Anda di halaman 1dari 150

SKRIPSI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI INDUSTRI


WISATA BERBASIS PHP DAN MYSQL
(Study Kasus pada Kota Bandar Lampung)

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Strata Satu (S1) jurusan
Sistem Informasi di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
Muhammadiyah Jakarta




Nama : NURYADIN
NIM :
Jurusan : Sistem Informasi
Dosen Pembimbing : Dedi Setiadi, SE, M.Kom



SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
MUHAMMADIYAH JAKARTA
2011



LEMBAR PENGESAHAN

Judul : SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI
INDUSTRI WISATA BERBASIS PHP DAN MYSQL
(Study Kasus pada Kota Bandar Lampung)
Disusun oleh : NURYADIN
NIM :
Jurusan : Sistem Informasi


Tanggal Sidang : . Oktober 2011
Tanggal disahkan :

Menyetujui,
Penguji I



Nama Dosen
Penguji II



Nama Dosen

Dosen Pembimbing,




Dedi Setiadi, SE, M. Kom
Ketua Jurusan Teknik Informatika,




Dedi Setiadi, SE, M.Kom




SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POTENSI WISATA
BERBASIS PHP DAN MYSQL
(Study Kasus pada Kota Bandar Lampung)

Abstraksi

Bandar Lampung sebagai Ibukota Provinsi Lampung selain sebagai pusat kegiatan
pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan, juga merupakan pusat kegiatan
perekonomian, perdagangan, industri dan wisata. Bandar Lampung memiliki beberapa
kawasan wisata untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata. Untuk mengetahui
keberadaan potensi industri dan wisata daerah ini, diperlukan sebuah sistem komputer
untuk membantu mengumpulkan data, menyimpan data serta menganalisis objek beserta
data geografis yang bersifat penting untuk dianalisis. Sistem Informasi Geografis (SIG)
telah diperkenalkan di Indonesia sejak pertengahan tahun 1980-an dan telah dikembangkan
menjadi SIG berbasis web dengan adanya perkembangan teknologi khususnya dibidang
internet, dan selanjutnya dengan memanfaatkan teknologi tersebut akan dibuatkan sebuah
web yang dapat memberikan keterangan lengkap dan terperinci mengenai hal yang
berkaitan dengan produk industri wisata yang dituju.
Format data spasial yang digunakan dalam penelitian ini adalah format data vektor
karena posisi objek dicatat pada sistem koordinat yaitu longitude dan latitude setelah
melalui proses digitasi dan konversi ke ArcView SIG serta interface program dengan
menggunakan PHP-MySQL. Hasil yang didapat dari sistem informasi geografis berbasis
web ini adalah informasi daerah-daerah yang mempunyai produk wisata di Kota Bandar
Lampung. Pencarian daerah-daerah yang mempunyai potensi industri wisata berbasis web
di Kota Bandar Lampung dapat dilakukan dengan memasukkan suatu kata kunci berupa
produk industri wisata dan juga daerah yang berpotensi dalam hal ini adalah kelurahan.
.
Kata Kunci : Sistem, Informasi, Geografis, GIS, Wisata, Potensi.






KATA PENGANTAR


Alhamdulillah, dengan hidayah dan ridhlo-Nya, sSkripsi ini dapat selesai disusun.
Salam serta shalawat senantiasa tercurahkan kepada suri tauladan dan umat Nabi
Muhammad SAW. Skripsi ini disusun berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
selama penelitian berlangsung.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Ketua STMIK Muhammadiyah Jakarta, Bapak Faiz Rafdhi, M.Kom
2. Bapak Dedi Setiadi, SE. M.Kom, selaku Dosen Pembimbing dan dosen ketua
Jurusan Sistem Informasi di STMIK Muhammadiyah Jakarta.
3. Bapak dan Ibu dosen beserta staf dan karyawan di STMIK Muhammadiyah
Jakarta.

Penulis menyadari bahwa pebulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, oleh
karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan sebagai
penyempurnaan penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih yang tak terhingga
semoga Alloh, SWT membalas kebaikan kita semua, Amin.


Penulis,












BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota provinsi Lampung selain
merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan
kebudayaan, juga merupakan pusat kegiatan perekonomian, perdagangan, industri
dan wisata. Letak yang strategis menjadikan daerah ini sebagai daerah transit
kegiatan perekonomian antara pulau jawa. Letak tersebut berada di teluk lampung
dan diujung selatan pulau sumatera, yang memiliki luas wilayah 207.50 km2
terdiri dari 13 kecamatan dan 98 kelurahan. Penduduknya terdiri dari berbagai
suku, bangsa (heterogen), dari hasil proyeksi penduduk tahun 2008 jumlah
penduduk Kota Bandar Lampung tercatat 812.087 jiwa, kepadatan penduduk
4.597 jiwa/km dan tingkat pertumbuhan penduduk 3,79 % per tahun.(BPS Prop.
Lampung, 2008)
Bandar Lampung memiliki sumberdaya industri dan produk wisata yang
potensial untuk dikembangkan. Keberadaan industri dan produk wisata daerah ini
dapat diketahui melalui sebuah sistem yang terdiri dari software dan hardware,
data dan pengguna serta institusi untuk menyimpan dan manipulasi informasi
geofrafis. Teknologi ini dirancang untuk membantu mengumpulkan data,
menyimpan data serta menganalisis objek beserta data geografis yang bersifat
penting untuk dianalisis. Sistem Informasi Geografis (SIG) telah diperkenalkan di
Indonesia sejak pertengahan tahun 1980-an dan telah dikembangkan menjadi SIG
berbasis web dengan adanya perkembangan teknologi khususnya dibidang
internet, dan selanjutnya dengan memanfaatkan teknologi tersebut akan dibuatkan
sebuah web yang dapat memberikan keterangan lengkap dan terperinci mengenai
hal yang berkaitan dengan produk industri wisata yang dituju.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :













1. Penelitian ini dapat menunjukkan daerah-daerah yang mempunyai potensi
industri dan produk wisata di kota Bandar Lampung.
2. Sistem mampu melakukan pencarian berdasarkan kata kunci yang diinputkan
pengguna.
3. Admin dapat mengelola data dalam suatu informasi berbasis geografis.


1.3 Batasan Masalah

Penelitian pada sistem informasi geografis potensi industri wisata ini
difokuskan pada berbagai hal sebagai berikut :
1. Penggunaan bahasa pemrograman dalam bentuk PHP versi 5.2.6, penerapan
database jenis MySQL untuk phpMyAdmin versi 2.10.3, penggunaan HTML,
dan Apache sebagai web server versi 2.2.8.
2. Penyajian informasi tentang industri wisata yang berpotensi di Kota Bandar
Lampung disertai dengan data pendukung dan akan membantu pengguna
dalam proses pencarian industri wisata berdasarkan query yang dimasukkan
adalah nama industrinya juga wilayah adminstrasinya yaitu kelurahan tempat
industri wisata berada.
3. Format data spasial yang digunakan dalam penelitian ini adalah format data
vektor dengan jumlah layer yang digunakan adalah layer kecamatan, layer
kelurahan dan layer industri wisata.


1.4 Keaslian Penelitian

Penelitian ini memberikan informasi mengenai potensi industri dan produk
wisata yang ada dan memberikan kemudahan kepada pengguna untuk mencari
daerah kelurahan yang memiliki potensi industri wisata. Administrator sistem
juga dapat memanajemen data-data industri wisata di kota Bandar Lampung.
Sistem Informsi Geografis (SIG) ini berbasis web dengan menggunakan SVG
Viewer sebagai representasi data spasial peta dengan model data vektor untuk
digunakan sebagi informasi dengan dukungan peta digital.



Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, penelitian ini berbeda
dengan Soyusiawaty,dkk dalam hal informasi jenis wisata dan fasilitas pendukung, dan jarak menuju
objek wisata di Bangka Belitung. Selain itu,
dengan Wijaya berbeda dalam hal penyajian letak geografis dan juga
memperkenalkan fasilitas-fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan, tempat
ibadah, stasiun kereta api, terminal, sarana olahraga, Hotel dan tempat
penginapan, kantor - kantor pemerintahan di Kota Bandar Lampung.
Penelitan yang juga pernah dilakukan Susanto pada pengembangan Sektor
Industri di Kabupaten Pacitan adalah berbeda dengan yang penulis lakukan
dalam hal tools yang digunakan seperti MapScript, MS4W, dan MapMaker
serta sistem mampu menginventariasi lokasi lokasi industri di Pacitan yang
dituangkan dalam sebuah produk database dan peta pengembangan sektor
industri. Penelitian mengenai Perancangan dan Implementasi Webgis
Pariwisata Kabupaten Sumba Timur oleh Tanaamah juga menggunakan tools
MapServer OpenSource dan MapScript sehingga sistem mampu memberikan
informasi posisi daerah wisata dan fasilitas search untuk membantu pengguna
dalam mendapatkan informasi dalam lokasi database WebGIS secara detail.
Penelitian yang dilakukan Dwidasmara berbeda juga dengan yang penulis
lakukan dalam hal dukungan teknologi yang digunakan yaitu mobile device
dengan mengintegrasikan teknologi mobile yang memiliki fasilitas koneksi
internet dengan SIG menggunakan SVG dan SVG Tiny sebagai representasi
data spasial peta dengan model data vektor dan dengan menggunakan
algoritma Djikstra, sistem dapat menentukan jarak terpendek menuju lokasi
pariwisata di Bali dan Yogyakarta.


1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan sistem informasi geografis
berbasiskan web yang ditampilkan dengan bantuan plug-in SVG Viewer
sebagai media pendukung dalam membantu memberikan informasi mengenai
daerah potensi industri wisata di kota Bandar Lampung.




1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan menghasilkan sebuah sistem informasi geografis yang
dapat menunjukkan lokasi daerah-daerah yang berpotensi industri wisata di
Kota Bandar Lampung. Diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat untuk:
1. Menyediakan informasi-informasi mengenai potensi industri wisata di
Kota Bandar Lampung.
2. Memudahkan pengguna untuk mencari lokasi daerah-daerah yang
berpotensi industri wisata di Kota Bandar Lampung.
3. Sebagai bahan penelitian lanjutan pada bidang sistem informasi geografis
dan menggabungkan dengan metode optimasi pencarian jarak lokasi-
lokasi yang memiliki potensi industri wisata.


1.7 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.














2.
Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan dengan mempelajari literatur teori dasar yang
mendukung penelitian; pencarian dan pengumpulan data-data yang
dibutuhkan ke Dinas Pariwisata dan Biro Pusat Statistik Propinsi Lampung.
Data spasial berupa peta kota Bandar Lampung sebagai peta dasar pembuatan
SIG ini. Data non spasial (data tabular) berupa deskripsi industri wisata dan
lainnya yang berhubungan dengan industri wisata ini. Selain itu juga
dilakukan studi lapangan dengan observasi langsung ke lapangan.
Analisis dan Perancangan Sistem
Pada tahapan ini dilakukan analisis kebutuhan sistem yang akan dibangun,
setelah mengumpulkan berbagai kebutuhan pengguna sistem, maka tahap
selanjutnya yang harus dilakukan adalah perancangan sistem yang diharapkan
dapat memenuhi keinginan dari pengguna, sehingga pengguna dapat dengan
mudah mengaksesnya dan memperoleh informasi yang diinginkan.
Metode Analisis dengan SIG dimulai dengan a) Pengumpulan berbagai data
baik itu data spasial maupun data-data atribut/non spasial yang akan dijadikan













input data dalam pengolahan dengan SIG., b) Mengorganisasikan kedua jenis
data di atas (data spasial dan data atribut ke dalam sebuah basis data
sedemikian rupa sehingga bisa diakses, diupdate dan diedit., c) Menampilkan
informasi-informasi yang dapat dihasilkan dengan SIG. Dalam hal ini yaitu
informasi-informasi yang berkaitan dengan keberadaan industri wisata.
Perancangan dimulai dengan membuat Interface dari Sistem informasi web
industri wisata kota Bandar Lampung.
3. Implementasi
Tools yang digunakan seperti sistem operasi Windows, Apache web server,
opensvgmapserver101, MySQL database, web browser dan SVG Viewer.
Pada tahap ini merupakan implementasi hasil rancangan ke dalam program
komputer yang dalam hal ini menggunakan bahasa pemrograman PHP. Untuk
pemrograman ini diperlukan data atribut yang berupa basis data, data spasial
yang berupa peta kota Bandar Lampung dan data grafis untuk pembuatan
interface untuk memperindah tampilan sehingga lebih atraktif.
a. Data Atribut
Data atribut ini disusun dalam bentuk sistem basis data. Dalam aplikasinya
nanti, basis data ini memiliki kemudahan dalam hal updating berupa
penambahan, penghapusan data maupun pengeditan sehingga
memudahkan dalam manajemen data.
b.








c.
Data Spasial
Data spasial berupa peta kota Bandar Lampung yang berguna untuk
menunjukkan posisi dari lokasi industri wisata serta akses jalannya. Dalam
data spasial ini juga memiliki data tabular yaitu informasi tentang
kecamatan, desa/kelurahan, industri wisata.
Data Grafis
Data grafis yaitu berupa data gambar, foto dan tulisan yang bertujuan
untuk membuat interface pada sistem ini lebih menarik dan interaktif.
Untuk data foto yaitu berupa foto situasi dari objek (lokasi) yang diambil.













4.










Pengujian Sistem
Pada tahap ini dilakukan pengujian sistem apakah hasil penelitian yang telah
dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian dan menjawab permasalahan yang
telah ditentukan.


1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam Laporan
Penulisan yang sistematis dengan urutan sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan masalah, Batasan
Masalah, Keaslian Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang referensi mengenai penelitian terdahulu yang
mendukung serta mendasari semua yang berkaitan dengan permasalahan yang
dipilih.
Bab III. Landasan Teori
Bab ini berisi tentang teori dan tools yang akan digunakan dalam penelitian.
Bab IV. Analisis dan Rancangan Sistem
Bab ini membahas tentang deskripsi sistem, anlisis sistem, proses perancangan
yang meliputi pemodelan, database dan perancangan user interface.
BAB V. Implementasi Sistem
Bab ini akan membahas mengenai implementasi hasil rancangan.
Bab VI. Hasil Dan Pembahasan
Bab ini menunjukkan pengujian sistem dengan menampilkan output dari sistem
yang dibuat.
Bab VII. Kesimpulan Dan Saran
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari pembahasan permasalahan yang telah
dilakukan dalam penelitian dan saran yang diberikan oleh penulis untuk penelitian



lanjutan.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA




Penelitian mengenai sistem informasi geografis potensi industri wisata
berbasis web pernah dilakukan oleh Soyusiawaty, dkk (2007). Sistem ini
menggunakan metode konteks diagram dan DFD dalam perancangan
implementasi sistem. Penelitian ini menghasilkan sebuah sistem informasi
geografis di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yang berbasis web yang
didalamnya juga terdapat informasi jenis wisata, fasilitas pendukung dan jarak.
Susanto (2008), melakukan penelitian mengenai Aplikasi Sistem Informasi
Geografis Berbasis Web (Web GIS). Penelitan ini bertujuan untuk
Pengembangan Sektor Industri di Kabupaten Pacitan. Sistem ni mampu
menginventariasi lokasi lokasi industri di Pacitan yang dituangkan dalam sebuah
produk database dan peta pengembangan sektor industri.
Penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2010) mengenai Sistem Informasi
Geografis kota Bandar Lampung Berbasis Website. Pengembangan sistem ini
dilakukan guna mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat Kota Bandar
Lampung. Sistem ini mampu menyajikan letak Geografis dan juga
memperkenalkan fasilitas-fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan, tempat
ibadah, stasiun kereta api, terminal, sarana olahraga, Hotel dan tempat
penginapan, kantor - kantor pemerintahan, dan banyak lagi yang disediakan oleh
Pemerintah yang ada di Kota Bandar Lampung.
Tanamah (2008), melakukan penelitian mengenai Perancangan dan
Implementasi Webgis Pariwisata Kabupaten Sumba Timur. Sistem ini mampu
memberikan informasi posisi daerah wisata dan fasilitas search untuk membantu
pengguna dalam mendapatkan informasi dalam lokasi database WebGIS secara
detail.
Sistem Informasi Geografis Berbasis SVG untuk Perjalanan Wisata dengan
Dukungan Teknologi Mobile (Mobile Device) dilakukan oleh Dwidasmara,



(2009). Sistem ini mampu melakukan Pencarian Rute Terpendek dengan













Algoritma Dijkstra. Penelitian ini akan mengintegrasikan teknologi mobile yang
memiliki fasilitas koneksi internet dengan SIG menggunakan SVG dan SVG Tiny
sebagai representasi data spasial peta dengan model data vector, sehinggga sistem
yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagai pusat informasi pariwisata dengan
dukungan pemetaan digital. Hasil dari sistem ini dapat membantu dalam
penentuan jalur-jalur terpendek untuk mencapai suatu lokasi wisata.
Ringkasan dari referensi penelitian tersebut diatas dapat dilihat pada tabel 2.1.



Penulis Judul Tahun Sistem Domain Metode Tools
Soyusiawaty,
dkk
SIG Objek Wisata
Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
Berbasis Web
2007 Web GIS untuk
Pariwisata di
Bangka Belitung
Informasi jenis
wisata, fasilitas
pendukung dan
jarak menuju
tempat wisata di
Bangka Belitung
Konteks diagram
dan DFD
SIG,
dreamweaver,
PHP, MySQL
Susanto Aplikasi Web GIS
untuk pengembangan
sektor industri di
kabupaten Pacitan
2008 Web GIS untuk
menginventarisasi
lokasi-lokasi
industri
Lokasi industri di
kabupaten Pacitan
Database dan peta
pengembangan
sektor industri
SIG, PHP-
Mapscript,
MS4W,Mapmak
er
Wijaya SIG kota Bandar
Lampung
2010 Letak geografis
fasilitas umum
BandarLampung
dan fasilitas yang
tersedia di
dalamnya
Metodologi waterfall
dengan perancangan
menggunakan
konteks diagram dan
DFD
SIG, PHP,
MySQL
Tanaamah Perancangan dan
Implementasi WebGIS
Pariwisata Kabupaten
Sumba Timur
2008 WebGIS pariwisata
kabupaten Sumba
Timur
Informasi posisi
daerah wisata dan
Fasilitas Search
Database SIG, DFD SIG, MapServer
OpenSource,
PHP,
MapScript














Tabel 2.1 Ringkasan referensi penelitian



Penulis Judul Tahun Sistem Domain Metode Tools
Dwidasmara Sistem informasi
geografis berbasis SVG
untuk perjalanan wisata
dengan dukungan
teknologi mobile
(mobile device) dan
perncarian rute
terpendek dengan
algoritma dijktra.
2009 WebGIS pariwisata
di Bali dan
Yogyakarta
berbasis mobile
Informasi
pariwisata dan
bantuan dalam
penentuan jalur
terpendek untuk
mencapai lokasi
wisata.
Peta digital, data
vektor dan algoritma
dijktra
Dituangkan dalam
teknologi mobile
SIG, SVG
Tiny, web GIS
Sesunan Sistem Informasi
Geografis Potensi
Industri Wisata
berbasis WEB (studi
kasus : Kota Bandar
Lampung)
2010 WebGIS potensi
industri wisata kota
Bandar Lampung
Informasi pada
peta, yaitu industri
wisata; pencarian
daerah industri
wisata; manajemen
database industri
wisata yang
dilakukan oleh
admin
Data vektor, SVG SIG, SVG
Viewer, Web
Programming

















Table 2.1 (lanjutan)













BAB III
LANDASAN TEORI




3.1 Sistem Informasi
3.1.1 Pengertian sistem
McLeod dan Schell (2001) menyatakan bahwa sistem adalah sekelompok
elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
tujuan.
Berkaitan dengan Sistem Informasi Geografis, yang implementasinya
memanfaatkan teknologi komputer, penulis mencoba membawa sistem yang
dimaksud adalah sistem berbasis komputer. Dengan meminjam definisi dari
Websters Dictionary sebagaimana dikutip oleh Pressman dalam bukunya
Rekayasa Perangkat Lunak, sistem berbasis komputer didefinisikan sebagai :
Serangkaian atau tatanan elemen-elemen yang diatur untuk
mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya melalui pemrosesan
informasi.
Tujuan yang dimaksud dimungkinkan untuk mendukung fungsi bisnis dari
sistem itu sendiri. Selanjutnya, elemen-elemen sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk mencapai tujuan yang dimaksud terdiri dari :
a.




b.


c.
d.


e.


f.
Perangkat Lunak (software); program (aplikasi) komputer, struktur data, dan
dokumen yang berhubungan yang berfungsi untuk mempengaruhi metode
logis, prosedur, dan kontrol yang dibutuhkan
Perangkat Keras (hardware); perangkat elektronik yang memberikan
kemampuan penghitungan, dan perangkat elektromekanik.
Manusia; pemakai dan operator perangkat keras dan lunak.
Database; kumpulan data yang besar dan terorganisasi yang diakses melalui
perangkat lunak.
Dokumentasi; manual, formulir, dan informasi deskriptif lainnya yang
menggambarkan penggunaan dan atau pengoperasian sistem.
Prosedur; langkah-langkah yang menentukan penggunaan khusus dari



masing-masing elemen sistem
atau konteks prosedural dimana
sistem berada.













Elemen-elemen tersebut bergabung dengan cara tertentu untuk selanjutnya
mentransformasikan informasi. Dalam kesimpulannya, sistem informasi
merupakan sistem yang berisi jaringan sistem pengolahan data yang dilengkapi
dengan kanal-kanal komunikasi yang digunakan dalam sistem organisasi data.
(Witarto, 2004). Elemen proses dari sistem informasi antara lain mengumpulkan
data, mengelola data yang tersimpan, menyebarkan informasi.


3.1.2 Data dan informasi
Data adalah representasi dari suatu fakta yang dimodelkan dalam bentuk
gambar, kata, dan/atau angka. (Witarto, 2004), manfaat data adalah sebagai satuan
representasi yang dapat diingat, direkam, dan dapat diolah menjadi informasi.
Karakteristiknya, data bukanlah fakta, namun representasi dari fakta. Kata
sederhananya, data adalah catatan tentang fakta, atau data merupakan rekaman
catatan tentang fakta. Data yang baik, adalah yang sesuai dengan faktanya.
Informasi adalah rangkaian data yang mempunyai sifat sementara, tergantung
denga waktu, mampu memberi kejutan atau surprise pada yang menerimanya.
(Witarto, 2004), intensitas dan lamanya kejutan dari informasi, disebut nilai
informasi. Informasi yang tidak mempunyai nilai, biasanya karena rangkaian
data yang tidak lengkap atau kadaluarsa.
Karakteristik dari informasi adalah, penerima informasi mengalami perubahan
dari kondisi belum mengetahui menjadi kondisi mengetahui. Perubahan ini
mengandung unsur tidak terduga. Informasi yang benar dan baru, dapat
mengoreksi dan mengkonfirmasi informasi sebelumnya. Informasi dapat juga
dikatakan sebagai data yang telah diproses, yang mempunyai nilai tentang
tindakan atau keputusan.













3.2 Sistem Informasi Geografis (SIG)
3.2.1 Definisi SIG
Definisi SIG sangatlah beragam, karena memang definisi SIG selalu
berkembang, bertambah dan sangat bervariasi, beberapa definisi SIG :
ESRI (1989), mendefinisikan SIG sebagai : An organized collection of computer
hardware, software, geographic data and personal designed to efficiently capture,
store, update, manipulated, analyze, and display all forms of geographically
referenced information. Pada bagian lain ESRI meringkasnya, SIG sebagai sistem
komputer yang mampu menangani dan menggunakan data yang menjelaskan
tempat pada permukaan bumi. Keywords yang menjadi titik tolak perhatian SIG
adalah lokasi geografis dan analisis spasial yang secara bersama-sama merupakan
dasar penting dalam suatu sistem informasi keruangan.
Kelebihan SIG adalah dapat menyerap dan mengolah data-data dari
bermacam sumber yang memiliki skala besar dan struktur yang berbeda. Selain itu
SIG juga dapat melakukan operasi data-data keruangan yang bersifat kompleks.
Aplikasi SIG terlibat dalam berbagai bidang disiplin ilmu, diantaranya yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Pemetaan tanah dan pemetaan prasarana kota
Pemetaan kartografi dan peta tematik
Ukuran tanah dan fotogrametri
Penginderaan jauh dari analisa citra
Ilmu komputer
Perencanaan wilayah (planologi)
Ilmu tanah
Geografis
Berdasarkan sejarah perkembangan SIG dengan cepat menjadi peralatan
pengelolaan sumber daya alam. SIG banyak digunakan untuk mebantu
pengambilan keputusan dengan menunjukkan bermacam-macam pilihan dalam
perencanaan pembangunan dan konservasi.













3.2.2










Komponen-komponen SIG
Komponen-komponen SIG memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya,
yaitu :
a) Perangkat Keras Komputer
Terdiri beberapa komponen.
1) CPU (Cental Processing Unit ).
2) Memory (Utama dan tambahan)
3) Storage (alat penyimpanan data dan informasi)
4) Alat tambahan (Periferal)
a. Alat Masukan (Input Device): keyboard, moue, digitizer, pemindai
(scanner), kamera digital, workstation fotogrametris digital.
b. Alat keluaran (Output Device) : monitor, printer, plotter, perekam
film, dan lain-lain.
b) Perangkat Lunak (Software) Komputer
Perangkat lunak yang dimaksud adalah yang mempunyai fungsi.
Pemasukan data, manipulasi data, penyimpanan data, analisis data, dan
penayangan informasi geografis.
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dari software SIG:
1. Merupakan Database Management System (DBMS)
2. Memiliki fasilitas Pemasukan dan Manipulasi Data Geografiss
3. Memiliki fasilitas Query, Analisis, dan Visualilasi
4. Memiliki kemampuan Graphical User Interface (GUI) yang dapat
menyajikan hasil (Penayangan dan Printout) informasi berbasis geografis
dan memudahkan untuk akses terhadap seluruh fasilitas yang ada.
Perangkat lunak SIG terdiri atas sistem operasi, compiler dan program
aplikasi.
1. Sistem Operasi (Operating System/OS), seperti: Window, Linux, UNIX,
Sun Solaris, dan lain-lain.
2. Compiler



Menerjemahkan program yang ditulis dalam bahasa komputer pada kode
mesin sehingga CPU mampu menjalankan program yang harus













dieksekusi. Bahasa compiler yang biasa digunakan adalah C, C++, Delphi,
Visual Basic, dan lain-lain.
3. Program Aplikasi pembangun SIG, seperti Mapinfo, Arcview, Arcinfo,
ArcGIS, dan lain-lain.
c) Data dan Informasi Geografis
Data yang digunakan dalam SIG merupakan fakta-fakta dipermukaan
bumi yang memiliki referensi keruangan baik referensi secara relatif maupun
referensi secara absolut dan disajikan dalam sebuah peta.
1. Referensi relatif
Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis. Data ini dapat
digunakan jika sudah dikaitkan dengan data yang memiliki referensi
geografis. Misalnya adalah data jumlah penduduk per kabupaten dikaitkan
dengan data administrasi kabupaten.
2. Referensi absolut
Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis (sudah memiliki
koordinat tertentu di permukaan bumi). Misalnya adalah data titik-titik
yang diperoleh dengan menggunakan GPS (Global Positionng System).
d) Sumberdaya Manusia (User)
Sumberdaya manusia yang terlatih merupakan sebagai komponen terkahir
dari SIG. Perannya adalah sebagai pengoperasi perangkat keras dan perangkat
lunak, serta menangani data geografis dengan kedua perangkat tersebut.
Sumberdaya manusia juga merupakan sebagai sistem analis yang
menerjemahkan permasalahan riil dipermukaan bumi dengan bahasa SIG
sehingga permasalahan dapat diidentifikasi dan dicari solusinya.
e) Methods (Prosedur)
Model dan Teknik Pemrosesan yang perlu dibuat untuk berbagai aplikasi
SIG.













3.2.3










Manfaat penyimpanan dan pengolahan data digital dengan SIG
Kelebihan data digital dalam SIG adalah variasi tampilan yang beragam
memiliki keanekaragaman dan kombinasi informasi, efesiensi, dan kemudahan
proses pembaharuan data.
a) Variasi Tampilan Data
Data digital memiliki variasi tampilan yang hampir tidak terbatas. Baik
bentuk, warna, ukuran garis, simbol, dan teks dapat disajikan sesuai dengan
keinginan si pembuat peta. Disamping itu perubahannya dapat dilakukan
dengan cepat dan diproduksi dalam jumlah berapapun dalam waktu singkat.
b) Keanekaragaman dan Kombinasi
Data digital spasial, jika dikombinasikan atau diintergrasikan dengan data
lain baik spasial maupun non spasial dapat menggunakan data digital spasial
baru. Misalnya data spasial jenis tanah, curah hujan, lereng, jenis batuan,
dengan tabel persyaratan tubuh tanaman dapat menghasilkan data tingkat
kesesuaian lahan untuk tanaman tertentu.
c) Efesiensi
Data digital dapat diakses atau digunakan secara bersama-sama oleh
beberapa orang sekaligus untuk keperluan analisis yang berbeda.
d) Pembaharuan
Data digital relatif lebih mudah diperbaharui, dengan menggunakan
fasilitas editing yang ada. Tidak seperti data manual pada peta analog (peta
cetak kertas).


3.2.4


Model data spasial

Data spasial adalah data yang berhubungan dengan ruang/bersifat keruangan.
Contoh pada fungsi analisis spasial adalah classification (contoh :
mengklasifikasikan ketinggian suatu objek), network (merujuk pada titik atau
garis sebagai satu kesatuan jaringan yang tidak terpisahkan), overlay (fungsi
analisis untuk setiap layer, untuk menghasilkan data spasial beberapa



data spasial yang ada). (Aziz & Pujiono : 2006) yang baru dari













Data spasial mempunyai dua bagian penting yang membuatnya berbeda dari
data lain, yaitu informasi lokasi dan informasi atribut yang dapat dijelaskan
sebagai berikut : a) Informasi lokasi atau informasi spasial. Contoh yang umum
adalah informasi lintang dan bujur. b) Informasi deskriftif (atribut) atau informasi
non spasial. Contohnya populasi, pendapatan per tahun. Data SIG dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu data grafis dan data tabular. Data grafis adalah data
yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek di permukaan bumi. Secara
garis besar, data grafis dibedakan menjadi tiga macam yaitu data titik, garis, dan
area. Data tabular adalah data deskriftif yang menyatakan nilai dari data grafis.
Data atribut menyimpan informasi tentang nilai atau besaran dari data grafis.
Untuk struktur data vektor, data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk
tabel. (Nuarsa, 2008)
Economic and Social Comminssion for Asia and the Pasific (1996),
mendefinisikan model data sebagai suatu set logika atau aturan dan karakteristik
dari suatu data spasial. Model data merupakan representasi hubungan antara dunia
nyata dengan data spasial.
Terdapat dua model dalam data spasial, yaitu model data raster dan model
data vektor. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, selain itu dalam
pemanfaatannya tergantung dari masukan data dan hasil akhir yang akan
dihasilkan. Model data tersebut merupakan representasi dari obyek-obyek
geografis yang terekam sehingga dapat dikenali dan diproses oleh komputer.
Klasifikasi data spasial berdasarkan Economic and Social Comminssion for Asia
and the Pasific (1996) dapat dilihat pada Gambar 3.1.





























Gambar 3.1 Klasifikasi model data spasial


Kedua model data spasial yang telah disebutkan diatas (raster dan vektor)
mempunyai karakteristik yang berbeda dalam mengaplikasikannya. Hal ini sangat
bergantung pada tujuan, analisis, sistem dan aplikasi yang akan digunakan. Tabel
3.1 memperlihatkan perbandingan diantara kedua model tersebut.
Tabel 3.1 Perbandingan Struktur Data Vektor dan Raster


































Parameter Vektor Raster
Akurasi Akurat dan lebih presisi Sangat bergantung dengan ukuran
grid/sel
Atribut Relasi langsung dengan
DBMS (database)
Grid/sel merepresentasikan atribut.
Relasi dengan DBMS tidak secara
langsung
Kompleksitas Tinggi. Memerlukan
algortima dan proses yang
sangat kompleks
Mudah dalam mengorganisasi dan
proses
Output Kualitas tinggi sangat
bergantung dengan
plotter/printer dan kartografi
Bergantung terhadap output
printer/plotter
Analisis Spasial dan atribut
terintegrasi.
Kompleksitasnya sangat
tinggi
Bergantung dengan algortima dan
mudah untuk dianalisis
Aplikasi dalam
Remote Sensing
Tidak langsung, memerlukan
konversi
Langsung, analisis dalam bentuk
citra sangat dimungkinkan
Simulasi Kompleks dan sulit Mudah untuk dilakukan simulasi
Input Digitasi, dan memerlukan
konversi dari scanner
Sangat memungkinkan untuk
diaplikasikan dari hasil konversi
dengan menggunakan scan
Volume Bergantung pada kepadatan
dan jumlah verteks
Bergantung pada ukuran grid/sel
Resolusi Bermacam-macam Tetap


Sumber : Economic and Social Comminssion for Asia and the Pasific (1996) dan A. Longley, et al. (2001)













3.2.5










Database
3.2.5.1 Sistem database
Ramakrishnan dan Gehrke (2003) menyatakan bahwa database adalah
kumpulan data, umumnya mendeskripsikan aktivitas satu organisasi yang
berhubungan atau lebih. Database management system atau DBMS adalah
perangkat lunak yang di desain untuk membantu memelihara dan memanfaatkan
kumpulan data yang besar. Kebutuhan terhadap sistem tersebut, termasuk juga
penggunaannya, berkembang secara pesat. Alternative penggunaan DBMS adalah
untuk menyimpan data dalam file dan menulis kode aplikasi tertentu untuk
mengaturnya.


3.2.5.2 Database SIG
Database yang digunakan untuk membangun sistem informasi geografiss
sering disebut dengan geodatabase (geographic database (Riyanto dkk., 2009).
Beberapa fasilitas geodatabase antara lain :
a) Mampu menangani tipe data yang beragam.
b) Menggunakan aturan relasional yang sudah baku, seperti pembuatan relasi
antar tipe data, topologi, jaringan geometik, dan lain-lain.
c) Mampu mengakses data geografiss yang besar, baik yang disimpan dalam
bentuk berkas maupun dalam sebuah DBMS.
Keuntungan dalam menerapkan konsep geodatabase antara lain :
1. Data geografis yang tersimpan memiliki keseragaman data.
2. Proses entry dan editing data menjadi lebih akurat.
3. Data-data ditampilkan secara lebih dinamis.
4. Hasil peta yang lebih baik akan terbentuk.
5. Bentuk dari tiap fitur didefinisikan lebih baik.
6. Banyak user dapat melakukan proses editing secara simultan.


