benar-benar telah terlahir dengan segala keburukan yang kalian bina selama kurang lebih tiga minggu belakangan ini. Apalagi setelah aku ingat masa- masa dua bulan silam saat kalian bertemu dan mulai dekat. Cinta yang dirasakan oleh dua insan yang masih berusia remaja memanglah banyak menjadi cikal bakal benih lahirnya aku dan kaumku. Aku tak akan berterimakasih atas jalinan terlarang yang kalian rajut dan aku pun tak akan menyesal telah dilahirkan dengan berbajukan penyesalan yang terdalam. Karena memang akulah, karena sungguh kaumkulah yang pasti akan senantiasa menjadi saksi bisu segala rajutan cinta kalian. ####### Di layar hp Imo itu tertulis bahwa ada dua buah pesan singkat yang belum dibaca oleh Icha. Tertulis jelas pula di screen Hp bahwa pengirim sms(short messages service) itu adalah Kevin. Pesan pertama: Assalamualaikum dek? Lg ngapain? Lg di kos ato ngampus? Pesan kedua: Deeeek, aku iki nang sby. Aq pngen ktmu pean. Bsa ndak? Blz.
Hmmmmb! (suara eluhan dalam hati kecil Icha sesaat setelah membaca dua pesan untuknya). Dengan segera Icha bergegas menarik kunci motor yang dari tadi berlindung dalam saku tas birunya. Icha adalah gadis belia yang kini belajar di sebuah Universitas Ternama Indonesia (sebut saja UNITI), ia duduk di semester ganjil pada tahun persiapannya waktu itu. Icha bukan tipe gadis yang suka bermain dengan banyak teman-teman satu jurusannya di kampus, ia lebih sering bermain dengan kawan seperjuangan dan senasibnya, Linda. Mereka sering bercanda, berdebat, berbagi strategi dan bertukar pendapat karena itulah mungkin mereka disebut sahabat seperjuangan (dalam menghadapi bu Kos tentunya, karena mereka teman satu kamar. Hehe). Icha yang telah menaiki motor untuk bergegas menemui Kevin namun tiba-tiba sesosok wanita berambut panjang menaiki motor Icha dan memaksanya menarik gas dengan tajam AYO! Cha, anterin aku ke stasiun Gubeng. Ortuku nunggu disana, tanpa pikir panjang motor Suprafit merah-hitam milik Icha itu pun melaju cepat. Hingga tak terasa 15 menit berlalu setelah menyeberangi beberapa lampu lalu lintas yang tak pernah putus asa berganti warna merah ke kuning ke hijau ke merah lagi dan begitulah jasanya bagi kita, terimakasih lampu lalu lintas karena kaulah pahlawan tanpa tanda apa-apa itu sebenarnya (hoho, kok jadi alay ya? Hehe). Ciitttttttttt!, rem Suprafit itu mencengkeram ban depan dan belakang motor erat-erat. haduuuuh gimana sich Chaaaaa! Gubeng itu yang tadi, kenapa gak berhenti? omel Linang. Icha adalah gadis yang pelupa, terutama dalam hal mengingat jalan ke suatu tempat yang lumayan jauh. Dengan segera Icha menekan si tombol panah kanan pada motornya untuk berbalik arah dan segera bersarang di tempat yang diinginkan oleh Linang. Dan ternyata disana kedua orangtua Linang memang telah menanti sekitar 10 menit. Setelah bersalaman dengan kedua orangtua Linang ia pun segera pergi dan tak mempedulikan gadis yang selalu menjadi pusat perhatian temen-teman seangkatannya itu. Selama dalam perjalanan menuju kos, yang terbayang dalam benak Icha hanya satu hal dan itu yang menyebabkan ia harus setengah mengebut di jalan raya. Yang memenuhi otaknya saat itu hanyalah bagaimana semua jemuran di kosnya bisa diselamatkan dengan segera (karena sore itu tiba- tiba si air hujan turun dengan derasnya, hehe). Namun tepat di depan gerbang UNITI dua orang pria sedang berteduh dan entah mengapa kedua orang tersebut menghentikan langkah ban motor Icha. Hai kak, sudah lama ta disini? Maaf ya aku bikin pean kehujanan gini wajah melasnya menghiasi setiap tutur kata yang ia keluarkan. Dan tak berapa lama Kevin pun membuat ia tertawa dengan segala kekonyolan yang selalu ia andalkansetiap bertemu dengan teman-temannya. Ternyata dua pria yang berteduh di depan gerbang Universitas itu adalah Kevin dan Rommy, senior yang ditunggu Icha dan temannya yang sering diceritakan pada Icha. Disinilah akhirnya Icha mengenal sosok Rommy. ####### Dua minggu telah berjalan hari baru Icha telah dimulai. Hari dimana ia mulai memiliki sesosok lelaki yang ia sayangi dan dikasihi, Tommy. Sejak bertemu dengan Tommy di sore itu, Icha semakin dekat dengannya. Sayang, lg apa nich? Pean sudah makan ta yank? Sayangq udah pulang kul ta? Met kuliah syaank.. I love you icha Have a nice dream cintaa.. Inilah daftar isi pesan yang hampir setiap hari diterima Icha dari Tommy sejak mereka pacaran. Tentulah hati Icha semakin berbunga-bunga karena mereka berdua memang sangat menyayangi seperti taman yang sedang memiliki bunga yang begitu indah dan disirami dengan kata-kata romantis Tommy setiap hari, maka semakin lama taman itu semakin indah dan memiliki bunga yang melimpah. Di sudut kamar kosnya, icha menangis begitu lama. Dalam benaknya berkecambuk berbagai hal yang kini seakan berubah menjadi hujan meteor baginya. Sakit bukan kepalang dan seakan pedih yang akan bisa terobati, bahkan jika ada berbagai kata lagi pun belum mampu untuk mengungkapkan rasa pedihnya sore itu. Sembari semua air mata yang secara teratur keluar dari kelopak matanya yang memang dianugerahi bulu mata yang tak begitu indah dan tebal, matanya hanya menatap kosong ke arah jendela kamar yang saat itu tak terkunci rapat. Entah pandangan itu keluar dari kamar dan keluar kemana. Yang pasti kini hanya pedih dan hampa yang dirasakan oleh hati Icha, tak terasa angin yang menerbangkan awanpun seakan ikut merasakan muram dengan menampakkan mendungnya. Bip..Bip..Bibip, Biiiip (getaran Hp Icha pun tak mampu menyadarkannya akan kehampaan yang kini ia kecam sendiri). Keesokan harinya aku menemukan sebuah buku diary di dalam tong sampah kamar Icha. Buku ini sudah tinggal 1/6 bagian karena sepertinya gagal dibakar akibat saking tebalnya sampul. Dalam sisa pembakaran ini aku mulai tertawa dalam hati. Dari tertawa kecil alias ngece sampai tertawa terbahak-bahak yang biasa disebut ngakak (terus guling-guling sambil megangin perut n nahan mangap. Hahaha, jadi alay lagi kan. Hehe ) Dear diary, Aku tak tau lagi apakah dengan menuliskan kepedihan ini di atas putihnya lembaran-lembaranmu dapat mengurangi kepedihan dan rasa berslah ini lagi. Karena dalam setiap kepedihan biasanya aku mencurahkan setiap tetesan penaku sebagai simbol aku sedang terluka, itu hanya bisa kuluapkan padamu. Malam itu adalah malam dimana aku merasakan kiamat yang paling menyakitkan. Serasa seluruh kilit di tubuhku ini dikupas dengan kasar, setelah itu ditaburi dengan air garam dan tak ada yang dapat aku perbuat. Aku hanya bisa terdiam dan merasakan setiap inci tubuhku mengecam pedih yang tiada tara. Kesucianku kau cabik-cabik, kau renggut dengan nafsu biadab dan kesenangan sematamu. Hatiku ingin sekali membunuhmu, memotong-motong tubuhmu dan memberikannya pada hewan karnivora agar tubuhmupun ikut memeluk kepedihan ini. Tapi selalu ada saja bagian dalam hati kecilku yang seakan kini kerap berteriak dengan sisa-sisa hembusan nafasnya berkata Jangan lagi kau menambah bebanmu di masa akhir nanti, biarlah kesalahan itu menjadi pelajaran paling berharga dalam hidupmu. BERUBAHLAH! BERUBAHLAH! BERUBAH. Seruan ini semakin lama terdengar semakin menjauh, dan aku merasa takut dikala itu terjadi, entah mengapa. Karena memang malam itu kesucianku telah direnggut oleh Tommy, bajingan yang aku kira adalah tambatan hatiku yang telah kunanti-nanti. Kini aku hanya berada dalam ruangan yang berisi penyesalan terdalam. Ayah.. Ibu aku ingin berubah, maafkan kesalahku itu. Tuhan, maafkan aku dan aku mohon bimbingan-Mu untuk kembali ke jalan-Mu..Icha . . .
Aku tahu apa yang kini kau rasakan Icha, tapi dalam hatiku memanglah hanya mengenal pintu kesalahan, dosa, penghianatan, kesombongan, iri dan penyesalan. Aku dan kaumku akan terus menggodamu dan semua manusia di bumi. Aku sangat puas karena kini Icha berada dalam penyesalan terdalam bersama cinta Tommy, sampai jumpa di neraka HAHAHAHAHAHHAA karena lagi-lagi aku harus dapat tersenyum puas melihat penyesalan dan dosa-dosa yang dilakukan oleh manusia. Ingatlah Icha, meskipun kini kamu telah menyesal tapi aku akan selalu ada disetiap hembus nafasmu dan senantiasa membawa kenangan- kenangan pahitmu bersama Tommy hingga akhir dunia ini berputar. Dan suara hatimu yang kini semakin lemah adalah suara hati nurani yang pada dasarnya pasti dimiliki oleh manusia meskipun nyatanya suara ini sering tertutupi oleh ketamakan mereka sendiri.