Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

DEPARTEMEN: J IWA

HARGA DIRI RENDAH












Disusun oleh:
NUNING KHUROTUL AFIDA
PSIK REGULER-2010
105070201111011



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2014
HARGA DIRI RENDAH
1. PENGERTIAN
Harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Harga diri
rendah disertai oleh evaluasi diri yang negatif, membenci diri sendiri dan
menolak diri. Harga diri rendah adalah kesadaran dimana individu
mengalami atau beresiko mengalami evaluasi diri negatif tentang
kemampuan atau diri (Carpenito : 2000)
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan ideal diri. (Struart & Sunden, 1998)
Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/evaluasi diri negatif
yang berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau berubahnya
perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri
positif. (Wilkinson,2007)

2. RENTANG RESPON

a. Respon-respon maladaptif meliputi :
o Aktualisasi diri adalah pernyataan tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman yang sukses
o Konsep diri positif individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
perwujudan dirinya.
b. Rentang respon yang berada antara rentang respon adaptif dan
maladaptif meliputi :
o Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami atau
beresiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri.
c. Rentang respon maladaptif meliputi :
o Kekacauan identitas adalah kegagalan individu mengintegrasikan
aspek-aspek identitas masa kanak-kanak kedalam kematangan
kepribadian pada remaja yang harmonis
o Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistik dan merasa
asing dengan diri sendiri, yang berhubungan dengan kecemasan,
kepanikan dan kegagalan dalam ujian realitas. Individu mengalami
kesulitan membedakan diri sendiri dari orang lain dan tubuhnya sendiri
terasa tidak nyata dan asing baginya.( Struart, 2007)
d. Kepribadian yang sehat mempunyai konsep diri sebagai berikut :
o Konsep diri posistif
o Gambaran diri yang tepat dan positif
o Ideal diri yang realistis
o Harga diri yang tinggi
o Penampilan diri yang memuaskan
o Identitas yang jelas

3. PENYEBAB
a. Faktor predisposisi
o Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orang
tua,harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada
orang lain dan ideal diri yang tidak realistis.
o Faktor yang mempengaruhi performa peran, adalah steriotif peran
gender, tuntutan peran kerja,dan harapan peran budaya. Nilai-nilai
budaya yang tidak dapat diikuti oleh individu
o Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi, meliputi ketidak
percayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya,dan perubahan
struktur sosial
b. Stresor Pencetus
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau eksternal
o Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan
o Ketegangan peran, berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada 3 jenis
transisi peran :
- Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai, serta tekanan untuk meyesuaikan diri.
- Transisi peran situasi terjadi dengan berambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
- Transisi peran sehat-sakit, terjadi akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh :
kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran,bentun,penampilan
atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang berhubungan dengan
tumbuh kembang normal, prosedur medis dan keperawatan.
(Stuart, 2002)
c. Teori penyebab
o Situasional
Yang terjadi trauma secara tiba tiba misalnya pasca operasi,
kecelakaan cerai, putus sekolah, Phk, perasaan malu karena terjadi
(korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN). HDR pada pasien yang
dirawat disebabkan oleh :
- Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur
pubis pemasangan kateter).
- Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai
karena dirawat atau sakit atau penyakitnya.
- Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal
berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai
tindakan tanpa pemeriksaan.
o Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum
sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif,
kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan
malu anak belajar mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya
bila banyak dikendalikan dari luar maka akan timbul bibit keraguan dan
rasa malu yang berlebihan.
o Faktor Presipitasi
- Ketegangan peran Stress yang berhubungan dengan frustasi yang
dialami dalam peran atau posisi
- Konflik peran Ketidaksesuaian peran dengan apa yang diinginkan
- Peran yang tidak jelas Kurangnya pengetahuan individu tentang
peran
- Peran yang berlebihan Menampilkan seperangkat peran yang
kompleks

4. TANDA dan GEJALA
o Mengkritik diri sendiri dan orang lain
o Penurunan priduktivitas
o Destruktif yang diarahkan pada orang lain
o Gangguan dalam berhubungan
o Rasa diri penting yang berlebihan
o Perasaan tidak mampu
o Rasa bersalah
o Mudah tersinggung atau marah berlebihan
o Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri
o Ketegangan peran yang dirasakan
o Pandangan hidup yang pesimis
o Keluhan fisik
o Pandangan hidup yang bertentangan
o Penolakan terhadap kemampuan personal
o Destruktif terhadap diri sendiri
o Pengurangan diri
o Menarik diri secara sosial
o Penyalahgunaan zat
o Menarik diri dari realitas
o Khawatir

DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk. 2003. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr.
Amino Gondoutomo
Carpenito. 2007. Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed. Ke-6.
Jakarta: EGC.
Damaiyanti, Mukhripah & Iskandar. 2012. Asuhan Keperatan Jiwa. Gunarsa, Aep
(ed). Bandung : PT Refika Aditama
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan
Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika
Direktorat Kesehatan Jiwa.Buku Standar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan
Penerapan Standar Asuhan Keperawatan pada Kasus di RSJ dan di
RSKO.Jakarta: Depkes RI, 1998.
Doenges.E Marilynn, dkk. 2006. Rencana Usaha Keperawatan Psikiatri, edisi 3.
EGC : Jakarta.Keliat Budi A. Proses keperawatan kesehatan jiwa.
Edisi 1. Jakarta: EGC
NANDA International. 2011. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012 2014. Alih bahasa Made Sumarwati, Nike Budhi
Subekti.Jakarta: EGC.
Stuart GW, Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5
thed.). St.Louis Mosby Year Book
Stuart, G.W., dan Laraia, 2003. Principles and practice of psychiatric Nursing.St.
Louis: Mosby year book.
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standart asuhan keperawatan kesehatan jiwa.Edisi
1. Bandung: RSJP
Townsend M.C. 1998. Diagnosa keperawatan pada keperawatan psikiatri;
pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta: EGC
Yosep, Iyus, 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai