ENERGI PADA SPINNING MILL FACTORY 1A dan 1B DI PT. XYZ
Muhammad Kholil (1) , Rudini Mulya (2) Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta Email: 1) m.kholil@mercubuana.ac.id, 2) rudinimenteri@gmail.com
Abstrak Energi sebagai kebutuhan pokok manusia dapat diibaratkan sebagai uang, dimana pemakaiannya haruslah bijaksana, produktif dan efisien. Kita sadari bahwa sumber energi yang dipakai selama ini seperti minyak bumi, batubara merupakan energi konvensional dan berfungsi sebagai sumber energi dalam melakukan aktifitas kehidupan kita, yang mana cadangan sumber energi sangatlah terbatas. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peluang penghematan energi dengan cara audit energi pada PT.X Manunggal Textile Industries (PT.XYZ). Pada laporan skripsi ini penulis menerapkan metode SEC (Specific Energy Consumption) untuk mengetahui berapa energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu produk. Berdasarkan perhitungan SEC (Specific Energy Consumption) bahwa nilai rata-rata SEC (Specific Energy Consumption) pada spinning mill factory 1A sebesar 10,76 Kwh/Kg/bulan sedangkan pada spinning mill factory 1B sebesar 9,47 Kwh/kg/bulan. Berdasarkan analisa SEC (Specific Energy Consumption) maka kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan energi pada spinning factory 1A dan 1B sudah baik serta masih bisa menciptakan peluang penghematan khusunya pada sistem pencahayaan dan sistem tata udara.
Kata kunci: Audit. SEC (Specific Energy Consumption), peluang penghematan
ABSTRACT
Energy as the basic human needs can be likened to money, where its use should be judicious, productive and efficient. We realize that the energy source used for this such as petroleum, coal is the conventional energy and serves as a source of energy in performing activities of our lives, which is very limited energy reserves. Therefore this study aimed to analyze the energy savings opportunities by way of an energy audit on PT.X Manunggal Textile Industries (PT.XYZ). This paper reports on the authors apply the method SEC (Specific Energy Consumption) to find out how much energy is required to produce a product. Based on the calculation of the SEC (Specific Energy Consumption) that the average value of the SEC (Specific Energy Consumption) in spinning mill factory 1A at 10.76 Kwh / Kg / month, while the spinning mill factory 1B of 9.47 Kwh / kg / month. Based on the analysis of SEC (Specific Energy Consumption) then the conclusion of this study is the use of energy in the spinning factory 1A and 1B are well and still manage to create savings opportunities especially in lighting systems and HVAC systems.
Keywords: Audit. SEC (Specific Energy Consumption), savings opportunities
i
1.Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Energi sebagai kebutuhan pokok manusia dapat diibaratkan sebagai uang, dimana pemakaiannya haruslah bijaksana, produktif dan efisien. Kita sadari bahwa sumber energi yang dipakai selama ini seperti minyak bumi, batubara merupakan energi konvensional dan berfungsi sebagai sumber energi dalam melakukan aktifitas kehidupan kita, yang mana cadangan sumber energi sangatlah terbatas. Karena sifat energi yang tidak dapat diciptakan, maka hal inilah yang mendorong kita untuk mencari alternatif dan jalan keluar untuk mengamankan penyediaan energi yang diperlukan. Untuk mengamankan sumber energi dapat dilakukan dengan cara mengembangkan sumber energi yang bisa diperbarui. Permasalahannya sekarang sumber energi pengganti belum membuahkan hasil optimal untuk dimanfaatkan menggantikan energi komersial. Selain hal tersebut harga untuk sumber energi cenderung semakin meningkat. Program penghematan energi membutuhkan kesadaran masyarakat. Untuk itu diperlukan himbauan maupun penyadaran kepada masyarakat guna melakukan penghematan energi. Bahkan dalam beberapa kasus dibutuhkan upaya penyadaran yang lebih kuat sehingga masyarakat bertindak melakukan penghematan energi. Menurut menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, pemakaian energi di Indonesia saat ini masih tergolong boros. Indikasinya intensitas energi Indonesia masih tergolong besar. Menurut Ratna Ariati, Direktur Energi Baru dan Terbarukan dan Konservasi Energi, Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi intensitas energi Indonesia lima kali intensitas energi Jepang. Padahal konsumsi energi masyarakat Indonesia masih seperlima masyarakat Jepang. Sedang Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Yogo Pratomo mengungkapkan saat ini laju pertumbuhan konsumsi energi di Indonesia mencapai 6,8 %. Ini jauh lebih besar dibanding dengan laju konsumsi energi di dunia yang hanya sekitar 2 %. Sebagai konsekuensinya pengurasan sumber energi yang di Indonesia juga berlangsung dengan cepat
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti akan mencoba menganalisa bagaimana pemanfaatan energi dan peluang penghematan energi di PT. XYZ. khusunya pada bagian Spinning Mill Factory 1A dan 1B untuk dijadikan dasar penerapan sistem audit enegi agar terciptannya peluang penghematan energi yang maksimal.
