ari Rabu tanggal 9 April kemarin telah diselenggarakan pesta demokrasi lima tahunan yang bernama pemilihan umum (Pemilu) dimana tiap-tiap warga negara Republik Indonesia di seluruh Tanah Air dan di luar negeri mendatangi dan menyalurkan hak suaranya di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS). One man one vote, satu orang satu suara dengan mengangkat jargon citra politik demokrasi yang aman, damai, tertib, langsung, umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil untuk memilih partai dan dukungan calon legislatifnya masing-masing untuk duduk di parlemen baik di tingkat DPR-RI, tingkat DPRD provinsi hingga di tingkat DPRD kabupaten / kota termasuk pemilihan anggota senat Dewan Pertimbangan Daerah atau DPD. Dimana setiap warga negara yang namanya telah tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) sudah pasti memiliki hak bersuara dan menentukan pilihan terhadap partai peserta Pemilu dan para calon legislatif atau caleg yang didukungnya. Penentuan DPT itu sendiri senantiasa dilakukan evaluasi dan verifikasi data calon pemilih baik secara administrasi maupun berdasarkan kondisi faktual di lapangan oleh pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejak jauh- jauh hari hingga batasan waktu yang telah ditentukan menjelang penyelenggaran Pemilu. Penentuan DPT yang cermat merupakan gambaran kualitas hasil Pemilu saat ini sehingga setiap peserta pemilih dapat menyalurkan hak pilihnya dimanapun berada dan dalam kondisi apapun apalagi saat ini DPT dapat diketahui lewat jalur internet dengan cara membuka situs KPU. Setelah proses pencoblosan suara telah selesai dilakukan maka selanjutnya dilaksanakan perhitungan suara pemilih secara terbuka oleh masing-masing anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk kemudian dijadikan acuan oleh pihak KPU di tingkat kota/ kabupaten hingga tingkat pusat dalam menentukan seberapa besar perolehan tabulasi suara partai peserta Pemilu beserta para Calegnya dan calon senat yang berhak memiliki kursi di parlemen. Pemilihan umum kali ini benar-benar merupakan bagian dari sejarah demokrasi yang menentukan arah dan tujuan perjalanan bangsa ini pada masa lima tahun kedepan karena setelah H proses Pemilu ini selesai maka kembali kita dihadapkan pada proses pemilihan calon presiden dan wakil presiden untuk periode tahun 2014 hingga tahun 2019 pada tanggal 9 Juli 2014 mendatang. Kita sebagai rakyat penghuni bumi nusantara dari Sabang sampai Merauke tentunya sangat berharap bahwa partai dan calon legislatif yang kita dukung mampu memberikan angin perubahan kehidupan demokrasi yang lebih baik dan elegan. Karena di pundak mereka yang mewakili atas nama rakyat dan daerah dimana para caleg dan calon senat yang bakal duduk di kursi parlemen tersebut sudah pasti memahami sepenuhnya betapa besar harapan masyarakat yang diwakilinya itu dan apa yang seharusnya dia lakukan saat terpilih nanti. Kita juga tidak bisa menafikan bahwa setiap proses pemilu legislatif maupun pemilihan presiden, gubernur, bupati/ walikota di Indonesia sesungguhnya tidak terlepas dari aroma politik bagi-bagi uang, black campaign atau menghasut dengan cara mengungkit-ngungkit dosa dan kesalahan pihak partai atau oknum lawan politik lain, hingga kampanye terselubung yang dibungkus dengan berbagai kegiatan sosial. Kita telah memilih mereka sebagai wakil kita di parlemen tentunya kita juga mengenal siapa mereka dan mengetahui sejauhmana kualitas serta kapabilitas dan rasa empati yang mereka miliki. Itu artinya bahwa siapapun pilihan kita sebagai wakil rakyat berarti kita harus siap pula menerima akibatnya apabila caleg yang kita pilih tersebut tidak mampu memenuhi aspirasi kita di parlemen selama lima tahun kedepan. Terlebih lagi bila para wakil rakyat itu hanya gemar berpelesir ke luar kota bahkan ke luar negeri dengan berkedok studi banding, tidur dan hanya bersikap pasif pada saat sidang soal kepentingan rakyat, nongkrong di tempat hiburan malam beserta kendaraan dinasnya, pemakai narkoba maupun kongkalikong soal proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah serta seabrek perbuatan kotor lainnya yang memang tak patut untuk dipertontonkan bagi seorang anggota dewan yang terhormat. Perjalanan waktu selama lima tahun kedepan memang tidak terasa namun bakal menentukan nilai bagi seorang wakil rakyat maupun pemimpin politik lainnya terhadap maju tidaknya kesejahteraan rakyat di negeri ini. Banyak pekerjaan rumah yang wajib mereka tuntaskan dan perjuangkan demi memenuhi tuntutan kebutuhan rakyat banyak. Janji politik pada saat kampanye kemarin tentu merupakan catatan tersendiri bagi kita untuk mengingatkan mereka yang telah berhasil duduk di kursi parlemen. Meski kita pun menyadari bahwa terkadang sebagian janji politik itu hanyalah bumbu penyedap dari materi kampanye semata yang membuat kita terbuai bersama alunan musik dan nyanyian artis ibukota di atas panggung kampanye. Ayo kita sukseskan Pemilu 2014 yang lebih berkualitas. Semoga