Anda di halaman 1dari 2

Nama : Eni D.

Y
NIM : 1021211020
Katinon (Cathinone)
Katinon adalah suatu senyawa yang awalnya dapat diekstraksi dan diisolasi dari
tumbuhan Khat (Catha edulis Forsk.) yang banyak tumbuh di wilayah afrika timur dan timur
tengah. Katinon merupakan golongan senyawa alkaloid analog amfetamin, hanya perbedaan
pada gugus karbonil berupa beta-keto. Senyawa ini ada dalam bentuk isomernya S dan R
katinon, dan yang paling toksik adalah S-katinon. Pengguna metilon belum banyak di Indonesia
dan belum ada yang mengalami gejala putus zat atau intoksikasi sampai overdosis. Secara medis,
katinon memiliki nama asli cathinone (Katinona) yang struktur kimia dan efek mirip amfetamin,
yang memilki efek samping yang berbahaya.
Cathinone yang terdapat dalam Khat dimasukkan sebagai golongan III,
sedangkan cathinone sintetis yaitu amfepramone dan pyrovalerone dimasukkan sebagai
golongan IV. Menurut National Institute on Drug Abuse, pada Juli 2012, cathinone sintetis, yaitu
pyrovalerone dan mephedrone, dinyatakan sebagai zat ilegal. Di Indonesia, katinon masuk
sebagai narkotika golongan I dalam Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,
nomor urut 3 dalam lampiran Undang Undang itu. Metilon sebagai derivat katinon secara
eksplisit memang belum tercantum dalam Undang Undang itu, karena waktu UU disusun zat
sintetis ini belum dibuat. Tetapi secara logika, tentunya zat ini dapat disamakan dengan katinon.
Derivat (turunan) dari katinon yaitu 3,4 metilenedioksi N metilkatinon 3. Zat sintetis ini juga
disebut sebagai metilon.
Katinon, atau S alfa aminopropiofenon merupakan zat yang konfigurasi kimia dan
efeknya mirip dengan amfetamin. Sedikit perbedaan hanya pada gugusan belakang konfigurasi
struktur kimianya. Bila ekstasi, gugusan belakangnya adalah amfetamin dan metilon, gugusan
belakangnya adalah katinon.
Struktur Kimia :

Katinona secara struktural terkait dengan metkatinona, sama seperti amfetamina yang
terkait dengan metamfetamina. Katinona berbeda dengan amfetamin, ia memiliki
atom keton oksigen (C=O) dalam posisi di rantai samping. Alkohol yang terkandung dalam
senyawa katin secara stimulan kurang kuat. Konversi biofisiologikal dari katinona ke katin dapat
dilakukan pada daun khat. Daun khat segar memiliki rasio pengonversian dari katinona ke katin
yang lebih besar daripada daun yang kering, sehingga memiliki efek psikoaktif yang lebih kuat.
Katinona dapat diekstraksi dari Catha edulis, atau disintesis dari -bromopropiofenona (lebih
mudah dibuat dari propiofenona).
Efek kedua zat ini sama bahkan dikatakan metilon lebih hebat efeknya. Cathinone
merupakan zat stimulan untuk sistem saraf pusat yang banyak digunakan sebagai club
drug atau party drug. Zat tersebut akan membuat orang senang menjadi lebih senang, karena zat
tersebut meransang ujung ujung saraf. Katinon ini memiliki kecenderungan menjadi candu
karena efek zat ini meransang saraf pusat. Zat katinon ini memiliki efek yang membuat orang
menjadi bersemangat, tidak mengantuk, euforia (rasa senang yang berlebihan), lebih percaya diri
dan sexual drive-nya meningkat. Efek ini berlansung selama 4 6 jam. Setelah efek zat katinon
ini hilang, maka si pengguna akan kembali normal, lebih ngantuk, lebih lemas, dan depresi.
Efek merugikan katinon pada pemakaian jangka panjang, yaitu :
1. Meningkatkan tekanan darah sampai stoke
2. Depresi berat sampai bunuh diri
3. Anoreksia (tidak nafsu makan)
4. Kesulitan tidur
5. Halusinasi halusinasi yang mengerikan esok paginya
6. Gangguan irama jantung
7. Gangguan jiwa berat (gangguan psikotik)
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan untuk mendeteksi katinon adalah :
1. Tes urin
2. Tes melalui rambut. Zat ini dapat bertahan berbulan bulan di rambut.

Anda mungkin juga menyukai