Anda di halaman 1dari 17

KASUS KECIL

SEORANG LAKI-LAKI 36 TAHUN DENGAN STRUMA DIFFUSA


TOKSIK, DIABETES MELLITUS TIPE 2, VESICOLITHIASIS, DAN
DYSPEPSIA ULCER








Oleh:
Imam Miraj Suprayoga G99131010
Dentiko Wasis Aulia G99131030
Angga Dwi Prasetyo G99131014
Brenda Ervistya Pertiwi G99131025

Residen


dr. Irma F
Pembimbing


Dr. Supriyanto Kartodarsono, Sp.PD
FINASIM
.

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
S U R A K A R T A
2013
2
DAFTAR MASALAH

No. Masalah Tegak Terkontrol Teratasi
1. Struma Diffusa Toksik 18 Agustus 2013
2. DM tipe 2 non obese 18 Agustus 2013 18 Agustus 2013
3. Vesicolithiasis 19 Agustus 2013 7 September 2013
4. ISK 18 Agustus 2013 19 Agustus 2013
5. Dyspepsia ulcer 19 Agustus 2013 9 September 2013
6. Hiponatremia 18 Agustus 2013 18 Agustus 2013
7. Hiperkalemia ringan 18 Agustus 2013 18 Agustus 2013
8.
Anemia normokromik
normositik
7 September 2013 18 Agustus 2013

3
STATUS PENDERITA

I. ANAMNESA
A. Identitas Penderita
Nama : Tn. Sp
Umur : 36 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Ketitang 2/6 Boyolali Jawa Tengah
No. RM : 01212423
Masuk RS : 18 Agustus 2013
Pemeriksaan : 11 September 2013

B. Keluhan Utama
benjolan di leher

C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Dr.Moewardi dengan keluhan benjolan di leher.
6 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan benjolan di
leher. Benjolan berada di leher bagian tengah, depan. Benjolan awalnya sebesar
biji jagung, kemudian semakin membesar sampai seukuran kira-kira sebesar
bola kelereng. Benjolan teraba kenyal, tidak nyeri saat ditekan, dan masih bisa
digerakkan dari jaringan sekitarnya. Perabaan dan warna benjolan masih sama
dengan sekitarnya. Pasien masih dapat menelan dan bernafas. Suara penderita
juga tidak terganggu, tidak sengau ataupun serak. Riwayat berdebar - debar,
mendadak capek, lebih suka dengan udara dingin, tangan bergerak dan mudah
berkeringat juga dirasakan pasien. Nafsu makan juga meningkat namun berat
badan turun 2 kg dalam seminggu. Pasien banyak minum tapi mudah merasa
haus. Pasien tidak merasakan sesak nafas ataupun nyeri dada.
Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah hilang timbul. Mual
dirasakan bertambah bila tidak makan dan berkurang dengan pemberian
4
makanan dan obat maag yang dibeli di warung. Muntah sebanyak 5-7 x/hari,
masing- masing sebanyak 2-3 sendok makan berisi cairan, makanan yang
dimakan, darah (-). Pasien juga merasakan nyeri ulu hati, nyeri tidak tembus ke
belakang, dan tidak menjalar ke lengan.
2 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan perut
bawah membesar dan nyeri apabila ditekan. BAK 6-7 x/hari sebanyak gelas
belimbing warna kurang jernih, darah (-), lendir (-), nyeri BAK (+). BAB 1-2
x/hari berwarna kuning kecoklatan, darah (-), lendir (-), nyeri (-).

D. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
2. Riwayat sakit gula : (+) sejak 3 tahun, tidak terkontrol, biasanya
minum obat glibenclamid
3. Riwayat gastristis : (+) sejak 1 tahun dan minum maag
4. Riwayat alergi : disangkal
5. Riwayat sakit jantung : disangkal
6. Riwayat sakit ginjal : disangkal
7. Riwayat operasi : disangkal

E. Riwayat Kebiasaan
1. Riwayat minum obat bebas : biasa membeli obat maag di warung

F. Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga
1. Riwayat penyakit serupa : disangkal
2. Riwayat sakit gula : disangkal
3. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
4. Riwayat asma : disangkal
5. Riwayat sakit jantung : disangkal
6. Riwayat sakit ginjal : disangkal

G. Anamnesis Sistemik
1. Keluhan Utama : benjolan di leher
5
2. Kulit : kuning (-), kering (-), pucat (-), menebal (-), gatal (-),
bercak-bercak kuning (-), luka (-)
3. Kepala : pusing (-), nyeri kepala (-), nggliyer (-), kepala terasa berat
(-), perasaan berputar-putar (-), rambut mudah rontok
(+)
4. Mata : exophtalmus (+/+), mata berkunang kunang (-),
pandangan kabur (-), gatal (-), mata kuning (-/-), mata
merah (-/-)
5. Hidung : tersumbat (-), keluar darah (-), gatal (-).
6. Telinga : pendengaran berkurang (-), keluar cairan atau darah (-),
telinga berdenging (-).
7. Mulut : bibir kering (-), gusi mudah berdarah (-), sariawan (-), gigi
mudah goyah (-), sulit berbicara (-).
8. Tenggorokan : rasa kering dan gatal (-), nyeri untuk menelan (-), sakit
tenggorokan (-), suara serak (-).
9. Sistem respirasi : sesak nafas (-), batuk (-), dahak (-), darah (-),
nyeri dada (-), mengi (-)
10. Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), terasa ada yang menekan (-),
sering pingsan(-), berdebar-debar (+), denyut
jantung meningkat (-), bangun malam karena
sesak nafas (-).
11. Sistem gastrointestinal : mual (+), muntah (+), nafsu makan
bertambah (+), nyeri ulu hati (+), BAB cair (-
), sulit BAB (-), BAB berdarah (-), perut nyeri
setelah makan (-), BAB warna kuning
kecoklatan.
12. Sistem muskuloskeletal : mudah lelah (+), lemas (-), seluruh badan terasa
keju-kemeng (-), kaku sendi (-), nyeri sendi (-),
bengkak sendi (-), nyeri otot (-), kaku otot (-),
kejang (-), leher cengeng (-)
13. Sistem genitouterina : nyeri saat BAK (+), panas saat BAK (-), sering
buang air kecil (+), air kencing kurang jernih
6
(+), BAK darah (-), nanah (-), anyang-anyangan
(-), sering menahan kencing (-), rasa gatal pada
saluran kencing (-), rasa gatal pada alat kelamin
(-)
14. Ekstremitas :
Atas : luka (-/-), kesemutan (-/-), tremor (+/+), ujung jari terasa dingin
(-/-), tangan mudah berkeringat (+/+), bengkak (-/-), lemah (-/-), nyeri (-/-
), lebam-lebam kulit (-/-)
Bawah : luka (-/-), kesemutan (-/-), tremor (-/-), ujung jari terasa dingin
(-/-), bengkak (-/-), lemah (-/-), nyeri (-/-), lebam-lebam kulit (-/-)

II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 11 September 2013
A. Keadaan Umum : Compos mentis, nampak sakit sedang, status gizi kurang
B. Tanda Vital
Tensi : 120 / 80 mmHg
Nadi : 80x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
Frekuensi nafas : 22x/menit, thorakoabdominal
Suhu : 36,7
0
C
C. Status gizi
BB : 40 kg
TB : 150 cm
BMI : 17,78 kg/m
2
D. Penilaian Tiroid (Indeks Wayne)
Gejala yang baru timbul dan
atau tambah berat
Nilai Tanda Ada Tidak
Sesak saat kerja 0 Tiroid teraba +3
Berdebar +2 Bising tiroid -2
Kelelahan +2 Exoptalmus +2
Suka udara panas 0 Kelopak mata tertinggal gerak bola mata 0
Suka udara dingin +5 Hiperkinetik -2
Keringat berlebihan +3 Tremor jari +1
Gugup 0 Tangan panas +2
Nafsu makan naik +3 Tangan basah +1
7
Nafsu makan turun 0 Fibrilasi atrial 0
Berat badan naik 0
Nadi teratur
<80 x /1
80-90 x /1
>90 x /1

