Amelia Forpat Arab
Amelia Forpat Arab
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
2. 1 Prosedur Medikolegal
Prosedur medikolegal pada kasus ini sudah terpenuhi dengan adanya surat permintaan
visum
dari
Kepolisian
Jakarta
Utara
Sektor
Cilincing
dengan
nomor
Lebam mayat dapat digunakan untuk tanda pasti kematian; memperkirakan sebab
kematian, misalnya lebam berwarna merah terang pada keracunan CO atau CN, warna
kecoklatan pada keracunan anilin, nitrit, nitrat, sulfonal; mengetahui perubahan posisi mayat
yang dilakukan setelah terjadinya lebam mayat yang menetap; dan memperkirakan saat
kematian.
Kaku mayat (rigor mortis). Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan
karena metabolisme tingkat seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot
yang menghasilkan energi. Energi ini digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP. Selama
masih terdapat ATP maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen
dalam otot habis, maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot
menjadi kaku.
Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian. Kaku mayat mulai tampak
kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) ke arah
dalam (sentripetal). Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan
selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama.
Faktor-faktor yang mempercepat terjadinya kaku mayat adalah aktivitas fisik sebelum
mati, suhu tubuh yang tinggi, bentuk tubuh kurus dengan otot-otot kecil dan suhu lingkungan
tinggi.
Terdapat kekakuan pada mayat yang menyerupai kaku mayat :
1.
Cadaveric spasm (instantaneous rigor), adalah bentuk kekakuan otot yang terjadi pada
saat kematian dan menetap. Merupakan kaku mayat yang timbul dengan intensitas sangat
kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer. Penyebabnya adalah akibat habisnya
cadangan glikogen dan ATP yang bersifat setempat pada saat mati klinis karena
2.
3.
pada korban mati terbakar. Yang membentuk sikap seperti petinju (pugilistic attitude).
Cold stiffening, yaitu kekakuan tubuh akibat lingkungan dingin, sehingga terjadi
pembekuan cairan tubuh, termasuk cairan sendi, pemadatan jaringan lemak subkutan dan
otot, sehingga bila sendi ditekuk akan terdengar bunyi pecahnya es dalam rongga sendi.
Pada pemeriksaan mayat ditemukan lebam mayat pada punggung berwarna merah
keunguan dan hilang pada penekanan. Kaku mayat terdapat pada dagu, ujung-ujung jari
tangan dan kaki.
Dari hasil pemeriksaan lebam mayat dan kaku mayat, dapat diperkirakan waktu kematian
antara 2 8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan luar (Tanggal 5 Agustus 2012 Pukul 17.45
23.45 WIB).
2.3 Luka-luka dan Temuan Lainnya
Traumatologi adalah ilmu yang mempelajari tentang luka dan cedera serta
hubungannya dengan berbagai kekerasan, sedangkan yang dimaksudkan dengan luka adalah
suatu keadaan ketidaksinambungan jaringan tubuh akibat kekerasan.
LUKA AKIBAT KEKERASAN BENDA TAJAM
Benda-benda yang dapat mengakibatkan luka dengan sifat luka seperti ini adalah
benda yang memiliki sifat tajam, baik berupa garis maupun runcing, yang bervariasi dari alatalat seperti pisau, golok, dan sebagainya hingga keping kaca, gelas, logam, bahkan tepi kertas
atau rumput.
Gambaran umum luka yang diakibatkannya adalah tepi dan dinding luka yang rata,
berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan dan dasar luka berbentuk garis atau titik.
Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau sayat, luka tusuk dan
luka bacok.
Selain gamabaran umum luka tersebut di atas, luka iris atau sayat dan luka bacok
mempunyai kedua sudut luka lancip dan dalam luka tidak melebihi panjang luka. Sudut luka
yang lancip dapat terjadi dua kali pada tempat yang berdekatan akibat pergeseran senjata
sewaktu ditarik atau akibat bergeraknya korban. Bila dibarengi gerak memutar, dapat
menghasilkan luka yang tidak selalu berupa garis.
Pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukkan perkiraan benda penyebabnya, apakah
berupa pisau bermata satu atau bermata dua. Bila satu sudut luka lancip dan yang lain tumpul,
berarti benda penyebabnya adalah benda tajam bermata satu. Bila kedua sudut luka lancip,
luka tersebut dapat diakibatkan oleh benda tajam bermata dua. Benda tajam bermata satu
dapat menimbulkan luka tusuk dengak kedua sudut lancip apabila hanya bagian ujung benda
saja yang menyentuh kulit, sehingga sudut luka dibentuk oleh ujung dan sisi tajamnya.
Kulit di sekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya tidak menunjukkan
adanya luka lecet atau memar, kecuali bila bagian gagang turut membentur kulit.
Pada luka tusuk, panjang luka biasanya tidak mencerminkan lebar benda tajam
penyebabnya, demikian pula panjang saluran luka biasanya tidak menunjukkan panjang
benda tajam tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor elatisitasnya jaringan dan gerakan
korban.
Umumnya, luka akibat kekerasan benda tajam pada kasus pembunuhan, bunuh diri
atau kecelakan memiliki ciri-ciri berikut :
Pembunuhan
Bunuh Diri
Kecelakaan
Lokasi Luka
Sembarang
Terpilih
Terpapat
Jumlah Luka
Banyak
Banyak
Tunggal/Banyak
Pakaian
Terkena
Tidak Terkena
Terkena
Luka Tangkis
Ada
Tidak Ada
Tidak Ada
Luka Percobaan
Tidak Ada
Ada
Tidak Ada
Cedera Sekunder
Mungkin Ada
Tidak Ada
Mungkin Ada
Ciri-ciri pembunuhan di atas dapat dijumpai pada kasus pembunuhan yang disertai
perkelahian. Tetapi bila tanpa perkelahian maka lokasi luka biasanya pada daerah fatal dan
dapat tunggal.
Luka tangkis merupaka luka yang terjadi akibat pisau bertujuan untuk melihat
interaksi antara pisau-kain-tubuh, yaitu melihat letak/lokasi kelainan, bentuk robekan, adanya
partikel besi, serat kain dan pemeriksaan terhadap bercak darahnya.
Bunuh diri menggunakan benda tajam biasanya diarahkan pada tempat yang cepat
memtikan misalnya leher, dada kiri, pergelangan tangan, perut dan lipat paha. Bunuh diri
dengan senjatam tajam tentu saja akan menghasilkan luka-luka pada tempat yang terjangkau
oleh tangan korban serta biasanya tidak menembuh pakaian karena umumnya korban
menyikap pakaian terlebih dahulu.
Luka percobaan khas ditemukan pada kasus bunuh diri yang menggunakan senjata
tajam, sehubungan dengan kondisi kejiwaan korban. Luka percobaan tersebut dapat berupa
luka sayat atau luka tusuk yang dilakukan berulang dan biasanya sejajar.
Yang dimaksud dengan kecelakaan pada tabel di atas adalah kekerasan tajam yang
tejadi tanpa unsur kesengajaan misalnya kecelakaan industrim kecelakaan pada kegiatan
sehari-hari; sedangkan cedera sekunder adalah cedera yang terjadi bukan akibat benda tajam
penyebab.
Berdasarkan hasil pemeriksaan luar dan dalam pada mayat ditemukan luka-luka antara lain :
1. Luka terbuka pada lengan atas kiri sisi belakang dan dada sisi kiri tepi rata.
2. Luka lecet pada lengan atas kanan sisi luar, lengan bawah kanan sisi belakang dan
dada samping kanan.
3. Luka memar pada dada kiri.
2.4 Sebab dan Mekanisme Kematian
Sebab kematian akibat kekerasan tajam pada dada yang menyebabkan tertusuknya rongga
dada yang menembus ke jantung dan menimbulkan perdarahan.
2.5 Kesimpulan
Pada pemeriksaan mayat laki-laki yang berusia tiga puluh tiga tahun ini dan bergolongan
darah O ini ditemukan luka terbuka pada dada kiri dan lengan kiri, terpotongnya kandung
jantung, jantung akibat kekerasan tajam. Selanjutnya ditemukan luka lecet pada dada dan
lengan akibat kekerasan tumpul. Sebab mati orang ini adalah kekerasan tajam pada dada yang
menurut gambarannya diakibatkan oleh senjata tajam bermata satu dengan lebar maximum
senjata yang masuk sepanjang tiga sentimeter, sehingga terjadi perdarahan. Perkiraan saat
kematian antara 2-8 jam sebelum pemeriksaan luar (5 Agustus 2012 Pukul 17.45 23.45
WIB).
DAFTAR PUSTAKA
1. Budiyanto A, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama, cetakan kedua.
Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 1997.