3.3


Desain Sistem
Desain Sistem adalah suatu fase dimana diperlukan suatu keahlian



perencanaan untuk elemen-elemen komputer yang akan digunakan pada sistem
yang akan dibuat. (Kendall & Kendall, 2002). Ada 2 hal yang perlu diperhatikan













dalan desain sistem yaitu pemilihan peralatan dan program komputer utuk sistem
yang baru. Beberapa alat bantu yang digunakan dalam desain sistem yaitu DFD
(Data Flow Diagram), Kamus Data (Data Dictionary), Diagram Konteks (Context
Diagram).


3.4


Perangkat Lunak SIG
Perangkat lunak SIG berbasis internet sudah banyak tersedia, baik yang
komersial maupun yang non-komersial dengan masing-masing karakter yang khas
diantaranya adalah : ArcIMS, MapServer, MapXtreeme, MapObjects IMS,
Arcview IMS, Demis, Autodesk MapGuide, GeoMedia WebMap Publisher, Alov
MAP, Carto Web, BeyondGeo, Reef Base, KMap, GeoNetwork opensource, dan
masih banyak lagi. Pengguna bebas memilih tools ini beserta scripting
compilernya (untuk membangun server aplikasinya) sesuai dengan kebutuhan.
(Prahasta, 2007)


3.4.1


ArcView
ArcView merupakan salah satu perangkat lunak desktop sistem informasi
geografis (SIG) dan pemetaan yang dikembangkan oleh ESRI. ArcView memiliki
kemampuan untuk melakukan visualisasi, meng-explore, menjawab query (baik
basis data spasial maupun non-spasial), menganalisis data secara geografis, dan
sebagainya. (Prahasta, 2005)
Secara umum beberapa kemampuan ArcView sebagai berikut :
1. Pertukaran data, membaca dan menuliskan data dari dan ke dalam format
perangkat lunak SIG lainnya yaitu :
a. ArcView dapat membaca data spasial, raster yang ditulis dalam format-
format perangkat lunak SIG dan penginderaan jauh, misal : JPEG, BMP,
TIFF, ERDAS dan lain-lain.
b. ArcView dapat membaca data spasial vektor yang dituliskan dalam
format-format SIG lainnya (import), misal : ArcInfo, MapInfo (MIF),
AutoCad (DWG), dan DXF.













c. ArcView dapat menuliskan basis data spasial, vektornya ke dalam format
shape file sendiri maupun ke dalam perangkat lunak SIG lainnya, seperti
MapInfo.
2. Melakukan analisis statistik dan operasi-operasi matematis.
3. Menampilkan informasi (basis data) spasial maupun atribut, yaitu :
a. ArcView dapat menampilkan informasi (basis data dengan format sendiri)
baik yang terdapat pada sistem komputer yang bersangkutan maupun yang
tersebar di jaringan komputer.
b. ArcView dapat mengakses dan menampilkan basis data eksternal.
c. ArcView dapat menampilkan informasi atau data dalam bentuk view
(tampilan di layar monitor) layout, tabel, grafik.
4. Menghubungkan informasi spasial dengan atribut-atributnya yang terdapat
(disimpan) dalam basis data atribut, menggunakan SQL sebagai standar untuk
melakukan query terhadap basisdata nya.
5. Melakukan fungsi-fungsi dasar SIG seperti analisis sederhana spasial seperti
menyediakan alat bantu analisis spasial sederhana untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan seperti berapa jumlah sumur bor yang terdapat dalam
suatu area pertambangan.
6. Membuat peta tematik yaitu :
a. Menyediakan pustaka simbol dan warna (fitur) untuk pembuatan peta
tematik.
b. Menggunakan simbol dan warna untuk merepresentasikan fiturnya
berdasarkan atribut-atributnya.
7. Meng-customize aplikasi dengan menggunakan bahasa script atau bahasa
pemrograman sederhana yaitu Avenue untuk mengotomatiskan pengoperasian
rutin dan meng-customize aplikasi-aplikasi SIG yang dikembangkan dengan
menggunakan perangkat lunak ArcView.
8. Melakukan fungsi-fungsi SIG khusus lainnya (dengan menggunakan extension
yang ditujukan untuk mendukung penggunaan perangkat lunak SIG ArcView)



seperti : network analisis, 3D analisis, tracking analisis, image analisis,
internet map analisis, dan lain-lain.
















3.5 SVG (Scalable Vektor Graphic)


SVG adalah singkatan dari Scalable Vector Graphics dan merupakan format
file baru untuk menampilkan grafik dalam pengembangan web yang berbasis
XML (eXtensible Markup Language). Selain SVG, ada juga MathML
(Mathematic Markup Language) - berbasis XML- untuk menampilkan rumus-
rumus matematika dan juga CML (Chemical Markup Language) untuk kimia.
(Januar, 2004)


SVG dapat mengkreasikan sebuah grafik yang terdiri dari banyak vektor yang
berbeda-beda. Sebuah vektor pada dasarnya adalah garis yang menghubungkan
dua titik. Fungsi SVG untuk menampilkan grafik 2 dimensional dalam kode XML
dan juga dapat mengkreasikan sebuah grafik yang terdiri dari banyak vektor yang
berbeda-beda. Pada dasarnya, SVG dapat digunakan untuk membuat tiga jenis
objek grafik, yaitu :
1. Path, terdiri dari garis lurus dan kurva.
2. gambar.
3. teks.
Kelebihan yang paling utama adalah image tidak akan kehilangan kualitasnya
apabila diperbesar atau diperkecil (scalable), karena dibuat berdasarkan metode
vektor bukan pixel seperti pada format grafik umumnya yaitu GIF, JPEG dan
PNG. Sehingga memungkinkan pengembangan web dan juga designer untuk
membuat grafik dengan mutu tinggi. Grafik vektor ('lines') adalah suatu cara
menyajikan gambar bukan sebagai baris dan kolom piksel ('dots'), tetapi lebih
sebagai suatu set instruksi bagaimana membuat sebuah gambar melalui garis atau
titik yang terhubung. Sebuah gambar 'raster' seperti bitmap, PNG, JPEG, atau
GIF, hanyalah sebuah seri piksel yang tidak terkoneksi ('color dots'), sedangkan
sebuah gambar vektor merepresentasikan bagian yang berbeda dari suatu gambar
sebagai objek yang berlainan, sehingga memungkinkan interaktivitas yang lebih



baik. Jika gambar 'raster' diperbesar, akan berubah menjadi berkotak-kotak dan













kabur atau tidak jelas ('pixelated'). Berbeda jika menggunakan gambar vektor
yang tetap tampil baik di segala resolusi/skala layar. Gambar vektor juga
umumnya memiliki ukuran berkas yang lebih kecil (terutama saat dikompresi)
dibanding gambar 'raster' sejenis.
Walaupun berbasis vektor, SVG ternyata juga dapat dikreasikan untuk efek
bayangan, gradasi warna, atau juga pencahayaan. Selain itu, animasi juga dapat
dikembangkan SVG. Informasi yang disimpan SVG berbentuk teks (dalam XML),
bukan binary code, ini menyebabkan SVG memiliki keunggulan dalam kecepatan
proses download karena kecilnya kapasitas.
Untuk menampilkan file dalam format SVG, kita perlu menginstall sebuah
plug-in. jika browser yang digunakan tidak mendukung SVG, maka perlu
mendownload sebuah SVG viewer untuk menampilkan file SVG. Jika yang
digunakan browser Firefox 1.5 atau Opera 9 yang sudah mendukung SVG tidak
diperlukan sebuah plug-in/SVG viewer.



3.6 Kepariwisataan
Damanik dan Weber (2006) menyatakan bahwa industri yaitu suatu susunan
organisasi, baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan,
produksi dan pemasaran produk suatu layanan yang memenuhi kebutuhan dari
wisatawan (orang yang melakukan kegiatan wisata).
Wisata merupakan suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
obyek dan daya tarik wisata.
Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia
kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program
pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat
dijual kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya,
dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun
dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik



wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.













Daya tarik wisata merupakan faktor utama dalam suatu kegiatan pariwisata.
Secara garis besar daya tarik wisata dapat digolongkan menjadi 3 bagian yaitu
wisata alam, wisata budaya dan wisata minat khusus. Wisata alam meliputi wisata
pantai, hutan, dan pegunungan. Wisata budaya meliputi wisata di tempat-tempat
peninggalan bersejarah seperti candi dan museum, serta wisata di pusat-pusat
kesenian dan kebudayaan. Sedangkan untuk wisata minat khusus meliputi wisata
agro, wisata petualangan dan wisata tirta.
Produk pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan,
dimiliki dan dinikmati oleh wisatawan sejak ia meninggalkan rumah, tempat
tinggal sampai ke daerah wisata yang dipilihnya hingga kembali ke tempat
asalnya. Adapun yang dimaksud dengan produk industri wisata adalah
keseluruhan pelayanan yang diperoleh oleh wisatawan.













BAB IV
ANALISIS DAN RANCANGAN SISTEM


4.1 Deskripsi Sistem
Dalam pembuatan sistem informasi geografis berbasis web industri wisata di
kota Bandar Lampung pada penelitian ini adalah sistem yang dibangun untuk
menghasilkan informasi mengenai potensi industri dan produk wisata sesuai
dengan data-data yang telah dikumpulkan, sekaligus menghasilkan informasi yang
mendekati harapan pengguna. Informasi yang ditampilkan selain berupa data teks
juga dalam bentuk visual (peta lokasi).
Sistem yang didapatkan nantinya akan dapat memberikan informasi tentang
industri dan produk wisata yang berpotensi di Kota Bandar Lampung disertai
dengan data pendukung dan akan membantu pengguna dalam proses pencarian
tempat industri wisata berdasarkan query yang dimasukkan.


4.2 Perencanaan Kegiatan Penelitian
Proses penyusunan yang bersifat sementara tentang hal-hal yang dibutuhkan
dan akan dikerjakan dalam penelitian ini sehingga dapat menggambarkan sistem
yang dibuat. Gambar 4.1 menunjukkan diagram alir kegiatan dalam pelaksanaan
kerja.
























Gambar 4.1 Diagram Alir Kegiatan



No Kecamatan Ibu kota Jml kelurahan
1 Tanjungkarang Pusat Palapa 11
2 Tanjungkarang Barat Gedong Air 6
3 Tanjungkarang Timur Kota Baru 11
4 Teluk Betung Utara Kupang Kota 10
5 Teluk Betung Barat Bakung 8
6 Teluk Betung Selatan Sukaraja 11
7 Panjang Panjang Selatan 7
8 Kemiling Sumberejo 7
9 Kedaton Kampung Baru 8
10 Rajabasa Rajabasa 4
11 Tanjung Seneng Tanjung Seneng 4
12 Sukarame Sukarame 5
13 Sukabumi Sukabumi 6
JUMLAH 98













4.3 Analisis Sistem
4.3.1 Analisis potensi industri wisata kota Bandar Lampung
Kota Bandar Lampung terdiri dari 13 (tiga belas) kecamatan dan 98 (sembilan
puluh delapan) Kelurahan, dan sebagai Ibukota Provinsi lampung Kota Bandar
Lampung merupakan pusat dari semua kegiatan, baik dibidang pemerintahan,
sosial, politik, pendidikan, kebudayaan maupun perekonomian yang secara
ekonomis sangat menguntungkan bagi pertumbuhan dan perkembangan daerah.
Sebagai motto Kota Bandar lampung dalam penyelenggaraan kegiatan yaitu
Lampung sebagai kota tertib, aman, patuh, iman, sejahtera, serta bersih, sehat,
rapih dan indah. Pada tabel 4.1 menunjukkan pembagian kecamatan dan
kelurahan yang ada di Bandar Lampung.
Tabel 4.1 Nama Ibu Kota Kecamatan dan Jumlah Kelurahan




























Sumber : Biro Pusat Statistik Propinsi Lampung (2008)



NO
BWK
NAMA FUNGSI KOTA PERANAN KOTA
A GEDONG
MENENG
Fungsi Utama :
1. Pusat Pendidikan
Tinggi
2. Terminal Regional
3. Pengembangan
Kawasan
Permukiman
(kasiba/lisiba)
Fungsi Pendukung :
1. Pusat Kebudayaan
2. Rumah Sewa/kost
3. Pusat Pelayanan
Lokal
4. Pertanian skala
kecil.
1. Menyediakan sarana
kegiatan dengan skala
pelayanan regional.
2. Menyediakan pusat
penelitian dan pendidikan
tinggi.
3. Pusat
Pergerakan/transportasi
regional
4. menyediakan lahan
permukiman skala besar
(kasiba/Lisiba)
1. Menciptakan karakterkota
budaya dan agama.
2. menyediakan areal kawasan
perumahan
3. pengembangan rumah
sewa/kost untuk mahasiswa
4. kegiatan perdagangan
penunjang pendidikan tinggi
5. kegiatan industri kecil
menunjang pendidikan tinggi
(percetakan, fotocopi, dan
lain-lain)
B
SUKARAME
Fungsi Utama :
1. Perumahan skala
besar
2. Perdagangan skala
kota
Fungsi Pendukung :
1. Pusat Industri Kecil
2. Pengembangan Hutan
Kota
3. Cadangan
pengembangan kota
4. Pusat pelayanan kota
5. Menciptakan lingkungan
perumahan dengan segala sarananya
6. Meningkatkan pelayanan sarana
prasarana kota untuk memenuhi
kebutuhan penduduknya sendiri agar
tidak tergantung dengan pusat kota
1. Menetapkan kawasan industri kecil
dengan persyaratan tertentu
2. Menyediakan sarana pelayanan
skala local.











Kota Bandar Lampung dibagi dalam 8 (delapan) Bagian Wilayah Kota
(BWK). Secara lebih jelas fungsi dan peran bagian wilayah kota atau kawasan
wilayah pembangunan (KWP) Kota Bandar Lampung dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pembagian Bagian Wilayah Kota (BWK)













Tabel 4.2 (Lanjutan)




































Bandar Lampung telah ditetapkan sebagai Pusat Pertumbuhan Daerah (PPD),
dengan memanfaatkan keberadaan Pelabuhan Panjang sebagai pelabuhan ekspor.
Bandar Lampung merupakan penyatuan dua kota tua, yakni Telukbetung dan
Tanjungkarang. Prasarana dan sarana tersedia cukup di sini, seperti taksi, bus
dalam kota dan antarkota, kereta api, taksi/travel antarjemput antarkota provinsi,
hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan. Kota yang strategis bagi kunjungan wisata
ke berbagai industri wisata. Karena wisata yang satu dan lainnya saling
berdekatan, bisa dipastikan kunjungan atau perjalanan wisata menjadi tidak
monoton, dan menjadi lebih beragam karena banyak tempat yang bisa dilihat.
Sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat penting karena



NO
BWK
NAMA FUNGSI KOTA PERANAN KOTA
C
D
E
PANJANG
SUKABUMI/
TANJUNG
KARANG TIMUR
TANJUNG
KARANG/ PUSAT
KOTA
Fungsi Utama :
1. Pusat pelabuhan
samudera
2. Pergudangan
3. Terminal Barang
4.
Industri pengolahan
Fungsi Pendukung :
1. Sentra Industri kecil
2. Kawasan konservasi dan
hutan lindung
Fungsi Utama :
1. Perdagangan/jasa
2. Kawasan industri
Fungsi Pendukung :
1. Perumahan
2. Industri kecil
3. Cagar budaya

Fungsi Utama :

1. Perdagangan umum

2. Jasa Umum
Fungsi Pendukung :
1. sarana penunjang
perdagangan/parker/taman
2. Perumahan fungsi ganda
3. Pusat Budaya
1. Kawasan konservasi
3. Menyediakan sarana pelayaran
ekspor/impor
4. Menyediakan sarana pergudangan
1. Pengembangan sentra industri kecil
2. Mempertahankan areal
konservasi lahan
1. Penyediaan kawasan perdagangan
2. penyediaan fasilitas parker
Menyediakan sarana pelayanan
dengan skala local.
1. Penataan sarana perdagangan
2. Menciptakan karakter kota dagang
3. Menyediakan jaringan prasarana
penunjang perdagangan.
1. Penyediaan sarana/prasarana
penunjang perdagangan (parker,
taman)
2. Mengarahkan bangunan berfungsi
ganda (mixed use):
Perumahan/perdagangan
Perumahan/perkantoran
Perumahan/jasa wisata

merupakan salah satu peningkatan pendapatan daerah. Kota Bandar Lampung
juga mempunyai potensi industri wisata yang sangat baik dan didukung topografi













tinggi berbukit, gunung dan dataran rendah dekat dengan pantai, oleh karenanya
memungkinkan untuk dikembangkan. Hal ini sangat besar potensinya sebagai
daya tarik investor dibidang pariwisata dan daya tarik turis domestik dan manca
negara.


4.3.2 Potensi industri dan produk wisata kota Bandar Lampung

Bandar Lampung sebagai Ibukota Provinsi Lampung memiliki beberapa
kawasan yang berpotensi (ditinjau dari perspektif kepariwisataan) untuk
dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata karena merupakan tempat yang
strategis bagi kunjungan wisata ke berbagai industri wisata. Beberapa industri dan
produk wisata yang dapat dijadikan sebagai tujuan wisata baik oleh wisatawan
lokal maupun wisatawan mancanegara, antara lain :
1. Pantai Hiburan Duta Wisata, Wisata Pantai ini terletak di Jalan
Laksamana Martadinata, Kelurahan Sukamaju Kecamatan Telukbetung
Barat, tidak jauh dari objek wisata Pantai Puri Gading. Daya tarik wisata
ini adalah pemandangan alam Teluk Lampung yang dapat dinikmati dari
saung yang dibangun sepanjang pesisir pantai.
2. Pantai Hiburan Tirtayasa, Pantai Tirtayasa merupakan salah satu objek
wisata alam yang terletak di Jalan Laksamana Martadinanata Kecamatan
Telukbetung Barat selain pantai Duta Wisata dan Puri Gading. Daya tarik
wisata ini adalah tidak berbeda dengan daya tarik wisata bahari lainnya
seperti Pantai Puri Gading dan Pantai Duta Wisata lempasing. Di pantai ini
pengunjung dapat melihat lebih dekat pulau-pulau yang menghadap ke
pantai ini yakni Pulau Kubur dan Pulau Tangkil.
3. Pantai Puri Gading, wisata bahari yang terletak di jalan Laksamana
Martadinata kelurahan Sukamaju, Kecamatan Telukbetung Barat.
Letaknya bersebelahan dengan Pantai Duta Wisata dan Pantai Tirtayasa.
Daya tarik wisata ini adalah pemandangan alam Teluk Lampung yang
memang posisinya bersebelahan dengan Pantai Duta Wisata selain itu



berbagai fasilitas rekreasi yang tersedia di Pantai Puri Gading menjadi













salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang berkunjung ke
pantai ini.
4. Rumah Adat Lampung Olok Gading, merupakan Rumah Adat
Lampung Pesisir yang terdapat di Kelurahan Negeri Olok Gading
Kecamatan Telukbetung Barat. rumah khas Lampung di kota Bandar
Lampung jarang sekali ditemukan selain di museum Bandar Lampung.
Padahal, arsitektur tradisional Lampung memiliki nilai keindahan yang
tinggi. Rumah adat Lampung yang terdapat di jalan Dr. Setia Budi,
Kelurahan Negeri Olok Gading, Kecamatan Telukbetung Barat merupakan
rumah adat Lampung Pesisir (Kebandaran Marga Balak). Daya Tarik
wisata ini adalah rumah adat Lampung memiliki elemen-elemen yang
menjadi ciri khas, antara lain bubungan yang terdapat di tengah atap, teras
panggung yang terdapat di bagian depan rumah dan atap rumah menutupi
hingga tangga depan rumah. Selain itu, terdapat beberapa perabot rumah
warisan kerajaan, seperti meja, kursi, perabot interior, serta beberapa
senjata kerajaan dan perkakas peninggalan yang berasal dari India serta
terdapat pula silsilah keluarga Lampung yang dipajang di rumah ini.
Penduduk dilingkungan ini masih memegang budaya Lampung seperti tari
Bedana yang dapat dilakukan dari yang muda sampai yang tua dan juga
arak-arakan pengantin serta sunatan.
5. Pulau Kubur, Pulau Kubur merupakan salah satu pulau yang terdapat di
Teluk Lampung. Pulau ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan
Telukbetung Barat. Selain itu, dapat pula ditempuh melalui pantai Puri
Gading ataupun Pantai Tirtayasa dengan menggunakan perahu motor
dengan waktu tempuhnya sekitar 10 menit. Daya tarik wisata ini adalah
berupa kuburan tua dengan usia sekitar 200 tahun dan selain itu objek
wisata yang dapat dikembangkan adalah rekreasi memancing, juga
panorama alam yang masih sangat alami.
6. Pulau Pasaran, terletak di Pesisir Kota Bandar Lampung di wilayah



Teluk Betung Barat. Pulau ini ditempuh dengan menggunakan perahu
mesin, objek yang dikembangkan di daerah ini adalah kerajinan ikan asin.













Pulau Pasaran merupakan salah satu pulau yang ada di Kecamatan
Telukbetung Barat yang berpenduduk sekitar 300 kepala keluarga. Daya
tarik di Pulau Pasaran ini adalah pelelangan ikan segar hasil tangkapan
nelayan dan ikan asin karena sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai nelayan dan produksi ikan asin. Di Pulau ini
pengunjung dapat belajar banyak dengan nelayan-nelayan yang tinggal di
sekitar pulau ini tentang penangkapan ikan dengan menggunakan bagan
dan pengolahan ikan asin. Pulau pasaran dapat dijadikan sebagai wisata
alternatif untuk mengetahui proses pengelolahan ikan dan mengetahui
penangkapan ikan dengan menggunakan Bagan.
7. Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman, kawasan Hutan Lindung
terletak pada ketinggian 250 meter dari permukaan laut, terletak di sebelah
Barat Kota Tanjungkarang. Taman Hutan ini akan dikembangkan sebagai
obyek wisata alam, seperti hiking karena terdapat Gunung Sukma Hilang
atau biasa disebut gunung Betung, Camping, penelitian dan lain-lain. Wan
Abdul Rachman merupakan taman hutan raya Kota Bandar Lampung yang
terletak di Jalan Laksamana Martadinata, Kecamatan Telukbetung Barat.
Daya tarik obyek wisata ini adalah panorama alam dan kekayaan flora
berupa tanaman hutan yang tersebar seluas 22.249 hektar dan juga terdapat
air terjun, salah satunya adalah air terjun Talang Rabun. Tahura ini masih
sangat alami sehingga masih banyak ditemukan berbagai jenis serangga
seperti Kupu-Kupu, Belalang dan sebagainya.
8. Taman Wisata Alam Batu Putuk, Wisata Alam Batu Putuk merupakan
salah satu kawasan hutan yang letaknya di Kelurahan Batu Putuk,
Kecamatan Telukbetung Utara. Lokasi ini tidak begitu jauh dari Taman
Wisata Bumi Kedaton (TWBK) dan juga Taman Kupu-Kupu. Waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai wisata alam ini sekitar 20-30 menit dari
Tanjungkarang yang jaraknya 20 Km. Air terjun yang berada di lokasi ini
menambah kesejukan wisata alam Batu Putu. Wisata alam ini juga dikenal



sebagai daerah penghasil buah-buahan segar seperti durian, duku,













pisang, manggis dan palawija sehingga dapat menikmati buah-buahan
ketika sedang berlibur di kawasan ini.
9. Bumi Kedaton, Taman wisata ini terletak di Jalan Wan Abdul Rahman,
Kelurahan Batu Putuk, Kecamatan Telukbetung Utara. Wisata ini berada
tidak jauh dari wisata alam Batu Putu dan Taman Kupu-Kupu. Taman
Wisata Bumi Kedaton yang berada di kawasan perbukitan, air sungai yang
mengalir berasal dari Gunung Betung dan berbagai macam jenis binatang
di taman wisata ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Selain
itu, wisata inipun tak lepas dari kebudayaan Lampung, dimana rumah khas
Lampung, patung penari budaya Lampung ada disini sehingga pengunjung
dapat berlibur sekaligus mengenal kebudayaan Lampung.
10. Taman Wisata Lembah Hijau merupakan salah satu andalan wisata alam
buatan di kota Bandar Lampung. Taman wisata yang berlokasi di JI. AR.
Raden Imba Kesuma Ratu, Kampung Sukajadi, Kel. Sukadanaham, Kec.
Tanjung Karang Barat, Bandar lampung, kini menjadi andalan bagi
wisatawan yang berkunjung ke Lampung.
11. Monumen Gunung Krakatau, di Telukbetung kelurahan Teluk Betung
tepatnya di jalan WR. Supratman, monumen peringatan meletusnya
Gunung Krakatau di Taman Dipangga. Monumen ini berupa rambu laut
seberat setengah ton yang terlempar akibat gelombang pasang tsunami
setinggi 30 meter yang ditimbulkan letusan Gunung Krakatau tahun
1883. Taman ini merupakan bagian lokasi kantor Residen Lampung.
12. Sukadanaham, Kawasan Sukadanaham berada di Kecamatan Tanjung
Karang Barat. Kawasan ini merupakan dataran tinggi terletak di sebelah
barat Kota Bandar Lampung. Oleh karena itu, sepanjang jalan Muhammad
Ali (Sukadanaham) terbentang pemandangan alam Kota Bandar Lampung
berupa Teluk Lampung, pulau-pulau yang berada di Teluk lampung, serta
rangkaian bukit barisan. Dan jalan ini pula yang menghubungkan
Kecamatan Kemiling. Selain itu, di kawasan ini terdapat pula Simulasi



Tempur Sukadanaham. Simulasi tempur ini dikelola oleh Suzuki Center
yang juga merupakan arena outbond atau simulasi tempur yang luas













keseluruhan 80 ha. Namun yang dipakai 10 ha. Simulasi Tempur ini
mempunyai beberapa permainan outbond, antara lain Flying Fox
(meluncur dari ketinggian 15 meter), Human Jamp (Mengambil bantalan
yang berada ditengah tali dengan ketinggian 12-13 meter), Wish (jalan
diatas tali), Paintball (tembak-tembakan dengan menggunakan cat air) dan
spider wap (naik jaring Laba-laba dari bawah ke atas dengan ketinggian 7
meter). Selain itu, lokasi ini disediakan pula villa, aula, dan zona tempur
yang dikenal dengan anti terror. Untuk mengikuti permainan ini minimal
20 orang. Lokasinya berada di dataran tinggi dan tersebarnya pohon
cemara di sekitar simulai tempur ini menambah keindahan lokasi ini.
13. Taman Kupu-Kupu, merupakan penangkaran Kupu-Kupu yang terletak
di Kecamatan Kemiling. Wisata ini tidak jauh dari lokasi wisata Batu Putu
dan Taman Wisata Bumi Kedaton. Jarak tempuh dari wisata Batu Putu
sekitar 7-10 menit dengan menggunakan kendaaran pribadi. Taman Kupu-
Kupu ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung karena taman ini
memiliki ciri khas tersendiri berupa penangkaran kupu-kupu dan
pengunjung pun dapat melihat berbagai jenis spesies Kupu-Kupu yang ada
di taman ini dan juga Kupu-Kupu yang telah diawetkan dan dibingkai
seperti Kupu-Kupu yang berasal dari Liwa Lampung Barat. Jika
pengunjung tertarik, bisa memesan Kupu-Kupu tersebut yang diambil dari
kepompong Kupu-Kupu.
14. Kawasan hutan taman kota, Kawasan hutan kota itu dijadikan warga
setempat sebagai tempat rekreasi alternatif murah, bisa dilihat daerah
PKOR tepatnya di jalan Soekarno Hatta kelurahan Perumnas Wayhalim
Kecamatan Kedaton Bandar Lampung. Di dalamnya terdapat kawasan
wisata 'embung' atau danau buatan untuk berburu ikan (memancing) atau
sekedar melihat suasana di sekitar kawasan itu. Embung atau danau buatan
seluas sekitar satu hektare itu, setiap hari selalu ramai dikunjungi warga.
15. Museum Negeri Provinsi Lampung "Ruwa Jurai" adalah salah satu



tempat kunjungan wisata sejarah yang dapat digunakan sebagai sarana
pendidikan, penelitian dan rekreasi. Terletak dijalan Z.A. Pagaralam 5













kilometer disebelah utara pusat kota tanjungkarang dan hanya 400 meter
dari terminal bus rajabasa. Koleksi yang dapat dijumpai adalah benda-
benda hasil karya seni, keramik dari negeri siam dan china pada zaman
dinasti ming, stempel dan mata uang kuno pada masa penjajahan belanda
dan lain-lain. Koleksi-koleksi tersebut berjumlah 2.893 buah meliputi
benda-benda geologi, biologi, etnografi, arkeologis, dan lainnya. Salah
satu jenis koleksi yang berkaitan dengan Kebudayaan Lampung adalah
koleksi etnografika, klasifikasi koleksi jenis ini meliputi semua benda
yang cara pembuatan dan pemakaiannya memperlihatkan ciri khas etnis
tertentu.
16. Sentra Industri Keripik, terdapat di kawasan kedaton dan gunung terang
tepatnya di Jalan Pagar Alam Bandar Lampung. Jika anda berkunjung ke
Kota Bandar Lampung sepertinya belum lengkap kalau belum singgah ke
Kawasan Sentra Industri Kripik yang terletak di jantung Kota Bandar
Lampung dan dapat dituju melalui Jl. Teuku Umar atau melalui Jl. Imam
Bonjol. Masyarakat Kota Bandar Lampung lebih suka menyebut Kawasan
Sentra Industri Kripik dengan sebutan Kripik Gang PU. Kawasan Sentra
Industri Kripik dari Terminal Rajabasa atau dari Stasiun Kereta Api
Tanjungkarang dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 15 menit.
Berbagai jenis kripik yang ditawarkan untuk menjadi buah tangan
memiliki jenis yang beragam mulai dari kripik pisang, singkong, ubi jalar,
sukun, nangka dan berbagai jenis lannya. Citra rasa yang ditawarkan pun
tidak kalah dengan citra rasa kripik yang dijual di pasar swalayan mulai
dari rasa gurih, asin manis, rasa keju, rasa coklat, balado dan berbagai citra
rasa lainnya dengan harga yang sangat sangat terjangkau bagi kantong.
17. Salah satu industri kerajinan khas Lampung diantaranya dapat ditemui
di berbagai kelurahan seperti berikut :

a. SERAI SERUMPUN
Jl. Romowijaya No. 11 Sawah Brebes Bandar Lampung Telp. (0721)



255336, SAWAH BREBES














b. PUTRA INDONESIA
Jl. S. Parman No. 37 Bandar Lampung Telp. (0721) 255073,
GOTONG ROYONG

c. MULYASARI
Jl. MH. Thamrin 79 Bandar Lampung Telp. (0721) 261609,
GOTONG ROYONG

d. KRUI PUTRA
Jl. Wijaya Kusuma No. 27 Bandar Lampung Telp. (0721) 253493,
PAHOMAN

e. RADEN INTAN Art Gallery
Jl. Nusa Indah No. 45 Bandar Lampung Telp. (0721) 252563
254136, RAWALAUT

f. TAPIS HELAU
Jl. Dr. Sutomo No. 26 Bandar Lampung Telp. (0721) 704871,
PENENGAHAN
Email : Tapis Helau @ hot mail.com

g. DEKRANAS DAERAH LAMPUNG
Jl. Ir. H. Juanda No. 6 Bandar Lampung Telp. (0721) 269957
(pameran tetap), PAHOMAN

h. BUTIK BUSANA DESY MUNAF
Designer, Busana bordir, Sulam Usus dll, Jl. Mataram No.44 Bandar
Lampung, ENGGAL
Telp. (0721 )250530

i. BUTIK BUSANA AAN IBRAHIM
Jl. Kota Baru Bandar Lampung Telp. 0811 791282, KOTA BARU

Kerajinan Sulam usus (secara harfiah "bordir usus"), yang berisi
poliester dengan motif-motif dalam bentuk sulur yang mirip usus ayam
dengan berbagai berbentuk motif pakaian serta berbagai asesoris dan



kerajinan tangan lainnya. Kerajinan kain Tapis (kain lari), yaitu kain
khas wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun













benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau
benang emas dengan sistem sulam (Lampung; "Cucuk"). Dengan demikian
yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas
dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas
suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang
ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif
seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan
benang perak. Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena
peralatan yang digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif
hiasnya masih sederhana dan dikerjakan oleh pengerajin. Kerajinan ini
dibuat oleh wanita, baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis (muli-muli)
yang pada mulanya untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk
memenuhi tuntutan adat istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini
diproduksi oleh pengrajin dengan ragam hias yang bermacam-macam
sebagai barang komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.


Data industri dan produk wisata yang ada di kota Bandar Lampung dapat dilihat
pada tabel 4.3.













Tabel 4.3 Data industri dan produk wisata


























































No Nama Objek Lokasi Jarak
dari
pusat
kota
Alamat Kecamatan /
Kelurahan
1 Pantai Hiburan Duta
Wisata
Jl. Laksamana
Martadinata
Sukamaju-Teluk
Betung Barat
20 km
2 Pantai Hiburan
Tirtayasa
Jl. Laksamana
Martadinata
Sukamaju-Teluk
Betung Barat
21 km
3 Pantai Puri Gading Jl. Laksamana
Martadinata
Sukamaju-Teluk
Betung Barat
14 km
4 Pulau Kubur Pesisir kota
Bandar Lampung
TBB (Pulau
Kubur)

5 Pulau Pasaran Pesisir kota
Bandar Lampung
TBB (Pulau
Pasaran)

6 Rumah Adat
Lampung Pesisir
Jl. Dr. Setia Budi Negeri Olok
Gading-Teluk
Betung Barat
16 km
7 Tahura Wan Abdul
Rahman
Jl. R.E
Martadinata
Teluk Betung
Barat
23 km
8 Taman Wisata Batu
Putuk
Jl. Dr. Setia Budi Batu Putu-Teluk
Betung Utara
20 km
9 Bumi Kedaton
(kebun binatang)
Jl. Dr. Setia Budi Batu Putu-Teluk
Betung Utara
19 km
10 Taman Wisata
Lembah Hijau
Jl. AR. Raden
Imba Kesuma
Sukadana Ham-
Tanjung Karang
Barat

11 Monumen Gunung
Krakatau
Jl. W.R.
Supratman
Teluk Betung -
Teluk Betung

12 Sukadanaham Jl. Muhammad
Ali
Sukadana Ham-
Tanjung Karang
Barat
11 km
13 Taman Kupu-kupu Jl. Palem Raya Sumber Rejo-
Kemiling
21 km
14 Hutan Taman Kota Jl. Soekarno
Hatta
Perumnas Way
Halim-Kedaton

15 Museum Negeri
Lampung
Jl. Z.A. Pagar
Alam
Gedung Meneng-
Rajabasa
5 km
16 Sentra Industri
Keripik
Jl. Pagar Alam Gunung Terang-
Tanjung Karang
Barat
4 km
17 Kerajinan Khas CV.
Aan Ibrahim
Jl. Perintis
Kemerdekaan
Tanjung Karang
Timur


Sumber : Dinas Pariwisata Propoinsi Lampung (2009)













4.4 Kebutuhan data
Secara garis besar data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data spasial
dan non spasial yang saling berhubungan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel
4.4.
Table 4.4 Klasifikasi data












4.5 Aturan bisnis
Beberapa aturan bisnis mengenai relasi antar entitas dalam rancangan basis
data sistem informasi potensi industri wisata kota Bandar Lampung berbasis SIG
adalah :
1. Pengguna hanya bisa melakukan proses view informasi melalui sistem yang
disediakan
2. Pengguna bisa mendapatkan informasi industri wisata secara visual (peta
lokasi) dengan mengetikkan kata kunci dan memilih kelurahan pada fasilitas
pencarian
3. Satu orang administrator dapat menambahkan banyak industri wisata
4. Satu nama industri wisata memiliki sebuah deskripsi
5. Satu nama industri wisata memiliki sebuah file gambar
6. Satu kecamatan terdapat beberapa kelurahan
7. Satu kategori wisata dapat memiliki beberapa industri wisata
8. Satu kelurahan terdapat beberapa industri wisata



4.6 Perancangan Data Non Spasial
Berdasarkan aturan bisnis yang sudah ditetapkan di atas, maka ER-D (entity



Jenis Data Nama Data Keterangan
Non Spasial industriwisata, dan data wilayah
administrasi (kecamatan dan
kelurahan), admin, kategori wisata,
dan tamu
Ditabulasi ke dalam tabel
basis data
Spasial industriwisata, dan data wilayah
administrasi (kecamatan dan
kelurahan)
Data spasial

relationship diagram) yang merepresentasikan secara grafis hubungan antar
entitas dapat dilihat pada gambar 4.2.











kecamatan
1








kategoriwisata
1

punya

industriwisata

m

memiliki
m
m
1
kelurahan terdapat

Gambar 4.2 ER-D data non spasial


4.7 Perancangan Data Spasial
Sistem informasi geografis berbasis web ini dirancang untuk dapat digunakan
pengguna sebagai sarana mendapatkan informasi mengenai posisi industri wisata
yang ada di wilayah kota Bandar Lampung secara visual (peta lokasi). Sistem
informasi spasial yang dibuat ini memiliki beberapa jenis layer, yaitu :
1. Layer industri wisata
Layer ini berisi posisi atau koordinat lintang dan bujur dari masing-masing
industri wisata dan dikonversi ke dalam koordinat UTM.
2. Layer wilayah administrasi kecamatan
Layer ini berisi batas-batas administrasi kecamatan di wilayah kota Bandar
Lampung.
3. Layer wilayah administrasi kelurahan
Layer ini berisi batas-batas administrasi kelurahan/desa di wilayah kota Bandar
Lampung.


4.8


Perancangan Proses-proses Informasi Geografis Berbasis Web Industri
Wisata Kota Bandar Lampung

Kehadiran pemetaan geografis berbasis web dalam pengembangan pariwisata
sangatlah penting untuk memberikan informasi tentang objek wisata, jaring jalan,
lokasi, dan fasilitas-fasilitas pendukung dalam mempromosikan wisata kota
Bandar Lampung. Perancangan yang dilakukan pada bertujuan sebagai acuan
dalam pengembangan piranti lunak agar dapat memenuhi semua kebutuhan
pengguna dengan lengkap dan tepat.



Dari analisis sistem yang dilakukan maka selanjutnya masuk ke tahapan
perancangan dalam pembuatan sistem yang akan diusulkan tersebut. Rancangan













sistem ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada, rancangan
dituangkan dalam bentuk Context Diagram dan Data Flow Diagram.


4.8.1


Data flow diagram informasi geografis berbasis web kota Bandar
Lampung

Dalam sistem ini, DFD yang dibuat mencakup dua entitas luar yaitu
administrator dan user. Data Context Diagram dapat juga disebut Diagram Aliran
Data level 0. Data Context Diagram berisi penjelasan umum atau global tentang
proses yang terjadi dalam sistem yang menggambarkan interaksi antara sistem
dan entity luar. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka Diagram Konteks untuk
informasi geografis berbasis web Pariwisata kota Bandar Lampung dapat dilihat
pada gambar 4.3.












Gambar 4.3 Diagram Konteks Sistem yang diusulkan


Pada diagram konteks diatas user dapat mengakses informasi melalui internet
untuk mendapatkan informasi mengenai industri wisata yang ada di Kota Bandar
Lampung, Informasi yang disajikan harus selalu ter-update dengan demikian
administrator harus meng-update informasi yang disediakan atau informasi
terbaru yang ada di Kota Bandar Lampung khususnya letak industri wisata
tersebut.
User adalah pengguna yang hanya membutuhkan informasi industri wisata
yaitu dengan mengklik titik yang ditunjuk pada peta, maka akan mendapatkan
aliran data yang dibutuhkan yaitu informasi mengenai industri wisata yang
ditunjuk.





Dari konteks diagram yang ditunjukkan pada gambar 4.3, dekomposisi
kedalam DFD level 1 akan lebih memperjelas sistem yang akan diusulkan yang













dapat dilihat pada gambar 4.4, pada data flow diagram level 1 tersebut, untuk buka
halaman administrator maka administrator harus login terlebih dahulu jika login
valid maka akan memasuki fasilitas administrator yang bertugas untuk meng-
setup data letak industri wisata berdasarkan kategori yang diinputkan sehingga
informasi yang disajikan akan selalu update.


































Gambar 4.4 DFD level 1 sistem yang diusulkan


4.8.2


Perancangan basis data
Dalam perancangan basis data sistem ini disusun untuk memberikan petunjuk
dan penjelasan mengenai tempat dan struktur penyimpanan data yang akan
digunakan, SIG menyimpan data berupa peta dalam bentuk spasial (titik, garis
dan atau polygon) dan informasi disimpan dalam bentuk atribut/deskriptif.





Pengaruh struktur data pada struktur program menyebabkan desain data



Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_kel Int 11 Kode kelurahan (Primary Key)
Geometry Longblob
X_min Int 11
X_max Int 11
Y_min Int 11
Y_max Int 11
Wil_lurah Char 50 Nama kelurahan
Length Decimal 10,0 Luas wilayah
Id_kec Int 11 Foreign Key

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Geometry Longblob
X_min Int 11
X_max Int 11
Y_min Int 11
Y_max Int 11
Id_kec Int 11 Kode kecamatan (Primary Key)
Kecamatan Char 35 Nama kecamatan

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
User Varchar 8 Nama User (Primary Key)
Password Varchar 8 Password User











berpengaruh penting terhadap kualitas perangkat lunak. Struktur tabel dari setiap
objek dalam database, dapat dilihat berturut-turut pada tabel-tabel di bawah ini.
Obyek admin memiliki 2 atribut yang berfungsi untuk menyimpan data
administrator. Atribut user digunakan sebagai primary key. Tabel obyek admin
dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Admin






Obyek kecamatan memiliki 7 atribut yang berfungsi untuk menyimpan data
spasial kecamatan. Atribut id_kec digunakan sebagai primary key. Tabel obyek
kecamatan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Kecamatan











Obyek kelurahan memiliki 9 atribut yang berfungsi untuk menyimpan data
kelurahan. Atribut id_kel digunakan sebagai primary key dan atribut id_kec
digunakan sebagai foreign key. Tabel obyek kelurahan dapat dilihat pada tabel
4.7.
Tabel 4.7 Kelurahan





Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
ProjectID Int 11 ID peta (Primary Key)
Title Char 250
IsProjected TinyInt 4
LonMin Double
LonMax Double
LatMin Double
LatMax Double
Width Int 11
Height Int 11
Scale Int 11
Transfactor Int 11
AdminPassword Char 6

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
FeatureID Int 11 Kode tempat (Primary Key)
Longitude Double
Latitude Double
Namatempat Char 50
Id_kel Int 11 Foreign Key
Alamatlengkap Varchar 80
Id_kategori Varchar 10 Foreign Key
Deskripsi Text
Keyword Text
Gambar Blob

Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
Id_Kategori Varchar 10 Kode Kategori (Primary Key)
Kategori Varchar 30 Nama kategori











Obyek kategori wisata memiliki 2 atribut yang berfungsi untuk menyimpan
data kategori wisata. Atribut id_kategori digunakan sebagai primary key. Tabel
obyek kategoriwisata dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Kategoriwisata






Obyek industriwisata memiliki 10 atribut yang berfungsi untuk menyimpan
data industri wisata. Atribut FeatureID digunakan sebagai primary key dan atribut
id_kategori serta atribut id_kec digunakan sebagai foreign key. Tabel
industriwisata dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Industriwisata















Obyek project memiliki 12 atribut yang berfungsi untuk menyimpan data peta.
Atribut ProjectID digunakan sebagai primary key. Tabel obyek project dapat
dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Project















Obyek tamu memiliki 4 atribut yang berfungsi untuk menyimpan data daftar
saran. Atribut waktu digunakan sebagai primary key. Tabel obyek tamu dapat
dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Tamu







4.8.3







Relasi antar tabel


Model E-R pada gambar 4.1, selanjutnya dapat ditransformasikan kedalam
suatu model skema database yang menentukan struktur database. Skema database
dibuat agar mudah melakukan pemetaan terhadap tabel-tabel maupun atribut-
atribut yang ada. Skema database sistem relasi antar tabel dapat di lihat pada
gambar 4.5



































Nama Field Tipe Data Ukuran Keterangan
waktu Datetime (Primary Key)
Nama Varchar 35 Nama pengunjung
Email Varchar 25 Alamat email pengunjung
Saran Text Pesan dan kesan


Gambar 4.5 Relasi antar tabel















4.9












Perancangan User I nterfaceSistem
Dari analisis kelemahan dapat diidentifikasi bahwa penyampaian informasi
geografis Kota Bandar Lampung yang ada memerlukan media informasi yang
dapat lebih cepat, akurat bagi masyarakat salah satunya adalah dengan
memanfaatkan media website yang dipublikasikan melalui internet. Sistem
informasi geografis yang diterapkan pada Kota Bandar Lampung melalui media
internet ini dapat diakses secara luas sehingga masyarakat di luar Kota Bandar
Lampung pun bisa mendapatkan informasi yang diinginkan, selain itu dengan
adanya media website ini dapat meminimalisasikan penggunaan biaya dan waktu.













Gambar 4.6 Halaman index user

Gambar 4.6 menunjukkan rancangan halaman index untuk pengguna sehingga
bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Sementara pada gambar 4.7
menunjukkan form isian untuk pengunjung yang ingin berpartisipasi
menyampaikan saran untuk kemajuan WebGIS industri wisata kota Bandar
Lampung.

































Gambar 4.7 Halaman input saran
















Gambar 4.8 menunjukkan halaman peta, untuk pengguna mendapatkan
informasi mengenai daerah industri wisata melalui tampilan visual berupa peta.


























Gambar 4.8 Halaman peta



Administrator bisa mengelola data dengan memiliki hak akses. Pada gambar
4.9 menunjukkan form login untuk administrator dapat mengelola Informasi
geografis berbasis web industri wisata.


































Gambar 4.9 Halaman login admin













Dalam Rancangan halaman ini akan ditampilkan halaman menu administrator.
Halaman ini muncul apabila user dan password pada halaman login Admin diisi
dengan benar. Rancangan halaman menu admin dapat dilihat pada gambar 4.10
















Gambar 4.10 Halaman area admin




Halaman ini akan tampil setelah tombol Industri Wisata pada halaman
menu admin dipilih. Rancangan Halaman manajemen peta industri wisata dapat
dilihat pada gambar 4.11.


















Gambar 4.11 Halaman manajemen peta industri wisata




Rancangan halaman penambahan data industri wisata baru dapat dilihat pada

















gambar 4.12 setelah link industri wisata dipilih.






































Gambar 4.12 Halaman input peta industri wisata



Halaman ini akan tampil setelah tombol Edit Akun Admin pada halaman
menu admin dipilih. Rancangan halaman edit akun admin dapat dilihat pada
gambar 4.13.


















Gambar 4.13 Halaman edit akun admin













BAB V

IMPLEMENTASI SISTEM



Tahapan implementasi merupakan tahapan untuk menguji kelayakan suatu sistem
informasi yang selanjutnya dioperasikan sesuai dengan fungsi dan kelayakannya.


5.1 Arsitektur Umum Aplikasi Pemetaan di Web
Bentuk umum arsitektur aplikasi berbasis peta di web dapat dilihat pada
gambar 5.1.
Sisi Client Sisi Server











Gambar 5.1 Arsitektur Umum Aplikasi Pemetaan Berbasis Web




Interaksi antara client dengan server berdasarkan request dan respon. Web
browser di sisi client mengirim request ke server web. Karena server web tidak
memiliki kemampuan pemrosesan peta, maka request berkaitan dengan
pemrosesan peta akan diteruskan oleh server web ke server aplikasi. Hasil
pemrosesan akan dikembalikan lagi melalui server web untuk diteruskan ke client.


5.2 Implementasi Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang dibutuhkan agar sistem dapat berjalan sebagaimana
mestinya adalah :
a. Spesifikasi perangkat lunak saat perancangan dan pembangunan sistem









1. Sistem Operasi. Contohnya : Windows
2. AutoCADMap sebagai tools untuk mendigitasi peta analog













3. ArcView 3.3 sebagai tools SIG pengolah data spasial
4. Opensvgmapserver101 sebagai software konversi data spasial ke mysql
5. Web Browser adalah browser internet sederhana untuk menampilkan
halaman HTML, PHP, AJAX, dan lain-lain. Contoh : Internet Explorer
dengan menginstallkan SVG Viewer, Mozilla Firefox, Opera, dan Google
Chrome.
6. Local server untuk menjadikan komputer sebagai localhost. Contoh :
Xampp, Appserv (Apacche, PHP, dan MySQL).
b. Spesifikasi perangkat lunak setelah sistem siap diakses
Pada sisi client yang dibutuhkan adalah :
1. Sistem Operasi. Contohnya : Windows
2. Web Browser adalah browser internet sederhana untuk menampilkan
halaman HTML, PHP, AJAX, dan lain-lain. Contoh : Internet Explorer
dengan menginstallkan SVG Viewer, Mozilla Firefox, Opera, dan Google
Chrome.
Pada sisi server yang dibutuhkan adalah :
1. Web Hosting adalah layanan penyewaan ruang simpan data (space) yang
digunakan untuk menyimpan data-data website atau Local server untuk
menjadikan komputer secara local yaitu software Apacche, PHP, dan
MySQL.
2. Internet sebagai media akses.


5.3 Implementasi Perangkat Keras

Perangkat keras komputer yang digunakan untuk mendukung pembuatan
maupun menjalankan sistem ini secara localhost:
1. Pentium 4 dengan processor 1.6 GHz atau setara.
2. Memory 512 MB
3. Harddisk 80 GB, dengan ruang kososng 10 GB
4. Perangkat jaringan (Kabel UTP, Modem, dan lain-lain)



5. Mouse, keyboard, dan monitor 14 inch













5.3 Implementasi Proses Digitasi Peta Pada AutoCad MAP
Digitasi dimulai dengan melakukan proses persiapan peta analog yang
telah discan dan lakukan digitasi dengan membentuk pembangunan topologi peta
kota Bandar Lampung menggunakan software AutoCadMAP. Gambar 5.2
menunjukkan proses digitasi dengan membangun topologi berdasarkan layer-layer
yang akan digunakan.























Gambar 5.2 Representasi proses digitasi peta pada AutoCad MAP


Setelah masing-masing layer terbentuk dan telah disimpan, selanjutnya meng-
eksport file dengan ekstensi .dwg menjadi bentuk .dxf dengan memanfaatkan
aplikasi ARCEXE yang pada akhirnya layer terbentuk akan dikonversi kedalam
bentuk .shp pada software ArcView.


5.4 Implementasi Proses Editing Peta Pada Arcview
Dalam melakukan pembuatan informasi geografis berbasis web industri
wisata kota Bandar Lampung, dimulai dengan melakukan proses persiapan dan
editing peta kota Bandar Lampung. Proses editing peta setelah digitasi
menggunakan AutoCad Map dan dikonversi ke bentuk .shp dari bentuk .dxf





menggunakan aplikasi ARCEXE kemudian dilakukan pengeditan menggunakan
ArcView, dapat dilihat pada gambar 5.3.






































Gambar 5.3 Representasi proses editing peta pada Arcview


Berdasarkan gambar 5.3, terlihat bahwa dalam mempersiapkan peta yang akan
digunakan, maka dimulai dengan melakukan editing pada peta kota Bandar
Lampung. Oleh karena itu, editing ini dilakukan dengan menentukan
pengklasifikasian berdasarkan kecamatan dan kelurahan juga dilengkapi dengan
layer jalan.
Keteraturan data dalam pembuatan aplikasi informasi geografis berbasis web
industri wisata kota Bandar Lampung didasarkan pada data-data yang
dikumpulkan kemudian di edit untuk mendapatkan data yang valid sesuai dengan
kebutuhan. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka proses editing ini dilakukan
meliputi pemilahan data spasial dan data non spasial. Data spasial yang digunakan
berupa data vektor terdiri dari wilayah (shape), data jalan (polyline), serta data
berupa titik (point). Setelah itu dilakukan penginputan serta proses pengeditan
data berdasarkan struktur tabel data melalui arcview GIS.















5.5 Implementasi Proses Editing Tabel Arcview Informasi Geografis
Berbasis Web Industri Wisata kota Bandar Lampung

Berdasarkan perancangan basis data spasial maupun non spasial pada bab 4
(empat), maka dalam bagian ini akan ditunjukkan tentang struktur tabel spasial
informasi geografis berbasis web industri wisata kota Bandar Lampung dengan
menggunakan Arcview seperti dapat dilihat pada gambar 5.4.



















