Hubungan antara kepatuhan pengobatan glukoma, teknik tetes mata, dan
keparahan kecacatan bidang visual
Abstrak TujuanTujuan penelitian adalah menyelidiki: (a) bagaimana kepatuhan pasien dan teknik tetes mata berhubungan dengan keparahan kecacatan bidang visual dan (b) bagaimana efikasi diri kepatuhan glukoma umum dan efikasi diri teknik tetes mata berhubungan dengan keparahan kecacatan bidang visual. RancanganPenelitian cross-sectional dijalankan pada satu tempat praktik swasta. PartisipanPasien dengan pengobatan tetes mata untuk glukoma mereka. Metodeami mengukur kepatuhan subyek pada pengobatan glukoma melalui perangkat !istem Pengamatan ejadian Pengobatan ("#"!) dan memeriksa teknik penggunaan tetes mata dengan perekam video. ami mengukur efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum menggunakan skala $% item dan efikasi diri teknik tetes mata menggunakan skala & item. 'egresi logistik multivariable digunakan untuk menganalisis data. Ukuran hasil utamakeparahan kecacatan bidang visual HasilPasien yang kurang dari (%) patuh menurut tutup "#"! secara signifikan lebih mungkin mengalami keparahan kecacatan yang lebih buruk. Pasien dengan skor yang lebih rendah dalam skala efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum juga secara signifikan lebih mungkin mengalami keparahan kecacatan yang lebih buruk. Teknik tetes mata dan efikasi teknik tetes mata tidak berhubungan signifikan pada keparahan kecacatan bidang visual. KesimpulanPenyedia perawatan mata perlu menilai kepatuhan pasien dan bekerja dengan pasien dengan kepatuhan rendah untuk menemukan cara meningkatkan kemampuan dan efikasi diri mereka dalam menggunakan pengobatan glukoma. atar !elakang epatuhan rendah pada pengobatan glukoma yang diresepkan telah dinyatakan selama bertahun-tahun dan penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa korelasi antara estimasi kepatuhan pengobatan pasien dari penyedia dan kepatuhan yang diukur sebenarnya pada pasien tersebut cukup rendah. *emikian juga+ ada peningkatan perhatina pada penelitian kepatuhan pengobatan glukoma. *itemukan hubungan langsung antara kepatuhan pasien dan hasil pasien pada penyakita kronis lain seperti diabetes+ asma+ dan hipertensi tapi+ sepengetahuan kami+ hanya sedikit penelitian yang mempelajari hubungan antara kepatuhan pengobatan glukoma dan keparahan kecacatan bidang visual pada glukoma. epatuhan pengobatan glukoma dapat diukur dalam beberapa cara+ termasuk self- report+ laporan isi ulang farmasi+ pengawasan elektronik+ dan observasi langsung. "asih belum jelas metode pengukuran kepatuhan mana yang memiliki korelasi terbaik dengan hasil yang signifikan secara klinis. ,ontohnya+ onstas dkk. menemukan bahwa pasien dengan ketidakpatuhan pada tetes mata glukoma mereka yang dilaporkan sendiri mengalami kehilangan bidang visual yang lebih buruk. 'ossi dkk. menemukan bahwa dengan menggunakan pengawasan kepatuhan elektronik+ pasien dengan bidang visual stabil selama periode satu tahun memiliki tingkat kepatuhan rata-rata sebesar (-) dan pasien yang memburuk memiliki tingkat kepatuhan rata-rata sebesar .$). *alam penelitian lain+ kepatuhan pengobatan yang lebih buruk yang diukur moitor elektronik dikaitkan dengan tren skor bidang visual yang lebih buruk. !tone dkk menemukan tren teknik penggunakan tetes mata yang lebih baik untuk pasien dengan keparahan glukoma yang lebih ringan. /bservasi teknik penggunaan tetes mata dan kepatuhan yang dilaporkan sendiri adalah metode pengukuran kepatuhan yang tersedia untuk penyedia dalam setting klinis+ tapi self-report sering melebih-lebihkan kepatuhan. 0amun+ ada dua instrumen+ skala efikasi diri pengobatan glukoma umum dan skala efikasi diri teknis tetes mata yang mudah digunakan. 1asil skoring instrrmen ini ditunjukkan masing-masing berhubungan signifikan dengan kepatuhan pengobatan glukoma sebenarnya dan teknis tetes mata. Tujuan penelitian ini adalah menyelidiki: (a) bagaimana kepatuhan pasien dan teknik tetes mata berhubungan dengan keparahan kecacatan bidang visual dan (b) bagaimana efikasi diri kepatuhan glukoma umum dan efikasi diri teknik tetes mata berhubungan dengan keparahan kecacatan bidang visual. Metode Rancangan Penelitian ini dilakukan di satu tempak praktik swasta dan menggunakan rancangan cross-section. !emua pasien yang memenuhi syarat didekati untuk didaftarkan. 2rafik disaring terlebih dahulu oleh staf penelitian sebelum jadwal janji berkala pasien berdasarkan jadwal janji untuk hari itu. !emau subyek memberi persetujuan sebelum pendaftaran dan protokol mengikuti aturan *eklarasi 1elsinki3 penelitian disetujui oleh *ewan Pnegkaji 4embaga 5ndependen 6arat *aya+ 7ort 8orth+ T9 dan mengikuti :: esehatan dan Portabilitas dan ;kuntabilitas ;suransi. Prosedur Pada kunjungan awal+ subyek mengisi kuestioner demografis dan kemudian menunjukkan teknik pengugnaan tetes mata biasa mereka sambil direkam (9acti ,- <P,3 !anyo #lectric ,o. 4td+ /saka+ =epang). !emua subyek menggunakan tetesan dari botol polietilen steril kepadatan rendah - ml yangdipenuhi dengan air mata buatan steril. !ubyek diberi perangkat tutup !istem Pengamatan ejadian Pengobatan ("#"!) aktif dan botol obat untuk setiap botol tetes mata hipotensif yang digunakan. "etode penilaian kepatuhan ini sukses digunakan di penelitian- penelitian sebelumnya. !emua subyek diajari cara benar menggunakan perangkat tutup "#"! dan diinstruksikan untuk tidak mengubah perawatan biasa yang diresepkan pada mereka. Pada kunjungan follow-up $ bulan kemudian+ subyek diminta mengisi kuestioner efikasi diri pengobatan glukoma dan semua perangkat tutup "#"! diperiksa untuk melihat umur baterai dan fungsi perekaman yang benar. !ubyek mengembalikan semua tutup "#"! pada kunjungan > bulan dan subyek tanpa bidang visual terbaru (dalam ? bulan pendaftaran) menjalani pengujian saat itu. Populasi Penelitian ami memasukkan semua subyek dengan diagnosis glukoma+ yang menggunakan $ obat hipotensif topikal atau lebih pada satu atau kedua mata. !ubyek hanya dikeluarkan jika tidak menggunakan obat mereka sendiri+ jika mereka tidak datang pada semua kunjungan follow-up penelitian+ atau jika mereka memiliki hipersensitivitas pada air mata buatan yang dijual. !ubyek diwajibkan melakukan pemeriksaan ophthalmic menyeluruh dalam waktu & bulan sebelumnya. Pengukuran ,iri-ciri subyek@ami mengukur umur dan lama pendidikan sebagai variabel berkelanjutan. 'as pada awalnya diukur sebagai variabel kategoris dan kemudian didikotomikan untuk analisis multivariable (conothnya+ ulit Putih+ non-ulit Putih). 2ender diukur sebagai vairabel dikotomi. =umlah pengumabahn glukoma yang digunakan subyek diukur sebagai variabel berkelanjutan dan kemudian dikodekan ulang menjadi satu lawan dua atau lebih untuk analisis multivariable. 4ama waktu menderita glukoma diukur dengan kategori respons berikut ini: dua tahun atau kurang+ lebih daru dua tahun hingga kurang dari lima tahun+ lima tahun atau lebih. ecacatan bidang visual diklasifikasikan sebagai ringan (rata-rata deviasi A -&d6)+ menengah (rata-rata deviasi B -& tapi C -$.d6)+ atau parah (rata-rata deviasi Dd6) menurut kriteria 1odopp-;nderson. !atu bidang visual digunakan dalam penelitian ini+ hanya yang terbaru (dalam waktu ? bulan bergabung) diperbolehkan dan strategi pengujian berragam berdasarkan apa yang tepat bagi keparahan kecacatan pasien (.E-. atau $%-.) atau hFo reliabilitas (!! vs. !5T;- 7ast). 1anya strategi !5T; yang digunakan dari mesin 1<7-;. =ika bidang visual terbaru (? bulan) tidak tersedia+ pasien menyelesaikan pengujian selama bergabung dengan penelitian. *igunakan parameter reliabiliitas kurang dari .%). Teknik penggunaan tetes mata@!ubyek pertama-tama dibawa ke ruang pemeriksaan dengan wastafel+ sabun+ handuk dan cermin3 mereka diinstruksikan secara seragam untuk menggunakan air mata buatan seperti cara mereka menggunakan obat di rumah. Proses ini direkam secara digital. !ebelum analisis rekaman+ dibuat daftar komprehsif item yang dikaitkan dengan teknik penggunaan tetes mata+ berdasarkan penelitian sebelumnya. !atu peneliti (;!) yang tidak akrab dengan suyek dilatih oleh penulis lain (=!) untuk mengkodekan dengan mengulas semua rekaman sesuai dengan penelitian sebelumnya. Teknik penggunaan yang sempurna didefinisikan sebagai dapat meneteskan satu tetes di mata pada usaha pertama tanpa menyentuh wajah+ mata+ atau kelopak mata. epatuhan pengobatan@kepatuhan pengobatan selama periode tiga bulan dievaluasi menggunakan data elektronik dari sistemtutup "#"! (;radeG). epatuhan menggunakan tutup "#"! diukur menggunakan rumus berikut ini: kepatuhan H (jumlah doses yang digunakan selama tiga bulan terakhir dibagi dengan jumlah dosis yang diresepkan) kali $%%. =ika subyek mengugnkaan lebih dari satu pengobatan glukoma+ dibuat persen keseluruhan variabel kepatuhan dengan menambahkan kepatuhan subyek untuk setiap pengobatan glukoma dan membaginya dengan jumlah pengobatan glukoma yang digunakan subyek. ami mendikotomi variabel karena variabel condong kepada pasien yang sangat patuh. !ubyek dianggap patuh jika mereka menggunakan (%) atau lebih doses yang diresepkan (I?.-) atau diatas dibulatkan menjadi (%) atau lebih) dan diklasifikasikan sebagai tidak patuh jika menggunakan kurang dari (%) dosis yang diresepkan sesuai saran di penelitian sebelumnya. uestioner efikasi diri pengobatan 2lukoma@!ubyek mengisi kuestioner efikasi diri pengobatan glukome $& item. uestioner memiliki dua subskala+ skala efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum $% item dan skala efiksai diri teknik tetes mana & item. !kala tersedia untuk digunakan publik3 mohon hubungi penulis pertama untuk mendapatkan salinannya. ;da empat pilihan respons untuk item efikasi diri: tidak yakin sama sekali+ agak yakin+ sangat yakin+ dan tidak menggunakan. !ubskala memiliki sifat psikometri kuat. !kala efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum ditemukan berhubungan kuat dengan kepatuhan yang diperiksa melalui tutup "#"! dan skala efikasi diri teknik tetes mata ditemukan berhubungan kuat dengan teknik tetes mata yang direkam. Analisis Pertama-tama+ kami menyajika statistik deskriptif. edua+ kami memeriksa hubungan bivariat antara variabel mengunakan koefisien korelasi Pearson+ statistik chi kuadrat+ dan uji t. arena I% pasien memiliki keparahan kecacatan ringan+ $> keparahan kecacatan menengah+ dan $? keparahan kecacatan parah+ untuk analisis multivariable kami mengkodekan ulang keparahan kecacatan menjadi variabel dikotomi (ringan lawan menengahFparah) yang tidak mengubah hasil kami dan membuat lebih mudah untuk diinterpretasi. ami melakukan regresi logistik multivariable untuk memeriksa bagaimana ciri- ciri demografis (gender+ umur+ ras+ tahun pendidikan+ jumlah pengobatan glukoma+ lama waktu menderita glukoma) berhubungan dengan keparahan kecacatan bidang visual. 6erikutnya+ kami menambahkan apakah pasien memiliki teknik tetes mata yang sempurna menurut rekaman video dan apakah pasien (%) patuh atau lebih pada pengobatan glukoma mereka menurut tutup "#"! pada regresi. *alam regresi logistik multivariable berbeda kami menambahkan skor pasien pada teknis tetes mata dan skala efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum bukannya ukuran obyektif teknik tetes mata dan kepatuhan. Hasil !eratus dua subyek berpartisipasi dan ciri-ciri demografis mereka disajikan di Tabel $. !etengah sampel adalah lakilaki+ dua pertiga kulit putih dan rentang usia subyek dari E% hingga ?% tahun. "ayoritas subyek (?>.$)) memiliki glukoma di kedua mata. E( persen sampel yang digunakan hanya memiliki satu pengobatan glukoma. "ayoritas subyek (&?)) memiliki keparahan kecacatan bidang visual. *elapan puluh persen subyek sukses menggunakan tetes mata pada usaha pertama sesuai penilaian rekaman video. Tujuh puluh persen suyek hanya menetekan satu tetes. >E persen subyek menyentuh mata atau bulu mata mereka dengan botol tetes mata dan -.) subyek menyentuh wajah mereka dengan botol tetes mata. 1anya >( persen pasien memiliki teknik tetes sempurna dalam rekaman video. (? persen pasien (%) atau lebih mematuhi penetesan mata menurut tutup "#"!. !kor pasien pada skala efikasi diri kepatuhan obat umum merentang dari $$ hingga >% (rata-rata .I.&E standar deviasiH >.I.). !kor pasien pada skala efikasi diri teknik tetes mata merentang dari ( hingga $( (rata-rataH$&.>E+ standar deviasiH...%). Tabel . menunjukkan hasil regresi logistik yang memprediksi keparahan kecacatan bidang visual yang lebih buruk. Pertama+ kami memasukkan ciri-ciri demografis saja pada model satu. Pasien non-kulit putih secara signifikan lebih mungkin mengalami keparahan kecacatan yang lebih buruk daripada pasien kulit putih (rasio kemungkinanH%.>>+ ?-) interval kepercayaanH%.$.+ %.(?). Pasien dengan dua pengobatan glukoma atau lebih secara signifikan lebih mungkin mengalami keparahan kecacatan yang lebih buruk daripada pasien dengan satu bat glukoma (rasio kemungkinanH..&.+ ?-) interval kepercayaanH$.%$+ &.I(). 6erikutnya+ kami menambahkan apakah pasien memiliki teknik tetes mata yang sempurna menurut rekaman video dan apakah pasien (%) patuh atau lebih pada pengobatan glukoma mereka menurut tutup "#"! ke dalam model dua. Teknik tetes mata yang direkam tidak berhubungan signifikan dengan kecacatan bidang visual. Pasien yang kurang patuh memiliki bidang visual yang lebih buruk daripada pasien yang lebih patuh (rasio kemungkinanH%.$E+ %.%>+ %.($). 'as pasien dan apakah pasien menggunakan satu pengobatan glukoma atau dua atau lebih tidak lagi berhubungan signifikan dengan kecacatan bidang visual setelah kepatuhan pasien ditambahkan ke model. 'as pasien secara signifikan berhubungan dengan kepatuhan (chi kuadrat PearsonH-.-$+ pH%.%.)+ yang dapat menjelaskan knapa ini menjadi tidak signifikan ketika kepatuhan dimasukkan ke model. ;pakah pasien menggunakan satu pengobatan glukoma atau dua atau lebih tidak berhubungan signifikan dengan kepatuhan (chi kuadrat PearsonH%.&I+ pH%.E$). Tabel > menunjukkan hasil regresi ogistik yang memprediksi keparahan kecacatan yang lebih buruk. ali ini kami memasukkan skor pasien pada skala efikasi diri teknik tetes mata dan skala kepatuhan pengobatan glukoma umum (bukannya ukuran obyektif teknik tetes mata dan kepatuhan) ke dalam persamaan regresi logistik setelah kami memasukkan ciri-ciri demografis. !kala efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum secara signifikan berhubungan dengan kecacatan bidang visual (rasio kemungkinanH%.$I+ ?-) interval kepercayaanH%.%E+ %.I&). Pasien yang melaporkan efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum memiliki bidang visual yang lebih baik daripada pasien yang melaporkan efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum yang lebih rendah. ami percaya bawha ukuran self-report berkorelasi dengan baik dengan kepatuhan tutup "#"! dan keparahan kecacatan bidang visual karena ini mengukur efikasi diri atau kepercayaan diri dalam mematuhi pengobatan glukoma bukannya menanyai mereka berapa banyak dosis yang mereka lewatkan. "ungkin orang Jorang lebih mungkin merespons lebih jujur ketika ditanyai seberapa yakin mereka soal kepatuhan daripada menanyai berapa banyak dosis yang terlewatkan. 6aik pasien menggunakan satu pengobatan glukoma atau dua atau lebih tidak berhubungan signifikan dengan efikasi diri pengobatan glukoma (uji tH%.(&+ pH%.>?). !kala efikasi diri teknik tetes mata tidak berhubungan signifikan dengan keparahan kecacatan bidang visual. 'as pasien tetap berhubungan signifikan dengan keparahan kecacatan bidang visual bahkan setelah skor skala efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum ditambahkan ke model. 'as pasien dan skor pasien pada skor efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum tidak saling berhubungan signifikan. =umlah pengobatan glukoma yang digunakan pasien tidak lagi berhubungan signifikan dengan kecacatan bidang visual ketika skor efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum ditambahkan ke model. 0amun+ jumlah obat lgukoma tetap mendekati signifikansi (p-%.%(). Pembahasan ami menemukan bahwa orang non kulit putih (kebanyakan ;frika ;merika) secara signifikan lebih mungkin untuk kurang dari (%) patuh pada pengobatan glukoma mereka menurut tutup "#"! daripada orang kulit putih. Penemuan ini mirip dengan peneliti lain yang menemukan bahwa orang non-kulit putih kurang patuh pada pengobatan glukoma dibandingkan orang kulit putih. 'as non-kulit putih juga berhubungan signifikan dengan keparahan kecacatan bidang visual yang lebih buruk hingga kepatuhan sebenarnya dikontorl dalam peasamaan regresi. Pemasok perlu bekerja dengan semua pasien+ terutama pasien non-kulit putih+ untuk meningkatkan kepatuhan pada pengobatan glukoma untuk mencegah hilangnya penglihatan yang lebih lanjut. Penelitian selanjutnya perlu menguji intervensi yang berusaha meningkatkan kepatuhan pasien+ terutama pada pasien ;frika ;merika. Pasien yang menggunakan dua pengobatan glukoma atau lebih memiliki keparahan kecacatan bidang visual yang lebih buruk daripada pasien dengan satu obat. 5ni mungkin karena penyedia menambahkan lebih banyak obat ke regimen pasien ketika keparahan kecacatan mereka memburuk. ami juga menemukan bahwa skor pasien pada skala kepatuhan pengobatan glukoma umum berhubungan kuat dengan keparahan kecacatan bidang visual yang lebih buruk. 5nstrumen efikasi diri dapat digunakan oleh klinisi untuk mengidentifikasi pasien yang tidak percaya diri menggunakan pengobatan glukoma mereka dalam keadaan tertentu. Penyedia dapat menemukan masalah berdasarkan respons pasien dan membantu mengatasi tantangan tertentu. "enarik bawha teknik tetes mata sebenarnya dan efikasi diri teknik tetes mata yang dilaporkan tidak berhubungan dengan keparahan kecacatan bidang visual. 5ni tidak berarti bahwa teknik tetes mata tidak penting+ tapi ini menunjukan bahwa memotivasi pasien untuk mematuhi perawatan mereka lebih penting daripada teknik tetes mata sempurna pasien. Penyedia perlu mengajari pasien mengenai penitngnya kepatuhan dan mereka perlu bekerja dengan pasien untuk mengatasi masalah dan mengatasi gangguan yang dilaporkan dialami pasien ketika menggunakan pengobatan glukoma mereka. "enarik bahwa ukuran efikasi diri obat umum berkorelasi baik dengan kepatuhan tutup "#"! dan keparahan kecacatan bidang visual. 5ni mungkin karena kita mengukur efikasi diri atau kepercayaan diri dalam mematuhi pengobatan glukoma bukannya menanyai pasien berapa banyak yang mereka lewatkan. "ungkin orang-orang lebih mungkin merespons lebih jujur ketika ditanyai berapa yakin mereka dalam kepatuhan bukannya menanyai berapa banyak dosis yang mereka lewatkan. Penelitian ini memiliki beberapa batasan. Pertama+ walaupun kebanyakan subyek mau berpartisipasi+ kami tidak melacak ciri-ciri subyek yang memilih tidak berpartisipasi dalam penelitian. edua+ penelitian dilakukan di satu tempat+ yang mungkin membatasi penerapan luas penemuan ini. etiga+ tingkat kepatuhan tinggi dalam penelitian ini ((?) pasien (%) patuh atau lebih) mungkin merupakan kelemahan dalam evaluasi kelompok tidak patuh (ukuran sampel tidak sama). 8alaupun ada batasan ini+ penelitian menemukan hubungan antara kepatuhan buruk dengan pengobatan glukoma dan bidang visual yang lebih buruk pada pasien. =uga ditemukan hubungan antara efikasi diri kepatuhan pengobatan glukoma umum dan visual yang lebih buruk pada pasien. Ucapan terima kasih *ukungan finansial: *ana penelitian ini disediakan oleh ;lcon 'esearch+ 4td. !ponsor berpartisipasi dalam percanangan penelitain dan ulasan manuskrip. *r. !leath juga didukung oleh hibah #K%$(E%% dari 4embaga "ata 0asional dan hibah :4 5''%.-IEI dari Pusat !umber *aya Penelitian 0asional+ 051. 051 tidak berperan dalam perancangan atau pelaksanaan penelitian ini.