!esidua( .51$ 4 .12%
+ota( 5.&&& 7
nilai signifikansi uji F sebesar 0,019 dan berada dibawah 0,05, artinya hasil dari persamaan
analisis regresi linier berganda pada penelitian ini layak untuk diestimasi.
D. Uji t (Parsial)
Tabel 4.8 Hasil perhitungan Uji t
'ode( 4nstandardi5ed )oefficients *tandardi5ed
)oefficients
t *ig.
1 *td. #rror 1eta
1
()onstant) 11.465 2.464 4.652 .&1&
/0! .&&% .&&$ .24% 1.&23 .364
)A! .&6% .&62 .264 1.1&5 .331
1"P" 2.153 .&2% 2.%1% 25.2%7 .&&6
16
nilai signifikansi dari variabel independen LDR sebesar 0364, artinya nilai signifikansi
variabel LDR lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan variabel LDR tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap ROA. Untuk variabel CAR nilai signifikansinya sebesar 0,331,
artinya nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan variabel CAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dan variabel BOPO nilai signifikansinya 0,006 artinya
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel BOPO
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA.
E. Uji R
2
(Koofisien Determinasi)
Tabel 4.9 Hasil Uji R
2
Model Summary
b
'ode( ! ! *8uare Ad9usted !
*8uare
*td. #rror of the
#sti7ate
1 .%47
a
.$%6 .$1% .35%$4
Adjusted R
2
dalam tabel menunjukan niai sebesar 0,819 atau 81,9% yang menunjukan bahwa
LDR, CAR, dan BOPO dapat menjelaskan 81,9% dari seluruh fenomena atau keadaan dari
ROA.
F. Pembahasan
Dari hasil analisis diatas maka diperoleh persamaan Regresi Linier Berganda sebagai
berikut :
ROA=11,465 + 0,009 LDR + 0,069 CAR 0,153 BOPO
a) Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Asset (ROA)
Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai signifikansi yang terlihat dari output
SPSS IBM 20 untuk variabel LDR sebesar 0,364, nilai signifikansi tersebut lebih besar
dari 0,05 sehingga dapat dikatakan Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis (H1) yang
diajukan dalam penelitian ini ditolak.
Loan to Deposit Ratio (LDR) mengindikasikan seberapa besar dana pihak ketiga
yang disalurkan dalam bentuk kredit (pinjaman) kepada masyarakat. Tinggi maupun
rendahnya angka Loan to Deposit Ratio (LDR) menggambarkan kinerja bank dalam
menyalurkan kredit (pinjaman). Jika angka Loan to Deposit Ratio (LDR) tinggi maka
dapat dikatakan bahwa bank telah optimal dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat.
Begitu pula sebaliknya jika angka rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) rendah artinya bank
belum optimal dalam menyalurkan kredit.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pada Bankaltim Samarinda, rasio LDR tidak
ikut meningkatkan ROA. Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat penyaluran kredit kepada
masyarakat yang belum optimal dapat dilihat dari rata-rata angka rasio LDR Bankaltim
yang rendah dan masih belum sesuai dengan anjuran BI yaitu minimal sebesar 85%.
Kemudian besarnya dana pihak ketiga yang diperoleh bankaltim tidak sebanding dengan
besarnya pinjaman yang diberikan kepada masyarakat. Dimana banyaknya dana yang
menganggur (idle money). Penelitian ini sesuai dengan penilitan yang dilakukan oleh
Defri (2012). Tidak signifikannya LDR dalam mempengaruhi ROA juga dapat
dikarenakan dalam meningkatkan profitabilitas (ROA) Bankaltim tidak hanya
17
mengandalkan kredit. Pengelolaan aset produktif lain seperti penempatan pada bank lain,
surat berharga,dll, juga ikut berperan serta dalam meningkatkan ROA.
b) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on assets (ROA)
Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai signifikansi yang terlihat dari output
SPSS IBM 20 untuk variebel CAR sebesar 0,331, nilai signifikansi tersebut lebih besar
dari 0,05 sehingga dapat dikatakan Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Dengan demikian hipotesis (H2) yang
diajukan dalam penelitian ini ditolak.
Hasil penelitian menunjukan bahwa CAR tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap ROA. CAR merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukan kemampuan
bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank
dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi risiko-risiko yang timbul yang dapat
berpengaruh terhadap besarnya modal bank. CAR juga merupakan indikator terhadap
kemampuan bank dalam menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-
kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. kondisi CAR Bankaltim dapat
dikatakan baik yaitu berada di atas 8% dimana 8% merupakan batasan ukuran kecukupan
modal (CAR) yang dianjurkan oleh Bank Indonesia. Pada Bankaltim alokasi dana
dominan dialokasikan kepada Bank Indonesia dalam bentuk Giro pada Bank Indonesia
dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia). Jumlah dana yang ada pada BI termasuk didalamnya
Giro pada BI dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) pada beberapa tahun rata-rata tinggi
terutama pada tahun 2006 mencapai sekitar Rp 7.360.407.000.000 dan jika dibandingkan
dengan dana yang disalurkan untuk dana kredit yaitu sekitar Rp 1.936.626.000.000,
penempatan pada bank lain sekitar Rp 965.470.000, Dimana bobot dari aktiva tertimbang
menurut resiko (ATMR) untuk penempatan pada Bank Indonesia adalah 0. Dengan
demikian aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR) relatif kecil, sehingga Capital
Adequacy Ratio (CAR) tetap besar. Ini artinya bank hanya membiayai sedikit aktiva
tertimbang menurut risiko (ATMR). Giro pada (BI) termasuk dalam non earning assets
atau disebut juga loanable funds (aktiva tidak produktif) yang dapat diartikan tidak
menghasilkan pendapatan bagi bank (Rivai, Veitzhal : 2013). Besarnya dana yang ada
pada BI menyebabkan tingkat keuntungan kecil. Hal tersebut menyebabkan CAR tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Penelitian in konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2009) yang menyatakan bahwa Capital Adequacy
Ratio (CAR) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Return on assets (ROA).
c) Pengaruh BOPO terhadap Return on assets (ROA)
Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa nilai signifikansi yang terlihat dari output
SPSS IBM 20 untuk variabel BOPO sebesar 0,006, nilai signifikansi tersebut lebih kecil
dari 0,05 sehingga dapat dikatakan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA. Dengan
demikian hipotesis (H3) yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Hasil dari
perhitungan menyatakan bahwa setiap BOPO mengalami kenaikan sebesar 1%, maka
diperkirakan akan terjadi penurunan terhadap ROA sebesar 0,153%.
BOPO adalah rasio yang membandingkan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. BOPO mengindikasikan efisiensi operasional bank. BOPO memiliki
hubungan yang negatif terhadap Return on Assets (ROA). semakin tinggi rasio BOPO
semakin mengurangi Return on Assets (ROA). Hasil dari perhitungan statistik
menunjukan bahwa jika BOPO Bankaltim meningkat , Return on Assets (ROA)
diprediksikan akan menurun. Dengan menekan biaya yang digunakan untuk memperoleh
pendapatan pada Bankaltim maka Return on Assets (ROA) akan meningkat. Hal ini cukup
1$
lazim karena semakin kecil biaya dalam suatu kegiatan usaha untuk memperoleh
pendapatan dengan jumlah tertentu, semakin besar keuntungan yang diperoleh, dan hal ini
juga berlaku dalam aktivitas operasional Bankaltim.
Hasil dari penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Nusantara (2009), Ariyani
(2010) dan Prastiningtyas (2010) dimana BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA.
V. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan mengenai pengaruh dari Loan to
Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Oerasonal (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) pada Bankaltim yang menjadi objek
penelitian, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada identifikasi masalah yang menjadi acuan dasar
dari maksud dan tujuan penelitian ini, antara lain sebagai berikut :
1. H1 menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap ROA pada Bankaltim Samarinda, dan berdasarkan perhitungan
statistik diketahui bahwa LDR berdampak positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA
pada Bankaltim Samarinda sehingga H1 dalam penelitian ini ditolak.
2. H2 menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA,
dan berdasarkan perhitungan statistik diketahui bahwa CAR berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan terhadap ROA pada Bankaltim Samarinda sehingga H2 dalam
penelitian ini ditolak.
3. H3 menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, dan
berdasarkan perhitungan statistik diketahui bahwa BOPO berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA sehingga H3 dalam oeneltian ini diterima.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diambil maka saran-saran yang dapat diberikan
penulis adalah sebagai berikut :
1.) Bankaltim hendaknya memperhatikan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) karena nilai
angka Loan to Deposit Ratio (LDR) pada Bankaltim masih jauh dari ketentuan dan
anjuran oleh Bank Indonesia. Untuk meningkatkan nilai Loan to Deposit Ratio yaitu
dengan mengoptimalkan penyaluran kredit dari dana pihak ketiga kepada masyarakat
sehingga profitabilitas dapat lebih optimal.
2.) Bankaltim dalam hal permodalan dapat terus menjaga rasio keuangannya karena rasio
permodalan pada Bankaltim dapat dikatakan sudah baik.
3.) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) harus diperhatikan oleh
Bankaltim. Dengan melakukan efisiensi terutama efisiensi biaya maka akan
memperoleh tingkat keuntungan yang optimal.
4.) Untuk penelitian mendatang , disarankan untuk memasukkan indikator lainnya dalam
pengambilan sampel. Sebaiknya menambah jumlah periode pengamatan dan
menggunakan lebih banyak variabel independen sebagai prediktor pencapaian laba
bank.
1%
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, Desi. 2010. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO dan LDR terhadap ROA pada
Bank Devisa di Indonesia tahun 2003-2006. Skripsi. Universitas Diponogoro.
Semarang.
Bastian, indra dan suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan, Edisi Pertama, Buku Kedua,
Salemba Empat, Jakarta.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Hery, 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Pertama, Bumi Aksara, Jakarta.
Ismail, 2010. Akuntansi Bank Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, Kencana, Jakarta.
Kasmir, 2011. Manajemen Perbankan, Edisi Revisi, Cetakan ke Sepuluh, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Kartika Wahyu Sukarno dan Muhamad Syaichu. 2006. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia. Jurnal Studi Manajemen dan
Organisasi, Volume 3, Nomor 2, Juli Tahun 2006, Halaman 46. Universitas
Diponogoro. Semarang.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi Ketiga. Erlangga.
Jakarta.
Lukman, Syamsudin. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi Dalam
Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan). PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR
terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan yang
tercatat di BEJ Periode Juni 2002-Juni 2007). Tesis. Universitas Diponogoro.
Semarang
Nusantara, Ahmad Buyung. 2009. Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO terhadap
Profitabilitas Bank. Tesis. Universitas Diponogoro. Semarang.
Ponco, Budi. 2008. Analisis Pengaruh CAR, NPL, NIM, LDR, dan BOPO terhadap Return on
Assets (Studi Kasus Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
tahun 2004-2007). Tesis. Universitas Diponogoro. Semarang.
Prastiyaningtyas, Fitriani. 2010. Faktor-Faktor yang mempengaruhi profitabilitas Perbankan
(Studi pada Bank Umum Go Public yang listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-
2008). Skripsi. Unicersitas Diponogoro. Semarang.
Rivai, Veitzhal. 2013. Comercial Bank Management (Dari Teori ke Praktik), Cetakan kedua.
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Rose, Peter S. and Sylvia C. Hudgains, 2005. Bank Management and Financial Service, Sixth
Edition, McGraw-hill Companies, inc, New York.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan,
Cetakan Kelima, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sutrisno. 2008. Manajemen Keuangan, Cetakan Keenam, Ekonisisa, Yogyakarta.
Undang-undang Bank No. 10 Tahun 2002 tentang Perbankan, Jakarta.
www.bankaltim.co.id