Anda di halaman 1dari 2

Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas,

terikat kepada suatupadatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu lapisan
tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Berbeda dengan absorpsi yang merupakan
penyerapan fluida oleh fluida lainnya dengan membentuk suatularutan.
Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan,
oleh permukaan zat atau benda penyerap, di mana terjadi suatu ikatan kimia fisika antara substansi
dengan penyerapnya.
Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada lapisan permukaan atau
antar fasa, di mana molekul dari suatu materi terkumpul pada bahan pengadsorpsi atau adsorben.
Adsorpsi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adsorpsi fisika (disebabkan oleh gaya Van Der
Waals (penyebab terjadinya kondensasi gas untuk membentuk cairan) yang ada pada permukaan
adsorbens) dan adsorpsi kimia (terjadi reaksi antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat
yang teradsorbsi tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu)

Adsorpsi
Adsorpsi adalah suatu peristiwa fisik yang terjadi pada permukaan suatupadatan.
Adsorpsi terjadi jika gaya tarik-menarik antara zat terlarut dengan permukaan penyerap dapat
mengatasi gaya tarik-menarik antara pelarut dengan permukaan penyerap (Oscik, 1982). Zat atau
molekul yang terserap ke permukaan disebut adsorbat, sedangkan zat atau molekul yang
menyerap disebut adsorben (Sukardjo, 1985).
Jenis adsorpsi yang umum dikenal adalah adsorpsi kimia (kemisorpsi) dan adsorpsi fisika
(fisisorpsi).
a. Adsorpsi Kimia (Kemisorpsi)
Adsorpsi kimia terjadi karena adanya gaya-gaya kimia dan diikuti oleh reaksi kimia. Pada
adsorpsi kimia hanya satu lapisan gaya yang terjadi. Besarnya energi adsorpsi kimia 100
kj/mol. Adsorpsi jenis ini menyebabkan terbentuknya ikatan secara kimia sehingga diikuti
dengan reaksi kimia, maka adsorpsi jenis ini akan menghasilkan produksi reaksi berupa senyawa
yang baru. Ikatan kimia yang terjadi pada kemisorpsi sangat kuat mengikat molekul gas atau
cairan dengan permukaan padatan sehingga sangat sulit untuk dilepaskan kembali
(irreversibel). Dengan demikian dapat diartikan bahwa pelepasan kembali molekul yang terikat
di adsorben pada kemisorpsi sangat kecil (Alberty, 1997).

b. Adsorpsi Fisika (Fisisorpsi)
Adsorpsi fisika terjadi karena adanya gaya-gaya fisika. Pada jenis adsorpsi fisika ini,
terjadi beberapa lapisan gas. Besarnya energi adsorpsi fisika 10 kj/mol. Molekul-molekul yang
diadsorpsi secara fisika tidak terikat kuat pada permukaan, dan biasanya terjadi proses balik yang
cepat (reversibel), sehingga mudah untuk diganti dengan molekul yang lain. Adsorpsi fisika
didasarkan pada gaya Van Der Waals, dan dapat terjadi pada permukaan yang polar dan non
polar. Adsorpsi juga mungkin terjadi dengan mekanisme pertukaran ion. Permukaan padatan
dapat mengadsorpsi ion-ion dari larutan dengan mekanisme pertukaran ion. Oleh karena itu, ion
pada gugus senyawa permukaan padatan adsorbennya dapat bertukar tempat dengan ion-ion
adsorbat. Mekanisme pertukaran ini merupakan penggabungan dari mekanisme kemisorpsi dan
fisisorpsi, karena adsorpsi jenis ini akan mengikat ion-ion yang diadsorpsi dengan ikatan secara
kimia, tetapi ikatan ini mudah dilepaskan kembali untuk dapat terjadinya pertukaran ion (Atkins,
1990).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adsorpsi antara lain (Pohan dan Tjiptahadi,
1987):
1) Karakteristik fisika dan kimia dari adsorben, antara lain: luas permukaan, ukuran pori, dan
komposisi kimia.
2) Karakteristik fisika dan kimia dari adsorbat, antara lain: luas permukaan, polaritas, dan
komposisi kimia.
3) Konsentrasi adsorbat di dalam fasa cair
4) Karakteristik fasa cair, antara lain: pH dan temperatur
5) Sistem waktu adsorpsi

Seperti halnya kinetika kimia, kinetika adsorpsi juga berhubungan dengan laju reaksi. Hanya saja,
kinetika adsorpsi lebih khusus, yang hanya membahas sifat penting dari permukaan zat. Kinetika
adsorpsi yaitu laju penyerapan suatu fluida oleh adsorben dalam suatu jangka waktu tertentu. Kinetika
adsorpsi suatu zat dapat diketahui dengan mengukur perubahan konsentrasi zat teradsorpsi tersebut,
dan menganalisis nilai k (berupa slope/kemiringan) serta memplotkannya pada grafik. Kinetika adsorpsi
dipengaruhi oleh kecepatan adsorpsi. Kecepatan adsorpsi dapat didefinisikan sebagai banyaknya zat
yang teradsorpsi per satuan waktu. Kecepatan atau besar kecilnya adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa
hal, diantaranya :
Macam adsorben
Macam zat yang diadsorpsi (adsorbate)
Luas permukaan adsorben
Konsentrasi zat yang diadsorpsi (adsorbate)
Temperatur
Saat ini, material Upsalite merupakan zat yang memiliki kekuatan adsorpsi tertinggi. Hal ini dikarenakan
luas permukaannya yang sangat besar, yaitu mencapai 800 m
2
per gram. Material ini dikatakan mampu
menurunkan kelembaban udara di sekitarnya dari 95% menjadi 5%.
[1]

Anda mungkin juga menyukai