Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN MEDIS
A. PENGERTIAN
Bronchopneumonia adalah radang pada paru-paru yang mempunyai penyebaran berbercak, teratur
dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan meluas ke parenkim paru (Brunner dan
Suddarth, 2001).
Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang
ditandai dengan adanya bercak-bercak Iniltrat (!halley and !ong, 1""#).
Bronchopneumina adalah rek$ensi komplikasi pulmonary, batuk produkti yang lama, tanda dan
ge%alanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat (Su&anne '. Bare, 1""().
Bronchopneumonia disebut %uga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh
bakteri, )irus, %amur dan benda-benda asing (Syl)ia *nderson, 1""+).
,ari beberapa penngertian tersebut dapat disimpulkan,Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang
mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak iniltrat yang
disebabkan oleh bakteri,)irus dan %amur dan benda asing
B. ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
a. *natomi
Sistem pernapasan terdiri atas -
. /idung
0erupakan saluran udara yang pertama, berungsi mengalirkan udara ke dan dari paru-paru. 1alan
napas ini berungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang
dihirupkan ke dalam paru-paru.
. 2aring atau tenggorokan
Struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring.aring dibagi men%adi
tiga region - nasoaring, oroaring, dan laringoaring.
. 3aring atau pangkal tenggorokan
Struktur epitel kartilago yang menghubungkan aring dan trakea. 2ungsi utama laring adalah untuk
memungkinkan ter%adinya )okalisasi,melindungi %alan napas ba$ah dari obstruksi benda asing dan
memudahkan batuk. 3aring sering %uga disebut sebagai kotak suara. ,an terdiri atas - epiglotis , glotis,
kartilago tiroid, kartilago krikoid,kartilaago aritenoid dan pita suara.
. 4rakea atau batang tenggorokan
0erupakan lan%utan dari laring yang dibentuk oleh 1#-20 cincin yang dari tulang-tulang ra$an.
. Bronkus atau cabang tenggorokan
0erupakan lan%utan dari trakea terdiri dari bronkus kiri dan kanan.
. 5aru-paru
0erupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung al)eoli. 5aru-paru dibagi
men%adi 2 bagian yaitu - paru-paru kanan dan kiri, dimana paru-paru kanan terdiri dari ( lobus dan
paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus.
b. 2isiologi
5roses pernapasan paru merupakan pertukaran oksigen dan karbondioksida yang ter%adi pada paru-
paru. 5roses ini terdiri dari ( tahap yaitu -
a. 6entilasi
6entilasi merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmoser ke dalam al)eoli atau dari
al)eoli ke atmoser. *da dua gerakan pernapasan yang ter%adi se$aktu pernapasan, yaitu inspirasi dan
ekspirasi. Inspirasi atau menarik napas adalah proses akti yang diselenggarakan oleh ker%a otot.
7ontraksi diaragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke ba$ah, yaitu )ertikal. 5enaikan iga-
iga dan sternum meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan dari depan ke belakang. 5ada ekspirasi,
udara dipaksa keluar oleh pengendoran otot dan karena paru-paru kempis kembali, disebabkan siat
elastik paru-paru itu. 'erakan-gerakan ini adalah proses pasi. 5roses )entilasi dipengaruhi oleh
beberapa hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmoser dengan paru, adanya kemampuan
thoraks dan paru pada al)eoli dalam melaksanakan ekspansi, releks batuk dan muntah.
b. ,iusi gas
,iusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di al)eoli dengan kapiler paru dan 892 di kapiler
dengan al)eoli. 5roses pertukaran dipengaruhi oleh beberapa aktor, yaitu luasnya permukaan paru,
tebal membran respirasi, dan perbedaan tekanan dan konsentrasi 92.
c. 4ransportasi gas
4ransportasi gas merupakan proses pendistribusian 92 kapiler ke %aringan tubuh dan 892 %aringan
tubuh ke kapiler. 4ransportasi gas dipengaruhi oleh beberapa aktor, yaitu curah %antung (kardiak
output), kondisi pembuluh darah, latihan (e:ercise), eritrosit dan /b.
C. ETIOLOGI
5ada umumnya tubuh terserang Bronchopneumonia karena disebabkan oleh penurunan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap )irulensi organisme patogen.5enyebab Bronchopneumonia yang biasa
ditemukan adalah-
1. Bakteri - ,iplococus 5neumonia, 5neumococcus, Stretococcus /emoliticus *ureus, /aemophilus
Inluen&a, Basilus 2riendlander (7lebsial 5neumoni), 0ycobacterium 4uberculosis.
2. 6irus - ;espiratory syntical )irus, )irus inluen&a, )irus sitomegalik.
(. 1amur - 8itoplasma 8apsulatum, 8riptococcus <epromas, Blastomices ,ermatides, *spergillus Sp,
8andinda *lbicans, 0ycoplasma 5neumonia. *spirasi benda asing.
+. 2aktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah
a) 2aktor predisposisi
-usia =umur
-genetik
b) 2aktor pencetus
-gi&i buruk=kurang
-berat badan lahir rendah (BB3;)
-tidak mendapatkan *SI yang memadai
-imunisasi yang tidak lengkap
-polusi udara
-kepadatan tempat tinggal
D. PATOFISIOLOGI
Bronkopneumonia merupakan ineksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh )irus penyebab
Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernaasan sehingga ter%adi peradangan broncus dan
al)eolus dan %aringan sekitarnya. . Inlamasi pada bronkus ditandai adanya penumpukan sekret,
sehingga ter%adi demam, batuk produkti, ronchi positi dan mual. Setelah itu mikroorganisme tiba di
al)eoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu -
*. Stadium I (+ > 12 %am pertama=kongesti)
,isebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru
yang terineksi. /al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat
ineksi. /iperemia ini ter%adi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah
pengaktian sel imun dan cedera %aringan. 0ediator-mediator tersebut mencakup histamin dan
prostaglandin. ,egranulasi sel mast %uga mengaktikan %alur komplemen. 7omplemen beker%a sama
dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos )askuler paru dan peningkatan
permeabilitas kapiler paru. /al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang
interstisium sehingga ter%adi pembengkakan dan edema antar kapiler dan al)eolus. 5enimbunan cairan
di antara kapiler dan al)eolus meningkatkan %arak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan
penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
B. Stadium II=hepatisasi (+? %am berikutnya)
,isebut hepatisasi merah, ter%adi se$aktu al)eolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan ibrin yang
dihasilkan oleh pen%amu ( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. 3obus yang terkena men%adi
padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga $arna paru men%adi
merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara al)eoli tidak ada atau sangat minimal
sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama +? %am.
8. Stadium III=hepatisasi kelabu (( > ? hari)
,isebut hepatisasi kelabu yang ter%adi se$aktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang
terineksi. 5ada saat ini endapan ibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan ter%adi
agositosis sisa-sisa sel.5ada stadium ini eritrosit di al)eoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat
karena berisi ibrin dan leukosit, $arna merah men%adi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi
mengalami kongesti.
,. Stadium I6=resolusi (@ > 11 hari)
,isebut %uga stadium resolusi yang ter%adi se$aktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel
ibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makroag sehingga %aringan kembali ke strukturnya semula.
Inlamasi pada bronkus ditandai adanya penumpukan sekret, sehingga ter%adi demam, batuk produkti,
ronchi positi dan mual.
Bila penyebaran kuman sudah mencapai al)eolus maka komplikasi yang ter%adi adalah kolaps al)eoli,
ibrosis, emisema dan atelektasis.7olaps al)eoli akan mengakibatkan penyempitan %alan napas, sesak
napas, dan napas ronchi. 2ibrosis bisa menyebabkan penurunan ungsi paru dan penurunan produksi
suraktan sebagai pelumas yang berungsi untuk melembabkan rongga leura. Amisema ( tertimbunnya
cairan atau pus dalam rongga paru ) adalah tindak lan%ut dari pembedahan. *telektasis mengakibatkan
peningkatan rekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori, pada klien ter%adi sianosis, dispnea dan
kelelahan yang akan mengakibatkan ter%adinya gagal napas.
E. MANIFESTASI KLINIK
. Biasanya didahului ineksi traktus respiratoris atas
. ,emam (("0 > +008) kadang-kadang disertai ke%ang karena demam yang tinggi
. *nak sangat gelisah,dan adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-tusuk, yang dicetuskan oleh bernapas
dan batuk
. 5ernapasan cepat dan dangkal disertai pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan
mulut.
. 7adang-kadang disertai muntah dan diare
. *danya bunyi tambahan pernapasan seperti ronchi, $he&ing.
. ;asa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksia apabila ineksinya serius.
. 6entilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang menyebabkan atelektasis absorbsi.
F. KOMPLIKASI
1. *telektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat
kurangnya mobilisasi atau releks batuk hilang.
2. Ampisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu
tempat atau seluruh rongga pleura.
(. *bses paru adalah pengumpulan pus dalam %aringan paru yang meradang.
+. Ineksi sistemik
B. Andokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
#. 0eningitis yaitu ineksi yang menyerang selaput otak.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
5emeriksaan radiologi yaitu pada oto thoraks, konsolidasi satu atau beberapa lobus yang berbercak-
bercak iniltrat
5emeriksaan laboratorium didapati lekositosit antara 1B000 sampai +0000 =mm(.
/itung sel darah putih biasanya meningkat kecuali apabila pasien mengalami imunodeiensi.
5emeriksaan *', (analisa gas darah), untuk mengetahui status kardiopulmoner yang berhubungan
dengan oksigen.
5emeriksaan gram=kultur sputum dan darah - diambil dengan biopsi %arum, untuk mengetahui
mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok untuk menanganinya.
H. PENATALAKSANAAN
*. 2armakologi
5emberian antibiotik misalnya penisilin ', streptomisin, ampicillin, gentamisin.
5emilihan %enis antibiotik didasarkan atas umur, keadaan umum penderita, dan dugaan kuman
penyebab-
1. Cmur ( bulan-B tahun,bila toksis disebabkan oleh streptokokus pneumonia, /emoilus inluen&a
atau stailokokus.5ada umumnya tidak diketahui penyebabnya, maka secara praktis dipakai -
7ombinasi - penisilin prokain B0.000-100.000 7I=kg=2+ %am I0, 1-2 kali sehari dan 7loramenikol B0-
100 mg=kg=2+ %am I6=oral, + kali sehari. *tau kombinasi *mpisilin B0-100 mg=kg=2+ %am I0=I6, + kali
sehari dan 7loksasilin B0 mg=kg=2+ %am I0=I6, + kali sehari atau kombinasi Aritromisin B0 mg=kg=2+
%am, oral + kali sehari dan 7loramenikol (dosis sama dengan diatas).
2. *nak >anak D B tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh - Streptokokus pneumonia- o
5enisilin prokain I0 atau o 2enoksimetilpenisilin 2B.000-B0.000 7I=2+ %am oral, + kali sehari o
Aritromisin atau o 7otrimoksa&ol #=(0 mg=kg=2+ %am, oral 2 kali sehari. o 9ksigen 1-2 3=menit.
I62, dekstrose B E F <a8l 0,22BE (B0cc = 2+ %am *SI=5*SI ? : 20cc per sonde B. <on
armakologi 1. Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dira$at, cukup istirahat dirumah. 2.
Simptomatik terhadap batuk. (. Batuk yang produkti %angan ditekan dengan antitusi +. Bila terdapat
obstruksi %alan napas, dan lendir serta ada ebris, diberikan broncodilator. B. 5emberian oksigen
umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. *ntibiotik yang paling baik adalah antibiotik
yang sesuai dengan penyebabnya.
I. PENCEGAHAN
5enyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan penderita atau
mengobati secara dini penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan ter%adinya bronkopneumonia ini.
Selain itu hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh kita terhadap
berbagai penyakit saluran naas seperti - cara hidup sehat, makan makanan bergi&i dan teratur ,men%aga
kebersihan ,beristirahat yang cukup, ra%in berolahraga, dll. 0elakukan )aksinasi %uga diharapkan dapat
mengurangi kemungkinan terineksi antara lain- 1. 6aksinasi 5neumokokus 2. 6aksinasi /. Inluen&a (.
6aksinasi 6arisela yang dian%urkan pada anak dengan daya tahan tubuh rendah +. 6aksin inluen&a
yang diberikan pada anak sebelum anak sakit.
BAB III
TINJAUAN KEPERAWATAN/ASKEP
1.1 PENGKAJIAN
a) Identitas.
Cmumnya anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak dapat
mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Selain itu daya tahan tubuh yang menurun akibat 7A5,
penyakit menahun, trauma pada paru, anesthesia, aspirasi dan pengobatan antibiotik yang tidak
sempurna.
b) ;i$ayat 7epera$atan.
i. 7eluhan utama.
*nak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan cuping hidupng, serta
sianosis sekitar hidung dan mulut. 7adang disertai muntah dan diare.atau diare, tin%a berdarah dengan
atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
ii. ;i$ayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh ineksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa
hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai ("-+0o8 dan kadang disertai ke%ang karena
demam yang tinggi.
iii. ;i$ayat penyakit dahulu.
5ernah menderita penyakit ineksi yang menyebabkan sistem imun menurun.
i). ;i$ayat kesehatan keluarga.
*nggota keluarga lain yang menderita penyakit ineksi saluran pernapasan dapat menularkan kepada
anggota keluarga yang lainnya.
c) ;i$ayat kesehatan lingkungan.
0enurut !ilson dan 4hompson, 1""0 pneumonia sering ter%adi pada musim hu%an dan a$al musim
semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang %uga bisa menyebabkan
anak menderita sakit. 3ingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan
anggota keluarga perokok.
d) Imunisasi.
*nak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit ineksi saluran
pernapasan atas atau ba$ah karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk mela$an
ineksi sekunder.
e) ;i$ayat pertumbuhan dan perkembangan.
) <utrisi.
;i$ayat gi&i buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein G 0A5).
#. 5emeriksaan persistem.
a.Sistem kardio)askuler.
4akikardi, iritability.
b.Sistem pernapasan.
Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan cuping hdidung, ronki,
$hee&ing, takipnea, batuk produkti atau non produkti, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak
teratur=ireguler, kemungkinan riction rub, perkusi redup pada daerah ter%adinya konsolidasi, ada
sputum=sekret. 9rang tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan pilek.
c.Sistem pencernaan.
*nak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. 5ada orang tua yang dengan
tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tu%uan dan cara pemberian
makanan=cairan personde.
d.Sistem eliminasi.
*nak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum memahami alasan anak
menderita diare sampai ter%adi dehidrasi (ringan sampai berat).
e.Sistem sara.
,emam, ke%ang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak atau malas minum,
ubun-ubun cekung.
. Sistem lokomotor=muskuloskeletal.
4onus otot menurun, lemah secara umum,
g. Sistem endokrin.
4idak ada kelainan.
h. Sistem integumen.
4urgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit kering, .
i. Sistem penginderaan.
4idak ada kelainan.
1.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1) 7etidakeektian bersihan %alan naas, perubahan pola naas, kerusakan pertukaran gas berhubungan
dengan produksi mukus pada paru dn ketidak eektian batuk.
(2) /ipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan ineksi )irus.
(() Intoleransi akti)itas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
oksigen.
(+) ;esiko kekurangan )olume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
dampak dari usaha peningkatan proses bernaas.
(B) 7urangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya inormasi mengenai proses
penyakit dan pera$atan di rumah.
1.3 RENCANA KEPERAWATAN
1) 7etidakeektian bersihan %alan naas, perubahan pola naas, kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan produksi mukus pada paru dn ketidak eektian batuk.
Tuju! - Bersihkan %alan naas, pola naas, perubahan pola naas, kerusakan pertukaran gas eekti
dengan kriteria pernasan spontan suara naas 6esikuler, rekuensi pernaasan normal ((0-#0 H=menit
pada bayi dan 1B-(0 H=menit pada anak). 4idak sesak dan tidak sianosis, batuk spontan, *', normal
(5a 92 ?0 > 100 dan 892 (B > +B).
I!"#$%#!&'
- 3akukan *uskultasi Suara 2 > + 1am
;= mengetahui obstruksi pada saluran naas dan maniestainya pada suara naas.
- Berikan posisi kepala lebih tinggi dari posisi badan dan kaki.
;= penurunan diaragma dapat membantu ekspansi paru lebih ma:imal.
- 3atih dan an%urkan klien untuk lebih eekti
;= batuk merupakan mekanisme alamiah untuk mengeluarkan benda asing dari saluran naas dengan
baik dan benar.
- Cbah posisi klien sesering mungkin tiap 2 %am
;= 5osisi klien yang tetap secara terus menerus dapat mengakibatkan akumulasi sekret dan cairan pada
lobus yang berada di bagian ba$ah.
- 3akukan suction bila perlu
;= peningkatan mucus=lendir di saluran naas dapat menyumbat %alan naas.
- 0onitor tanda )ital tiap + %am
;= peningkatan rek$ensi naas mengindikasikan tingkat keparahan.
- 3akukan kolaborasi pemberian 92
;= kebutuhan oksigen yang masuk ke tubuh dapat dibantu dengan tambahan oksigen yang diberikan.
- 3akukan pemi%atan dinding dada dan perut serta pemberian nebuli&er hati. /ati pada anak yang
sesak dan suhu tubuh yang tinggi.
;= getaran dan pemi%atan membantu melepaskan sekret yang menempel pada dinding saluran naas,
nebuli&er merangkang batuk eekti klien.
- Berikan obat ekspektoran, broncodilator, mukolitik dan pemeriksaan penun%ang.
;= pelebaran saluran naas, sekret yang mudah keluar akan mempermudah klien bernaas, deteksi
se%auh mana kebutuhan 92 dapat diberikan dengan pemeriksaan penun%ang.
(2) /ipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan ineksi )irus
Tuju! - Suhu tubuh dan tanda )ital dalam batas normal dengan kriteria suhu tubuh normal (#B > (@B
o 8 (bayi) (#-(@ (anak) nadi normal 120 1+0 H=menit (bayi) 100-120 H=menit (anak) ;espirasi normal
(0-#0 H=ment (bayi) (0-+0H=menit (anak).
I!"#$%#!&' -
- 0onitor suhu tubuh tiap 2-+ 1am
;= perubahan suhu tubuh dapat mengetahui adanya ineksi.
- Berikan kompres hangat
;= kompres hangat menurunkan panas dengan cara konduksi yaitu kontak langsung dengan obyek.
- Berikan antipiretik, analgetik sesuai program dokter
;= menurunkan panas di pusat hepotalamus.
(() Intoleransi akti)itas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
oksigen
Tuju! - klien mampu meningkatkan akti)itas isiknya dengan kriteria mampu melaksanakan
aktiitas ringan dan mampu mempertahankan gerak.
I!"#$%#!&'
- ;encanakan periode istirahat sering pada klien untuk penghematan energi.
;= istirahat yang cukup dapat mengembalikan tenaga klien secara bertahap dan mencegah pengeluaran
yang berlebihan.
- 8iptakan lingkungan yang tenang tanpa stress
;= 3ingkungan yang tenang dapat memberikan rasa nyaman pada klien
- Cbah posisi secara bertahap dan tingkatkan akti)itas sesuai toleransi
;= membantu mobilisasi secara bertahap
- Sertakan orang tua dalam meningkatkan kebutuhan istirahat
;= istirahat tidur lebih eekti dengan peran serta orang tua.
(+) ;esiko kekurangan )olume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
dampak dari usaha peningkatan proses bernaas.
Tuju! ( )olume cairan tubuh sumbang antara intake dan output dengan kriteria kebutuhan cairan
terpenuhi, urine normal, turgor kulit baik dan membran mukosa lembab, tidak demam.
I!"#$%#!&' (
- 4ingkatkan rek$ensi pemasukan cairan melalui oral
;= 0embantu mengencerkan sekresi pernaasan dan mencegah status cairan tubuh.
- 3ibatkan orang tua dalam menemukan cara untuk memenuhi kebutuhan cairan.
- 0onitor pengeluaran urine tiap ? %am
;= mengetahui perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran cairan.
- Berikan cairan inus sesuai program dokter
;= memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
- 7olaborasi tentang pemberian antipiretik
;= mencegah timbulnya demam
(B) 7urangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya inormasi mengenai proses
penyakit dan pera$atan di rumah.
Tuju! ( Secara )erbal keluarga dapat men%elaskan proses penyakit, penyebab dan penyegahan
penyakit dengan kriteria keluarga menun%ukkan pemahaman menganai instruksi e)aluasi dan
mengatakan rencana kepera$atan untuk istirahat cairan diet dan pera$atan e)aluasi.
I!"#$%#!&' (
- Berikan pen%elasan pada keluarga tentang perlunya istirahat
;= 0eminimalkan gerak sehingga klien tidak kelelahan
- 1elaskan perlunya diet bergi&i sesuai dengan usia dan cairan tambahan
;= ,iet bergi&i dapat menimbilkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
-,iskusikan tanda dan ge%ala distres pernaasan
;= keluarga mengetahui lebih dini ge%ala distres pernaasan
- 3ibatkan keluarga dalam setiap tindakan kepera$atan yang akan dilakukan
;= 7eluarga dapat melakukannya.
-3ibatkan keluarga dalam setiap tindakan kepera$atan yang akan dilakukan.
;= menghindari kesalah pahaman dalam tindakan dan membantu peran akti keluarga.
- *%arkan nama antibiotik dan antibiotik, dosis $aktu pemberian dan tu%uan serta eek sampingnya pada
keluarga.
;= 7eluarga dapat memberikan obat yang tepat sesuai kondisi klien.

Anda mungkin juga menyukai