Pada saat lahir akan terjadi perubahan sirkulasi, salah satunya ditandai dengan penutupan duktus arteriosus. Penutupan ini terjadi akibat konstriksi otot polos yang terdapat di dalam duktus dalam waktu 10-15 jam setelah lahir. Penutupan ini akan lengkap saat usia 2-3 minggu, ditandai perubahan lapisan endotel dan subintima secara permanen. aktor-!aktor yang mempengaruhi penutupan duktus yaitu " 1. Peningkatan tekanan oksigen arteri Pa#2 pada sirkulasi sistemik postnatal $dari 25 mm%g intrauterin menjadi 50 mm%g setelah paru-paru mengembang& menyebabkan konstriksi otot polos duktus dan penutupan duktus. 'espon otot polos terhadap #2 tergantung usia kehamilan. Pada bayi prematur, jaringan duktus kurang berespon penuh terhadap stimuli oksigen dibandingkan bayi cukup bulan. Penurunan respon ini akibat sensiti(itas terhadap oksigen yang menimbulkan kontraksi berkurang. 2. Penurunan kadar prostaglandin $P)*2& berhubungan dengan penutupan duktus. Penurunan ini terjadi akibat pengeluaran plasenta yang merupakan sumber P)*2 dan meningkatnya aliran darah ke paru-paru. Penutupan duktus secara dini di dalam kandungan dapat terjadi jika wanita yang sedang hamil mengkonsumsi aspirin $menghambat sintesis P)*2& dan menimbulkan Persistent Pulmonary Hypertension in Newborn. 3. Peningkatan kadar katekolamin $norepine!rin, epine!rin& berhubungan dengan kostriksi duktus.
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS Defnisi Patent +uctus ,rteriosus $P+,& adalah terdapatnya pembuluh darah !etal yang menghubungkan percabangan arteri pulmonalis sebelah kiri $left pulmonary artery& ke aorta desendens tepat di sebelah distal arteri subkla(ia kiri. P+, sering ditemukan tanpa disertai kelainan jantung bawaan lain tetapi dapat juga ditemukan dengan kelainan jantung bawaan lain seperti penyakit jantung bawaan jenis duct dependent $atresia pulmonal dan atresia trikuspid&. Pada kelainan ini kehidupan tergantung ada tidaknya duktus yang membawa aliran darah ke paru. 1 Insidensi P+, sering ditemukan pada bayi prematur dengan berat badan lahir rendah. P+, terdapat sekitar 5-10- dari seluruh penyakit jantung bawaan, tidak termasuk bayi prematur. .ebanyakan dijumpai pada anak perempuan dibandingkan anak laki- laki dengan rasio 3"1. Patofsiologi +uktus arteriosus terbuka selama kehidupan janin intrauterin. /ni adalah kebocoran yang terjadi di luar jantung, yaitu antara a. Pulmonalis dengan aorta. .edua pembuluh darah besar ini dihubungkan dengan pembuluh darah kecil, duktus arteriosus 0otalli. 0ila bayi dilahirkan, maka duktus ini tidak lama kemudian akan menutup. 0ila duktus ini tetap terbuka, maka kelainan ini disebut Patent +uctus ,rteriosus $P+,&. +uktus ini berukuran kecil sampai besar. +arah dari aorta akan mengalir melalui duktus ini ke dalam a. Pulmonalis $L-R shunt&. Pada P+, yang cukup besar, (olume darah di dalam arteria pulmonalis menjadi lebih besar. 1umlah darah di atrium kiri bertambah dan menyebabkan dilatasi. 2entrikel kiri, disamping (olume darahnya yang bertambah, harus bekerja lebih keras, sehingga terjadi hipertro3. +arah yang dipompa ke dalam aorta asendens biasa, tetapi setelah melampaui duktus arteriosus jumlah darah ini berkurang, sehingga aorta desenden menjadi lebih kecil. Pada P+, yang mengambil peranan adalah a. pulmonalis, (ena pulmonalis, atrium kiri, (entrikel kiri dan aorta. 4elama sirkulasi dalam paru-paru berjalan normal, (entrikel kanan tidak mengalami perubahan. 5etapi bila P+, itu besar, maka (entrikel kanan mengalami dilatasi. 0ila kemudian timbul hipertensi pulmonal, maka (entrikel kanan ini menjadi hipertro3 disamping dilatasi. Peningkatan tekanan di a. Pulmonalis dapat berakibat pembalikan dari arus kebocoran dengan tanda-tanda *isenmenger. Manifestasi Klinis - ,namnesis ,simptomatik jika duktus berukuran kecil 2 P+, berukuran besar dapat menyebabkan in!eksi saluran na!as bawah, atelektasis dan gagal jantung kongesti! disertai takipnea dan berat badan sulit naik. - Pemeriksaan isik 5akikardi dan dispnea dapat dijumpai pada anak dengan P+, berukuran besar Peningkatan akti(itas perikordium. 5rill pada saat sistolik dapat ditemukan pada tepi kiri atas sternum. Bounding pada pulsasi peri!er dan tekanan nadi melebar dengan peningkatan tekanan sistolik dan penurunan tekanan diastolik merupakan gambaran karakteristik untuk P+,. 0unyi jantung pada umumnya normal, kadang-kadang komponen pulmonal dari bunyi jantung ke 2 terdengar agak mengeras. Pada P+, besar dapat terdengar bunyi jantung ke 3 akibat pengisian cepat (entrikel pada saat diastolik dan dapat terdengar di daerah apeks. 0ising kontinyu paling baik terdengar pada area in!rakla(icular kiri atau tepi atas kiri sternum dengan grade 1-678. Pada bayi prematur yang menderita P+, terjadi gangguan distribusi aliran darah sistemik sehingga terjadi penurunan aliran darah sistemik yang menyebabkan perubahan pada organ seperti otak yang menimbulkan perdarahan intra(entrikular dan saluran cerna yang menyebabkan necrotizing enterocolitis. Pemeriksaan Penunjang a. *lektrokardiogragi $*.)& Pada tahap awal gambaran *.) pada penderita P+, tidak menunjukkan kelainan, tetapi jika P+, cukup besar pada beberapa minggu kemudian akan tampak gambaran hipertro3 (entrikel kiri dan dilatasi atrium kiri. Pada P+, besar atau bila terdapat penyakit (askular paru dapat tampak gambaran hipertro3 (entrikel kanan. b. 'adiologi 1. Pada P+, kecil dapat menunjukkan gambaran !oto thoraks jantung dan pembuluh darah paru yang normal. 3 2. Pada P+, yang cukup besar menunjukkan gambaran kardiomegali dengan pembesaran atrium kiri, (entrikel kiri dan aorta asenden. 5ampak peningkatan corakan (askular paru. 3. 1ika terdapat penyakit (askular paru, ukuran jantung nomal dengan penonjolan segmen pulmonal dan pembuluh hilus. c. *kokardiogra3 *kokardiogra3 dapat secara langsung memperlihatkan duktus arteriosus. +engan teknik +oppler $continous wave dan color doppler& dapat terlihat gambaran aliran yang khas pada P+,. 0esarnya atrium kiri dapat dinilai dengan mengukur dimensinya dan perbandingan atrium kiri dan aorta $9,7,o&. 'asio normal 9,7,o adalah 1,3 "1. 'asio yang lebih besar dari 1,3 dapat dinterpretasikan kemungkinan besar terdapat P+, terutama bila didukung oleh penemuan klinis lainnya.
Perjalanan Penyakit 1. 5idak seperti P+, pada bayi prematur, pada bayi cukup bulan penutupan P+, secara spontan tidak selalu terjadi. %al ini akibat P+, pada bayi cukup bulan disebabkan adanya kelainan struktural pada otot polos duktus, sementara pada bayi prematur P+, disebabkan karena berkurangnya respon otot duktus terhadp oksigen. 2. 1ika P+, besar dapat terjadi gagal jantung kongesti! dan pneumonia rekuren. 3. Pada P+, yang disertai dengan hipertensi pulmonal dapat terjadi penyakit (askular paru obstrukti! jika tidak diobati. 6. :eskipun jarang, dapat dijumpai aneurisma yang dapat ruptur. Diagnosis Diferensial 1. Coronary arterivenous stula " bising kontinyu terdengar maksimum sepanjang tepi kanan sternum, tidak di area in!rakla(ikular kiri atau tepi kiri atas sternum. 2. !ystemic arterivenous stula " bounding pulsasi dengan tekanan nadi melebar dan tanda-tanda gagal jantung kongesti! dapat ditemui tanpa bising kontinyu di perikordium. 0ising kontinyu dapat terdengar di 3stula. 3. Pulmonary arteivenous stula " bising kontinyu dapat terdengar di punggung. ,danya sianosis dan clubbing dapat ditemukan tanpa disertai kardiomegali. 6. "enous hum " terdengar maksimum di in!rakla(ikular kanan dan atau kiri serta area suprakla(ikular ketika pasien duduk dan biasanya hilang saat pasien berbaring terlentang. 6
Penatalaksanaan 1. ;on inter(ensi - 5idak diperlukan pembatasan akti(itas jika tidak terdapat hipertensi pulmonal. - Pro3laksis untuk in!ekti! endokarditis. - Pada bayi prematur dengan P+,, penurunan hemoglobin akan meningkatkan curah jantung sebagai kompensasi untuk memenuhi oksigenasi peri!er dan transpor oksigen ke miokardium tergantung oksigen content sehingga anemia akan menyebabkan iskemia miokardium dan jaringan lain. #leh karena itu pada bayi prematur dengan P+, hematokrit dipertahankan di atas 65-. - Pada bayi prematur yang disertai gagal jantung dapat diberikan indometasin sebelum usia 10 hari. +osis yang diberikan 0,2 mg7.g00 melalui pipa nasogastrik atau intra(ena. Pemberian intra(ena dosis selanjutnya tergantung usia pada saat awal terapi " < 6= jam dilanjutkan dengan 2 dosis 0,1 mg7.g00 2-> hari dilanjutkan dengan 2 dosis 0,2 mg7.g00 ? > hari dilanjutkan dengan 2 dosis ? 0,25 mg7.g00 +osis ketiga diberikan setelah 12-26 jam tergantung dari urine yang keluar. 1ika urine yang keluar sedikit dosis dapat dikurangi dan waktu pemberian dapat diperlambat. /ndometasin tidak diberikan bila terdapat " hiperbilirubinemia $bilirubin ? 12 mg-&, gangguan ginjal, perdarahan, syok, ;*@ dan *.) menunjukkan gambaran iskemia miokardium. Pemberian indometasin tidak e!ekti! pada bayi cukup bulan dengan P+, dan tidak dianjurkan. - 0eban (olume pada bayi prematur dengan P+, dapat menyebabkan gagal jantung sehingga perlu dilakukan retriksi cairan dan natrium. 2. /nter(ensi bedah - /ndikasi " adanya P+, baik ukuran kecil maupun besar merupakan indikasi pembedahan. 1ika terdapat penyakit (askular paru merupakan kontraindikasi. - Aaktu " 5indakan pembedahan dilakukan saat anak usia 8 bulan B 2 tahun atau pada saat diagnosis telah ditegakkan pada anak yang lebih besar. 0ayi dengan gagal jantung 5 kongesti!, hipertensi pulmonal atau pneumonia rekuren harus segera dilakukan tindakan pembedahan $urgent&. - Prosedur " 9igasi P+, melalui thoracotomy posterolateral kiri tanpa cardiopulmonary bypass untuk prosedur standar. - :ortalitas " ,ngka kematian < 1- dari seluruh pasien. - .omplikasi " .omplikasi akibat pembedahan pada P+, jarang dijumpai namun dapat terjadi trauma pada ner(us laryngeal rekurens $hoarseness&, ner(us phrenikus kiri $paralisis hemidia!ragma kiri& atau duktus thorasikus $chylothoraC&. 3. /nter(ensi kardiologi non bedah /nter(ensi kardiologi pada P+, dilakukan dengan cara penutupan duktus secara transkateter menggunakan coil atau ampaltDer ductal ocluder. .euntungan inter(ensi non bedah antara lain hasil memuaskan, tidak perlu anestesi umum, masa perawatan di rumah sakit dan masa penyembuhan yang singkat. .omplikasi yang mungkin terjadi berupa kebocoran residu, hemolisis, stenosis arteri pulmonal dan embolisasi coil. ENDOKARDITIS INFEKTIF Epidemiologi *ndokarditis in!ekti! paling sering ditemukan sebagai komplikasi penyakit jantung kongenital atau penyakit rematik, tetapi dapat juga terjadi pada anak-anak yang tidak mempunyai mal!ormasi jantung. *ndokarditis sangat jarang terjadi pada bayi dan bila terjadi biasanya berhubungan dengan tindakan pembedahan jantung terbuka. 8 Pre(alensi endokarditis in!ekti! sekitar 0,5 - 1 per 1000 kunjungan rumah sakit, tidak termasuk endokarditis postoperati!. Penyakit ini tetap merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang bermakna pada anak dan remaja walaupun ada kemajuan dalam manajemen dan pro3laksis penyakit dengan antibiotik. .etidakmampuan memberantas endokarditis dengan pencegahan atau pengobatan awal berpangkal dari beberapa !aktor" si!at dari organisme pengin!eksi telah berubah selama bertahun-tahunE dokter, dokter gigi, dan masyarakat tidak cukup menyadari ancaman endokarditis in!ekti! dan cara-cara pencegahan yang tersediaE diagnosis mungkin sukar bila tertundaE dan kelompok risiko khusus telah muncul, yang meliputi penambahan jumlah pengguna narkotik intra(ena, yang bertahan hisup sesudah pembedahan jantung dan penderita dengan daya tahan rendah terhadap in!eksi yang memerlukan kateter intra(askuler. Patogenesis 1. +ua !aktor penting dalam patogenesis endokarditis in!ekti! " $1& abnormalitas structural pada jantung atau arteri besar, dengan gradient tekanan signi3kan atau turbulensi $menyebabkan kerusakan endotel dan pembentukan thrombus platelet 3brin&, dan $2& bakteremia. 2. %ampir semua penderita endokarditis in!ekti! memiliki riwayat penyakit jantung congenital atau penyakit jantung didapat. Pecandu obat dapat menderita endokarditis pada kasus tanpa abnormalitas jantung. 3. +e!ek jantung congenital merupakan predisposisi endokarditis in!ekti!. +e!ek yang paling sering ditemukan adalah tetralogi allot, de!ek septum (entrikel, penyakit katup aorta, transposisi arteri besar, dan pirau sistemik-arteri pulmonalis. Penyakit rematik katup, biasanya insu3siensi mitral, dapat pula ditemukan. Pengguna katup jantung prostetik atau bahan prostetik lain dalam jantung, pasien dengan prolaps katup mitral disertai regurgitasi mitral juga berisiko tinggi menderita endokarditis. 6. /n!eksi lokal apapun $abses, osteomielitis, pielone!ritis& dapat menyebabkan penyebaran mikroorganisme ke sirkulasi. 0akteremia sering terjadi setelah prosedur dental, khususnya pada anak dengan karies gigi atau penyakit gusi. 0akteremia juga timbul setelah akti(itas mengunyah atau menyikat gigi. $oleh karena itu, hygiene gigi yang baik penting dalam pencegahan endokarditis&. Patologi ,danya turbulensi atau aliran darah dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan kerusakan atau erosi dari endotel atau endokardium. +aerah erosi > inilah yang kemudian menjadi tempat (egetasi mikroorganisme patogen. 2egetasi biasanya ditemukan pada sisi de!ek dengan tekanan rendah, seperti sekeliling de!ek atau permukaan berlawanan dari de!ek di mana kerusakan endotel disebabkan oleh #et e$ect de!ek. 4ebagai contoh, (egetasi ditemukan di arteri pulmonalis pada duktus arteriosus persisten atau pirau sistemik-arteri pulmonalis, di permukaan atrial katup mitral pada regurgitasi mitral, di permukaan (entrikuler katup aorta pada regurgitasi aorta. Etiologi 1.+ahulu, !treptococcus viridans, enterococci, dan !taphylococcus aureus merupakan penyebab F0- kasus. 0eberapa tahun belakangan ini, !rekuensi tersebut menurun menjadi 50-80-, dengan peningkatan kasus yang disebabkan oleh !ungi dan organisme %,@*. $Haemophilus% &ctinobacillus% Cardiobacterium% 'i(enella% dan )ingella&. #rganisme %,@*. sering ditemukan pada neonatus dan anak-anak imunokompromais. 2.-%emolytic streptococci $!* viridans& merupakan penyebab tersering endokarditis pada pasien yang menjalani prosedur dental atau yang memiliki karies gigi atau penyakit periodontal. 3.*nterococci adalah penyebab tersering pada penderita yang menjalani operasi atau instrumentasi genitourinarius atau gastrointestinal. 6.Penyebab tersering endokarditis postoperati(e adalah staphylococci. 5.*ndokarditis !ungal $prognosis buruk& dapat muncul pada neonatus, pasien dengan terapi antibiotik atau steroid jangka panjang, atau setelah operasi jantung terbuka. 8.Pseudomonas aeruginosa atau !erratia marcescens lebih sering ditemukan pada pengguna obat intra(ena. Manifestasi klinis ,namnesis 1.4ebagian besar pasien memiliki riwayat penyakit dasar de!ek jantung. 2.'iwayat sakit gigi atau baru menjalani prosedur dental atau tonsilektomi. 3.1arang ditemukan pada bayi, biasanya terjadi setelah operasi jantung terbuka. 6.#nset insidious, dengan demam, rasa lelah, hilang na!su makan, dan pucat. = Pemeriksaan 3sik 1. 0ising jantung $100-&. 2. +emam $=0-F0-&. 4uhu Guktuati! antara 3=,3 0 @ dan 3F,6 0 @. 3. 4plenomegali $>0-&. 6. :ani!estasi kulit $50-&, dapat berupa " Petekie pada kulit, membrane mukosa, atau konjungti(a ;odus #sler $nodulus lunak intradermal sebesar kacang polong pada perut, jari tangan dan jari kaki& 9esi 1aneway $lesi kecil hemoragik yang tidak nyeri pada telapak tangan dan kaki& !plinter hemorrhages $pecah-pecah perdarahan linier di bawah kuku& 5. enomena emboli pada organ lain $50-& *mboli paru pada pasien 24+, P+,, atau pirau sistemik-arteri pulmonal *mboli pada susunan sara! pusat $20-& " kejang, hemiparese %ematuria, gagal ginjal Roth+s spot " o(al, perdarahan retina dengan sentral pucat, dekat diskus optikus $<5-& 8. .aries gigi atau penyakit periodontal atau gusi. ,* Clubbing ngers =. 5anda-tanda gagal jantung Pemeriksaan laboratorium 1. .ultur darah positi! pada F0- pasien yang belum mendapat terapi antibiotik. 5erapi antibiotik mengurangi angka kultur positi! menjadi 50-80-. 2. Pemeriksaan darah rutin " anemia dengan kadar %b <12 g7100m9 $=0-& dan leukositosis dengan pergeseran ke kiri. 3. 9aju endap darah meningkat. 6. %ematuria mikroskopik $30-&. *kokardiogra3 *cho 2-dimensi atau echo transeso!ageal $5**& dapat menunjukkan (egetasi. 2egetasi dengan diameter 3 mm dapat dilihat dengan echo 2-dimensi. 5** memiliki resolusi yang lebih baik. %asil echo negati! tidak menyingkirkan diagnosis. Diagnosis F +iagnosis presumti! dibuat pada pasien dengan underlying heart lesion, demam dengan sebab tidak jelas selama beberapa hari dan ditemukan tanda-tanda pada pemeriksaan 3sik maupun perubahan pada pemeriksaan laboratorium. +iagnosis de3niti! ditegakkan dengan kultur darah positi!. +iagnosis anatomis ditegakkan dengan penemuan (egetasi pada pemeriksaan ekokardiogra3. Penatalaksanaan 1. 5erapi empiris dengan antibiotik dilakukan sambil menunggu hasil kultur darah. a. 'egimen yang biasanya digunakan adalah antistaphylococcal semisynthetic penicillin $na!silin, oksasilin, metisilin& dan aminoglycoside $gentamisin&. .ombinasi ini e!ekti! terhadap !* viridans% !* aureus% dan bakteri )ram negati!. b. 0ila diduga methicillin-resistant !*aureus sebagai penyebab, maka (ankomisin diberikan sebagai pengganti penisilin semisintetik. c. 2ankomisin dapat diberikan sebagai substitusi penisilin semisintetik pada penderita alergi penisilin. 2. Pemilihan antibiotik pada akhirnya disesuaikan dengan hasil kultur dan resistensi antibiotik. a. !* viridans yang sensiti(e dapat diterapi dengan penisilin i.(. selama 6 minggu. b. #bat pilihan untuk endokarditis sta3lokokal adalah semisynthetic penicillinase- resistant penicillins, seperti oksasilin, metisilin, atau kloksasilin i.(. selama 6-8 minggu. 2ankomisin digunakan pada penderita yang alergi penisilin. c. *ndokarditis oleh enterokokus diterapi dengan kombinasi penisilin atau ampisili i.(. 6 minggu dan gentamisin i.(. 2 minggu. d. #rganisme %,@*. diterapi dengan se!alosporin generasi ketiga $se!triakson&. e. ,mphotericin 0 digunakan pada in!eksi jamur. 3. Pasien dengan endokarditis katup prostetik diterapi selama 6-8 minggu dengan antibiotik yang sesuai. /nter(ensi bedah mungkin diperlukan sebelum terapi antibiotik selesai bila kondisi klinis memburuk $gagal jantung progresi!, mal!ungsi katup jantung yang signi3kan, kultur darah positi! persisten setelah terapi antibiotik 2 minggu. 'elaps setelah terapi yang tepat selesai juga mengindikasikan inter(ensi bedah. Prognosis 10 ,ngka kesembuhan secara keseluruhan adalah =0-=5-. F0- atau lebih pada in!eksi !* viridans dan enterokokus, sekitar 50- pada !taphylococcus. *ndokarditis !ungal mempunyai prognosis buruk. REGURGITASI MITRAL Epidemiologi 'egurgitasi mitral $':& atau /nsu3siensi mitral merupakan penyakit katup terbanyak pada anak yang menderita penyakit jantung rematik. Pre(alensinya lebih banyak terdapat pada pria dibandingkan dengan wanita. 4elain disebabkan oleh penyakit jantung rematik regurgitasi mitral juga bisa disebabkan oleh endokarditis in!ekti!, penyakit kolagen-(askular, kardiomiopati dan penyakit iskemia jantung. :ani!estasi klinis penyakit ini disebabkan oleh pemendekan, kekakuan , de!ormitas dan retraksi dari satu atau lebih katup mitral dan berhubungan dengan pemendekan dan !usi dari chorda tendinae dan m. pappilaris. 'egurgitasi :itral dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan awitan kejadiannya yaitu akut dan kronik. 4edangkan berdasarkan tingkat keparahannya ': dibagi menjadi tiga yaitu ringan jika (olume regurgitasinya <25 cc, sedang 25-50 cc, 0erat jika (olume ?50 cc. Patofsiologi Pada ': terjadi peningkatan pengosongan (entikel. %ampir 50 persen dari (olume regurgitasi dipompakan ke atrium kiri sebelum katup aorta terbuka. Peningkatan (olume ': terjadi pada keadaan hipertensi dan stenosis aorta,dan menurun dalam keadaan syok. Pada keadaan meningkatnya preload dan a!terload dan menurunnya kontraktilitas otot jantung terutama (entrikel kiri akan meningkatkan ukuran dari (entrkel kiri dan memperlebar annulus mitral sehingga lubang regurgitasi bertambah lebar. Manifestasi Klinis )ejala biasanya asimptomatik dan pasien datang berobat ketika telah terjadi gagal jantung kiri. %al ini dikarenakan rentang waktu antara serangan demam rematik pertama dan timbulnya gejala cukup panjang, bahkan bisa melebihi dua dekade. .eluhan yang paling umum timbul pada ': adalah kelemahan kronis dan keletihan yang timbul akibat dari curah jantung yang menurun. Pada pasien dengan 11 ': kronik dan berat yang telah mengalami pembesaran atrium kiri dan hipertensi atrium kiri yang relati! ringan, tahanan (askular paru biasanya tidak naik secara bermakna. ,kan tetapi gejala utama yang terjadi, kelelahan dan keletihan berhubungan dengan menurunnya curah jantung. )agal jantung kanan yang ditandai dengan hepatomegali, edema, ascites lebih sering pada pasien dengan ': akut. Pemeriksaan Fisik Palpasi Palpasi pada denyut nadi arteri sangat membantu dalam membedakan stenosis aorta dengan ':, kedua kelainan tersebut menghasilkan bising sistolik pada basis jantung. Pada ': berat upstro(e arteri karotis terkesan tajam dan pada stenosis aorta tedapat penundaan. ,uskultasi Pada ': kronis dan berat karena kelainan pada katup, bunyi 41 yang terjadi akibat penutupan katup mitral biasanya berkurang. 4plitting yang lebar pada 42 umumnya terjadi diakibatkan terjadinya pemendekan periode ejeksi dari (entrikel kiri dan terdengarnya ,2 dini akibat penurunan tahanan pada curah jantung kiri. Pada pasien ': yang mengalami hipertensi pulmonal berat, P2 lebih keras dari ,2. 0unyi jantung 43 juga dapat terdengar pada pasien ini karena terjadinya kenaikan abnormal airan darah melewati katup mitral selama !ase pengisisan cepat dan tidak dapat dianggap sebagai tanda dari kegagalan jantung. 0ising sistolik merupakan tanda yang paling sering ditemukan. Pada pasien ': bising sistoliknya timbul segera sesudah setelah 41 dan berlangsung terus dan dapat mengacaukan ,2. 0ising holosistolik pada ': kronis intensitasnya konstan, bernada tinggi dan pada apeC jantung dan mengalami penjalaran kedaerah aCilla dan interskapula. Pemeriksaan Penunjang *kokardiogra3 Pada pemeriksaan dengan ekokardiogra3 dua dimensi akan didapatkan pembesaran dari atrium dan (entrikel kiri dengan peningkatan gerakan sistolik pada kedua ruang. Penyebab dari ': semisal prolaps katup mitral, dilatasi (entrikel kiri, (egetasi kadang bisa ditentukan dengan ekokardiogram transtoraksik. *kokardiogram juga berguna untuk memperkirakan gangguan hemodinamik pada 12 ':. Pada pasien dengan gangguan (entrikel kiri, (olume akhir sistolik dan diastolik meningkat dan !raksi ejeksi dan shortening rate menurun. *kokardiogra3 +oppler Pada ': terdapat gambaran karakteristik yang berupa semburan cepat $high velocity #et& pada atrium kiri selama !ase sistol. 5ingkat keparahan dari regurgitasi digambarkan sebagai seberapa jauh jarak semburan tersebut terhadap katup yang masih dapat dideteksi. *kokardiogra3 5ranseso!ageal Pemeriksaan ini lebih unggul jika dibandingkan dengan ekokardiogra3 +oppler dalam mengambarkan katup mitral secara anatomis, sehingga tehnik ini paling berguna untuk menentukan apakah kelainan katup dapat diperbaiki atau diperlukan pengantian dari katup mitral. ,ngiogra3 'adionuklida Pecitraan nuklir gated blood pool atau rst pass angiography dapat menunjukkan peningkatan dari (olume akhir diastolikE !raksi regurgitasi dapat dinilai dari rasio curah jantung kiri dengan curah jantung kanan. Pada pasien dengan ': dan gangguan !ungsi (entrikel kiri, !raksi ejeksi gagal untuk mencapai nilai normal dalam keadaan terbebani $e-ercise&. Penatalaksanaan 5erutama dilakukan untuk penanganan dari gangguan !ungsi jantungnya. Penurunan curah jantung sangat berguna baik bagi ': akut maupun kronis. +engan mengurangi impedansi dari curah jantung menuju aorta aliran balik darah menuju atrium kiri dapat berkurang, dengan berkurangnya curah jantung kiri akan mengurangi lubang regurgitasi. 5indakan bedah harus dipertimbangkan untuk pasien dengan gangguan !ungsional walaupun penatalaksaan medis telah dilakukan secara optimal dan atau pasien dengan gejala minimal namun penurunan !ungsi (entrikel kiri yang terus memburuk yang diketahui melalui pemeriksaan non in(asi!. 13 TRIKUSPIDAL INSUFISIENSI .elainan pada katup trikuspidal sebagian merupakan kelainan bawaan. +i samping kelainan bawaan ini trikuspidal sebagai katup lainnya, masih dapat diserang oleh penyakit radang maupun penyakit rematik. 5rikuspidal insu3siensi $5/& lebih sering ditemukan daripada trikuspidal stenosis. 4elain karena peradangan, trikuspidal insu3siensi dapat terjadi karena pembesaran dari (entrikel kanan. +ilatasi (entrikel kanan menyebabkan kontraksi (entrikel kanan tidak baik, dan terjadi pelebaran dari cincin katup trikuspidal. /nsu3siensi yang timbul karena pembesaran (entrikel kanan ini disebut trikuspidal insu3siensi yang relati! atau sekunder. /nsu3siensi trikuspidalis yang murni biasanya disebabkan gagal jantung kiri yang sudah lanjut atau hipertensi pulmonal yang berat, sehingga terjadi kemunduran !ungsi (entrikel kanan. 4ewaktu (entrikel kanan gagal dan membesar, terjadilah insu3siensi !ungsional dari katup trikuspidalis. /nsu3siensi tikuspidalis berkaitan dengan gagal jantung kanan. Manifestasi Klinis ,namnesis 'iwayat sesak na!as pada latihan yang progresi!, mudah lelah dan paro-sysmal nocturnal dyspnea, dapat juga timbul batuk darah. 0ila keadaan lebih berat dan timbul keluhan bengkak tungkai, perut membesar, maka kelelahan dan anoreksia merupakan keluhan yang mencolok. ,danya ascites dan hepatomegali akan menimbulkan keluhan kurang enak pada perut kanan atas dan timbul pulsasi pada leher, akibat pulsasi regurgitasi pada (ena. Pemeriksaan isik Pada in!eksi dapat terlihat adanya gambaran penurunan berat badan, kaheksia. Pada auskultasi dapat terdengar bising pansistolik dengan nada tinggi terdengar paling keras di sela iga 6 garis parasternal kiri. Pemeriksaan Penunjang )ambaran radiologis 16 Pembesaran (entrikel dan atrium kanan. ,trium kanan yang membesar nampak sebagai pelebaran jantung kanan. Pembuluh darah paru-paru ada tendensi berkurang, lebih-lebih bila 5/ itu cukup parah. %al ini disebabkan karena darah yang mengalir ke dalam paru pada tiap-tiap sistoli berkurang akibat regurgitasi. *lektrokardiogram Pembesaran atrium kanan $gelombang P tinggi dan sempit dikenal sebagai P pulmonale& bila irama sinus normalE 3brilasi atriumE hipertro3 (entrikel kanan.