Anda di halaman 1dari 1

Tugas dr. Endang Herliyanti Darmani, Sp.

KK
Nama : Vitya R. Mardiah
NIM : 0908113616

Patogenesis Dermatitis Seboroik:

Penyebabnya belum diketahui. Faktor predisposisinya adalah kelainan konstitusi berupa
status seboroik yang diturunkan, namun bagaimana caranya belum dapat dipastikan. Banyak
penelitian yang dilakukan untuk menghubungkan penyakit ini dengan infeksi P.ovale yang
merupakan flora normal kulit. Pertumbuhan P.ovale yang berlebihan dapat menyebabkan
reaksi inflamasi, baik akibat produksi metabolitnya yang masuk ke dalam epidermis, maupun
karena sel jamur itu sendiri, melalui aktivasi sel limfosit T dan sel langerhans.
Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktivan glandula sebasea. Glandula tersebut
aktif pada bayi baru lahir, kemudian menjadi tidak aktif selama 9 12 tahun akibat stimulasi
hormon androgen dari ibu berhenti. Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada umur bulan
bulan pertama kemudian jarang pada usia sebelum akil balik dan insidennya mencapai
puncaknya pada umur 18 40 tahun, kadang kadang pada umur tua. Dermatitis seboroik
lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Meskipun kematangan kelenjar sebasea merupakan faktor timbulnya dermatitis seboroik,
namun tidak ada hubungan langsung secara kuantitatif antara keaktifan kelenjar tersebut
dengan suseptibilitas untuk memperoleh dermatitis seboroik. Dermatitis seboroik dapat
diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang meningkat seperti pada psoriasis. Hal ini dapat
menerangkan mengapa terapi dengan sitostatik dapat memperbaikinya. Pada orang yang
mempunya faktor predisposisi, timbulnya dermatitis seboroik dapat disebabkan oleh faktor
kelelahan, stres emosional, infeksi atau defisiensi imun.

Anda mungkin juga menyukai