Anda di halaman 1dari 30

PELATIHAN DASAR MANAJEMEN BENCANA.

Latar belakang
Indonesia khususnya Nias daerah rawan
bencana, karena alam dan ulah manusia
Penanganan bencana saat ini lebih bersifat
responsif dibanding preventifnya
Penanganan bencana harus dititikberatkan
pada pencegahan
Oleh karena itu, upaya pencegahan dan
mitigasi perlu terus ditingkatkan.
BAHAYA DAN BENCANA
Bahaya akan dapat berubah menjadi
bencana, jika telah menimbulkan:
Korban jiwa manusia,
Kerusakan dan atau kerugian harta benda,
Kerusakan lingkungan
Bahaya tidak akan menjadi bencana, jika
kita mampu untuk mengatasi (mencegah
atau menghindarinya)
Kerentanan
Yaitu keadaan atau sifat/perilaku
manusia atau masyarakat yang
menyebabkan ketidakmampuan
menghadapi bahaya atau ancaman.
Kerentanan ini dapat bersifat :
Fisik
Ekonomi
Sosial
Mana yang lebih rentan?
Orang Dewasa atau Anak-anak
Orang Muda atau Lanjut Usia
Laki-laki atau Perempuan
Orang Normal atau Orang Cacat
Orang Sehat atau Orang Sakit
Orang Kaya atau Orang Miskin
Orang Berpengetahuan atau Orang Tidak
Berpengetahuan

Contoh Perilaku yang rentan
Penduduk yang tinggal :
ditepi sungai
dikaki bukit
dilereng gunung api
dipinggir pantai
Penduduk yang melakukan kegiatan:
membuka ladang dengan cara membakar
menambang batu /bahan tambang,
membuang sampah di sungai,
penebangan liar dll.
Kerentanan dan Kemampuan
Kerentanan dapat dikurangi dengan cara
meningkatkan kemampuan, a.l.:
Membuat aturan atau pedoman
Mematuhi aturan dan tata-ruang
Menghentikan kebiasaan atau perilaku
yang berakibat buruk
Membuat bangunan yang tahan dan
mampu menghadapi bahaya atau
ancaman
Melakukan pelatihan, pendidikan dan
gladi
TERJADINYA BENCANA
Bahaya
Kerentanan
RESIKO
BENCANA
Pemicu
Kejadian
BENCANA
RESIKO
segala kemungkinan yang diperkirakan dapat
terjadi pada suatu seseorang atau masyarakat
disuatu tempat.
Semua orang atau masyarakat dimanapun
berada, selalu mempunyai resiko terjadi bencana
(besar ataupun kecil)
BESARNYA RESIKO
Resiko tersebut ditentukan oleh besarnya:
Ancaman bahaya (H)
Kerentanan (V)
Kemampuan (C)
Jika bahaya besar, resikonya juga besar
Jika kerentanan tinggi, resikonya juga tinggi
Tetapi jika kemampuannya tinggi, maka resikonya
menjadi rendah

MENGURANGI RESIKO BENCANA
Untuk mengurangi resiko bencana, maka:
Jauhi atau jauhkan bahaya dari anda, karena
bahaya sulit dikendalikan.
Tinggalkan kegiatan, perilaku atau kebiasaan yang
dapat menimbulkan bencana.
Tingkatkan kesadaran, pengetahuan dan
kemampuan menghadapi bahaya yang ada di sekitar
anda.
Lakukan pelatihan untuk meningkatkan
kesiapsiagaan masyarakat.

MANAJEMEN BENCANA
Definisi:
Segala upaya atau kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka pencegahan,
mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat
dan pemulihan berkaitan dengan bencana
yang dilakukan pada sebelum, pada saat
dan setelah bencana.
Pencegahan
dan Mitigasi
Kesiapsiagaan
Tanggap
Darurat
Pemulihan
BENCANA
Pra Bencana
Pasca
Bencana
Tanggap Darurat
FOKUS
Pencegahan
dan Mitigasi
Pencegahan (prevention)
Upaya yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya bencana (jika mungkin
dengan meniadakan bahaya).
Misalnya:
- Melarang pembakaran hutan
dalam perladangan
- Melarang penambangan batu di
daerah yang curam.
Mitigasi
Upaya yang dilakukan untuk meminimalkan
dampak yang ditimbulkan oleh bencana.

Ada 2 bentuk mitigasi :
- Mitigasi struktural ; berupa buatan maupun
alami. (membuat chekdam, bendungan,
tanggul sungai, dll.)
- Mitigasi non struktural (peraturan, tata
ruang, pelatihan) termasuk spiritual.

Persamaan dan Perbedaan Pencegahan & Mitigasi
Persamaan Perbedaan

- Bertujuan mengurangi
resiko bencana



Pencegahan
Menitik beratkan pada
upaya menghilangkan
resiko
Mitigasi
Lebih fokus pada
pengurangan skala &
besaran intensitas
sebuah ancaman


- Berfokus pada
ancaman bencana

MITIGASI STRUKTURAL
Perencanaan tapak/lokasi
Pengkajian kekuatan yang diakibatkan
oleh fenomena alam.
Perencanaan dan analisis struktural
Perencanaan detil komponen bangunan
Konstruksi dengan material yang sesuai
Keahlian yang disertai dengan cukup
supervisi.
PRINSIP-PRINSIP MITIGASI
Bencana adalah titik awal upaya mitigasi bagi
bencana serupa berikutnya.
Upaya mitigasi itu kompleks, saling ter-
gantung dan melibatkan banyak pihak
Upaya mitigasi aktif lebih efektif dibanding
upaya mitigasi pasif
Jika sumberdaya terbatas, prioritas harus
diberikan kepada kelompok rentan
Upaya mitigasi memerlukan pemantauan dan
evaluasi terus menerus untuk mengetahui
perubahan situasi.

STRATEGI MITIGASI
Mitigasi harus diintegrasikan dalam program
pembangunan yg lebih besar
Pemilihan upaya mitigasi harus didasarkan atas
biaya dan manfaat.
Agar dapat diterima masyarakat, mitigasi harus
menunjukkan hasil yg segera tampak dari pada yg
tidak kelihatan.
Upaya mitigasi harus dimulai dari yang mudah
dilaksanakan segera setelah bencana
Mitigasi dilakukan dengan cara meningkatkan
kemampuan lokal dalam manajemen dan
perencanaan.
KOMPONEN MITIGASI
Peraturan Perundangan
Pemberian Insentif
Pelatihan dan Pendidikan
Kepedulian Masyarakat
Pengembangan Kelembagaan
Sistem Peringatan
Sistem Budidaya Pertanian

PERATURAN PERUNDANGAN
Undang-undang :
Penanganan Bencana
Sumberdaya Air
Lingkungan Hidup
Rencana Tata Ruang Wilayah
Peraturan Bangunan (building code)
Prosedur Tetap
Pedoman dsb.

PEMBERIAN INSENTIF
Pemerintah harus memberikan subsidi atau
berupa pengurangan pajak kepada para
perorangan atau pengusaha yang telah
menerapkan upaya-upaya mitigasi dalam
setiap kegiatannya.
Pemerintah dapat pula memberikan bantuan
teknis dengan menerapkan upaya mitigasi
untuk pekerjaan konstruksi
PELATIHAN DAN PENDIDIKAN
Memasukkan upaya mitigasi dalam
kurikulum pelajaran sekolah
Memberikan pelatihan manajemen
bencana kepada para pejabat publik,
mahasiswa teknik, pengembang, dll.
Jenis pelatihan yang diberikan tentang
manajemen resiko bencana, rencana
kontinjensi, dan pelatihan teknis lainnya
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Membentuk dan memperkuat
kelembagaan yang berkaitan dengan
penanggulangan bencana yang
mempunyai kemampuan dan ketrampilan.
Menciptakan kelembagaan dengan
mekanisme penanganan yang efektif
Menjalin kerjasama antar lembaga.

SISTEM PERINGATAN
Masa yang paling kritis adalah waktu
antara pemberian peringatan dengan
langkah penanganan.
Evakuasi dapat dilakukan, jika sudah
ada kejelasan tentang dampak
ancaman
Diseminasi peringatan dapat
disampaikan menggunakan beberapa
cara untuk menjamin efektivitasnya.

SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN
Membuat jalur-jalur tanaman untuk
mematahkan alur angin
Diversifikasi jenis tanaman
Menerapkan pola tanam dan panen
Program penyimpanan untuk cadangan
pada saat kekurangan pangan

Mitigasi per Jenis Bencana
Mitigasi harus dilaksanakan sesuai
dengan karakteristik jenis bencana.
Masing-masing jenis bencana
mempunyai cara berbeda dalam
upaya mitigasinya.
Sekian dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai