Anda di halaman 1dari 14

Ketamine

Ketamin adalah suatu rapid acting non


barbiturat general anesthethic termasuk
golongan fenyl cyclohexylamine dengan rumus
kimia 2-(0-chlorophenil) 2 (methylamino)
cyclohexanone hydrochloride.
Ketamin merupakan zat anestesi dengan aksi
satu arah yang berarti efek analgesinya akan
hilang bila obat itu telah
didetoksikasi/dieksresi, dengan demikian
pemakaian lama harus dihindarkan. Anestetik
ini adalah suatu derivat dari pencyclidin suatu
obat anti psikosa.

Untuk prosedur yang singkat ketamin dapat diberikan
secara iv / im setiap beberapa menit untuk mencegah
rasa sakit.
Sifat-sifat Ketamin
a. Larutan tidak berwarna
b. Stabil pada suhu kamar
c. Suasana asam (pH 3,5 5,5).
( 2, 6 )

Farmakokinetik :
Sebagian besar ketamin mengalami dealkilasi dan
hidrolisis dalam hati, kemudian dieksresi terutama
dalam bentuk metabolik dan sedikit dalam bentuk utuh

iv : dosis 1-4 mg/kgBB, dengan dosis rata-rata
2 mg/kgBB dengan lama kerja 15-20 menit,
dosis tambahan 0,5 mg/kgBB sesuai
kebutuhan.
im : dosis 6-12 mg/kgBB, dosis rata-rata 10
mg/kgBB dengan lama kerja 10-25 menit,
terutama untuk anak dengan ulangan 0,5
dosis permulaan.

Efek Ketamin
a. Analgesi
Merupakan analgesi yang sangat kuat, sehingga
meskipun penderita sudah sadar, efek analgesiknya
masih ada. Rasa nyeri yang terutama dihambat adalah
nyeri somatik, untuk analgesik nyeri viseral hampir
tidak ada sehingga tidak efektif untuk operasi organ-
organ viseral. Pada anak analgesi viseral cukup baik
sehingga dapat dipakai untuk operasi seperti hernia
atau batu ginjal, walaupun terjadi rangsangan pada
peritoneum
b. Relaksasi
Anastetik ini tidak mempunyai daya pelemas
otot, kadang-kadang malah tonus otot
meningkat disertai gerakan-gerakan yang tidak
terkendali, sehingga ketamin tidak begitu baik
bila digunakan sebagai obat tunggal, seperti
pada operasi intra abdominal dan operasi lain
yang membutuhkan penderita diam.

c. Hipnotik
Anestesi ini sering digunakan untuk induksi dan
disusul dengan pemberian eter atau N
2
O. Dalam
keadaan tidur dapat terjadi gerakan-gerakan
spontan dari lengan, tungkai, bibir, mulut bahkan
sampai bersuara, walaupun dosisnya ditingkatkan
sampai dosis yang mendepresi pernafasan.
Karena anastetik ini menimbulkan nistagmus,
maka tidak dapat digunakan untuk operasi mata
khususnya strabismus

d. Anestesi Disosiatif
Anestesi yang menggunakan ketamin
menyebabkan desosiasi karena obat ini
mempengaruhi asosiasi di korteks serebri.
e. Sirkulasi
Ketamin akan merangsang pelepasan
katekolamin andogen dengan akibat terjadi
peningkatan denyut nadi, tekanan darah dan
curah jantung. Karena itu efeknya
menguntungkan untuk anestesi pada pasien syok


f. Pernafasan
Depresi pernafasan kecil sekali dan hanya
sementara kecuali dosis terlalu besar dan
adanya obat-obat depresan sebagai
premedikasi. Ketamin menyebabkan dilatasi
bronkhus dan bersifat antagonis terhadap efek
kontraksi bronkhus oleh histamin

g. Kardiovaskuler
Tekanan darah akan naik baik sistole maupun
diastole. Kenaikan rata-rata antara 20-25 %
dari tekanan darah semula, mencapai
maksimal beberapa menit setelah suntikan
dan akan turun kembali dalam 15 menit
kemudian. Denyut nadi juga meningkat

Indikasi Pemakaian Ketamin
Ketamin dipakai baik sebagai obat tunggal maupun sebagai induksi
pada anestesi umum :
1. Untuk prosedur dimana pengendalian jalan nafas sulit, misalnya
pada koreksi jaringan sikatrik daerah leher, disini untuk melakukan
intubasi kadang-kadang sukar.
2. Untuk prosedur diagnostik pada bedah syaraf/radiologi
(arteriografi)
3. Tindakan orthopedi (reposisi, biopsi)
4. Pada pasien dengan resiko tinggi : ketamin tidak mendepresi fungsi
vital. Dapat dipakai untuk induksi pada shock.
5. Untuk tindakan operasi kecil.
6. Di tempat di mana alat-alat anestesi tidak ada.
7. Pada asma, merupakan obat pilihan untuk induksinya.

Kontraindikasi pemakaian Ketamin
1. Pasien hipertensi dengan sistolik 160 mmHg
pada istirahat dan diastolik 100 mmHg.
2. Pasien dengan riwayat CVD.
3. Dekompensasi cordis.
4. Penyakit dengan peningkatan tekanan
intrakranial (edema serebri) atau peningkatan
tekanan intra okuler

Harus hati-hati pada :
1. Pasien dengan riwayat kelainan jiwa.
2. Operasi-operasi pada daerah faring karena
refleks masih baik.

Anda mungkin juga menyukai