Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati kami memanjatkan segala puji & syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
Tugas Makalah ini untuk memenuhi mata kuliah Perekonomian Indonesia.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan,isi,dan lain sebagainya. Maka, kami sangat mengharapkan saran dan kritik guna
perbaikan untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini diterima dan bermanfaat bagi para pembaca khususnya dalam
menambah wawasan dan pengetahuan di bidang Ilmu Ekonomi. Atas perhatian dan kerja sama
nya kami mengucapkan Terima kasih.


Bekasi, Maret 2013


Penulis






DAFTAR ISI

Kata Pengantar . 1
Daftar Isi ... 2

BAB I :
Pendahuluan ... 3

BAB II :
Pembahasan 4
Jenis-Jenis Pengangguran .. 5
Penyebab & Dampak terjadinya Pengangguran 7
Kebijakan Pemerintah untuk mengatasi Pengangguran . 8
Inflasi ........................................................ 10
Beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis Inflasi .. 11
Keterkaitan Pengangguran dengan Inflasi 12

BAB III :
Penutup & Kesimpulan . 13

Daftar Pustaka ...... 14

BAB I
PENDAHULUAN


Latar belakang

Sebuah Negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai macam permasalahan yang
berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara - negara yang memiliki jumlah
penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, kenaikan
harga (inflasi) dan kemiskinan di Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan
membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat
langkah Negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju.

Rumusan Masalah

a. Penyebab hubungan antara Pengangguran dan Inflasi
b. Dampak Pengangguran dan Inflasi terhadap Masyarakat Indonesia

Tujuan Makalah
Mengetahui konsep Pengangguran & Inflasi
Mengetahui hubungan antara Pengangguran & Inflasi
Mengetahui Kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengendalikan Inflasi dan
menurunkan Pengangguran



BAB II

PEMBAHASAN

Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja
contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan
lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja
yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam
perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.


Jenis-Jenis Pengangguran


Berdasarkan Jam Kerja
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :

Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah Tenaga kerja yang
tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja
setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam
selama seminggu.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah Tenaga kerja yang sungguh-
sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena
memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan Penyebab Terjadinya
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam :

Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)
Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan
adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan
pembuka lamaran pekerja penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu
memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemployment)
Pengangguran Konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.


Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)
Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur
ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa
diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan penggunaan teknologi
Akibat kebijakan pemerintah

Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)
Pengangguran Musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti
petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

Pengangguran Siklikal
Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun
siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran Teknologi
Pengangguran Teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

Pengangguran Siklus
Pengangguran Siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan
perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran Siklus disebabkan oleh kurangnya
permintaan masyarakat (aggrerate demand).





Penyebab terjadinya Pengangguran


Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya
yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan
dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka
panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di
mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh
lebih banyak orang.

Dampak terjadinya Pengangguran

Bagi Perekonomian Negara
Penurunan pendapatan perkapita.
Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.


Bagi Masyarakat

Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak
bekerja.
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk mengatasi Pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan berbagai cara untuk mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :
Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.
Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan
ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan)
kerja yang kosong, dan
Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara Friksional antara lain dapat digunakan cara-cara
sebagai berikut :
Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama
yang bersifat padat karya.
Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.
Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris
dan sektor formal lainnya.
Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan,
jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara
langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut :
Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan
Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika
menunggu musim tertentu.


Cara Mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai
berikut :
Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan
Meningkatkan daya beli masyarakat.

























INFLASI


Berbagai definisi tentang inflasi telah dikemukakan oleh para ahli. Nanga (2001: 237)
menyatakan bahwa Inflasi adalah suatu gejala di mana tingkat harga umum mengalami
kenaikan secara terus-menerus. Kenaikan tingkat harga umum yang terjadi sekali waktu
saja tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi. Menurut Rahardja (1997: 32) Inflasi adalah
kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus-menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan
meluas kepada sebagian besar harga barang-barang maka hal ini disebut inflasi.

Sementara itu Eachern (2000: 133) menyatakan bahwa Inflasi adalah kenaikan terus-
menerus dalam rata-rata tingkat harga. Jika tingkat harga berfluktuasi, bulan ini naik dan
bulan depan turun, setiap adanya kenaikan kerja tidak berarti sebagai inflasi. Sedangkan
Sukirno (2004: 27) memberikan definisi bahwa Inflasi adalah suatu proses kenaikan
harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Selanjutnya BPS (2000: 10)
mendefinisikan Inflasi sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu
wilayah atau daerah yang menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara
umum yang dihitung dari indeks harga konsumen. Dengan demikian angka inflasi sangat
mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan di sisi lain juga
mempengaruhi besarnya produksi barang.

Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa secara umum Inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-
menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara
tidak dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak
dikatakan inflasi.






Beberapa cara untuk menggolongkan Jenis-jenis Inflasi


Penggolongan pertama didasarkan pada parah atau tidaknya inflasi tersebut.
Membedakan beberapa macam inflasi yaitu :

Inflasi Merayap (inflasi yang terjadi sekitar 2-3 persen per tahun)
Inflasi Sederhana (inflasi yang terjadi sekitar 5-8 persen per tahun)
Hiperinflasi (inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga
menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun.

Dilihat dari tingkat keparahannya, Inflasi dapat dipilah dalam tiga kategori :

Inflasi Sedang (Moderate Inflation)
Yaitu inflasi yang ditandai dengan harga-harga yang meningkat secara lambat, dan tidak
terlalu menimbulkan distorsi pada pendapatan dan harga relatif.
Inflasi Ganas (Galloping Inflation)
Yaitu inflasi yang mencapai antara dua atau tiga digit seperti 20, 100 atau 200 persen per
tahun dan dapat menimbulkan gangguan-gangguan serius dalam perekonomian.
Hyperinflasi (Hyperinflation)
Yaitu tingkat inflasi yang sangat parah, bisa mencapai ribuan bahkan milyar persen per
tahun, merupakan jenis yang mematikan.


Jenis-jenis Inflasi dilihat dari faktor-faktor penyebab timbulnya Inflasi tersebut

Inflasi tarikan permintaan
Inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang
terlalu besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat.
Inflasi dorongan biaya
Inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi yang pesat
dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi perusahaan.
Inflasi Struktural

Inflasi yang terjadi akibat dari berbagai kendala atau kekakuan struktural yang
menyebabkan penawaran menjadi tidak responsif terhadap permintaan yang meningkat.

Keterkaitan Pengangguran dengan Inflasi

Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok permasalahan
ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua
adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa
secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli.
Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berarti semakin
besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya
berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi juga sangat berkaitan
dengan purchasing power atau daya beli dari masyarakat. Sedangkan daya beli
masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu
bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan kenaikan upah riil.

Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi
momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di
Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka
pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk.
Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk
berinvestasi. Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara
berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah
pengangguran di negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-
negara berkembang karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan
bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun
masalah sosial politik di negara tersebut.


BAB III

PENUTUP


Kesimpulan

Berdasarkan dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik Kesimpulan, bahwa Inflasi
menunjukan tingkat kenaikan harga, sedangkan Pengangguran adalah kesempatan yang
timpang yang terjadi antara angkatan kerja dan kesempatan kerja sehingga sebagian
angkatan kerja tidak dapat melakukan kegiatan kerja.

Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran yang
rendah akan menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat Pengangguran tinggi
tingkat harga-harga relatif stabil.

Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang (Inflasi),
berakibat pada lemahnya investasi pula, dan akhirnya berdampak pada menambahnya
Pengangguran karena tidak adanya kesempatan kerja.











DAFTAR PUSTAKA


http://ryansyukra.blogspot.com/2012/05/hubungan-antara-inflasi-dan.html
http://lanimaidiacute.blogspot.com/2012/05/hubungan-inflasi-dan-pengangguran.html
http://dwi-oki.blogspot.com/2012/04/hubungan-antara-pengangguran-dengan.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/196302211987032-
NETI_BUDIWATI/INFLASI_KAITANNYA_DENGAN_PENGANGGURAN_DAN_KESEM
PATAN_KERJA.pdf
http://shandrakatherine.wordpress.com/tag/makalah-inflasi/

Anda mungkin juga menyukai