Anda di halaman 1dari 3

Tugas Bahasa Indonesia

Unsur Intrinsik Prosa


Dian Gusti Akbar / 8H - 09

1. Tema : Cinta
2. Alur / plot : Maju mundur , flashback
3. Latar belakang :
No Latar Belakang Bukti
1. Waktu a. Tahun ini Tahun ini, hampir setiap malam, Rochester
selalu diguyur hujan
b. Tiga tahun Tiga tahun kami bersama, selama itu pula
aku merasa aman.
c. Malam hari Hingga suatu malam ia mengajakku ke
rumah sakit karena merasa ada yang tak
beres dengan organ tubuhnya.
d. Musim semi Musim semi menjelang kelulusan ia
mengajakku bertemu di teras air mancur
Bethesda Cental Park
2. Tempat a. Kota Rochester Tahun ini, hampir setiap malam, Rochester
selalu diguyur hujan lebat disertai kabut
tebal. Aku selalu suka hujan.
b. Rumah Intan Kinaran Kunikmati hujan sembari duduk bersender
di jendela lonteng rumah mungilku ,
c. Asrama mahasiswa Parsons
Institut
Lift berhenti di lantai sepuluh 66 Fifth
Avenue Residence Hall, asrama mahasiswa
Parsosns Institut.
d. Kamar nomor 1010 Kamarku nomor 1010, tepat di pojok,
menghadap tangga darurat. Kamarku
tidak terlalu besar tetapi nyaman.
e.Rumah sakit Dengan taksi aku melarikannya ke rumah
sakit.
f. Teras air mancur Bethesda
Central Park
Sambil menahan dingin, di teras Bethesda ,
Kevin tersedu karena harus membohongi
dirinya sendiri.
g. Tepi Sungai Timur, Rochester Di tepi Sungai Timur, Rochester, laki-laki itu
kini duduk di sampingku.
3. Suasana a. Santai Kunikmati hujan sembari duduk bersender
di jendela lonteng rumah mungilku,
menyeruput secangkir coklat panas kental
dengan gula rendah kalori.
b. Bingung Kevin sangat terpukul mendengar
keterangan dokter. Wajahnya tampak
tambah pucat, tubuhnya lunglai.
c. Bahagia Jiwa Kevin selamat dan aku tetap sehat.
Alangkah bahagi diriku,
d. Sedih Ia mengakui sangat mencintaiku, tapi
menolak bahwa ia membutuhkanku meski
sesungguhnya ia susah hidup tanpaku.
4. Benda hidup -
5. Benda mati a. Ginjal



Kurelakan sebelah ginjalku untuknya,
karena Kevin taklagi punya keluarga dan
saudara.
6. Peristiwa a. Mendonorkan Ginjal Ginjalku sudah diangkat, dimasukkan ke
tubuh Kevin diletakkan pada rongga perut
bagian atas. Pembuluh darahku
disambungkan ke pembuluh darah
miliknya.
b. Perpisahan Menjauhlah dariku, menghilang dari
hidupku. Selama ini kau telah berusaha
membuat hidupmu penting bagiku. Tapi
tidak, aku bisa tak bergantung padamu.
Aku tak lagi butuh kamu, kata Kevin.
c. Sebuah maksud yang
terpendam
Aku masih mencintaimu. Tapi kurasa kau
selalu tahu, sampai kapan pun aku tak mau
bergantung padamu. Terima kasih atas
secuil nyawa yang kau tanam dalam
tubuhku. Semoga aku dapat
menghidupinya.

4. Tokoh dan penokohan :

No Nama Sifat Bukti
1. Intan Kinaran a. Peduli Kurelakan sebelah ginjalku untuknya, karena Kevin tak
lagi punya keluarga dan saudara.
b. Sabar - Alangkah sakit dicampakkan oleh seseorang yang
jiwanya kuselamatkan.
- Tak ada lagi pilihan bagiku selain berlapang dada
memasuki kamar afkir itu.
d. Bersahabat Sejak saat itu kami benar-benar dekat. Sangat dekat.
Selain kamar kami bersebelahan, kami juga sangat
sering menghabiskan waktu berdua.
2. Kevin Westwick a. Bersahabat Sejak saat itu kami benar-benar dekat. Sangat dekat.
Selain kamar kami bersebelahan, kami juga sangat
sering menghabiskan waktu berdua.
b. Congkak Ia lupa pada semua pengorbananku. Ia jadi congkak.
c. Tidak suka
menyusahkan orang
lain
Tapi kurasa kau selalu tahu, sampai kapan pun aku
tak mau bergantung padamu.
d. Egois Tapi semua itu sia-sia. Ia tak juga luluh dengan usahaku.
Tetap egois. Baginya aku tetap tak berarti apa-apa.

5. Sudut pandang : Orang pertama, sebagai pelaku utama




6. Sinopsis :

Cermin

Aku adalah seorang pengajar sinematografi di Universitas Rochester yang tinggal di Kota Rochester.
Hari ini Kevin Weswick, teman kuliahku di Parsons Institut of New York akan mengunjungi kota ini untuk
bertemu dengan tokoh pujaannya, George Eastman. Aku jadi teringat masa kuliahku dulu dengannya yang
cukup baik, karena kami dulu tinggal satu asrama. Ketika aku pertama kali datang ke asrama, Kevinlah orang
pertama yang aku kenal. Kevin memperkenalkan daerah di sekitar asrama kepadaku. Sejak saat itu, kami
menjadi sangat dekat. Hampir setiap hari kami selalu bersama. Dari kebersamaan itu, aku menganggap Kevin
seperti cermin bagiku karena kita memiliki banyak kesamaan dan aku mulai merasa aku menyukai Kevin.

Pada suatu malam, Kevin tiba-tiba pingsan dan aku membawanya ke dokter. Dokter memeriksanya dan
menyimpulkan bahwa Kevin mengidap gagal ginjal kronis. Penyakit itu akibat kebengalannya di masa lalu
sebagai pecandu heroin. Kevin sangat terpukul mendengar hal itu. Ia bingung harus bagaimana. Akhirnya
dengan suka rela, aku mendonorkan salah satu ginjal milikku. Kini Kevin dapat hidup dengan normal kembali
dan aku merasa bahwa setengah nyawaku telah berada pada Kevin. Tetapi beberapa hari setelah itu, Kevin
berubah menjadi menyebalkan. Hingga suatu hari, dia memintaku untuk menjauhinya karena dia tidak ingin
menjadi beban bagiku. Tapi, bagiku ini sangat menyakitkan karena aku mengira bahwa aku dan Kevin akan
selalu bersama. Tapi takdir berkata lain. Sejak itu kami hanya berteman. Hubungan kami baik, namun tak lagi
sinkratik.

Kini Kevin telah tiba di Rochester. Dia memintaku untuk mengantarkannya kepada George Eastman.
Siang hingga sore hari aku telah menemaninya. Ia puas. Kini giliranku mengajaknya menonton festival kembang
api di tepi Sungai Timur. Secangkir coklat hangat mengatarkan kami pada percakapan singkat. Ketika festival
kembang api dimulai, Kevin tidak memandang ke langit, namun ia memandang ke arahku. Ia berkata bahwa ia
sebenarnya masih ingin bersamaku, tetapi ia tidak mau bergantung kepadaku, dan ia mengucapkan terima
kasih atas secuil nyawa yang aku berikan padanya.



7. Pesan :

Tidak semua hal yang buruk itu selalu bermakna buruk. Cobalah mengambil segi positif dari setiap hal
yang kau alami, pasti ada hal baik yang terkandung di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai