Anda di halaman 1dari 53

POST CONCUSSION

SYNDROME (PCS)
Oleh
I Ketut Catur W
Pembimbing
Dr. I Komang Arimbawa, Sp.S
HEAD INJURY
Trauma pada kepala dapat menyebabkan
fraktur pada tengkorak dan trauma
jaringan lunak / otak atau kulit seperti
kontusio / memar otak, edema otak,
perdarahan atau laserasi, dengan derajat
yang bervariasi tergantung pada luas
daerah trauma.
Klasifikasi
Cedera kepala dapat dibagi 3 kelompok
berdasarkan nilai GCS yaitu:
CKR (cidera kepala ringan)
GCS > 13
Tdk terdapat kelainan pd CT Scan kepala
Tdk memerlukan operasi kepala
Lama dirawat di RS<48 jam
CKS ( Cedera Kepala Sedang)
GCS 9-13
Ditemukan kelainan pd CT Scan kepala
Memerlukan tindakan operasi untuk lesi
intrakranial
Dirawat di RS setidaknya 48 jam
CKB (Cidera kepala berat)
Bila dalam waktu 48 jam setelah trauma,
nilai GCS < 9
Tipe trauma kepala

Trauma kepala terbuka

Trauma kepala tertutup (Komusio
serebri/Gegar otak, Kontusio serebri
/Memar otak, Perdarahan sub dural,
Perdarahan Intraserebral )
Trauma kepala terbuka
Trauma kepala ini menyebabkan fraktur tulang
tengkorak dan laserasi duramater. Kerusakan
otak dapat terjadi bila tulang tengkorak
menusuk otak
Fraktur longitudinal sering menyebabkan
kerusakan pada meatus akustikus interna,
foramen jugularis dan tuba eustachius. Setelah
2-3 hari akan tampak battle sign (warna biru
dibelakang telinga diatas os mastoid) dan
otorrhoe (liquor keluar dari telinga). Perdarahan
dari telinga dengan trauma kepala hampir selalu
disebabkan oleh retak tulang dasar tengkorak.
Fraktur basis tengkorak tidak selalu dapat
dideteksi oleh foto rontgen, karena terjadi
sangat dasar. Tanda-tanda klinik yang dapat
membantu mendiagnosa adalah :
Battle sign ( warna biru/ekhimosis dibelakang
telinga di atas os mastoid )
Hemotipanum ( perdarahan di daerah gendang
telinga )
Periorbital ecchymosis ( mata warna hitam tanpa
trauma langsung )
Rhinorrhoe ( liquor keluar dari hidung )
Otorrhoe ( liquor keluar dari telinga)
Komplikasi
Komplikasi pada trauma kepala terbuka
adalah infeksi, meningitis dan perdarahan
/ serosanguinis.
Trauma kepala tertutup
Komusio serebri ( Gegar otak )
Merupakan bentuk trauma kapitis ringan,
dimana terjadi pingsan (kurang dari 10
menit ). Gejala lain mungkin termasuk
pusing, noda-noda didepan mata dan
linglung
Kontusio serebri (Memar otak )
Merupakan perdarahan kecil / ptechie
pada jaringan otak akibat pecahnya
pembuluh darah kapiler. Hal ini bersama-
sama dengan rusaknya jaringan saraf atau
otak yang akan menimbulkan edema
jaringan otak di daerah sekitarnya
Berdasarkan atas lokasi benturan, lesi
dibedakan atas koup kontusio dimana lesi
terjadi pada sisi benturan, dan tempat
benturan. Pada kepala yang relatif diam
biasanya terjadi lesi koup, sedang bila
kepala dalam keadaan bebas bergerak
akan terjadi kontra koup.
Gejala perdarahan epidural yang klasik
atau temporal berupa kesadaran yang
makin menurun, disertai oleh anisokoria
pada mata ke sisi dan mungkin terjadi
hemiparese kontralateral. SEdangkan
perdarahan epidural di daerah frontal dan
parietal atas tidak memberikan gejala khas
selain penurunan kesadaran (biasanya
somnolen) yang tidak membaik setelah
beberapa hari.
Perdarahan sub dural
Merupakan perdarahan antara duramater
dan arakhnoid, yang biasanya meliputi
perdarahan vena. Perdarahan subdural
dibedakan atas akut, subakut, dan kronis

Perdarahan subdural akut sering
dihubungkan dengan cedera otak besar
dan cedera batang otak. Tanda-tanda
akan gejala klinis berupa sakit kepala,
perasaan kantuk, dan kebingungan,
respon yang lambat, dan gelisah. Keadaan
kritis terlihat dengan adanya perlambatan
reaksi ipsilateral pupil.
Perdarahan subdural subakut, biasanya
berkembang 7 sampai 10 hari setelah
cedera dan dihubungkan dengan kontusio
serebri yang agak berat. Tekanan serebral
yang terus-menerus menyuebabkan
penurunan tingkat kesadaran yang dalam
Perdarahan subdural kronik, terjadi karena
luka ringan. Mulanya perdarahan kecil
memasuki ruang subdural. Beberapa
minggu kemudian menumpuk di sekitar
membran vaskuler dan pelan-pelan
meluas. Gejala mungkin tidak terjadi
dalam beberapa mingggu atau bulan.
Keadaan ini pada proses yang lama akan
terjadi penurunan reaksi pupil dan
motorik.
Perdarahan Intraserebral
Merupakan penumpukan darah pada
jaringan otak. Perdarahan mungkin
menyertai contra coup phenomenon.
Kebanvalan dihubungkan dengan kontusio
dan terjadi dalam area frontal dan tem-
poral. Akibat adanya substansi darah
dalam jaringan otak akan menimbulkan
edema otak. Gejala neurologik tergantung
dari ukuran dan lokasi perdarahan.
POST CONCUSSIN SYNDROME
Gejala yang timbul beberapa minggu,
bulan atau tahun setelah mengalami
gegar otak yang terjadi setalah mengalami
trauma kepala ringan
Patofisiologi
Pada pembahasan literatur gejala PCS
disebabkan karena organik dan psikologi
Riset yang terbaru memperlihatkan faktor
psikologi dapat timbul segera
Penelitiaan menggunakan teknik imaging
spt MRI, SPECT, MEG untuk
memperlihatkan trauma kepala organik pd
pasien PCS setelah 1 tahun mengalami
trauma
Pasien dg PCS ditemukan memiliki defisit
kognitif berupa memori, atensi, proses
belajar
Pada beberapa studi memperlihatkan
wanita, sensitif terhadap suara berisik dan
cemas merupakan gejala yg diprediksi
Pada test yang simpel di UGD ditemukan
keterlambatan memori untuk 5 kata
Tanda dan Gejala
Gejala Fisik
Sakit kepala
Pusing
Mual dan muntah
Leleh
Ganggua tidur
Menurunnya libido
Sensitif terhadap suara berisik dan lampu
Telinga berdenging
Pandangan doubel dan kabur
Pendengaran yang berkurang
Berkurangnya rasa pengecapan dan
penciuman
Gejala Emosional
Cepat marah
Cemas
Depresi
Eosi yang labil
agresif
Gejala kognitif
Amnesia
Bingung
Proses berpikir yang lambat
Kesulitan untuk berpikir abstrak
Kesulitan untuk berkonsentrasi
Menurunnya performa bekerja
Menurunnya skill sosial
Diagnosa
ICD 10 Kriteria PCS tahun 1992
Pasien ada riwayat trauma dan terdapat 3
dari 8 gejala yang terjadi dalam 4 minggu
Sakit kepala
Pusing
Lelah
Cepat marah
Gangguan tidur
Gangguan untuk berkonsentrasi
Gangguan memori
Menurunnya kemampuan terhadap
toleransi stress dan emosi
DSM IV
Sakit kepala
Pusing
Cepat lelah
Gangguan tidur
Cepat marah

Perubahan affek
Apatis

Gejala ini timbul setelah 3 bulan pasca
trauma kepala
PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi yang spesifik untuk PCS.
Terapi di fokuskan pada gejala yang
spesifik
40% kasus di konsulkan ke psikologi
Terapi kognitf behavior direkomendasikan,
untuk mencegah gejala iatrogenik
PROGNOSIS
Pada beberapa pasien PCS, gejala hilang
setelah beberapa hari sampai minggu
setelah trauma kepala
Pada beberapa kasus gegar otak gejala
hilang setelah satu atau tiga bulan setelah
trauma kepala
Gejala mungkin ada sampe beberapa
tahun bahkan bisa menjadi permanen

Kasus pada orang tua yang menderita
gegar otak memerlukan waktu yang lama
untuk proses kesembuhannya
EPIDEMIOLOGI
PCS lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan laki-laki
TERIMA KASIH






Patofisiologi
Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen
dan glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan di
dalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses
oksidasi. Otak tidak punya cadangan oksigen, jadi
kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan
menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan
kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme otak,
tidak boleh kurang dari 20 mg%, karena akan
menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25%
dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar
glukosa plasma turun sampai 70% akan terjadi gejala-
gejala permulaan disfungsi serebral.
Faktor kardiovaskuler
Trauma kepala menyebabkan perubahan fungsi
jantung mencakup aktivitas atipikal miokardial,
perubahan tekanan vaskuler dan edema paru.
Tidak adanya stimulus endogen saraf simpatis
mempengaruhi penurunan kontraktilitas
ventrikel. Hal ini menyebabkan penurunan curah
jantung dan meningkatkan tekanan atrium kiri.
Akibatnya tubuh berkompensasi dengan
meningkatkan tekanan sistolik. Pengaruh dari
adanya peningkatan tekanan atrium kiri adalah
terjadinya edema paru.
Faktor Respiratori
Adanya edema paru pada trauma kepala dan
vasokonstriksi paru atau hipertensi paru
menyebabkan hiperpnoe dan bronkokonstriksi
Konsentrasi oksigen dan karbon dioksida
mempengaruhi aliran darah. Bila PO2 rendah,
aliran darah bertambah karena terjadi
vasodilatasi. Penurunan PCO2, akan terjadi
alkalosis yang menyebabkan vasokonstriksi
(arteri kecil) dan penurunan CBF (cerebral blood
fluid).
Edema otak ini menyebabkan kematian otak
(iskemik) dan tingginya tekanan intra kranial
(TIK) yang dapat menyebabkan herniasi dan
penekanan batang otak atau medulla oblongata.
Faktor metabolisme
Pada trauma kepala terjadi perubahan
metabolisme seperti trauma tubuh lainnya
yaitu kecenderungan retensi natrium dan
air dan hilangnya sejumlah nitrogen
Retensi natrium juga disebabkan karena
adanya stimulus terhadap hipotalamus,
yang menyebabkan pelepasan ACTH dan
sekresi aldosteron.
Faktor gastrointestinal
Trauma kepala juga mempengaruhi sistem
gastrointestinal. Setelah trauma kepala (3
hari) terdapat respon tubuh dengan
merangsang aktivitas hipotalamus dan
stimulus vagal. Hal ini akan merangsang
lambung menjadi hiperasiditas.
Faktor psikologis
Selain dampak masalah yang
mempengaruhi fisik pasien, trauma kepala
pada pasien adalah suatu pengalaman
yang menakutkan. Gejala sisa yang timbul
pascatrauma akan mempengaruhi psikis
pasien. Demikian pula pada trauma berat
yang menyebabkan penurunan kesadaran
dan penurunan fungsi neurologis akan
mempengaruhi psikososial pasien dan
keluarga.
Pemeriksaan diagnostik
X-Ray tengkorak
CT-Scan
Angiografi
Penatalaksanaan medis
pada trauma kepala
Dexamethason/kalmethason sebagai
pengobatan anti edema serebral, dosis sesuai
dengan berat ringannya trauma.
Therapi hiperventilasi (trauma kepala berat).
Untuk mengurangi vasodilatasi.
Pemberian analgetika.
Pengobatan anti edema dengan larutan
hipertonis yaitu manitol 20% atau glukosa
40% atau gliserol 10%.
Antibiotika yang mengandung barrier darah
otak (penisilin) atau untuk infeksi anaerob
diberikan metronidazole
Makanan atau cairan. Pada trauma
ringan bila muntah-muntah tidak dapat
diberikan apa-apa, hanya cairan infus
dextrosa 5%, aminofusin, aminofel (18
jam pertama dari terjadinya kecelakaan),
2-3 hari kemudian diberikan makanan
lunak.
Pembedahan.

Pada trauma berat, hari-hari pertama (2-
3 hari), tidak terlalu banyak cairan.
Dekstrosa 5% 8 jam pertama, ringer
dekstrose 8 jam kedua dan dekstrosa
5% 8 jam ketiga. Pada hari selanjutnya
bila kesadaran rendah, makanan
diberikan melalui nasogastric tube
(2500-3000 TKTP). Pemberian protein
tergantung nilai urea N.

Anda mungkin juga menyukai