Anda di halaman 1dari 2

Penyakit Kaki, Mulut dan Tangan (HFMD)

indosiar.com - Hati-hati jika di tangan, kaki dan mulut bagian dalam anak anda, timbul bintik-bintik
merah seperti jerawat berjejer rapi dan padat. Sekilas mirip sariawan tapi ini lebih parah dan banyak.
Selain itu, penyakit ini mudah sekali menular, karena itu si penderita harus dikarantina atau
dipisahkan dari orang lain.
Hand Foot Mouse Disease (HFMD) atau Flu Singapura atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama
Penyakit Kaki, Tangan dan Mulut (PTKM), bukan merupakan penyakit baru. Penyakit ini populer ketika
Malaysia, Taiwan dan Singapura terjadi wabah penyakit ini. Bahkan di Singapura, penyakit yang mirip
flu ini memakan banyak korban jiwa, sehingga dinamakan Flu Singapura.
Meski bernama sama dengan penyakit kuku-mulut yang terdapat pada hewan ternak, tapi tidak
berhubungan satu sama lain dan penyebabnya juga berbeda. Penyakit ini tidak ditularkan dari
binatang atau hewan ternak.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus Coxsackie virus, suatu virus dari golongan keluarga
Enterovirus. Yang paling sering pada pasien rawat jalan adalah Coxsackie A16, sedangkan yang sering
memerlukan perawatan karena keadaannya lebih berat atau ada komplikasi sampai meninggal adalah
Enterovirus 71. Berbagai enterovirus dapat menyebabkan berbagai penyakit.
HFMD merupakan penyakit yang sangat menular melalui pencernaan dan saluran
pernafasan. Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan
mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu. Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (?carrier?) seperti
lalat dan kecoa.
Penderita terbanyak adalah bayi dan anak-anak (dibawah usia 10 tahun). Hal ini disebabkan karena
daya tahan tubuh mereka yang masih lemah. Meski orang dewasa lebih kebal terhadap enterovirus,
namun bisa terkena juga.
Penyakit ini biasanya dimulai dengan luka kecil di daerah tenggorokan dan tonsil (amandel).
Sementara di daerah tangan, jari, telapak kaki dan daerah popok timbul kemerahan disertai vesikel
(lentingan kecil yang berisi air di dalamnya, seperti melepuh). Penderita hanya merasakan sakit yang
ringan dan kemerahan akan sembuh dalam 5-7 hari.
Gejala penyakit ini :
demam selama 2 - 3 hari, diikuti sakit leher (faringitis)
tidak ada nafsu makan
pilek dan gejala flu lainnya.
Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulkus di mulut seperti sariawan ( lidah, gusi,
pipi sebelah dalam ) terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan.
Bersamaan dengan itu timbul rash/ruam atau vesikel (lepuh kemerahan/blister yang kecil dan
rata), papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash/ruam
(makulopapel) ada dibokong. Penyakit ini umumnya akan membaik sendiri dalam 7-10 hari,
dan tidak perlu dirawat di rumah sakit.
Bila ada gejala yang cukup berat, barulah penderita perlu dirawat di rumah sakit. Gejala yang cukup
berat tersebut antara lain :
Hiperpireksia, yaitu demam tinggi dengan suhu lebih dari 39 C.
Demam tidak turun-turun
Takikardia (nadi menjadi cepat) - Takipneu, yaitu napas jadi cepat dan sesak
Malas makan, muntah, atau diare berulang dengan dehidrasi
Letargi, lemas
Nyeri pada leher, lengan, dan kaki
Kejang-kejang, atau terjadi kelumpuhan pada saraf kranial
Keringat dingin
Fotofobia
Komplikasi penyakit ini adalah :
Meningitis (radang selaput otak) yang aseptik - Ensefalitis (radang otak)
Myocarditis (Coxsackie Virus Carditis) atau pericarditis
Acute Flaccid Paralysis / Lumpuh Layuh Akut (Polio-like illness)
Pengobatan :
Istirahat yang cukup
Pengobatan spesifik tidak ada, jadi hanya diberikan secara simptomatik saja berdasarkan
keadaan klinis yang ada.
Dapat diberikan :
- Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus
- Extracorporeal membrane oxygenation.
Pengobatan simptomatik :
Antiseptik di daerah mulut
Analgesik misal parasetamol
Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam
Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll )
Pencegahan :
Hindari kontak dengan penderita
Cuci tangan setiap kali kontak dengan penderita
dan tingkatkan kebersihan diri sendiri
Penderita sendiri dapat membantu mencegah penyebaran penyakit dengan cara:
mencuci tangan setelah buang air besar
mengganti popok atau barang apa saja yang terkontaminasi dengan kotoran
tutup mulut atau hidung setiap kali batuk atau bersih
cuci mainan atau barang apa saja yang terkena air liur
jika anak bersekolah, sebaiknya diliburkan.

Anda mungkin juga menyukai