Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membran sel merupakan membran yang paling luar baik pada sel
prokariot maupun pada sel eukariot. Fungsi membran adalah memelihara isi
sel dari pencampuran bebas dengan molekul di luar sel sebagai penghubung
sel dengan lingkungan luarnya, karena membran sel merupakan salah satu
penyusun sel yang memisahkan bagian dalam sel dengan lingkungan luar sel.
Selain fungsi tersebut, membran sel juga sangat berperan dalam trasportasi
seluler suatu ion atau molekul. Membran sel tersusun oleh beberapa molekul,
di antaranya adalah lipid, protein, dan karbohidrat. Masing-masing dari
molekul tersebut mempunyai fungsi, peranan, serta komponen molekul yang
berbeda masing-masing.
Terkait dengan struktur dari membran plasma, mengalami perkembangan
dari tahun 1925 hingga tahun 1972, perkembangan terakhir yang sampai
sekarang masih menjadi acuan yaitu tentang fluid mozaic model yang
menerangkan bahwa membran sel tersusun atas dua lapis fosfolipid (fosfolipid
bilayer), dimana ujung permukaan suatu lipid yang bersifat hidrofobik
bersembunyi pada bagian interior lipid dua lapis dan ujung permukaan
hidrofilik menghadap ke permukaan dua sisi membran plasma (baik yang
menghadap ke interior sel maupun ke lingkungan luar sel).
Transportasi pada membran meliputi transpor aktif dan transpor pasif.
Contoh dari transpor aktif adalah pompa Na
+
dan K
+
yang melibatkan ATP
dalam prosesnya, selain itu, jenis traspor aktif lainnya adalah endositosis, dan
eksositosis sedangkan transpor pasif dapat berupa difusi dan osmosis. Masing-
masing dari bentuk transportasi tersebut akan dibahas secara detail dalam
makalah ini.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah:
1. Bagaimana model mozaik membran plasma?
2. Apa karakteristik komponen penyusun membran plasma?
3. Apa fungsi dari membran plasma?
4. Bagaimana mekanisme transpor aktif dan transpor pasif?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Model mozaik membran plasma
2. Karakteristik komponen penyusun membran plasma
3. Fungsi dari membran plasma
4. Mekanisme transpor aktif dan transpor pasif
3
BAB II
PEMBAHASAN
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane,
plasmalemma) adalah fitur universal yang dimiliki oleh semua jenis sel berupa
lapisan antarmuka yang disebut membran plasma, yang memisahkan sel dengan
lingkungan diluar sel (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih terdapat
dinding sel atau cell wall). Yang fungsinya untuk melindungi inti sel dan sistem
kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma. Membran merupakan
lapisan yang hanya memiliki ketebalan 8 nm dan bersifat selektif permeabel yaitu
membran hanya dapat ditembus dengan lebih mudah oleh substansi tertentu. Peran
membran lebih jauh sebagai pembatas organel yang mampu memberikan
lingkungan berbeda dalam sel sehingga metabolisme yang berlawanan reaksi
dapat terjadi
A. Struktur Membran Sel
Menurut Dalle (2007:1) Ada beberapa teori tentang struktur dari membran
sel diantaranya :
1. Gortel & Grendel (1925)
a. Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid yang
mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob(yang tidak
dapat larut dalam air tetapi dapat larut dalam minyak)
b. Gugus polar mengarah ke bagian luar dari bilayer, sedangkan gugus
hidrofob (rantai asam lemak) berada di bagian tengah dari lipid bilayer
Gambar 1. Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Gortel & Grendel.
(Dalle,2007:1).
4
2. Davson & Danielli (1954)
Membran merupakan struktur lipid bilayer yang disisipi dengan protein
globular yang melintasi membran dan terdapat pula protein di permukaan
luar dan dalam membran.
Gambar 2.Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Davson & Daniel
(Dalle,2007:1).
3. Singer & Nicholson (1972)/ Model Mozaik Fluida
Model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum
termodinamika untuk menjelaskan struktur membran sel. Model mosaic
fluida yang dikembangkan pada tahun 1972 oleh Singer dan Nicolson
memperkenalkan ide baru tentang penyebaran lipid dan protein pada
membran, karena itu mereka merevolusi ilmu pengetahuan (berpikir
ilmiah) tentang struktur membran. Model ini memecahkan dasar baru
dengan dalil (sasaran) yang meyakinkan bahwa protein terpancang secara
langsung pada membran bilayer. Matriks phospholipid terdiri atas dua
lapisan, dan didalamnya terdapat dua tipe protein, ialah protein perifer
yang dapat bereaksi dan dapat larut pada air (polar), dan protein integral
yang sukar berikatan dan sukar larut air (nonpolar).
5
Gambar 3.Struktur Membran Sel Berdasarkan Model Mozaik Fluida
Lipid (fosfolipid) dan protein merupakan komponen utama dari membran
walaupun karbohidrat juga merupakan komponen penting. Fluid mosaic
model menjelaskan bahwa membran sel berbentuk cairan dan memiliki
mosaik protein yang bervariasi dan menyisip atau menempel pada lapisan
ganda (bilayer) fosfolipid
6
Gambar 4. Protein yang tertanam pada cairan matriks lipid bilayer
7
B. Karakteristik dan Komponen Membran Plasma
Membran sel atau membran plasma adalah bagian terluar dari sel.
Membran plasma disebut juga plasmalema. Adapun karakteristik membran
plasma adalah sebagai berikut:
1. Membran plasma memiliki struktur seperti lembarab tipis dengan ketebalan
berkisar 70 A-100 A
2. Membran plasma terdiri atas dua lapis lipid sehingga struktur membrannya
disebut juga lipid bilayer (Campbell, 2002: 144).
3. Selain itu, membran plasma juga mengandung molekul protein. Membran
plasma memiliki protein yang menempel (protein perifer) dan protein yang
terbenam (protein integral) di lapisan fosfolipid. Protein integral mencapai
jumlah sekitar 70%. Protein integral yang berikatan dengan karbohidrat
membentuk glikoprotein. Protein perifer berikatan dengan fosfolipid
membentuk lipoprotein.
4. Membran plasma tersusun atas molekul-molekul lipid, protein, dan sedikit
karbohidrat yang membentuk suatu lapisan dengan sifat dinamis dan
asimetris. Bersifat dinamis karena mempunyai struktur seperti fluida (zat
cair), sehingga molekul lipid dan protein dapat bergerak. Bersifat asimetrik
karena komposisi protein dan lipid sisi luar tidak sama dengan sisi dalam
membrane plasma.
5. Membran plasma memiliki sifat semipermeabel dan selektif permeabel.
Semipermeabel artinya mudah dilewati oleh molekul air. Sementara itu,
selektif permeabel memiliki arti bahwa membran hanya dapat dilewati oleh
ion dan molekul polar tertentu.
Berdasarkan analisis kimia, membran plasma tersusun atas lipid,
protein, dan karbohidrat. Berikut adalah penyusun membran plasma:
a. Lipid
Membran sel terdiri dari tiga kelas lipid amphipathic:
fosfolipida, glikolipid, dan kolesterol. Jumlah dari masing-masing
tergantung pada jenis sel, tetapi dalam sebagian besar kasus fosfolipid
yang paling berlimpah. Terdapat 3 tipe lipid, yaitu:
8
1) Fosfolipid.
Molekul fosfolipid terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor.
Bagian kepala memiliki muatan positif dan negatif serta bagian ekor
tanpa muatan. Bagian kepala karena bermuatan bersifat hidrofilik atau
larut dalam air, sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik atau tidak
larut dalam air. Fosfolipid digolongkan sebagai lipid amfipatik.
Gambar 5.Struktur Fosfolipid (Ardiyanto,2011:1)
2) Kolesterol
Banyak terdapat pada membran sel hewan (sekitar 50% dari molekul
lipid). Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri tidak banyak
mengandung kolesterol. Kolesterol lebih sedikit dibandingkan lipida
membran lainnya dan tidak terlalu bersifat amfipatik. Gugus
hidroksil dari kolesterol yang bersifat hidrofilik menentukan orientasi
molekul ini pada membran sel. Gugus hidroksil berada pada bagian
permukaan membran. Kolestrol pada membrane sel berfungsi untuk
mengatur fluiditas dan stabilitas mebran serta mencegah asam lemak
lebih merapat dan mengkristal dengan meningkatkan suhu pretransisi.
9
Gambar 6.Kolesterol (Dalle,1983:3)
3) Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung
karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau
glukosa.Akan tetapi istilah istilah glikolipid biasanya dipakai untuk
lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor.
Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering
dimakan gliserida atau sebagai spingolipida.
Lipid pada membran tidak berada dalam keadaan statis,melainkan
berada dalam keadaan yang dinamis. Molekul-molekul lipida pada membran
bergerak dengan dua cara, yaitu :
1) Gerak lateral, yaitu jika suatu molekul lipida bertukartempat dengan
molekul lipida di dekatnya. Gerakan inibiasanya berlangsung cepat. Pada
sel bakteri, lipidadapat bergerak sepanjang 2um/ detik.
2) Gerak Flip-flop, yaitu gerak dari suatu molekul lipidapada suatu
monolayer membran ke monolayermembran yang lainnya. Gerakan ini
berlangsung darisuatu lapisan lipida ke lapisan lipida lainnya
padamembran layer.
10
Gambar 7. Gerak lateral dan gerak flip-flop pada lipid
b. Protein
Protein dalam membran merupakan kunci untuk fungsi membran
secara keseluruhan. Protein berguna terutama dalam transportasi bahan
kimia dan sistem informasi di seluruh membran. Setiap membran memiliki
kandungan protein yang berbeda-beda. Protein bisa dalam bentuk
perifer atau integral. Jumlah protein berbeda pada tiap spesies dan
bergantung pada fungsinya bagi spesies tersebut. Terdapat 4 kelompok
protein:
1) Protein Peripheral
Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar permukaan
membran yang membentuk ikatan nonkovalen dengan permukaan
membrane.
2) Protein Integral
Dapat ditemukan di antara membran dan memiliki daerah
hidrofobik yang menempel di antara membran serta daerah hidrofilik
yang menonjol dari dua permukaan bilayer. berfungsi untuk
memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih besar.
3) Protein Transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2
lapisan lipid / transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen
helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian asam
amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus
11
gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan
golgi.
4) Protein yang Berikatan dengan Lipid (Glikoprotein)
Dapat ditemukan di luar membran lipid pada ekstraseluler
atau sitoplasmik. Protein plasma memiliki fungsi antara lain sebagai
berikut:
a) Protein pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma,
b) Menerima isyarat (signal) hormonal,
c) Meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya,
d) Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton
dengan senyawa-senyawa ekstraseluler.
Gambar 8. Protein Membran (Dalle,1983:3)
c. Karbohidrat
Karbohidrat pada membrane sel terdapat dalam bentuk yang
berikatan dengan lipid atau protein (glikolipid dan glikoprotein). Selain itu
juga terdapat pada permukaan sel dan berfungsi dalam interaksi sel
dan sekitarnya. Pada sel epitel glikolipid terdapat pada permukaan apical
yang terpapar dan berfungsi untuk melindungi dari pH rendah dan
degradasi enzim. Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein
atau lipida dalam bentuk glikolipida dan glikoprotein. Pada membran
plasma terkandung 2-10% karbohidrat. Karbohidrat dalam lemak
berfungsi untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein. Peran
penting karbohidrat dalam berbagai aktivitas sel :
12
1) Sistim Kekebalan
Karbohidrat pada Molekul karbohidrat bertanggung jawab
terhadap kekhasan sifat antigenis membran sel. Sifat antigenis ini
berkaitan dengan sistem kekebalan (imun) tubuh dan kemampuannya
membedakan sel sendiri dari sel asing. Sel asing dapat dikenali sebagai
sel asing, karena glikoprotein pembentuk membrannya memiliki
karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein pembentuk
membran sel penerima. Keadaan seperti ini memacu tanggapan
kekebalan.
2) Pengenalan Sel
Karbohidrat mampu membedakan sel yang satu dengan sel
lainnya. Penting pada perkembangan jaringan dan organ, Dasar pada
penolakan sel asing oleh sistem imun.
Gambar 9.Struktur Karbohidrat (Dalle,1983:4).
C. Fungsi dari Membran Plasma
Secara umum fungsi membran plasma:
1. Melindungi isi sel (mempertahankan isi sel)
2. Mengatur keluar masuknya molekul-molekul (bersifat semipermeabel/
selektif permeabel, berarti hanya zat-zat tertentu yang dapat melewati
membran.
13
3. Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel (bagian sel yang
berfungsi sebagai reseptor adalah glikoprotein), rangsangan kimia,
misalanya hormon, racun, listrik, mekanik.
Selain itu pada dasarnya membran plasma sel memiliki dua peran utama:
1. Fungsi membran sebagai Penghalang fisik
Membran sel penting karena memisahkan dan melindungi sel dari
lingkungannya. Hal ini memungkinkan kondisi intraseluler sel menjadi
sangat berbeda dengan kondisi ekstraseluler. Sebagai contoh, sel-sel saraf
dalam tubuh Anda akan mempertahankan konsentrasi tinggi kalium
dibagian dalam. Di luar, dalam cairan ekstraselular, ada sangat sedikit
kalium dan banyak sodium. Perbedaan konsentrasi ini mutlak diperlukan
untuk fungsi sel-sel saraf, yang mengirim sinyal atau impuls saraf.
2. Fungsi membran sebagai Selektif permeabel
a. Suatu struktur membran sel dan sifat, seperti memiliki daerah luar
hidrofilik dan daerah bagian hidrofobik, mencegah banyak zat
memasuki atau meninggalkan sel. Ini bagus karena itu berarti bahwa
bahan-bahan yang tidak diinginkan tidak sengaja masuk ke dalam sel.
Namun, banyak bahan, seperti glukosa nutrisi, perlu untuk
menyeberangi membran sel. Selain itu, zat-zat limbah harus keluar dari
sel. Jika mereka tidak, limbah akan menumpuk dan menjadi racun bagi
sel.
Berdasarkan jurnal mengenai Motilitas dan Keutuhan Membran Plasma
Spermatozoa Epididimis Kucing Selama Penyimpanan Pada Suhu 4C
oleh Yulnawati (2005), dapat digunakan membran plasma utuh untuk
meninjau kualitas spermatozoa. Pada dasarnya membrane plasma disini
berfungsi sebagai pelindung spermatozoid. Sehingga dalam penelitian
ini membrane plasma berfungsi sebagai parameter yang diamati setiap
hari, dengan menggunakan metode hypoosmotic swelling test (HOS
Test). Berdasarkan hasil penelitian, kualitas spermatozoa pada
membran plasma utuh mengalalami penurunan, hal ini diduga karena
adanya toksik yang masuk kedalam membran plasma. Toksik yang
14
masuk diakibatkan karena membran plasma yang berfungsi sebagai
selektif semipermeabel, sehingga terjadi kemungkinan cairan yang
masuk berupa toksik yang mengakibatkan rendahnya kualitas
spermatozoid dalam membran plasma.
b. Membran sel mampu mengatur apa yang masuk dan apa yang keluar
dari sel. Ini disebut permeabilitas selektif. Hanya molekul yang sangat
kecil, seperti air, oksigen atau karbon dioksida, dapat dengan mudah
melewati lipid bilayer dari membran sel. Setiap zat lain yang harus
melintasi membran sel harus melewati protein transport. Protein ini
sangat spesifik tentang apa yang mereka transportasikan. Misalnya,
membran sel Anda memiliki transporter yang hanya akan
memungkinkan pergerakan molekul glukosa. Ada yang lain dengan
struktur yang berbeda yang hanya mengangkut sodium.
Jadi dapat disimpulkan bahwa membran memiliki sekumpulan protein
yang tertanam pada cairan matriks lipid bilayer (Gambar 1). Lebih dari 50
macam protein ditemukan pada membran sel darah merah. Fosfolipid memang
merupakan materi membran tetapi proteinlah yang menentukan sebagian besar
dari fungsi membran. Sel yang berbeda memiliki kelompok protein membran
yang berlainan. Terdapat dua kelompok protein membran yaitu protein integral
dan protein peripheral. Protein integral memasuki/menembus bagian hidrofobik
dari lipid bilayer pada membran. Protein peripheral sama sekali tidak tertanam
dalam lipid bilayer membran; hanya terikat secara lepas pada permukaan
membran.
Fungsi atau peranan membran plasma juga dapat dilihat dalam
menghasilkan NADPH Oksidase. Hal ini dapat dilihat dalam jurnal tentang
peran membran plasma ROS dalam menghasilkan NADPH Oksidase dalam sel
progenitor CD34+ terhadap penderita Hipoksia oleh Jinli Fan (2007).
Penelitian ini ditinjau pada bagian protein membran plasma, yang mana dari
hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa dalam NADPH oksidase mRNA dengan
protein 67 terjadi penurunan hipoksia.
15
Molekul nonpolar seperti hidrokarbon, karbon dioksida dan oksigen
adalah hidrofobik dan oleh karenanya dapat larut dalam lipid bilayer membran
dan melewati membran dengan mudah tanpa bantuan dari protein membran.
Namun demikian inti hidrofobik dari membran menghalangi lalu lintas ion dan
molekul polar (bersifat hidrofilik). Molekul polar seperti glukosa dan gula yang
lain melewati lipid bilayer dengan lambat demikian juga molekul air walaupun
merupakan molekul polar yang sangat kecil.
Anonim (2010:1) menjelaskan fungsi dari membran sel sebagai
berikut:
1. Kompertemenisasi
Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang
membatasi dan menyelubungi suatu ruangan (kopertemen). Membran sel
menyelubungi isi seluruh sel, selain itu ada juga membran yang membatasi
nukleus dan ruang-ruang di sitoplasma. Ini kita ibaratkan sebagai ruang-ruang
yang ada di dalam gedung. ruang-ruang tersubut perlu di batasi oleh partisi
atau tembok. Sehingga kegiatan di masingmasing di satu ruangan dengan ruang
yang lain. Di dalam sel kompertemenisasi mutlak perlu ada, karena ruang-
ruang di dalam sel berisi cairan dan adanya percampuran cairan dari ruang-
ruang tersebut merupakan malapetaka bagi sel tersebut.
2. Interaksi Antar Sel
Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab terhadap
interksi antara sel satu dengan yang lainnya. Alat tubuh pada umumnya terdiri
dari macam sel yang berbeda yang harus bekerja sama untuk melaksanakan
fungsi keseluruhan. Membran sel menyilahkan sel untuk saling mengenal
kemudian saling bertukar substansi dan informasi dengan tidak memandang
apakah sel sudah terpakai di tempat tertentu, seperti dari jaringan.
3. Perubahan Energi
Perubahan satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain merupakan
hal yang sangat penting dalam proses hidup, dan membran sel sangat terlibat
dalam proses ini. Hal yang sangat mandasar bagi semua kehidupan adalah
kemampuan sel tumbuh-tumbuhan untuk mengubah energi cahaya matahari
16
menjadi energi kimia yang terkandung dalam karbohidrat. Sel hewan maupun
tumbuh-tumbuhan juga mampu untuk mengubah energi kimia dari karbohidrat
tersebut manjadi ATP atau senyawa lain berenergi tinggi. Proses pengikatan
energi ini terjadi di dalam membran dari mitokondria dan kloroplas. Energi
cahaya, termal, makanikal diubah oloeh reseptor dari sistem saraf menjadi
implus saraf yang merupakan cara kumunikasi dalam sistem saraf tersebut.
Meskipun mekanisme pengubahan ini belum diketahui secara pasti, namun
demikian membran sangat terlibat dalam proses ini.
4. Transfer Informasi
Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke
sel yang lain. Di dalam membran teradapt reseptor yang mampu
mengkombinasi dengan mulekul tertentu dengan bentuk yang sesuai, seperti
yang selalu berkombinasi dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel yang berbeda
mempunyai membran yang memiliki reseptor yang juga berbeda, sehingga
bermacam-macan reseptor akan berkombinasi dengan bermacam-macam
ligand. Ligand adalah molekul atau ion yang dapat berkombinasi dengan
reseptor yang terdapat dalam membran. Ligand yang paling banyak dipelajari
adalah hormon, faktor tumbuhdan neurotrasmitter, semuanya terikat pada
membran sel tampa menembusnya. Interaksi antara reseptor yang terdapat di
membran sel dengan ligand yang terdapat di luar sel dapat menimbulkan
stimulus baru yang terlibat dalam pengaturan bermacam-macam kejadian
dalam sel.
5. Penyediaan Enzim
Banyak yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran.
Contoh dapat dikemukakan di sini bahwah Na-Kactivated ATPase yang
berkaitan dengan pompa sodium dan kalium terdapat di dalam membran sel .
enzim sitokrom yang terlibat dalam respirasi merupakan bagian dari membran
dari mitokondria. Sebaliknya enzim monoamin oksidase yang menyebabkan
katekolamin tidak aktif hanya terdapat di bagian luar membran mitokondria.
Sejumlah protein dan glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel,
bertindak sebagai reseptor dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam
17
pengangkutan substansi ke dalam sel. Ditempatkannya enzim di dalam
membran sel mempunyai beberapa tujuan. Pada proses fosforilasi oksidatif
yang terjadi di mitokondria, transpor elektron yang paling efisien tercapai
apabila enzim berada saling berdekatan. Bagian dalam membran menyediakan
bantuan fisik dan orientasi yang diperlukan. Protein dalam membran yang
bertindak sebagai tempat pengikat bagi bermacam-macam ion, asam aminon
dan gula dikenal sebagai carrier dipandang sebagai mekanisme dalam proses
dalam trnspor aktif. Sistem enzim dalam membran pada umumnya disebut
adenilsiklase yang terdapat pada hampir semua jaringan mamalia kecuali sel
darah merah. Aktivasi terhadap adenilsiklase menimbulkan perubahan ATP
menjadi adenosin monofosfat siklik (cAMP) didalam sel. Meningkatnya
jumlah cAMP didalam sel selanjutnya membawa pengaruh terhadap respons
fisiologik dari sel, misalnya:sistem enzim menjadi aktif, terjadi perubahan
permeabilitas membran terhadap substansi tertentu, terjadi sintesa atau sekresi
hormon, sintesa protein.
6. Membran Sel Sebagai Perantara
Membran sel merupakan perantara bagi keluar masuknya za terlarut.
Kemampuan membran plasma meluluskan substansi tertentu masuk ke atau
keluar dari sel, tetapi membatasi pergerakan substansi tertentu disebut
permeabilitas selektif. Suatu membran dikatakan permeabel terhadap suatu
substansi tersebut. Permeabilitas membran plasma tergantung dari :
a. Ukuran Sel
Molekul berukuran besar tidak dapat menembus membran plasma. Molekul
air dan asam amino berukuran kecil dengan mudah dapat menembus
membran plasma, tetapi kebanyakan protein yang merupakan gabungan
dari banyak asam amino tergolong molekul besar dan tidak dapat
menembus membran plasma.
b. Kelarutan Dalam Lemak
Substansi yang larut dalam menembus membran plasma dengan lebih
mudah dibandingkan dengan substansi lain. Hal ini sebabkan karena
18
membran plasma terdiri lapisan lemak. Contoh substansi yanglarut dalam
lemak : O2, CO2 dan hormon steroid.
c. Muatan Ion
Muatan ion yang akan menumbus membran plasma sangat menentukan
susah mudahnya ion tersebut masuk ke atau keluar dari sel. Zat yang
mempunyai muatan berlawanan dengan muatan membran plasma akan di
tarik ke arah membran plasma sehingga lebih muda menembus membran
plasma,tetapi bila ion mempunyai muatan sama dengan muatan membran
plasma akan di tolak oleh membran plasma dan pergerakan ion menembus
mambran plasma sangat terbatas. Gejala ini seuai dengan hukum fisika
yang menyatakan bahwa dua muatan yang sama akan saling tolak menolak
dan dua muatan yang berbeda saling tarik menarik.
d. Ada atau Tidak Adanya Mulekul Pengangkut
Beberapa protein yang disebut carrier maupun untuk mengikat dan
mengangkut substansi melintasi membran plasma.
7. Pergerakan Substansi Melintasi Membran
Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus membran
sel adalah sangat penting bagi hidup matinya sel. Substansi tertentu misalnya
harus bergerak masuk ke dalam seluntuk menyokong agar sel itu hidup, namun
sebaliknya zat-zat buangan yang di hasilkan oleh metabolisme sel harus di
keluarkan dari dalam sel untuk selanjutnya di buang keluar tubuh. Pergerakan
substansi dapat dilakukan dengan cara pasif maupun aktif. Anonim (2011:1)
berpendapat tentang transport aktif dan transport pasif sebagai berikut:
1) Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien
konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan.
2) Transpor aktif
Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan
suatu sel untuk mempertahankan konsentrasi internal molekul kecil yang
berbeda dari konsentrasi lingkungannya. Transpor aktif merupakan
pemompaan zat terlarut melawan gradiennya.
19
D. Sistem Transpor Aktif dan Pasif
1. Transpor Aktif
Transpor aktif adalah pemompaan zat terlarut melintasi membran
biologis, melawan konsentrasinya atau gradien elektrokimia. Kemampuan sel
untuk mempertahankan zat kecil terlarut dalam sitoplasma pada konsentrasi
lebih tinggi dari cairan sekitarnya merupakan faktor penting dalam
kelangsungan hidup sel. Banyak sel-sel hewan, misalnya, menjaga konsentrasi
natrium dan kalium yang sangat berbeda dibandingkan dengan lingkungan
mereka. Transpor aktif memungkinkan sel-sel tidak hanya untuk
mempertahankan tingkat zat terlarut yang layak, tetapi juga untuk memompa
ion melintasi gradien elektrokimia. Proses ini menciptakan tegangan melintasi
membran yang dapat dimanfaatkan untuk kekuatan kerja seluler.
Untuk memahami transpor aktif, yang pertama harus memahami
transpor pasif. Menurut hukum kedua termodinamika, tanpa masukan energi
tambahan, partikel akan selalu bergerak dari suatu keadaan untuk melawan
gangguan keadaan. Dalam kasus trafik selular, ini berarti bahwa zat terlarut
kecil secara alami akan bergerak dari daerah yang konsentrasi tinggi lebih
teratur ke daerah yang konsentrasi rendah kurang teratur. Hal ini dikenal
sebagai difusi menuruni gradien konsentrasi. Transpor pasif adalah gerakan
alami zat terlarut melintasi membran menuruni gradien konsentrasi.
Selama transpor aktif, sel harus bekerja melawan difusi alami zat
terlarut. Untuk melakukan hal ini, protein transportasi khusus yang tertanam
dalam membran sel. Didukung oleh adenosin trifosfat (ATP,) protein transpor
selektif memindahkan zat terlarut tertentu masuk atau keluar dari sel. Sebuah
cara yang umum kekuatan ATP kerja ini adalah untuk menyumbangkan gugus
fosfat terminal dengan protein transportasi, memicu perubahan bentuk dalam
molekul protein. Perubahan konformasi menyebabkan protein untuk
memindahkan zat terlarut yang terikat ke permukaan ekstraseluler untuk
interior sel dan melepaskan mereka.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam transpor aktif
memerlukan protein membran yang berperan sebagai pembawa atau
20
kendaraan untuk melewati membran. Transpor aktif melibatkan 3 jenis
protein pembawa, yaitu unipor, simpor, dan antipor.
a. Unipor adalah protein pembawa yang mengangkut satu ion atau molekul
terlarut pada satu arah saja. Misalnya ion Ca2+ pada membran plasma.
b. Simpor adalah protein pembawa yang mengangkut dua ion atau molekul
terlarut pada satu arah yang sama. Misalnya pengangkutan asam amino
dari usus ke dalam sel-selnya, yang juga membutuhkan pengangkutan ion
Na+ pada protein simpor yang sama.
c. Antipor adalah protein pembawa yang mengangkut dua ion atau molekul
pada arah yang berlawanan, ke luar dan ke dalam sel. Misalnya sel-sel
yang mempunyai pompa Na
+
(mengeluarkan ke luar sel) dan K
+
(memasukkan ke dalam sel)
Gambar 10. Protein-protein pembawa untuk transpor aktif
Sebuah contoh dari jenis protein transpor aktif adalah pompa natrium-
kalium. Kebanyakan sel-sel hewan terus konsentrasi yang lebih tinggi kalium,
dan konsentrasi rendah natrium, dari apa yang ditemukan di lingkungan
ekstraselular. Karena ion natrium membawa muatan positif dan ion kalium
membawa muatan negatif, ketidakseimbangan ini tidak hanya merupakan
gradien konsentrasi, tetapi juga gradien elektrokimia. Pompa natrium-kalium
21
memindahkan tiga ion natrium keluar sel untuk setiap dua ion kalium yang
mereka bawa ke dalamnya, sehingga muatan negatif bersih pada sel secara
keseluruhan. Perbedaan muatan pada setiap sisi dari membran selular
menciptakan tegangan potensi membran yang memungkinkan sel untuk
bertindak sebagai baterai, dan bekerja seluler listrik.
Seperti disebutkan, transportasi yang paling aktif ini didukung oleh
molekul ATP. Kadang-kadang, bagaimanapun, suatu zat terlarut dapat
bergerak ke dalam sel dengan mengambil keuntungan dari difusi zat lainnya.
Ketika zat menyebar pindah ke sel sepanjang gradien yang sebelumnya telah
dibuat oleh transpor aktif, zat terlarut lainnya dapat mengikat mereka dan
menyeberangi membran secara bersamaan. Dikenal sebagai transportasi
sekunder atau co-transport, ini adalah bentuk lalu lintas membran yang
bertanggung jawab untuk memindahkan sukrosa ke dalam sel tanaman, serta
bergerak kalsium dan glukosa ke dalam sel-sel hewan.
Transport aktif terbagi atas transport aktif primer dan sekunder.
Transport aktif sekunder juga terdiri atas co-transport dan counter transport
(exchange).
a. Transport aktif primer
Memakai energi langsung dari ATP, misalnya pada Na-K pump
dan Ca pump. Pada Na-K pump, 3 Na akan dipompa keluar sel sedang 2
K akan dipompa kedalam sel. Pada Ca pump, ca akan dipompa keluar sel
agar konsentrasi Ca dalam sel rendah.
22
Gambar 11. Pompa Ion NA+ dan K+
b. Trasnpor aktif sekunder
23
Pada proses counter transport/exchange, masuknya ion Na ke dalam sel
akan menyebabkan bahan lain ditransport keluar. Misalnya pada Na-Ca
exchange dan Na-H exchange. Pada Na-Ca exchange, 3 ion Na akan
ditransport kedalam sel untuk setiap 1 ion Ca yang ditransport keluar sel,
hal ini untuk menjaga kadar Ca intrasel, khususnya pada otot jantung
sehingga berperan pada kontraktiitas jantung. Na-H exchange terutama
berperan mengatur konsentrasi ion Na dan Hidrogen dalam tubulus
proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel.
Selain pompa ion, jenis transpor aktif yang lain adalah endositosis dan
eksositosis.
a. Endositosis
Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi yang sangat
kecil ke dalam sel dengan cara membentuk vesikula baru dari membran
plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari
eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam
membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini
terjepit membentuk vesikula yang berisi materi yang didapat dari luar
selnya. Endositosis dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi yang penting
bagi sel, karena endositosis dapat meregulasi berbagai macam proses
seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal,
masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi antigen, polaritas sel,
mitosis, pertumbuhan dan diferensiasi, dan masuknya obat. Endositosis
tergolong transport aktif karena melawan kadar gradien (dari konsentrasi
rendah kekonsentrasi tinggi) dan memerlukan energi sel.
Terdapat tiga jenis endositosis, yaitu:
1) Fagositosis ("pemakanan seluler") merupakan proses di mana sel
menelan suatu partikel dengan kaki semu (pseudopod) yang membalut
di sekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong
berlapis-membran yang cukup besar untuk bisa digolongkan sebagai
vakuola. Partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung dengan
lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.
24
2) Pinositosis ("peminuman seluler") merupakan proses di mana sel
"meneguk" tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena
salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetersan tersebut
dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik dalam
substansi yang ditranspornya.
3) Endositosis yang diperantrai reseptor membutuhkan reseptor yang
disebut ligan
Gambar 12. Jenis-jenis Endositosis
b. Eksositosis
Eksositosis merupakan proses sel mensekresi makromolekul
dengan cara menggabungkan vesikula dengan membran plasma, vesikula
transport yang terlepas dari aparatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton
ke membran plasma. Ketika membran vesikula dan membran plasma
bertemu, molekul lipid bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga
kedua membran bergabung. Kandungan vesikula kemudian tumpah keluar
sel. Ada dua cara eksositosis yaitu: melalui pelekukan ke luar (evaginasi)
membran plasma, sehingga akhirnya membran plasma mengenting dan
putus, dan bahan yang diangkut berada dalam vesikuli. Cara yang kedua
vesikuli yang ada dalam sel (atau organel), melebur dengan membran
plasma dan bahan yang diangkut dilepaskan setelah membran vesikuli
terbuka.
25
Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim
keluar produk-produk yang dihasilkan oleh sel sekretoris tersebut.
Misalnya, sel tertentu dalam pankreas menghasilkan hormon insulin dan
menekresikannnya kedalam darah melalui eksositosis. Contoh lain adalah
neuron atau sel saraf, yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan
sinyal kimiawi yang merangsang sel otot. Ketika sel tumbuhan sedang
membuat diding sel, eksositois mengeluarkan karbohidrat dari vesikula
golgi kebagian luar selnya.
Gambar 13. Eksositosis
2. Transpor Pasif
Transpor pasif adalah pergerakan molekul melalui membran permeabel
tanpa mengeluarkan energi kimia. Transpor pasif terjadi apabila suatu bahan
melintasi membran mengikuti penurunan gradien elektrokimia. Transpor pasif
ada yang diperantarai protein dan ada yang tidak diperantarai protein (Marks,
dkk, 2000: 138). Transpor pasif meliputi difusi dan osmosis.
a. Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien
konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas
secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan
molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh
yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun
cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang
berdifusi dalam udara. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi
26
molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah
lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
\
Gambar 14. Peristiwa Difusi
Ada beberapa faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, yaitu.
1) Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat
partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
2) Ketebalan membran.
Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
3) Luas suatu area.
Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4) Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat
kecepatan difusinya.
5) Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk
bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan
difusinya.
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan
zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan
salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu:
1) Difusi biasa
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul
yang hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat
langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari
27
phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP
(Adenosine Tri-Phosphate).
Gambar 15. Difusi biasa
Gambar 15. menunjukkan resapan mudah melalui dwilapisan
fosfolipid pada membran. Air, gas dan molekul telap-lipid dapat
meresap secara terus melalui membran ini.
2) Difusi difasilitasi.
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul
yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan
protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel
tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini
dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati
membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur
dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
Difusi difasilitasi terbagi atas 2 macam yaitu:
a) Difusi difasilitasi dengan saluran protein
Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan
tidak dapat berdifusi melalui membrane plasma. Substansi-
substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran
yang di bentuk oleh protein. Protein yang membentuk saluran ini
merupakan protein integral.
28
Gambar 16. Difusi difasilitasi dengan saluran protein
b) Difusi difasilitasi dengan protein pembawa
Proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu
salauran dan mengikat substansi yang ditranspor. Protein ini
disebut protein pembawa. Protein pembawa biasanya mengangkut
molekul polar, misalnya asam amino dan glukosa.
