segmen Industri Pelaporan Makanan Rp 140.000 Rp 140.000 Kertas 170.000 170.000 Tembaga 40.000 Keuangan 50.000 50.000 total Rp 360.000 Rp 400.000
Karena Rp360.000.000 lebih besar daripada 75% dari Rp400.000.000, tidak ada tambahan segmen industry yang harus diidentifikasi sebagi segmen pelaporan.
Segmen Industri Dominan Jika pendapatan satu segmen tunggal, aktiva yang dapat diidentifikasi, dan laba usaha atau rugi usaha masing-masing melebihi 90% dari total gabungan seluruh segmen induetri, segmen tersebut dipertimbangkan sebagai segmen industry yang dominan, dan pengungkapan informasi 5
segmen diharuskan. Kadang-kadang dalam laporan keuangan tahunan perusahaan public diungkapkan informasi bahwa perusahaan beroperasi terutama pada satu lini bisnis tercermin misalnya dari penjualan produk tetentu sebesar 90% total penjualan konsolidasi. Meskipun perusahaan tersebut tidak diwajibkan untuk mengungkapkan informasi segmen industry, namun informasi wilayah geografi diungkapkan.
Operasi Domistik dan Luar Negeri Operasi luar negeri adalah operasi penghasil-pendapatan yang berlokasi di luar negeri tempat kantorpusat perusahaan berada dan yang menghasilkan pendapatan dari penjualan kepada pihak-pihak yangtidak terafiliasi atau penjualan atau transfer antar perusahaan antar wilayah geografi (penjualan atautransfer antar wilayah). Operasi domestik adalah operasi penghasil pendapatan dari perusahaan yang berlokasi di negaratempat kantor pusat berada yang menghasilkan pendapatan dari penjualan kepada pihak- pihak yangtidak terafiliasi atau dari penjualan atau transfer antar wilayah.Wilayah geografi luar negeri adalah negara-negara atau kelompok negara yang ditetapkan olehperusahaan berdasarkan kondisi tertentu.Suatu perusahaan diharuskan untuk mengungkapkan informasi mengenai operasi domestic dan luarnegari dalam laporan keuangan jika: 1.Pendapatan yang dihasilkan oleh operasi luar negeri dari penjualan kepada pihak-pihak yangtidak terafiliasi adalah 10 % atau lebih dari pendapatan konsolidasi seperti disajikan dalamlaporan laba rugi perusahaan, atau 2.Aktiva yang dapat diidentifikasi suatu operasi luar negeri adalah 10 % atau lebih dari konsolidasiaktiva seperti disajikan dalam neraca perusahaan.
Jika operasi luar negeri dilakukan pada lebih dari satu wilayah geografi, informasi tersebut harusdilaporkan terpisah untuk setiap operasi di wilayah geografi yang memenuhi baik uji pendapatan atau ujiaktiva.Penerapan dari pengujian berdasarkan ikhtisar data untuk PT Amin Amintas diilustrasikan sbb.:
PT AMIN AMINTASAKHTISAR DATA DALAM JUTAAN RUPIAH PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 (DALAM000)
Domestic Inggris Jerman Perancis Jepang Konsolidasi Pendapatan Penjualan kepada pihak tdk terafiliasi Rp 920 Rp 100 Rp 160 Rp 140 Rp 180 Rp 1.500 Transfer antar wilayah geografi (penjualan antarwilayah kepada pihak terafiliasi) 80 10 50 20 40 Rp 1.000 Rp 110 Rp 210 Rp 160 Rp 220 Rp 1.500 Aktiva Aktiva yang dpt diidentifikasi Rp 1.100 Rp 110 Rp 150 Rp 140 Rp 200 Rp 1.700 Investasi pada anak- anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi 100 100 6
Aktiva kantor pusat 50 50 Rp 1.250 Rp 110 Rp 150 Rp 140 Rp 200 Rp 1.850
PT AminAmintas diharuskan untuk mengungkapkan informasi mengenai operasi domestic dan luar negerinya.Pengujian aktiva juga dipenuhi, karena aktiva yang dapat diidentifikasi Rp.600.000.000 dari operasi luarnegeri lebih besar daripada 10 % dari konsolidasi aktiva yang dapat diidentifikasi PT Amin Amintas Selain dari kewajiban untuk melaporkan informasi mengenai operasi domestik dan luar negeri, operasipada setiap wilayah geografi di luar negeri juga harus diuji untuk menentukan apakah suatupengungkapan terpisah diharuskan.Pengujian ini diilustrasikan sebagai berikut (dalam 000) :
UJI PENDAPATAN Wilayah Pendapatan dari Pihak tidak Terafiliasi 10% dari Pendapatan Konslidasi Apakah Pengungkapan Terpisah untuk Wilayah Geografi Diharuskan? Inggris Rp 160.000 < Rp 150.000 Tidak Jermans 160.000 150.000 Ya Perancis 140.000 < 150.000 Tidak Jepang 180.000 150.000 Ya
UJI AKTIVA Wilayah Aktiva yang Dapat Diidentifikasi 10% dari Aktiva Konsolidasi Apakah Pengungkapan Terpisah untuk Wilayah Geografi Diharuskan Inggris Rp 110.000 < Rp 185.000 Tidak Jermans 150.000 < 185.000 Tidak Perancis 140.000 < 185.000 Tidak Jepang 200.000 185.000 Ya
Karena operasi luar negeri di Jerman dan Jepang memenuhi paling tidak satu pengujian, pengungkapanterpisah diharuskan untuk operasi tersebut. Operasi di Inggris dan Perancis dapat digabungkan sebagai operasi dalam wilayah luar negeri lain
4. PENGUNGKAPAN YANG DIHARUSKAN UNTUK OPERASI PADA BERBAGAI INDUSTRI Pengungkapan yang diharuskan untuk operasi di bebagai industri didasarkan pada identifikasi segmen industri pelaporan. Sekali segmen pelaporan telah ditentukan, seluruh segmen industri lain digabung dalam satu segmen industri lain untuk tujan pelaporan. Pengungkapan yang diharuskan harus dibuat untuk setiap tahun dimana laporan keuangan disajikan. Informasi yang harus dimasukkan dalam segmen pelaporan dan segmen industri lain secara agregat dapat diikhtisarkan sebagai berikut : Pendapatan 1. Jumlah pendapatan dari pihak-pihak yang tidak terafiliasi 2. Jumlah pendapatan dari pihak-pihak yang terafiliasi 7
3. Rekonsiliasi antara jumlah pendapatan dari seluruh segmen pelaporan dengan pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan 4. Basis akuntansi untuk penjualan dan transfer antarsegmen, termasuk di dalamnya dampak suatu perubahan dalam basis laba usaha atau rugi usaha segmen Aktiva 1. Jumlah terbawa agregat dari aktiva yang dapat diidentifikasi 2. Rekonsiliasi antara aktiva yang dapat diidentifikasi dari seluruh segmen pelaporan dan segmen industry lain dengan total aktiva konsolidasi. Aktiva kantor pusat diidentifikasi secara terpisah dalam rekonsiliasi Profitabilitas 1. Jumlah laba usaha atau rugi usaha 2. Sifat dan jumlah pos-pos yang tidak umum atau jarang terjadi untuk setiap segmen pelaporan dan segmen industry lain. 3. Rekonsiliasi antara laba usaha atau rugi usaha dari seluruh segmen pelaporan dan segmen industry lain dengan laba operasi sebelum pajak seperti dicerminkan dalam laporan laba rugi konsolidasi. Beban-beban kantor pusat diungkapkan secara terpisah. (rekonsiliasi adalah untuk laba sebelum pajak sebelum keuntungan atau kerugian non operasi,pos-pos luar biasa, dan efek kumulatif perubahan dalam prinsip akuntansi. 4. Efek dari laba usaha atau rugi usaha segmen pelaporan atas suatu eprubahan dalam mengalokasikan beban-beban usaha dala setiap segmen. 5. Efek dari laba usaha setiap segmen pelaporan atas suatu eprubahan dalam prinsip akuntansi. Pengungkapan-Pengungkapan Lain 1. Jumlah agregat depresiaasi, deplesi, dan beban amortisasi untuk setiap segmen pelaporan. 2. Jumlah pengeluaran modal untuk setiap segmen industry pelaporan 3. Jumlah investasi pada dan pendapatan dari anak-anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi dan ekuitas investi lain yang operasinya terintegrasi vertical dengan operasi dari segmen industry pelaporan. 4. Wilayah geografis dimana suatu investi dipertanggung jawabkan dengan metode ekuitas yang terintegrasi secara vertical beroperasi. 5. Produk atau jasa dari setiap segmen industry pelaporan dan kebijakan akuntansi yang berhubungan dengan informasi segmen yang tidak diungkapkan dalam laporan keuangan. Penyajian Kembali Secara Retroaktif atas Informasi Segmen yang Diharuskan 1. Perubahan dalam cara pengelompokkan produk atau jasa perusahaan 2. Perubahan dalam prinsip akuntansi yang memerlukan penyajian kembali laporan keuangan tahun sebelumnya (misalnya dari metode penyatuan kepemilikan) Informasi yang harus diungkapkan dapat disajikan dalam batang tubuh laporan keuangan, dalam bentuk catatan kaki atas laporan keuangan, atau dalam daftar terpisah yang dimasukkan sebagai bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi mengenai segmen industri pelaporan dan seluruh segmen industri pelaporan dan seluruh segmen industri lain secara agregat harus direkonsiliasi dengan jumlah terkait yang tampak dalam laporan keuangan perusahaan. Pendapatan direkonsiliasi dengan pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, dan laba usaha atau rugi usaha direkonsiliasi dengan laba operasi sebelum pajak dalam laporan laba 8
rugi konsolidasi. Aktiva yang dapat diidentifikasikan derekonsiliasi dengan total aktiva konsolidasi, dengan identifikasi secara terpisah dengan aktiva kantor pusat. Suatu contoh dari kewajiban pelaporan segmen yang mendasar dengan pengungkapan dalam daftar terpisah disajikan pada peraga 15-3 untuk PT Kardinal di Indonesia. Untuk memudahkan penyajian secara komparatif informasi segmen tahun 19X7 dan 19X6 dan untuk merekonsiliasi informasi semacam ini, dibuatkan suatu daftar. Peraga 15-3 memperlthatkan ikhtisar data segmen untuk dua tahun. Namun demikian, perusahaan yang tunduk pada ketetntuan Bapepam diharuskan memasukkan informasi segmen untuk paling tidak tiga tahun dalam laporan keuangan tahunannya pemegang saham
CATATAN PT. CARDINAL UNTUK PENYUSUNAN KONSOLIDASI 19X2 Bahan Alat Rumah Industri Eliminasi Konsolidasi Bangunan Tangga Lain Penjualan Penjualan kepada konsumen tak terafiliasi Rp 420.000 Rp 180.000 Rp 100.000 Rp 700.000 Penjualan antar segmen Rp 40.000 Rp 35.000 Rp 25.000 Rp (100.000) Total Penjualan Rp 460.000 Rp 215.000 Rp 125.000 Rp (100.000) Rp 700.000 Laba Laba Operasi Rp 72.000 Rp 40.000 Rp 28.000
Rp 140.000 Laba dari investasi saham Rp 20.000 Beban korporasi Rp (12.000) Beban Bunga Rp (38.000) Laba sebelum pajak Rp 110.000 Aktiva corporate* Aktiva teridentifikasi Rp 500.000 Rp 250.000 Rp 110.000 Rp 190.000 Rp 1.050.000 Pengeluaran modal Rp 50.000 Rp 40.000 Rp 10.000 Rp 10.000 Rp 110.000 Depresiasi dan Amortisasi Rp 30.000 Rp 35.000 Rp 8.000 Rp 2.000 Rp 75.000
19X2 Bahan Alat Rumah Industri Eliminasi Konsolidasi Bangunan Tangga Lain Penjualan Penjualan kepada konsumen tak terafiliasi Rp 410.000 Rp 170.000 Rp 80.000 Rp 660.000 Penjualan antar segmen Rp 35.000 Rp 30.000 Rp 25.000 Rp (90.000) Total Penjualan Rp 445.000 Rp 200.000 Rp 105.000 Rp (90.000) Rp 660.000 Laba Laba Operasi Rp 70.000 Rp 40.000 Rp 25.000
Rp 135.000 Laba dari investasi saham Rp 10.000 Beban korporasi Rp (10.000) Beban Bunga Rp (40.000) Laba sebelum pajak Rp 95.000 Aktiva corporate* Aktiva teridentifikasi Rp 480.000 Rp 245.000 Rp 100.000 Rp 175.000 Rp 1.000.000 Pengeluaran modal Rp 40.000 Rp 40.000 Rp 5.000 Rp 4.000 Rp 89.000 Depresiasi dan Amortisasi Rp 30.000 Rp 35.000 Rp 7.000 Rp 3.000 Rp 75.000
5. PENGUNGKAPAN UNTUK OPERASI DI BERBAGAI WILAYAH GEOGRAFI YANG BERBEDA Perusahaan harus melaporkan informasi mengenai operasi domestik dan luar negri berdasarkan pegujian pendapatan dan pengujian aktiva. Jika operasi luar negri dilakukan pada dua 9
atau lebih wilayah geografi yang berbeda, pengungkapan diperlukan untuk setiap wilayah geografi luar negri dimana pendapatan dari pihak-pihak yang tidak terafiliasi atau aktiva yang dapat diidentifikasikan adalah 10% atau lebih dari jumlah konsolidasinya. Informasi untuk seluruh wilayah geografi lainnya dilaporkan secara agregat. Pengungkapan untuk operasi domestik, setiap wilayah geografi luar negri yang memenuhi salah satu pengujian, dan seluruh wilayah geografi lainnya secara agregat adalah sebagai berikut : Pendapatan 1. Jumlah pendapatan dari konsumen yang tidak terafiliasi 2. Jumlah transfer dan penjualan antar wilayah 3. Rekonsiliasi pendapatan dari 1 dan 2 dengan pendapatan yang dicantumkan dalam laporan rugi laba secara kesuluruhan 4. Basis transfer dan penjualan antar wilayah termasuk pengaruh perubahan pemyusunan rugi laba operasional Aktiva 1. Total aktiva yang dapat diidentifikasi 2. Rekonsiliasi aktiva yang dapat diidentifikasi dengan total aktiva yang dilaporkan dalam neraca perusahaan secara keseluruhan Profitabilitas 1. Total laba atau rugi operasional (atau pengukuran lain untuk profitabilitas antara laba operasional dan laba bersih, tetapi pengukuran profitabilitas untuk setiap wilayah harus sama) 2. Rekonsiliasi laba atau rugi operasional terhadap laba sebelum pajak dari operasi seperti yang tercatat dalam laba rugi konsolidasi Pengungkapan Lain 1. Wilayah geografis yang tidak dapat diagregasikan 2. Perubahan pengelompokkan atas operasi asing ke dalam wilayah geografis tertentu dan pengaruhnya terhadap informasi wilayah geografi tertentu 3. Sifat dan pengaruh penyajian ulang informasi tahun sebelumnya yang diakibatkan dari penyesuaian tahun sebelumnya Pengungkapan tersebut tidak berkaitan dengan pengujian untuk pelaporan operasi domestik dan asing. Pengujian pendapatan berkaitan dengan pendapatan dari konsumen yang tidak terafiliasi meskipun pelaporan tersebut meliputi transaksi transfer dan penjualan antar wilayah. Selanjutnya, terdapat pengungkapan untuk laba operasional (pengukuran profitabilitas) tetapi tidak terdapat uji laba operasional untuk laporan perasi domestik dan asing. Informasi tentang operasi di berbagai wilayah geografi yang berbeda dapat ditampilkan dalam laporan keuangan dengan catatan penjelasan yang khusus yang dapat dimuat seluruhnya dalam footnote atau dalam lembar penjelasan yang lain. Peraga 15-5 menunjukkan penyajian operasi domestik dan asing dalam lembar yang berbeda dengan menggunakan data yang sama seperti dalam peraga 15-3 untuk operasi dalam industri yang berbeda-beda. Karena peraga 15-5 meeliputi rekonsiliasi yang berkaitan dnegan laporan konsolidasi, tidak diperlukan lagi rekonsiliasi jika laporan tersebut dibuat untuk pengungkapan operasi dalam industri yang berbeda.sebuah perusahaan mungkin beroperasi secara dominan dalam industri tertentu yang menyebabkan perusahaan tersebut harus melaporkan operasi untuk wilayah geografi yang berbeda dan bukan pengungkapan masing-masing industri. 10
Peraga berikut akan mengilustrasikan pengungkapan pokok operasi domestik dan asing pada perusahaan Krdinal, sebuah perusahaan fiktif Amerika Serikat yang pada periode sebelumnya telah mengungkap data-data keuangannya berbasis segmen industri. Peraga 15-5 menunjukkan pendapatan, laba operasi, dan aktiva yang tidak diagresasikan berdasarkan area geografis dan rekonsiliasi terhadap jumlah konsolidasi dengan periode dua tahun. Dasar penentuan harga transfer juga diungkap. CATATAN PERUSAHAAN KARDINAL UNTUK LAPORAN KONSOLIDASI
1992 Amerika Eropa Negara Eliminasi Konsolidasi Serikat Lain Penjualan Penjualan kepada konsumen tak terafiliasi Rp 350.000 Rp 275.000 Rp 75.000 Rp 700.000 Penjualan antar wilayah Rp 60.000 Rp 20.000 Rp 30.000 Rp (100.000) Total Penjualan Rp 410.000 Rp 295.000 Rp 105.000 Rp (100.000) Rp 700.000 Pendapatan Laba Operasi Rp 65.000 Rp 63.000 Rp 12.000 Rp 140.000 Pendapatan dari investasi Rp 20.000 Beban korporasi Rp (12.000) Beban Bunga Rp (38.000) Laba sebelum pajak Rp 110.000 Aktiva Aktiva teridentifikasi Rp 450.000 Rp 350.000 Rp 85.000 Rp 190.000 Rp 1.050.000 Pengeluaran modal Rp 60.000 Rp 25.000 Rp 15.000 Rp 10.000 Rp 110.000 Penyusutan dan Amortisasi Rp 40.000 Rp 25.000 Rp 8.000 Rp 2.000 Rp 75.000
1991 Amerika Eropa Negara Eliminasi Konsolidasi Serikat Lain Penjualan Penjualan kepada konsumen tak terafiliasi Rp 330.000 Rp 250.000 Rp 80.000 Rp 660.000 Penjualan antar wilayah Rp 40.000 Rp 30.000 Rp 10.000 Rp (80.000) Total Penjualan Rp 445.000 Rp 200.000 Rp 105.000 Rp (80.000) Rp 660.000 Pendapatan Laba Operasi Rp 70.000 Rp 55.000 Rp 105.000 Rp 135.000 Pendapatan dari investasi Rp 10.000 Beban korporasi Rp (10.000) Beban Bunga Rp (40.000) Laba sebelum pajak Rp 95.000 Aktiva Aktiva teridentifikasi Rp 425.000 Rp 320.000 Rp 80.000 Rp 175.000 Rp 1.000.000 Pengeluaran modal Rp 50.000 Rp 24.000 Rp 5.000 Rp 10.000 Rp 89.000 Penyusutan dan Amortisasi Rp 40.000 Rp 30.000 Rp 2.000 Rp 3.000 Rp 75.000
11
6. PENGUNGKAPAN EKSPOR Jika penjualan ekspor dari perusahaan induk di dalam negri kepada konsumen yang tidak terafiliasi di luar negri sebesar 10% atau lebih dari total pendapatan konsumen yang tidak terafiliasi sebagaimana dilaporkan dalam laporan laba rugi laba konsolidasi, maka jumlah penjualan ersebut harus dilaporkan dalam jumlah agregate dan berdasarkan wilayah geografis. Pengungkapan terpisah harus dibuat untuk setiap wilayah geografis yang memenuhi uji 10%. Pengungkapan ini tidak berkaitan dengan ketentuan sebelumnya untuk membuat laporan tentang operasi pada setiap industri dan operasi luar negeri. Informasi harus dijelaskan dalam mata uang fungsional induk perusahaan dan diungkap dalam laporan keuangan dengan menempatkan pada catatan kaki atau lembar penjelasan yang lain. Tergantung dari kondisi yang melingkupinya, catatan laporan keuangan seperti di bawah ini mencakupi untuk mengungkap penjualan ekspor :
Dari Rp 9.200.000 penjualan kepada konsumen tidak terafiliasi, sebesar Rp 1.800.000 merupakan penjualan ekspor terutama ke negara Jerman sebesar Rp 800.000 dan Jepang Rp 650.000