Anda di halaman 1dari 4

RIZA PRAMITA ANUGERAH 1102120311

RIA RINANDA PANE 1102136363


ANGGARAN NEGARA
Definisi Anggaran Negara
Hasil dari perencanaan yang berupa daftar mengenai bermacam- macam kegiatan
terpadu, baik yang menyangkut penerimaannya maupun pengeluaranya yang
dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu, biasanya adalah satu tahun
Anggaran Negara dan APBN
Anggaran Negara yang diakumulasi dalam kegiatan satu tahun disebut Anggran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
APBN rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan
terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama
satu tahun anggaran.
APBN, Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahun
ditetapkan dengan Undang-Undang.
Penyusunan dan Pelaksanaan APBN
Penyusunan APBN : Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk
RUU tentang APBN kepada DPR. Setelah melalui pembahasan, DPR menetapkan
Undang-Undang tentang APBN selambat-lambatnya 2 bulan

sebelum tahun
anggaran dilaksanakan.
Pelaksanaan APBN :
Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN
dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.
Berdasarkan perkembangan, di tengah-tengah berjalannya tahun
anggaran, APBN dapat mengalami revisi/perubahan.
Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus mengajukan RUU
Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.
Perubahan APBN dilakukan paling lambat akhir Maret, setelah
pembahasan dengan Badan anggaran DPR.
Dalam keadaan darurat (misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah
dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya.

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN
Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir, Presiden menyampaikan RUU
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa Laporan Keuangan
yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
STRUKTUR APBN
1. Belanja Negara
Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk
membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas
pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi:
Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga
Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial
(termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
Lanjut belanja Negara
Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah,
untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang
bersangkutan. Belanja Daerah meliputi: Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Dana Otonomi Khusus
2. Pembiayaan:
Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi,
serta penyertaan modal negara.
Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman
Program dan Pinjaman Proyek
Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri
atas Jatuh Tempo dan Moratorium.


Fungsi APBN
Fungsi otorisasi,
Mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan
pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian,
pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada Rakyat.
Fungsi perencanaan,
Mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara
untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah
direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk
medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan
membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah
dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan
dengan lancar.
Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk
menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat
untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk
keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk
mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan
efesiensi dan efektivitas perekonomian.
Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat
untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian.
Prinsip Penyusunan APBN
1. Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
2. Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
3. Semaksimah mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

Azas Penyusunan APBN
1. Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.
2. Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
3. Penajaman prioritas pembangunan
4. Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang negara
Sistem Penganggaran
Sistem Penganggaran tradisional sistem penggaran yang mencurahkan
perhatiannya pada pengembangan sistem pengawasan atas pengeluaran dan
penerimaan uang.
Sistem penganggaran hasil karya Sistem penganggaran ini menekankan pada
kegiatan rutin dan program/proyek yang harus dilaksanakan beserta hasil yang
akan dicapai.
Sistem penganggaran akuntabel dan professional:
Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan. (UU No.
17/2003/psl 3).
Konsep Penyusunan APBN RI
1. Konsep anggaran berimbang Dimaksudkan sebagai terjadinya perimbangan
antara anggaran pengeluaran dengan anggaran penerimaan.
2. Konsep anggaran dinamis adanya peningkatan secara terus -menerus
besarnya tabungan pemerintah.
3. Konsep anggaran fungsionalMoney follow fuction (uang mengikuti fungsi dan
program kegiatan).

Anda mungkin juga menyukai