Anda di halaman 1dari 121

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS Ny.

A P
1
A
0
DENGAN ANEMIA SEDANG DI RB MARGA
WALUYA SURAKARTA



KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Ujian Akhir Program
Pendidikan Diploma III Kebidanan

















Disusun oleh:
ERLIN IKA WULAN SARI
NIM. B 09.019






PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii




iii



iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. A
P
1
A
0
dengan Anemia Sedang di RB Marga Waluya Surakarta.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Erlyn Hapsari, S.S.T., selaku Pembimbing yang telah memberikan
pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.
4. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes., selaku Penguji yang telah memberikan
pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.
5. Pimpinan RB Marga Waluya Surakarta, yang telah memberi ijin kepada
penulis untuk mengambil data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ny. A., yang telah bersedia menjadi responden dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

v

7. Seluruh Dosen dan Staff Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
8. Bagian Perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka penulis
mengharapkan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi
penyempurnaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.


Surakarta, April 2012


Penulis







vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
Kehidupan adalah sumber inspirasi luar biasa, setiap kelokan kehidupan
adalah guru yang sangat berharga.
Ketakutan melakukan sesuatu berarti kalah sebelum bertanding.
Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak
percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang
ketakutan.



PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan
kepada:
1. Bapak dan Ibuku tercinta yang paling aku
sayangi menjadi tumpuan hidup yang selalu
memberikan semangat dan dukungan, sungguh
tiada kata yang lebih mudah dan lebih pantas
terucap untuk membalas semua kasih sayang,
tetesan air mata, cucuran keringat serta doa yang
selalu mengalir kepada penulis.
2. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada
Surakarta.
3. Untuk seseorang yang aku sayangi, terima kasih
atas dukungan dan doanya.
4. Almamater tercinta.



vii





viii

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Program Studi DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2012
ERLIN IKA WULAN SARI
09.019

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY. A P
1
A
0
DENGAN ANEMIA SEDANG DI RB MARGA
WALUYA SURAKARTA

(xi halaman + 76 halaman + 10 lampiran)

INTISARI

Latar Belakang: Menurut SDKI tahun 2007, AKI masih cukup tinggi, yaitu 228
per 100.000 kelahiran hidup. Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan
berakhir kira-kira 6 minggu. Anemia sedang biasanya disebabkan oleh perdarahan
dan jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi anemia berat, pada ibu nifas
biasanya terjadi perdarahan karena atonia uteri dan infeksi. Data yang diperoleh
dari di RB Marga Waluya Surakarta jumlah ibu nifas dengan anemia sedang
berjumlah 14 orang (8,7%).
Tujuan: Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia
sedangyang menggunakan proses manajemen 7 langkah Varney. Penulis mampu
menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan. Penulis
mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan.
Metodologi: Jenis laporan studi kasus dengan metode deskriptif, lokasi di RB
Marga Waluya Surakarta. Subyek studi kasus adalah ibu nifas Ny. A dengan
anemia sedang, waktu studi kasus pada tanggal 17 25 Agustus 2012. Teknik
pengambilan data antara lain data primer, meliputi pemeriksaan fisik, wawancara
serta observasi dan data sekunder, meliputi studi dokumentasi dan studi
kepustakaan.
Hasil: Ibu nifas Ny. A P
1
A
0
umur 26 tahun dengan anemia sedang. Terapi
pemberian obat Asam mefenamat 1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg, Tablet Fe
2 x 60 mg, Vitamin C 1 x 100 mg dan Vitamin A 200.000 IU 1 kali. Keadaan
umum ibu baik, kesadaran composmentis, ibu sudah tidak merasakan nyeri lagi
pada jahitan perineum, terdapat kenaikan Hb dari 8 gr% menjadi 9,8 gr% dan
tidak terjadi ke arah anemia berat.
Kesimpulan: Pada kasus Ny. A terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus,
yaitu pada evaluasi karena keterbatasan waktu, ibu kurang suka mengkonsumsi
sayuran hijau yang mengandung zat besi dan tidak teratur minum tablet Fe.

Kata kunci : Asuhan Kebidanan Ibu Nifas, Anemia Sedang.
Kepustakaan : 31 literatur (2002 2012)


ix

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi
CURRICULUM VITAE .......................................................................... vii
INTISARI ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................... 3
C. Manfaat Studi Kasus .................................................... 4
D. Tujuan Studi Kasus ...................................................... 5
E. Keaslian Studi Kasus ................................................... 6
F. Sistematika Penulisan .................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis .................................................................. 9
1. Konsep Nifas .......................................................... 9
2. Anemia ................................................................... 12
x

3. Anemia Sedang ...................................................... 17
B. Teori Manajemen Kebidanan ....................................... 20
C. Landasan Hukum ......................................................... 36
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ......................................................... 37
B. Lokasi Studi Kasus ....................................................... 37
C. Subyek Studi Kasus ..................................................... 37
D. Waktu Studi Kasus ....................................................... 38
E. Instrumen Studi Kasus ................................................. 38
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 38
G. Alat-alat yang Dibutuhkan ........................................... 41
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ............................................................. 44
B. Pembahasan .................................................................. 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................. 66
B. Saran ............................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Pembuatan KTI
Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan
Lampiran 4. Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 5. Surat Persetujuan Pasien
Lampiran 6. Lembar Observasi
Lampiran 7. Satuan Acara Penyuluhan dan Materi tentang Gizi Ibu Nifas
Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan dan Materi tentang ASI Eksklusif
Lampiran 9. Satuan Acara Penyuluhan dan Materi tentang Tanda Bahaya Nifas
Lampiran 10. Lembar Konsultasi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007,
Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu paling banyak terjadi pada masa
nifas, yaitu karena perdarahan setelah persalinan 28%, eklamsia 24%, infeksi
11%, kurang energi setelah melahirkan 9%, abortus 5%, partus lama 5%,
emboli 3% dan anemia 3% (Suwandi, 2010).
AKI di Jawa Tengah masih relatif tinggi dan diketahui bahwa AKI
merupakan indikator besar sebagai penilaian daerah dalam keberhasilan
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), untuk sektor kesehatan
ditandai dengan turunnya angka kematian ibu dan bayi serta meningkatnya
umur harapan hidup. Pada tahun 2010 angka kematian ibu di Jawa Tengah
sudah mencapai 114/ 100.000 kelahiran hidup (Yuswanti, 2010).
Menurut Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta, mencatat jumlah
angka kematian ibu adalah 8/ 1.000 kelahiran hidup. Separuh ibu nifas di kota
Surakarta menderita anemia yang dikarenakan terjadi perdarahan pada saat
persalinan dan beresiko kematian. Berdasarkan data dari Dinkes Surakarta
tahun 2007 2010, prosetase ibu nifas yang menderita anemia mencapai
53,4%, sementara itu hingga April 2010 terdeteksi sebanyak 328 ibu nifas
menderita anemia (Murniati, 2011).
1
2

Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berakhir kira-kira
6 minggu. Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh mengalami kekurangan
sel-sel darah merah serta hemoglobin (Hb) sehingga sirkulasi zat dalam tubuh
tidak berjalan secara normal (Prawirohardjo, 2005).
Anemia sedang biasanya disebabkan oleh perdarahan dan jika tidak
dikelola dengan baik akan menjadi anemia berat, pada ibu nifas biasanya
terjadi perdarahan karena atonia uteri dan infeksi. Selain itu anemia sedang
pada ibu nifas dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan aktivitas
menyusui dikarenakan penderita merasa males, pusing dan cepat lelah
(Ayah Bunda, 2012).
Penatalaksanaan anemia sedang yaitu dengan meningkatkan konsumsi
gizi penderita, terutama protein dan zat besi, memberi suplemen zat besi
secara peroral yaitu dengan memberikan preparat besi per os gram besi
sebanyak 600-1000 mg sehari seperti sulfas ferrosus atau glukonas ferosus
maupun parental diberikan ferum desktran 100 dosis total 1000-2000 mg
intravena serta melakukan transfusi darah (Manuaba, 2007).
Untuk menghindari komplikasi-komplikasi yang sering terjadi pada ibu
nifas, bidan harus melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan baik
dan benar. Bidan diharapkan mampu melakukan pendekatan dalam melihat
permasalahan kebidanan, sehingga permasalahan kebidanan mampu
memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan klien (Menkes, 2007).

3

Berdasarkan data yang diperoleh dari di RB Marga Waluya Surakarta,
jumlah ibu nifas dari bulan Januari 2011 Agustus 2011 sebanyak 162. Dari
jumlah tersebut, angka kejadian ibu nifas normal berjumlah 101 orang
(62,3%), ibu nifas dengan peningkatan berat badan berjumlah 21 orang (13%),
ibu nifas dengan anemia berat berjumlah 10 orang (6,2%), ibu nifas dengan
anemia sedang berjumlah 14 orang (8,7%) dan ibu nifas dengan anemia ringan
berjumlah 16 orang (9,8%).
Berdasarkan data di atas, angka kejadian anemia pada ibu nifas masih
cukup tinggi dan mengingat jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi
anemia berat, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus yang berjudul
Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. A P
1
A
0
dengan Anemia Sedang di
RB Marga Waluya Surakarta.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
ditarik perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah Bagaimana
Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. A P
1
A
0
dengan
Anemia Sedang di RB Marga Waluya Surakarta dengan menggunakan
manajemen 7 langkah Varney?.




4

C. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Diri Sendiri
Dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam
praktek di lahan, serta memperoleh pengalaman secara langsung dalam
masalah memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia
sedang.
2. Bagi Bidan
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi profesi bidan dalam
upaya meningkatan mutu dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu
nifas dengan anemia sedang.
3. Bagi Institusi
a. RB Marga Waluya Surakarta
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat
kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan
khususnya pada ibu nifas dengan anemia sedang.
b. Pendidikan
Digunakan sebagai tambahan wacana atau referensi sehingga
dapat menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas
dengan anemia sedang.




5

D. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia
sedang sesuai manajemen kebidanan yang diaplikasikan dalam asuhan
kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu:
1) Melakukan pengkajian pada ibu nifas Ny. A P
1
A
0
dengan anemia
sedang.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan dan
masalah pada ibu nifas Ny. A P
1
A
0
dengan anemia sedang.
3) Menentukan diagnosa potensial pada ibu nifas Ny. A P
1
A
0
dengan
anemia sedang.
4) Mengantisipasi penanganan atas tindakan pada ibu nifas Ny. A
P
1
A
0
dengan anemia sedang.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. A P
1
A
0

dengan anemia sedang.
6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun pada ibu nifas
Ny. A P
1
A
0
dengan anemia sedang.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu
nifas Ny. A P
1
A
0
dengan anemia sedang.
b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata
di lapangan pada ibu nifas Ny. A P
1
A
0
dengan anemia sedang.
6

c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahannya pada ibu nifas
Ny. A P
1
A
0
dengan anemia sedang.

E. Keaslian Studi Kasus
Karya Tulis Ilmiah dengan dengan judul asuhan kebidanan ibu nifas
dengan anemia sedang pernah dilakukan oleh:
1. Erta Mariana (2006), dengan judul: Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
dengan Anemia Sedang di Rumah Sakit Umum Sragen. Asuhan yang
diberikan antara lain: Mengobservasi KU dan VS ibu setiap 4 jam sekali,
infus RL, tranfusi 1 calf dan obat oral amoxicilin 3 x 500 mg, asam
mefenamat 3 x 500 mg, metergin tablet 3 x 1 dan roboratina 3 x 1. Asuhan
tersebut dilakukan selama 6 hari dengan hasil KU dan VS baik, sudah
tidak pucat, terjadi kenaikan Hb dari 8 gr% menjadi 11,2 gr%.
2. Sundari (2008), dengan judul Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan
Anemia Sedang di UPTD RSD Kota Surakarta Tahun 2008. Asuhan yang
diberikan antara lain: Mengobservasi KU dan VS ibu setiap 4 jam sekali,
terapi obat oral amoxicilin 3 x 500 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg dan
metergin tablet 3 x 1. Asuhan dilakukan selama 5 hari dengan hasil KU
dan VS baik, terjadi kenaikan Hb dari 8 gr% menjadi 11,4 gr%.
3. Dwi (2009), dengan judul: Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan
Anemia Sedang di BPS Maryuni Juwiring Klaten, asuhan yang diberikan
antara lain: Mengobservasi KU dan VS ibu setiap 4 jam sekali
memberikan terapi (asam mefenamat 1 x 500 mg, amoxicilin 1 x 500 mg,
7

etabion 2 x 60 mg, vitamin C 2 x 50 mg, vitamin A 200.000 iu 1 x), KIE
tentang nutrisi ibu nifas. Asuhan diberikan selama 10 hari dengan hasil
KU dan VS ibu baik, ibu sudah tidak merasa pusing dan lemas, terjadi
kenaikan Hb dari 8gr% menjadi 11,8gr%.
Perbedaan studi kasus di atas dengan studi kasus yang dibuat terletak
pada tempat, subyek, waktu dan hasil studi kasus.

F. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu antara lain
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,
manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian studi kasus dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang berisi tentang tinjauan
teori medis nifas, pengertian anemia, klasifikasi anemia,
patofisiologi anemia, gejala-gejala anemia, penyebab anemia,
pengaruh anemia, penatalaksanaan anemia, anemia sedang,
pengertian anemia sedang, gejala anemia sedang, prognosis anemia
sedang, penatalaksanan anemia sedang, teori asuhan kebidanan
yang meliputi manajemen kebidananan 7 langkah menurut Varney,
8

data perkembangan menggunakan model subyektif, obyektif,
assessment dan planning (SOAP) serta landasan hukum.
BAB III METODOLOGI
Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek
studi kasus, waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik
pengumpulan data, alat-alat yang digunakan penulis untuk
pelaksanaan studi kasus.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi menyajikan laporan kasus dengan
menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang terdiri
dari 7 langkah yaitu: mulai dari pengkajian data, interpretasi data,
diagnosa potensial, antisipasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
dan SOAP. Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan
praktik di lapangan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan
dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti
dari pembahasan penanganan ibu nifas dengan anemia sedang.
Saran merupakan alternatif pemecahan masalah yang hendaknya
bersifat realistis dan operasional yang artinya saran itu dapat
dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis
1. Konsep Nifas
a. Pengertian Nifas
Menurut Prawirohardjo (2005), nifas (Puerperium) adalah
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu.
Menurut Prawirohardjo (2002), masa nifas (puerperium) adalah
dimulai setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu.
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Prawirohardjo (2002), tujuan asuhan masa nifas:
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
serta mengobati bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
9
10

c. Periode Masa Nifas
Menurut Mansjoer (2002), nifas di bagi dalam 3 periode:
1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
d. Kunjungan Masa Nifas
Menurut Prawirohadjo (2002), paling sedikit 4 kali kunjungan
masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi dan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
1) 6 8 jam setelah melahirkan
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk
bila perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.

11

d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
2) 6 (enam) hari setelah melahirkan (persalinan)
a) Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
3) 2 (dua) minggu setelah persalinan
a) Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyuIit.
12

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari
hari.
4) 6 (enam) minggu setelah persalinan
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi
alami.
b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
2. Anemia
a. Pengertian Anemia
1) Menurut Mansjoer (2002)
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau
hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Wanita hamil atau
dalam masa nifas dinyatakan anemia bila kadar hemoglobinnya
dibawah 10 gr%.
2) Menurut Saifuddin (2002)
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar Hb dalam darah di
bawah 11 gr% pada trimester I dan III dan kadar Hb kurang dari
10,5 gr% pada trimester II.
b. Tingkatan anemia menurut Manuaba (2007), dibagi menjadi 3, yaitu
antara lain:
1) Anemia ringan, dimana jika kadar Hb 9,00 - 10,00 gr%
2) Anemia sedang, dimana jika kadar Hb 7,00 - 8,00 gr%
3) Anemia berat, dimana jika kadar Hb < 7,00 gr%
13

c. Klasifikasi anemia menurut Wiknjosastro (2005), adalah sebagai
berikut:
1) Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan karena definisi asam
folik, jarang terjadi karena defisiensi vitamin B
12
, kekurangan ini
erat hubungannya dengan defisiensi zat makanan.
2) Anemia hipoplastik
Anemia hipoplastik ini disebabkan karena sumsum tulang
kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
3) Anemia hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel
darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
4) Anemia defisiensi zat besi
Anemia defisiensi zat besi paling sering dijumpai pada ibu
yang mengalami masa nifas. Anemia ini dapat disebabkan karena
kurang masuknya unsur besi dengan makanan di dalam tubuh,
gangguan re-absorbsi, atau terlampau banyaknya zat besi keluar
dari tubuh seperti pendarahan.
d. Patofisiologi Anemia
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum
atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, invasi
tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
14

darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis
(destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi
sel darah merah (Dimas, 2009).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel
fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan
limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki
aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi
normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sklera) (Dimas, 2009).
e. Gejala-gejala Anemia
Menurut Manuaba (2007), gejala-gejala yang sering dialami
oleh ibu nifas dengan anemia adalah:
1) Cepat lelah
2) Sering pusing
3) Mata berkunang-kunang
4) Lidah luka
5) Nafsu makan turun (anoreksia)
6) Konsentrasi hilang
7) Nafas pendek (pada anemia parah)
8) Keluhan mual, muntah lebih hebat pada hamil muda
9) Conjungtiva pucat
15

f. Penyebab Anemia
Menurut Manuaba (2007), penyebab anemia pada umumnya
adalah sebagai berikut:
1) Kurang gizi (malnutrisi)
2) Kurang zat besi dalam diit
3) Malabsorpsi
4) Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-
lain
5) Penyakit-penyakit kronik seperti TBC, paru, cacing usus, malaria
dan lain-lain.
g. Pengaruh Anemia
Anemia pada masa nifas memberikan pengaruh yang kurang
baik bagi ibu dan pada nifas selanjutnya. Berbagai penyulit dapat
timbul akibat anemia, seperti:
1) Pengaruh anemia terhadap kehamilan menurut Manuaba (2007),
adalah:
a) Dapat terjadi abortus
b) Persalinan prematuritas
c) Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d) Mudah terjadi infeksi
e) Ancaman decompensasi kordis (Hemoglobin < 6 gr%)
f) Hiperemesis gravidarum
g) Pendarahan antepartum
16

h) Ketuban pecah dini.
2) Pengaruh anemia pada persalinan menurut Manuaba (2007),
adalah:
a) Gangguan his-kekuatan mengejan.
b) Kala satu berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar.
c) Kala dua berlangsung lama, sehingga dapat melelahkan dan
sering memerlukan tindakan operasi kebidanan.
d) Kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan
postpartum karena atonia uteri.
e) Kala empat dapat terjadi pendarahan postpartum sekunder dan
atonia uteri.
3) Pengaruh anemia pada kala nifas menurut Manuaba (2007),
adalah:
a) Terjadi sub involusio uteri yang menyebabkan perdarahan
postpartum
b) Memudahkan infeksi puerperium
c) Terjadi decompensasio cordis yang mendadak setelah
persalinan
d) Pengeluaran ASI berkurang
e) Mudah terjadi infeksi mamae.
4) Pengaruh anemia terhadap janin menurut Manuaba (2007), adalah:
a) Abortus
b) Terjadi kematian intra uterin
17

c) Persalinan prematuritas tinggi
d) Berat badan lahir rendah
e) Kelahiran dengan anemia
f) Dapat terjadi cacat bawaan
g) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
h. Menurut Ayurai (2009), penatalaksanaan anemia adalah sebagai
berikut:
1) Memberi dan menambah suplemen zat besi
2) Memberi tambahan asam folat 15 30 mg/ hari, vitamin B12 1,25
mg/ hari, sulfas ferrosus 500 mg / hari
3) Melakukan transfusi darah.
3. Anemia Sedang
a. Pengertian
Menurut Manuaba (2007), anemia sedang adalah dimana kadar
hemoglobin berkisar antara 7 8 gr%.
Anemia sedang adalah apabila kadar darah yang dihasilkan oleh
pemeriksaan Hb sahli sebesar 7 8 gr% (Anon, 2011).
b. Gejala Anemia Sedang
Menurut Manuaba (2007), pada anemia akan didapatkan keluhan
sebagai berikut:
1) Cepat lelah
2) Sering pusing

18

3) Mata berkunang-kunang
4) Badan lemas.
c. Komplikasi Anemia Sedang
Komplikasi anemia sedang pada ibu nifas dapat terjadi, hal ini
dikarenakan ibu mengalami pendarahan saat persalinan, proses
persalinan berlangsung sangat lama, atau si ibu sudah menderita
anemia sejak masa kehamilan. Pada kasus anemia sedang pada masa
nifas bila tidak segera diatasi, dapat menyebabkan rahim tidak mampu
berkontraksi (anonia) atau kontraksi sangat lemah (hipotonia)
(Ayah Bunda, 2012).
d. Patofisiologi Anemia Sedang Menurut Wirakusuma (2002), adalah:
Sebelum terjadi anemia, biasanya terjadi kekurangan zat besi
secara perlahan-lahan. Tahap-tahap defisiensi besi sebagai berikut:
1) Berkurangnya cadangan zat besi
2) Turunnya zat besi untuk sistem pembentukan sel-sel darah merah
3) Anemia gizi besi
Pada tahap awal, simpanan zat-zat besi yang berbentuk ferritin
dan hemosiderin menurun dan absorbsi besi meningkat. Daya ikat besi
dalam plasma, selanjutnya besi yang tersedia untuk sistem eritropoisis
di dalam sumsum tulang berkurang. Terjadilah penurunan jumlah sel
darah merah dalam jaringan, pada tahap akhir hemoglobin menurun
dan eritrosit mengecil, maka terjadilah anemia.

19

e. Penatalaksanaan Anemia Sedang
Menurut Manuaba (2002), penatalaksanaan anemia sedang
antara lain:
1) Meningkatkan gizi penderita
Faktor utama penyebab anemia ini adalah faktor gizi, terutama
protein dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat besi sangat
diperlukan oleh ibu nifas yang mengalami anemia sedang.
2) Memberi suplemen zat besi
a) Peroral
Pengobatan dapat dimulai dengan preparat besi per os gram
besi sebanyak 600-1000 mg sehari seperti sulfas ferrosus atau
glukonas ferosus. Hb dapat dinaikkan sampai 10 g/ 100 ml atau
lebih. Vitamin C mempunyai khasiat mengubah ion ferri
menjadi ferro yang lebih mudah diserap oleh selaput usus.
b) Parental
Diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi peroral,
ada gangguan absorbsi, penyakit saluran pencernaan. Besi
parental diberikan dalam bentuk ferri secara intramuskular/
intravena. Diberikan ferum desktran 100 dosis total 1000-2000
mg intravena.



20

c) Transfusi darah
Transfusi darah sebagai pengobatan anemia sedang dalam masa
nifas sangat jarang diberikan walaupun Hb-nya kurang dari 6 g/
100 ml, apabila tidak terjadi perdarahan.

B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada klien (Varney, 2004).
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan,
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi,
langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap sehingga
dapat diaplikasikan dalam semua situasi, akan tetapi setiap langkah
tersebut bisa dipecah-pecah sehingga sesuai dengan kondisi pasien
(Varney, 2004).
2. Manajemen Kebidanan Tujuh Langkah Menurut Hellen Varney
a. Pengkajian
Adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan
pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik.
21

Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif serta
data penunjang.
1) Data Subyektif
Adalah data didapat dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat
ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui
suatu sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2003).
d) Biodata
1) Nama : Untuk mengenal dan mengetahui pasien.
Nama harus jelas dan lengkap, bila perlu
nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru
dalam memberikan pelayanan.
2) Umur : Umur dicatat dalam tahun untuk mengetahui
adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun,
alat-alat reproduksi belum matang, mental
dan psikisnya belum siap, sedangkan umur
lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
perdarahan masa nifas.
3) Agama : Untuk memberikan motivasi dorongan moril
sesuai dengan agama yang dianut.
4) Suku : Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras
serta pengaruh adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari.
22

5) Pendidikan : Perlu dinyatakan karena tingkat pendidikan
berpengaruh pada pengetahuan, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
6) Pekerjaan : Untuk mengetahui status ekonomi keluarga,
karena dapat mempengaruhi pemenuhan gizi
pasien tersebut.
7) Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal serta
mempermudah pemantauan bila diperlukan
(Nursalam, 2003).
e) Alasan datang atau keluhan utama
Keluhan utama adalah mengetahui keluhan yang dirasakan
saat pemeriksaan (Varney, 2004). Keluhan-keluhan yang
dirasakan ibu nifas dengan anemia sedang menurut Manuaba
(2008), adalah pasien merasa pusing, cepat lelah dan badan
terasa lemas, sehingga pasien merasa tidak nyaman dengan
kondisi yang dirasakannya.
f) Data kebidanan
(1) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui setatus perkawinan klien dan lamanya
perkawinan (Wheeler, 2004).


23

(2) Riwayat haid
Untuk mengetahui menarche, haid teratur atau tidak, sifat
darah, banyaknya, lama, disminorhoe atau tidak
(Wheeler, 2004).
(3) Riwayat keluarga berencana
Ibu pernah atau belum pernah menjadi akseptor KB, bila
pernah disebutkan alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai
dan lamanya penggunaan, sehingga dapat diketahui jarak
kehamilannya (Nursalam, 2003).
(4) Riwayat kesehatan
(a) Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini
(Sujiyatini, 2009)
(b) Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah pasien menderita penyakit
seperti jantung, ginjal, asma, hipatitis, DM, hipertensi
dan epilepsy atau penyakit lainnya (Sujiyatini, 2009).
(c) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang
menderita penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis,
menurun seperti jantung dan DM (Sujiyatini, 2009).


24

(d) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar
dalam keluarga (Sujiyatini, 2009).
(5) Riwayat operasi
Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah dijalani
(Sujiyatini, 2009).
(6) Data kebiasaan sehari-hari
(a) Nutrisi
Dikaji untuk menanyakan ibu hamil apakah menjalani
diet khusus, bagaimana nafsu makannya, jumlah
makanan, minuman, atau cairan yang masuk. Pada ibu
nifas dengan anemia sedang diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup, yaitu makan 3
kali sehari cukup dan memperbanyak makan sayuran
hijau (Alimul, 2006).
(b) Eliminasi
Hal ini dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAK
dan BAB yang meliputi frekuensi dan kosistensi
(Alimul, 2006). Pada ibu nifas BAB harus ada dalam 3
hari post partum dan BAK harus sudah dilakukan
spontan dalam 6 jam post partum (Wiknjosastro, 2006).


25

(c) Istirahat
Dikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur malam,
dan berapa jam ibu istirahat atau tidur siang
(Saifuddin, 2002). Ibu nifas diharapkan istirahat yang
cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan, tidur
siang selama 1 2 jam dan tidur malam selama 8 jam
(Saifuddin, 2002).
(d) Personal Hygiene
Untuk mengetahui berapa kali pasien mandi, gosok
gigi, keramas, ganti pakaian. Pada pasien nifas pasien
mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2
kali seminggu, ganti pakaian 2 kali sehari dan ganti
pembalut setidaknya 2 kali sehari (Wiknjosastro, 2007).
(e) Pola Aktivitas
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat istirahat atau
tidur sesuai kebutuhannya. Berapa jam ibu tidur dalam
sehari dan kesulitan selama ibu melakukan istirahat.
Kebutuhan tidur + 8 jam pada malam hari dan 1 jam
pada siang hari. Pola istirahat dan aktivitas ibu selama
nifas yang kurang dapat menyebabkan kelelahan dan
berdampak pada timbulnya anemia (Henderson, 2006).


26

(f) Data psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap
bayinya, misal wanita mengalami banyak perubahan
emosi/ psikologis selama masa nifas, sementara ia
menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Pada kasus ini
ibu mengatakan cemas dengan keadaan yang
dialaminya (Ambarwati, 2008).
(g) Kebiasaan sosial budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut
adat istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan
pasien khususnya pada masa nifas, misalnya pada
kebiasaan pantangan makanan (Ambarwati, 2008).
(7) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
(a) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur
kemahamilan ibu dan hasil pemeriksaan
kehamilan (Winkjosastro, 2007).
(b) Persalinan : Spontan atau buatan lahir aterm atau
prematur ada perdarahan atau tidak, waktu
persalinan ditolong oleh siapa, dimana
tempat melahirkan (Winkjosastro, 2007).
(c) Nifas : Untuk mengetahui hasil akhir persalinan
(abortus, lahir hidup, apakah dalam
kesehatan yang baik) apakah terdapat
27

komplikasi atau intervensi pada masa nifas
dan apakah ibu tersebut mengetahui
penyebabnya (Sujiyatini, 2009).
(8) Riwayat kehamilan sekarang
Riwayat kehamilan sekarang menurut Winkjosastro (2007)
perlu dikaji untuk mengetahui apakah ibu resti atau tidak,
meliputi:
(a) Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Digunakan untuk mengetahui umur kehamilan.
(b) Hari Perkiraan Lahir (HPL)
Untuk mengetahui perkiraan lahir.
(c) Umur Kehamilan (UK)
Untuk mengetahui umur kehamilan.
(9) Keluhan-keluhan
Untuk mengetahui apakah ada keluhan-keluhan pada trimester
I, II, dan III (Winkjosastro, 2007).
(10) Ante Natal Care (ANC)
Mengetahui riwayat ANC, teratur/tidak, tempat ANC, dan saat
kehamilan berapa (Sujiyatini, 2009).
(11) Penyuluhan yang didapat
Perlu dikaji apakah klien pernah mendapatkan penyuluhan,
tempat penyuluhan dan saat usia kehamilan berapa
(Nursalam, 2003).
28

(12) Imunisasi TT
Perlu dikaji apakah klien pernah mendapatkan imunisasi TT
(Nursalam, 2003).
(13) Penggunaan obat-obatan dan jamu atau rokok
Merokok, minum alkohol dan minum obat-obatan tanpa
indikasi perlu untuk diketahui.
2) Data Obyektif
Adalah data yang sesungguhnya dapat diobservasi dan
dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam, 2003).
a) Pemeriksaan Umum
(1) Kesadaran : Untuk mengetahui tingkat kesadaran
pasien apakah composmentis, apatis,
somnolen, delirium, semi korna dan
koma (Prihardjo, 2007).
(2) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan umum
apakah baik, sedang, jelek
(Prihardjo, 2007).
(3) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko
hipertensi dan hipotensi. Batas
normalnya 120/ 80 mmHg. Tekanan
darah pasien nifas dengan temuan
normal yaitu < 140/ 90 mmHg
(Saifuddin, 2002).
29

(4) Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh klien,
memungkinkan febris/ infeksi dengan
menggunakan skala derajat celcius.
Suhu wanita nifas tidak lebih dari 38,0
0

C (Wiknjosastro, 2002) .
(5) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang
dihitung dalam menit
(Saifuddin, 2002). Batas normalnya
69-100 x/ menit (Perry, 2005).
(6) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi
pernafasan pasien yang dihitung dalam
1 menit (Saifuddin, 2002). Batas
normalnya 12 20x/ menit
(Perry, 2005).
(7) Tinggi badan : Untuk mengetahui tinggi badan ibu
(Nursalam, 2003).
(8) Berat badan : Untuk mengetahui berat badan ibu
(Nursalam, 2003).
b) Pemeriksaan Sistematis
Pemeriksaan sistematis yaitu pemeriksaan dengan melihat klien
dari ujung rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2003),
meliputi:

30

(1) Kepala
(a) Rambut : Meliputi warna mudah rontok atau tidak
dan kebersihannya.
(b) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah
kelainan, adakah oedema. Pada ibu nifas
dengan anemia sedang muka tampak
pucat (Winkjosastro, 2007).
(c) Mata : Untuk mengetahui apakah konjungtiva
warna merah muda dan sklera
warna putih. Pada wanita dengan
anemia sedang konjungtiva pucat
(Alimul, 2004).
(d) Hidung : Bagaimana kebersihannya, ada polip
atau tidak.
(e) Telinga : Bagaimana kebersihannya, ada serumen
atau tidak.
(f) Mulut : Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi,
gusi berdarah atau tidak.
(2) Leher : Adalah pembesaran kelenjar thyroid, ada
benjolan atau tidak, adakah pembesaran
kelenjar limfe.
(3) Dada dan axilla : Untuk mengetahui keadaan payudara,
simetris atau tidak, ada benjolan atau
31

tidak, ada nyeri atau tidak dan
kolostrum/ ASI sudah keluar atau belum.
(4) Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi, ada
benjolan atau tidak, ada nyeri atau tidak.
(5) Ekstremitas atas dan bawah
Ada cacat atau tidak oedema atau tidak terdapat
varices atau tidak (Wiknjosastro, 2006).
(6) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)
(a) Abdomen : Bagaimana ukuran, bentuk, dan
perubahan kulit (Johnson, 2004).
(b) Genital : Adakah oedema atau tidak ada
pengeluaran secret atau tidak.
c) Pemeriksaan Penunjang
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa,
apabila diperlukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium, seperti
pemeriksaan Hb dan papsmear. Dalam kasus ini pemeriksaan
penunjang dilakukan, yaitu dengan melakukan pemeriksaan
Hb. Kadar Hb pada ibu yang mengalami anemia sedang adalah
7 - 8 gr% (Nursalam, 2003).
b. Interpretasi Data
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumus dan
diagnosa tujuannya digunakan karena masalah tidak dapat
32

didefinisikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan
(Varney, 2004).
1) Diagnosa
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam
lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004).
Diagnosa: Ny. X P . A umur . tahun, nifas hari dengan
anemia sedang.
Data Subyektif:
Ibu mengatakan sering pusing, mata berkunang-kunang, dan cepat
lelah (Varney, 2004).
Data obyektif:
Menurut (Prihardjo, 2007) yaitu:
a) Keadaan umum ibu nifas dengan anemia sedang baik
b) Kesadaran ibu nifas dengan anemia sedang composmentis
c) TTV: Tekanan darah :. mmHg
Nadi : x/ menit
Respirasi : x/ menit
Suhu : x/ menit
Muka : Pucat (Winkjosastro, 2007).
Konjungtiva : Pucat (Alimul, 2004).
Hasil lab. : Hb 7 8 gr% (Nursalam, 2003).


33

2) Masalah
Masalah yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa
sesuai dengan keadaan pasien. Masalah yang sering muncul pada
ibu nifas dengan anemia sedang yaitu ibu merasa cemas terhadap
masa nifasnya karena merasa pusing dan lemas (Nursalam, 2003).
3) Kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan
belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan
dengan analisa data (Varney, 2004).
Menurut Manuaba (2007), kebutuhan pada pasien nifas
dengan anemia sedang adalah:
a) Informasi tentang keadaan ibu
b) Informasi tentang makanan bergizi dan cukup kalori, terutama
zat besi
c) Support mental dari keluarga dan tenaga kesehatan.
c. Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan dapat bersiap-
siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi
(Varney, 2004).
34

Menurut Manuaba (2008), diagnosa potensial terjadi apabila
anemia sedang terus berlanjut bisa menyebabkan anemia berat.
d. Antisipasi/ Intervensi
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus
sesuai dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya.
Setelah bidan merumuskan tindakan yang dilakukan untuk
mengantisipasi diagnosa/ masalah potensial pada step sebelumnya,
bidan juga harus merumuskan tindakan emergency/ segera. Dalam
rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan secara
mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2004).
Antisipasi pertama yang dilakukan pada ibu nifas dengan
anemia sedang yaitu dengan memberikan suplemen tambahan zat besi
(Saifuddin, 2002).
e. Rencana Tindakan
Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana asuhan
kebidanan secara menyeluruh dengan tepat dan berdasarkan keputusan
yang dibuat pada langkah sebelumnya. Rencana tindakan yang dapat
dilakukan pada ibu nifas dengan anemia sedang menurut Manuaba
(2002), adalah:
1) Meningkatkan gizi penderita, yaitu dengan penambahan makanan
sayuran hijau.
2) Memberi suplemen zat besi secara peroral atau parental.
3) Transfusi darah.
35

f. Implementasi
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien
dan aman. Yang bidan dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2004).
Pelaksanaan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah
dibuat.
g. Evaluasi
Pada langkah ini keefektifan dari asuhan yang telah diberikan,
meliputi pemenuhan kebutuhan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasikan di dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2004).
Evaluasi pada ibu nifas dengan anemia sedang menurut
Manuaba (2002):
1) Terpenuhinya kebutuhan istirahat siang 1 2 jam, malam 8 jam
2) Ibu mau minum obat secara teratur
3) Pengetahuan ibu bertambah tentang pengaruh anemia terhadap
masa nifas
4) Pemeriksaan Hb rutin, kadar Hb meningkat
5) Pengetahuan ibu tentang makanan yang mengandung zat besi, tata
cara minum tablet tambah darah bertambah
6) Tidak terjadi anemia berat.

36

C. Data Perkembangan (SOAP)
Menurut Varney (2004), pendokumentasian data perkembangan asuhan
kebidanan yang telah dilaksanakan menggunakan SOAP yaitu:
S : Subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
O : Obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung assesment.
A : Assessment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data
subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi meliputi diagnosa/
masalah serta antisipasi maslaah potensial.
P : Planning
Menggunakan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan assesment.






37

D. Landasan Hukum
Dalam menangani sebuah kasus, seorang bidan diberi kewenangan
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1464/
Menkes/ Per/ 2010, Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan dan
Keputusan Menteri Indonesia No. 900/ Menkes/ SK/ VII/ 2002 pasal 16 ayat 1
tentang Pelayanan Ibu Nifas Abnormal yang mencakup retensio plasenta,
renjatan dan infeksi ringan (Depkes RI, 2010).
















38

BAB III
METODOLOGI

A. Jenis Studi Kasus
Jenis laporan ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah studi yang
dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang
terdiri dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2005).
Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif
yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
memaparkan atau membuat gambaran tentang keadaan secara obyektif
(Notoatmodjo, 2002).

B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana pengambilan kasus
tersebut akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini, lokasi
studi kasus ini dilakukan di RB Marga Waluya Jl. Mangun Sarkoro No. 80,
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.

C. Subjek Studi Kasus
Dalam penulisan laporan kasus ini subyek merupakan hal atau orang
yang akan dijadikan sebagai pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2002). Subyek
studi kasus ini dilakukan pada ibu nifas Ny. A P
1
A
0
dengan anemia sedang.

38
39

D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Studi kasus
ini dilakukan pada tanggal 17 25 Agustus 2012.

E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen studi kasus merupakan alat atau fasilitas yang digunakan
untuk mendapatkan data-data kasus (Notoatmodjo, 2002). Instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan data dengan menggunakan format asuhan
kebidanan pada ibu nifas dan format SOAP untuk data perkembangan.

F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:
1. Data Primer
Adalah materi atau kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh
peneliti pada saat berlangsung suatu penelitian (Nursalam, 2003).
a. Pemeriksaan Fisik
Menurut (Nursalam, 2003) pemeriksaan fisik dipergunakan
untuk mengetahui keadaan fisik pasien sistematis dengan cara:
1) Inspeksi
Adalah suatu proses observasi yang dilakukan sistematik dengan
menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan penciuman
sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Inspeksi pada pada
40

kasus ini dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai ke
kaki dan memeriksa conjungtiva, pada mata ibu nifas dengan
anemia sedang kelihatan pucat.
2) Palpasi
Palpasi suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan, jari,
adalah suatu instrument yang sensitif yang digunakan untuk
mengumpulkan data tentang temperatur, turgor, bentuk,
kelembapan, vibrasi, dan ukuran. Dalam hal ini palpasi dilakukan
meliputi nadi, temperatur dan pengukuran TFU.
3) Perkusi
Adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk
membandingkan kiri kanan pada setiap permukaan tubuh dengan
tujuan menghasilkan suara, perkusi yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan.
Pada kasus ini dilakukan perkusi dengan pemeriksaan reflek
patella.
4) Auskultasi
Adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suatu yang
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk untuk mengetahui tekanan darah
pasien yaitu dengan menggunakan stetoskop.


41

b. Wawancara
Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan
dari seseorang sasaran penelitian (Responden) atau bercakap-cakap
berhadapan muka dengan orang tersebut (Face to face)
(Notoatmodjo, 2002). Wawancara dilakukan pada ibu nifas dengan
anemia sedang, dan keluarganya serta tenaga kesehatan atau bidan.
c. Observasi
Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati
subyek dan melakukan berbagai macam pemeriksaan yang
berhubungan dengan kasus yang akan diambil. Observasi dapat berupa
pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
(Notoatmodjo, 2002).
Pelaksanaan observasi pada ibu nifas dengan anemia sedang
meliputi keadaan umum, tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, lochea,
muka, konjungtiva dan kadar hemoglobin.
2. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan fisik atau
terapi diperoleh dari keterangan keluarga sama lingkungannya,
mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam kebidanan
dan studi (Notoatmodjo, 2002).


42

a. Studi Dokumentasi
Dokumen adalah semua bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumen (Notoatmodjo, 2002). Dalam studi
kasus ini dokumen merupakan buku catatan rekam medik yang
didapatkan dari RB Marga Waluya Surakarta.
b. Studi Kepustakaan
Adalah bahan-bahan pustaka yang sangat penting dan
menunjang latar belakang teoritis dari studi penelitian
(Notoatmodjo, 2002). Pada kasus ini mengambil studi kepustakaan
dari buku, laporan penelitian, majalah ilmiah, jurnal dan sumber
terbaru yang berhubungan dengan anemia sedang terbitan tahun 2002
2012.

G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara
lain:
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data
a. Format pengkajian pada ibu nifas
b. Buku tulis
c. Bolpoint
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
a. Timbangan berat badan
b. Alat pengukur tinggi badan
43

c. Tensimeter
d. Stetoskop
e. Sarung tangan
f. Termometer
g. Jam tangan
3. Alat untuk mengukur Hb
a. Set Hb Sahli
b. Kapas kering + kapas alkohol
c. HCl 0,1% + aquadest
d. Sarung tangan
e. Pipa + lanset.
4. Alat untuk pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi.

44

BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Kasus
Tempat : RB Marga Waluya Surakarta
Tanggal : 17 Agustus 2012
1. Pengkajian
Tanggal 17 Agustus 2012, pukul 15.00 WIB
a. Identitas Pasien Identitas Suami
1) Nama : Ny. A Nama : Tn. A
2) Umur : 26 Tahun Umur : 26 Tahun
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
6) Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
7) Alamat : Cinderejo, Surakarta
b. Anamnesa (Data Subyektif)
1) Alasan utama masuk
Ibu mengatakan melahirkan bayi pada tanggal 16 Agustus 2012,
pukul 03.15 WIB secara normal dan sudah diberikan tambahan
darah 2 kantong pada tanggal 16 Agustus 2012 pukul 13.00 WIB.
2) Keluhan
Ibu mengatakan badannya terasa lemas, pusing dan pegal-pegal.
44
45

3) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan badannya terasa lemas, pusing dan pegal-pegal
serta sekarang ibu tidak sedang menderita penyakit seperti batuk
dan flu.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan
dadanya berdebar-debar, cepat lelah saat
beraktifitas ringan dan tidak mengeluarkan
keringat dingin pada telapak tangan.
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh
nyeri bawah perut kanan kiri dan nyeri
pada daerah pinggang.
(3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan
sesak nafas.
(4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
batuk lebih dari 3 minggu.
(5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit
kuning pada ujung kuku, mata dan kulit.
(6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah mengeluh
sering minum dan makan pada malam hari
serta tidak sering buang air kecil pada
malam hari.
46

(7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
tekanan darah diatas 140/ 90 mmHg.
(8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang-kejang
yang disertai keluar busa pada mulut.
c) Riwayat perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1 kali pada usia 24 tahun dengan
suami umur 24 tahun, lamanya pernikahan + 2 tahun.
d) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan bahwa sekarang ini adalah persalinan yang
pertama.
e) Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun.
f) Riwayat kehamilan sekarang
(1) HPHT : Ibu mengatakan HPHT pada tanggal 7
November 2011
(2) HPL : Ibu mengatakan HPL pada tanggal 14
Agustus 2012
(3) Keluhan-keluhan pada:
Trimester I : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester II : Ibu mengatakan pinggangnya terasa pegal-
pegal

47

Trimester III : Ibu mengatakan pinggangnya merasa
pegal-pegal
(4) ANC : Ibu mengatakan ANC 7 kali di bidan
Trimester I : 1 kali pada usia kehamilan 3 bulan
Trimester II : 2 kali pada usia kehamilan 5 bulan dan 6
bulan
Trimester III : 4 kali pada usia kehamilan 8 bulan dan 9
bulan
(5) Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang
persiapan persalinan di RB Marga Waluya Surakarta pada
umur kehamilan 8 bulan.
(6) Imunisasi TT
Ibu mengatakan pernah mendapatkan imunisasi TT sebanyak
1 kali, yaitu pada usia kehamilan 5 bulan.
(7) Pergerakan janin
Ibu mengatakan merasa ada gerakan janin pada usia
kehamilan 5 bulan.
g) Riwayat persalinan sekarang
(1) Tempat persalinan : RB Marga Waluya Surakarta
Penolong : Bidan
(2) Tanggal/ jam persalinan : 16 Agustus 2012, pukul
03.15 WIB
48

(3) Jenis persalinan : Vacum
(4) Komplikasi/ kelainan : Tidak ada his dan tidak kuat
mengejan
(5) Perineum : Dijahit
(6) Perdarahan : Tidak terjadi perdarahan
(7) Tindakan lain : Tidak ada
(8) Keadaan bayi : Sehat
(a) BB/ PB : 3400 gram/ 46 cm
(b) Cacat bawaan : Tidak ada
h) Pola kebiasaan
(1) Nutrisi
(a) Makan
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3 kali
sehari dengan porsi sedang, antara
lain1 piring nasi, sayur dan lauk.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan makan 3 kali
sehari dengan porsi kecil, antara
lain 1 piring nasi porsi sedang,
sayur bayam, lauk tahu dan
ditambah 1 potong buah pisang.



49

(b) Minum
Selama hamil : Ibu mengatakan minum + 8 gelas.
Jenis air putih.
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan minum + 9 gelas
air teh dan air putih.
(2) Eliminasi
(a) BAB
Selama hamil : Ibu mengatakan 1 kali sehari
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan belum BAB
(b) BAK
Selama hamil : Ibu mengatakan BAK 5 6
kali sehari
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan BAK 2 kali
sehari
(3) Istirahat/ tidur
Selama hamil : Ibu mengatakan istirahat siang + 1
jam dan tidur malam + 8 jam
Setelah melahirkan : Ibu mengatakan istirahat siang + 1,5
jam dan tidur malam + 9 jam
(4) Keadaan psikologis
Ibu mengatakan sedikit cemas dengan keadaannya karena
cepat lelah dan sering pusing.

50

(5) Riwayat sosial budaya
(a) Dukungan keluarga: Ibu mengatakan keluarganya
mendukung kelahiran anaknya.
(b) Keluarga lain yang tinggal serumah: Ibu mengatakan
keluarga yang tinggal serumah senang dengan kelahiran
anaknya.
(c) Pantangan makanan: Ibu mengatakan tidak ada
pantangan makanan apapun.
(d) Kebiasaan adat-istiadat: Ibu mengatakan pada kelahiran
anaknya ini tidak ada upacara adat-istiadat yang
dilakukan.
(6) Penggunaan obat-obatan/ rokok
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat dari bidan dan
tidak merokok sedangkan suami ibu seorang perokok.
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1) Status generalis
a) Keadaan umum : Sedang
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV : TD = 100/ 60 mmHg N = 80 x/ menit
S = 36,8
0
C R = 22 x/ menit
d) TB : 154 cm
e) BB sebelum hamil : 55 kg
f) BB sekarang : 63 kg
51

g) Lila : 24 cm
2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
(1) Rambut : Lurus, sedikit, kusam dan rontok
(2) Muka : Pucat
(3) Mata
(a) Oedema : Tidak ada
(b) Conjungtiva : Pucat
(c) Sklera : Warna putih
(4) Hidung : Simetris, bersih tidak ada secret
(5) Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
(6) Mulut/ gigi/ gusi : Mulut tidak stomatitis, gigi tidak ada
caries, gusi tidak berdarah
b) Leher
(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
kelenjar gondok
(2) Tumor : Tidak ada benjolan
(3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
kelenjar limfe
c) Dada dan axilla
(1) Mammae
(a) Pembesaran : Normal
(b) Tumor : Tidak ada
52

(c) Simetris : Simetris kanan dan kiri
(d) Areola : Hiperpigmentasi
(e) Puting susu : Menonjol
(f) Kolostrum/ ASI : Sudah keluar, warna putih
kekuningan, frekuensi sedikit
(2) Axilla
(a) Benjolan : Tidak ada
(b) Nyeri : Tidak ada
d) Ekstremitas
(1) Atas
(a) Kanan : Tidak ada oedema, terpasang infus RL 20 tpm
(b) Kiri : Tidak ada oedema
(2) Bawah
(a) Oedema : Tidak ada oedema
(b) Varices : Tidak ada varices
(c) Reflek patella : Positif kanan dan kiri
3) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)
a) Abdomen
(1) Inspeksi
(a) Pembesaran perut : Normal
(b) Linea alba/ nigra : Linea nigra
(c) Strie/ albican/ livide : Strie albican
(d) Kelainan : Tidak ada
53

(2) Palpasi
(a) Kontraksi : Keras
(b) TFU : 2 jari di bawah pusat
(c) Kandung kencing : Kosong
b) Anogenital
(1) Vulva vagina
(a) Varices : Tidak ada varices
(b) Kemerahan : Kemerahan
(c) Nyeri : Nyeri bekas jahitan
(d) Lochea : Rubra
(2) Perineum
(a) Keadaan luka : Basah
(b) Bengkak/ kemerahan : Kemerahan
(3) Anus
(a) Hemorhoid : Tidak ada hemorhoid
(b) Lain-lain : Tidak ada kelainan
(4) Inspekulo
(a) Vagina : Tidak dilakukan
(b) Portio : Tidak dilakukan




54

4) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
(1) Hb : 8 gr%, pemeriksaan dilakukan pada
tanggal 16 Agustus 2012
(2) Golongan darah : O, pemeriksaan dilakukan pada
tanggal 16 Agustus 2012
b) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan

2. Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. A P
1
A
0
umur 26 tahun, nifas hari pertama dengan anemia sedang.
Data Dasar:
Data Subyektif:
1) Ibu mengatakan melahirkan bayi pada tanggal 16 Agustus 2012
pada pukul 03.15 WIB.
2) Ibu mengatakan ini kelahiran anak yang pertama.
3) Ibu mengatakan badannya terasa lemas, pusing dan pegal-pegal.
Data Obyektif:
1) Keadaan umum ibu : Sedang
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV : TD = 100/ 60 mmHg R = 22 x/ menit
N = 80 x/ menit S = 36,8
0
C
4) Conjungtiva : Pucat
55

5) TFU : 2 jari di bawah pusat
6) Muka : Pucat
7) Lochea : Rubra
8) Kolostrum : Sudah keluar berwarna putih kekuningan,
dengan frekuensi sedikit
9) Hb : 8 gr% (16 Agustus 2012)
10) Terpasang infus RL 20 tpm pada tangan kanan.
b. Masalah
Cemas, dikarenakan badannya terasa lemas, pusing dan pegal-pegal.
c. Kebutuhan
Informasi tentang kebutuhan ibu dan beri dukungan moral.
3. Diagnosa Potensial
Anemia berat.
4. Tindakan Segera
Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi: Asam mefenamat
1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg, Tablet Fe 2 x 60 mg, Vitamin C 1 x
100 mg, Vitamin A 200.000 IU 1 kali.
5. Perencanaan
Tanggal 17 Agustus 2012, pukul 17.00 WIB
a. Jelaskan pada ibu tentang keadaan yang dialaminya.
b. Beri KIE pada ibu tentang nutrisi pada ibu nifas dengan anemia.
c. Observasi tetesan infus RL.

56

d. Lakukan kolaborasi dengan Dokter SpOG untuk terapi Asam
mefenamat 1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg, Tablet Fe 2 x 60 mg,
Vitamin C 1 x 100 mg, Vitamin A 200.000 IU 1 kali.
6. Implementasi
Tanggal 17 Agustus 2012, pukul 17.10 WIB
a. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan yang dialaminya.
b. Memberi KIE pada ibu tentang gizi pada ibu nifas dengan anemia, yaitu
sayuran hijau, daging, telur dan buah yang mengandung vitamin C
seperti jeruk.
c. Memberi terapi Asam mefenamat 1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg,
Tablet Fe 2 x 60 mg, Vitamin C 1 x 100 mg, Vitamin A 200.000 IU 1
kali.
7. Evaluasi
Tanggal 17 Agustus 2012, pukul 18.00 WIB
a. Ibu sudah mengetahui keadaannya sekarang.
b. Ibu mengerti tentang gizi yang dibutuhkan ibu nifas dengan anemia.
c. Ibu mau minum terapi yang diberikan oleh dokter.






57

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal 18 Agustus 2012, pukul 09.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya
2. Ibu mengatakan sudah minum obat
3. Ibu mengatakan masih merasakan pusing dan lemas
O : Obyektif
1. Keadaan umum ibu cukup, kesadaran composmentis
2. TTV: TD = 120/ 70 mmHg, N = 80 x/ menit, S = 35,6
0
C, R = 21 x/
menit
3. TFU pertengahan pusat dan simfisis
4. Conjungtiva dan muka pucat
5. Jahitan masih basah, PPV = Lochea Rubra
6. ASI/ kolostrum sudah keluar, berwarna putih kekuningan dengan
frekuensi sedang.
7. Kadar Hb 8 gr% (16 Agustus 2012).
A : Assessment
Ny. A P
1
A
0
umur 26 tahun, nifas hari ke-2 dengan anemia sedang.
P : Planning
1. Pukul 10.05 WIB memberi konseling tentang ASI eksklusif
2. Pukul 10.20 WIB mengajarkan ibu melakukan Vulva Hygien
58

3. Pukul 10.30 WIB memberikan ibu untuk terapi, yaitu Asam mefenamat
1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg, Tablet Fe 2 x 60 mg, Vitamin C
1 x 100 mg, Vitamin A 200.000 IU 1 kali
4. Pukul 10.40 WIB menganjurkan ibu banyak istirahat dan
mengkonsumsi makanan bergizi
5. Pukul 10.50 WIB memberi penyuluhan tentang tanda bahaya pada ibu
nifas
6. Pukul 11.00 WIB memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah
besok.

Evaluasi
Tanggal 18 Agustus 2012, pukul 11.30 WIB
1. Ibu paham KIE tentang ASI eksklusif dan bersedia menyusui bayinya
2. Ibu bersedia melakukan Vulva Hygien
3. Ibu sudah minum obat
4. Ibu bersedia melakukan istirahat yang cukup dan bersedia mengkonsumsi
makanan bergizi
5. Ibu mengerti dan paham tentang tanda bahaya pada ibu nifas
6. Ibu mengerti dan bersedia akan dilakukan kunjungan rumah besok.




59

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal 20 Agustus 2012, pukul 10.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan masih merasakan cemas dengan keadaannya
2. Ibu mengatakan sudah minum obat yang diberikan bidan
3. Ibu mengatakan bahwa bayinya sudah mau menetek
4. Ibu mengatakan masih merasakan pusing dan lemas
O : Obyektif
1. Keadaan umum ibu cukup, kesadaran composmentis
2. TTV: TD = 120/ 80 mmHg, N = 83 x/ menit, S = 36
0
C, R = 22 x/
menit
3. TFU pertengahan pusat dan simfisis
4. Conjungtiva dan muka masih pucat
5. Jahitan masih basah, PPV = Lochea Rubra
6. ASI/ kolostrum sudah keluar, berwarna putih kekuningan dengan
frekuensi sedang.
7. Kadar Hb 8 gr% (16 Agustus 2012).
A : Assessment
Ny. A P
1
A
0
umur 26 tahun, nifas hari ke-4 dengan anemia sedang.
P : Planning
1. Pukul 11.05 WIB menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
2. Pukul 11.20 WIB mengajarkan ibu untuk tetap melakukan Vulva
Hygien
60

3. Pukul 11.30 WIB menganjurkan ibu untuk terapi, yaitu Asam
mefenamat 1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg, Tablet Fe 2 x 60 mg,
Vitamin C 1 x 100 mg, Vitamin A 200.000 IU 1 kali
4. Pukul 12.00 WIB memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah
besok.

Evaluasi
Tanggal 20 Agustus 2012, pukul 13.30 WIB
1. Ibu bersedia untuk tetap menyusui bayinya
2. Ibu bersedia melakukan Vulva Hygien
3. Ibu sudah minum obat
4. Ibu mengerti dan bersedia akan dilakukan kunjungan rumah besok.











61

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal 21 Agustus 2012, pukul 09.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan keadaannya sudah agam membaik
2. Ibu mengatakan sudah minum obat yang diberikan bidan
3. Ibu mengatakan senang bisa mengurus bayinya
4. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan pusing lagi
O : Obyektif
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
2. TTV: TD = 120/ 80 mmHg, N = 82 x/ menit, S = 36,5
0
C, R = 22 x/
menit
3. TFU pertengahan pusat dan simfisis
4. Conjungtiva dan muka masih sedikit pucat
5. Jahitan masih basah, PPV = Lochea Rubra
6. ASI/ kolostrum sudah keluar, berwarna putih kekuningan dengan
frekuensi sedang.
7. Kadar Hb 8 gr% (16 Agustus 2012).
A : Assessment
Ny. A P
1
A
0
umur 26 tahun, nifas hari ke-5 dengan anemia sedang.
P : Planning
1. Pukul 10.05 WIB menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
secara on demand
62

2. Pukul 10.20 WIB mengajarkan ibu untuk tetap melakukan Vulva
Hygien
3. Pukul 10.30 WIB menganjurkan ibu untuk terapi, yaitu Asam
mefenamat 1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg, Tablet Fe 2 x 60 mg,
Vitamin C 1 x 100 mg, Vitamin A 200.000 IU 1 kali
4. Pukul 10.40 WIB menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi dan mengandung zat besi, seperti daging, sayuran hijau,
kacang-kacangan dan buah-buahan.
5. Pukul 11.50 WIB memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah
besok.

Evaluasi
Tanggal 21 Agustus 2012, pukul 12.30 WIB
1. Ibu bersedia untuk tetap menyusui bayinya
2. Ibu bersedia melakukan Vulva Hygien
3. Ibu sudah minum obat
4. Ibu bersedia mengkonsumsi makanan bergizi dan yang mengandung zat besi
5. Ibu mengerti dan bersedia akan dilakukan kunjungan rumah besok.





63

DATA PERKEMBANGAN IV

Tanggal 22 Agustus 2012, pukul 09.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan sudah tidak cemas dengan keadaannya
2. Ibu mengatakan bayinya mau menetek
3. Ibu mengatakan sudah minum obat yang sudah diberikan dokter
4. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan pusing dan lemas lagi
5. Ibu mengatakan ingin pulang.
O : Obyektif
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
2. TTV: TD = 120/ 70 mmHg, N = 82 x/ menit, S = 36,6
0
C, R = 22 x/
menit
3. TFU pertengahan pusat dan simfisis
4. Conjungtiva masih sedikit pucat dan muka pucat
5. Jahitan masih basah, PPV = Lochea Serosa
6. ASI/ kolostrum sudah keluar, berwarna putih kekuningan dengan
frekuensi sedang.
7. Kadar Hb 8 gr% (16 Agustus 2012).
A : Assessment
Ny. A P
1
A
0
umur 26 tahun, nifas hari ke-6 dengan anemia sedang.
P : Planning
1. Pukul 10.15 WIB memberi konseling tentang ASI eksklusif
2. Pukul 10.30 WIB mengajarkan ibu melakukan Vulva Hygien
64

3. Pukul 10.40 WIB memberikan ibu untuk terapi, yaitu Asam mefenamat
1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg, Tablet Fe 2 x 60 mg, Vitamin C
1 x 100 mg, Vitamin A 200.000 IU 1 kali
4. Pukul 10.50 WIB menganjurkan ibu banyak istirahat (ikut tidur saat
bayi juga tidur) dan mengkonsumsi makanan bergizi
5. Pukul 11.00 WIB memberi penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya
pada ibu nifas
6. Pukul 11.10 WIB memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan rumah
besok.

Evaluasi
Tanggal 22 Agustus 2012, pukul 11.20 WIB
1. Ibu paham KIE tentang ASI eksklusif dan bersedia menyusui bayinya sesuai
kebutuhan
2. Ibu bersedia melakukan Vulva Hygien
3. Ibu sudah minum obat dan akan minum di rumah dengan teratur
4. Ibu bersedia melakukan istirahat yang cukup selagi bayi tidur dan bersedia
mengkonsumsi makanan bergizi
5. Ibu mengerti dan paham tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas
6. Infus RL sudah dilepas dan siap untuk pulang pukul 16.00 WIB
7. Ibu mengerti dan bersedia akan dilakukan kunjungan rumah besok.


65

DATA PERKEMBANGAN V
(Kunjungan Rumah)

Tanggal 23 Agustus 2012, pukul 14.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan masih sedikit pusing
2. Ibu mengatakan ASI-nya sudah keluar dengan lancar
3. Ibu mengatakan sudah minum obat yang diberikan dokter
4. Ibu mengatakan jahitannya sudah mulai kering
5. Ibu mengatakan bayinya mau menetek dan sehat.
O : Obyektif
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
2. TTV: TD = 120/ 70 mmHg, N = 83 x/ menit, S = 36,3
0
C, R = 20 x/
menit
3. Conjungtiva merah muda dan muka sedikit pucat
4. Kontraksi keras
5. TFU pertengahan pusat dan simfisis
6. Jahitan sudah mulai kering, lochea serosa berwarna kuning
7. Kadar Hb 8 gr% (16 Agustus 2012).
A : Assessment
Ny. A P
1
A
0
umur 26 tahun, nifas hari ke-7 dengan anemia sedang, dimana
kadar Hb menunjukkan 8 gr% (pada tanggal 16 Agustus 2012).

66

P : Planning
1. Pukul 14.30 WIB menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
secara on demand.
2. Pukul 14.40 WIB menganjurkan ibu untuk tetap melakukan vulva
hygien.
3. Pukul 14.50 WIB menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi, yaitu
Asam mefenamat 1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg, Tablet Fe 2 x
60 mg, Vitamin C 1 x 100 mg, Vitamin A 200.000 IU 1 kali.
4. Pukul 15.00 WIB memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang
besok.

Evaluasi
Tanggal 23 Agustus 2012, pukul 15.10 WIB
1. Ibu bersedia menyusui bayinya secara on demand.
2. Ibu bersedia melakukan vulva hygien.
3. Ibu bersedia melanjutkan terapi dari bidan.
4. Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang lagi di rumah.






67

DATA PERKEMBANGAN VI
(Kunjungan Rumah)

Tanggal 24 Agustus 2012, pukul 13.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan sudah tidak merasakan pusing lagi
2. Ibu mengatakan ASI-nya sudah keluar dengan lancar
3. Ibu mengatakan sudah minum obat
4. Ibu mengatakan jahitannya sudah mulai kering
5. Ibu mengatakan bayinya sehat dan mau menetek.
O : Obyektif
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
2. TTV: TD = 120/ 80 mmHg, N = 82 x/ menit, S = 36,5
0
C, R = 22 x/
menit
3. Conjungtiva merah muda dan muka sedikit pucat
4. Kontraksi keras
5. TFU pertengahan pusat dan simfisis
6. Jahitan sudah mulai kering, lochea serosa berwarna kuning
7. Kadar Hb 8 gr% (16 Agustus 2012).
A : Assessment
Ny. A P
1
A
0
umur 26 tahun, nifas hari ke-8 dengan anemia sedang, dimana
kadar Hb menunjukkan 8 gr% (pada tanggal 16 Agustus 2012).

68

P : Planning
5. Pukul 13.30 WIB menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
secara on demand.
6. Pukul 13.40 WIB menganjurkan ibu untuk tetap melakukan vulva
hygien.
7. Pukul 13.50 WIB menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi, yaitu
Asam mefenamat 1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg, Tablet Fe 2 x
60 mg, Vitamin C 1 x 100 mg, Vitamin A 200.000 IU 1 kali.
8. Pukul 14.00 WIB memberitahu ibu akan dilakukan kunjungan ulang
besok.

Evaluasi
Tanggal 24 Agustus 2012, pukul 14.10 WIB
1. Ibu bersedia menyusui bayinya secara on demand.
2. Ibu bersedia melakukan vulva hygien.
3. Ibu bersedia melanjutkan terapi dari bidan.
4. Ibu bersedia dilakukan kunjungan ulang lagi di rumah.






69

DATA PERKEMBANGAN VII
(Kunjungan Rumah)

Tanggal 25 Agustus 2012, pukul 14.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan keadaannya sudah sangat membaik
2. Ibu mengatakan kepalanya tidak pusing dan tidak merasa lemas
3. Ibu mengatakan sudah mengerjakan pekerjaan rumah sendiri.
O : Obyektif
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis
2. TTV: TD = 120/ 80 mmHg, N = 82 x/ menit, S = 36,4
0
C, R = 22 x/
menit
3. Conjungtiva merah muda dan muka pucat
4. TFU pertengahan pusat dan simfisis
5. Jahitan kering, lochea alba berwarna putih
6. Hasil Hb 9,8 gr%.
A : Assessment
Ny. A P
1
A
0
umur 26 tahun, nifas hari ke-9 dengan anemia ringan.
P : Planning
1. Pukul 14.20 WIB menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi
makanan bergizi.
2. Pukul 14.30 WIB menganjurkan ibu tetap menyusui bayinya on
demand.
70

3. Pukul 14.40 WIB menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup (ikut
tidur saat bayi tidur).
4. Pukul 15.00 WIB menganjurkan ibu untuk tetap minum tablet Fe.

Evaluasi
Tanggal 25 Agustus 2012, pukul 15.10 WIB
1. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi.
2. Ibu bersedia untuk tetap menyusui bayinya secara on demand.
3. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup (ikut tidur saat bayi juga tidur).
4. Ibu bersedia untuk minum tablet Fe.

B. Pembahasan
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tantang kesenjangan
yang terjadi antara praktek dan teori yang dilakukan di RB Marga Waluya
Surakarta dengan teori yang ada. Di sini penulis akan menjelaskan kesenjangan
tersebut menurut langkah-langkah dalam manajemen kebidanan menurut
Varney yang meliputi tujuh langkah. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat
diambil suatu kesempatan dan pemecahan masalah dari kesenjangan-
kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam
penerapan asuhan kebidanan yang meliputi:
1. Pengkajian
Berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang penulis peroleh
pada kasus Ny. A didapatkan data ibu mengatakan badannya terasa pegal-
71

pegal, lemas, pusing, keadaan umum sedang, conjungtiva pucat, TD = 100/
60 mmHg, N = 80 x/ menit, S = 36,8
0
C, R = 22 x/ menit, Hb 8 gr%.
Menurut Manuaba (2007), tanda dan gejala anemia adalah cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang, nafsu makan menurun dan mual-
mual. Dikatakan anemia sedang jika Hb 7 8 gr%. Berdasarkan tanda dan
gejala yang dialami Ny. A menunjukkan antara teori dan kasus tidak ada
kesenjangan.
2. Interpretasi Data
Pada interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan. Pada kasus Ny. A diagnosa kebidanannya adalah Ny. A P
1
A
0

umur 26 tahun post partum hari pertama dengan anemia sedang. Masalah
yang dialami Ny. A adalah cemas, dikarenakan badan terasa lemas dan
pegal-pegal. Untuk mengatasi masalah tersebut Ny. A perlu informasi
tentang makanan bergizi, informasi tentang keadaan ibu dan beri dukungan
moril.
Menurut Mansjoer (2009), masalah yang timbul adalah rasa cemas
yang dikarenakan pusing, badan terasa lemas, maka dibutuhkan kebutuhan
ibu nifas dengan anemia sedang, yaitu informasi tentang keadaan ibu,
informasi tentang makanan bergizi dan cukup kalori (Manuaba, 2007). Pada
kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus.
3. Diagnosa Potensial
Menurut Manuaba (2007), diagnosa potensial kemungkinan muncul
bahwa pasien akan mengalami anemia berat, pada kasus Ny. A tidak terjadi,
72

karena dilakukan penanganan yang baik dan tepat. Pada kasus ini tidak
terjadi kesenjangan antara teori dan kasus.
4. Antisipasi
Pada langkah antisipasi ini penulis menyusun dan merencanakan
berdasarkan diagnosa dan masalah yang ada, yaitu mengkonsumsi makanan
bergizi, kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi Asam
mefenamat 1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg, Tablet Fe 2 x 60 mg,
Vitamin C 1 x 100 mg, Vitamin A 200.000 IU 1 kali, kolaborasi dengan
petugas pemeriksa hemoglobin, sehingga tidak terjadi anemia berat. Pada
kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus.
5. Perencanaan
Pada kasus Ny. A nifas dengan anemia sedang, tindakan yang
dilakukan yaitu beri tahu ibu, KIE tentang nutrisi ibu nifas, KIE cara vulva
hygien, pemberian terapi Asam mefenamat 1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x
500 mg, Tablet Fe 2 x 60 mg, Vitamin C 1 x 100 mg, Vitamin A 200.000
IU 1 kali dan kolaborasi dengan petugas laboratorium.
Menurut Manuaba (2002), rencana tindakan pada ibu nifas dengan
anemia sedang meliputi meningkatkan konsumsi makanan bergizi/ sayuran
hijau yang mengandung zat besi, memberi suplemen zat besi secara peroral
atau parental dan transfusi darah Pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan
antara teori dan praktek.


73

6. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan dilakukan berdasarkan rencana yang telah disusun
penulis. Dalam kasus ini dilakukan pemberian terapi tablet besi,
mengkonsumsi makanan yang bergizi yang mengandung zat besi,
kolaborasi dengan petugas laboratorium.
Terdapat kesamaan antara teori dan praktek, karena penanganan pada
ibu nifas dengan anemia yaitu dengan meningkatkan suplemen zat besi dan
makanan yang mengandung besi (Hudono, 2002). Pada kasus ini tidak
terjadi kesenjangan antara teori dan praktek di lahan.
7. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menilai apakah masalah yang sudah ada
dapat diatasi sesuai dengan yang sudah direncanakan dan dilakukan. Dan
kasus ini dapat dilihat dari hasil asuhan selama 9 hari mulai tanggal 17
Agustus 2012 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2012, yaitu ibu sudah
merasa baik, tidak pusing, tidak lemas, ibu sudah tidak merasakan nyeri lagi
pada jahitan perineum, setelah diberi terapi obat dan di-check Hb ternyata
ada peningkatan kadar Hb, terdapat kenaikan Hb dari 8 gr% menjadi 9,8
gr%. Menurut Varney (2004), hasil yang diharapkan setelah melaksanakan
tindakan yaitu anemia dapat teratasi, keadaan umum baik dan ibu merasa
nyaman. Pada kasus ini terjadi kesenjangan antara teori dan praktek, anemia
masih belum dapat teratasi karena terbatasnya waktu asuhan yang penulis
berikan, disamping itu pasien kurang teratur minum tablet Fe serta tidak
terlalu suka dengan sayuran hijau yang mengandung zat besi.
74

BAB V
PENUTUP

Pada tahap akhir pembuatan laporan Karya Tulis Ilmiah pada Ny. A dengan
anemia sedang, penulis dapat membuat kesimpulan dan beberapa saran untuk lebih
meningkatkan asuhan kebidanan khususnya pada ibu nifas dengan anemia sedang
yang penulis ambil di RB Marga Waluya Surakarta.
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen menurut Varney pada ibu nifas dengan anemia sedang, maka
penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Dalam melakukan pengkajian terhadap ibu nifas dengan anemia sedang
dilaksanakan dengan pengumpulan data subyektif yang diperoleh dari hasil
wawancara dari pasien mengatakan badannya terasa lemas, pusing dan
pegal-pegal dan data obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik dan data
penunjang yang diperoleh hasil pemeriksaan laboratorium yaitu
pemeriksaan Hb 8 gr%.
2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan
akurat, sehingga didapat diagnosa Ny. A P
1
A
0
umur 26 tahun post partum
hari pertama dengan anemia sedang, yang disertai masalah yang dialami
Ny. A adalah kepala terasa pusing, badan lemas dan pegal-pegal, sehingga
membutuhkan dukungan moril, informasi tentang keadaannya dan
informasi tentang makanan bergizi.
74
75

3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. A dengan anemia sedang adalah akan
terjadi anemia berat, namun pada Ny. A tidak terjadi, hal ini dikarenakan
pasien mendapatkan penanganan yang tepat, cepat dan intensif.
4. Antisipasi pada Ny. A dengan anemia sedang adalah berkolaborasi dengan
dokter SpOg untuk pemberian terapi, pemberian makanan yang bergizi dan
kolaborasi dengan petugas laboratorium.
5. Rencana tindakan pada Ny. A adalah sesuai dengan kebutuhan pasien, yaitu
meningkatkan konsumsi pemberian suplemen zat besi dan kolaborasi
dengan petugas laboratorium.
6. Pelaksanaan pada ibu nifas dengan anemia sedang adalah dilaksanakan
sesuai dengan rencana tindakan.
7. Evaluasi pada ibu nifas dengan anemia sedang setelah diberikan asuhan
selama 9 hari diperoleh hasil keadaan umum ibu baik, tidak pusing, tidak
lemas, setelah diberi terapi obat dan di-check Hb ternyata ada peningkatan
kadar Hb dari 8 gr% menjadi 9,8 gr%.
8. Pembahasan pada asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia sedang
terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus, yaitu pada evaluasi, hasil
Hb 9,8 gr% sehingga pasien masih mengalami anemia ringan/ anemia
belum teratasi.
9. Alternatif pemecahan masalah yaitu dari melakukan asuhan kebidanan pada
ibu sampai anemia teratasi tetapi karena keterbatasan waktu, ibu kurang
suka mengkonsumsi sayuran hijau yang mengandung zat besi dan kurang
teratur minum tablet Fe, maka hasil yang diharapkan belum sesuai.
76

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis akan memberikan sedikit saran,
yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Tempat Pelayanan Kesehatan
Pelayanan yang diberikan sudah baik, sebaiknya menyediakan leaflet
atau gambar tentang gizi ibu nifas, agar pasien dapat mengetahuinya dan
tidak terjadi anemia pada ibu nifas.
2. Bagi Bidan
Bidan dapat lebih mengidentifikasi tanda-tanda anemia, sehingga
dapat melakukan antisipasi atau tindakan segera, merencanakan asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan anemia sedang.
3. Bagi Pasien
a. Perlu pemahaman tentang bahaya anemia dalam kehamilan, persalinan
dan nifas.
b. Ibu perlu mengetahui pentingnya nutrisi bagi ibu nifas, khususnya untuk
ibu nifas dengan anemia sedang.
c. Ibu diharapkan segera memeriksakan diri ke tempat pelayanan
kesehatan setempat jika ibu mengalami tanda dan gejala anemia.
4. Bagi Pendidikan
Sebagai bahan referensi mengenai masalah kasus, khususnya pada
kasus yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
anemia sedang.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A. A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Ambar, S. 2008. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Penerbit: Salemba
Medika.

Anon, Inna, 2011. Hamil dengan Anemia Sedang. (Online). Available:
http://maphiablack.blogspot.com/2011/01/askeb-ibu-hamil-dengan-
anemia-sedang.html. Diakses tanggal 26 Maret 2012.

Ayah Bunda. 2012. Anemia, Komplikasi di Masa Nifas. Available:
http://www.ayahbunda.co.id/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.

Ayurai, 2009. Konsep Tanda-tanda Bahaya Kehamilan. (Online). Available:
http://ayurai.wordpress.com/2009/04/05/konsep-tanda-tanda-bahaya-
kehamilan/. Diakses tanggal 26 Maret 2012.

Depkes RI. 2010. Asuhan Kebidanan Post Partum. Departemen Kesehatan: Jawa
Tengah.

Dimas, 2009. Patofisiologi Anemia. Available: http://www.google.com/
patofisiologi_anemia.html. Diakses tanggal 15 Maret 2012.

Henderson, C. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Johnson, R. 2004. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC, Jakarta.

Mansjoer, A. 2002. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Cetakan Jilid 1.

Manuaba, 2002. Pengantar Kuliah Obsteri. Jakarta: EGC.

Manuaba, I. B. G. 2007. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri
Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Menkes. 2007. 9 Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas. Available:
http://bidandesa.com/9-deteksi-dini-komplikasi-pada-masa-nifas.html.
Diakses tanggal 23 Februari 2012.

Murniati. 2011. Angka Kematian Bayi di Solo Tinggi. Available:
http://harianjoglosemar.com/. Diakses tanggal 10 Maret 2012.

Notoatmodjo, S. 2002, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Surabaya: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: Media
Aesculapius.

Perry, P. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Prihardjo. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Saifuddin, A. B. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Buku
Panduan Praktis, Edisi I Cetakan II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Sujiyatini, DSAK. 2009. Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, EGC: Jakarta. 2009.

Suwandi. 2010. Survey AKI dan AKB di Indonesia. Available:
http://j3ffunk.blogspot.com/2011/05/survey-aki-dan-akb-di-
indonesia.html. Diakses tanggal 3 Maret 2012.

Varney, H. 2004. Varneys Midwifery, Third Edition. New York, Jones and
Bartlett Publisher.

Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Wirakusuma, 2002. Patofisiologi Anemia Sedang. Available:
http://www.google.com/ patofisiologi_anemia.html. Diakses tanggal 15
Maret 2012.

Wheeler, L. 2004. Buku Saku Asuhan Pranatal dan Pascapartum. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.

Yuswanti. 2010. Data Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah. Available:
http://www.keren.web.id/data-angka-kematian-ibu-hamil-menurut-
who.html. Diakses tanggal 7 Maret 2012.























J
A
D
W
A
L

P
E
N
Y
U
S
U
N
A
N

K
T
I

P
R
O
D
I

D
I
I
I

K
E
B
I
D
A
N
A
N

K
U
S
U
M
A

H
U
S
A
D
A

S
U
R
A
K
A
R
T
A

T
A
H
U
N

A
K
A
D
E
M
I
K

2
0
1
1

/

2
0
1
2


N
o
.

K
e
g
i
a
t
a
n

D
e
s
e
m
b
e
r

J
a
n
u
a
r
i

F
e
b
r
u
a
r
i

M
a
r
e
t

A
p
r
i
l

M
e
i

J
u
n
i


J
u
l
i


A
g
u
s
t
u
s


S
e
p
t
.

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

5

1

2

1
.

P
e
n
g
a
j
u
a
n

j
u
d
u
l

K
T
I








































2
.

P
e
n
y
e
l
e
k
s
i
a
n

j
u
d
u
l

K
T
I

d
a
n

P
e
m
b
a
g
i
a
n

D
o
s
e
n

P
e
m
b
i
m
b
i
n
g








































3
.

P
e
m
b
a
g
i
a
n

p
a
n
d
u
a
n








































4
.

P
e
m
b
u
a
t
a
n

P
r
o
p
o
s
a
l
:


P
e
r
s
e
t
u
j
u
a
n
,

P
e
n
y
u
s
u
n
a
n
,

A
C
C

P
r
o
p
o
s
a
l

K
T
I








































5
.

U
j
i
a
n

P
r
o
p
o
s
a
l

K
T
I








































6
.

R
e
v
i
s
i

d
a
n

p
e
n
g
u
m
p
u
l
a
n

P
r
o
p
o
s
a
l

K
T
I








































7
.

P
e
l
a
k
s
a
n
a
a
n

p
e
n
e
l
i
t
i
a
n
,

p
e
n
u
l
i
s
a
n

h
a
s
i
l
,

s
e
r
t
a

k
o
n
s
u
l
t
a
s
i

K
T
I








































8
.

A
C
C

d
a
n

p
e
n
g
u
m
p
u
l
a
n

h
a
s
i
l

p
e
n
e
l
i
t
i
a
n








































9
.

U
j
i
a
n

K
T
I








































1
0
.

R
e
v
i
s
i
/

p
e
r
b
a
i
k
a
n
,

p
e
n
j
i
l
i
d
a
n

d
a
n

p
e
n
g
u
m
p
u
l
a
n

K
T
I









































Lampiran 1









L
E
M
B
A
R

O
B
S
E
R
V
A
S
I


T
g
|
.

P
u
k
u
|

(
w
|

}

K
U

T
T
V

T
F
U

L
o
c
h
e
a

H
u
k
a

K
o
n
j
u
n
g
t
|
v
a

h
b

T
e
r
a
p
|


T
e
t
e
s
a
n

|
n
f
u
s

1
Z

A

u
s
l
u
s

2
0
1
2

1
2
.
1
5

w
l
8

3
e
d
a
r


T
0

=

1
0
0
/

0

r
r
l


R

=

2
2

x
/

r
e
r
|
l

N

=

8
0

x
/

r
e
r
|
l

3

=

3

,
8
0

C

2

j
a
r
|

d
|

o
a
W
a
|

p
u
s
a
l

R
u
o
r
a

P
u
c
a
l

P
u
c
a
l

8

r

A
s
a
r

r
e
l
e
r
a
r
a
l

1

x

5
0
0

r

,

A
r
o
|
s
|
s
|
|
|
r

1

x

5
0
0

r

,

T
a
o
|
e
l

F
e

2

x

0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

C

1

x

1
0
0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

A

2
0
0
.
0
0
0

l
u

1

|
a
|
|

2
0

l
p
r

1
8

A

u
s
l
u
s

2
0
1
2

0
9
.
0
0

w
l
8

3
e
d
a
r


T
0

=

1
2
0
/

Z
0

r
r
l


R

=

2
1

x
/

r
e
r
|
l

N

=

8
0

x
/

r
e
r
|
l

3

=

3
5
,

0

C

P
e
r
l
e
r

a
|
a
r

p
u
s
a
l

d
a
r

s
|
r
l
|
s
|
s

R
u
o
r
a

P
u
c
a
l

P
u
c
a
l

-

A
s
a
r

r
e
l
e
r
a
r
a
l

1

x

5
0
0

r

,

A
r
o
|
s
|
s
|
|
|
r

1

x

5
0
0

r

,

T
a
o
|
e
l

F
e

2

x

0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

C

1

x

1
0
0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

A

2
0
0
.
0
0
0

l
u

1

|
a
|
|

2
0

l
p
r

2
0

A

u
s
l
u
s

2
0
1
2

1
0
.
0
0

w
l
8

3
e
d
a
r


T
0

=

1
2
0
/

8
0

r
r
l


R

=

2
2

x
/

r
e
r
|
l

N

=

8
3

x
/

r
e
r
|
l

3

=

3

0

C

P
e
r
l
e
r

a
|
a
r

p
u
s
a
l

d
a
r

s
|
r
l
|
s
|
s

R
u
o
r
a

P
u
c
a
l

P
u
c
a
l

-

A
s
a
r

r
e
l
e
r
a
r
a
l

1

x

5
0
0

r

,

A
r
o
|
s
|
s
|
|
|
r

1

x

5
0
0

r

,

T
a
o
|
e
l

F
e

2

x

0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

C

1

x

1
0
0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

A

2
0
0
.
0
0
0

l
u

1

|
a
|
|

2
0

l
p
r

2
1

A

u
s
l
u
s

2
0
1
2

0
9
.
0
0

w
l
8

3
e
d
a
r


T
0

=

1
2
0
/

8
0

r
r
l


R

=

2
1

x
/

r
e
r
|
l

N

=

8
2

x
/

r
e
r
|
l

3

=

3

,
5
0

C

P
e
r
l
e
r

a
|
a
r

p
u
s
a
l

d
a
r

s
|
r
l
|
s
|
s

R
u
o
r
a

P
u
c
a
l


-

A
s
a
r

r
e
l
e
r
a
r
a
l

1

x

5
0
0

r

,

A
r
o
|
s
|
s
|
|
|
r

1

x

5
0
0

r

,

T
a
o
|
e
l

F
e

2

x

0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

C

1

x

1
0
0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

A

2
0
0
.
0
0
0

l
u

1

|
a
|
|

2
0

l
p
r

2
2

A

u
s
l
u
s

2
0
1
2

0
9
.
0
0

w
l
8

3
e
d
a
r


T
0

=

1
2
0
/

Z
0

r
r
l


R

=

2
2

x
/

r
e
r
|
l

N

=

8
2

x
/

r
e
r
|
l

3

=

3

0

C

P
e
r
l
e
r

a
|
a
r

p
u
s
a
l

d
a
r

s
|
r
l
|
s
|
s

3
e
r
o
s
a

P
u
c
a
l

P
u
c
a
l

-

A
s
a
r

r
e
l
e
r
a
r
a
l

1

x

5
0
0

r

,

A
r
o
|
s
|
s
|
|
|
r

1

x

5
0
0

r

,

T
a
o
|
e
l

F
e

2

x

0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

C

1

x

1
0
0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

A

2
0
0
.
0
0
0

l
u

1

|
a
|
|

2
0

l
p
r

Lampiran 6
2
3

A

u
s
l
u
s

2
0
1
2

1
0
.
0
5

w
l
8

8
a
|
|

T
0

=

1
2
0
/

8
0

r
r
l


R

=

2
2

x
/

r
e
r
|
l

N

=

8
2

x
/

r
e
r
|
l

3

=

3

,
3
0

C

P
e
r
l
e
r

a
|
a
r

p
u
s
a
l

d
a
r

s
|
r
l
|
s
|
s

3
e
r
o
s
a

P
u
c
a
l

V
e
r
a
|

r
u
d
a

-

v
|
l
a
r
|
r

C

1

x

1
0
0

r


d
a
r

v
|
l
a
r
|
r

A

2
0
0
.
0
0
0

l
u

1

|
a
|
|

-

2
1

A

u
s
l
u
s

2
0
1
2

1
3
.
0
0

w
l
8

8
a
|
|

T
0

=

1
2
0
/

Z
0

r
r
l


R

=

2
0

x
/

r
e
r
|
l

N

=

8
3

x
/

r
e
r
|
l

3

=

3

,
5
0

C

P
e
r
l
e
r

a
|
a
r

p
u
s
a
l

d
a
r

s
|
r
l
|
s
|
s

3
e
r
o
s
a

P
u
c
a
l

V
e
r
a
|

r
u
d
a

-

A
s
a
r

r
e
l
e
r
a
r
a
l

1

x

5
0
0

r

,

A
r
o
|
s
|
s
|
|
|
r

1

x

5
0
0

r

,

T
a
o
|
e
l

F
e

2

x

0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

C

1

x

1
0
0

r

,

v
|
l
a
r
|
r

A

2
0
0
.
0
0
0

l
u

1

|
a
|
|

-

2
5

A

u
s
l
u
s

2
0
1
2

1
0
.
1
0

w
l
8

8
a
|
|

T
0


=

1
2
0
/

8
0

r
r
l


R

=

2
2

x
/

r
e
r
|
l

N

=

8
2

x
/

r
e
r
|
l

3

=

3

,
1
0

C

N
o
r
r
a
|

A
|
o
a

o
e
r
W
a
r
r
a

p
u
l
|
|

P
u
c
a
l

V
e
r
a
|

r
u
d
a

9
,
8

r

T
a
o
|
e
l

F
e

d
a
r

v
|
l
a
r
|
r

C

1

x

1
0
0

r


-


Lampiran 7

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

1. Topik : Gizi Ibu Nifas
2. Sasaran : Ny. A
3. Tempat : RB Marga Waluya Surakarta
4. Hari/Tanggal : 17 Agustus 2012
5. Waktu : 15 menit
6. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Setelah diberi penjelasan, ibu mengerti tentang pengertian, manfaat dan
kebutuhan tentang gizi yang diperlukan selama masa nifas.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberi penjelasan diharapkan ibu:
1) Memahami tentang pengertian tentang gizi yang diperlukan selama
masa nifas.
2) Memahami tentang manfaat gizi yang diperlukan selama masa nifas.
3) Memahami tentang kebutuhan gizi yang diperlukan selama masa nifas.
7. Materi: Materi terlampir
a. Pengertian gizi yang diperlukan selama masa nifas.
b. Manfaat gizi yang diperlukan pada masa nifas.
c. Kebutuhan gizi yang diperlukan selama masa nifas.
8. Metode : Ceramah
9. Media : Leaflet
10. Evaluasi : Ibu mengerti tentang pengertian, manfaat dan kebutuhan
tentang gizi yang diperlukan selama masa nifas.
11. Sumber : Kasdu, D., 2004. Gizi Ibu Hamil dan Nifas agar Anak
Sehat. Jakarta: 3 G Publisher.