0

Berat badan turun +3 - -
Total skor 23

E. Kulit : warna coklat, turgor menurun (-), hiperpigmentasi (-),
kering (-), teleangiektasis (-), petechie (-), ikterik (-)
F. Kepala : bentuk mesocephal, rambut warna hitam, mudah rontok
(-), luka (-), atrofi m. Temporalis (-).
G. Mata : mata cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik
(-/-), perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor dengan
diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema
palpebra (-/-), strabismus (-/-), exoptalmus (+),
morbious sign (+), rossenbach (-), von graeffs sign (-),
Jaffroys sign (-), stelwag sign (-),
H. Telinga : sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan
tragus (-)
I. Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-)
J. Mulut : sianosis (-), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-), gusi
berdarah (-), luka pada sudut bibir (-), oral thrush (-)
K. Leher : JVP R + 2 cm (tidak meningkat), trakea di tengah,
simetris, pembesaran kelenjar tiroid (+) ukuran 2x2x2
cm, warna sama dengan sekitar, permukaan licin,
konsistensi kenyal, terfixir dengan jaringan sekitar (-) ,
nyeri tekan (-), berbenjol-benjol (-), pembesaran KGB (-
), leher kaku (-), distensi vena-vena leher (-)
L. Axilla : pembesaran KGB (-)
M. Thorax : bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan
= kiri, venektasi (-), retraksi intercostal (-), pernafasan
torakoabdominal, sela iga melebar (-), pembesaran KGB
axilla (-/-).
8
1. Jantung
Inspeksi : ictus kordis tampak 1 cm sebelah medial SIC V linea
medioclavicularis sinistra
Palpasi : ictus kordis tidak kuat angka, teraba di 1 cm sebelah medial
SIC V linea medioclavicularis sinistra
Perkusi :
- Batas jantung kanan atas: SIC II linea sternalis dextra
- Batas jantung kanan bawah: SIC IV linea parasternalis dekstra
- Batas jantung kiri atas: SIC II linea sternalis sinistra
- Batas jantung kiri bawah: SIC V 1 cm medial linea
medioklavicularis sinistra
- Pinggang jantung : SIC III lateral parasternalis sinistra
konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung I-II murni, intensitas normal, reguler, bising (-),
gallop (-).
2. Pulmo
a. Depan
Inspeksi
- Statis : normochest, simetris, sela iga tidak melebar, iga tidak
mendatar
- Dinamis : pengembangan dada simetris kanan = kiri, sela iga tidak
melebar, retraksi intercostal (-)
Palpasi
- Statis : simetris
- Dinamis : pergerakan kanan = kiri, fremitus raba kanan = kiri



Perkusi
- Kanan : sonor, redup pada batas relatif paru-hepar pada SIC VI
linea medioclavicularis dextra, pekak pada batas absolut
paru hepar
9
- Kiri : sonor, sesuai batas paru jantung pada SIC VI linea
medioclavicularis sinistra
Auskultasi
- Kanan : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing
(-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah halus (-),
krepitasi (-)
- Kiri : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing
(-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah halus (-),
krepitasi (-)
b. Belakang
Inspeksi
- Statis : normochest, simetris, sela iga tidak melebar, iga tidak
mendatar
- Dinamis : pengembangan dada simetris kanan=kiri, sela iga tidak
melebar, retraksi intercostal (-)
Palpasi
- Statis : simetris
- Dinamis : pergerakan kanan = kiri, fremitus raba kanan =kiri
Perkusi
- Kanan : Sonor.
- Kiri : Sonor.
- Peranjakan diafragma 5 cm
Auskultasi
- Kanan : Suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing
(-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah halus (-),
krepitasi (-)
- Kiri : Suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing
(-), ronkhi basah kasar (-), ronkhi basah halus (-),
krepitasi (-)
N. Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding thorak, distended di regio
suprapubik, venektasi (-), sikatrik (-), striae (-).
10
Auskultasi : bising usus (+) normal, bruit hepar (-), bising epigastrium (-)
Perkusi : timpani, pekak alih (-), Pekak sisi (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium (+); hepar dan lien tidak
teraba, distended regio suprapubik (+), nyeri tekan di regio
suprapubik, hemoroid (-)
O. Ekstremitas
Akral dingin Oedem _ _
_ _
_ _
_ _

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium Darah
Pemeriksaan 18/8/13 21/08/13 22/08/13 7/9/13 Satuan Rujukan
Hb 12.3 9,3 g/dl 12-15.6
Hct 37 27 % 33-45
AE 3.97 3,34 10
6
/ L 4,1-5,1
AL 9.6 8,9 10
3
/ L 4,5-11
AT 371 257 10
3
/ L 150-450
Na 124 133 mmol/L 136-145
K 5.8 3.5 mmol/L 3.7-5.4
Cl 91 mmol/L 98-106
Creatinin 1.0 mg/dl 0.9-1.3
ureum 66 mg/dl <50
GDS 354 mg/dl <200
Glukosa darah
puasa
520 mg/dl 70-116
Glukosa 2 jam
PP
339 mg/dl 80-140
HbA
1
C 16,8 % 4.8-5.9
HbsAg Nonreaktif
B. Pemeriksaan Serologi
Pemeriksaan 19/08/13 23/08/13 Satuan Rujukan
TSH <0.05 <0.05 uIU/ml 0.40-4.20
FT4 50.18 36.91 pmol/l 10.30-34.70

C. Pemeriksaan Laboratorium Urin (19 Agustus 2013)

11
Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan
Makroskopis
Warna yellow
Kejernihan sl.cloudy
Kimia urin
Berat jenis 1,005 1,015-1,025
pH 5,5 4,5-8,0
Leukosit 5100 /l Negatif
Nitrit negatif Negatif
Protein negatif mg/dl Negatif
Glukosa 1000 mg/dl Normal
Keton negatif mg/dl Negatif
Urobilinogen normal mg/dl Normal
Bilirubin negatif mg/dl Negatif
Mikroskopis
Eritrosit 13,5 /l Negatif
Leukosit 210,7 /l 0-7,4
Epitel squamous 0-1 /LPB negatif
Epitel transisional - /LPB Negatif
Epitel bulat - /LPB Negatif
Silinder 0 /uL 0,00-0,47
Hyline 0 /LPK 0-3
Granulated - /LPK Negatif
Lekosit - /LPK Negatif
Bakteri 6767,7 /uL 0,0-2150.0
Yeast like cell 0 /l 0

D. Analisa Gas Darah
E. USG abdomen
Vesica urinaria penuh terisi cairan, permukaan rata, dinding tidak menebal,
sludge (-), batu (+). Organ abdomen yang lain dalam batas normal
IV. RESUME
Pasien datang ke RSUD Dr.Moewardi dengan keluhan benjolan di leher 6
minggu sebelum masuk rumah sakit. Benjolan berada di leher bagian tengah, depan.
Benjolan awalnya sebesar biji jagung, kemudian semakin membesar sampai
seukuran kira-kira sebesar bola kelereng. Benjolan teraba kenyal, tidak nyeri saat
12
ditekan, dan masih bisa digerakkan dari jaringan sekitarnya. Perabaan dan warna
benjolan masih sama dengan sekitarnya. Pasien masih dapat menelan dan bernafas.
Suara penderita juga tidak terganggu, tidak sengau ataupun serak. Riwayat berdebar
- debar, mendadak capek, lebih suka dengan udara dingin, tangan bergerak dan
mudah berkeringat juga dirasakan pasien. Nafsu makan juga meningkat namun berat
badan turun 2 kg dalam seminggu. Pasien sudah banyak minum tapi mudah merasa
haus. Pasien tidak merasakan sesak nafas ataupun nyeri dada. Pasien juga
mengeluhkan mual dan muntah hilang timbul. Mual dirasakan bertambah bila tidak
makan dan berkurang dengan pemberian makanan dan obat maag yang dibeli di
warung. Muntah sebanyak 5-7 x/hari, masing- masing sebanyak 2-3 sendok makan
berisi cairan, makanan yang dimakan, darah (-). Pasien juga merasakan nyeri ulu
hati, nyeri tidak tembus ke belakang, dan tidak menjalar ke lengan. 2 minggu
sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan perut bawah membesar dan nyeri
apabila ditekan. BAK 6-7 x/hari sebanyak gelas belimbing warna kurang jernih,
darah (-), lendir (-), nyeri BAK (+). BAB 1-2 x/hari berwarna kuning kecoklatan,
darah (-), lendir (-), nyeri (-).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80, nadi 80x/menit,
respirasi 22x/menit, suhu 36,7
0
C, dan IMT 17,78 kg/m
2
. Mata exophtalmus (+),
mrbious sign (+), pembesaran tiroid 2x2x2 cm, mobile, permukaan licin, konsistensi
kenyal dan tidak nyeri tekan, tangan mudah berkeringat dan tremor. Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri tekan epigastrium (+) dan perut distended di
regio suprapubik.
Hasil laboratorium darah sebelum vesicolithotomy didapatkan penurunan
eritrosit, natrium, chlorida serta peningkatan kalium, ureum, gula darah, dan
HbA
1
C. Setelah vesicolithotomy didapatkan penurunan hb, hematokrit, dan
eritrosit.
Hasil pemeriksaan serologi didapatkan penurunan TSH dan peningkatan FT4.
Hasil kimia urin didapatkan penurunan berat jenis, peningkatan pH, glukosa,
eritrosit, leukosit, epitel, dan bakteri.
Hasil USG abdomen terlihat vesica urinaria terisi penuh cairan dan tampak
batu buli.

13
V. DAFTAR ABNORMALITAS
Anamnesis
1. Benjolan di leher
2. Tangan berkeringat dan tremor
3. Mendadak capek
4. Berdebar- debar
5. Lebih suka udara dingin
6. Mual dan muntah
7. Nyeri ulu hati
8. Nafsu makan meningkat namun berat badan turun
9. Banyak minum tapi mudah merasa haus
10. Sering BAK 6-7 x/hari
11. BAK kurang jernih
12. Nyeri BAK
Pemeriksaan fisik
13. Exoptalmus (+/+)
14. Morbious sign (+)
15. Pembesaran tyroid
16. Nyeri tekan epigastrium (+)
17. Tangan tremor (+)
18. Nyeri tekan regio suprapubik (+)
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi rutin
19. Hb 9,3 g/dl
20. AE 3,97.10
6
/L
21. GDP 520 mg/dl
22. GD2JPP 339 mg/dl
23. HbA
1
C 16,8 %
Elektrolit
24. Na 124 mmol/L
25. K 5,8 mmol/L
26. Cl 91 mmol/L
14
27. Ureum 66 mmol/L
Serologi
28. TSH <0.05
29. FT4 36,91 pmol/L
Laboratorium Urin
30. Bakteri (+++)
31. Glukosa 1000 mg/dl
32. Eritrosit 13,5/L
33. Leukosit 210,7/L
34. Epitel 1/LBP
USG abdomen
35. Vesica urinaria terisi penuh cairan
36. Tampak batu batu buli

VI. ANALISIS DAN SINTESIS
a. Abnormalitas 1, 2, 3, 4, 5, 8, 13, 14, 15,17, 28, 29
klinis hipertiroid
b. Abnormalitas 8, 9, 10, 21, 22, 23, 31
klinis DM tipe 2
c. Abnormalitas 11, 12, 34, 35
vesicolithiasis
d. Abnormalitas 12, 18, 28, 30, 33
klinis ISK
e. Abnormallitas 6, 7
dispepsia ulcer like type
f. Abnormalitas 24
hiponatremia
g. Abnormalitas 25
hiperkalemia ringan
h. Abnormalitas 19,20
anemia normokromik normositik

15
VII. PROBLEM
a. Struma Diffusa toksik/Grave disease
b. DM tipe 2 non obese
c. Vesicolithiasis
d. Klinis ISK
e. Dyspepsia ulcer
f. Hiponatremia
g. Hiperkalemia ringan
h. Anemia normokromik normositik

VIII. RENCANA PEMECAHAN MASALAH
Problem 1. Struma Diffusa toksik/Grave disease
Ass : benjolan di leher ukuran 2x2x2 cm, skor 23
IpDx : FT
4
, TSH, USG tyroid
IpTx : - PTU 3x100 mg
IpMx : skor Wayne, BW / hari
IpEx : Penjelasan pasien tentang kondisi dan komplikasinya

Problem 2. DM tipe 2 non obese
Ass : gula darah sewaktu 354 mg/dl, sering BAK, nafsu makan meningkat,
banyak minum tapi sering haus
IPDx : GDP / 2 jpp, HbA
1
C, profil lipid
IPTx : - Diet DM 1700 kcal
- SP insulin 50 ml dalam 50 cc NaCl 0,9 %
kec 5 cc/jam sampai dengan GDS < 200 mg/dl
- Bolus GDS < 200 mg/dl diturunkan dengan sliding scale
Jam GDS (mg/dl) Kecepatan (cc/jam)
1 350 5
2 300-349 4
3 250-299 3
4 200-249 2
5 150-199 1
6 110-149 1/2
7 0-110 stop
16
IPMx : GDS/ jam
IPEx : Penjelasan kepada pasien tentang kondisi dan komplikasinya.

Problem 3. Vesicolithiasis
Ass : BAK kurang jernih, nyeri BAK (+), tampak batu buli
IpDx : konsul bedah urologi, BNO
IpTx : vesicolithotomy
IpMx : -
IpEx : Penjelasan pasien tentang kondisi dan komplikasinya

Problem 4. Klinis ISK
Ass : nyeri BAK (+), bakteri urin (+++), leukosit darah 210,7/L
DD : ISK atas
ISK bawah
IpDx : kultur urin
IpTx : - Injeksi Ceftriaxone 2 gr/24 jam
IpMx : cek ulang urin rutin 5 hari setelah penggunaan antibiotik
IpEx : Penjelasan pasien tentang kondisi dan komplikasinya

Problem 5. Dyspepsia ulcer
Ass : nyeri ulu hati (+), mual muntah, riwayat sakit maag 1 tahun
DD : - Gastritis
- Ulcus peptikum
IPDx : endoskopi
IPTx : - Bed rest tidak total
- O
2
3 lpm
- inj. Ranitidin 50 mg/24 jam
- inj. Metoclorpramid 1 amp/lt
- antasida 3xCI
IPMx : monitor nyeri ulu hati
IPEx : Penjelasan kepada pasien tentang kondisi dan komplikasinya.

17
Problem 6. Hiponatremia
Ass : Na 124 mmol/L
IpDx : -
IpTx : - Infus Nacl 3 % 16 tpm
IpMx : Natrium post koreksi
IpEx : Penjelasan kepada pasien tentang kondisi dan komplikasinya.

Problem 7. Hiperkalemia ringan
Ass : K 5,8 mmol/L
IpDx : Kalium urin
IpTx : Kalitake 3 x 1
IpMx : Kalium post koreksi
IpEx : Penjelasan kepada pasien tentang kondisi dan komplikasinya.

Problem 8. Anemia normokromik normositik
Ass : Hb 9,3 g/dl, AE 3,97.10
6
/L
DD: e/c penyakit kronis
perdarahan
Anemia defisiensi Fe
IPDx : SI, TIBC, feritin, retikulosit
IPTx : - Asam folat 3x200 mg
IPMx : -
IPEx : Penjelasan kepada pasien tentang kondisi dan komplikasinya.

Anda mungkin juga menyukai