Gambar 17. Difusi difasilitasi dengan protein pembawa
b. Osmosis
Secara luas, proses osmosis diartikan sebagai proses perpindahan
pelarut melewati sebuah membran semipermeabel. Secara sederhana,
29
osmosis dapat diartikan sebagai proses difusi air sebagai pelarut, melewati
sebuah membran semipermeabel. Masuknya air ini dapat menyebabkan
tekanan air yang disebut tekanan osmotik. Pada sel tanaman disebut
tekanan turgor. Terdapat tiga sifat larutan yang dapat menentukan
pergerakan air pada osmosis, yaitu hipertonik, hipotonik, dan isotonik.
Suatu larutan dikatakan hipertonik jika memiliki konsentrasi zat terlarut
lebih tinggi dibandingkan larutan pembandingnya. Dalam hal ini, larutan
pembanding akan bersifat hipotonik karena memiliki konsentrasi zat
terlarut lebih kecil. Larutan isotonik, memiliki konsentrasi zat terlarut
yang sama dengan larutan pembanding.
Gambar 18. Osmosis
Osmosis dapat diartikan sebagai pergerakan air melalui membran
selektif permeabel dari larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi zat
terlarut lebih rendah) ke larutan hipertonik (larutan dengan konsentrasi zat
terlarut lebih tinggi). Sebenarnya, sebagian molekul air dalam suatu
larutan kehilangan kebebasan gerak individunya dengan terikat pada
30
molekul zat terlarut dalam kulit hidrasi. Sebenarnya bukanlah perbedaan
pada konsentrasi air total yang menyebabkan osmosis, tetapi perbedaan
pada konsentrasi molekul air tidak terikat yang bebas melintasi
membrannya (Campbell, dkk, 2002: 148).
Banyak peristiwa osmosis yang bisa diamati pada kehidupan sehari-
hari seperti proses penyerapan air oleh akar tanaman. Selain itu, dapat
juga diamati pada proses pengasinan telur seperti pada penelitian
Kastaman, dkk (2005) tentang kajian proses pengasinan telur metode
reverse osmosis pada berbagai lama perendaman. Dalam penelitian ini,
dilakukan proses pengasinan telur dengan membandingkan 2 metode,
yaitu metode dehidrasi osmosis dan reverse osmosis. Dehidrasi osmosis
adalah proses pengurangan air dari bahan dengan cara membenamkan
bahan dalam suatu larutan berkonsentrasi tinggi dan larutan tersebut
mempunyai tekanan osmosis tinggi. Sedangkan reverse osmosis adalah
pada prinsipnya adalah kebalikan proses osmosis. Dengan memberikan
tekanan larutan dengan kadar garam tinggi supaya terjadi aliran
molekul air yang menuju larutan dengan kadar garam rendah. Pada
proses ini molekul garam tidak dapat menembus membrane
semipermeable, sehingga yang terjadi hanyalah aliran molekul air saja.
Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa pengasinan telur dengan
metode reverse osmosis lebih efisien dibandingkan dengan metode
dehidrasi osmosis.
Terkait dengan reverse osmosis, di negara-negara maju sudah lama
menggunakan metode ini untuk menghasilkan air bersih. Hal ini telah
diteliti oleh Qin, dkk (2009) tentang Direct Osmosis for Reverse Osmosis
Fouling Control: Principles, Applications and Recent Developments
(Osmosis Langsung pada Reverse Osmosis Pengontrolan Pencemaran:
Prinsip, Aplikasi, dan Perkembangan Terkini).
Osmosis berkaitan dengan peristiwa plasmolisis. Jika sel
dimasukkan ke dalam larutan hipertonik, air akan terus-menerus keluar
dari sel. Sel akan mengerut, mengalami dehidrasi, dan bahkan dapat mati.
31
Pada sel tumbuhan, hal ini menyebabkan sitoplasma mengerut dan
terlepas dari dinding sel. Peristiwa ini disebut plasmolisis (pada sel hewan
disebut krenasi). Contoh lainnya, jika sel darah diletakkan dalam larutan
garam dengan kadar cukup tinggi (hipertonik), lama kelamaan sel darah
tersebut akan mengkerut karena air keluar dari sel. Namun, jika sel darah
merah diletakkan dalam larutan hipotonis, maka sel akan mengembang
karena air dari larutan hipotonis masuk ke dalam sel. Peristiwa ini disebut
deplasmolisis. Jika sel tumbuhan diletakkan pada larutan hipotonis,
bentuk sel tumbuhan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami
peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan
sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan
hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah/lisis,
hal ini karena sel hewan tidak memiliki dinding sel.
Gambar 19. Peristiwa lisis, plasmolisis/krenasi pada sel hewan dan sel tumbuhan
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. mem
33
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, and Lawrence G. Mitchell. 2002. Biologi: Edisi
Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kastaman, Roni, Sudaryanto, dan Budi Herdi Nopianto. 2005. "Kajian Proses
Pengasinan Telur Metode Reverse Osmosis pada Berbagai Lama
Perendaman". J. Tek.Ind. Pert. Vol. 19(1), halaman 30-39.
Marks, Dawn B., Allan D. Marks, and Collen M. Smith. 2000. Biokimia
Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC.
Qin, Jian-Jun, Boris Liberman, and Kiran A. Kekre. 2009. Direct Osmosis for
Reverse Osmosis Fouling Control: Principles, Applications and Recent
Developments. The Open Chemical Engineering Journal, volume 3, pp:
8-16.
Subowo. 2007. Biologi Sel. Bandung: Angkasa