Anda di halaman 1dari 9

MATERI PUISI UNTUK SISWA SD

Puisi 1:
GERILYA

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling di jalan

Angin tergantung
terkecap pahitnya tembakau
bendungan keluh dan bencana

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan

Dengan tujuh lubang pelor
diketuk gerbang langit
dan menyala mentari muda
melepas kesumatnya

Gadis berjalan di subuh merah
dengan sayur-mayur di punggung
melihatnya pertama

Ia beri jeritan manis
dan duka daun wortel

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan

Orang-orang kampung mengenalnya
anak janda berambut ombak
ditimba air bergantang-gantang
disiram atas tubuhnya

Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan

Lewat gardu Belanda dengan berani
berlindung warna malam
sendiri masuk kota
ingin ikut ngubur ibunya

( W.S. Rendra )







MATERI PUISI UNTUK SISWA SD
Puisi 2:

DIPONEGORO

Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselubung semangat yang tak bisa mati

Maju
lni barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti.
Sudah itu mati

Maju
Bagimu negeri Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditinda
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang

(Chairil Anwar)













MATERI PUISI UNTUK SISWA SD
Puisi 3:
GADIS PEMINTA-MINTA

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenaI duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dan kemayaan riang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiwa begitu mumi, terlalu murni.
Untuk bisa membagi dukaku

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda

(Toto Sudarto Bachtiar)




















MATERI PUISI UNTUK SISWA SMP
Puisi 1:
LAGU SEORANG GERILYA
(Untuk puteraku Isaias Sadewa)

Engkau melayang jauh, kekasihku.
Engkau mandi cahaya matahari.
Aku di sini memandangmu,
menyandang senapan, berbendera pusaka.

Di antara pohon-pohon pisang di kampung kita yang berdebu,
engkau berkudung selendang katun di kepalamu.
Engkau menjadi suatu keindahan,
sementara dari jauh
resimen tank penindas terdengar menderu.

Malam bermandi cahaya matahari,
kehijauan menyelimuti medan perang yang membara.
Di dalam hujan tembakan mortir, kekasihku,
engkau menjadi pelangi yang agung dan syahdu

Peluruku habis
dan darah muncrat dari dadaku.
Maka di saat seperti itu
kamu menyanyikan lagu-lagu perjuangan
bersama kakek-kakekku yang telah gugur
di dalam berjuang membela rakyat jelata


(W.S. Rendra)


















MATERI PUISI UNTUK SISWA SMP
Puisi 2:
KITA ADALAH PEMILIK SYAH REPUBLIK INI

Tidak ada pilihan lain, kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk dalam satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
Duli Tuanku?
Tidak adalagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia yang bermata sayu yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh.
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya diam inikah yang namanya merdeka
Kita yang tak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tak ada lagi pilihan lain. Kita harus
Berjalan terus

(Taufiq Ismail)


















MATERI PUISI UNTUK SISWA SMP
Puisi 3:
RAKYAT

Rakyat ialah kita jutaan tangan yang mengayun
dalam kerja di bumi di tanah tercinta
jutaan tangan mengayun bersama
membuka hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga
mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota
menaikkan layar menebar jala
meraba kelam di tambang logam dan batubara
Rakyat ialah tangan yang bekerja

Rakyat ialah kita
otak yang menapak sepanjang jemaring angka-angka
yang selalu berkata dua adalah dua
yang bergerak di simpang siur garis niaga
Rakyat ialah otak yang menulis angka-angka

Rakyat ialah kita
beragam suara di langit tanah tercinta
suara bangsi di rumah di rumah berjenjang bertangga
suara kecapi di pegunungan jelita
suara bonang mengambang di pendapa
suara kecak di muka pura
suara tifa di hutan kebun pala
Rakyat ialah suara beraneka.

Rakyat ialah kita
puisi kaya makna di wajah semesta
di darat
hari yang berkeringat
gunung batu berwarna coklat
di laut
angin yang menyapu kabut
awan menyimpan topan
Rakyat ialah puisi di wajah semesta

Rakyat ialah kita
darah di tubuh bangsa
debar sepanjang masa

(Hartoyo Andangjaya)






MATERI PUISI UNTUK SISWA SMA
Puisi 1:
MAJULAH PAHLAWAN
Majulah pahlawan dengan dada terbuka.
Majulah ! Berderapan musuh bersama maut menyerang.
Sementara bintang-bintang pun bersaksi di kelam angkasa
atas kejantananmu dan musuh-musuh yang berebahan.
Telah bergelimang darah di lembah
telah berebahan kawan-kawan di garis depan,
di bawah langit mengancam suara lantang kemerdekaan.
Semangat perkasa, hari depan nusantara !
Segenap warga tanah ini pun menabikkan salam;
salam cinta bumi dan bangsa yang lahir dalam revolusi.
Sedang malam pun segera mengusap bendera merah putih
yang mengibaskan berita pahlawan benam darah.
Adalah cinta kami, itu warna kucuran darah.
Adalah hati kami, itu warna putih butiran air mata.
Dan cinta kami padamu menyejuk langit-langit kubur
yang memutih cerlang surya atas gemeriap tugu
kemerdekaan.
Majulah pahlawan dengan dada terbuka, kala senja di kota !
Majulah demi kemerdekaan yang lahir atas nama cinta !
Kenangan padamu menggeleparkan doa di ambang arasj
Tuhan
Dan majulah kemudian
berbondong ke lembah sorga
sedang laras bedil masih di tangan
dan darah mengucuri di jalan jalan
Maka bernyanyilah segenap malaikat dan bidadari
Maka semaraklah wewangian sorga, tetes darah pahlawan,
karna adalah saksi bagimu, pejuang-pejuang kemanusiaan;
sementara masih terkenang jua tentang kehidupan
dan napas dunia dan manusia dalam kelaparan !
( Budiman S. Hartoyo )








MATERI PUISI UNTUK SISWA SMA
Puisi 2:

DOA SERDADU SEBELUM BERPERANG

Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal

Anak menangis kehilangan bapa
Tanah sepi kehilangan lelakinya
Bukannya benih yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia-sia

Apabila malam turun nanti
sempurnalah sudah warna dosa
dan mesiu kembali lagi bicara
Waktu itu, Tuhanku,
perkenankan aku membunuh
perkenankan aku menusukkan sangkurku

Malam dan wajahku
adalah satu warna
Dosa dan nafasku
adalah satu udara.
Tak ada lagi pilihan
kecuali menyadari
-biarpun bersama penyesalan-

Apa yang bisa diucapkan
oleh bibirku yang terjajah ?
Sementara kulihat kedua lengaMu yang capai
mendekap bumi yang mengkhianatiMu
Tuhanku
Erat-erat kugenggam senapanku
Perkenankan aku membunuh
Perkenankan aku menusukkan sangkurku

( W.S. Rendra )









MATERI PUISI UNTUK SISWA SMA
Puisi 3:
INGIN KUSUARAKAN
ingin kusuarakan apa saja di sini, tapi angin punya
telinga dan kata-kata. bahkan lampu-lampu taman ini
akan merekam dan menyuarakan kembali dengan bahasa
lain. lalu dinding memagar tubuhku,
kesepian yang mendekam!
ingin kumerdekakan apa saja di sini, tapi burung
tak punya lagi sarang yang tenteram. pohon-pohon telah
memburu kota demi kota, mengubah ketenteraman jadi
kegaduhan, dan asap yang dimuntahkan beribu
cerobong pabrik adalah oksigenku setiap detik. aku
merokok limbah serta mengunyah beton!
ingin kutulis apa saja di sini, tapi koran tak lagi
punya suara. seribu iklan memadati halaman
demi halamannya, seperti gula-gula yang dikunyah
anak-anakku. aku hanya membaca bahasa angin di sana
kemudian meliuk di balik bendera setengah tiang.
kemudian hening
ingin kusuarakan kembali kemerdekaan di sini, tanpa
granat dan senapan. ingin kuteriakkan penderitaan
burung yang kehilangan kebebasan terbang. hingga
di udara yang terbuka tak akan ada lagi kecemasan-
kecemasan
( Isbedy Setiawan Z.S. )

Anda mungkin juga menyukai