1.1 Latar Belakang Blok Kesehatan Jiwa dan Fungsi Luhur adalah blok enam belas pada semester V dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C yang memaparkan kasus autisme.
1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial. Skenario C
FK UMP 2014 Page 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial Tutor : dr. Nia Ayu Saraswati Moderator : Aldieo Hartman Fahreza Sekretaris meja : Veranica Antonia Sekretaris papan : Ayu Aryani Waktu : 1. Senin, 2. Rabu, Pukul. 10.00 12.00 wib. Rule : 1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam. 2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen 3. Izin saat akan keluar ruangan
2.2 Skenario Kasus Rifky, anak laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena tidak bisa diam tanpa tujuan khusus. Rifky selalu bergerak dan sering melakukan gerakan mengepak- ngepakkan lengannya seperti mau terbang. Selain itu, ibu Rifky mengeluhkan Rifky belum bisa bicara dan tidak menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa dimengerti orangtua dan orang lain. Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pengasuhnya. Rifky tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar suara keras. Rifky anak pertama dari ibu usia 35 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan dengan teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit 8, menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 3000 gram. Pemeriksaan fisik: BB 12 kg, PB 87 cm, LK 47 cm, compos mentis, kepala: tidak ada gambaran dismorfik, tidak ada kelainan neurologis. Status Perkembangan: Bila diajak bicara, tidak mau menatap muka lawan bicara dan tidak mau tersenyum kepada pemeriksa. Skenario C
FK UMP 2014 Page 3
Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Selalu mengepak-ngepakkan lengannya. Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh). Tidak pernah menunjuk sesuatu. Tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah melihat ke tangan pemeriksa. Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian rodanya saja. Pemeriksaan penunjang: Tes pendengaran normal.
2.3 Seven Jump Steps 2.3.1 KLARIFIKASI ISTILAH 1. APGAR: suatu cara untuk menilai bayi yang baru lahir. 2. Dismorfik: kelainan perkembangan morfologi. 3. Neurologis: pengetahuan mengenai saraf dan penyakitnya. 4. Histeris: ledakan emosi yang tidak terkendali. 5. Mengepak-ngepakkan lengan: gerakan yang bertahan dalam satu atau dua macam tiap gerakan yang terus-menerus diulang untuk waktu yang lama tanpa tujuan yang jelas.
2.3.2 IDENTIFIKASI MASALAH 1. Rifki, anak laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena tidak bisa diam tanpa tujuan khusus. Rifky selalu bergerak dan sering melakukan gerakan mengepak- ngepakkan lengannya seperti mau terbang. 2. Selain itu, ibu Rifky mengeluhkan Rifky belum bisa bicara dan tidak menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa dimengerti orangtua dan orang lain. 3. Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pengasuhnya. 4. Rifky tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar suara keras. Skenario C
FK UMP 2014 Page 4
5. Rifky anak pertama dari ibu usia 35 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan dengan teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit 8, menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 3000 gram. 6. Pemeriksaan fisik: BB 12 kg, PB 87 cm, LK 47 cm, compos mentis, kepala: tidak ada gambaran dismorfik, tidak ada kelainan neurologis. Status Perkembangan: Bila diajak bicara, tidak mau menatap muka lawan bicara dan tidak mau tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Selalu mengepak-ngepakkan lengannya. Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh). Tidak pernah menunjuk sesuatu. Tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah melihat ke tangan pemeriksa. Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian rodanya saja. Pemeriksaan penunjang: Tes pendengaran normal.
2.3.3 ANALISIS MASALAH 1. Rifki, anak laki-laki, usia 18 bulan, dibawa ke klinik karena tidak bisa diam tanpa tujuan khusus. Rifky selalu bergerak dan sering melakukan gerakan mengepak- ngepakkan lengannya seperti mau terbang. a. Bagaimana tahap perkembangan interaksi sosial pada anak usia 18 bulan? (1,3,5) b. Bagaimana hubungan usia dengan keluhan? (2,4,6) c. Apa makna Rifky tidak bisa diam, selalu bergerak dan sering melakukan gerakan mengepak-ngepakkan lengannya seperti mau terbang? (3,5,7) d. Apa faktor penyebab keluhan-keluhan tersebut? (4,6,8) e. Bagaimana mekanisme dari keluhan-keluhan tersebut? (5,7,9)
Skenario C
FK UMP 2014 Page 5
2. Selain itu, ibu Rifky mengeluhkan Rifky belum bisa bicara dan tidak menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa dimengerti orangtua dan orang lain. a. Bagaimana tahap perkembangan bahasa pada anak usia 18 bulan? (6,8,10) b. Bagaimana tahap perkembangan pendengaran pada anak usia 18 bulan? (7,9,11) c. Apa makna Rifky belum bisa bicara dan tidak menoleh bila dipanggil, mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa dimengerti orangtua dan orang lain? (8,10,1)
3. Bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pengasuhnya. a. Bagaimana tahap perkembangan perilaku anak? (9,11,2) b. Bagaimana peran orang tua dalam perkembangan perilaku pada anak? (10,1,3) c. Apa makna bila memerlukan sesuatu dia akan mengambil tangan pengasuhnya? (11,2,4)
4. Rifky tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar suara keras. a. Apa faktor penyebab Rifky tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar suara keras? (1,3,5) b. Apa makna Rifky tidak mau bermain dengan teman sebaya, tidak suka dipeluk dan akan menjadi histeris bila mendengar suara keras? (2,4,6) c. Bagaimana dampak interaksi sosial Rifky bila tidak ditangani? (3,5,7)
5. Rifky anak pertama dari ibu usia 35 tahun. Lahir spontan pada kehamilan 38 minggu. Selama hamil ibu sehat dan periksa kehamilan dengan teratur ke bidan. Segera setelah lahir langsung menangis, skor APGAR 1 menit 8, menit kelima 9. Berat badan waktu lahir 3000 gram. a. Bagaimana interpretasi riwayat kelahiran Rifky dengan keluhan-keluhannya? (4,6,8) b. Bagaimana hubungan riwayat kelahiran Rifky dengan keluhan-keluhannya? (5,7,9) Skenario C
FK UMP 2014 Page 6
c. Bagaimana hubungan usia ibu dengan Rifky anak pertama? (6,8,10) d. Bagaimana faktor risiko yang menyebabkan keluhan seperti Rifky selain riwayat kelahiran? (7,9,11) e. Bagaimana hubungan riwayat kehamilan dengan keluhan Rifky? (8,10,1) f. Bagaimana cara pemeriksaan skor APGAR? (9,11,2)
6. Pemeriksaan fisik: BB 12 kg, PB 87 cm, LK 47 cm, compos mentis, kepala: tidak ada gambaran dismorfik, tidak ada kelainan neurologis. Status Perkembangan: Bila diajak bicara, tidak mau menatap muka lawan bicara dan tidak mau tersenyum kepada pemeriksa. Tidak menoleh ketika dipanggil namanya. Selalu mengepak-ngepakkan lengannya. Tidak bisa bermain pura-pura (membuat secangkir teh). Tidak pernah menunjuk sesuatu. Tidak bisa disuruh untuk melihat benda yang ditunjuk, malah melihat ke tangan pemeriksa. Bermain mobil-mobilan hanya disusun berurutan dan diperhatikan hanya bagian rodanya saja. Pemeriksaan penunjang: Tes pendengaran normal. a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik dan status perkembangan? (10,1,3) b. Apa makna tes pendengaran normal? (11,2,4)
7. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini? (1,3,5) 8. Bagaimana diagnosis banding pada kasus? (2,4,6) 9. Bagaimana pemeriksaan tambahan dalam kasus? (3,5,7) 10. Apa working diagnosis dalam kasus? (4,6) 11. Apa etiologi dalam kasus? (5,7,8) 12. Bagaimana epidemiologi dalam kasus? (6,8,9) 13. Bagaimana psikopatologi dalam kasus? (7,9,10) 14. Bagaimana manifestasi klinis dalam kasus? (8,10,11) 15. Bagaimana tatalaksana dalam kasus? (9,11,1) Skenario C
FK UMP 2014 Page 7
16. Bagaimana komplikasi dalam kasus? (10,1,2) 17. Bagaimana prognosis dalam kasus? (11,2) 18. Bagaimana kompetensi dokter umum dalam kasus? (1,3) 19. Bagaimana pandangan islam dalam kasus? (2,4,3)
2.3.4 Hipotesis Rifky, anak laki-laki, usia 18 bulan mengalami gangguan komunikasi, interaksi sosial, perilaku dan persepsi sensoris karena menderita autisme.
2.3.5 Kerangka konsep
LI: 1. Autisme (1,7,2) 2. ADHD (2,8,3) 3. Sindrome Down (3,9,4) 4. APGAR (4,10,5) 5. Perkembangan perilaku, bahasa, pendengaran, interaksi sosial (sampai usia 3 tahun) (5,11,6) 6. Pandangan Islam (6,1,7) Faktor risiko: gen Abnormal pada otak bayi autisme Gangguan interaksi sosial Mengepak- ngepakkan tangan Gangguan dependen Skenario C
FK UMP 2014 Page 8
Nama anggota : 1. Tri Romini 70.2009.019 2. Yolanda Rachmi N 70.2011.003 3. Lisa Wendi Astuti 70.2011.007 4. Fabiola Dwinta R 70.2011.008 5. Putra Manggala W 70.2011.015 6. Imam Taqwa 70.2011.016 7. Aldieo Hartman F 70.2011.020 8. Sulastri 70.2011.046 9. Irvandra Afren 70.2011.047 10. Ayu aryani 70.2011.062 11. Veranica Antonia 70.2011.064