Anda di halaman 1dari 20

MENGANALISIS PUISI TERLUKA DALAM MASA

LALU
Oleh : Lilis Suryani
Abstrak
Mempelajari puisi nerupakan salah satu pembelaaran seni yang terdapat di bahasa
indonesia. Yang mempelajari tentang unsur-unsur keindahan beserta makna yang
terkandung dalam sebuah puisi. Namun, isi yang terkandung dalam puisi biasanya susah
untk diartikan. Karena, biasanya isi ataupun makna yang ada dalam puisi hanya diketahui
oleh penyairnya saja, kita hanya dapat melihat sekilas makna yang terkandung dari sebuah
puisi.
Didalam ulasan ini, kita dapat mempelajari unsur-unsur intrinsik serta mempelajari apa saja
yang dapat kita analisis, sehingga para pencinta puisi dapat mengetahui isi ataupun makna
yang tersirat dalam sebuah puisi.
Kata kunci:
Analisis, puisi
PENDAHULUAN
Puisi memiliki kakteristik tersendiri dalam sebuah seni. Banyak orang mengutarakan
isi hati atau permasalahan dalam bentuk puisi. Tentunya banyak juga para seniman yang
menyalurkan aspirasinya melalui sebuah karya sastra seni puisi, bahkan puisi juga dapat
membuat para seniman untuk meraih sebuah penghargaan di kalangan masyarakat. Da tidak
sedikit juga di kalangan masyarakat khususnya remaja zaman sekarang yang menggunakan
puisi sebagai sarana untuk menunjukan isi ungkapan hati atau bisa juga puisi menentukan
perasaan.
Dengan mengkaji permasalahan ini, kita akan memahami apa yang di maksud dengan
puisi serta hal-hal apa saja yang terkandung dalam sebuah puisi.



Pembahasan
A. Puisi
1. Pengertian puisi
Puisi (dari bahasa Yunani kuno : / (poio/poi) = I create)
adalah seni tertulis di mana bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau
selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan sengaja pengulangan, meter dan
rima adalah yang membedakan puisi dari prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan.
Beberapa ahli modern memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis
literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber segala kreativitas.
Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati seseorang yang membawa orang lain ke
dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk apa saja (melingkar, zigzag dan lain-
lain). Hal tersebut merupakan salah satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya.
Puisi kadang-kadang juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi
pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak dimengerti. Tapi penulis
selalu memiliki alasan untuk segala 'keanehan' yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi
keinginan penulis dalam menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi
lama danpuisi baru
Namun beberapa kasus mengenai puisi modern atau puisi cyber belakangan ini makin
memprihatinkan jika ditilik dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu 'pemadatan kata'.
kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih mementingkan gaya
bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut.
Didalam puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah.
Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu sindiran langsung
dengan kasar.
Dibeberapa daerah di Indonesia puisi juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun.
Mereka enggan atau tak mau untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
2. Unsur-unsur puisi
Unsur-unsur puisi meliputi struktur fisik dan struktur batin puisi.
a. Struktur fisik puisi
Struktur fisik puisi terdiri dari:
Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak
dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang
tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal
tersebut sangat menentukan pemaknaan terhadap puisi.
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata dapat
mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin.
Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi,
dan urutan kata.
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), dan imaji raba
atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan
melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau
lambang. Misalnya kata kongkret salju: melambangkan kebekuan cinta,
kehampaan hidup, dll., sedangkan kata kongkret rawa-rawa dapat
melambangkan tempat kotor, tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan
efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna.
Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara
lain metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi,
anafora,pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro
toto, totem pro parte, hingga paradoks.
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir
baris puisi. Rima mencakup:
a. Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang memberikan efek magis
pada puisi Sutadji C.B.),
b. Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan
awal, sajak berselang, sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan
sebagainya
c. Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi rendah, panjang
pendek, keras lemahnya bunyi. Rima sangat menonjol dalam pembacaan
puisi.
b. Struktur batin puisi
Struktur batin puisi terdiri dari:
a. Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah
hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap
kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
b. Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar
belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan,
agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia,
pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman
pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak
bergantung pada kemampuan penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan
bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,
pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
c. Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
d. Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair
kepada pembaca
3. Jenis-jenis puisi
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
a. Puisi lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara
lain :
Jumlah kata dalam 1 baris
Jumlah baris dalam 1 bait
Persajakan (rima)
Banyak suku kata tiap baris
Irama
Ciri puisi lama
Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata
maupun rima.
Jenis-jenis puisi lama
- Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
- Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya
sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-
mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
- Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
- Seloka adalah pantun berkait.
- Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi
nasihat.
- Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
- Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
b. Puisi baru
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris,
suku kata, maupun rima.
Ciri-ciri puisi baru
Bentuknya rapi, simetris;
Mempunyai persajakan akhir (yang teratur)
Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang
lain;
Sebagian besar puisi empat seuntai
Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.
Jenis-jenis Puisi Baru Menurut isinya, puisi dibedakan atas :
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait,
masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b.
Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir dalam
bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya. Contoh: Puisi
karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Balada Matinya Seorang
Pemberontak.
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan. Ciri-cirinya
adalah lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan,
tanah air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini, pengertian
himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan,
berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan)
yang bernapaskan ketuhanan.
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya sangat
resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia,
bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup. Epigram berasal
dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti unsur pengajaran; didaktik; nasihat
membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih. Berasal
dari bahasa Perancis Romantique yang berarti keindahan perasaan; persoalan
kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra.
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi sajak atau lagu yang
mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama
karena kematian/kepergian seseorang.
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari bahasa
Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena;
tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim
etc)
Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai).
Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai).
Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai).
Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam
seuntai).
Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai).
Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double
kutrain atau puisi delapan seuntai).
Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi
dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-
masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan
dari kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang bersuara. Di
Indonesia, soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muhammad
Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap
sebagai Pelopor/Bapak Soneta Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi
tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai
kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah
jumlah barisnya (empat belas baris).
c. Puisi kontemporer
Kata kontemporer secara umum bermakna masa kini sesuai dengan
perkembangan zaman atau selalu menyesuaikan dengan perkembangan keadaan zaman.
Selain itu, puisi kontemporer dapat diartikan sebagai puisi yang lahir dalam kurun
waktu terakhir. Puisi kontemporer berusaha lari dari ikatan konvensional puisi iti
sendiri. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-kata yang kurang memperhatikan
santun bahasa, memakai kata-kata makin kasar, ejekan, dan lain-lain. Pemakaian kata-
kata simbolik atau lambing intuisi, gaya bahasa, irama, dan sebagainya dianggapnya
tidak begitu penting lagi.
Puisi kontemporer dibedakan menjadi 3 yaitu
Puisi mantra adalah puisi yang mengambil sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum
Bachri adalah orang yang pertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi
kontemporer. Ciri-ciri mantra adalah:
- Mantra bukanlah sesuatu yang dihadirkan untuk dipahami melainkan
sesuatu yang disajikan untuk menimbulkan akibat tertentu.
- Mantra berfungsi sebagai penghubung manusia dengan dunia misteri
- Mantra mengutamakan efek atau akibat berupa kemanjuran dan kemanjuran
itu terletak pada perintah.
Puisi mbeling adalah bentuk puisi yang tidak mengikuti aturan. Aturan puisi
yang dimaksud ialah ketentuan-ketentuan yang umum berlaku dalam puisi. Puisi
ini muncul pertama kali dalam majalah Aktuil yang menyediakan lembar khusus
untuk menampung sajak, dan oleh pengasuhnya yaitu Remy Silado, lembar
tersebut diberi nama "Puisi Mbeling". Kata-kata dalam puisi mbeling tidak perlu
dipilih-pilih lagi. Dasar puisi mbeling adalah main-main. Ciri-ciri puisi mbeling
adalah:
- Mengutamakan unsur kelakar; pengarang memanfaatkan semua unsur puisi
berupa bunyi, rima, irama, pilihan kata dan tipografi untuk mencapai efek
kelakar tanpa ada maksud lain yang disembunyikan (tersirat).
- Menyampaikan kritik sosial terutama terhadap sistem perekonomian dan
pemerintahan.
- Menyampaikan ejekan kepada para penyair yang bersikap sungguh-
sungguh terhadap puisi. Dalam hal ini, Taufik Ismail menyebut puisi
mbeling dengan puisi yang mengkritik puisi.
Puisi konkret adalah puisi yang disusun dengan mengutamakan bentuk grafis
berupa tata wajah hingga menyerupai gambar tertentu. Puisi seperti ini tidak
sepenuhnya menggunakan bahasa sebagai media. Di dalam puisi konkret pada
umumnya terdapat lambang-lambang yang diwujudkan dengan benda dan/atau
gambar-gambar sebagai ungkapan ekspresi penyairnya.
Penyusunan puisi kontemporer sebagai puisi inkonvensional ternyata juga perlu
memerhatikan beberapa unsur sebagai berikut
Unsur bunyi; meliputi penempatan persamaan bunyi (rima) pada tempat-tempat
tertentu untuk menghidupkan kesan dipadu dengan repetisi atau pengulangan-
pengulangannya.
Tipografi; meliputi penyusunan baris-baris puisi berisi kata atau suku kata yang
disusun sesuai dengan gambar (pola) tertentu.
Enjambemen; meliputi pemenggalan atau perpindahan baris puisi untuk menuju
baris berikutnya.
Kelakar (parodi); meliputi penambahan unsur hiburan ringan sebagai pelengkap
penyajian puisi yang pekat dan penuh perenungan (kontemplatif)
4. Keindahan dalam puisi
Keindahan puisi tercipta dari paduan harmonis: pesan yang ingin disampaikan,permainan
kata, permainan bunyi, permainan imajinasi, kesederhanaan dan kedalaman.
a. Pesan yang di sampaikan puisi
Puisi adalah sebuah lukisan kecil dalam bentuk kata-kata. Puisi bagus adalah puisi
yang berisi sebuah pesan dan tulisan dengan bahasa yang tertata indah. Pesan bisa berupa
pernyataan, kesan, atau ungkapan emosi. Puisi indah tanpa mengandung keindahan
hanyalah sebuah curhat. Puisi, menurut pradopo, adalah karya estetis yang bermakna.,
yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna.
Pesan butuh sebuah objek. Tentang apa yang ingin anda sampaukan. Itu bisa saja
berupa seorang yang kita kenal, pemandangan, atau gagasan abstrak seperti cinta dan
ketuhanan. Kita menyusun pesan dengan memasukan bagian kedua, yaki konteks, sering
kali berupa latar. Konteks memberikan relevansi, kebaradaan, lokasi subjak, atau munat
lainnya, sehingga pesan dapat secara baik tersampaikan. Pesan adalah kombinasi dua
elemen subjek dan konteks, yang menceriterakan pesan tersebut.