Penanggung Jawab


Erlin Ika Wulan Sari











MATERI GIZI IBU NIFAS

A. Pengertian
Masa nifas atau masa menyusui adalah masa yang sangat penting, hal ini
dikarenakan setelah ibu melahirkan akan memerlukan waktu untuk memulihkan
kembali kondisinya dan mempersiapkan ASI sebagai makanan pokok untuk
bayinya. Oleh karena itu diperlukan gizi/ nutrisi yang dapat memenuhi
kebutuhannya.
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
meningkat 25 %, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis
melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi.
Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi,
mencegah konstipasi, dan memulai proses pemberian ASI eksklusif. Asupan
kalori perhari ditingkatkan sampai 2700 kalori. Asupan cairan perhari
ditingkatkan sampai 3000 ml (susu 1000 ml). Suplemen zat besi dapat diberikan
pada ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah kelahiran.

B. Manfaat Gizi Ibu Nifas
1. Berguna untuk melakukan aktivitas
2. Berguna untuk proses metabolisme
3. Berguna untuk cadangan dalam tubuh

4. Berguna untuk proses reproduksi ASI yang akan dikonsumsi bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan.

C. Kebutuhan Gizi yang perlu Diperhatikan
1. Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya
2. Banyak minum, setiap hari harus minum lebih dari 6 gelas
3. Makan makanan yang tidak merangsang, baik secara termis, mekanis atau
kimia untuk menjaga kelancaran pencernaan
4. Batasi makanan yang berbau keras (tidak terlalu asin, pedas atau berlemak,
tidak mengandung nikotin serta bahan pengawet atau pewarna)
5. Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI, misalnya
sayuran hijau.

D. Kebutuhan Zat Gizi
Makanan yang dikonsumsi ibu nifas harus mengandung zat gizi sebagai
berikut:
1. Sumber Tenaga (Energi)
Untuk pembakaran tubuh, pembentukan jaringan baru, penghemat protein
(jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan untuk
memenuhi kebutuhan energi). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari
beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh
dari hewani (lemak, mentega, keju) dan nabati (kelapa, sawit, minyak sayur,
minyak kepala dan margarin).
2. Sumber Pembangun (Protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak
atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum
diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena
porta. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (ikan, udang, kerang,
kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju) dan protein nabati (kacang
tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe). Sumber protein
terlengkap terdapat dalam susu, telur, keju, ketiga makanan tersebut juga
mengandung zat kapur, zat besi dan vitamin B.
3. Sumber Pengatur dan Pelindung (Mineral, Vitamin dan Air)
Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan
penyakit dan pengatur kelancaran metabolisme dalam tubuh. Ibu menyusui
minum air sedikinya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
habis menyusui). Sumber zat pengatur diperoleh dari semua jenis sayuran dan
buah-buahan segar.

E. Contoh Menu untuk Ibu Nifas
1. Makan pagi: nasi, urap, sayur, ikan bandeng goreng, kudapan (donat dan
yoghurt)
2. Makan siang: nasi, ayam goring, rempeyek, rebon, sayur nangka, jeruk,
kudapan (kolak pisang)
3. Makan malam: nasi, semur daging, pepes tahu, capcay, papaya, kudapan
(ubi merah goreng).
*
,
=
,

,
%
8

1
,
)
$
6


O
!
c
h
:

E
r
l
i
n

I
k
a

W
u
l
a
n

S
a
r
i

N
I
M
.

B
.

0
9
.
0
1
9


5
E
K
O
L
A
H

T
I
N
G
G
I

I
L
M
U

K
E
5
E
H
A
T
A
N

K
U
5
U
M
A

H
U
5
A
D
A

5
U
R
A
K
A
R
T
A

2
0
1
2

G
I
Z
I

I
B
U

N
I
F
A
5

A
.


P
c
n
g
c
r
t
I
a
n

M
a
s
a

n
i
f
a
s

a
l
a
u

n
a
s
a

n
e
n
y
u
s
u
i

a
d
a
I
a
h

n
a
s
a

y
a
n
g

s
a
n
g
a
l

p
e
n
l
i
n
g
,

h
a
I

i
n
i

d
i
k
a
r
e
n
a
k
a
n

s
e
l
e
I
a
h

i
l
u

n
e
I
a
h
i
r
k
a
n

a
k
a
n

n
e
n
e
r
I
u
k
a
n

v
a
k
l
u

u
n
l
u
k

n
e
n
u
I
i
h
k
a
n

k
e
n
l
a
I
i

k
o
n
d
i
s
i
n
y
a

d
a
n

n
e
n
p
e
r
s
i
a
p
k
a
n

A
S
I

s
e
l
a
g
a
i

n
a
k
a
n
a
n

p
o
k
o
k

u
n
l
u
k

l
a
y
i
n
y
a
.

O
I
e
h

k
a
r
e
n
a

i
l
u

d
i
p
e
r
I
u
k
a
n

g
i
z
i
/

n
u
l
r
i
s
i

y
a
n
g

d
a
p
a
l

n
e
n
e
n
u
h
i

k
e
l
u
l
u
h
a
n
n
y
a
.




N
u
l
r
i
s
i

a
l
a
u

g
i
z
i

a
d
a
I
a
h

z
a
l

y
a
n
g

d
i
p
e
r
I
u
k
a
n

o
I
e
h

l
u
l
u
h

u
n
l
u
k

k
e
p
e
r
I
u
a
n

n
e
l
a
l
o
I
i
s
n
e
n
y
a
.

K
e
l
u
l
u
h
a
n

g
i
z
i

p
a
d
a

n
a
s
a

n
i
f
a
s

l
e
r
u
l
a
n
a

l
i
I
a

n
e
n
y
u
s
u
i

a
k
a
n

n
e
n
i
n
g
k
a
l

2
5

,

k
a
r
e
n
a

l
e
r
g
u
n
a

u
n
l
u
k

p
r
o
s
e
s

k
e
s
e
n
l
u
h
a
n

k
a
r
e
n
a

s
e
h
a
l
i
s

n
e
I
a
h
i
r
k
a
n

d
a
n

u
n
l
u
k

n
e
n
p
r
o
d
u
k
s
i

a
i
r

s
u
s
u

y
a
n
g

c
u
k
u
p

u
n
l
u
k

n
e
n
y
e
h
a
l
k
a
n

l
a
y
i
.

I
l
u

n
i
f
a
s

n
e
n
e
r
I
u
k
a
n

d
i
e
l

u
n
l
u
k

n
e
n
p
e
r
l
a
h
a
n
k
a
n

l
u
l
u
h

l
e
r
h
a
d
a
p

i
n
f
e
k
s
i
,

n
e
n
c
e
g
a
h

k
o
n
s
l
i
p
a
s
i
,

d
a
n

n
e
n
u
I
a
i

p
r
o
s
e
s

p
e
n
l
e
r
i
a
n

A
S
I

e
k
s
k
I
u
s
i
f
.

A
s
u
p
a
n

k
a
I
o
r
i

p
e
r
h
a
r
i

d
i
l
i
n
g
k
a
l
k
a
n

s
a
n
p
a
i

2
7
O
O

k
a
I
o
r
i
.

A
s
u
p
a
n

c
a
i
r
a
n

p
e
r
h
a
r
i

d
i
l
i
n
g
k
a
l
k
a
n

s
a
n
p
a
i

3
O
O
O

n
I

(
s
u
s
u

1
O
O
O

n
I
)
.

S
u
p
I
e
n
e
n

z
a
l

l
e
s
i

d
a
p
a
l

d
i
l
e
r
i
k
a
n

p
a
d
a

i
l
u

n
i
f
a
s

s
e
I
a
n
a

4

n
i
n
g
g
u

p
e
r
l
a
n
a

s
e
l
e
I
a
h

k
e
I
a
h
i
r
a
n
.

B
.


M
a
n
f
a
a
t

G
I
z
I

I
b
u

N
I
f
a
s

1
.

e
r
g
u
n
a

u
n
l
u
k

n
e
I
a
k
u
k
a
n

a
k
l
i
v
i
l
a
s

2
.

e
r
g
u
n
a

u
n
l
u
k

p
r
o
s
e
s

n
e
l
a
l
o
I
i
s
n
e

3
.

e
r
g
u
n
a

u
n
l
u
k

c
a
d
a
n
g
a
n

d
a
I
a
n

l
u
l
u
h


4
.

e
r
g
u
n
a

u
n
l
u
k

p
r
o
s
e
s

r
e
p
r
o
d
u
k
s
i

A
S
I

y
a
n
g

a
k
a
n

d
i
k
o
n
s
u
n
s
i

l
a
y
i

u
n
l
u
k

p
e
r
l
u
n
l
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
n
l
a
n
g
a
n
.



C
.

K
c
b
u
t
u
h
a
n

G
I
z
I

y
a
n
g

p
c
r
!
u

D
I
p
c
r
h
a
t
I
k
a
n

1
.

M
a
k
a
n
a
n

d
i
a
n
j
u
r
k
a
n

s
e
i
n
l
a
n
g

a
n
l
a
r
a

j
u
n
I
a
h

d
a
n

n
u
l
u
n
y
a

2
.

a
n
y
a
k

n
i
n
u
n
,

s
e
l
i
a
p

h
a
r
i

h
a
r
u
s

n
i
n
u
n

I
e
l
i
h

d
a
r
i

6

g
e
I
a
s

3
.

M
a
k
a
n

n
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

l
i
d
a
k

n
e
r
a
n
g
s
a
n
g
,

l
a
i
k

s
e
c
a
r
a

l
e
r
n
i
s
,

n
e
k
a
n
i
s

a
l
a
u

k
i
n
i
a

u
n
l
u
k

n
e
n
j
a
g
a

k
e
I
a
n
c
a
r
a
n

p
e
n
c
e
r
n
a
a
n

4
.

a
l
a
s
i

n
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

l
e
r
l
a
u

k
e
r
a
s

(
l
i
d
a
k

l
e
r
I
a
I
u

a
s
i
n
,

p
e
d
a
s

a
l
a
u

l
e
r
I
e
n
a
k
,

l
i
d
a
k

n
e
n
g
a
n
d
u
n
g

n
i
k
o
l
i
n

s
e
r
l
a

l
a
h
a
n

p
e
n
g
a
v
e
l

a
l
a
u

p
e
v
a
r
n
a
)

5
.

C
u
n
a
k
a
n

l
a
h
a
n

n
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

d
a
p
a
l

n
e
r
a
n
g
s
a
n
g

p
r
o
d
u
k
s
i

A
S
I
,

n
i
s
a
I
n
y
a

s
a
y
u
r
a
n

h
i
j
a
u
.




D
.


K
c
b
u
t
u
h
a
n

Z
a
t

G
I
z
I

M
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

d
i
k
o
n
s
u
n
s
i

i
l
u

n
i
f
a
s

h
a
r
u
s

n
e
n
g
a
n
d
u
n
g

z
a
l

g
i
z
i

s
e
l
a
g
a
i

l
e
r
i
k
u
l
:



1
.


5
u
m
b
c
r

T
c
n
a
g
a

(
E
n
c
r
g
I
)

U
n
l
u
k

p
e
n
l
a
k
a
r
a
n

l
u
l
u
h
,

p
e
n
l
e
n
l
u
k
a
n

j
a
r
i
n
g
a
n

l
a
r
u
,

p
e
n
g
h
e
n
a
l

p
r
o
l
e
i
n

(
j
i
k
a

s
u
n
l
e
r

l
e
n
a
g
a

k
u
r
a
n
g
,

p
r
o
l
e
i
n

d
a
p
a
l

d
i
g
u
n
a
k
a
n

s
e
l
a
g
a
i

c
a
d
a
n
g
a
n

u
n
l
u
k

n
e
n
e
n
u
h
i

k
e
l
u
l
u
h
a
n

e
n
e
r
g
i
)
.

Z
a
l

g
i
z
i

s
e
l
a
g
a
i

s
u
n
l
e
r

k
a
r
l
o
h
i
d
r
a
l

l
e
r
d
i
r
i

d
a
r
i

l
e
r
a
s
,

s
a
g
u
,

j
a
g
u
n
g
,

l
e
p
u
n
g

l
e
r
i
g
u

d
a
n

u
l
i
.

S
e
d
a
n
g
k
a
n

z
a
l

I
e
n
a
k

d
a
p
a
l

d
i
p
e
r
o
I
e
h

d
a
r
i

h
e
v
a
n
i

(
I
e
n
a
k
,

n
e
n
l
e
g
a
,

k
e
j
u
)

d
a
n

n
a
l
a
l
i

(
k
e
I
a
p
a
,

s
a
v
i
l
,

n
i
n
y
a
k

s
a
y
u
r
,

n
i
n
y
a
k

k
e
p
a
I
a

d
a
n

n
a
r
g
a
r
i
n
)
.



2
.


5
u
m
b
c
r

P
c
m
b
a
n
g
u
n

(
P
r
n
t
c
I
n
)

I
r
o
l
e
i
n

d
i
p
e
r
I
u
k
a
n

u
n
l
u
k

p
e
r
l
u
n
l
u
h
a
n

d
a
n

p
e
n
g
g
a
n
l
i
a
n

s
e
I
-
s
e
I

y
a
n
g

r
u
s
a
k

a
l
a
u

n
a
l
i
.

I
r
o
l
e
i
n

d
a
r
i

n
a
k
a
n
a
n

h
a
r
u
s

d
i
u
l
a
h

n
e
n
j
a
d
i

a
s
a
n

a
n
i
n
o

s
e
l
e
I
u
n

d
i
s
e
r
a
p

o
I
e
h

s
e
I

n
u
k
o
s
a

u
s
u
s

d
a
n

d
i
l
a
v
a

k
e

h
a
l
i

n
e
I
a
I
u
i

p
e
n
l
u
I
u
h

d
a
r
a
h

v
e
n
a

p
o
r
l
a
.

S
u
n
l
e
r

p
r
o
l
e
i
n

d
a
p
a
l

d
i
p
e
r
o
I
e
h

d
a
r
i

p
r
o
l
e
i
n

h
e
v
a
n
i

(
i
k
a
n
,

u
d
a
n
g
,

k
e
r
a
n
g
,

k
e
p
i
l
i
n
g
,

d
a
g
i
n
g

a
y
a
n
,

h
a
l
i
,

l
e
I
u
r
,

s
u
s
u

d
a
n

k
e
j
u
)

d
a
n

p
r
o
l
e
i
n

n
a
l
a
l
i

(
k
a
c
a
n
g

l
a
n
a
h
,

k
a
c
a
n
g

n
e
r
a
h
,

k
a
c
a
n
g

h
i
j
a
u
,

k
e
d
e
I
a
i
,

l
a
h
u

d
a
n

l
e
n
p
e
)
.

S
u
n
l
e
r

p
r
o
l
e
i
n

l
e
r
I
e
n
g
k
a
p

l
e
r
d
a
p
a
l

d
a
I
a
n

s
u
s
u
,

l
e
I
u
r
,

k
e
j
u
,

k
e
l
i
g
a

n
a
k
a
n
a
n

l
e
r
s
e
l
u
l

j
u
g
a

n
e
n
g
a
n
d
u
n
g

z
a
l

k
a
p
u
r
,

z
a
l

l
e
s
i

d
a
n

v
i
l
a
n
i
n

.




3
.


5
u
m
b
c
r

P
c
n
g
a
t
u
r

d
a
n

P
c
!
I
n
d
u
n
g

(
M
I
n
c
r
a
!
,

V
I
t
a
m
I
n

d
a
n

A
I
r
)

U
n
s
u
r
-
u
n
s
u
r

l
e
r
s
e
l
u
l

d
i
g
u
n
a
k
a
n

u
n
l
u
k

n
e
I
i
n
d
u
n
g
i

l
u
l
u
h

d
a
r
i

s
e
r
a
n
g
a
n

p
e
n
y
a
k
i
l

d
a
n

p
e
n
g
a
l
u
r

k
e
I
a
n
c
a
r
a
n

n
e
l
a
l
o
I
i
s
n
e

d
a
I
a
n

l
u
l
u
h
.

I
l
u

n
e
n
y
u
s
u
i

n
i
n
u
n

a
i
r

s
e
d
i
k
i
n
y
a

3

I
i
l
e
r

s
e
l
i
a
p

h
a
r
i

(
a
n
j
u
r
k
a
n

i
l
u

u
n
l
u
k

n
i
n
u
n

s
e
l
i
a
p

k
a
I
i

h
a
l
i
s

n
e
n
y
u
s
u
i
)
.

S
u
n
l
e
r

z
a
l

p
e
n
g
a
l
u
r

d
i
p
e
r
o
I
e
h

d
a
r
i

s
e
n
u
a

j
e
n
i
s

s
a
y
u
r
a
n

d
a
n

l
u
a
h
-
l
u
a
h
a
n

s
e
g
a
r
.



E
.


C
n
n
t
n
h

M
c
n
u

u
n
t
u
k


I
b
u

N
I
f
a
s

1
.

M
a
k
a
n

p
a
g
i
:

n
a
s
i
,

u
r
a
p
,

s
a
y
u
r
,

i
k
a
n

l
a
n
d
e
n
g

g
o
r
e
n
g
,

k
u
d
a
p
a
n

(
d
o
n
a
l

d
a
n

y
o
g
h
u
r
l
)

2
.

M
a
k
a
n

s
i
a
n
g
:

n
a
s
i
,

a
y
a
n

g
o
r
i
n
g
,

r
e
n
p
e
y
e
k
,

r
e
l
o
n
,

s
a
y
u
r

n
a
n
g
k
a
,

j
e
r
u
k
,

k
u
d
a
p
a
n

(
k
o
I
a
k

p
i
s
a
n
g
)

3
.

M
a
k
a
n

n
a
I
a
n
:

n
a
s
i
,

s
e
n
u
r

d
a
g
i
n
g
,

p
e
p
e
s

l
a
h
u
,

c
a
p
c
a
y
,

p
a
p
a
y
a
,

k
u
d
a
p
a
n

(
u
l
i

n
e
r
a
h

g
o
r
e
n
g
)
.



Lampiran 8

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

1. Topik : ASI Eksklusif
2. Sasaran : Ny. A
3. Tempat : RB Marga Waluya Surakarta
4. Hari/Tanggal : 22 Agustus 2012
5. Waktu : 15 menit
6. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Setelah diberi penjelasan, ibu mengerti tentang pengertian dan manfaat
ASI eksklusif bagi bayi.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberi penjelasan diharapkan ibu:
1) Memahami tentang pengertian ASI eksklusif.
2) Memahami tentang manfaat ASI eksklusif.
3) Memahami cara dan frekuensi pemberian ASI eksklusif.
7. Materi: Materi terlampir
a. Pengertian ASI eksklusif.
b. Manfaat ASI eksklusif.
c. Cara dan frekuensi pemberian ASI eksklusif.
8. Metode : Ceramah
9. Media : Leaflet
10. Evaluasi : Ibu mengerti tentang pengertian, manfaat, cara dan
frekuensi pemberian ASI eksklusif bagi bayi.
11. Sumber : Ramaiah, S. 2006. ASI dan Menyusui Panduan Praktis
bagi Ibu Setelah Melahirkan. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.


Penanggung Jawab


Erlin Ika Wulan Sari












MATERI ASI EKSKLUSIF

A. Pengertian
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa cairan lain, seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, bahkan air putih sekalipun dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,
sampai bayi berusia 6 bulan.

B. Manfaat ASI Eksklusif
1. Sebagai nutrisi terbaik untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan
bayi sampai usia 6 bulan.
2. Meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat
kekebalan.
3. Mengandung laktoferin untuk mencegah pertumbuhan kuman penyakit.
4. Melindungi bayi dari alergi.
5. Tidak mudah tercemar.
6. Melindungi bayi dari infeksi.
7. Mudah dicerna.
8. Mengandung asam lemak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan otak, mata,
dan pembuluh darah yang sehat.
9. Mengandung vitamin yang cukup.
C. Cara dan Frekuensi Pemberian ASI Eksklusif
Pada hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan
selama 4 sampai 5 menit untuk merangsang produksi ASI dan membiasakan
puting susu dihisap oleh bayi. Setelah hari ke 4 sampai 5 biasanya boleh
disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan
selama 15 menit sampai 20 menit. Jika produksi ASI cukup dan ASI lancar
keluar, jumlah ASI yang terhisap bayi pada 5 menit pertama adalah kurang
lebih 122 ml. 5 menit kedua kurang lebih 64 ml, dan 5 menit terakhir kurang
lebih 16 ml.
Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand) karena bayi akan
menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi sehat dapat mengosongkan payudara
ibu dalam 5 sampai 7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam
waktu 2 jam.
Urutan dan cara menyusui yang benar antara lain sebagai berikut:
1. Ambilah posisi yang enak. Baringkan bayi di atas bantal, sehingga posisi
bayi saling berhadapan dengan ibu. Perut ibu berhadapan dan bersentuhan
dengan perut bayi.
2. Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menarik puting agar berdiri serta
keluarkan sedikit ASI untuk membasahi puting susu.
3. Puting sedikit diangkat ke atas, ke arah langit-langit mulut bayi.
4. Dekatkan puting ke arah pipi bayi sehingga menyentuh ujung mulutnya,
ini akan merangsang reflek menghisap pada bayi, sehingga bayi akan
mendekatkan mulutnya ke arah sentuhan.
5. Ulangi langkah 3 dan 4 beberapa kali sampai bayi akan memasukkan
puting kemulutnya.
6. Pastikan bahwa tidak hanya puting yang masuk ke dalam mulut bayi. Jika
bayi hanya menghisap puting saja maka kelenjar-kelenjar susu akan
mengalami tekanan dan dapat menyebabkan puting nyeri dan pecah-pecah.
Pastikan bahwa sebagian besar areola berada dalam mulut bayi. Jika perlu,
tetap tahan payudara dengan tangan.
7. Gunakan jari untuk menekan payudara menjauhi hidung bayi agar
pernapasan tidak terganggu.
8. Anda dapat mengetahui dengan pasti bahwa bayi anda sedang menyusu
bila terdapat gerakan yang kuat, teratur dan berirama tetap, yang terlihat
pada pipinya.
9. Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking ibu dimasukkan kemulut
bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan kebawah.
10. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan sekitar areola payudara. Biarkan kering dengan
sendirinya.
11. Menyendawakan bayi dengan tujuan untuk mengeluarkan udara dari
lambung supaya bayi tidak muntah setelah menyusu.
$
6
,

(
.
6
.
/
8
6
,
)


O
!
c
h
:

E
r
l
i
n

I
k
a

W
u
l
a
n

S
a
r
i

N
I
M
.

B
.

0
9
.
0
1
9


5
E
K
O
L
A
H

T
I
N
G
G
I

I
L
M
U

K
E
5
E
H
A
T
A
N

K
U
5
U
M
A

H
U
5
A
D
A

5
U
R
A
K
A
R
T
A

2
0
1
2

A
S
I

E
K
S
K
L
U
S
I
F

P
c
n
g
c
r
t
I
a
n

A
S
I

e
k
s
k
I
u
s
i
f

A
d
a
I
a
h

s
u
a
l
u

e
n
u
I
s
i

I
e
n
a
k

d
a
I
a
n

I
a
r
u
l
a
n

p
r
o
l
e
i
n
,

I
a
k
l
o
s
a

d
a
n

g
a
r
a
n
-
g
a
r
a
n

a
n
o
r
g
a
n
i
k

y
a
n
g

d
i
s
e
k
r
e
s
i

o
I
e
h

k
e
I
e
n
j
a
r

n
a
n
n
a
e

i
l
u

y
a
n
g

l
e
r
g
u
n
a

s
e
l
a
g
a
i

n
a
k
a
n
a
n

l
a
y
i
n
y
a
.

S
e
d
a
n
g
k
a
n

A
S
I

e
k
s
k
I
u
s
i
f

a
d
a
I
a
h

p
e
r
i
I
a
k
u

d
i
n
a
n
a

h
a
n
y
a

n
e
n
l
e
r
i
k
a
n

A
S
I

s
a
j
a

s
a
n
p
a
i

u
n
u
r

6

l
u
I
a
n

l
a
n
p
a

n
a
k
a
n
a
n

n
i
n
u
n
a
n

I
a
i
n

s
e
I
a
i
n

o
l
a
l

(
j
i
k
a

s
a
k
i
l
)
.


A
S
I

e
k
s
k
I
u
s
i
f

j
u
g
a

l
e
r
p
e
r
a
n

d
a
I
a
n

n
e
n
g
o
p
l
i
n
a
I
k
a
n

h
a
s
i
I

a
k
h
i
r

k
e
s
e
h
a
l
a
n
.

a
y
i

h
a
r
u
s

d
i
l
e
r
i

A
S
I

e
k
s
k
I
u
s
i
f

(
l
a
n
p
a

s
u
s
u

f
o
r
n
u
I
a

a
l
a
u

n
a
k
a
n
a
n

I
a
i
n

s
e
I
a
n
a

6

l
u
I
a
n

p
e
r
l
a
n
a
)
,

p
e
n
a
n
l
a
h
a
n

n
a
k
a
n
a
n

p
e
n
d
a
n
p
i
n
g

y
a
n
g

s
e
s
u
a
i

d
i
l
e
r
i
k
a
n

p
a
d
a

p
a
r
u
h

k
e
d
u
a

l
a
h
u
n

p
e
r
l
a
n
a

(
u
s
i
a

6

l
u
I
a
n

k
e

a
l
a
s
)
.


I
e
n
l
e
r
i
a
n

A
S
I

s
e
c
a
r
a

e
k
s
k
I
u
s
i
f

p
a
d
a

l
a
y
i

d
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a

l
e
r
I
a
n
d
a
s
k
a
n

k
e
p
u
l
u
s
a
n

M
e
n
l
e
r
i

K
e
s
e
h
a
l
a
n

R
I

N
o
.

4
5
O
/

M
e
n
.
K
e
s
/

S
K
/

I
V
/

2
O
O
4

l
a
n
g
g
a
I

7

A
p
r
i
I

2
O
O
4
.

I
n
i

j
u
g
a

n
e
n
g
a
c
u

p
a
d
a

r
e
s
o
I
u
s
i

W
o
r
I
d

H
e
a
I
l
h

A
s
s
e
n
l
I
y

(
W
H
A
.

2
O
O
1
)
.

D
i
s
i
l
u

d
i
k
a
l
a
k
a
n
,

u
n
l
u
k

n
e
n
c
a
p
a
i

p
e
r
l
u
n
l
u
h
a
n
,

p
e
r
k
e
n
l
a
n
g
a
n

d
a
n

k
e
s
e
h
a
l
a
n

o
p
l
i
n
a
I
,

l
a
y
i

h
a
r
u
s

d
i
l
e
r
i

A
S
I

e
k
s
k
I
u
s
i
f

s
e
I
a
n
a

6

l
u
I
a
n

p
e
r
l
a
n
a
,

s
e
I
a
n
j
u
l
n
y
a

u
n
l
u
k

k
e
c
u
k
u
p
a
n

n
u
l
r
i
s
i

l
a
y
i

n
u
I
a
i

d
i
l
e
r
i

n
a
k
a
n
a
n

p
e
n
d
a
n
p
i
n
g

A
S
I

y
a
n
g

c
u
k
u
p

d
a
n

a
n
a
n
,

d
e
n
g
a
n

p
e
n
l
e
r
i
a
n

A
S
I

d
i
I
a
n
j
u
l
k
a
n

s
a
n
p
a
i

u
s
i
a

2

l
a
h
u
n
.

A
S
I

n
e
r
u
p
a
k
a
n

s
a
n
l
a
p
a
n

p
e
r
l
a
n
a

d
a
n

u
l
a
n
a

l
a
g
i

l
a
y
i

l
a
r
u

I
a
h
i
r

s
e
r
l
a

l
e
r
l
a
i
k

d
a
n

a
I
a
n
i
a
h
,

n
e
n
g
a
n
d
u
n
g

s
e
n
u
a

z
a
l

g
i
z
i

s
e
s
u
a
i

k
e
l
u
l
u
h
a
n

u
n
l
u
k

p
e
r
l
u
n
l
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
n
l
a
n
g
a
n

l
a
y
i

y
a
n
g

o
p
l
i
n
a
I
.

I
e
r
n
a
s
a
I
a
h
a
n

d
a
I
a
n

p
e
n
l
e
r
i
a
n

A
S
I

e
k
s
k
I
u
s
i
f

a
d
a
I
a
h

n
a
s
i
h

r
e
n
d
a
h
n
y
a

p
e
n
a
h
a
n
a
n

i
l
u
,

k
e
I
u
a
r
g
a

d
a
n

n
a
s
y
a
r
a
k
a
l

l
e
n
l
a
n
g

A
S
I
.

K
e
l
i
a
s
a
a
n

n
e
n
l
e
r
i

n
a
k
a
n
a
n

a
l
a
u

n
i
n
u
n
a
n

s
e
c
a
r
a

d
i
n
i

p
a
d
a

s
e
l
a
g
i
a
n

n
a
s
y
a
r
a
k
a
l

j
u
g
a

n
e
n
l
e
r
i

p
e
n
i
c
u

d
a
r
i

k
u
r
a
n
g

l
e
r
h
a
s
i
I
n
y
a

p
e
n
l
e
r
i
a
n

A
S
I

e
k
s
k
I
u
s
i
f
.


D
i

I
n
d
o
n
e
s
i
a
,

p
e
n
l
e
r
i
a
n

A
S
I

n
a
s
i
h

l
e
I
u
n

o
p
l
i
n
a
I
,

h
a
n
y
a

4


l
a
y
i

l
a
r
u

I
a
h
i
r

y
a
n
g

d
i
s
u
s
u
i

p
a
d
a

j
a
n

p
e
r
l
a
n
a

k
e
I
a
h
i
r
a
n

(
2
6


p
a
d
a

h
a
r
i

y
a
n
g

s
a
n
a
)
,

h
a
n
y
a

3
9
,
5


y
a
n
g

n
e
n
y
u
s
u
i

s
e
c
a
r
a

e
k
s
k
I
u
s
i
f

O
-
6

l
u
I
a
n
.

R
e
k
o
n
e
n
d
a
s
i

W
H
O

n
e
n
y
u
s
u
i

e
k
s
k
I
u
s
i
f

p
a
d
a

6

l
u
I
a
n

p
e
r
l
a
n
a

l
e
I
u
n

o
p
l
i
n
a
I

d
i
I
a
k
s
a
n
a
k
a
n
.



M
a
n
f
a
a
t

A
5
I

E
k
s
k
!
u
s
I
f

p
a
d
a

6

B
u
!
a
n

P
c
r
t
a
m
a

I
e
d
o
n
a
n

i
n
l
e
r
n
a
s
i
o
n
a
I

y
a
n
g

n
e
n
g
a
n
j
u
r
k
a
n

p
e
n
l
e
r
i
a
n

A
S
I

e
k
s
k
I
u
s
i
f

s
e
I
a
n
a

6

l
u
I
a
n

p
e
r
l
a
n
a

d
i
d
a
s
a
r
k
a
n

p
a
d
a

l
u
k
l
i

i
I
n
i
a
h

l
e
n
l
a
n
g

n
a
n
f
a
a
l

A
S
I

l
a
g
i

d
a
y
a

l
a
h
a
n

l
u
l
u
h

l
a
y
i
,

p
e
r
l
u
n
l
u
h
a
n

d
a
n

p
e
r
k
e
n
l
a
n
g
a
n
n
y
a
.

A
S
I

e
n
n
l
e
r
i

s
e
n
u
a

e
n
e
r
g
i

d
a
n

z
a
l

g
i
z
i

(
n
u
l
r
i
s
i
)

y
a
n
g

d
i
l
u
l
u
h
k
a
n

l
a
y
i

s
e
I
a
n
a

6

l
u
I
a
n

p
e
r
l
a
n
a

h
i
d
u
p
n
y
a
.

I
e
n
l
e
r
i
a
n

A
S
I

e
k
s
k
I
u
s
i
f

n
e
n
g
u
r
a
n
g
i

l
i
n
g
k
a
l

k
e
n
a
l
i
a
n

l
a
y
i

y
a
n
g

d
i
s
e
l
a
l
k
a
n

l
e
r
l
a
g
a
i

p
e
n
y
a
k
i
l

y
n
a
g

u
n
u
n

n
e
n
i
n
p
a

a
n
a
k
-
a
n
a
k

s
e
p
e
r
l
i

d
i
a
r
e

d
a
n

r
a
d
a
n
g

p
a
r
u
,

s
e
r
l
a

n
e
n
p
e
r
c
e
p
a
l

p
e
n
u
I
i
h
a
n

l
i
I
a

s
a
k
i
l

d
a
n

n
e
n
l
a
n
l
u

n
e
n
j
a
r
a
n
g
k
a
n

k
e
I
a
h
i
r
a
n
.


Lampiran 9

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

1. Topik : Tanda Bahaya Nifas
2. Sasaran : Ny. A
3. Tempat : RB Marga Waluya Surakarta
4. Hari/Tanggal : 22 Agustus 2012
5. Waktu : 15 menit
6. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Setelah diberi penjelasan, ibu mengerti tentang tanda-tanda dan bahaya
yang terjadi selama masa nifas.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberi penjelasan diharapkan ibu:
1) Memahami tentang tanda-tanda masa nifas.
2) Memahami tentang bahaya masa nifas.
7. Materi: Materi terlampir
a. Tanda-tanda masa nifas.
b. Bahaya masa nifas.
8. Metode : Ceramah
9. Media : Leaflet

10. Evaluasi : Ibu mengerti tentang tentang tanda-tanda dan bahaya yang
terjadi selama masa nifas.
11. Sumber : Menkes. 2007. 9 Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas.
Available: http://bidandesa.com/9-deteksi-dini-komplikasi-
pada-masa-nifas.html. Diakses tanggal 23 Februari 2012.


Penanggung Jawab


Erlin Ika Wulan Sari












MATERI TANDA DAN BAHAYA MASA NIFAS

Berikut ini merupakan tanda bahaya yang sering terjadi pada masa nifas:
1. Perdarahan Pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500ml setelah bersalin
didefinisikan sebagai perdarahan pasca persalinan, terdapat beberapa masalah
mengenai definisi ini:
a. Perkiraan kehilangan darah biasannya tidak sebanyak yang sebenarnya,
kadang-kadang hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur
dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon,
handuk dan kain di dalam ember dan lantai.
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar
hemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat
menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada
anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat
fatal dari kehilangan darah.
c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan
kondisi ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
d. Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan
terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya
dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan
insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca
bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase
persalinan.
2. Infeksi Masa Nifas
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi
masa nifas masih merupakanpenyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital
merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinary,
payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI
tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat.
Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada
payudara atau adanya disuria.
3. Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik, serta Penglihatan Kabur
Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post
partum, bila disertai dengan tekanan darah yang tinggi.
4. Pembengkakan di Wajah atau Ekstremitas
Ini berhubungan dengan no 3.
5. Demam, Muntah, Rasa Sakit Waktu Berkemih
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air
kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia
epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang
akibat rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi,
hematom dinding vagina.


6. Payudara yang Berubah Menjadi Merah, Panas, dan Terasa Sakit.
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu
yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.
7. Kehilangan Nafsu Makan Dalam Waktu Yang Lama
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu
makan, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya
setelah bersalin berikan ibu minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula
untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah makanan yang sifatnya
ringan, karena alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya
kembali.
8. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena
manapun di pelvis yang mengalami dilatasi.
9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya
sendiri
Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang
dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa
nifas, kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan,
kecemasan akan kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan
rumah sakit, ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi.

7
$
1
'
$

%
$
+
$
<
$

1
,
)
$
6


O
!
c
h
:

E
r
l
i
n

I
k
a

W
u
l
a
n

S
a
r
i

N
I
M
.

B
.

0
9
.
0
1
9


5
E
K
O
L
A
H

T
I
N
G
G
I

I
L
M
U

K
E
5
E
H
A
T
A
N

K
U
5
U
M
A

H
U
5
A
D
A

5
U
R
A
K
A
R
T
A

2
0
1
2

T
A
N
D
A

B
A
H
A
Y
A

N
I
F
A
5


M
a
s
a

n
i
f
a
s

(
3
X
H
U
S
H
U
L
X
P
)

a
d
a
I
a
h

d
i
n
u
I
a
i

s
e
l
e
I
a
h

k
e
I
a
h
i
r
a
n

p
I
a
s
e
n
l
a

d
a
n

l
e
r
a
k
h
i
r

k
e
l
i
k
a

a
I
a
l
-
a
I
a
l

k
a
n
d
u
n
g
a
n

k
e
n
l
a
I
i

s
e
p
e
r
l
i

k
e
a
d
a
a
n

s
e
l
e
I
u
n

h
a
n
i
I
.

M
a
s
a

n
i
f
a
s

l
e
r
I
a
n
g
s
u
n
g

s
e
I
a
n
a

k
i
r
a
-
k
i
r
a

6
-
8

n
i
n
g
g
u
.

e
r
i
k
u
l

i
n
i

n
e
r
u
p
a
k
a
n

l
a
n
d
a

l
a
h
a
y
a

y
a
n
g

s
e
r
i
n
g

l
e
r
j
a
d
i

p
a
d
a

n
a
s
a

n
i
f
a
s
:

1
.


P
c
r
d
a
r
a
h
a
n

P
c
r
v
a
g
I
n
a
m

I
e
r
d
a
r
a
h
a
n

p
e
r
v
a
g
i
n
a
n

y
a
n
g

n
e
I
e
l
i
h
i

5
O
O
n
I

s
e
l
e
I
a
h

l
e
r
s
a
I
i
n

d
i
d
e
f
i
n
i
s
i
k
a
n

s
e
l
a
g
a
i

p
e
r
d
a
r
a
h
a
n

p
a
s
c
a

p
e
r
s
a
I
i
n
a
n
,

l
e
r
d
a
p
a
l

l
e
l
e
r
a
p
a

n
a
s
a
I
a
h

n
e
n
g
e
n
a
i

d
e
f
i
n
i
s
i

i
n
i
:

a
.

I
e
r
k
i
r
a
a
n

k
e
h
i
I
a
n
g
a
n

d
a
r
a
h

l
i
a
s
a
n
n
y
a

l
i
d
a
k

s
e
l
a
n
y
a
k

y
a
n
g

s
e
l
e
n
a
r
n
y
a
,

k
a
d
a
n
g
-
k
a
d
a
n
g

h
a
n
y
a

s
e
l
e
n
g
a
h

d
a
r
i

l
i
a
s
a
n
y
a
.

D
a
r
a
h

l
e
r
s
e
l
u
l

l
e
r
c
a
n
p
u
r

d
e
n
g
a
n

c
a
i
r
a
n

a
n
n
i
o
n

a
l
a
u

d
e
n
g
a
n

u
r
i
n
e
,

d
a
r
a
h

j
u
g
a

l
e
r
s
e
l
a
r

p
a
d
a

s
p
o
n
,

h
a
n
d
u
k

d
a
n

k
a
i
n

d
i

d
a
I
a
n

e
n
l
e
r

d
a
n

I
a
n
l
a
i
.

l
.

V
o
I
u
n
e

d
a
r
a
h

y
a
n
g

h
i
I
a
n
g

j
u
g
a

l
e
r
v
a
r
i
a
s
i

a
k
i
l
a
l
n
y
a

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

k
a
d
a
r

h
e
n
o
g
I
o
l
i
n

i
l
u
.

S
e
o
r
a
n
g

i
l
u

d
e
n
g
a
n

k
a
d
a
r

H
l

n
o
r
n
a
I

a
k
a
n

d
a
p
a
l

n
e
n
y
e
s
u
a
i
k
a
n

d
i
r
i

l
e
r
h
a
d
a
p

k
e
h
i
I
a
n
g
a
n

d
a
r
a
h

y
a
n
g

a
k
a
n

l
e
r
a
k
i
l
a
l

f
a
l
a
I

p
a
d
a

a
n
e
n
i
a
.

S
e
o
r
a
n
g

i
l
u

y
a
n
g

s
e
h
a
l

d
a
n

l
i
d
a
k

a
n
e
n
i
a

p
u
n

d
a
p
a
l

n
e
n
g
a
I
a
n
i

a
k
i
l
a
l

f
a
l
a
I

d
a
r
i

k
e
h
i
I
a
n
g
a
n

d
a
r
a
h
.

c
.

I
e
r
d
a
r
a
h
a
n

d
a
p
a
l

l
e
r
j
a
d
i

d
e
n
g
a
n

I
a
n
l
a
l

u
n
l
u
k

j
a
n
g
k
a

v
a
k
l
u

l
e
l
e
r
a
p
a

j
a
n

d
a
n

k
o
n
d
i
s
i

i
n
i

d
a
p
a
l

l
i
d
a
k

d
i
k
e
n
a
I
i

s
a
n
p
a
i

l
e
r
j
a
d
i

s
y
o
k
.

d
.

I
e
n
i
I
a
i
a
n

r
e
s
i
k
o

p
a
d
a

s
a
a
l

a
n
l
e
n
a
l
a
I

l
i
d
a
k

d
a
p
a
l

n
e
n
p
e
r
k
i
r
a
k
a
n

a
k
a
n

l
e
r
j
a
d
i
n
y
a

p
e
r
d
a
r
a
h
a
n

p
a
s
c
a

p
e
r
s
a
I
i
n
a
n
.

I
e
n
a
n
g
a
n
a
n

a
k
l
i
f

k
a
I
a

I
I
I

s
e
l
a
i
k
n
y
a

d
i
I
a
k
u
k
a
n

p
a
d
a

s
e
n
u
a

v
a
n
i
l
a

y
a
n
g

l
e
r
s
a
I
i
n

k
a
r
e
n
a

h
a
I

i
n
i

d
a
p
a
l

n
e
n
u
r
u
n
k
a
n

i
n
s
i
d
e
n

p
e
r
d
a
r
a
h
a
n

p
a
s
c
a

p
e
r
s
a
I
i
n
a
n

a
k
i
l
a
l

a
l
o
n
i
a

u
l
e
r
i
.

S
e
n
u
a

i
l
u

p
a
s
c
a

l
e
r
s
a
I
i
n

h
a
r
u
s

d
i
p
a
n
l
a
u

d
e
n
g
a
n

k
e
l
a
l

u
n
l
u
k

n
e
n
d
i
a
g
n
o
s
i
s

p
e
r
d
a
r
a
h
a
n

f
a
s
e

p
e
r
s
a
I
i
n
a
n
.

2
.


I
n
f
c
k
s
I

M
a
s
a

N
I
f
a
s

e
l
e
r
a
p
a

l
a
k
l
e
r
i

d
a
p
a
l

n
e
n
y
e
l
a
l
k
a
n

i
n
f
e
k
s
i

s
e
l
e
I
a
h

p
e
r
s
a
I
i
n
a
n
,

I
n
f
e
k
s
i

n
a
s
a

n
i
f
a
s

n
a
s
i
h

n
e
r
u
p
a
k
a
n
p
e
n
y
e
l
a
l

l
e
r
l
i
n
g
g
i

A
K
I
.

I
n
f
e
k
s
i

a
I
a
l

g
e
n
i
l
a
I

n
e
r
u
p
a
k
a
n

k
o
n
p
I
i
k
a
s
i

n
a
s
a

n
i
f
a
s
.

I
n
f
e
k
s
i

y
a
n
g

n
e
I
u
a
s

k
e
s
a
I
u
r
a
n

u
r
i
n
a
r
y
,

p
a
y
u
d
a
r
a
,

d
a
n

p
a
s
c
a

p
e
n
l
e
d
a
h
a
n

n
e
r
u
p
a
k
a
n

s
a
I
a
h

s
a
l
u

p
e
n
y
e
l
a
l

l
e
r
j
a
d
i
n
y
a

A
K
I

l
i
n
g
g
i
.

C
e
j
a
I
a

u
n
u
n

i
n
f
e
k
s
i

l
e
r
u
p
a

s
u
h
u

l
a
d
a
n

p
a
n
a
s
,

n
a
I
a
i
s
e
,

d
e
n
y
u
l

n
a
d
i

c
e
p
a
l
.

C
e
j
a
I
a

I
o
k
a
I

d
a
p
a
l

l
e
r
u
p
a

U
l
e
r
u
s

I
e
n
l
e
k
,

k
e
n
e
r
a
h
a
n

d
a
n

r
a
s
a

n
y
e
r
i

p
a
d
a

p
a
y
u
d
a
r
a

a
l
a
u

a
d
a
n
y
a

d
i
s
u
r
i
a
.


3
.


5
a
k
I
t

K
c
p
a
!
a
,

N
y
c
r
I

E
p
I
g
a
s
t
r
I
k
,

s
c
r
t
a

P
c
n
g
!
I
h
a
t
a
n

K
a
b
u
r

C
e
j
a
I
a
-
g
e
j
a
I
a

i
n
i

n
e
r
u
p
a
k
a
n

l
a
n
d
a
-
l
a
n
d
a

l
e
r
j
a
d
i
n
y
a

L
k
I
a
n
p
s
i
a

p
o
s
l

p
a
r
l
u
n
,

l
i
I
a

d
i
s
e
r
l
a
i

d
e
n
g
a
n

l
e
k
a
n
a
n

d
a
r
a
h

y
a
n
g

l
i
n
g
g
i
.

4
.

P
c
m
b
c
n
g
k
a
k
a
n

d
I

W
a
j
a
h

a
t
a
u

E
k
s
t
r
c
n
I
t
a
s

I
n
i

l
e
r
h
u
l
u
n
g
a
n

d
e
n
g
a
n

n
o

3
.

5
.

D
c
m
a
m
,

M
u
n
t
a
h
,

R
a
s
a

5
a
k
I
t

W
a
k
t
u

B
c
r
k
c
m
I
h

I
a
d
a

n
a
s
a

n
i
f
a
s

d
i
n
i

s
e
n
s
i
l
i
f
i
l
a
s

k
a
n
d
u
n
g

k
e
n
i
h

l
e
r
h
a
d
a
p

l
e
g
a
n
g
a
n

a
i
r

k
e
n
i
h

d
i

d
a
I
a
n

v
e
s
i
k
a

s
e
r
i
n
g

n
e
n
u
r
u
n

a
k
i
l
a
l

l
r
a
u
n
a

p
e
r
s
a
I
i
n
a
n

s
e
r
l
a

a
n
a
I
g
e
s
i
a

e
p
i
d
u
r
a
I

a
l
a
u

s
p
i
n
a
I
.

S
e
n
s
a
s
i

p
e
r
e
g
a
n
g
a
n

k
a
n
d
u
n
g

k
e
n
i
h

j
u
g
a

n
u
n
g
k
i
n

l
e
r
k
u
r
a
n
g

a
k
i
l
a
l

r
a
s
a

l
i
d
a
k

n
y
a
n
a
n
,

y
a
n
g

d
i
l
i
n
l
u
I
k
a
n

o
I
e
h

e
p
i
o
s
o
n
i

y
a
n
g

I
e
l
a
r
,

I
a
s
e
r
a
s
i
,

h
e
n
a
l
o
n

d
i
n
d
i
n
g

v
a
g
i
n
a
.


6
.

P
a
y
u
d
a
r
a

y
a
n
g

B
c
r
u
b
a
h

M
c
n
j
a
d
I

M
c
r
a
h
,

P
a
n
a
s
,

d
a
n

T
c
r
a
s
a

5
a
k
I
t
.

D
i
s
e
l
a
l
k
a
n

o
I
e
h

p
a
y
u
d
a
r
a

y
a
n
g

l
i
d
a
k

d
i
s
u
s
u

s
e
c
a
r
a

a
d
e
k
u
a
l
,

p
u
l
l
i
n
g

s
u
s
u

y
a
n
g

I
e
c
e
l
,

H

y
a
n
g

l
e
r
I
a
I
u

k
e
l
a
l
,

i
l
u

d
e
n
g
a
n

d
i
e
l

j
e
I
e
k
,

k
u
r
a
n
g

i
s
l
i
r
a
h
a
l
,

a
n
e
n
i
a
.


7
.

K
c
h
I
!
a
n
g
a
n

N
a
f
s
u

M
a
k
a
n

D
a
!
a
m

W
a
k
t
u

Y
a
n
g

L
a
m
a

K
e
I
e
I
a
h
a
n

y
a
n
g

a
n
a
l

l
e
r
a
l

s
e
l
e
I
a
h

p
e
r
s
a
I
i
n
a
n

d
a
p
a
l

n
e
n
g
g
a
n
g
g
u

n
a
f
s
u

n
a
k
a
n
,

s
e
h
i
n
g
g
a

i
l
u

l
i
d
a
k

i
n
g
i
n

n
a
k
a
n

s
a
n
p
a
i

k
e
I
e
I
a
h
a
n

i
l
u

h
i
I
a
n
g
.

H
e
n
d
a
k
n
y
a

s
e
l
e
I
a
h

l
e
r
s
a
I
i
n

l
e
r
i
k
a
n

i
l
u

n
i
n
u
n
a
n

h
a
n
g
a
l
,

s
u
s
u
,

k
o
p
i

a
l
a
u

l
e
h

y
a
n
g

l
e
r
g
u
I
a

u
n
l
u
k

n
e
n
g
e
n
l
a
I
i
k
a
n

l
e
n
a
g
a

y
a
n
g

h
i
I
a
n
g
.

e
r
i
k
a
n
I
a
h

n
a
k
a
n
a
n

y
a
n
g

s
i
f
a
l
n
y
a

r
i
n
g
a
n
,

k
a
r
e
n
a

a
I
a
l

p
e
n
c
e
r
n
a
a
n

p
e
r
I
u

i
s
l
i
r
a
h
a
l

g
u
n
a

n
e
n
u
I
i
h
k
a
n

k
e
a
d
a
a
n
y
a

k
e
n
l
a
I
i
.

8
.

R
a
s
a

s
a
k
I
t
,

m
c
r
a
h
,

!
u
n
a
k

d
a
n

p
c
m
b
c
n
g
k
a
k
a
n

d
I

k
a
k
I

S
e
I
a
n
a

n
a
s
a

n
i
f
a
s

d
a
p
a
l

l
e
r
l
e
n
l
u
k

l
h
r
o
n
l
u
s

s
e
n
e
n
l
a
r
a

p
a
d
a

v
e
n
a
-
v
e
n
a

n
a
n
a
p
u
n

d
i

p
e
I
v
i
s

y
a
n
g

n
e
n
g
a
I
a
n
i

d
i
I
a
l
a
s
i
.


9
.

M
c
r
a
s
a

s
c
d
I
h

a
t
a
u

t
I
d
a
k

m
a
m
p
u

m
c
n
g
a
s
u
h

s
c
n
d
I
r
I

b
a
y
I
n
y
a

d
a
n

d
I
r
I
n
y
a

s
c
n
d
I
r
I

I
e
n
y
e
l
a
l
n
y
a

a
d
a
I
a
h

k
e
k
e
c
e
v
a
a
n

e
n
o
s
i
o
n
a
I

l
e
r
c
a
n
p
u
r

r
a
s
a

l
a
k
u
l

y
a
n
g

d
i
a
I
a
n
i

k
e
l
a
n
y
a
k
a
n

v
a
n
i
l
a

h
a
n
i
I

d
a
n

n
e
I
a
h
i
r
k
a
n
,

r
a
s
a

n
y
e
r
i

p
a
d
a

a
v
a
I

n
a
s
a

n
i
f
a
s
,

k
e
I
e
I
a
h
a
n

a
k
i
l
a
l

k
u
r
a
n
g

l
i
d
u
r

s
e
I
a
n
a

p
e
r
s
a
I
i
n
a
n

d
a
n

s
e
l
e
I
a
h

n
e
I
a
h
i
r
k
a
n
,

k
e
c
e
n
a
s
a
n

a
k
a
n

k
e
n
a
n
p
u
a
n
n
y
a

u
n
l
u
k

n
e
r
a
v
a
l

l
a
y
i
n
y
a

s
e
l
e
I
a
h

n
e
n
i
n
g
g
a
I
k
a
n

r
u
n
a
h

s
a
k
i
l
,

k
e
l
a
k
u
l
a
n

a
k
a
n

n
e
n
j
a
d
i

l
i
d
a
k

n
e
n
a
r
i
k

I
a
g
i
.

Anda mungkin juga menyukai