LATAR BELAKANG Agama adalah pada dasarnya merupakan aktualisasi dari kepercayaan tentang adanya kekuatan gaib dan supranatural yang biasanya disebut sebagai Tuhan dengan segala konsekuensinya. Atau sebaliknya, agama yang ajaran - ajarannya teratur dan tersusun rapi serta sudah baku itu merupakan usaha untuk melembagakan sistem kepercayaan, membangun sistem nilai kepercayaan, upacara dan segala bentuk aturan atau kode etik yang berusaha mengarahkan penganutnya mendapatkan rasa aman dan tentram. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, gama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Adapun tentang demokrasi, bahwa secara literal, demokrasi berarti kekuasaan oleh rakyat, berasal dari bahasa Yunani Demos (rakyat) dan Kratos (kekuasaan). Secara historis, istilah demokrasi telah dikenal sejak abad ke-5 SM., yang pada awalnya sebagai respons terhadap pengalaman buruk monarki dan kediktatoran di Negara-Negara Kota Yunani kuno. Pada waktu itu Demokrasi dipraktikkan sebagai sistem di mana seluruh warga negara membentuk lembaga legislatif.Hal ini dimungkinkan oleh kenyataan jumlah penduduk Negara-Negara Kota kurang lebih 10.000 jiwa dan bahwa wanita, anak kecil serta para budak tidak mempunyai hak politik. Tidak ada pemisahan kekuasaan ketika itu, dan semua pejabat bertanggung jawab sepenuhnya pada Majelis Rakyat yang memenuhi syarat untuk mengontrol berbagai persoalan eksekutif, yudikatif dan legislatif. Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-masalah pokok mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijaksanaan negara, karena kebijaksanaan tersebut menentukan kehidupan rakyat. Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru agama, dan juga mempelajari tentang hubungan antara agama dan demokrasi yang saling berkaitan. BAB 2 PEMBAHASAN
Agama dan Demokrasi
Pada dasarnya agama dan demokrasi merupakan hal yang berbeda namun jika agama dan demokrasi dapat disatukan dengan baik dan tidak menyimpang dengan prinsip prinsip ketatanegaraan bangsa kita ini, agama akan membawa dampak yang sangat baik dan besar dalam perjalanan demokrasi.
Setiap orang memiliki hak nya masing masing yang sudah dikhususkan untuk memilih agama yang ingin dipercayai atau dianut, lalu membawa hal tersebut ke dalam ranah politik-demokrasi.
Namun demikian, pemikiran atau pemahaman yang salah atas agama tidak dipungkiri dapat membuat kejatuhan ataupun kehancuran bagi orang orang.
Oleh karena hal tersebut, bangsa kita ini haruslah cerdas dan paham benar akan mengolah adanya agama dalam kehidupan berdemokrasi agar nantinya kehadiran agama tersebut dapat menjadikannya rahmat dan membimbing bangsa kita ini ke arah yang lebih baik.
Politik di Indonesia
Untuk memperdalam penjelasan masalah yang saya bahas di makalah ini, saya akan menjeleskan apa itu politik dan bagaimana keadaan politik di Indonesia saat ini. Apakah keadaannya baik? Atau buruk? Apakah semua warga Negara Indonesia mendapatkan hak nya masing masing dalam memilih sesuai dengan kemauan dan keinginannya masing masing? Apakah karena perbedaan perbedaan yang terjadi di Indonesia menyebabkan terjadinya perselisihan ataupun pertengkaran antara sesame warga bangsa dan Negara?
Dinyatakan bahwa Indonesia adalah sebuah negara hukum yang berbentuk kesatuan dengan pemerintahan berbentuk republik dan sistem pemerintahan presidensial dengan sifat parlementer. Indonesia tidak menganut sistem pemisahan kekuasaan melainkan pembagian kekuasaan. Walaupun kurang lebih 90% penduduknya beragama Islam, Indonesia bukanlah sebuah negara Islam.
Cabang eksekutif dipimpin oleh seorang presiden yang merupakan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang dibantu oleh seorang wakil presiden yang kedudukannya sebagai pembantu presiden di atas para menteri yang juga pembantu presiden. Kekuasaan legislatif dibagi di antara dua kamar di dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat/MPR yaitu Dewan Perwakilan Rakyat/DPR dan Dewan Perwakilan Daerah/DPD. Cabang yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung/MA yang dan sebuah Mahkamah Konstitusi/MK yang secara bersama- sama memegang kekuasaan kehakiman. Kekuasaan Inspektif dikendalikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan yang memiliki perwakilan di setiap provinsi dan kabupaten/kota di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Di Indonesia dilakukan pemilihan umum yang diselenggarakan 5 tahun sekali memilih anggota DPR, anggota DPD, dan anggota DPRD yang disebut pemilihan umum legislatif (Pileg) dan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden atau yang disebut pemilihan umum presiden (Pilpres). Pemilihan Umum di Indonesia menganut sistem multipartai.
Ada perbedaan yang besar antara sistem politik Indonesia dan negara demokratis lainnya di dunia. Di antaranya adalah adanya Majelis Permusyawaratan Rakyat yang merupakan ciri khas dari kearifan lokal Indonesia, Mahkamah Konstitusi yang juga berwenang mengadili sengketa hasil pemilihan umum, bentuk negara kesatuan yang menerapkan prinsip-prinsip federalisme seperti adanya Dewan Perwakilan Daerah, dan sistem multipartai berbatas di mana setiap partai yang mengikuti pemilihan umum harus memenuhi ambang batas 2.5% untuk dapat menempatkan anggotanya di Dewan Perwakilan Rakyat maupun di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD Kabupaten/Kota Perjalanan politik di Indonesia pun tidak luput dari perubahan perubahan yang terjadi di dalam politik itu sendiri. Perubahan atau reformasi yang terjadi pertama kali di dunia politik ini dimulai sejak tahun 1998 yang telah menghasilkan banyak perubahan penting dalam bidang politik di Indonesia. Salah satu bentuk perubahan atau reformasi yang terjadi sejak tahun 1998 di antarannya: MPR (Majelis Perwakilan Rakyat) yang saat ini telah dikurangi tugas dan kewenangannya Pengurangan masa jabatan presiden dan wakil presiden yang menjadi 2 kali masa bakti dengan masing masing masa bakti selama 5 tahun Dibentuknya MK (Mahkamah Konstitusi) Pembentukan DPD (Dewan Perwakilan Daerah) sebagai penyeimbang DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Korupsi di Indonesia Apakah hal yang terpintas dalam benak anda ketika seorang teman, kawan, keluarga ataupun media membicarakan tentang politik yang terjadi di Indonesia? Tidaklah heran jika hal yang pertama kali terpikir atau terpintas di benak anda adalah persoalaan korupsi! Bagi warga Indonesia persoalan korupsi sudah merupakan hal yang umum terjadi sehingga warga Negara Indonesia sendiri tidaklah akan kaget atau terkejut mendengar akan pemberitaan mengenai kasus korupsi yang sudah marak terjadi di Indonesia, khusunya korupsi yang terjadi di bidang politik.
Korupsi di Indonesia berkembang secara sistemik. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan. Dalam seluruh penelitian perbandingan korupsi antar negara, Indonesia selalu menempati posisi paling rendah. Keadaan ini bisa menyebabkan pemberantasan korupsi di Indonesia semakin ditingkatkan oleh pihak yang berwenang. Perkembangan korupsi di Indonesia juga mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun hingga saat ini pemberantasan korupsi di Indonesia belum menunjukkan titik terang melihat peringkat Indonesia dalam perbandingan korupsi antar negara yang tetap rendah. Hal ini juga ditunjukkan dari banyaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia. Sebenarnya pihak yang berwenang, seperti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) telah berusaha melakukan kerja maksimal. Tetapi antara kerja yang harus digarap jauh lebih banyak dibandingkan dengan tenaga dan waktu yang dimiliki KPK. Pemberantasan korupsi di Indonesia saat ini dilakukan oleh beberapa institusi: 1. Tim Tastipikor (Tindak Pidana Korupsi) 2. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3. Kepolisian 4. Kejaksaan 5. BPKP 6. Lembaga non-pemerintah: Media massa Organisasi massa
Jika diperhatikan dan diamati, apakah hal yang membuat para petinggi petinggi di Indonesia melakukan hal yang sangat tidak terpuji seperti itu mengingat bahwa mereka adalah seorang petinggi di Indonesia yang notabene dipilih oleh rakyat untuk menjadi pembimbing dan penghubung kepada masyarakat agar keinginan rakyat dapat terpenuhi oleh Negara. Jika hal ini dihubungkan dengan agama, apakah kita dapat menyalahkan lemahnya keyakinan seseorang sehingga dapat melakukan hal yang kelewat batas dan bahkan dilarang oleh agama tersebut. Transpransi International (TI), sebuah lembaga yang memfokuskan diri mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan governance and anti-corruption, menyatakan bahwa kurang relevansinya hubungan antara agama dan prevalensi praktek korupsi. Penelitian yang melibatkan pengumpulan data tak kurang dari 185 negara dengan latar belakang agama yang sangat beragam ini termasuk Indonesia dan sejumlah Negara Timur Tengah, menunjukkan hasil bahwa dalam masyarakat dengan tingkat kepercayaan agama yang tinggi memiliki Corruption Perception Index (CPI) yang juga tinggi (S.Douglas Beets, 2007). Hasil riset ini sepertinya hendak mengatakan bahwa nilai-nilai normative yang mulia yang di kandung dan diajarkan oleh sebuah agama terlihat tidak berpengaruh besar terhadap perilaku masyarakatnya, terutama dalam hal perilaku korupsi. Lalu ada kesimpulan dari riset tersebut yang sedikit membuat miris kita selaku umat islam adalah bahwa negara-negara yang masyarakatnya tidak menganggap agama sebagai sesuatu yang penting justru memiliki CPI yang rendah, namun sebaliknya masyarakat muslim yang selalu megutamakan agama sebagai bagian yang penting dalam kehidupan justru memiliki CPI tinggi. Perlu digaris bawahi agar tidak salah memahami bahwa hasil riset ini, menurut pemahaman penulis, tidak mengatakan bahwa ajaran agama tidak mengajarkan umatnya agar menghindari korupsi, justru sebaliknya setiap agama manapun pasti mengingatkan umatnya untuk jujur dan tidak menguasai hak orang lain, cuma saja para pemeluk agama itu sendirilah yang belum mampu menerapkan dan menggunakan nilai-nilai agama yang luhur itu untuk mencegah dirinya dari perbuatan tercela korupsi. Hasil riset tersebut benar adanya dengan apa yang terjadi di Indonesia karena bias dilihat bahwa di Indonesia sendiri majoritas penduduknya beragama Islam. Terlepas dari riset tersebut para koruptor itu sesmestinya memikirkan matang matang tindakan mereka yang tercela itu sebelum bertindak, karena hanya karena keserakahan dan egoisme pribadi tidak hanya warga Indonesia saja yang merasa dibohongi dan menjadi korban tetapi keluarga dan juga diri sendiri yang akan mendapat balasan dari apa yang telah dilakukan.
Demokrasi dalam agama
Demokrasi dalam pandangan setiap agama sama, namun mungkin ada sedikit perbedaannya. Yang dimana setiap agama pasti mengajarkan tentang kemanusiaan, tentang perdamaian, dan tentang cinta kasih. Hal hal tersebutlah bahasa universal yang mampu mempertemukan perbedaan keyakinan. Dalam tataran isu strategis, bahasa yang sering dipergunakan sebagai istilah bersama adalah toleransi, pluralism, dan multikulturalisme. Ketiga idiom ini dalam esensinya memiliki irisan besar dengan demokrasi. Dalam demokrasi, sebuah bangunan bersama didirikan atas dasar pluralitas dan disangga melalui kontrak social yang disepakati bersama. Keragaman etnis, suku, agama, dan kepercayaan akan bias hidup dalam paying demokrasi ketika nilai nilai kemanusiaan dan keadilaa dijunjung tinggi oleh semua orang. Ada nilai atau ajaran Hindu yang parallel dengan prinsip demokrasi. 1. Pengakuan terhadap kemajemukan dan perbedaan Hindu menghargai keberagaman dan perbedaan pendapat menyangkut hal hal sangat prinsip sekalipun. Misalnya dalam konsep ketuhanan. Orang orang Hindu, seperti Gandhi menganggap semua agama sederajat.
2. Paham ketuhanan pantheisme Paham ketuhanan Hindu yang pantheistic, dimana Tuhan Yang Mahakuasa menyelusupi berbagai hal yang ada, menandakan adanya penyebaran kekuasaan.
3. Hukum karma Masing masing manusia memiliki kehendak bebas dan betanggung jawab ata perbuatannya sendiri. Tuhan tidak akan menghukum orang secara sembarangan. Hakikat demokrasi menghargai supremasi hukum. Dalam demokrasi menjamin kebebasan berkehendak dan berpendapat
4. Doktrin Ahimsa Gandhi merumuskan relasi Ahimsa dengan politik dan demokrasi dengan tepat, sebagai berikut:
Demokrasi hanya dapat diselamatkan melalui pantang kekerasan, karena demokrasi, selama ditopang oleh kekerasan tidak menjamin kebutuhan atau melindungi kaum lemah. Pengertianku mengenai demokrasi ialah bahwa di bawah demokrasi, golongan yang paling lemah harus mempunyai kesempatan yang sama seperti golongan yang paling kuat. Ini tidak akan mungkin terjadi kecuali melalui pantang kekerasan, demokrasi barat, seperti yang berfungsi sekarang, adalah nazisme atau fasisme yang diperlunak Apakah agama Hindu itu sendiri berperan mencegah atau malah menjauhkan kekerasan dari proses demokrasi? Iya, agama Hindu berusaha untuk hal itu tetapi tidak selalu berhasil. Dalam beberapa kasus, kekerasan juga timbul dalam masyarakat yang memeluk agama Hindu. Akan tetapi agama Hindu menjaga kekerasan itu agar tidak sampai menghancurkan demokrasi.
Dampak dari demokrasi
Hal positif adanya demokrasi: Menjunjung tinggi persamaan Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban Membudayakan sikap bijak dan adil Membiasakan musywarah mufakat dalam mengambil keputusan Mengutamakan persatuan dan kesatuan antar sesame
Dampak paling buruk dari penerapan system demokrasi tentu saja adalah tersingkirnya aturan aturan Allah dari kehidupan masyarakat. Selama lebih dari setengah abad, negeri yang notabene berpenduduk mayoritas Muslim ini menerapkan demokrasi. Selama itu pula syariah Islam selalu dicampakkan. Dampak buruk lainnya antara lain sebagai berikut: Akibat kebebasan beragama, muncul banyak aliran sesat di Indonesia Akibat kebebasan berpendapat, muncul ide ide liberal seperti pendapat yang mengatakan bahwa syariah Islam, misalnya, jika diterapkan, akan mengganggu stabilitas dan lain lain. Akibat kebebasan kepemilikan akhirnya, banyak SDA yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh individu, swasta atau pihak asing. Akibat kebebasan berprilaku, tersebarluasnya pornografi dan pornoaksi.
Politik sublimasi
Beberapa bulan terakhir ini di Indonesia sempat dan masih diramaikan tentang persoalan soal pemilu capres 2014. Dari sekian banyak kontroversi yang terjadi banyak terdapat persoalan yang tidak sedikit melibatkan soal agama. Memasukan agama sebagai senjata untuk mencari perhatian kepada capres-cawapres tertentu serta juga para masyarakat yang akan memilih.
Hal ini membuktikan bahwa banyak orang yang salah menempatkan agama di meja politik. Bukannya menggunakan agama sebagai pedoman dan pegangan agar dapat memenangkan pemilihan ini dengan cara yang adil dan jujur. Mereka yang mengsalah gunakan nya malah menjadikannya alat untuk menarik perhatian orang orang agar mau mengikuti dan menjadi sekutu.
Mungkin ada beberapa orang yang tidak menanggapi hal tersebut tetapi tidak sedikit juga yang malah berkumpul dan menjadi satu kesatuan yang nantinya menyerang karena pada dasarnya mereka telah dikompori untuk melakukan hal tersebut.
Taktik yang digunakan oleh orang orang yang telah menyalahgunakan penempatan agama tersebut adalah taktik yang nantinya membawa para orang orang untuk mengalihkan mata mereka dari sesuau yang semu, palsu, dan menipu. Sesuatu yang palsu itu bias berupa ketidakmampuan melakukan hal hal yang semestinya atau terdapat tedensi untuk menutupi berbagai kelemahan dan kekurangan yang ada.
Tujuan dari pelaksanaan taktik ini tidak lain untuk mengalihkan kelemahan dan kekurangan yang capres cawapres tertentu da dapat ditutupi dengan politik pengalihan semacam ini.
Agama dan Demokrasi dapat berjalan bersama di Indonesia
Terlepas dari apa yang telah terjadi pada saat pemilihan presiden 2014 dan juga kejadian kejadian yang telah dilakukan oleh oknum oknum yang mempunyai kelompok agam sendiri dan tujuan yang nantinya dapat menghancurkan demokrasi dan bahkan Negara itu sendiri. Dikutip dari satuislam.org tokoh islam liberal di Indonesia, Ulil Abshar Abdalla, mengatakan agama dan demokrasi bias berjalan beriringan dalam satu bangsa. Indonesia dimana sebagai Negara dengan mayoritas warganya beragama Islam, namun bias menjalankan demokrasi selama 13 tahun. Ulil juga menyatakan bahwa kalangan Islam di Indonesia sangat suportif terhadap perkembangan Demokrasi. Kalangan Islam pun antusias mendirikan partai dan ikut terus Pemilu dan nggak putus asa. PKB, PPP, PKS, PBB. Elektabilitasnya tidak pernah sebesar Partai Demokrat atau PDIP tapi mereka tidak pernah putus asa berjuang, ujar Ulil saat dialog di DPP Partai Demokrat bertajuk Budaya Agama dan Demokratisasi, Jakarta, Selasa 11 Maret 2014. Beliau juga menyatakan bahwa jalan yang diambil Indonesia juga sudah sangat baik. Dimana pemerintah mendukung kegiatan keagamaan dan berkeyakinan tanpa dihalang halangi. Walaupun tidak dipungkiri masih ada banyak kelompok kelompok yang intoleran terhadap keyakinan, tetapi Indonesia sudah berada di jalan yang benar karena menjamin kebebasan memeluk keyakinan sesuai dengan mandate konstitusi. Demokrasi mempunyai prinsip bagus karena di dalamnya ada civilian right dan political right. Demokrasi dan agama saling mendukung. Agama memperkaya demokrasi dan demokrasi bukan sekedar Pemilu namun menyangkut nilai-nilai dan budaya yang berkembang di masyarakat, tukas Ketua Divisi Pusat Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengurus Pusat Partai Demokrat itu.
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Terbukti bahwa agama dan demokrasi dapat bersatu dengan baik Hak Asasi Manusia dan demokrasi merupakan konsep yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini disebabkan karena salah satu syarat utama terwujudnya demokrasi adalah adanya penegakan hukum dan perlindundgan Hak Asasi Manusia (HAM). Demokrasi akan selalu rapuh apabila HAM setiap warga masyarakat tidak terpenuhi. Sedangkan pemenuhan dan perlindungan HAM akan terwujud apabila hukum ditegakkan. Agama seharusnya tidak dijadikan sesuatu yang dapat menjadikan perpecahan antar sesame Semua orang yang memiliki agama tidaklah menyalahgunakan agama itu sendiri Kebebasan dalam demokrasi juga tidak baik dan seharusnya dilaksanakan dengan baik
SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik saran sebagai berikut: Sebagai orang yang beragama seharusnya memahami tentang hukum hukum agama dengan baik agara kedepannya dapat membantu ke jalan yang benar Agama dapat menjadi pegangan dan pedoman bagi orang orang yang memeluknya Berpikir tentang konsekuensi yang akan didapat dan akibat yang akan mempengaruhi orang orang sekitar Tidak menyalahgunakan agama sebagai senjata untuk menyerang Menjunjung tinggi demokasi Dapat membaur dengan sesama yang berbeda Tidaklah membentuk sebuah kelompok yang menjunjung pemikiran sendiri dan selalu mencari masalah