1.3 Batasan masalah Dalam penulisan skripsi ini, penulis memberikan batasan-batasan permasalahan antara lain: 1. Pembahasan hanya dilakukan pada penggunaan energi pada sistem kelistrikan yaitu pencahayaan dan pendingin udara (AC) 2. Periode pengumpulan data dari tanggal 28 juni sampai dengan 28 juli 2013.
1.4 Metodologi Pengumpulan Data Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Studi pustaka, yaitu: mempelajari teori-teori dengan membaca buku- buku yang berkaitan dengan tema tilisan yang dibuat. b. Wawancara,yaitu Metode ini digunakan sebagai pengumpulan data dengan cara mengajukan berbagai pertayaan kepada Staff dan Team Leader teknisi sebagai pembimbing lapangan dalam penggalian informasi yang sesuai dengan masalah yang terkait. c. Studi observasi yaitu penulis melakukan pengambilan data dengan cara mencatat data secara langsung, guna data penggunaan energi demi untuk keperluan pemecahan masalah
1.5 Tujuan penelitian Tujuan dari skripsi ini yaitu untuk mempelajari proses sistem audit energi dalam rangka menciptakan peluang penghematan energi.
ii
1.6 Sistematika Penulisan Secara garis besar, penulisan skripsi ini dibagi menjadi 6 (enam) bab. Adapun isi dari masing-masing bab tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, batasan Masalah Tujuan Penulisan, Metodologi Penulisan, dan Sistematika Penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan secara rinci teori-teori yang berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah-masalah yang akan dijadikan sebagai landasan atau dasar dari penulisan laporan Tugas Akhir. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang metodologi yang dipakai selama pembuatan laporan dan perumusan masalah yang ada sehingga mendapatkan referensi sebagai alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini berisikan pengumpulan data yang terdiri dari dua yaitu data umum perusahaan dan data khusus untuk pengolahan data. Pengolahan data dilakukan berdasarkan data-data yang tersedia dan dengan melihat serta mempertimbangkan dengan teori-teori terkait. 2. Landasar Teori 2.1 Specific Energy Consumption (SEC) Konsumsi Energi Spesifik (KES) dikenal dengan nama Energi Efficiency Index (EEI), beberapa literatur juga menamakan Specific Energy Consumption (SEC) atau Specific Energi Ratio (SER) atau lebih sederhana Energy Index (EI). SEC = Merupakan salah satu indikator kunci untuk mengetahui kinerja penggunaan energi suatu perusahaan.
2.2 Rumus Specific Energy Consumption (SEC) SEC = Energi Listrik Selama Sebulan (Kwh/kg) Jumlah Produksi per bulan Keterangan: SEC : Specific Energy Consumption Energi listrik selama sebulan di dapat dari nilai Kwh listrik ditambah nilai Kwh pada bahan bakar gas (BBG). Sedangkan Jumlah produksi di dapat dari hasil produksi per bulan.
4. Pengolahan dan pengumpulan data 4.1 Data pembayaran rekening listrik bulanan selama setahun pada spinning mill factory 1A
Bulan Tahun Jumlah Kwh jumlah pembayaran (Rp) Juni 2012 743.813,83 Rp645.630.407 Mei 2012 787.862,84 Rp683.864.941 April 2012 820.417,82 Rp712.122.663 Maret 2012 776.738,17 Rp674.208.735 Februari 2012 837.777,48 Rp727.190.851 Januari 2013 815.563,55 Rp707.909.164 Desember 2013 852.497,24 Rp739.967.608 November 2013 6.863,94 Rp595.789.992 Oktober 2013 785.954,48 Rp682.208.484 September 2013 785.169,59 Rp681.527.200 Agustus 2013 763.923,69 Rp663.085.763 Juli 2013 781.852,78 Rp678.648.216 TOTAL 9.437.965,47 Rp8.192.154.024
4.2 Data pembayaran rekening listrik bulanan selama setahun pada spinning mill factory 1B
Bulan Tahun Jumlah Kwh jumlah pembayaran (Rp) Juni 2012 561.122,72 Rp487.054.518 Mei 2012 594.352,67 Rp515.898.113 April 2012 618.911,69 Rp537.215.343 Maret 2012 585.960,38 Rp508.613.607 Februari 2012 632.007,57 Rp548.582.572 Januari 2013 615.249,70 Rp534.036.737 Desember 2013 643.111,96 Rp558.221.178 November 2013 517.806,00 Rp449.455.608 Oktober 2013 592.913,03 Rp514.648.506 September 2013 592.320,92 Rp514.134.554 Agustus 2013 576.293,31 Rp500.222.593 Juli 2013 589.818,77 Rp511.962.689 TOTAL 7.119.868,68 Rp6.180.046.018
4.3 Data produksi bulanan selama setahun pada Spinning Mill Factory 1A
Bulan Tahun jumlah produksi(kg) Juli 2012 160.605,43 Agustus 2012 125.158,76 September 2012 146.682,17 Oktober 2012 153.043,37 November 2012 144.249,34 Desember 2012 147.245,45 Januari 2013 163.192,58 Februari 2013 158.302,14 Maret 2013 168.448,81 April 2013 153.896,86 Mei 2013 159.007,03 Juni 2013 149.183,60
4.4 Data produksi bulanan selama setahun pada Spinning Mill Factory 1B
Bulan Tahun jumlah produksi(kg) Juli 2012 137.661,79 Agustus 2012 107.278,94 September 2012 12.572,58 Oktober 2012 131.180,03 November 2012 123.642,29 Desember 2012 126.210,39 Januari 2013 139.879,35 Februari 2013 135.687,55 Maret 2013 144.384,69 April 2013 131.911,60 Mei 2013 136.291,74 Juni 2013 127.871,65
iii
4.6 Data Rekening pembayaran BBGSpinning Mill Factory 1B Bulan Tahun Pemakaian (m3) konversi gas ke kwh jumlah kwh Juli 2012 56.180,98 x 10,8 606.754.62 Agustus 2012 58.135,53 x 10,8 627.863.69 September 2012 61.025,64 x 10,8 659.076.94 Oktober 2012 54.847,38 x 10,8 592.351.72 November 2012 57.611,92 x 10,8 622.208.69 Desember 2012 61.728,24 x 10,8 666.665.01 Januari 2013 57.613,85 x 10,8 622.229.59 Februari 2013 56.103,39 x 10,8 605.916.61 Maret 2013 63.852,68 x 10,8 689.608.92 April 2013 59.748,16 x 10,8 645.280.08 Mei 2013 59.342,39 x 10,8 640.897.77 Juni 2013 61.105,17 x 10,8 659.935.85 Total 707.295,33 7.638.789.52 rata-rata 58.941.27 x 10,8 636.565.79
4.7 Menghitung besarnya Specific Energy Consumption (SEC) Rumus perhitungan Specific Energy Consumption (SEC)antara lain sebagai berikut:
SEC = Energi Listrik Selama Setahun (Kwh/kg)
Jumlah Produksi per bulan
Keterangan: SEC : Specific Energy Consumption Energi listrik selama satu tahun di dapat dari nilai Kwh listrik ditambah nilai Kwh pada bahan bakar gas (BBG). Sedangkan Jumlah produksi di dapat dari hasil produksi per bulan
4.8 Specific Energy Consumption (SEC) pada Spinning Mill Factory 1A
