Anda di halaman 1dari 5

Pengertian dan sejarah

Awalnya, beberapa besi tahan karat pertama berasal dari beberapa artefak yangdapat bertahan
dari zaman purbakala. Pada artefak ini tidak ditemukan adanya kandungan krom, namun
diketahui, bahwa yang membuat artefak logam ini tahan karat adalah banyaknya zat fosfor
yang dikandungnya yang mana bersama dengan kondisi cuaca lokal membentuk sebuah lapisan
basi oksida dan fosfat. Sedangkan, paduan besi dan krom sebagai bahan tahan karat pertama
kali ditemukan oleh ahlimetal asal Prancis,Pierre Berthier pada tahun 1821, yang kemudian
diaplikasikan untuk alat-alat pemotong,seperti pisau. Kemudian pada akhir 1890-an, Hans
Goldschmidt dari Jerman,mengembangkan proses aluminothermic untuk menghasilkan
kromium bebas karbon.Pada tahun 1904-1911, Leon Guillet berhasil melakukan paduan dalam
beberapa penelitiannya yang kini dikenal sebagai Stainless Steel.
Baja tahan karat atau stainless steel sendiri adalah paduan besi dengan minimal 12% kromium.
Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan pelindung anti korosi)yang merupakan hasil
oksidasi oksigen terhadap krom yang terjadi secara spontan.Tentunya harus dibedakan
mekanisme protective layer ini dibandingkan baja yang dilindungi dengan coating (misal seng
dan cadmium) ataupun cat
Kangdungan atom/unsur ikatannya
Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr.Sedikit baja
stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe.Dayatahan Stainless
Steel terhadap oksidasi yang tinggi di udara dalam suhu lingkungan biasanya dicapai karena
adanya tambahan minimal 13% (dari berat) krom. Krom membentuk sebuah lapisan tidak aktif
Kromium(III) Oksida (Cr2O3) ketika bertemu oksigen. Lapisan ini terlalu tipis untuk dilihat,
sehingga logamnya akan tetap berkilau.Logam ini menjadi tahan air dan udara, melindungi
logam yang ada di bawah lapisan tersebut. Fenomena ini disebut Passi vation dan dapat dilihat
pada logam yang lain,seperti pada alumunium dan titanium. Pada dasarnya untuk membuat
besi yang tahan terhadap karat, krom merupakan salah satu bahan paduan yang paling penting.
Untuk mendapatkan besi yang lebih baik lagi, dintaranya dilakukan penambahan beberapa zat-
zat berikut,
1. Penambahan Molibdenum (Mo) bertujuan untuk memperbaiki ketahanan korosi pitting
dan korosi celah
2. Unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabil karbida (titanium atau niobium)
bertujuan menekan korosi batas butir pada material yang mengalami proses sensitasi.
3. Penambahan kromium (Cr) bertujuan meningkatkan ketahanan korosi dengan
membentuk lapisan oksida (Cr
2
O
3
) dan ketahanan terhadap oksidasi temperatur tinggi.
4. Penambahan nikel (Ni) bertujuan untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam media
pengkorosi netral atau lemah. Nikel juga meningkatkan keuletan dan mampu bentuk
logam. Penambahan nikel meningkatkan ketahanan korosi tegangan.
5. Penambahan unsur molybdenum (Mo) untuk meningkatkan ketahanan korosi pitting di
lingkungan klorida.
6. Unsur aluminium (Al) meningkatkan pembentukan lapisan oksida pada temperature
tinggi.
Klasifikasi Stainless steel
Meskipun seluruh kategori Stainless Steel didasarkan pada kandungan krom (Cr),namun unsur
paduan lainnya ditambahkan untuk memperbaiki sifat-sifat Stainless Steel esuai aplikasi-nya.
Kategori Stainless Steel tidak halnya seperti baja lain yangdidasarkan pada persentase karbon
tetapi didasarkan pada struktur metalurginya. Lima golongan utama Stainless Steel adalah
Austenitic, Ferritic, Martensitic, Duplex dan Precipitation Hardening Stainless Steel.
1. Austentic stainless steel
Austenitic Stainless Steel mengandung sedikitnya 16% Chrom dan 6% Nickel (gradestandar
untuk 304), sampai ke grade Super Autenitic Stainless Steel seperti 904L (dengankadar Chrom
dan Nickel lebih tinggi serta unsur tambahan Mo sampai 6%). Molybdenum(Mo), Titanium (Ti)
atau Copper (Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadaptemperatur serta korosi.
Austenitic cocok juga untuk aplikasi temperature rendahdisebabkan unsur Nickel
membuat Stainless Steel tidak menjadi rapuh pada temperature rendah.
2. Ferritic Stainless Steel
Kadar Chrom bervariasi antara 10,5 18 % seperti grade 430 dan 409. Ketahanan korositidak
begitu istimewa dan relatif lebih sulit di fabrikasi / machining. Tetapi kekuranganini telah
diperbaiki pada grade 434 dan 444 dan secara khusus pada grade 3Cr12.
3. Martensitic Stainless Steel
Stainless Steel jenis ini memiliki unsur utama Chrom (masih lebih sedikit jika
dibandingFerritic Stainless Steel) dan kadar karbon relatif tinggi misal grade 410 dan 416. Grade
431 memiliki Chrom sampai 16% tetapi mikrostrukturnya masih martensitic disebabkan hanya
memiliki Nickel 2%. Grade Stainless Steel lain misalnya 17-4PH/ 630 memiliki tensile strength
tertinggi dibanding Stainless Steel lainnya. Kelebihan dari grade ini, jika dibutuhkan kekuatan
yang lebih tinggi maka dapat di hardening.


4. Duplex Stainless Steel
Duplex Stainless Steel seperti 2304 dan 2205 (dua angka pertama menyatakan persentase
Chrom dan dua angka terakhir menyatakan persentase Nickel) memiliki bentukmikrostruktur
campuran austenitic dan Ferritic. Duplex ferritic-austenitic memilikikombinasi sifat tahan korosi
dan temperatur relatif tinggi atau secara khusus tahanterhadap Stress Corrosion Cracking.
Meskipun kemampuan Stress Corrosion Cracking-nya tidak sebaik ferritic Stainless Steel tetapi
ketangguhannya jauh lebih baik (superior)dibanding ferritic Stainless Steel dan lebih buruk
dibanding Austenitic Stainless Steel.Sementara kekuatannya lebih baik dibanding
Austenitic Stainless Steel (yang diannealing) kira-kira 2 kali lipat. Sebagai tambahan,
Duplex Stainless Steel ketahanankorosinya sedikit lebih baik dibanding 304 dan 316 tetapi
ketahanan terhadap pittingcoorrosion jauh lebih baik (superior) dubanding 316.
Ketangguhannya DuplexStainless
5. Hardening Stainless Steel.
Hardening Stainless Steel ini merupakan paduan unsure utama kromium-nikel yang
mengandung unsur precipitation-hardening antara lain tembaga, aluminium, atau titanium.
Baja ini berstruktur austenitic atau martensitik dalam kondisi anil. Kondisi baja berfasa
austenitic dalam keadaan anil dapat diubah menjadi fasa martensit melalui perlakuan panas.
Kekuatan material melalui pengerasan endapan pada struktur martensit.
Sifat Stainless steel
Pemilihan baja stainless didasarkan dengan sifat-sifat materialnya antara lain
* ketahanan korosi
* fabrikasi
* mekanik
* biaya produk.

Penggunaan stainless steel pada dalam kedokteran gigi
Alat-alat kedokteran gigi
Kaca mulut/Mouth mirror/Spiegel
Pinset (Dental Pinset)
Sonde / Probe / Explorer
Excavator
Periodontal Probe
Scaler

















Kesimpulan
Stainless steel adalah sejenis baja yang tidak mudah berkarat, stainless steel ini terdiri dari
besi, krom, mangan, silikon, karbon dan seringkali nikel and molibdenum dalam jumlah yang
cukup banyak.
Elemen-elemen ini bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara membentuk sebuah
lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung produk dari proses karat/korosi yaitu
metal oksida dan hidroksida. Krom, bereaksi dengan oksigen, memegang peranan penting
dalam pembentukan lapisan korosi ini. semua stainless steel mengandung paling sedikit 10%
krom.
Besi biasa, berbeda dengan stainless steel, karena permukaannya tidak dilindungi apapun
sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan Fe
2
O
3
atau hidroksida yang
terus menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi ini makin lama
makin menebal dan kita kenal sebagai karat.
Stainless steel, dapat bertahan stainless atau tidak bernoda justru karena dilindungi oleh
lapisan karat dalam skala atomik. (SI)

Anda mungkin juga menyukai