b. Permainan kata
Seperti yang telah disampaikan diatas bahwa puisi terbentuk oleh permainan kata
yang dibuat sang penyair. Disini Sapardi Djoko Damono mengatakan bahwa seni adalah
sebuah permainan, dan puisi itu sebenarnya adalah permainan yakni bermain dengan
kata-kata. Inti dari bermain kata adalah diksi atau pemilihan kata, termasuk didalamnya
gaya bahasa. Diksi berfungsi, pertama untuk memberikan pengungkapan yang tepat
sehingga pesan dapat tersampaikan dengan baik dan benar, kedua untuk menemukan
pengungkapanyang cocok dengan subjek dan tulisan secara keseluruhan.
Unsur utama puisi adalah kata, maka diksi berkaitan dengan bagaimana memilih
kata yang paling tepat dan paling sesuai, karena itu penguasaan kosa kata dan maknanya
sangat penting dalam menulis puisi, kekayaan dan perbendaharaan kata dan pemahaman
mendalam akan maknanya membantu kita dalam membuat diksi yang unik dan khas.
Menurut Rendra, penyair harus membedah makna kata hingga tulang-tulangnya. Pisau
naluri yang tajam akan menghasilkan kata-kata dan makna yang tajam pula.
Kata-kata adalah segala-galanya dalam puisi, demikian ungkap Sapardi Djoko
Damono. Lanjutnya, kata-kata yang berserakan di sekeliling kita dengan artinya yang
umum harus menyesuaikan diri dengan pengalaman puitik kita yang khusus. Pengabdian
total terhadap kata-kata yang sudah ada, tanpa usaha menundukkannya hanya akan
menghasilkan puisi-puisi yang mentah dan membosankan.
c. Permainan bunyi
Salah satu elemen estetika paling penting dalam puisi adalah bunyi. Merupakan
elemen puisi untuk menciptakan keindahan musik dan kekuatan ekspresif, untuk
membangkitkan suasana dan memperdalam makna. Tanpa permainan bunyi, sebuah
puisikehilangan separuh nyawanya. Goenawan Mohamad mengatakan bahwa puisi tidak
cuma kata, tak cuma kalimat. Ia juga nada, bunyi, bahkan keheningan.
Faktor permainan bunyi, selain semiotik dan ekstrinsik, merupakan salah satu faktor
yang membuat puisi tidak mungkin bisa diterjemahkan. Hanya bisa disadur. Hanya bisa
ditulis ulang ke dalam daya bahasa penerjemahnya. Walau maknanya mungkin masih
utuh, namun nilai rasanya bisa jadi tak lagi menyentuh.
Permainan bunyi meliputi asonansi dan aliterasi, rima dan irama. Namun sekali lagi,
untuk memaksimalkan potensi estetika puisi melalui permainan bunyi, penguasaan
perbendaharaan kata dan maknanya sangatlah penting. Agar puisi tidak sekesar
serangkaian bunyi-bunyian.
d. Permainan imaji
Sebuah puisi adalah imaji atau citra itu sendiri. Yang menggambarkan dirinya di
alam pikiran penyairnya, dalam bentuk ilham atau lamunan. Penyair menularkan
pengalamannya kepada pembaca. Pembaca yang terinveksi, diharapkan mengalami
pencitraan yang dialami penyair, agar membayangkan hal yang sama, merasakan hal
yang sama, bahkan tidak menutup kemungkinan, pembaca mengalami pengalaman
yang jauh berbeda. Lebih seru dan haru. Lebih manis dan dramatis.
Menulis puisi adalah merekonruksi citra tersebut ke dalam bentuk rangkaian kata,
dengan menggunakan kata-kata kongkret, gaya bahasa personifikasi dan metafora,
juga dengan permainan bunyi. Sehingga angin terasa hembusannya, airterdengar
gemerciknya, jantung terasa degupnya. Psikolog mengidentifikasikan ada tujuh citra
mental yaitu, pemandangan, suara, rasa, bau, sentuhan, kesadaran tubuh dan
ketegangan otot. Semua dapat ieksplorasi penyair untuk memperkuat makna dan
keyakinan akan kebenaran yangdiungkapkan penyairnya.
e. Kesederhanaan
Kesederhanaan dalam puisi juga dikenal dengan sebtan pemadatan kata, atau lebih
tepatnya pemadatan nilai, yakni dalam serangkaian kata yang sederhana terkadndung
kedalaman makna, kandungan imaji yang menggugah pikiran dan nilai estetika yang
menyentuh perasaan.
Secara teknis, kesederhanaan berarti mengeliminasi semua elemen atau detail yang
tidak perlu ada kontribusinya pada semangat komposisi secara keseluruhan. Terlalu
sederhana yang dapat menghilangkan efek-efek puitis juga perludihindari. Kita harus
menjaga keselarasan dan keseimbangan dalam komposisi untuk menciptakan efek puitis.
f. Kedalaman
Kedalaman puisi mempunyai arti apa yang tersirat lebih dalam dan luas daripada apa
yang tersurat. Meliputi kedalaman emosi, pikiran, imaji, makna dan elemen-elemen puisi
yang lainnya, yang membuat penikmat puisi tidak bisa berhenti membaca, tidak bisa
berhenti merasakan, tidak bisa berhant berfikir, walaupun puisi sudah berakhir. Seakan
maknanya terus menusuk kedalam jantung pembacanya, hanyut kedalam alam bawah
sadarnya.
Kedalaman puisi tidak lepas dari faktor ekstrinsiknya seperti budaya, agama,
kejiwaan, lingkungan, zaman, atau politik yang mempengaruhi secara mengakar
penyairnya. Faktor ekstrinsiklah yang mengilhami dan memaknai puisi-puisi tersebut.
Karena itu, seorang sufi seperti rumi begitu fasih dan indah mengucapkan puisi-puisi
ketuhanan.
B. Analisis puisi terluka dalam masa lalu karya isti kristiani
1. Puisi terluka dalam masa lalu karya isti kristiani
Terluka Dalam Masa Lalu
Kehancuran di masa lalu membuka luka yang menganga
Sakit dan pedih begitu tak terpedih
Tak berniat membuka tabir cahaya yang disengaja
Tertutup gelap ..
Ditampakkannya kerinduan menutupi buruknya bayanggan
Kejam jiwamu ..
Begitu suksesnya kau merobek ketulusanku
Sengajanya memperlihahatkan sisi bodohku
Dan yang terkuak sekarang adalah luka
Aku bodoh masih mengingatmu
Bodoh karena menangisi sisi kejam mu
Menjeritlah hatiiku dalam diam
Ku tatap sedihku dicermin
Ku terluka dan srmakin terluka melihatnya
Sanggupkah ku lupa dalam derita ??
Semua diawali dengan luka
Bisakah ku temukan yang sesungguhnya ??

By: Isti Kristiani
2. Analisis unsur intrinsik
Sering kali orang membaca tapi tidak mengerti apa maksudnya. apa sih puisi itu ?
apa sih maknanya ? dan yang terpenting bagaimana cara kita memahami puisi ?
Ada yang bilang yang diniatkan penciptanya sebagai puisi itulah puisi. kalau bicara soal
niat disini maka akan timbul presepsi yang beda. Nah jika ada yang menulis sesuatu
misalkan dengan judul "Saya Sudah Gila" trus isinya "titik." maka itu juga bisa
membuat pengertian makna yang dalam, dan hanya yang tau makna itu si penulis.
Ada juga yang bilang kalau puisi termasuk dalam bentuk yang absonan, abstrak dan
absurd. Membacanya harus disertai dengan kemampuan imajinasi dan tafsir yang
tinggi. Sedangkan kita tahu bahwa masyarakat kita pada umumnya baru masih berada
dalam tahap mampu menerima hal hal yang konkret, jelas dan berbagai hal duniawi
yang kasad indrawi. Sebagian besar masyarakat kita masih terlalu sibuk melakukan
aktivitas untuk memenuhi kebutuhan yang langsung berhubungan dengan masalah
pribadi atau suatu hal lain yang langsung dapat dipahami dan ditanggapi dengan luapan
emosi. Sedangkan untuk suatu keunikan atau hal yang bersifat filosofis yang berfungsi
untuk memperkaya kehidupan rohani demi pemanusiaan diri belum bisa
dipertimbangkan dan diterima secara serta merta, apalagi diminati.
Berikut ini analisis dari puisi terluka dalam masa lalu :
a. Tema
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah
satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah
tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan
dibuat.
Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan
haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah
fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan.
Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
Puisi terluka dalam masa lalu karya isti kristiani menceritakan tentang sebuah
perasaan. Kata terluka yang terdapat dalam judul menggambarkan sebuah perasaan
seorang penyair. Kata-kata lain yang mendukung tema adalah : sakit dan pedih,
buruknya bayangan, merobek ketulusanku, luka, menangisi sisi kejammu,
sedihku dan derita. Dari puisi tersebut menggambarkan sebuah perasaan sedih
penulis yang menyesali atas sesuatu yang dia perbuat di masa lalu. Puisi yng
bertemakan esedihan ini memang mengungkapkan sebuah perasaannya.
b. Nada dan Suasana
Nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan atau sikap penyair terhadap
pembaca. Sedangkan suasana berari keadaan pembaca sebagai akibat pembacaan puisi.
Nada yang berhubungan dengan kesedihan ini yaitu bahwasanya penulis merasakan
penyesalan yang teramat di masa lalu.
c. Perasaan
Perasaan berhubunegan dengan suasana hati pembuat pusi tersebut. Perasaan yang
tergambar dalam puisi terluka dalam masa lalu ini menggambarkan kekesalan dan
penyesalan. Perasaan tersebut tergambar dari kata kejamnya jiwamu, ku tatap
sedihku di cermin.
d. Amanat
Sesuai dengan tema yang ada, puisi terluka dalam masa lalu ini berisi amanat
kepada pembaca agar harus berfikir panjang sebelum memutuskan sebuah keputusan
agar tidak menyesal pada akhirnya.


PENUTUP
Bahasan ini menunjukan bahwa puisi adalah karya seni yang mengandung keindahan serta
karakteristik tersendiri, selain itu puisi adalah sebuah karya tulis yang mengungapkan
perasaan sang penulis yang hanya sang penulis saja yang mengetahui makna ataupui isi puisi
yang ditulis penulis. Dan juga puisi yaitu hasil upaya manusia untuk menciptakan dunia kecil
dan sepele dalam bentuk kata, yang bisa dimanfaatkan untuk membayangkan, memahami dan
menghayati dunia yang lebih besar dan lebih dalam.
Isi puisi juga selalu mengungkapkan sebuah perasaan sang penulis yang ditulis dalam
bentuk karya sastra puisi dengan keindahan tertentu. Dan pesan yang terkandungdalam
sebuah puisi, tergantung atas bentuk puisi itu sendiri, dan kebanyakan puisi jaman sekarang
khususnya karya anak-anak remaja jaman sekarang berisikan sebuah pesan tentang isi hati
atau perasaan terutama tentang cinta.
Sejalan dengan pembahasan diatas kami berharap agar pembaca dapat mengerti dan
memahami tentang puisi beserta unsur-unsur, karakteristik, jenis dan keindahan puisi itu
sendiri.
DAFTAR RUJUKAN
Ansori jaka 23 juni 2006. Isi puisi from http://mata.blogspirit.com/archive/2006/06/23/isi-
puisi.html Di ambil tgl 13/06/2012 hari rabu jam 20:23
Elmatsani M. Huda. 12 juni 2011. mengungkap rahasia keindahan puisi from
http://www.puisiuntukkekasih.com/rahasia-keindahan-puisi/dikutip tgl 13/06/2012 hari rabu
jam 20:25
Idris ahmad 10 juni 2012. analisis puisi from http://id.wikipedia.org/wiki/Tema dikutip tgl
15/06/2012 hari jumat jam 19:08
Wikipedia 15 juni 2003. puisi from http://id.wikipedia.org/wiki/Puisi dikutip tgl 13/06 /012
hari rabu jam 20:27

RIWAYAT HIDUP
Nama : Lilis Suryani
Tempat/tgl lahir : Cilacap, 13 Juli 1992
Alamat : RT 001/002 karangpucung cilacap
Telp : 085759974999
Riwayat pendidikan :
a. SDN 03 Kebumen lulus tahun 2004
b. SMPN 01 Kebumen lulus tahun 2007
c. SMAN 02 Kebumen lulus tahun 2010
d. Sedang melanjutkan program studi Bahasa Inggris di Universitas Galuh Ciamis










MENGANALISIS PUISI
TERLUKA DALAM MASA LALU
JURNAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Wacana Ilmiah




Oleh :
Nama : Phildes Edo Kumbara
NIM : 2109110236
Kelas : 2-J



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2011/2012

Anda mungkin juga menyukai