Bulan Tahun Jumlah Kwh Listrik jumlah Kwh BBG Kwh energi jumlah produksi(kg) SEC (Kwh/Kg) Juli 2012 743.813,83 804.302,64 1.548.116,47 160.605,43 9,64 Agustus 2012 787.862,84 832.284,43 1.620.147,26 125.158,76 12,94 September 2012 820.417,82 873.660,14 1.694.077,95 146.682,17 11,55 Oktober 2012 776.738,17 785.210,42 1.561.948,59 153.043,37 10,21 November 2012 837.777,48 824.788,27 1.662.565,75 144.249,34 11,53 Desember 2013 81.563,55 883.718,73 1.699.282,28 147.245,45 11,54 Januari 2013 852.497,24 824.815,97 1.677.313,21 163.192,58 10,28 Februari 2013 686.394 803.191,79 1.489.585,79 158.302,14 9,41 Maret 2013 785.954,48 914.132,76 1.700.087,23 168.448,81 10,09 April 2013 785.169,59 855.371,28 1.640.540,86 153.896,86 10,66 Mei 2013 763.923,69 849.562,17 1.613.485,86 159.007,03 10,15 Juni 2013 781.852,78 874.798,69 1.656.651,47 149.183,60 11,10 total setahun terakhir 9.437.965,47 10.125.837,26 19.563.802,73 1.829.015.54 129,10 rata-rata 786.497,12 843.819,77 1.630.316,89 152.417,96 10,76
4.9 Specific Energy Consumption (SEC) pada Spinning Mill Factory 1B Bulan Tahun Jumlah Kwh jumlah Kwh BBG Kwh energi jumlah produksi(kg) SEC (Kwh/Kg) Juli 2012 561.122,72 606.754,62 1.167.877,34 137.661,79 8,48 Agustus 2012 594.352,67 627.863,69 1.222.216,36 107.278,94 11,39 September 2012 618.911,69 659.076,94 1.277.988,63 125.727,58 10,16 Oktober 2012 585.960,38 592.351,72 1.178.312,10 131.180,03 8,98 November 2012 632.007,57 622.208,69 1.254.216,26 123.642,29 10,14 Desember 2013 615.249,70 666.665,01 1.281.914,71 126.210,39 10,16 Januari 2013 643.111,96 622.229,59 1.265.341,55 139.879,35 9,05 Februari 2013 517.806,00 605.916,61 1.123.722,61 135.687,55 8,28 Maret 2013 592.913,03 689.608,92 1.282.521,95 144.384,69 8,88 April 2013 592.320,92 645.280,08 1.237.601,00 131.911,60 9,38 Mei 2013 576.293,31 640.897,77 1.217.191,08 136.291,74 8,93 Juni 2013 589.818,77 659.935,85 1.249.754,62 127.871,65 9,77 total setahun terakhir 7.119.868,68 7.638.789,52 14.758.658,20 1.567.727,60 113,62 Rata-rata 593.322,39 636.565,79 1.229.888,18 130.643.96 9,47
5.Analisa Berdasarkan data yang telah diperoleh dari bab sebelumnya dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata Specific Energy Consumption (SEC) pada Spinning Mill Factory 1A sebesar 10,76 Kwh/Kg/bulan dan pada Spinning Mill Factory 1B nilai rata- ratanya sebesar 9,47 Kwh/kg/bulan setelah
iv
kita mengetahui nilai rata-rata Specific Energy Consumption (SEC) dari Spinning Mill Factory 1A dan 1B lalu ciptakanlah peluang penghematan energi agar terciptannya Energi yang lebih efisien atau kurang dari nilai rata- rata di atas. Adapun analisa dan peluang penghematan energi sebagai berikut: 5.1 Peluang Penghematan Pada Sistem Pencahayaan Dari data LUX dan daya pencahyaan diatas maka instalasi pada penerangan sudah baik dan tidak perlunya adanya perubahan tata letak titik pencahayaan maupun penambahan lampu yang dipakai karena hampir 100% daya pencahyaan dibawah standar nasional indonesia (SNI) 03-6197-2000. Akan tetapi peluang penghematan pada pencahyaan masih ada antara lain:
A. Pemanfaatan cahaya alami Menggunakan cahaya matahari merupakan salah satu cara untuk menghasilkan peluang penghematan energi khusunya pada sistem pencahayaan. Memaksimalkan cahaya matahari sudah merupakan kewajiban bagi seluruh industri Indonesia dikarenakan penggunaan cahaya matahari untuk penerangan pada siang hari dapat pengurangi pemakaian energi lampu untuk penerangan ruangan akan tetapi permasalahan sampai saat ini bnyak industri di Indonesia yang jarang memaksimalkan cahaya matahari sebagai alternative penerangan pada siang hari. B. Pencahayaan Tugas Khusus Pencahayaan tugas khusus menunjukkan dibutuhkannya pencahayaan yang baik hanya pada areal yang kecil dimana aktifitas tersebut dilaksanakan. C. Perawatan Lampu Perawatan penting bagi efisiensi lampu. Tingkat pencahayaan menurun dengan bertambahnya waktu disebabkan penuaan lampu dan debu pada peralatan. permukaan lampu dan ruangan. Faktor-faktor tersebut secara bersamaan dapat menurunkan pencahayaan total sebesar 50% atau lebih. D. Penggantian Ballast Lampu Penggantian ballast lampu penerangan dari penggunaan ballast biasa menjadi ballast elektronik pada 471 titik lampu. Perubahan dari ballast konvensional ke ballast elektronik untuk lampu TL 2 x 40 watt, didapatkan selisih konsumsi daya sebesar 10 watt. Dengan demikian didapatkan potensi penghematan dari sistem pencahayaan sebesar 4.710 watt. Bila lampu tersebut digunakan selama 24 jam perhari, maka didapatkan potensi penghematan energi sebesar (4.710 watt x 24 jam x 30hari x 12bulan) / 1.000 = 40.694,4 kWh pertahun. 5.2 Peluang Penghematan Pada Sistem Tata Udara Dari hasil perhitungan di atas diketahui bawah semua sistem tata udara yang terpasang sudah efisien dikarenakan jumlah EER diatas 11. Akan tetapi masih ada peluang penghematan yang tersedia: A. Optimasi Alat Penukar Panas Proses suatu kecenderungan dalam menerapkan batas keselamatan yang tinggi bagi operasi, yang mempengaruhi tekanan hisap kompresor/ titik penyetelan evaporator.
B. Multi-Tahap untuk Efisiensi Operasi kompresor yang efisien mensyaratkan bahwa perbandingan kompresi harus dijaga rendah untuk mengurangi tekanan dan suhu buangan. Untuk penerapan suhu
v
rendah yang melibatkan perbandingan kompresi yang tinggi, dan untuk persyaratan kisaran suhu yang lebih luas, maka lebih disukai (disebabkan keterbatasan perancangan) dan kadangkala ekonomis
C. Pemeliharaan Permukaan Penukar Panas Setelah kompresor dibeli, pemeliharaan yang effektif merupakan kunci bagi pengoptimalan pemakaian energi. Perpindahan panas dapat juga diperbaiki dengan pemisahan minyak pelumas dan refrigeran yang baik. 6. Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisa yang sudah dijelaskan pada Bab IV dan bab V mengenai AUDIT ENERGI UNTUK MENCAPAI PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA SPINNING MILL FACTORY 1A dan 1B PT. KURABO MANUNGGAL TEXTILE INDUSTRIES (PT. KUMATEX), maka penulis merumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengolahan data dan analisa dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan energi pada PT.kumatex sudah baik ini dilihat dari rata-rata jumlah SEC yang hanya 10,76 Kwh/Kg/Bulan. 2. Jumlah SEC mempengaruhi penggunaan energi semakin tinggi nilai SEC maka pemakaian energi semakin besar (boros) dan semakin rendahnya nilai SEC maka pemakaian energi semakin sedikit (hemat) 3. Dari rokomendasi didapatkan peluang penghematan energi pada pemanfaatan cahaya alami sebesar 0,49% sedangkan pada pencahayaan tugas khusus sebesar 1,37% dan pada penggantian ballast lampu sebesar 0,41% dari keseluruhan total Kwh yang ada
6.2 Saran Untuk penciptakan peluang penghematan energi pada Spinning Mill Factory 1A dan 1B berdasarkan data yang terungkap dari hasil penelitian. Penulis menyarankan sebagai berikut: 1. Pada analisa sistem penerangan sebaiknya perlu adanya penggantian jenis lampu yang sudah ada dengan jenis lampu LED supaya daya yang tepakai akan semakin kecil tetapi tingkat penerangan sama. Sehingga biaya yang dikeluarkan akan semakin berkurang. 2. Lebih memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami pada siang hari di karenakan dapat mengurangi penggunaan pencahayaan buatan sehingga dapat menurunkan biaya tagihan listrik. 3. Pada sistem Tata udah sudah baik dikarenakan nilai EER sudah di atas nilai Standar nasional Indonesia (SNI) akan tetapi harus adannya perawatan secara berkala supaya ac yang digunakan selalu baik dan dapat mempertahankan Nilai EER yang sudah ada. 4. Perlu ditingkatkan lagi kesadaran akan pentingnya penghematan energi dengan menggunakan pamphlet-pamphlet,stiker,dan benner-benner yang menuliskan tentang pentingnya penghematan energi.
Daftar pustaka Arora, C.P. Refrigeration and Air Conditioning. Second edition. Tata McGraw HillPublishing Company Ltd. 2000.
Bureau of Energy Efficiency, Ministry of Power, India. HVAC and Refrigeration Systems. In: Energy Efficiency in Electrical Utilities, chapter 4. 2004
Caffal, C., 1995. Energy Management in Industry. Centre for the Analysis and Dissemination of Demonstrated
vi
Energy Technologies (CADDET), Sittard, the Netherlands
Darmasetiawan, C. and Puspakesuma, L. 1991, Teknik Pencahayaan dan Tata Letak Lampu, Gramedia, Jakarta. Depdiknas ,RI.2000, Audit Energi, Depdiknas RI, Jakarta Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia (EECCHI).2000. Konservasi energi pada sistem pencahayaan,(PDF), http://konservasienergiindonesia.info/fi les/standards.pdf. diundah 28 juni 2013. Purnomo, ridwan.2010. pengertian dan rumus SEC, http://www.energyefficiencyindonesia.i nfo/application/assets/files/3/LW_DAY _4_Presentasi_EINCOPS_25_Mrt_20 11_Jkt-PT_Semen_Tonasa.pptx. (ppt). di akses tanggal 8 juni 2013. Rusman Panjaitan, Drs.1988. Lampu-lampu Listrik dan Penggunaannya, Tarsito, Bandung. Sanken community.2008,BTU dan EER, http://sankencommunity.blogspot.com/ 2008/04/btu-dan-eer.html. di akses tanggal 5 juni 2013. Sofyan.2011,pengertian AC,(online),http://www.scribd.com/doc /51428151/PENGERTIAN-AC. di akses tanggal 28 mei2013. Tugas dan catatan sekolah.2010,prinsip cara kerja Air conditioner,(online), http://mengerjakantugas.blogspot.com /2009/07/prinsip-cara-kerja-air- conditioner.html. di akses tanggal 2 juni 2013. Ucep._,Pencahayaan,(pdf),http:/www.energye fficiencyasia.org/does/ee_modules/ind o/ chapter %20- %20(bahasa%20Indonesia).pdf. diundah pada 14 april 2013. Universitas pendidikan Indonesia. 2011, repository.upi.edu/.../s_e5231_081165 4_chapter2.pdf, (download).
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro