Mencintai Dengan Sempurna
Mencintai Dengan Sempurna
Malam menjelang tidur, kembali sebuah sms dari seorang sahabat membuatku
merenung....”
”Kita hidup bukanlah mencari seseorang yang sempurna untuk kita cintai, namun kita
belajar untuk mencintai orang yang tidak sempurna dengan sempurna.”
Hingga kini aku tetap menyakini bahwa segala sesuatu terjadi pasti dengan
idzinNya...dan BUKAN tanpa maksud....
Kali ini Allah mengajariku satu hal melalui seorang teman...lewat sms nya tadi...
Bukan tanpa sebab Alloh menggerakkan jari ’ukhti”ku itu untuk mengirimkan sms
tersebut,. Ia mengirim tanpa ada obrolan apapun tentang tema itu sblmnya...tidak satu
jam yg lalu, tidak satu hari yang lalu, tidak satu minggu yang lalu, tidak pula satu tahun
yang lalu.
”Just it. ”
Percayakan anda?
Malam itu sebelum menerima sms dari nya, saya sedang asyik dan serius membuat
konsepan rumah tangga yang ideal untuk saya di masa depan. Paling tidak untuk 3 tahun
pertama di kehidupan kami ke depan. Saya mencoba membuat planing-planing ke depan.
Bagaimana saya, suami saya, keluarga besar kami, konsepan pendidikan anak-anak,
aktifitas saya berikutnya dan bla...bla...bla...
Ya...saya sedang belajar bermimpi...dan lalu berikhtiar semaksimal mungkin untuk
mewujudkan mimpi-mimpi itu.
Malam itu juga, Alloh mengingatkan saya pada ketiga laki2 sholeh yang luar biasa.
Mereka TIDAK SEMPURNA secara fisik, tapi akhlak, kesholehan dan perjuangan
hidupnya membuat setiap orang berdecak kagum atasnya. Mereka adalah orang-orang
yang dekat dengan saya. Teman sekaligus abang bagi saya. Saudara seiman yang sangat
layak untuk ditauladani bagi saya dan juga siapapun juga.
Bukankah mereka layak untuk mendapatkan istri yang sempurna?. Jika kemudian satu
dari sekian juta lelaki sholeh datang dan berniat untuk menggenapkan separuh agamanya.
Tentu sangat tidak adil jika saya menolaknya hanya karna fisiknya yang TAK
sempurna.Tapi menerimanya juga bukan perkara yang mudah. Butuh keberanian, butuh
kesabaran, butuh kekuatan hati dan jiwa. Dan hanya wanita-wanita ”hebat ” yang
sanggup dan Alloh pilih khusus untuknya.
Dan Alloh menegur saya untuk mulai belajar memahami, untuk bisa menyiapkan hati
manakala kondisi itu dihadapkan pada saya. Saya juga harus berani membuat planning
planing-planing alternatif sesuai kondisional dan capabilitas mereka.
Saya yakin setiap kita memahami bahwa Alloh menilai setiap kita bukan karna
penampilan luarnya, tapi Alloh menilai pada hati kita. Sekali lagi tidak seharusnya fisik
menjadi takaran bagi kita. Tapi setiap kita masih harus belajar ikhlas untuk menerima
ketidaksempurnaan. Belajar ....iya...belajar.
Teringat salah seorang jamaah pengajian aa Gym. Jika tidak salah namanya ”Gun”.
Beliau adalah seorang yang cacat fisik. Bahkan ia mengalami kesulitan berkomunikasi.
Untuk pergi ke Darul tauhid beliau harus beberapa kali naik turun angkot dan tetap butuh
gendongan orang lain. Tapi itu smua tak menyurutkan motivasi nya untuk berburu majlis
ilmu. Ikhlas menjalani hidup begitulah sosoknya. Kini Gun telah mendapatkan bidadari
dunianya. Seorang akhwat sholeha dan sempurna kini slalu mendampinginya dalam suka
dan duka bersama mengarungi samudra kehidupan. Itulah anugrah yang Alloh berikan
untuknya.
Satu lagi. Pasti kita semua mengenalnya : Ucok Ali Baba. Seorang entertaint yang juga
cacat secara fisik. Tapi memiliki istri yang sempurna.
Istri Gun dan juga istri Ucok adalah wanita-wanita luar biasa yang mampu menyintai
laki-laki yang tidak sempurna dengan cara yang sngat sempurna.
Belajar menerima dan memahami...mungkin hanya itu kata-kata yang terbaik untuk saya
dan juga anda saat ini. Belajar mencintai segala sesuatu yang tak sempurna dengan
sempurna.