Gambar 5.4 Representasi struktur table Arcview Informasi geografis
berbasis web industri wisata


Gambar 5.4 di atas merepresentasikan struktur tabel Informasi geografis
berbasis web industri wisata kota Bandar Lampung dalam Arcview. Struktur tabel
tersebut dibangun sampai pada tingkat kecamatan berdasarkan layer-layer yang
telah terbentuk, hal ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada pengguna
secara lebih detail tentang lokasi dan posisi berbagai produk industri wisata.



5.6 Konversi Tabel Data ArcView ke MySQL Database

Untuk melakukan konversi table-tabel yang ada di ArcView, dibutuhkan suatu
aplikasi opensvgmapserver101 yang berisi file-file yang menyertainya dapat
dilihat pada tabel 5.1.



Nama Deskripsi
Ekspor file untuk digunakan dengan ArcView GIS
tomysql.apr ArcView 3.0a proyek termasuk tomysql script. Script disebut dengan
memilih "Ekspor Untuk MySQL" dari menu View dalam sebuah objek
View.
tomysql.ave versi teks naskah yang digunakan dalam tomysql.apr
File SVG memberikan peta konten
map_frame.php Frameset halaman yang termasuk map_page.php dan footer.htm
map_page.php Menghasilkan HTML halaman termasuk kotak peralatan, legenda, peta
(tertanam SVG disebut dari map.php), dan atribut data sebagai array
javascript. Termasuk ECMAScript untuk penanganan penyaringan,
penyisipan dinamis konten SVG, menampilkan data atribut.
map.php Menghasilkan file SVG melalui query database dan, untuk setiap layer set
untuk menampilkan pada skala dasar, menghasilkan elemen <g> dan <path>
atau <circle> elemen untuk setiap fitur dalam layer.
legend.php Legenda menghasilkan grafis sebagai Berkas SVG untuk lapisan tertentu.
Mengambil parameter LayerID (untuk menentukan layer legenda).
loadSVG.php Pertanyaan semua layer dalam proyek yang ditampilkan pada skala saat ini
tetapi tidak pada skala dasar untuk menemukan fitur-fitur dalam peta luas
saat ini dan menghasilkan ECMAScript untuk secara dinamis memuat fitur
dan atribut mereka (jika ada). Menerima atribut untuk skala saat ini dan
untuk x dan y min. dan maks. nilai-nilai. Beban ke bingkai footer.
footer.htm Beban awalnya ke dalam bingkai footer.
File Opsional untuk memungkinkan administrasi proyek peta online
admin.php Admin halaman untuk proyek peta; setelah setup proyek selesai, halaman ini
dapat digunakan untuk mengubah pengaturan proyek dan parameter. Pada
pembukaan, meminta password admin.
layers.php Admin halaman untuk lapisan dalam proyek peta; setelah setup proyek
selesai, halaman ini dapat digunakan untuk mengubah pengaturan proyek
dan parameter. Dipanggil oleh link pada admin.php.
Tambahan file yang dihasilkan oleh script tomsyql:
view_name.bmp
atau view_name.png
Screenshot dari peta dari ArcView (mana view_name adalah nama melihat,
dengan karakter garis bawah menggantikan spasi).
connect.php File yang berisi parameter koneksi (server, nama pengguna, dan password)
untuk database MySQL diisi dengan data peta.
view_name.sql file MySQL dump untuk diimpor ke database MySQL (mana view_name
adalah nama melihat, dengan karakter garis bawah menggantikan spasi).











Tabel 5.1 File disertakan dalam distribusi OpenSVGMapServer101













Berikut iini adalah laangkah-langkkah instalasi dan konfiguurasi instruksi untuk
mengekspor table-tabel data pada ArcView ke menjadi basis data MySQ :
1. Buka filee tomysql.appr melalui jeendela ArcViiew.
22. Menyiappkan layer-laayer yang digunakan seebagai data ppada peta dii ArcView,
setting view properrties seperti pada gammbar 5.5, daan lakukan ekspor ke
MySQL. File yang ddihasilkan addalah kota_bbandar_lamppung.bmp, connect.php
dan kotaa_bandar_lammpung.sql


















Gambar 5.5 Layer data peta yang akan dikonvversi ke MySSQL
33. Setup di MySQL pprompt untuuk mengimpport data yyang dihasilkkan dalam
bentuk kota_bandar__lampung.sq ke bentuk table-tabel MySQL eperti pada
gambar 55.6.

























QL
se

Gambbar 5.6 Impoort data darri bentuk .sql menjadi table-tabel MySQL













4. Post pada web server file-file yang berkaitan dengan kebutuhan aplikasi yang
dibuat secara online.


5.8 Proses Query I nformation pada Form

Query dilakukan untuk dapat mengakses form-form yang telah dirancang
pada tahapan perancangan.


5.8.1


Proses pada pengguna

Pengguna ataupun pengunjung dapat melakukan pengisian data saran untuk
kemajuan bagi sistem. Proses query data saran, dihasilkan dari mekanisme
pemanggilan script proram yang berfungsi untuk memasukkan data pada
database, yaitu seperti potongan program berikut :
<?php

if (!$nama || !$email || !$saran){

print("<center><h3>Nama,

E-mail

&

Saran

harus

diisi...</h3></center>");

include("saran.htm");}

else{

$cekemail=strstr($email,"@");

if (strlen($cekemail)==0){

print("<center><h3>Penulisan

Valid...</h3></center>");

include("saran.htm");}

else{

include("koneksi.php");

E-mail

tidak

$query="insert

into

tamu

(nama,email,saran)

values('$nama','$email','$saran')";

if(!($hasil=mysql_query($query,$dbh)))

{




Print("Ada yang salah .....");

print("<br><a href=saran.htm>Back</a>");













}

else

{

print("<html><head><title></title><meta

equiv='refresh'

http-

Content='0;

URL=lihat.php'></head><body></body></html>");

}

}

}

?>


Proses dari mekanisme pemanggilan method untuk menampilkan peta pada
sisi client adalah sebagai berikut :
<!-- Menampilkan Petanya -->

<embed name="svgmap" style="background-color:

border:0px;" width="600" height="500" align="center"

src="sig/maps/bandarlampung.php"

type="image/svg+xml"

pluginspage="http://www.adobe.com/svg/viewer/install/">


Proses untuk mendapatkan informasi dari suatu ikon industri wisata yang ada
pada peta yang ditampilkan pada halaman pengguna sekaligus menampilkan detil
informasinya adalah sebagai berikut :
// INDUSTRI WISATA

else if ($params[0] == "tempatwisata") {

$result

=

mysql_query("SELECT

FeatureID,

Namatempat,

Kategori,

alamatlengkap,

Kecamatan,

gambar,

deskripsi

FROM

tempatwisata

WHERE

FeatureID = ".$params[1]);

$row = mysql_fetch_row($result);

if (!mysql_num_rows($result)) {




echo "<br>";

echo "<div align=\"center\">";













warning("Informasi...","Data Tidak Ada");

echo "</div>";

} else {

print("<table align=\"center\" width=\"100%\"

height=\"100%\"><div>");

print("<tr><td

colspan=\"2\"><div>");

align=\"center\"

print

("<b>INFORMASI

INDUSTRI

WISATA</b></div><br></td></tr>");

print

("<tr><td><div><b>Nama

Tempat

:

</b>".strip_tags($row[1])."<br><b>Kategori

</b>".strip_tags($row[2])."<br><b>Alamat

Lengkap

:


:

</b>".strip_tags($row[3])."<br><b>Kecamatan :

</b>".strip_tags($row[4])."<br><b>Gambar

</b><br><img

src='../../image/".strip_tags($row[5])."'

:

width='100'

/></div><br><b><br>Keterangan

height='100'

:

</b><br>".strip_tags($row[6])."</td></tr>");

print("</div></table>");

}

}


Aplikasi menyediakan proses pencarian daerah industri wisata berdasarkan
kelurahan dan atau menginputkan kata kunci seperti produk industri wisatanya.
Proses potongan program yang digunakan adalah sebagai berikut :
$query="SELECT tempatwisata.*,

kecamatan.Kecamatan,kelurahan.* FROM

tempatwisata,kecamatan,kelurahan,kategoriwisata WHERE




Namatempat like '%$kata_kunci%' and

kecamatan.id_kec=kelurahan.id_kec and













kelurahan.id_kel=tempatwisata.id_kel and

kategoriwisata.id_kategori = tempatwisata.id_kategori";

$hasil = array();

$result = mysql_query($query);

while ($row = mysql_fetch_row($result)) $hasil[] =

$row[0];

mysql_free_result($result);

$hasil = join(', ', $hasil);

echo("highlight('svgmap', [$hasil])");



5.8.2 Proses pada administrator


Administrator melakukan entry data agar dapat menghasilkan informasi pada
sisi client.
1. Proses entry data industri wisata
Transaksi untuk memasukkan data industri wisata dengan menggunakan
perintah INSERT adalah :
$query="insert into industriwisata

(Namatempat,id_kategori,alamatlengkap,id_kel,

deskripsi,gambar,Longitude, Latitude, keyword)

values('$Namatempat','$Kategori','$alamatlengkap',

'$Kelurahan','$deskripsi','$gambar','$latlng',

'$latlngy','$keyword')";


Proses manajemen data industri wisata, dihasilkan dari mekanisme
pemanggilan script program yang berfungsi untuk memasukkan data pada
database, yaitu seperti potongan program berikut :
include("koneksi.php");
$gambar = $_FILES['gambar'];
move_uploaded_file($gambar['tmp_name'], 'image/' .
$gambar['name']);
$gambar = $gambar['name'];



$query="insert into
industriwisata













(Namatempat,id_kategori,alamatlengkap,id_kel,deskr
ipsi,gambar,Longitude, Latitude, keyword)
values('$Namatempat','$Kategori','$alamatlengkap',
'$Kelurahan','$deskripsi','$gambar','$latlng',
'$latlngy','$keyword')";
if (!($hasil=mysql_query($query,$dbh))){
print("Ada masalah yang error");
print("<br><a href=entrywisata.php>Back</a>");
}else{
print("<html><head><title></title><meta http-
equiv='refresh'
Content='0;URL=adminarea.php?pilih=2'></head><body
></body></html>");
}

2.

Proses edit data industri wisata
Transaksi untuk melakukan perubahan data industri wisata dengan
menggunakan perintah UPDATE adalah :
$query="UPDATE industriwisata SET

id_kategori='$Kategori',

alamatlengkap='$alamatlengkap',

id_kel ='$Kelurahan',

deskripsi='$deskripsi',

gambar='$gambar',

Longitude='$latlng',

Latitude='$ latlngy'

WHERE FeatureID='$FeatureID'";

Proses manajemen data industri wisata, dihasilkan dari mekanisme
pemanggilan script program yang berfungsi untuk merubah data pada
database, yaitu seperti potongan program berikut :
include("koneksi.php");

$gambar = $_FILES['gambar'];

move_uploaded_file($gambar['tmp_name'],

$gambar['name']);

$gambar = $gambar['name'];

'image/'

.













$query="UPDATE industriwisata SET

id_kategori='$Kategori',

alamatlengkap='$alamatlengkap',

id_kel ='$Kelurahan',

deskripsi='$deskripsi',

gambar='$gambar',

Longitude='$latlng',

Latitude='$ latlngy'

WHERE FeatureID='$FeatureID'";

if (!($hasil=mysql_query($query,$dbh))){

print(mysql_error());

print("Ada masalah yang error");

}else{

print("<html><head><title></title><meta http-

equiv='refresh'

Content='0;URL=adminarea.php?pilih=2'></head><body

></body></html>");

}

3.

Proses hapus data industri wisata
Transaksi untuk menghapus data industri wisata dapat menggunakan
perintah DELETE adalah :
$query="DELETE FROM industriwisata WHERE

FeatureID='$FeatureID'";

Proses manajemen data industri wisata, dihasilkan dari mekanisme
pemanggilan script program yang berfungsi untuk menghapus data pada
database, yaitu seperti potongan program berikut :
include("koneksi.php");

$gambar = $_FILES['gambar'];

move_uploaded_file($gambar['tmp_name'], 'image/' .

$gambar['name']);




$gambar =
$gambar['name'];













$query="delete from industriwisata where

FeatureID='$FeatureID'";

if (!($hasil=mysql_query($query,$dbh))){

print(mysql_error());

print("Ada masalah yang error");

print("<br><a href=wisata.php>Back</a>");

}else{

print("<html><head><title></title><meta http-

equiv='refresh'

Content='0;URL=adminarea.php?pilih=2'></head><body

></body></html>");

}



Aplikasi Kemampuan
Aplikasi Web Server Mengolah data spasial dan non-spasial pada
database MySQL menjadi sebuah informasi peta
wisata secara visual yang dapat dibaca dari Web
Client
Menyediakan fasilitas untuk admin dapat
mengelola data yang berkaitan dengan sistem.
Aplikasi Web Client Memberikan kebebasan pada pengguna untuk
menampilkan layer peta mana yang akan
ditampilkan
Menyediakan fasilitas zoom dan penggeseran
peta
Menampilkan informasi non spasial seperti
informasi lokasi wisata beserta informasi yang
mengikutinya.
Melakukan pencarian industri wisata











BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan perancangan dan implementasi yang telah dilakukan, maka pada
bab ini hasil dan pembahasan mencakup kemampuan sistem, pengujian sistem,
serta kelebihan dan kekurangan sistem.


6.1 Kemampuan Sistem

Kemampuan sistem mengacu pada analisis dan rancangan yang telah
dilakukan sebelumnya. Informasi geografis berbasis web ini dapat digunakan oleh
pengguna sebagai sarana untuk mendapatkan informasi mengenai potensi industri
wisata kota Bandar Lampung.
Spesifikasi kebutuhan sistem dan tahapan implementasi pembangunan sistem
yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan hasil kemampuan yang bisa
dilakukan sistem dalam kaitannya dengan Sistem Informasi Geografis (SIG), baik
dari sisi server maupun client. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel 6.1.
Table 6.1 Hasil kemampuan sistem



No Komponen Sitem Yang di Uji Butir Uji
1 Login Administrator
Tombol Login
Infomasi kesalahan data login
2 Informasi Peta
Zoom In
Zoom Out
Geser Peta
Reset Peta
Info
Pencarian
3 Layer Peta
Layer kecamatan
Layer kelurahan
Layer ndustriwisata
4
Form Inputan Data Industri
Wisata
Tombol OK
Tombol Cancel











Aplikasi ini dirancang untuk bekerja dengan data-data yang diacu secara
spasial atau geografis, sehingga ada dua elemen utama dalam membentuk sistem,
yaitu :
1. Peta
Dalam sistem ini peta digunakan untuk merepresentasikan objek-objek spasial,
dalam hal ini berupa peta kota Bandar lampung dengan layer industri wisata,
dan wilayah administrasi
2. Basis data
Basis data yang digunakan dalam sistem ini berupa relasional untuk
menyimpan dan mengelola data-data non spasial yang selanjutnya dipakai
untuk mendukung data-data spasial


6.2 Pengujian Sistem

Pada sesi pengujian, aplikasi ini di uji dengan metode pengujian BlackBox
dengan tujuan untuk melihat validitas dari masing-masing unit proses yang
membentuk keseluruhan sistem.


6.2.1 Komponen pengujian
Tabel 6.2 menunjukkan komponen pengujian sistem yang akan di uji dengan
teknik BlackBox.
Tabel 6.2 Komponen sistem yang di uji















6.2.2 Skenario pengujian pada sisi client
Sistem yang dihasilkan pada penelitian merupakan integrasi data yang
bertujuan untuk menghasilkan sistem informasi geografis berbasiskan web yang
dapat diakses melalui internet. Halaman interface sistem aplikasi web ini
dirancang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian yang dapat diakses oleh pengguna dan
halaman yang hanya dapat diakses oleh admin yang mempunyai hak akses.
Pengujian sistem ini dilakukan dengan memanggil alamat URL
http://localhost/miratesis melalui web browser. setelah alamat tersebut diakses,
akan muncul sebuah jendela utama dari aplikasi ini pada gambar 6.1.
























Gambar 6.1 Halaman utama


Pada jendela tersebut terdapat link menu peta yang jika dipilih akan membuka
jendela yang berisi SIG pada gambar 6.2.

































Gambar 6.2 Sistem Informasi Geografis Potensi Industri Wisata

Gambar 6.2 menunjukkan jendela aplikasi SIG yang memiliki komponen
navigasi, pilihan layer, pencarian dan legenda peta. Untuk menguji ekplorasi data
spasial layer yang aktif secara default adalah layer kelurahan dan layer wisata, bila
layer kelurahan di unchecked maka yang terlihat pada peta adalah layer kecamatan
dengan warna yang berbeda. Skenario dari antar muka tersebut sebagai berikut :
1. Pengguna dengan menunjuk mouse ke area peta maka pada layer
kelurahan ataupun simbol legenda peta yang ditunjuk akan memberikan
tampilan berupa label pada area yang ditunjuk seperti pada gambar 6.3.



























Gambar 6.3 Hasil dari function mapOver


















2. Pengguna melakukan function zoomBy, hal yang dilakukan adalah dengan
memilih fungsi apa yang ingin dilakukan, misal untuk melakukan zoom in
maka yang dipilih pada navigasi adalah menekan simbol plus, bila
melakukan zoom out maka yg dipilih adalah simbol minus dan untuk
melakukan reset dengan menekan tombol yang bulat biru diantara tombol
navigasi function doPanning yang dilakukan untuk pergeseran peta.
Gambar 6.4 menunjukkan ukuran peta yang ditampilkan semakin kecil.






















Gambar 6.4 Hasil dari navigasi peta zoom in

3. Pencarian industri wisata.
Sistem ini hanya bisa melakukan pencarian dengan menginputkan kata
kunci tertentu dan kelurahan yang dipilih. Bila customer yang
membutuhkan produk industri wisata memasukkan kata kunci seperti :
tapis, sulam usus, ikan teri asin, dan keripik pada form yang tersedia tanpa
memilih kelurahan, maka daerah-daerah yang menghasilkan produk
industri wisata akan ditampilkan pada SIG seperti pada gambar 6.5.




































Gambar 6.5 Pencarian tanpa memilih kelurahan


Customer yang menginputkan kata kunci dan memilih suatu kelurahan
pada form akan mendapatkan informasi industri wisata dan kelurahan yang
dicari terlihat di peta seperti gambar 6.6. SIG juga akan menampilkan
pesan tidak ditemukan bila pada kelurahan yang dipilih tidak terdapat
industri wisata yang dicari.



















Gambar 6.6 Pencarian dengan memilih kelurahan



No Kasus/Form
yang diuji
Skenario uji Hasil yang
diharapkan
Hasil
pengujian
1
Login
Administrator
Masukan data
Username,
Password dan
verification code
yang BENAR
Ketika data login
dimasukkan dan
tombol login di klik,
maka akan dilakukan
proses pengecekan
data login. Apabila
data login benar maka
akan langsung masuk
ke menu utama khusus
Administrator.
Dipehuni
Masukan data
Username,
Password dan
verification code
yang SALAH
Ketika data login
dimasukkan dan
tombol login di klik,
maka akan dilakukan
proses pengecekan
data login. Apabila
data login salah maka
akan ditampilkan
pesan kesalahan
Dipenuhi
2 Informasi Peta
[Perbesar Peta
(Zoom In)]
Pilih tanda Plus
pada navigasi peta
(Zoom In)
Ketika tanda Plus
perbesar peta (Zoom
In) di tekan pada
navigasi peta,
makan peta akan
diperbesar tampilanya.
Dipenuhi
3 Informasi Peta
[Perkecil Peta
(Zoom Out)]
Pilih tanda Minus
pada navigasi peta
(Zoom Out)
Ketika tanda Minus
perkecilr peta
(ZoomOut) ditekan
pada navigasi peta,
makan peta akan
diperkecil tampilanya.
Dipenuhi











6.2.3 Hasil Pengujian

Pengujian dilakukan pada browser 7. Script pada sistem yang dibuat ini bisa
bekerja pada browser Internet Explorer 4.x dan lebih. Javascript pada browser
harus diaktifkan dan harus menginstallkan plug-in SVG Viewer agar peta dapat
terbaca, juga browser lain harus dilakukan setting dengan mengaktifkan SVG
sehingga peta juga bisa di baca. Berdasarkan skenario pengujian, terlihat bahwa
aplikasi dapat menjalankan fitur-fitur berdasarkan fungsi yang disediakan. Tabel
6.3 menunjukkan hasil pengujian berdasarkan komponen dan form yang diuji.
Tabel 6.3 Hasil Uji



No Kasus/Form
yang diuji
Skenario uji Hasil yang
diharapkan
Hasil
pengujian
4. Informasi peta
[Geser peta
(Pan)]
Pilih Tanda
Panah Geser
Peta (Pan)
Ketika Tanda Panah
Geser peta (Pan)
dipilih dan klik
maka peta akan
bergeser ke kanan, kiri,
atas, bawah sesuai
dengan tanda yang
dipilih
Dipenuhi
5 Informasi Peta
[Peta ke bentuk
semula]
(Reset)
Pilih tanda Bulat
Biru
Ketika tanda bulat
Biru pada navigasi
peta ditekan maka peta
secara otomatis
akan kembali seperti
awal
Dipenuhi
6 Informasi Peta
[Info]
Pilih/klik area
pada peta
Ketika menekan salah
satu area pada peta
maka akan muncul
informasi mengenai
yang daerah
yang di klik. Misalnya
klik simbol ruma maka
akan tampil jendela
informasi area yang
sesuai dengan apa yang
di pilih.
Dipenuhi
7 Informasi Peta
[Pencarian tanpa
memilih
kelurahan]
Masukan kata
kunci industri
yang dicari pada
textbox
yang telah di
sediakan
seperti tapis,
sulam usus,
keripik dan ikan
asin. Lalu tekan
tombol
Go untuk
melakukan akses
data
Ketika kata kunci
telah di tulis dan
tombol
Go ditekan, maka
daerah yang
mempunyai industri-
industri tersebut akan
ditunjukkan pada peta
dengan perubahan
warna menjadi kuning
serta label daerah
kelurahan ditampilkan
dan informasi produk
wisata lain akan
muncul pada jendela
informasi
Dipenuhi











Tabel 6.3 (lanjutan)



No Kasus/Form yang
diuji
Skenario uji Hasil yang
diharapkan
Hasil
pengujian
8 Informasi Peta
[Pencarian dengan
memilih
kelurahan]
Masukan kata
kunci industri
yang dicari pada
textbox yang
telah disediakan
seperti tapis,
sulam usus,
keripik dan ikan
asin serta
memilih
kelurahan
tertentu,
kemudian
menekan tombol
Go untuk
melakukan akses
data
Ketika kata kunci
telah di tulis dan dan
memilih kelurahan
tempat industri wisata
berada dan menekan
tombol
Go, maka daerah yang
mempunyai industri-
industri tersebut akan
ditunjukkan pada peta
dengan perubahan
warna menjadi kuning
pada daerah kelurahan
dan menampilkan
labelnya juga, serta
informasi produk
wisata lain akan
muncul pada jendela
informasi
Jika di kelurahan
yang dipilih TIDAK
ada industri yang
dicari, maka akan
muncul pesan bahwa
tidak ditemukan
industri di kelurahan
tersebut
Dipenuhi
9 Layer Kelurahan
Default-nya
Checkbox pada
Layer kelurahan
aktif
Ketika Checkbox Layer
Kelurahan aktif, maka
pada peta akan tampil
kelurahan yang ada
dikota Bandar
Lampung
Dipenuhi
TIDAK Pilih
Checkbox
Layer
Kecamatan
Ketika Checkbox Layer
kecamatan TIDAK
dipilih, maka pada peta
TIDAK akan tampil
Kelurahan yang ada
dikota Bandar
Lampung
Dipenuhi











Tabel 6.3 (lanjutan)



No Kasus/Form yang
diuji
Skenario uji Hasil yang
diharapkan
Hasil
pengujian
10 Layer Kecamatan Pilih
Checkbox
Layer
Kecamatan
Ketika layer kelurahan
unchecked dan
checkbox Layer
kecamatan dipilih,
maka pada peta akan
tampil kecamatan yang
ada dikota Bandar
Lampung
Dipenuhi
11 Layer
Industriwisata
Pilih
Checkbox
Layer
Industriwisata
Ketika Checkbox Layer
industriwisata dipilih,
maka pada peta akan
tampil legenda peta
industriwisata di kota
Bandar Lampung
Dipenuhi
TIDAK Pilih
Checkbox
Layer
industriwisata
Ketika Checkbox Layer
industriwisata TIDAK
dipilih, maka pada peta
TIDAK akan tampil
legenda industriwisata
yang ada dikota Bandar
Lampung
Dipenuhi
12 Form inputan data
Administrator
(Tombol Kirim)
Masukan data
industriwisata
pada textbox
yang telah di
sediakan seperti
Namatempat,ala
mat lengkap,
deskripsi, foto,
longitude dan
latitude
kemudian
menekan tombol
Kirim untuk
menyimpan
data
Ketika data telah di
tulis dan tombol Kirim
di klik, maka data
tersebut akan masuk
kedalam tabel
industriwisata dan
sesuai dengan fieldnya,
jika data belum
lengkap maka akan
keluar perintah untuk
mengisi dengan benar.
Dipenuhi











Tabel 6.3 (lanjutan)



No Kasus/Form yang
diuji
Skenario uji Hasil yang
diharapkan
Hasil
pengujian
12 Form inputan data
Administrator
(Tombol Reset)
Masukan data
industriwisata
pada textbox
yang telah di
sediakan seperti
Namatempat,ala
mat lengkap,
deskripsi, foto,
longitude dan
latitude
kemudian
menekan tombol
Reset untuk
menyimpan
data
Ketika data oleh
Administrator telah di
tulis dan tombol
Reset di klik, maka
data tersebut akan
hilang pada textbox dan
TIDAK tersimpan
kedalam
tabel industriwisata
Dipenuhi











Tabel 6.3 (lanjutan)

























6.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem


Sistem yang dibangun memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, seperti :
1. Kelebihan
a. Data peta dapat diakses dengan mudah dimana saja dan kapan saja dengan
syarat client dapat melakukan koneksi dengan server.
b. Data terpusat pada satu server dengan dua elemen yang berbeda.
c. Layer-layer peta merupakan data spasial vektor sehingga kualitas gambar
peta tidak akan berkurang walaupun diperbesar.
d. Sistem memberikan informasi detil tentang lokasi industri wisata yang
akan dikunjungi dengan perpaduan peta dan basis data.
2. Kekurangan
a. Sistem belum bisa menampilkan pencarian rute jalan yang akan dilalui
pengguna untuk mencapai objek wisata.
b. Kompleksitas data layer-layer peta dan data non spasial kurang lengkap.














BAB VII
PENUTUP


7.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian Sistem Informasi Geografis
Potensi Industri Wisata berbasis web Kota Bandar Lampung sebagai berikut:
1.






2.
Pencarian daerah-daerah yang mempunyai potensi industri wisata berbasis
web di Kota Bandar Lampung dapat dilakukan dengan memasukkan kata
kunci berupa industri wisata dan memilih kelurahan pada form yang
disediakan.
Informasi lengkap mengenai produk wisata di Kota Bandar Lampung dapat
ditampilkan melalui peta digital Kota Bandar Lampung melalui proses
penekanan titik pada peta


7.2 Saran
Beberapa saran yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya adalah
sebagai berikut :
1.




2.
Adanya pengembangan SIG berbasis Website lebih lanjut tentang SIG yang
telah dibuat, baik data maupun tampilannya yang masih sederhana untuk
mencapai tujuan utama dari perancangan SIG ini.
Kelemahan yang ada pada sistem yang belum memiliki kemampuan dalam
menunjukkan rute jalan, diharapkan pengembangan sistem selanjutnya dapat
dilakukan juga pada analisis rute mengenai jarak terdekat, maksimum laju
kecepatan dan tingkat kemacetan.













DAFTAR PUSTAKA




Aziz, Muh. dan Pujiono, 2006, Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan
Web, Gava Media, Yogyakarta.

Biro Pusat Statistik, 2008, Lampung dalam Angka, Propinsi Lampung.

Burrough. P, 1986, Principle of Geographical Information System for Land
Resources Assesment, Oxford, Claredon Press.

Damanik, J. dan Weber, H.F., 2006, Perencanaan Ekowisata dari Teori ke
Aplikasi, Andi Offset, Yogyakarta.

Dwidasmara, I.B.G, 2008, Tesis, Sistem Informasi Geografis Berbasis SVG untuk
Perjalanan Wisata dengan Dukungan Teknologi Mobile (Mobile Device)
dan Pencarian Rute Terpendek dengan Algoritma Dijkstra, Fakultas
MIPA, UGM, Yogyakarta.

Economic and Social Comminssion for Asia and the Pasific, 1996, Manual on
GIS for Planner and Decision Maker, New York: United Nations.

Januar, M.A., 2004, dari : http://www.ilmu-komputer.net/internet/pengantar-svg/,
Pengantar SVG, File : athar-svg.zip.

Kang-Tsung Chang, 2002, Introduction to Geographic Information System,
Mc.Graw-Hill.

Kendall K.E. and Kendall J.E., 1995, Systems Analysis and Design, Prentice Hall,
3rd Edition.

McLeod, R. and Schell, G., 2001, Management Information Systems, Edisi ke-8,
Hall Inc.

Nuarsa, I.W., 2005, Belajar Sendiri : Menganalisis Data Spasial dengan ArcView
GIS 3.3 untuk Pemula, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Prahasta, E., 2005, Sistem Informasi Geografis : Tutorial ArcView, Cetakan
Ketiga. Informatika Bandung.

Prahasta, E., 2007. Membangun Aplikasi Web-base GIS dengan Mapserver,
Bandung, Informatika Bandung.




Pressman, R.S., 1997, Software Engineering : A Practitioners Approach,
McGraw Hill















Ramakrishnan, R. and Gehrke, J., 2003, Database Management Systems-Third
Edition, McGraw Hill

Soyusiawaty, D., Umar, R., dan Mantofani, R., 2007. Sistem Informasi Geografis
Objek Wisata Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Berbasis Web, Jurnal
SNATI 2007, Yogyakarta

Susanto, Y.A., 2008, Aplikasi Sistem Informasi Geografis Berbasis Web
(WEBGIS) Untuk Pengembangan Sektor Industri di Kabupaten Pacitan,
Retrieved 3 Juni 2008,
from yomink.files.wordpress.com/2008/03/jurnal.pdf.

Tanaamah, A.R., 2008, Tesis, Perancangan dan Implementasi Webgis Pariwisata
Kabupaten Sumba Timur, Fakultas MIPA, UGM, Yogyakarta.

Wijaya, S., 2010, Sistem Informasi Geografis kota Bandar Lampung Berbasis
Website, Skripsi, program studi Teknik Informatika IBI Darmajaya,
Bandar Lampung.

Witarto, 2004, Memahami Sistem Informasi : Pendekatan Praktis Rekayasa
Sistem Informasi, Informatika, Bandung













LAMPIRAN :


File : index.php
<!DOCTYPE HTML PUBLIC "-//W3C//DTD HTML 4.01 Frameset//EN"
"http://www.w3.org/TR/html4/frameset.dtd">
<html>
<head>
<title>Sistem Informasi Geografis Potensi Industri Wisata ~~Bandar
Lampung~~</title>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-
8859-1">
</head>


<frameset


rows="130,*"


cols="*"


frameborder="NO"


border="0"
framespacing="0">
<frame src="bannertesis.php" name="topFrame" scrolling="NO"
noresize >
<frameset rows="*" cols="240,*" framespacing="0"
frameborder="NO" border="0">
<frame src="kiri.php" name="leftFrame" scrolling="NO"
noresize>
<frame src="kanan.php" name="mainFrame">
</frameset>
</frameset>
<noframes><body>
</body></noframes>
</html>


File : industriwisata.php
<!-- Menampilkan Petanya -->
<embed name="svgmap" style="background-color: border:0px;"
width="600" height="500" align="center"
src="sig/maps/bandarlampung.php" type="image/svg+xml"
pluginspage="http://www.adobe.com/svg/viewer/install/">













File : bandarlampung.php
<?php
header("Content-type: image/svg+xml");
include "../config.php";
$image_path = "../images/";
print("<?xml version=\"1.0\" encoding=\"iso-8859-1\"
standalone=\"no\" ?>");
?>
<!DOCTYPE svg PUBLIC "-//W3C//DTD SVG 20010904//EN"
"www.w3.org/TR/2001/REC-SVG-20010904/DTD/svg10.dtd"
[<!ENTITY styleukm "fill: blue; fill-rule:red; stroke:none;
stroke-width: 20; font-size: 100; text-rendering:
optimizeLegibility;">]>
<?php
include "../function.php";
include "../connect.php";
$t=0;


// MEMBACA TABEL PROJECT
$projectResult = mysql_query("SELECT * from project");
if ($myprojectrow = mysql_fetch_array($projectResult)) {
do {
$MapName= $myprojectrow["Title"];
$Width= $myprojectrow["Width"];
$Height= $myprojectrow["Height"];
$Scale= $myprojectrow["Scale"];
$TransFactor= $myprojectrow["TransFactor"];
$IsProjected= $myprojectrow["IsProjected"];
if ($IsProjected==0) {
$LonMin= $myprojectrow["LonMin"];
$LonMax= $myprojectrow["LonMax"];
$LatMin= $myprojectrow["LatMin"];
$LatMax= $myprojectrow["LatMax"];
}
} while ($myprojectrow = mysql_fetch_array($projectResult));
}













print("<svg id=\"main\" width=\"" . $Width*$TransFactor . "\" " .
"height=\"" . $Height*$TransFactor . "\" " .
"viewBox=\"0 0 " . $Width*$TransFactor . " " .
$Height*$TransFactor . "\" " . "onload=\"init(evt);\">");
//print("<script
language=\"JavaScript\"></script>");
print("<script
language=\"JavaScript\"></script>");
xlink:href=\"../js/KECSVG.JS\"


xlink:href=\"../js/kecsvg.js\"
//print("<script xlink:href=\"../js/navigator.php\"
language=\"JavaScript\"></script>");
//print("<script xlink:href=\"../js/kecinfo.php\"
language=\"JavaScript\"></script>");
print("<g id=\"mapLayers\" style=\"fill: #FFFFCC; fill-
rule:evenodd;\">");


// NAMA KECAMATAN
$layerID = "kecamatan";
$result = mysql_query("SELECT id_kec, Geometry, XMin, XMax, YMin,
YMax, Kecamatan FROM kecamatan");
print ("<g style=\"fill-rule:evenodd; stroke-width: 0.0001139569;
fill: #000000;\">");
while ($row = mysql_fetch_row($result)) {
$subLayerID = $layerID ."_" . $row[0] . "_label";
$xpos = $row[3] - ($row[3] - $row[2]) / 2;
$ypos = $row[5] - ($row[5] - $row[4]) / 2;
print("<text id=\"$subLayerID\" x=\"$xpos\" y=\"$ypos\"
style=\"visibility: hidden; fill: #000000; font-weight: normal;
font-family: Arial; font-size: 30000; fill-rule:evenodd; stroke:
#000000; stroke-width: 0.001139569;\">$row[6]</text>");
//$ypos = $ypos + 100000;
//print("<text id=\"$subLayerID\" x=\"$xpos\" y=\"$ypos\"
style=\"visibility: hidden; fill: #0000FF; font-weight: normal;
font-family: Arial; font-size: 10000; fill-rule:evenodd; stroke:
#000000; stroke-width: 0.001139569;\">Kecamatan: $row[7]</text>");
}
print("</g>");



// NAMA KELURAHAN
$layerID = "kelurahan";













$result










=










mysql_query("SELECT










kelurahan.id_kel,
kelurahan.Geometry,
kelurahan.YMin,
kelurahan.XMin,
kelurahan.YMax,
kelurahan.XMax,
kelurahan.wil_lurah,
kecamatan.Kecamatan FROM kecamatan, kelurahan WHERE
kecamatan.id_kec=kelurahan.id_kec");
print ("<g style=\"fill-rule:evenodd; stroke-width: 0.0001139569;
fill: #000000;\">");
while ($row = mysql_fetch_row($result)) {
$subLayerID = $layerID ."_" . $row[0] . "_label";
$xpos = $row[3] - ($row[3] - $row[2]) / 2;
$ypos = $row[5] - ($row[5] - $row[4]) / 2;


print("<text


id=\"$subLayerID\"


x=\"$xpos\"


y=\"$ypos\"
style=\"visibility: hidden; fill: #000000; font-weight: normal;
font-family: Arial; font-size: 30000; fill-rule:evenodd; stroke:
#000000; stroke-width: 0.001139569;\">$row[6] </text>");


//$ypos = $ypos + 100000;
//print("<text id=\"$subLayerID\" x=\"$xpos\" y=\"$ypos\"
style=\"visibility: hidden; fill: #0000FF; font-weight: normal;
font-family: Arial; font-size: 10000; fill-rule:evenodd; stroke:
#000000; stroke-width: 0.001139569;\">Kecamatan: $row[7]</text>");
}
print("</g>");
// LOKASI WISATA
$layerID = "tempatwisata";
print ("<g id=\"$layerID\" style=\"fill:none; fill-rule:
evenodd;\">");
$result = mysql_query("SELECT FeatureID, Longitude, Latitude,
Namatempat FROM industriwisata");
while ($row = mysql_fetch_array($result)) {
$subLayerID = $layerID . "_". $row[0] . "_rect";
$link = getObjectImage("tempatwisata");
print("<rect id=\"$subLayerID\" x=\"" .
((($row["Longitude"])-$LonMin)/(($LonMax-
$LonMin)/$Width)*$TransFactor) . "\" " .













"y=\""










.










((($row["Latitude"])-$LatMin)/(($LatMax-
$LatMin)/$Height)*$TransFactor) . "\" " . "width=\"" .
15*$TransFactor .
"\" height=\"" . 15*$TransFactor . "\" display=\"block\"
style=\"visibility: hidden; fill: #FFFFFF; opacity: 0.5;\"/>\n");


$subLayerID = $layerID . "_". $row[0] . "_image";
print("<image id=\"$subLayerID\" x=\"" .
((($row["Longitude"])-$LonMin)/(($LonMax-
$LonMin)/$Width)*$TransFactor) . "\" " .
"y=\"" . ((($row["Latitude"])-$LatMin)/(($LatMax-
$LatMin)/$Height)*$TransFactor) . "\" " . "width=\"" .
15*$TransFactor .
"\" height=\"" . 15*$TransFactor . "\" " . "xlink:href=\"" .
$image_path . $link ."\"/>\n");


// LABEL NAMA TEMPAT
$subLayerID = $layerID . "_". $row[0] . "_label";
$xpos = ((($row["Longitude"])-$LonMin)/(($LonMax-
$LonMin)/$Width)*$TransFactor);
$ypos = ((($row["Latitude"])-$LatMin)/(($LatMax-
$LatMin)/$Height)*$TransFactor);
print("<text id=\"$subLayerID\" x=\"$xpos\" y=\"$ypos\"
style=\"visibility: hidden; font-family: Verdana; font-size:
25000; fill: #FF9900;\"
stroke-width=\"0.001139569\"
$row["Namatempat"] . "</text>");
}
print("</g>");
?>
</g>
</svg>


File : cari.php
<script type="text/javascript">
function cariTempat(frm) {
v
a
r

x
h
r
;
t
r
y

{



stroke=\"#000000\" >".













xhr = new ActiveXObject('Msxml2.XMLHTTP');
}
catch (e) {
try {
xhr = new ActiveXObject('Microsoft.XMLHTTP');
}
catch (e2) {
try {
xhr = new XMLHttpRequest();
}
catch (e3) {
xhr = false;
}
}
}


if (xhr) {
xhr.onreadystatechange = function() {
if (xhr.readyState
if(xhr.status
== 4) {
== 200)
eval(xhr.responseText);
else
alert("Error code " + xhr.status);
}
};


var url = frm.action + '?kata_kunci=' + frm.kata_kunci.value +
'&id_kel=' + frm.id_kel.value;
xhr.open('POST', url, true);
xhr.send('');
}
return false;
}
</script>


<form name="cari" method="post" action="proses_cari.php"



onsubmit="return cariTempat(this);">
<div align="center">













<center>
<font face="Arial, Helvetica"> </font>
<table border="1" width="80%" cellspacing="0" cellpadding="0"
bgcolor="#D3E6B3"
bordercolordark="#999966">
<tr bgcolor="#00FFFF">
bordercolorlight="#CCCC99"
<td width="59%"><b><font face="Courier New, Courier,
mono">&nbsp;Cari berdasarkan keyword </font></b></td>
<td width="40%" colspan=2><b><font face="Courier New, Courier,
mono">
<input type="text" name="kata_kunci" id="kata_kunci" size="35"
style="background-color: #DDECC4" />
</font></b></td>
</tr>
<tr bordercolorlight="#CCCC99" bordercolordark="#999966"
bgcolor="#00FFFF">
<td><b><font color="#FF0000" size="3" face="Courier New, Courier,
mono">di kelurahan </font></b></td>
<td width="26%"><b><font face="Courier New, Courier, mono">
<select name="id_kel" id="id_kel">
<option>Pilih</option>
<?php
include('../koneksi.php');
// query untuk menampilkan kelurahan
$query = "SELECT * FROM kelurahan order by Wil_lurah";
$hasil = mysql_query($query);
while ($data = mysql_fetch_array($hasil))
{
echo "<option
value='".$data['id_kel']."'>".$data['Wil_lurah']."</option>";
}
?>
</select>
</font></b></td>
<td width="8%"><font face="Arial, Helvetica">
<p align="center">



<input type="submit" value="Go &gt;&gt;" name="submit"
style="background-color: #808000; color: #0000FF" />













</p>
<!--mstheme-->
</font></td>
</tr>
</table>
</center>
<div id="info_wisata" style="height:300px;overflow:scroll;"></div>
</form>




File : proses_cari.php
<?php


include('../koneksi.php');
$kata_kunci = $_GET['kata_kunci'];
$id_kel = $_GET['id_kel'];
$kata_kunci = explode(' ', $kata_kunci);
$where = array();
foreach ($kata_kunci as $kunci) {
$where[] = "Namatempat like '%$kunci%'";
$where[] = "keyword like '%$kunci%'";
}
$where = join(' or ', $where);
$query="select FeatureID, id_kel from industriwisata where
($where)";
if ($id_kel) $query .= " and id_kel = $id_kel";
// echo("alert(\"$query\")"); exit;
$hasil = array();
$result = mysql_query($query);
while ($row = mysql_fetch_row($result)) $hasil[] = $row;
mysql_free_result($result);
if (count($hasil)) {
foreach ($hasil as &$data) {
$data[0] = 'id:' . $data[0];
$data[1] = 'kel:' . $data[1];
$data = '{' . join(',', $data) . '}';



}
$hasil = join(', ', $hasil);













echo("highlight('svgmap', [$hasil])");
}
else echo("alert('tidak ditemukan!!!!')");
?>


File : wisata.php
<?php
include("koneksi.php");
//$query="select
FeatureID,Namatempat,id_kategori,alamatlengkap,id_kel,deskripsi,ga
mbar from industriwisata";
$query="select
industriwisata.FeatureID,industriwisata.Namatempat,kategoriwisata.
id_kategori,industriwisata.alamatlengkap,kecamatan.Kecamatan,
industriwisata.deskripsi,industriwisata.gambar,kelurahan.*
from kecamatan,kelurahan,industriwisata,kategoriwisata
where kecamatan.id_kec=kelurahan.id_kec and
kelurahan.id_kel=industriwisata.id_kel
kategoriwisata.id_kategori=industriwisata.id_kategori";


if (!($hasil=mysql_query($query,$dbh))){
print(mysql_error());
}else{
and
print("<center>DAFTAR POTENSI INDUSTRI WISATA KOTA BANDAR
LAMPUNG</center>");
print("<p>");
print("<a href=entrywisata.php>Tambah Potensi Industri
Wisata</a>");
print("<table bgcolor=#99FFCC border=1 width=100%>");
print("<tr>
<td><center>ID. Tempat</center></td>
<td><center>Nama Tempat</center></td>
<td><center>Kategori Wisata</center></td>
<td><center>Alamat Lengkap</center></td>
<td><center>Kecamatan</center></td>
<td><center>Deskripsi</center></td>



<td><center>Gambar</center></td>
<td><center>Modify</center></td> </tr>");













while ($row=mysql_fetch_row($hasil)){
$FeatureID=$row[0];
$Namatempat=$row[1];
$Kategori=$row[2];
$alamatlengkap=$row[3];
$Kecamatan=$row[4];
$deskripsi=$row[5];
$gambar=$row[6];
print("<tr>
<td>$FeatureID</td><td>$Namatempat</td><td>$Kategori</td><td
>$alamatlengkap</td><td>$Kecamatan</td><td>$deskripsi</td>
<td><img src='../image/".strip_tags($row[6])."' width='100'
height='100'</td>
<td><a href=editwisata.php?FeatureID=$FeatureID>Edit</a> /
<a href=delwisata.php?FeatureID=$FeatureID>Hapus</a></td></tr>");
}
print("</table>");
}
?>
<html>
<body><table align=center width=75% border=0 cellpadding=0
cellspacing=1>
<tr>
<td valign=top align=center><a
href="adminarea.php?pilih=2"><img
height="20" border="0"></a></td>
</tr></table>
</body>
</html>




File : entrywisata.php
src="../0134.gif" width="50"
<!DOCTYPE html PUBLIC "-//W3C//DTD XHTML 1.0 Strict//EN"
"http://www.w3.org/TR/xhtml1/DTD/xhtml1-strict.dtd">
<?php
include("koneksi.php");



?>













<html>
<head>
<title>Tambah Wisata</title>
<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=iso-
8859-1">
<style type="text/css">
#customers
{
font-family:"Trebuchet MS", Arial, Helvetica, sans-serif;
width:100%;
border-collapse:collapse;
}
#customers td, #customers th
{
font-size:1em;
border:1px solid #98bf21;
padding:3px 7px 2px 7px;
}
#customers th
{
font-size:1.1em;
text-align:left;
padding-top:5px;
padding-bottom:4px;
background-color:#A7C942;
color:#ffffff;
}
#customers tr.alt td
{
color:#000000;
background-color:#EAF2D3;
}
a:link {
text-decoration: none;
color: #003366;





}
a:visited {













text-decoration: none;
}
a:hover {
text-decoration: none;
background-color:#99FFCC;
color: #FF0000;
}
a:active {
text-decoration: none;
}
</style>


<script


type="text/javascript"
src="http://maps.google.com/maps/api/js?sensor=false"></script>
<script type="text/javascript" src="jquery.js"></script>
<script type="text/javascript">
var peta;
function peta_awal(){
daftar_lokasi();
var lampung = new google.maps.LatLng(-5.45, 105.2666667);
var petaoption = {
zoom: 15,
center: lampung,
mapTypeId: google.maps.MapTypeId.TERRAIN
//mapTypeId: google.maps.MapTypeId.SATELLITE
};
peta = new
google.maps.Map(document.getElementById("petaku"),petaoption);
google.maps.event.addListener(peta,'click',function(event){
kasihtanda(event.latLng);
});
}


function kasihtanda(lokasi){
$("#form_lokasi").slideDown();
$("#cx").val(lokasi.lng());



$("#cy").val(lokasi.lat());
tanda = new google.maps.Marker({













position: lokasi,
map: peta
});
}


$(document).ready(function(){
$("#simpan").click(function(){
var koordinatx = $("#cx").val();
var koordinaty = $("#cy").val();
var nama = $("#namax").val();
var des = $("#deskripsi").val();
$("#loading").show();
$.ajax({
url: "simpanlokasi.php",
data:
"koordinatx="+koordinatx+"&koordinaty="+koordinaty+"&nama="+nama+"
&des="+des,
cache: false,
success: function(msg){
$("#teks").html(msg);
$("#loading").hide();
$("#form_lokasi").slideUp();
$("#cx").val("");
$("#cy").val("");
$("#namax").val("");
$("#deskripsi").val("");
}
});
});


$("#batal").click(function(){
$("#form_lokasi").slideUp();
});
});


function daftar_lokasi(){



$('#teks').load('daftar_lokasi.php');
}















function setpeta(x,y,id){
var lokasibaru = new google.maps.LatLng(x, y);
var petaoption = {
zoom: 9,
center: lokasibaru,
mapTypeId: google.maps.MapTypeId.TERRAIN
};
peta = new
google.maps.Map(document.getElementById("petaku"),petaoption);
tanda = new google.maps.Marker({
position: lokasibaru,
map: peta
});
var idnya = "#"+id;
var isistring = $(idnya).html();
var infowindow = new google.maps.InfoWindow({
content: isistring
});
google.maps.event.addListener(tanda, 'click', function() {
infowindow.open(peta,tanda);
});
google.maps.event.addListener(peta,'click',function(event){
kasihtanda(event.latLng);
});
}
</script>
</head>


<body bgcolor="#99FFCC" text="#000000" onLoad="peta_awal();">
<form action="add_wisata.php" method="post"
enctype="multipart/form-data" name="form1">
<table width="74%" height="599" id="customers" >
<tr>
<th height="20" colspan="4"> <div
align="center">Tambah Potensi Industri Wisata</div></th>



</tr>













<tr class="alt">
<td height="26"><a href="#">Objek wisata</a></td>
<td>:</td>
<td><input name="Namatempat" type="text"
id="Namatempat" size="50"></td>
<td width="44%" rowspan="7">
<table width="523" height="447" border="1" align="center"
cellpadding="0" cellspacing="0">
<!-- Menampilkan Petanya -->
<tr><td>
<center>
<div id="petaku" style="width:600px; height:400px"></div>


<div


id="form_lokasi"


style="display:none;background-
color:yellow;width:600px;height:200px;text-
align:left;padding:10px">
Koordinat : <br>Longitude<input type=text name=latlng id=cx
size=25>, Latitude<input type=text name=latlngy id=cy size=25><br>
</div>
</div>
</div>
</center></td>
</tr>
</table> </td></tr>
<tr class="alt">
<td height="26"><a href="#">Kategori Wisata</a></td>
<td>:</td>
<td> <select name="Kategori" id="Kategori">
<option>Pilih</option>
<?php
// query untuk menampilkan kategori wisata
$query = "SELECT * FROM kategoriwisata";
$hasil = mysql_query($query);
while ($data = mysql_fetch_array($hasil))
{
echo "<option



value='".$data['id_kategori']."'>".$data['kategori']."</option>";
}













?>
</select></td>
</tr>
<tr class="alt">
<td height="26"><a href="#">Alamat Lengkap</a></td>
<td>:</td>
<td><input name="alamatlengkap" type="text"
id="alamatlengkap" size="50"/></td>
</tr>
<tr class="alt">
<td height="28"><a href="#">Kelurahan</a></td>
<td>:</td>
<td><select name="Kelurahan" id="select3">
<option>Pilih</option>
<?php
// query untuk menampilkan kelurahan
$query = "SELECT * FROM kelurahan";
$hasil = mysql_query($query);
while ($data = mysql_fetch_array($hasil))
{
echo "<option
value='".$data['id_kel']."'>".$data['Wil_lurah']."</option>";
}
?>
</select></td>
</tr>
<tr class="alt">
<td height="26" valign="top"><a href="#">Deskripsi</a></td>
<td valign="top">:</td>
<td><textarea name="deskripsi" id="deskripsi" cols="50" rows="15">
</textarea></td>
</tr>
<tr class="alt">
<td width="26%" height="26"><a href="#">Foto / Gambar</a></td>
<td width="2%">:</td>
<td width="28%"><input name="gambar" type="file" id="gambar" />



</td>
</tr>













<tr class="alt">
<td height="29"><a href="#">Keyword</a></td>
<td>:</td>
<td><input name="keyword" type="text" id="keyword" size="10"></td>
</tr>
<tr class="alt">
<td height="26">&nbsp;</td>
<td>&nbsp;</td>
<td colspan="2"><input name="Kirim" type="submit" id="Kirim2"
value="Kirim">
<input name="Reset" type="reset" id="Reset" value="Reset"></td>
</tr>
</table>
</form>
<table align=center width=75% border=0 cellpadding=0
cellspacing=1>
<tr>
<td valign=top align=center><a href="adminarea.php?pilih=2"><img
src="../0134.gif" width="50" height="20" border="0"></a></td>
</tr></table>
</body>
</html>

Anda mungkin juga menyukai