Jenis Bahan: Bahan baku Bahan pembantu Bahan setengah jadi (intermediate product) Bahan produk (finished product) Bahan limbah
Alasan penyimpanan bahan setengah jadi: 1. Suplai bahan baku yang bermusim dan permintaan konsumsi pasar yang tidak bersamaan waktunya 2. Gangguan/kegagalan alat dalam proses kontinu, sehingga dapat mencegah terhentinya seluruh proses produksi
Selain pengelompokan bahan berdasar fasa, bahan dibedakan menurut karakteristik khusus. Contoh: jenis air proses dalam pabrik kimia terdiri atas air proses, air pendingin, air umpan boiler, air minum, dan air sanitasi.
Untuk penanganan bahan dibedakan menjadi: Stock piling Outdoor Indoor Curah (bulk) Wadah (container) Curah dalam wadah (bulk container) melebihi berat 2 ton atau volume 2 m 3
Penyimpanan Bahan Padat (Storage of solid materials)
1. Penyimpanan curah padat di luar ruangan (bulk solid outdoor storage) Adalah penyimpanan bahan di udara terbuka. Untuk bahan yang tahan cuaca (seperti batu gamping, biji/mineral, tebu, dll). Cukup memerlukan lahan (kaveling) dan pemagaran. Digunakan bila jumlah yang akan disimpan adalah terlalu besar untuk disimpan di dalam ruangan dan bahan dapat tahan terhadap gangguan cuaca seperti sinar matahari, terbawa angin, terbawa hanyut, busuk atau rusak oleh terpaan air hujan. Kapasitas penyimpanan disediakan lebih besar dari yang diperlukan. Tempat dipilih yang memudahkan penumpukkan dan pengambilannya dengan truk, kereta api/lorry, gantry crane, traveling brigde, belt conveyor, dll.
2. Penyimpanan curah padat di dalam ruang tertutup (bulk solid indoor storage) Penyimpanan di dalam ruang beratap dengan dinding atau tanpa dinding. Digunakan untuk menyimpan bahan dalam jumlah besar yang tidak tahan terhadap cuaca (air hujan, panas matahari, dan angin) seperti sawit, merang, kayu, pasir gelas, bahan keramik, tanah liat, dll. Ruangan tanpa dinding digunakan untuk penyimpanan bahan yang memerlukan pengeringan selama disimpan seperti merang, kayu, dll. Untuk bahan dalam jumlah yang lebih kecil digunakan ruang beratap dengan partisi yang dapat memisahkan berbagai bahan.
3. Penyimpanan curah padat di dalam wadah besar yang tertutup (bulk solid stored in silo, bin, and bunker) Adalah penyimpanan bahan padat di dalam tempat/wadah yang besar yang tertutup karena sifat bahannya yang khusus memerlukan perlindungan terhadap lingkungan, yaitu bahan dalam bentuk butiran lepas, serbuk halus, serpihan/butiran higroskopis, beracun, berbau, dll. Contohnya: semen, gandum, urea, soda abu, gula, MSG, bahan kimia padat, dll. BIN: konstruksi tetragonal vertikal dari logam (baja, tembaga, aluminium) yang disusun dalam suatu deret guna memudahkan pengisian dan pengosongannya. BUNKER: konstruksi tetragonal dari logam yang tidak berapa tinggi bila dibandingkan dengan luasnya.
SILO: konstruksi silindris vertikal dari beton, keramik, baja, atau kayu. Mempunyai keuntungan menghemat ruang lantai (floor space) serta harganya yang relatif lebih murah karena konstruksinya yang lebih sederhana karena silinder.
Pengisian wadah dilakukan dari bagian atas (dengan belt conveyor, bucket elevator, pneumatic conveyor) dan pengambilannya dari bagian bawah yang diperlengkapi dengan corong dan bergerak/jatuh oleh gaya beratnya sendiri. Untuk mencegah macet pada pengeluaran bahan, maka dilengkapi dengan agitator mekanik atau pneumatic.
4. Penyimpanan bahan padat dalam wadah (Storage of solid in container) Biasanya dalam bentuk peti (box), kantung/karung (bag), gentong (barrel), dan drum baja. Penyimpanan wadah dilakukan dengan menumpuk sampai tinggi tertentu di dalam gudang, atau di udara terbuka bila sifat bahan dan wadah memungkinkan. Penumpukan dan pembongkaran dilakukan dengan industrial lift truck atau overhead crane, barrel elevator/stracker.