Farmasi Semester 6 Universitas Padjadjaran Kelompok 3 NPM 001-010 Latar Belakang Buang air kecil merupakan suatu hal yang normal namun kenormalan tersebut dapat menjadi tidak normal apabila urin yang kita keluarkan tidak seperti biasanya. Mengalami perubahan warna atau merasakan nyeri saat melakukan proses buang air kecil. Jika hal itu terjadi ? Pemeriksaan Pemeriksaan urin merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan atau spesimen urin. Pemeriksaan pada urin dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh seseorang. Penyakit penyakit yang bisa dideteksi dari analisis urin ini diantaranya adalah gagal ginjal kronis, diabetes mellitus, ketosis dll. Rumusan Masalah 1. Berapa kadar dari setiap parameter pemeriksaan urin untuk mendeteksi penyakit tertentu pada mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran? 2. Apa saja contoh penyakit yang dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan urin?
Tujuan 1. Mengetahui kadar dari setiap parameter pemeriksaan urin untuk mendeteksi penyakit tertentu pada mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran. 2. Mengetahui contoh penyakit yang dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan urin.
Prevalensi Pada tahun 2000 menurut WHO diperkirakan sedikitnya 171 orang diseluruh dunia menderita Diabetes Melitus, atau sekitar 2.8% dari total populasi, insidennya terus meningkat dengan cepat dan diperkirakan tahun 2030 angka ini menjadi 366 juta jiwa atau sekitar 4.4% dari populasi dunia. DM terdapat diseluruh dunia, 90% adalah jenis Diabetes Melitus tipe 2 terjadi di negara berkembang, peningkatan prevalensi terbesar adalah di Asia dan di Afrika, ini akibat tren urbanisasi dan perubahan gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat, di Indonesia sendiri, berdasarkan hasil Riskesdas (2007) dari 24417 responden berusia > 15 tahun, 10,2% mengalami toleransi glukosa tergangggu (kadar glukosa 140- 200 mgdl setelah puasa selama 4 jam diberikan beban glucosa sebanyak 75 gram), DM lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding dengan pria. Sekilas Teori Urin merupakan hasil metabolisme tubuh yang dikeluarkan melalui ginjal. Dari 1200 mL darah yang melalui glomeruli per menit akan terbentuk filtrat 120 mL per menit. Filtrat tersebut akan mengalami reabsorpsi, difusi dan ekskresi oleh tubuli ginjal yang akhirnya terbentuk satu mili liter urin per menit (R. Wirawan, S. Immanuel, R. Dharma, 2008). Urin yang normal jumlah rata rata 1 2 liter sehari tetapi perbedaan jumlah urin sesuai cairan yang dimasukkan, jika banyak mengkonsumsi protein maka akan diperlukan banyak cairan untuk melarutkan ureanya, sehingga urin yang dikeluarkan jumlahnya sedikit dan menjadi pekat (Pearce, C. Evelyn, 2002). Pemeriksaan urin merupakan pemeriksaan yang sering diamati dalam membantu menegakkan diagnosa berbagai macam penyakit, ada kemungkinan bahwa urinalisa adalah pemeriksaan laboratorium yang paling tua (Frances K. Widmann,1995). Secara umum dapat dikatakan bahwa pemeriksaan urin selain untuk mengetahui kelainan ginjal dan salurannya juga bertujuan untuk mengetahui kelainan-kelainan diberbagai organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pankreas, korteks adrenal, uterus dan lain-lain. Pemeriksaan urin rmeliputi pemeriksaan kimiawi urin dan pemeriksaan sedimen urin. Pemeriksaan urin yang terlengkap meliputi pemeriksaan volume, warna, kejernihan, bau, pH, protein, glukosa, bilirubin, urobilinogen, berat jenis, leukosit esterase, darah, nitrit dan keton. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menunjang diagnosis kelainan di luar ginjal seperti kelainan metabolisme karbohidrat, fungsi hati, kelainan ginjal dan saluran kemih seperti infeksi traktus urinarius. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ini dilakukan kurang lebih satu semester mengikuti jadwal praktikum bioklinik selama masa perkuliahan berlangsung yang dilakukan di labolatorium Biokimia Klinik, Fakultas Farmasi di Universitas Padjadjaran.
Desain Penelitian Merupakan penelitian eksperimental laboratorium, dengan mengunakan sampel urin berasal dari mahasiswa semester 6 yang mengikuti praktikum Biokimia Klinik pada hari Senin pukul 13.00- 16.00 WIB Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran yang berjumlah 41 orang. Penelitian ini terdiri dari perancangan desain penelitian yang meliputi tahap pengambilan sampel berupa urin yang disiapkan oleh masing masing individu dan dimasukan kedalam tabung, pemeriksaan fisik urin, pemeriksaan pH serta pemeriksaan kandungan kimia urin menggunakan carik uji (reagent strip) Perhitungan Sampel Jumlah mahasiswa yang diperiksa = 41 orang Jumlah urin yang diambil tiap mahasiswa = 10 mL Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel urin yang digunakan adalah sampel urin dari mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, semester 6, NPM 1 42. Inklusi Urin selain dari mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas padjadjaran semester 6, NPM 1 - 42 Eksklusi Parameter Pemeriksaan pH Berdasarkan prinsip double indicator yang mengandung metal merah dan bromtimol biru sehingga memungkinkan perubahan warna dari jingga, hijau sampai biru pada daerah 5-9. Berat Jenis Berdasarkan pada perubahan warna reagen dari biru hijau ke hijau kekuningan tergantung pada konsentrasi ion dalam urine Glukosa Untuk mengukur glukosa urin, reagent strip diberi enzim glukosa oksidase (GOD), peroksidase (POD), dan zat warna. Protein Indikator yang digunakan tetrabromfenol biru didapar dengan asam sampai pH 3 atau tetraklorofenol tetrabromosulfoftalein. Daerah ini berwarna kuning jika protein negatif tetapi akan berubah menjadi hijau tergantung pada konsentrasi protein yang ada.. Bilirubin Berdasarkan reaksi diazo antara bilirubin dengan garam diazonium dalam suasana asam membentuk warna azobilirubin. Urobilinogen Berdasarkan pada reaksi Ahrlich. Aldehid atau pembentukan warna merah azo dari senyawa diazonium Darah Berdasarkan aktivitas pseudoperoxidatif hemoglobin yang mana katalisis reaksi dari dispropil benzene dihidroperoksid dan 3,3,5,5-tetrametilbenzidin, hasilnya mulai dari orange sampai hijau. Keton Pemeriksaan keton dengan pereaksi nitroprussida berdasarkan prinsip tes lugol, yaitu dalam suasana basa, asam asetoasetat akan bereaksi dengan Na. nitroprussida menghasilkan warna ungu. Nitrit Nitrit akan bereaksi dengan benzokinolin pada pH asam menghasilkan warna merah azo. Leukosit Berdasarkan prinsip leukosit esterase dalam urine yang dapat menghidrolisa suatu ester (indoxyl ester) menjadi alcohol dan asam. Cincin aromatic dalam alcohol (indoxyl) akan berpasangan dengan garam diazonium membentuk zat warna diazo.. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara masing-masing sampel urin diambil dari tiap-tiap mahasiswa Farmasi semester 6 Universitas Padjadjaran. Urin yang diambil merupakan yang diperoleh pada pagi hari setelah bangun tidur, kemudian urin tersebut dimasukkan ke dalam suatu tabung untuk dilakukan analisis pemeriksaan selanjutnya.
Pengambilan Sampel Pengujian Sampel
7. Setiap perubahan warna pada carik uji diamati dan dibandingkan dengan skala warna. 5. Ikuti petunjuk pembacaan waktu untuk setiap reaksi. 4. Carik uji diangkat sambil menyapukannya pada pinggiran tabung untuk membuang urin yang berlebih dari carik uji 3. Carik uji dimasukkan ke dalam tabung maksimal satu detik 2. Sampel urin dimasukkan ke dalam tabung 1. Sampel berupa urin yang diperoleh pada pagi hari setelah bangun tidur diambil dari mahasiswa Farmasi Universitas Padjadaran, semester 6, NPM 1- 42 Alur Penelitian Identifikasi kemungkinan berbagai penyakit Kadar Setiap perubahan warna pada carik uji diamati dan dibandingkan dengan skala warna. Carik uji diangkat, ikuti petunjuk pembacaan waktu untuk setiap reaksi Carik uji dimasukkan ke dalam tabung maksimal satu detik Sampel urin dalam tabung Daftar Pustaka Purparini.2000. Pemeriksaan laboratorium berkala sebagai deteksi dini penyakit kronis pada lansia. http://www.univmed.org/wp- content/uploads/2011/02/Pusparini(1).pdf. Frances K, Widmann, 1989, Tinjauan Klinis atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Jakarta. Pearce, C. Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedic. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Dharma R, Immanuel S, Wirawan R. 1983. Penilaian Hasil Pemeriksaan Hematologi Rutin. Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta